Professional Documents
Culture Documents
Background: The Most Commonly-Used Medication For Self-Medication Was Paracetamol. Paracetamol Was Used
Background: The Most Commonly-Used Medication For Self-Medication Was Paracetamol. Paracetamol Was Used
1 Juli 2017 19
Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Penggunaan Obat Parasetamol Rasional dalam Swamedikasi
Abstract
Background: The most commonly-used medication for self-medication was paracetamol. Paracetamol was used
to relieve mild or moderate pain and mild-feverish conditions. Objective: This study was to discover the
correlation between levels of knowledge and the rational use of paracetamol in self-medication done by the
students of the Health Science Department in University of Muhammadiyah Malang. Methods: This study was an
observational analysis using cross sectional method in which the sampling method employed purposive sampling
method, and the instrument for this study was in a form of questionnaires. The study indicated that the students’
knowledge related to the rational use of paracetamol in self- medication was as follows good 70% (61 students),
quite good 26% (23 students), less good 4% (3 students), and there was no student who fell to “not good”
category. The students with positive action (using paracetamol rationally) were 53% (46 students), while 47%
(41 students) of them are with negative action (using paracetamol irrationally). Results: The result showed that
spearman correlation with value of r-count higher than r-table (0.301 > 0.213) and significance value less than
α = 0.05 (0.005 < 0.050) with correlation coefficient value 0.301 (30%) indicated that the relationship between
variables was low, but certainly existed. Conclusion: There was a correlation between the levels of knowledge
and the rational use of paracetamol in self-medication practice in the students of Health Science Department at
University of Muhammadiyah Malang.
Abstrak
Pendahuluan: Obat yang paling umum digunakan untuk pengobatan sendiri yaitu parasetamol. Parasetamol
digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sedang dan kondisi demam ringan. Tujuan: Mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan dengan penggunaan obat parasetamol yang rasional dalam swamedikasi pada mahasiswa
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional
analitik dengan pendekatan metode cross sectional dimana pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling dan instrumen yang digunakan berupa kuisioner. Mahasiswa yang memiliki tingkat
pengetahuan baik tentang obat parasetamol sebesar 70% (61 orang), mahasiswa yang memiliki tingkat
pengetahuan cukup tentang obat parasetamol sebesar 26% (23 orang), mahasiswa yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang tentang obat parasetamol sebesar 4% (3 orang) dan tidak ada mahasiswa yang
berpengetahuan tidak baik. Mahasiswa dengan tindakan positif (penggunaan obat parasetamol rasional) sebesar
53% (46 orang) dan mahasiswa dengan tindakan negatif (penggunaan obat parasetamol tidak rasional) sebesar
47% (41 orang). Hasil: Hasil analisis korelasi spearman dengan nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel
(0,301 > 0,213) dan nilai signifikan kurang dari α = 0,05 (0,005 < 0,050) dengan nilai koefisien korelasi 0,301
(30%) menunjukkan bahwa hubungan antar variabel rendah. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan terhadap penggunaan obat parasetamol rasional dalam swamedikasi pada mahasiswa Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Malang.
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 1 Juli 2017 20
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 1 Juli 2017 21
1. Mahasiswa/i yang menggunakan obat yang Tindak Lanjut. Kategori penilaian yaitu: Baik (76% -
mengandung parasetamol untuk swamedikasi 100%), cukup baik (56% - 75%), kurang baik (40% -
dengan dosis 325 - 650 mg sekali minum. 55%), dan tidak baik (< 40%).
2. Mahasiswa/i yang pernah menggunakan obat yang Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
mengandung parasetamol maksimal 1 bulan penggunaan obat parasetamol rasional dalam
terakhir penggunaannya. swamedikasi pada mahasiswa kesehatan. Penggunaan
3. Mahasiwa/i kesehatan yang bersedia menjadi obat disini berarti mahasiswa telah melakukan tindakan
responden dan mengisi informed consent penggunaan obat parasetamol sehingga dapat dilihat
(Mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah Malang perilaku mahasiswa dalam meminum obat parasetamol
angkatan 2013). dari cara penggunaan obat yang meliputi Tepat
Lokasi dari penelitian ini adalah di kampus 2 Indikasi Penyakit, Tepat Dosis (Tepat Jumlah, Tepat
Universitas Muhammadiyah Malang dan Rumah Sakit Cara Pemberian, Tepat Interval Waktu Pemberian,
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Tepat Lama Pemberian), Penyimpanan, Tepat Tindak
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Lanjut, Sehingga diperoleh dua kategori yaitu:
Februari 2017. Tindakan positif dan Tindakan negatif.
Variabel Penelitian pada penelitian ini terdapat Instrumen Penelitian yang digunakan dalam
dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas penelitian ini adalah kuesioner tertutup tentang
dan variabel terikat. pengetahuan dan kuesioner tindakan yang
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat menggunakan skala Likert, dengan alasan akuratisasi
pengetahuan mahasiswa kesehatan dalam swamedikasi data dalam penelitian. Instrumen tersebut dilakukan uji
obat parasetamol. Tingkat pengetahuan disini validitas dan reliabilitas sebelum disebar pada
mencakup seberapa jauh mahasiswa mengetahui responden penelitian. Kisi-kisi instrumen yang akan
mengenai Tepat Dosis (Tepat Jumlah, Tepat Cara dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1
Pemberian, Tepat Interval Waktu Pemberian, Tepat dan untuk defenisi operasional variabel dapat dilihat
Lama Pemberian), Efek Samping, Penyimpanan, Tepat dalam Tabel 2.
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 1 Juli 2017 22
Pengumpulan data
Data primer dalam penelitian ini digunakan
kuesioner, dimana kuesioner menggunakan pertanyaan
tertutup, secara tertulis dan sebelum melakukan
Keterangan :
pengumpulan data peneliti meminta persetujuan
r xy = indeks korelasi antara dua belahan instrumen
responden (informed consent) kemudian dilanjutkan
n = jumlah butir pertanyaan
dengan pengisian kuesioner.
∑x = jumlah skor pada belah ganjil
Uji validitas dan reliabilitas
∑y = jumlah skor pada belah genap
Uji validitas menggunakan rumus Pearson
Dari analisis rumus diatas, dapat diketahui jika:
Product Moment (Arikunto, 2006). Berikut merupakan
1. Bila r xy hitung < r tabel maka kuesioner tersebut
rumus Pearson Product Moment tersebut.
tidak valid.
2. Bila r xy hitung > r tabel maka kuesioner tersebut
valid.
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 1 Juli 2017 23
Uji reliabilitas membutuhkan 30 responden untuk dimasukkan ke dalam skala model Likert :
mencapai kurva normal. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus 𝑋− 𝑋̅
T = 50 + 10 [ ]
𝑠
Alpha Cronbach. Instrument dinyatakan reliabel bila
Keterangan :
nilai α > 0,06 atau sama dengan 1 (Sugiyono, 2009).
X : skor responden pada skala sikap yang akan diubah
Berikut merupakan rumus Alpha Cronbach.
menjadi skor T
̅
X : mean skor kelompok
s : standar deviasi kelompok
Keterangan :
Analisa data
r = reliabilitas instrument
Setelah data diolah, maka data akan dianalisa
k = banyaknya item yang ditanyakan/banyaknya
dengan metode spearman test (α = 0.05) dengan
pertanyaan
menggunakan bantuan program Statistical Product for
∑𝜎𝑖 2 = jumlah varian butir atau item
Service Solution (SPSS) ver. 18 for Windows. Hasil
𝜎𝑡2 = varian total
data yang akan dianalisa dengan metode spearman
Menurut Tirton (2006), tingkat reliabelitas dengan dengan menggunakan program komputer SPSS
metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala (Statistical Product Service Solution) ver.18 dengan
Alpha 0 sampai 1, apabila skala tersebut interval kepercayaan 95%. Berikut merupakan rumusan
dikelompokkan kedalam lima kelas dengan range yang hipotesa yang digunakan.
sama, maka urutan kemantapan Alpha dapat
H0 = Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap
diinterpretasikan pada Tabel 3.
penggunaan obat parasetamol rasional dalam
Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha swamedikasi pada mahasiswa Kesehatan, Universitas
(Triton, 2006) Muhammadiyah Malang.
Alpha Tingkat Reliabilitas H1 = Ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap
penggunaan obat parasetamol rasional dalam
0.0 – 0.20 Kurang Reliabel
swamedikasi pada mahasiswa Kesehatan, Universitas
> 0.20 – 0.40 Agak Reliabel Muhammadiyah Malang.
> 0.40 – 0.60 Cukup Reliabel
Dari hasil analisa data diatas dapat diketahui jika:
> 0.60 – 0.80 Reliabel
1 Jika sig > 0,05 maka H0 diterima sedang H1
> 0.80 – 1.00 Sangat Reliabel ditolak, artinya tidak ada hubungan tingkat
pengetahuan terhadap penggunaan obat
Penilaian tingkat pengetahuan parasetamol rasional dalam swamedikasi.
Setiap satu item pertanyaan yang dijawab benar 2 Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak sedang H1
diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0, diterima, artinya ada hubungan tingkat
kemudian dimasukkan ke dalam rumus : pengetahuan terhadap penggunaan obat
parasetamol rasional dalam swamedikasi
𝐹 Hasil analisis akan diperoleh nilai koefisien
𝑃= 𝑥 100%
𝑛 korelasi. Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik
Keterangan : kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Koefisien
P = Nilai Persentase korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan
F = Jawaban Benar linear dan arah hubungan dua variabel acak. Secara
n = Jumlah soal umum koefisien korelasi dilambangkan dengan “r”.
Penilaian tindakan (penggunaan obat parasetamol Untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi
rasional) antar variabel, maka diberikan nilai-nilai dari koefisien
Setiap item pertanyaan yang dijawab diberi skor korelasi (r) pada Tabel 4 (Hasan, 2006).
mulai dari 1 sampai 4. Jumlah nilai kemudian
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 1 Juli 2017 24
Tabel 4. Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan (Hasan, 2006)
No. Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1. ׀r = ׀0 Tidak terdapat korelasi
Sangat rendah atau
2. 0,00 < ׀r ≤ ׀0,20
lemah sekali
Rendah atau lemah tapi
3. 0,20 < ׀r ≤ ׀0,40
pasti
Cukup berarti atau
4. 0,40 < ׀r ≤ ׀0,70
sedang
5. 0,70 < ׀r ≤ ׀0,90 Tinggi atau kuat
Sangat tinggi atau kuat
6. 0,90 < ׀r ≤ ׀0,100
sekali
7. ׀r = ׀1,00 Sempurna
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 1 Juli 2017 25
Tabel 8. Crosstabs Tingkat Pengetahuan dan Tindakan analisis korelasi spearman dengan nilai r hitung
Tindakan lebih besar daripada nilai r tabel (0,301 > 0,213)
Pengetahuan Total
positif negatif dan nilai signifikan kurang dari α = 0,05
Jumlah 38 23 61 (0,005 < 0,050). Nilai koefisien korelasi 0,301
baik (30%) menunjukkan bahwa hubungan antar
% Total 43.7% 26.4% 70.1%
variabel rendah.
Jumlah 8 15 23
cukup
% Total 9.2% 17.2% 26.4%
DAFTAR PUSTAKA
Jumlah 0 3 3 Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
kurang
% Total .0% 3.4% 3.4% Pendekatan Praktek, Edisi VI. Jakarta: PT
Jumlah 46 41 87 Rineka Cipta.
Total
% Total 52.9% 47.1% 100.0% Badan Pusat Statistik. (2014). Persentase Penduduk
yang Mengobati Sendiri Selama Sebulan
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa mahasiswa Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Obat yang
dengan pengetahuan baik sebanyak 61 orang (38 orang Digunakan, 2000-2014.
dengan tindakan positif dan 23 orang dengan tindakan http:/www.bps.go.id/. Accessed: 24 April 2016.
negatif pada penggunaan obat parasetamol rasional Badan Pusat Statistik. (2015). Indikator kesehatan
dalam swamedikasi), mahasiswa dengan pengetahuan 1995-2015.
cukup sebanyak 23 orang (8 orang dengan tindakan http://www.bps.go.id/. Accessed: 24 April 2016.
positif dan 15 orang dengan tindakan negatif pada Darsono, L. (2002). Diagnosis dan Terapi Intoksikasi
penggunaan obat parasetamol rasional dalam Salisilat dan Parasetamol. Jurnal Kedokteran
swamedikasi), dan mahasiswa dengan pengetahuan Maranatha; 2; 30-38.
kurang sebanyak 3 orang (3 orang dengan tindakan Departemen Kesehatan RI (Depkes RI). (2007).
negatif dan tidak ada mahasiswa dengan tindakan yang Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
positif pada penggunaan obat parasetamol rasional Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
dalam swamedikasi). Jadi total mahasiswa dengan Febryery, L. C. (2012). Evaluasi Hubungan Tingkat
tindakan positif pada penggunaan obat parasetamol Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Universitas
dalam swamedikasi sebanyak 46 orang dan mahasiswa Muhammadiyah Surakarta terhadap Tindakan
dengan tindakan negatif pada penggunaan obat Swamedikasi Acne Vulgaris. Skripsi; Fakultas
parasetamol dalam swamedikasi sebanyak 41 orang. Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Hasan, Iqbal. (2006). Analisis Data Penelitian dengan
KESIMPULAN Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah Imtiaz, S., Salam, N. A., Kamran. (2013). Conditions,
dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa : Frequencies, and Sociodemographic Factors
1. Mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan Leading Self Medication Practice in Sargodha
baik tentang obat parasetamol sebesar 70% Area of Punjab Pakistan. Journal of Applied
(61 orang), Mahasiswa yang memiliki tingkat Pharmaceutical Science; 5; 819-826.
pengetahuan cukup tentang obat parasetamol Lestari, Y. P. (2014). Swamedikasi Penyakit Maag
sebesar 26% (23 orang), Mahasiswa yang pada mahasiswa Bidang Kesehatan di
memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang obat Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi;
parasetamol sebesar 4% (3 orang) dan tidak ada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah,
mahasiswa yang berpengetahuan tidak baik. Surakarta.
2. Mahasiswa dengan tindakan positif (penggunaan Notoatmodjo, S. (2005). Metodelogi Penelitian
obat parasetamol rasional) sebesar 53% (46 orang) Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
dan mahasiswa dengan tindakan negatif Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
(penggunaan obat parasetamol tidak rasional) Jakarta: Rineka Cipta.
sebesar 47% (41 orang). Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
terhadap penggunaan obat parasetamol rasional Suryawati, S. (1997). Menuju Swamedikasi yang
dalam swamedikasi pada mahasiswa Kesehatan, Rasional. Jogjakarta: Pusat Studi Farmakologi
Universitas Muhammadiyah Malang. Hasil Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah
Mada.
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 1 Juli 2017 26
Sweetman, S. C. (2009). Martindale the Complete Triton, B. P. (2006). SPSS 1.3.0 Terapan; Riset
Drug Reference 36th ed. London: Statistik Parametrik. Yogyakarta: CV Andi
Pharmaceutical Press. Offset.
WHO. (1998). The Role of the Pharmacist in Self-Care
and Self-Medication. Netherlands: WHO.
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303