Professional Documents
Culture Documents
2 Desember 2017 1
Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan Obat Parasetamol yang Rasional dalam Swamedikasi (Studi pada
Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberpoh Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo)
Abstract
Background: The most commonly-used medication for self-medication was paracetamol. Paracetamol was used
to relieve mild or moderate pain and mild-feverish conditions. Objective: To discover the effect of knowledge on
the rational use of paracetamol in self-medication done by housewives in Sumberpoh Maron Probolinggo.
Methods: This study used an analytically-observation method with cross-sectional study approach. The sample
size was 84 respondents selected using purposive sampling. The instrument used closed questionnaires. The
analysis used descriptive and simple linear regression method. Results: The study showed that the housewives’
knowledge related to the rational use of paracetamol in self-medication was as follows good (39%), quite good
(51%), less good (5%), and not good (5%). Housewives with positive action were (58%), while 42% of them
were with negative actions. The linear regression analysis showed significant value of 0.029 < 0.05, t-count
value 2.217 > 1.663, R square value 0.057, R value (0.238), regression equation Y = 16.898 + 0.800x.
Conclusion: Knowledge has effects on the rational use of paracetamol in self-medication done by housewives in
Sumberpoh Maron Probolinggo. To improve public knowledge, especially housewives in Sumberpoh village,
Maron Subdistrict, Probolinggo District, counseling about rational drug use in self-medication is suggested.
Abstrak
Pendahuluan: Obat yang paling banyak digunakan untuk swamedikasi adalah parasetamol. Parasetamol
digunakan untuk meredakan nyeri ringan atau sedang dan kondisi demam ringan. Tujuan: Mengetahui pengaruh
pengetahuan terhadap penggunaan obat parasetamol yang rasional dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga
di Desa Sumberpoh Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
observasi analitik dengan pendekatan studi cross-sectional. Jumlah sampel adalah 84 responden yang dipilih
menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Analisis ini
menggunakan metode regresi linier deskriptif dan sederhana. Hasil: Hasil penelitian yaitu ibu rumah tangga yang
memiliki pengetahuan baik (39%), cukup baik (51%), kurang baik dan tidak baik masing-masing (5%). Ibu
rumah tangga dengan tindakan positif (58%), sedangkan dengan tindakan negatif (42%). Analisis regresi linier
nilai signifikan 0,029 < 0,05, nilai t-hitung 2,217 > 1,663. Nilai Rsquare 0,057, nilai R (0,238), persamaan
regresi Y = 16,898 + 0,800x. Kesimpulan: Pengetahuan berpengaruh terhadap penggunaan obat parasetamol
rasional dalam swamedikasi pada ibu rumah tangga di Desa Sumberpoh Kecamatan Maron Kabupaten
Probolinggo. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya ibu rumah tangga di desa Sumberpoh,
Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo disarankan dilakukan penyuluhan tentang penggunaan obat
parasetamol yang rasional dalam swamedikasi.
dengan di daerah perkotaan (32,5%) (Pandya dkk., Bintang Kabupaten Lampung Selatan hanya 46,1%
2013). ibu-ibu melakukan pengobatan sendiri yang sesuai
Pada penelitian Aqeel dkk., (2014) dilaporkan aturan (Supardi dkk., 2002). Berdasarkan Badan pusat
bahwa secara statistik tidak ditemukan perbedaan Statistik atau BPS (2015) daerah Kecamatan Maron
signifikan dalam penggunaan berbagai jenis obat yang menunjukkan bahwa di Desa Sumberpoh hanya
analgesik antara penduduk perkotaan dan pedesaan. tersedia Polindes dan toko sebanyak 23 serta
Golongan obat analgesik banyak digunakan dalam 17 warung. Dalam hal ini memungkinkan ibu rumah
swamedikasi yaitu parasetamol sebesar 42,8%, asam tangga di Desa Sumberpoh dapat melakukan
mefenamat sebesar 26,2%, aspirin sebesar 16,0%, pengobatan sendiri sehingga perlu dilakukan penelitian
ibuprofen sebesar 9,6%, diklofenak sebesar 3,2%, tentang pengaruh pengetahuan terhadap penggunaan
naproxen sebesar 1,1%, dan flurbiprofen sebesar 1,1%. obat parasetamol rasional dalam swamedikasi pada ibu
Tarazi dkk. (2016) juga melaporkan bahwa obat yang rumah tangga di Desa Sumberpoh Kecamatan Maron
banyak digunakan dalam swamedikasi adalah Kabupaten Probolinggo, dengan tujuan untuk
parasetamol 38,2%, NSAID 29,1%, Antibiotik 16,9%, mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap
obat-obatan herbal 6,7%, obat-obat lain 9,1%. penggunaan obat parasetamol rasional dalam
Parasetamol termasuk obat bebas yang banyak swamedikasi.
digunakan masyarakat sebagai analgetik dan
antipiretik, karena relatif mudah didapatkan di apotek METODE
(Prescott, 1996). Bentuk sediaan tablet lebih disukai Pada penelitian ini menggunakan metode cross-
untuk swamedikasi sebesar 83,2% (Bollu dkk., 2014). sectional dimana pengambilan sampel dilakukan
Hasil penelitian Molloy dkk. (2016) ditemukan bahwa dengan metode purposive sampling. Populasi dalam
pemerintah Inggris menemukan bahwa tidak lebih dari penelitian ini adalah semua ibu rumah tangga yang
100 tablet/kapsul/kaplet (500 mg parasetamol dan 7,5 - berada di Desa Sumberpoh yang berumur
30 mg aspirin) dapat terjual setiap toko eceran atau 18 - 50 tahun. Kriteria inklusi adalah ibu rumah tangga
apotek dalam satu transaksi. Penggunaan parasetamol yang menetap dan sudah terdaftar dalam data penduduk
cenderung aman ketika sesuai dengan takarannya dan Desa Sumberpoh yang menggunakan obat parasetamol
dapat menimbulkan hepatotoksik pada pemakaian lebih (semua jenis obat yang mengandung parasetamol
dari 4 gram (Larson, dkk., 2005). Di Amerika, lembaga dengan dosis 325 - 650 mg dalam bentuk sediaan
Food and Drug Administration (FDA) mencatat tablet, kapsul, dan kaplet) secara swamedikasi
sebanyak 307 kasus hepatotoksik yang berkaitan maksimal 1 bulan waktu terakhir penggunaanya. Desa
dengan penggunaan parasetamol dari Januari 1998 Sumberpoh terdiri dari 6 dusun (10 RT). Jumlah
hingga 2001. Sebanyak 60% penderita hepatotoksik sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin,
dikategorikan sebagai pasien gagal hati parah, diperoleh 84 ibu rumah tangga. Jumlah sampel ini
sedangkan 40% penderita meninggal dunia. Reaksi kemudian dibagi secara proporsional berdasarkan (6
pada kulit dan hipersensitivitas lain dilaporkan pernah dusun atau 10 RT) yang ada di Desa Sumberpoh.
terjadi meski jarang terjadi (AHFS, 2005). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Menurut konsep perilaku Green & Kreuter (1991) tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Desa
pengetahuan merupakan salah satu faktor dari Sumberpoh dalam swamedikasi mengenai pemilihan
predisposisi yang berpengaruh terhadap kesehatan obat, dosis (jumlah obat, cara pemberian obat, interval
seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan waktu pemberian obat, lama pemberian obat),
adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang penyimpanan obat, efek samping obat, dan tindak
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. lanjut. Kategori penilaian yaitu: Baik (76% - 100%),
Penelitian yang dilakukan Wulandari (2011) terkait cukup baik (56% - 75%), kurang baik (40% - 55%),
tingkat pengetahuan penggunaan analgetik pada dan tidak baik (< 40%). Sedangkan variabel dependen
pengobatan sendiri di Klaten menunjukkan hasil adalah penggunaan obat parasetamol rasional dalam
penilaian pengetahuan responden sebesar 65,6% swamedikasi ibu rumah tangga di Desa Sumberpoh.
dengan kategori cukup dan 34,4% baik. Hasil Tindakan penggunaan obat parasetamol adalah perilaku
penelitian yang dilakukan Gupta dkk. (2011) yang diamati, yaitu meliputi tepat indikasi penyakit,
persentase yang melakukan swamedikasi berdasarkan tepat dosis (tepat jumlah, tepat cara pemberian, tepat
jenis kelamin wanita sebesar 69,2% sedangkan laki- interval waktu pemberian, tepat lama pemberian),
laki sebesar 30,8%. Penelitian di Kecamatan Tanjung penyimpanan, tepat tindak lanjut, sehingga diperoleh
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 2 Desember 2017 3
dua kategori yaitu: tindakan positif dan tindakan parasetamol rasional) dalam swamedikasi, untuk
negatif. Kedua variabel tersebut dianalisa dengan kuisioner pengetahuan menggunakan skala Guttman,
menggunakan uji regresi linier sederhana untuk sedangkan kuisioner tindakan dalam swamedikasi
mengetahui adanya pengaruh variabel pengetahuan menggunakan skala Likert. Instrumen tersebut
(independen) terhadap variabel tindakan (penggunaan dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum
obat parasetamol rasional) (dependen). digunakan pada responden penelitian. Kisi-kisi
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner instrumen dapat dilihat pada Tabel 1 dan untuk
tertutup. Kuisioner ini digunakan untuk mengetahui definisi operasional variabel dapat dilihat dalam Tabel
tingkat pengetahuan dan tindakan (penggunaan obat 2.
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen
Variabel Penelitian Indikator No.item
Tingkat pengetahuan ibu 1. Pemilihan Obat 1
rumah tangga tentang 2. Dosis
swamedikasi obat 1) Jumlah obat 2
parasetamol 2) Cara pemberian obat 3
3) Interval waktu pemberian obat 4
4) Lama pemberian obat 5,6
3. Penyimpanan obat 7
4. Efek samping obat 8
5. Tindak lanjut 9
Penggunaan obat 1. Tepat Pemilihan Obat 1
parasetamol rasional dalam 2. Tepat Dosis
swamedikasi pada ibu 1) Tepat jumlah obat 2
rumah tangga 2) Tepat cara pemberian 3
3) Tepat interval waktu pemberian 4
4) Tepat lama pemberian 5,6
3. Tepat penyimpanan obat 7
4. Tepat tindak lanjut 8
Tabel 2. Definisi operasional variabel
Variabel Pengetahuan tentang Swamedikasi Obat Parasetamol Rasional
Defini Operasional Skala Data Alat Ukur Kategori
Tingkat pengetahuan Ibu rumah Ordinal Kuisioner tingkat Dilakukan penilaian terhadap
tangga tentang swamedikasi obat Ciri-ciri skala pengetahuan yang kuesioer. hasil yang diperoleh
parasetamol rasional mencakup: ordinal adalah terdiri 9 pertanyaan dikelompokkan menjadi 4
1. Pemilihan Obat 1. Terdiri dari kategori :
2. Dosis beberapa 1. Baik
1) Jumlah obat kategori (76% - 100%)
2) Cara pemberian obat 2. Antara 2. Cukup
3) Interval waktu pemberian kategori yang (56% - 75%)
obat satu dengan 3. Kurang Baik
4) Lama pemberian obat yang lainnya (40% - 55%)
3. Penyimpanan obat dapat 4. Tidak Baik
4. Efek samping obat dibedakan (< 40%)
5. Tindak lanjut
Variabel Tindakan (Penggunaan Obat Parasetamol Rasional)
Defini Operasional Skala Data Alat Ukur Kategori
Perilaku swamedikasi obat Nominal Kuesioner tindakan Dilakukan penilaian terhadap
parasetamol yang rasional pada Data nominal atau dengan Teknik kuesioner. Hasil yang diperoleh
ibu rumah tangga meliputi: disebut juga Skala Likert. dikelompokkan menjadi 2
1. Pemilihan Obat dengan data kuesioner terdiri kategori :
2. Dosis kategorikal, dari 8 pertanyaan 1. Tindakan Positif
1) Tepat jumlah obat terdiri dari dua Bila skor – T mean T
2) Tepat cara pemberian kategori atau kelompok.
3) Tepat interval waktu lebih. 2. Tindakan Negatif
4) Tepat lama pemberian Bila skor – T mean T
3. Tepat penyimpanan obat kelompok.
4. Tepat tindak lanjut
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 2 Desember 2017 48
Hasil analisis uji reliabilitasnya untuk orang), cukup baik dengan kategori negatif
validitas dari 30 ibu variabel pengetahuan 51% (43 orang), untuk sebesar 42% (35 orang),
rumah tangga untuk dan variabel tindakan kategori pengetahuan sedangkan dengan
variabel pengetahuan dapat dilihat pada kurang baik dan tidak kategori positif
dan variabel tindakan Tabel 2 yang baik masing- masing sebesar 58% (49
dinyatakan valid menunjukkan nilai sebesar 5% (4 orang). orang).
dimana nilai r Alpha Cronbach lebih A
Tabel 6. Kategori
hitung > r tabel. besar dari 0,6. n
t
Tabel 5.FrekuensiKarakteristik
Pengetahuan ibu
Persentase (%) i a
Baik Hasil uji 33 rumah tangga 39 di n li
Cukup Baik
reliabilita 43 Desa Sumberpoh 51 si
g
Kurang Baik
s 4 Ibu rumah 5 tangga
Tidak Baik 4 5 k s
Variabel Alpha di Desa Sumberpoh
Jumlah 84 100 a r
Cronbach
paling banyak yang
Pengetahuan 0,747 t e
Tindakan 0,802 melakukan g
swamedikasi obat p r
Sedangkan uji parasetamol e e
pada interval usia 30 lalu yaitu sebesar 29% n si
- 36 tahun sebesar (24 orang). Ibu rumah g li
30% (25 orang). tangga paling banyak e n
Pendidikan terakhir membeli obat t ie
paling banyak adalah parasetamol di a r
tamat SD/sederajat toko/warung kelontong h s
sebesar 40% (34 sebesar 94% (79 u e
orang), dan paling orang). Berdasarkan a d
banyak ibu rumah rekapitulasi nilai n e
tangga yang tidak pengetahuan ibu rumah r
bekerja sebesar 80% tangga yang mendapat i h
(67 orang). Obat yang nilai 8 sebesar 20% (17 b a
paling banyak orang), u n
digunakan oleh ibu yang mendapat nilai 7 a
rumah tangga dalam sebesar 19% (16 r U
swamedikasi adalah orang), nilai 6 u ji
obat dengan nama sebesar 24% (20 m n
orang), yang mendapat
dagang Bodrex® a o
nilai 3 (33%)
sebesar 71% (60 h r
dan 4 (44%) masing-
orang), dengan sediaan m
masing sebesar 5% (4
obat paling banyak t a
orang), dari
dalam bentuk tablet a li
rekapitulasi nilai di
sebesar 81%. Ibu n t
atas dapat
rumah tangga yang g a
menggolongkan
menggunakan obat g s
kategori pengetahuan
parasetamol dengan a Berdasarkan hasil
ibu rumah tangga
keluhan tertinggi analisis uji linearitas
berdasarkan ketentuan
adalah sakit kepala diketahui bahwa nilai
yang telah ditetapkan.
sebesar 84% (71 signifikan sebesar
Berdasarkan Tabel 6
orang). Waktu 0,666 yang lebih besar
menunjukkan bahwa
penggunaan terakhir dari 0,05, sehingga
kategori tingkat
obat parasetamol dapat dinyatakan data
pengetahuan ibu rumah
paling banyak berdistribusi normal.
tangga meliputi baik
adalah 1 minggu yang Uji linieritas
sebesar 39% (33
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 2 Desember 2017 50
0
Hasil uji yang merupakan hasil memiliki korelasi yang
ditolak, H1 diterima,
linearitas pada Tabel dari analisis regresi lemah.
yang artinya ada
8 diperoleh nilai linier sederhana. Selain nilai R juga
pengaruh pengetahuan
signifikan 0,969 lebih diperoleh nilai R
Tabel 9. Hasil terhadap penggunaan
besar dari 0,05 yang Analisis Regresi square atau Koefisien
obat parasetamol
artinya terdapat Linier Sederhana Determinasi (KD)
rasional dalam
hubungan linier No. Hasil Analisis dengan nilai sebesar
1. Nilai Signifikan swamedikasi pada ibu
secara signifikan 5,7%. Nilai R square
2. T hitung rumah tangga di Desa
antara variabel X menunjukkan bahwa
3. R Sumberpoh
(pengetahuan) dengan 4. R Square pengetahuan memiliki
Kecamatan Maron
variable Y 5. Persamaan pengaruh sebesar 5,7%
Regresi Kabupaten
(Tindakan). terhadap penggunaan
Probolinggo.
obat parasetamol
Tabel Nilai R yang
8. Uji Hasil analisis rasional dalam
regresi linier dalam diperoleh melalui
Lineari swamedikasi,
tas Tabel 9 menunjukkan analisis regresi linier sedangkan 94,3% di
Signifikan Hasil nilai signifikan merupakan simbol
pengaruhi oleh faktor-
0,969 0,029 yang berarti dari koefisien korelasi faktor lain di luar
< 0,05, dan nilai t- sebesar 0,238. Nilai R
variabel bebas. Hasil
Regresi linier hitung 2,217 tersebut dibandingkan penelitian Kaushal
sederhana dibandingkan dengan dengan Tabel 4 dan
t-tabel dkk., (2012)
Berikut hitung (1,663)
> t-tabelberarti
maka t-H dikategorikan menunjukkan bahwa
merupakan Tabel 9
dari tindakan ibu ibu rumah tangga tentang obat analgetik
rumah tangga melakukan antipiretik dapat
Tabel 7. Kategori berdasarkan ketentuan swamedikasi didasari diperoleh dari iklan
tindakan ibu rumah yang telah di tentukan. oleh resep sebelumnya media massa sebesar
tangga Berdasarkan Tabel 7 49%, iklan di koran 84%, pengalaman
Tindakan Frekuensi
Positif 49 menunjukkan bahwa dan televisi 26%, teman/keluarga 14%,
Negatif 35 tindakan ibu rumah informasi dari teman petugas kesehatan 0%
Jumlah 84 tangga 17%, dan lain-lain 8%. dan leaflet/kemasan
Hasil penelitian obat 2%. Proporsi
Berdasarkan Ahmed dkk. (2014) swamedikasi yang
rekapitulasi nilai menunjukkan bahwa tinggi di pedesaan
tindakan ibu rumah sumber yang paling umumnya karena
tangga dalam umum dari informasi kurangnya fasilitas
Swamedikasi yang untuk melakukan kesehatan dan faktor
mendapat nilai dengan pengobatan sendiri ekonomi (Aqeel dkk.,
interval 30 - 39 adalah saran dari 2014). Dijelaskan oleh
sebesar 22% (18 keluarga, teman, dan Lawrence Green dalam
orang), tetangga. Hal ini (Notoatmodjo, 2003)
40 - 49 sebesar 20% didukung juga oleh bahwa perilaku itu
(17 orang), 50 - 59 penelitian yang sendiri dipengaruhi
sebesar 42% dilakukan Setyawati oleh 3 faktor yaitu
(35 orang), 60 - 69 (2012), menjelaskan faktor predisposisi yang
sebesar 14% (12
orang), sedangkan bahwa pemilihan obat terwujud dalam bentuk
yang mendapat nilai analgetik antipiretik (pengetahuan, nilai,
70 - 79 sebesar 2% (2 pada masyarakat di sikap, dan persepsi
orang), dari Kelurahan Pondok yang berhubungan
rekapitulasi nilai Karanganom Klaten dengan motivasi
tindakan dapat salah satunya didasari individu ataupun
menentukan kategori oleh adanya informasi kelompok dalam
P-ISSN: 2406-9388
E-ISSN: 2580-8303
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 2 Desember 2017 51