You are on page 1of 10

VOLUME 5 NOMOR 1 JUNI 2018 ISSN 2548 – 611X

JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA

Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI

ANALISIS BIOINFORMATIKA BERBASIS WEB PADA SEKUEN GENOM


PARSIAL SAGU (Metroxylon sagu Rottb.)
WEB-based bioinformatic analysis on partial genome sequence of Sago
(Metroxylon sagu Rottb.)
1* 1 1 2 2
Devit Purwoko , Imam Civi Cartealy , Teuku Tajuddin , Diny Dinarti , Sudarsono
1
Balai Bioteknologi, BPPT. Gedung 630 Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten 15314
2
Lab Biologi Molekuler Tanaman, Departmen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Darmaga, Bogor 16680.
*Email: devit.purwoko@bppt.go.id

ABSTRACT
Sago genome sequencing analysis is still very limited. This study is a preliminary study of
sago sequence analysis obtained from NGS technology to understand and identify new
genetic sequences that have homology to genes in the NCBI database. Sequences were
analyzed using Blast2Go to determine the genetic function annotation, putative gene
identification was performed on the Arabidopsis database using the BLASTx program with a
10-3 e-value limit on The Arabidopsis Information Resource (TAIR)
(http://www.arabidopsis.org/index.jsp). Gene interactions were analyzed using DAVID and
GeneMania programs. Based on sequence analysis with Blast2Go, 33 sequences with
Blastx hit consisting of: 29 sequences had a high homology. The sago sequences with a
similarity of ≥ 90% are glutamate decarboxylase and HT1-like serine threonine kinase with
hit number 10. The distribution of interactions between genes from GeneMania analysis is
known to be mostly interconnected in the 65.13% protein domain, predicted 19.83%, genes
with 14.47% shared expression and the remaining 0.57% had localization together.

Keywords: bioinformatics, gene annotation, gene ontology, genome sequence, Metroxylon


sagu

ABSTRAK
Kajian analisis sekuen genom sagu hingga saat ini masih amat terbatas. Penelitian ini
merupakan riset pendahuluan analisis sekuen sagu yang diperoleh dari teknologi NGS untuk
mengetahui dan mengidentifikasi sekuen gen baru yang memiliki homologi dengan gen pada
database NCBI. Sekuen dianalisis menggunakan perangkat Blast2Go untuk mengetahui
anotasi fungsional gen, identifikasi gen putatif dilakukan terhadap database Arabidopsis
-3
menggunakan program BLASTx dengan batas e-value 10 pada The Arabidopsis
Information Resource (TAIR). Interaksi gen dianalisis menggunakan program DAVID dan
GeneMania. Berdasarkan analisis sekuen dengan Blast2Go, diperoleh 33 sekuen dengan
Blastx hit yang terdiri atas: 29 sekuen memiliki homologi yang tinggi. Gen dengan rataan
kemiripan ≥ 90% adalah glutamate decarboxylase dan serine threonine-kinase HT1-like
dengan jumlah hit 10. Persebaran interaksi antar gen hasil analisis GeneMania diketahui
sebagian besar saling terkait pada domain protein 65,13%, koneksi yang berhasil diprediksi
19,83%, gen dengan ekspresi bersama 14,47% dan sisanya 0,57% memiliki peranan
bersama.

Kata Kunci: anotasi gen, bioinformatika, Metroxylon sagu, ontologi gen, sekuen genome

Received: 18 April 2018 Accepted: 07 Juni 2018 Published: 29 Juni 2018

98
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018

PENDAHULUAN berduri maupun potensi sagu secara


morfologi untuk kandungan pati cukup
Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) banyak dikaji (Novero et al. 2012; Kjaer et al.
merupakan salah satu tanaman Palmae 2004; Karim et al. 2008). Kajian budidaya
penghasil pati yang mampu mengakumulasi dan perbanyakan bibit baik secara in-vitro
pati pada batangnya 244 sampai 310 (Riyadi et al. 2016) dan ex-vitro ( Karyanti et
kg/pohon (Ehara et al. 2016). Luas areal al. 2016) juga telah dilaporkan. Namun
hutan sagu dunia lebih dari 50% berada di Perkembangan kemajuan informasi genomik
Indonesia dengan potensi 20-40 ton pati pada tanaman sagu masih terbatas terutama
sagu/ha/tahun (Bintoro 2011). Dalam 100 untuk marka DNA. Kajian molekuler
gram tepung sagu mengandung nutrisi berkenaan dengan keragaman dan
sebagai berikut: kalori 285, air 77 g, protein kekerabatan sagu di Indonesia menggunakan
0,2 g, kalsium 30 mg, karbohidrat 71 g, besi marka juga belum banyak dilaporkan. Studi
0,7 mg dan serat 0,3 g (Johnson 2010). penanda DNA tanaman sagu hingga saat ini
Tanaman sagu memiliki potensi diantaranya penanda RAPD (Abbas et al.
ekonomi, energi dan genetik yang tinggi 2009), AFLP (Kjaer et al. 2004) dan DNA
untuk dikembangkan di Indonesia. Secara kloroplas (cpDNA) (Abbas et al. 2010).
ekonomi tanaman sagu memberikan Kajian analisis sekuen genom sagu
keuntungan yang cukup besar dari pati yang hingga saat ini masih amat terbatas. Hingga
dihasilkan persatuan luas dan waktu. saat ini baru terdeposit 111 sekuen genom
Yamamoto (2010) melaporkan bahwa dan 413 sekuen EST pada database
produksi pati kering dari tanaman sagu rata- National Center for Biotechnology
rata mencapai 337 kg/pohon sedangkan Information (NCBI, data di akses Maret
Bintoro (2011) menyatakan potensi tanaman 2018). Analisis sekuen sagu telah dilaporkan
sagu menghasilkan pati 100-900 kg/pohon. oleh Wee dan Roslan (2012) dengan
Jika jarak tanam 9 m  9 m akan terdapat memanfaatkan EST dari daun muda sagu
123 pohon/ha maka akan diperoleh 42 ton bahwa terdapat beberapa sekuen sagu yang
pati sagu/ha/tahun (Abbas 2006). Potensi belum memiliki homologi dengan sekuen
produksi pati Indonesia diperkirakan 5 juta pada database NCBI. Analisis sekuen untuk
ton pati kering sagu/tahun sedangkan identifikasi gen ADP-Glucose
konsumsi pati dalam negeri baru mencapai Phyrophosphorylase (Budiani et al. 2015)
210 ton (Sumaryono 2007) dan ekspor baru dan gen GA 20-Oxidase (Jamel et al. 2011).
mencapai 9.680,908 ton pada tahun 2015 Analisis sekuen secara tradisional
(Ditjen Perkebunan 2016). Berdasarkan dengan kloning sekuen kemudian dilanjutkan
perhitungan tersebut masih terdapat potensi perunutan dengan metode Sanger
sekitar 4,5 juta ton pati sagu yang belum membutuhkan tenaga dan biaya. Analisis
dimanfaatkan atau setara dengan 607,5 juta sekuen memanfaatkan teknologi perunutan
US$ jika diekspor mentah dan bernilai lebih DNA terkini yaitu Next Generation
besar lagi jika sudah dalam produk industri. Sequencing (NGS) berbasis bioinformatika
Potensi sagu yang tidak kalah penting mampu menghasilkan informasi yang efektif
dari sektor energi, jika 4,5 juta ton pati sagu dan efisien. Hal ini dapat dilihat pada
yang belum dimanfaatkan digunakan pertambahan data sekuen di NCBI yang
sebagai bioetanol dengan perhitungan 25 dihasilkan melalui teknologi NGS. Hingga
ton/ha/tahun setara dengan 15 kiloliter tahun 2016 data yang dihasilkan melalui
etanol (Sumaryono 2007) maka akan teknologi ini sebesar 3.051,43 TB dengan total
diperoleh 2,7 juta kiloliter etanol. Tanaman basa 5.005,71 Tb (Raza dan Ahmad 2017).
sagu juga memiliki potensi genetik yang Analisis sekuen dengan bantuan
belum banyak dikembangkan. Tanaman bioinformatika dapat dilakukan dengan dua
sagu memiliki mekanisme genetik yang pendekatan yaitu berbasis web dan berbasis
belum banyak dimengerti berkaitan dengan algoritma bahasa pemograman. Bagi pemula
daya adaptasinya pada lingkungan yang pemanfaatan bioinformatika berbasis web
tergenang dan pH rendah. Potensi genetik akan lebih mudah dibandingkan dengan
ini dapat dikembangkan untuk mencari gen- algoritma bahasa pemograman. Analisis
gen potensial terhadap cekaman abiotik. bioinformatika berbasis web dapat
Informasi berkenaan dengan karakter digunakan dalam mencari anotasi

99
Analisis Bioinformatika Berbasis Web Pada Sekuen Genom Parsial Sagu...Purwoko et al.

(penamaan), pemetaan genom, dan analisis Analisis sekuen dilakukan untuk


sekuen lanjut seperti identifikasi gen mengetahui gen potensial menggunakan
homologi serta interaksi antar gen terkait. program Blastx dengan membandingkan
Analisis bioinformatik berbasis web dapat protein non-redundant pada database NCBI.
dijalankan secara daring (dalam jaringan) Sekuen juga dibandingkan dengan
melalui program yang tersedia dengan akses Arabidopsis database pada The Arabidopsis
publik di web. Keunggulan metode tersebut Information Resource (TAIR)
adalah hemat dan dapat menjadi penelitian (http://www.arabidopsis.org/index.jsp)
pendahuluan sebelum percobaan secara menggunakan program BLASTx dengan
nyata dilakukan (Narita et al. 2012). Namun batas e-value 10-3. Hasil blast kemudian
untuk analisis data sekuen yang besar dipetakan untuk mengetahui anotasi
dibutuhkan algoritma bahasa pemograman ontology gen yang meliputi kategori fungsi
yang ditunjang oleh super komputer agar molekuler, proses biologi dan komponen
dapat berjalan secara simultan. seluler dengan menggunakan identifikasi
Penelitian ini merupakan riset lokus pada Bulk Retrieval System of TAIR
pendahuluan analisis sekuen sagu yang (http://www.arabidopsis.org/tools/bulk/go/ind
diperoleh dari teknologi NGS untuk ex.jsp).
mengetahui dan mengidentifikasi sekuen Gen-gen yang dianotasi dengan
gen baru yang memiliki homologi dengan Arabidopsis dilanjutkan dengan analisis jalur
gen yang sudah ada pada basis data NCBI. fungsional menggunakan aplikasi Online
Analisis interaksi gen potensial juga DAVID (Huang et al. 2009) (DAVID v6.7;
dilakukan untuk memperoleh informasi gen http://david.abcc.ncifcrf.gov/; Diakses
fungsional yang terkait pada jalur biosintesis Agustus 2017). Aplikasi ini memiliki
suatu protein. Analisis bioinformatik sekuen kelebihan karena mengandalkan algoritma
sagu berbasis web diharapkan dapat anotasi fungsional sesungguhnya dan
memberi landasan awal untuk diperolehnya mampu mengelompokkan kumpulan banyak
gen-gen potensial dari tanaman sagu terkait gen ke dalam kelompok fungsional.
ketahanan biotik dan abiotik. Penggunaan DAVID dimaksudkan untuk
menentukan jalur (pathway) mana yang
BAHAN DAN METODE paling banyak dipengaruhi oleh gen yang
diprediksi sebelumnya. Prosesnya dengan
Sampel sekuen yang digunakan pada memasukan daftar gen yang telah diprediksi
penelitian ini merupakan 85 sekuen sagu sebelumnya ke dalam web aplikasi
yang telah dideposit pada database NCBI. functional annotation tool DAVID dan
Sekuen tersebut merupakan hasil identifikasi gen Arabidobsis dipilih sebagai
sekuensing NGS menggunakan metode daftar gen. Idealnya, hanya kelompok
paired end pada mesin Illumina GAIIX dan di anotasi dengan nilai enrichment 1,3 atau
assembly menggunakan perangkat lunak lebih tinggi yang dianggap signifikan namun
Ray. Untuk mengidentifikasi gen putatif, kelompok anotasi dengan nilai enrichment
sekuen dibandingkan dengan database rendah (kurang dari 1,3) masih dapat
protein non-redundant NCBI menggunakan dipertimbangkan untuk dianalisis lebih lanjut
program BLASTx dengan nilai ambang 10-3. karena ada kemungkinan memiliki gen yang
Hasil BLASTx dengan kemiripan rata-rata penting (Huang et al. 2009).
sama dengan atau kurang dari 60% Analisis jaringan (network) interaksi
dikategorikan sebagai homologi rendah antar gen dilakukan menggunakan
sedangkan yang rata-rata lebih dari 60% GeneMania (Warde-Farley et al. 2010)
dikategorikan sebagai homologi tinggi (Wee (http://www.genemania.org/; Diakses
dan Roslan 2012). Sementara itu, sekuen Agustus 2017) untuk menentukan apakah
tanpa kecocokan diklasifikasikan sebagai ada prediksi pathway yang sesuai dalam
sekuen tanpa blast. Sekuen dengan hasil network tertentu. GeneMania merupakan
analisis BLASTx kemudian dipetakan ke aplikasi berbasis web yang tersedia secara
Gene Ontology (GO) menggunakan program publik untuk mengidentifikasi gen tambahan
BLAST2GO dan dikategorikan berdasarkan dari gen prediksi dan hubungan interaksinya
fungsi molekuler, proses biologis dan dalam bentuk jaringannya. Gen yang
komponen seluler (Wee dan Rooslan 2012). diperoleh dari analisis pathway

100
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018

menggunakan DAVID diunggah ke (EC:4.1.1.15). Berdasarkan analisis jalur


GeneMania dengan memilih database KEGG EC:4.1.1.15 berada dalam jalur
Arabidopsis. Semua parameter dibiarkan metabolism alanine, aspartate dan glutamate
default untuk analisis. Hasil analisis dengan sedangkan EC:3.6.1.3 dan EC:3.6.1.15
nilai false discovery rate (FDR) < 0,05 saja berada dalam jalur metabolism purine.
yang dilaporkan. Alur proses analisis sekuen Berdasarkan analisis sekuen dengan
dapat dilihat pada Gambar 1. Blast2Go dapat dilihat bahwa terdapat 33
sekuen dengan Blastx hit yang terdiri atas:
HASIL DAN PEMBAHASAN 29 sekuen memiliki homologi yang tinggi
dengan rataan kemiripan ≥ 60% dan hanya 4
Pada penelitian ini, analisis dilakukan sekuen yang < 60%. Gen yang paling
pada 85 sekuen sagu yang diperoleh banyak ditemukan pada sekuen sagu
menggunakan teknologi Next Generation dengan rataan kemiripan ≥ 90% adalah
Sequencing (NGS) dan telah dideposit pada glutamate decarboxylase dan serine
database NCBI dengan nomor identitas threonine-kinase HT1-like dengan jumlah hit
sekuen mulai dari MG904300 hingga 10.
MG904384. Sekuen dianalisis menggunakan Glutamate decarboxylase (GAD)
BLASTX menggunakan database NCBI merupakan gen dengan sekuen yang
pada perangkat Blast2Go dengan nilai terkonservasi dan diketahui memiliki
ambang 10-3 (Tabel 1). Sebanyak 33 sekuen peranan dalam mengkatalisis dekarboksilasi
yang dianalisis diketahui memiliki Blast hit, glutamat untuk menghasilkan asam γ-
sedangkan 52 sekuen lainnya tanpa Blast aminobutirat (GABA). Pada tanaman,
hit. Berdasarkan analisis Blast diperoleh aktivitasnya dimodulasi oleh pH dan kalsium.
informasi bahwa 17 sekuen memiliki ontologi Pengaturan aktivitas GAD oleh kalsium
gen dan berhasil dipetakan. Sekuen yang adalah melalui domain pengikat calmodulin
memiliki kecocokan hanya pada yang tampaknya spesifik untuk tanaman dan
InterProScan yaitu sc-7446. Namun yang dihasilkan dari proses peristiwa evolusi.
memiliki kecocokan dengan database KEGG GAD pada tanaman biasanya disandikan
hanya 2 sekuen dengan 3 enzim yang sudah oleh beberapa gen sehingga menunjukkan
diketahui yaitu sekuen sc-678470 dan sc- pola ekspresi yang berbeda, termasuk
16071 (Lampiran 1). Ketiga enzim tersebut spesifisitas jaringan dan respon terhadap
yaitu Adenosinetriphosphatase (EC:3.6.1.3), stres, yang menunjukkan bahwa ada
Nucleoside-triphosphate phosphatase fenomena spesialisasi dalam kelompok gen
(EC:3.6.1.15) dan Glutamate decarboxylase ini. Meskipun peran GABA sebagai

Tabel 1. Distribusi sekuen sagu berdasarkan analisis


dengan Blast2Go

Jumlah
Kriteria analisis sekuen
sekuen
Dianalisis dengan Blast2Go* 85

Memiliki ontologi gen 17

Memiliki Blastx hit 33

Tanpa Blastx hit 52

Berhasil dipetakan 17

Hanya memiliki InterProScan 1


Memiliki hit spesies terbanyak Elaeis
76
guineensis
Memiliki anotasi KEGG 2

Anotasi dengan enzim yang sudah diketahui 3

-3
*Nilai ambang ≥10 . Gambar 1. Bagan alur analisis sekuen

101
Analisis Bioinformatika Berbasis Web Pada Sekuen Genom Parsial Sagu...Purwoko et al.

neurotransmitter sangat dikenal pada tanaman monokotil (Oryza sativa Indica


hewan, beberapa peran untuk GABA dan Group, Oryza sativa Japonica Group,
metabolismenya telah diusulkan pada Nelumbo nucifera, Asparagus officinalis,
tanaman selama beberapa dekade terakhir. Musa acuminata subsp. Malaccensis,
Peran GABA pada tanaman termasuk Ananas comosus, Phoenix dactylifera, Elaeis
berperan sebagai biokimia pH-stat, dalam guineensis) dan dua belas (60%) tanaman
penyimpanan nitrogen sementara, sebagai dikotil (Aquilegia coerulea, Vigna angularis
osmolyte yang kompatibel, dalam var. Singularis, Vitis vinifera, Sesamum
pertahanan melawan stres biotik, dalam indium, Macleaya cordata, Gossypium
mengendalikan spesies oksigen reaktif raimondii, Vigna singularis, Phalaenopsis
(Reactive Oxygen Species / ROS) dan equestris, Boea hygrometrica, Corchorus
dalam metabolisme intermediet fotorespirasi. capsularis, Dendrobium officinale, Glycine
Selain itu, GABA dianggap sebagai sinyal max). Sekuen sagu terdistribusi paling
yang mengendalikan ekspresi gen pengatur. banyak pada tanaman dikotil dibandingkan
Namun, informasi yang tersedia yang tanaman monokotil. Hal yang berbeda
mendukung keterlibatan GAD dan / atau diperoleh pada EST daun muda sagu bahwa
GABA dalam banyak proses sangat sekuen sagu terdistribusi hampir sama
terbatas, begitu pula kontribusi metabolisme antara tanaman monokotil dan dikotil yaitu
poliamina ke GABA pada tingkat sel (Molina- 41,94% dan 39,24% (Wee dan Roslan
Rueda et al. 2015). Serine threonine-kinase 2012). Berdasarkan analisis sekuen hit
HT1-like diketahui memiliki peranan penting terbanyak diperoleh pada Elaeis guineensis
untuk regulasi gerakan stomata dan (76) dan Phoenix dactylifera (71) yang
fungsinya lebih sebagai respon terhadap merupakan tanaman Palma. Hal ini
CO2 daripada terhadap ABA atau cahaya menunjukkan bahwa primer yang disintesis
(Hashimoto et al. 2006). Berdasarkan dari genom sagu dapat digunakan pula pada
analisis sekuen dengan Blast2Go, 52 kedua tanaman tersebut.
sekuen belum memiliki kecocokan dengan Ontologi gen adalah klasifikasi gen
database pada NCBI. Hal ini menunjukkan sesuai kriteria yang telah ditentukan dengan
bahwa sekuen-sekuen tersebut memiliki menghubungkan semua gen yang tersedia
potensi untuk dianalisis lebih lanjut dan ke dalam gen tertentu. Klasifikasi dilakukan
berpeluang besar dalam memperoleh gen- dengan menghimpun serangkaian gen
gen baru yang hanya ada pada tanaman dalam tiga kelompok kategori: Celluler
sagu. Componen (CC), Biological Process (BP)
Analisis BLAST 85 sekuen terhadap dan Molecular Function (MF). Program
spesies pada database NCBI diperoleh BLASTx pada TAIR digunakan untuk
informasi kecocokan beberapa spesies mencari anotasi ontologi gen. Hasil anotasi
tanaman (Gambar 2), yaitu: delapan (40%) ontologi gen sekuen produk primer tanaman

Gambar 2. Frekuensi 20 spesies tanaman dengan hit terbanyak

102
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018

sagu dengan nilai homologi yang tinggi Pada kategori fungsi molekuler
digambarkan pada peta kromosom (Gambar 4C) membentuk 13 kelompok
Arabidopsis thaliana (Gambar 3). fungsional dimana gen-gen terkait dengan
Sekuen tanaman sagu yang memiliki aktivitas faktor transkripsi dan pengikat asam
anotasi dengan gen Arabidopsis thaliana nukleat relatif sedikit dijumpai. Sedangkan
tersebar pada lima kromosom dengan gen terkait dengan pengikat RNA dan DNA
penyebaran terbanyak pada kromosom banyak dijumpai, lebih dari 10%. Analisis
pertama. AT1G01510 merupakan GO ID sekuen pada ketiga kategori menunjukkan
yang terbanyak untuk kategori BP, gen ini adanya sekuen yang tidak ada kecocokan
berperan dalam morfogenesis daun, bunga sama sekali dengan sekuen pada database
dan buah. AT5G58300 merupakan GO ID NCBI (unknown cellular components,
terbanyak untuk kategori MF, gen ini unknown biological processes, unkown
berperan dalam mengikat ATP dan aktivitas molecular functions). Hal ini dapat diduga
protein kinase. AT5G50850 merupakan GO bahwa sekuen yang tidak diketahui atau
ID yang terbanyak untuk kategori CC, gen ini belum terklasifikasikan tersebut merupakan
berperan dalam komponen sel mitokondria. sekuen dengan gen-gen yang hanya
Hasil anotasi ontologi gen dan kategori terdapat pada tanaman sagu saja.
fungsional berdasarkan identifikasi lokus Sudah diketahui umum bahwa gen
dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan tidak terekspresi sendiri tetapi ada gen-gen
hasil anotasi sekuen, total 41 ontologi gen lain yang saling berinteraksi. Maka itu
dapat ditentukan dan terdistribusi kepada analisis interaksi antar gen juga dilakukan
tiga kategori: fungsi molekuler (60), proses menggunakan GeneMANIA
biologi (93) dan komponen seluler (103). (www.genemania.org) berdasarkan bobot
Jumlah total ketiga kategori tersebut lebih co-expression untuk mengetahui seberapa
banyak dari jumlah total ontologi gennya (41) besar interaksi antar gen yang dianalisis.
karena beberapa ontologi gen yang Metode pembobotan jaringan secara
dipetakan berjumlah satu atau lebih dari otomatis dipilih untuk menampilkan 20 gen
masing-masing kategori. terkait dan paling banyak 10 atribut terkait.
Berdasarkan klasifikasi fungsional Sebelumnya sebanyak 30 gen hasil anotasi
ontologi gen diperoleh bahwa kategori ontologi gen pada TAIR dianalisis lebih lanjut
komponen seluler (Gambar 4A) membentuk menggunakan DAVID untuk mengetahui gen
14 kelompok fungsional yang didominasi fungsional terkait.
oleh komponen intraseluler (18,4%)
dibandingkan ekstraseluler (3,9%).
Beberapa gen juga diketahui berada pada
bagian kloroplas dan mitokondria sekitar 6-
7%. Sebagian kecil gen berada pada lokasi
plastid sitosol dan retikulum endoplasma
berkisar antara 1-2% saja.
Kategori proses biologi (Gambar 4B)
membentuk 13 kelompok fungsional dengan
proses seluler (26,9%) mendominasi, diikuti
proses metabolisme (21,5%). Gen yang
berkaitan dengan proses perkembangan dan
organisasi sel juga relatif banyak dijumpai.
Hal ini dimungkinkan karena sekuen
diperoleh dari daun muda yang masih
mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Gen-gen terkait respon
terhadap cekaman biotik dan abiotik juga
ditemukan, sebagaimana diketahui bahwa
tanaman sagu memiliki ketahanan terhadap
cekaman lingkungan seperti lingkungan Gambar 3. Penyebaran GO ID hasil ontologi gen pada
dengan pH rendah (Harsanto 1986). kromosom Arabidopsis thaliana

103
Analisis Bioinformatika Berbasis Web Pada Sekuen Genom Parsial Sagu...Purwoko et al.

a.

b.

c.

Gambar 4 Pengelompokan fungsional genom sagu pada 85 sekuen A: Komponen seluler, B: Proses biologi, C:
Fungsi molekuler
Empat kluster yang diperoleh melalui

104
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018

aplikasi DAVID dipergunakan sebagai yang saling berinteraksi dari total 50 gen
kumpulan gen untuk analisis lebih lanjut. dengan jumlah 158 koneksi antar gen yang
Keempat kluster ini memiliki nilai Enrichment diprediksi oleh GeneMania. Persebaran
antara 0,32 hingga 1,56 (Lampiran 2). interaksi antar gen hasil analisis GeneMania
Analisis gen fungsional dari DAVID yang diketahui sebagian besar saling terkait pada
berjumlah 30 gen kemudian dianalisis pada domain protein 65,13%, koneksi yang
GeneMania sehingga diperoleh gambaran berhasil diprediksi 19,83%, yang memiliki
hubungan interaksi berdasarkan co- ekspresi bersama 14,47% dan sisanya
expression masing-masing gen (Gambar 5). 0,57% memiliki lokalisasi bersama.
Dari 30 gen yang disubmit terdapat 20 gen Peranan interaksi gen dapat dilihat dari

Gen yang dicari


Garis hubung interaksi
Gen prediksi dari GeneMania

Gambar 5. Hubungan interaksi antar gen terkait hasil analisis ontologi sekuen sagu dengan gen pada Arabidopsis
melalui GeneMania. Ukuran node menunjukkan besarnya peranan suatu gen dalam hubungan interaksi
antar gen dari sagu.

105
Analisis Bioinformatika Berbasis Web Pada Sekuen Genom Parsial Sagu...Purwoko et al.

ukuran node, makin besar node in Indonesia based on RAPD markers.


menandakan besarnya peranan gen pada Biodiversitas. 10: 168–174. doi:
hubungan interaksi tersebut. Berdasarkan 10.13057/biodiv/d100402
besar peranan 20 gen yang saling Abbas B, Yanuarius R, Bintoro MH,
berinterksi, gen phosphoribosyl- Sudarsono, Surahman M, Ehara H
aminoimidazole carboxylase berada pada (2010) Genetic diversity of sago palm
peringkat pertama dengan bentuk node yang in Indonesia based on chloroplast DNA
paling besar. Gen ini diketahui berperan (cpDNA) Markers. Biodiversitas. 11:
dalam biosintesis purin 112–117. doi:
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/gene/10606). 10.13057/biodiv/d110302
Peringkat ke-2 hingga ke-7 diketahui Bintoro MH (2011) Proggress of sago
merupakan kelompok defensin-like protein, research in Indonesia. The 10th
peringkat ke-9 hingga ke-14 diketahui International Sago Symposium. Institut
merupakan kelompok Yip1 protein, peringkat Pertanian Bogor Press, Bogor
ke-16 hingga ke-20 merupakan kelompok Budiani A, Putranto RA, Minarsi H, Riyadi I,
DUF679: protein yang belum diketahui Sumaryono, Abbas B (2015)
fungsinya. Sedangkan peringkat ke-8 Expression and cloning of gene
merupakan gen Apoptosis Inhibitory 5 yang encoding ADP- Glucose
berkaitan dengan kematian sel dan berperan Phyrophosphorylase from sago palm
sebagai penghambat endogen Caspase-2 (Metroxylon sagu Rottb). Menara
dalam mengatur autophagy, stabilitas Perkebunan 83: 76-85
genomik dan penuaan sel (Imre et al. 2017). Dirjenbun (2016) Statistik Perkebunan
GEX2 pada peringkat 15 berperan pada Indonesia 2015-2017: Sagu. Direktorat
faktor perkembangan reproduksi (Mori et al. Jenderal Perkebunan, Kementerian
2014). Pertanian, Jakarta
Ehara H, Naito H, Mishima T, Toyoda Y,
KESIMPULAN Mizota C, Susanto S, Bintoro MH,
Pasolon YB, Abbas B, Suwignyo RA,
Analisis bioinformatika sekuen sagu Munandar (2016) Comparison of
berbasis web mampu memberikan informasi growth parameters and yield
homologi dan anotasi gen potensial. components of sago palms grown in
Sebanyak 33 sekuen sagu memiliki the islands in Southeast Asia and
homologi pada database NCBI. Gen yang Melanisia. Seminar Ilmiah dan
paling banyak ditemukan pada sekuen sagu Lokakarya Nasional Sagu 9-10
dengan rataan kemiripan ≥ 90% adalah November 2016, Bogor, Indonesia
glutamate decarboxylase dan serine Harsanto PB (1986) Budidaya dan
threonine- kinase HT1-like dengan jumlah hit Pengelolaan Sagu. Kanisius, Jakarta
10. Hashimoto M, Negi J, Young J, Israelsson
M, Schroeder JI, Iba K (2006)
UCAPAN TERIMA KASIH Arabidopsis HT1 kinase controls
stomatal movements in response to
Penulis mengucapkan terima kasih CO2. Nat Cell Biol 8: 391-397.
kepada BPPT atas beasiswa pada program doi:10.1038/ncb1387
pascasarjana IPB 2014. Huang DW, Sherman BT, Lempicki RA
(2009) Systematic and integrative
DAFTAR PUSTAKA analysis of large gene lists using
DAVID bioinformatics resources. Nat
Abbas B (2006) Keragaman genetik Protoc 4: 44-57. doi:
tanaman sagu di Indonesia 10.1038/nprot.2008.211
berdasarkan marka molekuler genom Imre G, Berthelet J, Heering J, Kehrloesser
kloroplas dan genom inti [disertasi]. S, Melzer IM, Lee BI, Thiede B, Dötsch
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor V, Rajalingam (2017) Apoptosis
Abbas B, Bintoro MH, Sudarsono, Surahman inhibitor 5 is an endogenous inhibitor of
M, Ehara H (2009) Genetic relationship caspase‐2. EMBO Rep 18: 733-744.
of sago palm (Metroxylon sagu Rottb.) doi:10.15252/embr.201643744

106
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 5 No 1 Thn 2018

Jamel B, Hussain MH, Salleh MA, Busri N berdasarkan kemiripan sekuens. J Al-
(2011) Isolation and characterization of Azhar Indones 1: 197-203
the GA 20-oxidase cDNA from sago Novero AU, Mabras MB, Esteban HJ (2012)
palm (Metroxylon sagu Rottb.). AsPac Epigenetic inheritance of spine
J Mol Biol Biotechnol 19: 83-93 formation in sago palm (Metroxylon
Johnson DV (2010) Tropical Palms. Food sagu Rottb.). Plant Omics J 5: 559-566
and Agriculture Organization (FAO) of Raza K, Ahmad S (2017) Recent
The United Nations, Rome advancement in next generation
Karim AA, Tie APL, Manan DMA, Zaidul ISM sequencing techniques and its
(2008) Starch from the sago computational analysis. Tersedia pada:
(Metroxylon sagu) palm tree– https://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1606/1
properties, prospects, and challenges 606.05254.pdf
as a new industrial source for food and Riyadi I, Efendi D, Purwoko BS, Santoso D
other uses. Comprehensive Reviews in (2016) Embriogenesis somatik tidak
Food Science and Food Safety 7: 215- langsung pada tanaman sagu
228. doi: 10.1111/j.1541- (Metroxylon sagu Rottb.)
4337.2008.00042.x menggunakan sistem kultur suspensi,
Karyanti, Sigit Y, Tajuddin T, Erwinda, perendaman sesaat, dan media padat.
Minaldi, Haska N (2016) Penanganan J AgroBiogen 12: 37–44
anakan muda pada kultur ex vitro Sumaryono (2007) Tanaman sagu sebagai
untuk menghasilkan bibit sagu sumber energi alternatif. Warta
(Metroxylon sagu Rottb.) siap tanam. J Penelitian dan Pengembangan
Bioteknol Biosains Indones 3: 13-19. Pertanian 29: 4
doi: 10.29122/jbbi.v3i1.20 Warde-Farley D, Donaldson SL, Gomes O,
Kjær A, Barfod AS, Asmussen CB, Seberg O Zuberi K, Badrawi R, Chao P, Franz M,
(2004) Investigation of genetic and Grouios C, KaziF, Lopes CT, Maitland
morphological variation in the sago A, Mostafavi S, Montojo J, Shao Q,
palm (Metroxylon sagu; Arecaceae) in Wright G, Bader GD, Morris Q (2010)
Papua New Guinea. Ann Bot 94: 109– The GeneMANIA prediction server:
117. doi: 10.1093/aob/mch112 biological network integration for gene
Molina-Rueda JJ, Garrido-Aranda A, prioritization and predicting gene
Gallardo F (2015) Glutamate function. Nucleic Acids Res 38: W214 -
decarboxylase. In: Amino Acids in W220. doi: 10.1093/nar/gkq537
Higher Plants. Chapter 7: 129. Spain. Wee CC, Roslan HA (2012) Expressed
doi: 10.1079/9781780642635.0129 sequence tags (ESTs) from young
Mori T, Iqawa T, Tamiya G, Miyaqishima SY, leaves of Metroxylon sagu. 3 Biotech.
Berger F (2014) Gamete attachment 2: 211–218. doi: 10.1007/s13205-012-
requires GEX2 for successful 0048-6
fertilization in Arabidopsis. Curr Biol Yamamoto Y (2010) Starch Productivity In
24: 170-175. doi: Sago Palm. In: Sago Palm As The
10.1016/j.cub.2013.11.030 Resource Crop In The 21st Century.
Narita V, Arum AL, Isnaeni S, Fawzya NY Pp 218-232. The society of sago palm
(2012) Analisis bioinformatika berbasis studies ed. Kyoto University press,
web untuk eksplorasi enzim kitosanase Kyoto

107

You might also like