You are on page 1of 12

Kelola

Jur n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 7, No. 1, Januari-Juni 2020
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 98-109

Evaluasi Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif dalam Peningkatan Mutu


Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

Sartono Manto Suwarno


Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
sartono009@gmail.com

Bambang Ismanto
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
bambang.ismanto@uksw.edu

ABSTRACT
The objective of this research is to evaluate the context, input, process and product
components in Evaluating Implementation of Competency Test Place for Automotive
Technician at SMK Negeri 2 Salatiga. The implementation of this research is conducted with
a descriptive evaluative research method using CIPP (context, input, process and product)
evaluation model. Data collection in this research is carried out through interviews,
observations and documentations which are validated through Focus Group Discussion
(FGD) activities. The results of this research stated that: 1). Context Evaluation of
Implementation Competency Test Place for Automotive Technician at SMK Negeri 2 Salatiga
is based on the identification of needs and policies by the government; 2). Input Evaluation of
Implementation Competency Test Place for Automotive Technician at SMK Negeri 2 Salatiga
already has technical and administrative readiness in the Field of Automotive Engineering
Expertise; and Competency Test for Automotive Technicians; 3). Process Evaluation of
Implementation Competency Test Place for Automotive Technician is still not in accordance
with expectations and plans that have been made; 4). Product Evaluation of Implementation
Competency Test Place for Automotive Technician at SMK Negeri 2 Salatiga has been carried
out, however there are still many obstacles encountered in it. The conclusion of this research
is the decision on the Implementation Competency Test Place for Automotive Technician at
SMK Negeri 2 Salatiga is more incremental. It seems to be an important consideration that
the Implementation Competency Test Place for Automotive Technician at SMK Negeri 2
Salatiga should be continued with some improvements.

Keywords: Competency Test Place, Program Evaluation, CIPP Model

Article Info
Received date: 9 Januari 2020 Revised date: 29 Juni 2020 Accepted date: 29 Juni 2020

PENDAHULUAN sosial; pengetahuan; dan keterampilan


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014
dikembangkan untuk menyiapkan tenaga Tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK).
operasional yang memiliki keterampilan sesuai Pengembangan sikap, pengetahuan dan
kebutuhan di dunia usaha / industry. keterampilan para siswa SMK dilakukan
Kurikulum dirancang dalam pengembangkan melalui pembelajaran teori, praktek
kompetensi inti dan dasar sikap spiritual; sikap
98
Evaluasi Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif … | Sartono M. Suwarno & Bambang Ismanto

laboratotirum dan bengkel serta praktek kerja untuk dijadikan sebagai Tempat Uji
industry. Kompetensi (TUK) karena memiliki sarana
Pengukuran tingkat kompetensi lulusan prasarana untuk TUK yang memenuhi syarat.
SMK perlu dilakukan untuk mengetahui Selain itu SMK telah memperoleh kepercayaan
kesiapan memasuki lingkungan kerja sesuai dari masyarakat dan pemerintah dalam
bidang kejuruannya. Salah satu tolok ukur menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan
keberhasilan dalam peningkatan kualitas pelatihan.
sumber daya manusia, yang dilakukan melalui Penyelenggaraan Tempat Uji
pendidikan menengah kejuruan adalah Kompetensi di SMK Negeri 2 Salatiga,
pencapaian kompetensi yang sesuai dengan harapannya adalah dapat memberikan
standar kompetensi kerja yang dipersyaratkan. pelayanan terhadap masyarakat, alumni
Guna mewujudkan persyaratan tersebut, maka maupun peserta didik di SMK Negeri 2 Salatiga
diperlukan Standar Kompetensi Kerja Nasional untuk dapat meningkatkan kompetensi dan
Indonesia sebagai acuan bagi penyelenggaraan mendapat pengakuan kompetensinya. Oleh
pendidikan dan pelatihan serta uji kompetensi karena itu, guna mengetahui sejauh mana
dalam rangka sertifikasi kompetensi pada kesenjangan penyelenggaraan program Tempat
sektor / bidang keahlian tertentu. Dasar hukum Uji Kompetensi tersebut, maka dilakukan
dalam rangka meningkatkan kompetensi kerja penelitian dengan judul Evaluasi Tempat Uji
bagi para tenaga kerja terdapat dalam Undang Kompetensi Teknisi Otomotif di SMK Negeri 2
Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 18 tentang Salatiga, untuk mengevaluasi Context, Input,
Ketenagakerjaan bahwa “Setiap tenaga kerja Process, Product terhadap penyelenggaraan
berhak untuk memperoleh dan /atau Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif di
meningkatkan dan /atau mengembangkan SMK Negeri 2 Salatiga.
kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat Penyelenggaraan program unit produksi
dan kemampuannya melalui pelatihan kerja”.. dan jasa di SMK Negeri 2 Salatiga yang telah
Adanya kebebasan dan pemberian hak berdiri sejak tahun 2010 telah menghasilkan
kepada setiap tenaga kerja untuk meningkatkan beberapa hasil produksi dan pemberian layanan
kompetensi yang dimiliki sesuai dengan jasa kepada DU/DI serta masyarakat (Sujoko,
kemampuan masing-masing. Dalam Peraturan Bambang Ismanto :2017). Evaluasi Tempat Uji
Pemerintah No 23 Tahun 2004 Tentang Badan Kompetensi akan memberikan informasi
Nasional Sertifikasi Profesi Pasal 3, bahwa tingkat pencapaian program-program yang
“BNSP dapat memberikan lisensi kepada direncanakan.
Lembaga Sertifikasi Profesi yang memenuhi Menurut Rose & Nyre (1977: 34)
persyaratan”. Lebih lanjutdisampaikan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang
lisensi tersebut diberikan gunaterlaksananya dilakukan oleh sekelompok ahli yang
tugas sertifikasi kompetensi yang ditetapkan, profesional terhadap suatu program guna
untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi. menentukan tindakan berikutnya. Sedangkan
Wewenang terhadap penyelenggaraan program Stufflebeam dan Anthony J. Shinkfield (1985)
uji kompetensi salah satunya diberikan kepada secara singkat merumuskan evaluasi sebagai
penyelenggara pendidikan dan lembaga sistem penilaian tentang suatu harga atau jasa
pelatihan kepada peserta didik dan warga beberapa objek. Pendapat Stufflebeam tersebut,
masyarakat yang membutuhkan sebagai memberikan suatu gambaran pemahaman
pengakuan terhadap kompetensi. Sekolah bahwa evaluasi sebagai sebuah sistem
Menengah Kejuruan (SMK) selaku penilaian. Miller didalam Sukiman (2012 : 3),
penyelenggara pendidikan mempunyai potensi evaluasi diartikan sebagai “a qualitative
99
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

judgment that uses measurement results from secara berkesinambungan, terus-menerus dan
test and assessment information to assign menge-cek sejauh mana program telah
grades”. (suatu pertimbangan kualitatif yang terlaksana. (2)Goal Free Evaluation Model.
menggunakan hasil pengukuran lewat Model evaluasi ini tidak memperhatikan apa
informasi tes dan asesmen untuk menentukan yang menjadi tujuan program, sehingga fokus
kualitas. Dari pendapat yang telah diuraikan, dari model ini adalah melihat kinerja program
dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan dan hal-hal yang terjadi baik positif maupun
suatu kegiatan mengumpulkan informasi negatif dalam pelaksanaan program.
tentang suatu program yang mempunyai tujuan (3)Formatif-Sumatif Evaluation Model.
untuk mengetahui sampai sejauh mana Merupakan model evaluasi yang menunjuk
pelaksanaan program berjalan dan sejauh mana adanya tahapan dan lingkungan obyek yang
tujuan program tersebut tercapai. Arikunto dievaluasi. Model evaluasi ini dilakukan ketika
(2009: 23) Evaluasi program adalah suatu program masih berjalan (Formatif) dan ketika
rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan program sudah selesai (Sumatif). (CSE-UCLA
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan Evaluation Model Center for the Study of
program. Ada beberapa pengertian “program” Evaluation University of California in Los
itu sendiri. Di dalam kamus tertulis program Angeles. Dalam pelaksanaan model evaluasi
adalah rencana, dan ada pula yang menulis ini, meliputi empat tahapan yakni 1). Needs
bahwa program adalah kegiatan yang Assessment, 2). Program Planning, 3).
direncanakan dengan seksama. Sehingga Formative Evaluation, 4). Sumative
evaluasi program adalah kegiatan yang Evaluation. (4)CIPP Evaluation Model. Model
dimaksud untuk mengetahui seberapa tinggi evaluasi ini dikembangkan oleh Stufflebeam
tingkat keberhasilan dari kegiatan yang dkk pada tahun 1967. Model evaluasi CIPP
direncanakan. melakukan tindakan evaluasi yang mencakup
Mmperhatikan pendapat beberapa ahli empat sasaran evaluasi yakni konteks, input,
diatas tentang definisi evaluasi, maka konsep proses dan produk.(5)Descrepancy Evaluation
evaluasi dipahami sebagai sebuah proses Model. Model ini dikembangkan oleh Malcon
pengumpulan data (Tyler, 1950; Nyere & Rose, Provus, substansi dalam evaluasi model ini
1977); sistem penilaian Stufflebeam& A.J. mencakup pada design, instalation, process,
Shinkfield (1985); pengukuran (Miller, 2012); product, cost and benefit analysis.
suatu rangkaian kegiatan (Arikunto, 2009). Pemahaman mengenai konsep uji
Berdasarkan uraian tentang definisi evaluasi, kompetensi tidak bisa terlepas dari pemahaman
maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi tentang kompetensi itu sendiri. Sedangkan
merupakan suatu kegiatan mengumpulkan Kompetensi dimaknai sebagai sebuah
informasi atau data, guna mengukur kemampuan, kekuasaan, kewenangan dan
ketercapaian suatu program dan mengambil keterampilan yang dimiliki seseorang untuk
langkah kebijakan berikutnya terhadap melakukan suatu tugas tertentu (Ghozali, 2004:
penyelenggaraan suatu program. Terdapat 65). Melalui definisi diatas memberikan suatu
beberapa model evaluasi yang dapat digunakan pemahaman bahwa kompetensi dimaknai
dalam melakukan kegiatan evaluasi terhadap sebagai sebuah skill atau kemampuan yang
suatu program (Arikunto, 2010: 52) sebagai dimiliki oleh seseorang. Kompetensi juga
berikut: (1)Goal Oriented Evaluation Model, dipahami sebagai perpaduan dari pengetahuan,
Fokus dari model evaluasi ini adalah tujuan dari keterampilan, nilai dan sikap yang
program yang sudah ditetapkan jauh direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
sebelumnya, pelaksanaan evaluasi dilakukan bertindak (Mulyasa, 2004: 38).
100
Evaluasi Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif … | Sartono M. Suwarno & Bambang Ismanto

Merujuk pada pendapat beberapa tokoh proses pembelajaran praktik dilaksanakan


diatas, maka dapat dikutip beberapa point sesuai dengan prosedur kerja yang
penting bahwa kompetensi merupakan sebuah sesungguhnya. Secara garis besar bahwa uraian
keterampilan, kemampuan, kekuasaan, hasil penelitian diatas, memberikan sebuah
kewenangan serta aspek sikap dan nilai yang gambaran bahwa untuk mewujudkan
dimiliki oleh seseorang (Ghozali, 2004; pelaksanaan tempat uji kompetensi maka
Mulyasa, 2004). Dengan demikian dapat perlunya pelaksanaan Standart Operational
disimpulkan bahwa kompetensi merupakan Procedure (SOP) dengan benar.
suatu keterampilan atau kemampuan yang Penelitian yang dilakukan oleh
dimiliki seseorang baik berupa kemampuan Sudjarwo (2008) dengan judul Evaluasi Kinerja
kognitif, afektif maupun psikomotor. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Uji kompetensi juga dimaknai sebagai Kepemimpinan Tingkat IV Pada Balai Diklat
sebuah penilaian mengenai kemampuan atau Keagamaan Semarang. Hasil penelitian
kompetensi seseorang terhadap suatu bidang tersebut menunjukkan bahwa status kinerja
keahlian. Secara khusus bahwa pelaksanaan uji input kurang, status kinerja proses baik sedang
kompetensi dilakukan oleh penguji atau asesor status kinerja output sedang. Uraian dari hasil
uji kompetensi untuk mengukur tingkat penelitian Sudjarwo memberikan sebuah
pencapaian kompetensi hasil belajar peserta deskripsi bahwa dari segi proses
didik, perserta kursus dan satuan pendidikan penyelenggaraan masuk dalam kategori baik.
nonformal lainnya, serta warga masyarakat Berdasarkan kedua uraian hasil penelitian yang
yang belajar mandiri pada suatu jenis dan dilakukan oleh Nuryake dan Sudjawo diatas,
tingkat pendidikan tertentu (Departemen memberikan satu gambaran substansi bahwa
Pendidikan Nasional, 2009). Uji kompetensi penyelenggaraan suatu tempat pelatihan
juga dimaksudkan untuk menilai keterampilan maupun uji kompetensi perlu dilakukan dengan
kerja yang dimilik oleh seseorang. Lebih lanjut baik dan sesuai dengan prosedur yang
ditekankan bahwa melalu uji kompetensi maka sebenarnya. Hasil penelitian relevan terkait
indikator-indikator kompetensi yang dimiliki dengan evaluasi uji kompetensi juga dilakukan
seseorang akan dapat terpenuhi dan oleh Irwanti dan Sudira (2014) dengan judul
dikembangkan lebih lanjut, (UNESCO, 2003). Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Keahlian
Sertifikat kompetensi diberikan penyelenggara Multimedia di SMK Se Kota Yogyakarta.
pendidikan dan lembaga pelatihan kepada Adapun hasil penelitian tersebut menunjukkan
peserta didik dan warga masyarakat sebagai bahwa ditinjau dari aspek 1). context masuk
pengakuan terhadap kompetensi untuk dalam kategori sangat sesuai, 2). Aspek input
pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi masuk dalam kategori sangat sesuai, 3). Aspek
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan process masuk dalam kategori sangat baik 4).
yang telah terakreditasi (UU No. 20 Tahun Aspek product masuk dalam kategori sangat
2003 Tentang Sisdiknas). Penelitian yang baik. Lebih lanjut dinyatakan bahwa dari segi
relevan sebelumnya terkait dengan kegiatan aspek input bahwa kelayakan tempat uji
evaluasi terhadap Tempat Uji Kompetensi kompetensi dan kelengkapan sarana dan
dilakukan oleh Nuryake (2012) dengan judul prasarana menjadiindikator yang sangat sesuai
Evaluasi Pelaksanaan TeachingFactory SMK terhadap penyelenggaraan uji kompetensi
di Surakarta, menyatakan bahwa pelaksanaan tersebut. Penilaian dari perspektif yang berbeda
Teaching Factory SMK di Surakarta dari segi ditunjukkan dalam hasil penelitian Nuryake
pembelajaran dan pelatihan berjalan terfokus pada pelaksanaan Standar Opetional
sangatbaik, hal tersebut dikarenakan bahwa Procedure penyelenggaraan program uji
101
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

kompetensi, sedangkan hasil penelitian mana implikasipengelolaan Teaching Factory


Sudjarwo menitik beratkan pada substansi mampu menjadi basis produksi dan praktek
penyelenggaraan program khususnya yang baik bagi perusahaan. Hasil penelitian ini
pelaksanaan yang sesuai prosedur. Sedangkan menunjukkan bahwa dalam pengelolaan
hasil penelitian Sudira dan Irwanti lebih Teaching Factory telah mampu dilaksanakan
menekankan pada kualitas sarana dan dengan baik.
prasarana. Berbeda dengan hasil penelitian
diatas, hasil penelitian terkait dengan evaluasi METODE PENELITIAN
tempat uji kompetensi juga dilakukan oleh I Penelitian ini merupakan penelitian
Nyoman, dkk (2014) Evaluasi Manajemen evaluatif deskriptif dengan model evaluasi
TeachingFactory Pada Unit Produksi Training Context, Input, Process,Product (CIPP) Hal
Hotel SMK Kridawisata. Penelitian tersebut dikarenakan bahwa dalam penelitian
bertujuanmengevaluasi pengelolaan Teaching ini berupaya melakukankegiatan evaluasi dan
Factory Pada Unit Produksi Jurusan Perhotelan memberikan gambaran mengenai data
SMK Kridawisata Bandar Lampung. Kualitas penelitian yang berupa keterangan, pernyataan
kegiatan teaching factory mampu menciptakan serta kebijakan mengenai penyelenggaraan
budaya industri di sekolah dan menjadi salah Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif di
satu sumber pendanaan untuk sekolah. Hasil SMK Negeri 2 Salatiga. Penelitian dilakukan di
penelitian ini secara tidak langsung SMK Negeri 2 Salatiga Yang beralamat di Jl.
menunjukkan bahwa pengelolaan Teaching Parikesit Kelurahan Dukuh, Kecamatan
Factory Pada Unit Produksi Training Hotel Sidomukti Salatiga, pada Tempat Uji
SMK Kridawisata, masih belum sesuai dengan Kompetensi Bidang Keahlian Otomotif.
apa yang diharapkan dengan tujuan yang telah Sedangkan waktu pelaksanaan pada penelitian
dirancang. ini adalah tahun 2016 /2017. Dalam penelitian
Hasil penelitian lain terkait dengan evaluasi ini, teknik yang digunakan untuk
evaluasi tempat uji kompetensi juga dilakukan mengumpulkan informasi data penelitian
oleh Pan Wei Rong (2009) Analysis of meliputi kegiatan wawancara, observasi, studi
Teaching Factory Model of dokumentasi serta menggunakan Focus Group
NanyangPolytechnic. Hasil penelitian ini Discussion (FGD) sebagai validasi data dalam
menunjukkan bahwa dalam pengelolaan penelitian ini. Kegiatan teknik analisis data
Teaching Factory Nanyang Polytechnic telah dalam penelitian ini meliputi beberapa hal
mengintegrasikan teori kedalam praktek, serta sebagai berikut 1). Koleksi data, 2). Reduksi
mampumengintegrasikan materi pengajaran Data, 3). Display Data, 4). Verifikasi/
sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Secara Kesimpulan data (Miles and Huberman dalam
umum bahwa hasil penelitian ini lebih Sugiyono, 2013). Tahapan koleksi data,
menekankan pada relevansi pengajaran dilakukan pengumpulkan data yang diperoleh
Teaching Factory sesuai dengan kebutuhan dari sumber yang diperoleh baik melalui
dunia Industri. Penelitian Teaching Factory wawancara, observasi maupun studi
Nanyang Polytechnic telah menunjukkan dokumentasi. Berikutnya setelah data
bahwa pengelolaan Teaching Factory telah terkumpul, dilakukan penyederhanaan,
dilakukan secara baik. Hasil penelitian yang transformasi dan penggolongan data yang telah
relevan juga dilakukan oleh Mao Cai Sheng terkumpul. Data direduksi sesuai berdasarkan
(2009) Educational Feature of Singapore’s pada komponen model evaluasi CIPP meliputi
Teaching Factoryand Its Implication. komponen context, imput, process dan product.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh
102
Evaluasi Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif … | Sartono M. Suwarno & Bambang Ismanto

Setelah data direduksi dan digolongkan Tempat Uji Kompetensi di SMK Negeri 2
sesuai dengan model evaluasi CIPP, tahap Salatiga mengacu pada Pedoman BNSP No 206
berikutnya adalah penyajian data yang telah Tahun 2007. Kebijakan pengembangan
digolongkan berdasarkan pada model evaluasi kegiatan TUK memperhatikan masukan-
CIPP agar lebih mudah dipahami dan sebih masukan dari dunia usaha / industri, masyarakat
terstruktur untuk dipahami. Tahapan terakhir dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
dalam teknis analis data yakni dilakukan proses Wawancara dengan Tempat magang Praktek
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Validitas kerja Industri memberikan masukan agar SMK
data yang digunakan dalam penelitian ini Negeri 2 Salatiga untuk memperhatikan
menggunakan teknik triangulasi sumber. ketercapaian tujuan, sasaran dan target yang
Dalam penelitian ini, triangulasi sumber ditetapkan. Perkembangan dunia otomotif
dilakukan dengan cara memvalidasi data yang menjadi pertimbangan pengelola dalam
diperoleh dengan teknik wawancara, observasi menyusun perencanaan program TUK. Para
dan studi dokumentasi melalui kegiatan Focus guru pembimbing selalu memberikan masukan
Group Discussion. Adapun melalui kegiatan berdasarkan pengalaman mendampingi peserta
FGD nanti akan diperoleh data hasilpenelitian didik dalam Praktek Kerja Industri
yang telah tervalidasi sebagai bahan untuk (PRAKERIN).
melakukan pembahasan dalam kegiatan Aspek Input
penelitian evaluasi, melalui hasil diskusi yang Dasar hukum penyelenggaraan Program
menghadirkan narasumber meliputi Kepala Tempat Uji Kompetensi di SMK Negeri 2
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Salatiga berdasarkan pada Surat Keputusan
Hubungan Masyarakat dan industri , Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Teknik Otomotif
TUK Teknisi Otomotif, Ketua Program Bidang Nomor: Kep-031/SK LSP-
Keahlian Teknik Otomotif, tenaga teknis, guru, TO/Re.TUK/JKT/III/2011 sebagai Tempat Uji
tenaga administrasi, Industri pengguna Kompetensi dengan level Madya/Senior.
jasa/pelanggan, alumni. Pengelolan Program Tempat Uji Kompetensi di
SMK Negeri 2 telah dibentuk berdasarkan pada
HASIL PENELITIAN DAN kebutuhan. Hal tersebut juga didukung oleh
PEMBAHASAN Surat Keputusan 001/A-2/Mar/2016/Bid.Mutu,
Hasil Penelitian hal 16-18 tentang struktur organisasi
Aspek Context penyelenggaraan Tempat Uji Kompetensi
Program Tempat Uji Kompetensi Teknik Otomotif di SMK NEGERI 2 Salatiga.
(TUK) Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 Mekanisme pelaksanaan Tempat Program
Salatiga dikelola manajemen Sekolah sesuai Tempat Uji Kompetensi Teknik Otomotif SMK
Pedoman / Petunjuk teknis yang ditetapkan. Negeri 2 Salatiga dilakukan dengan mengacu
Penyelenggaraan Program Tempat Uji pada penerapan sistem manajemen mutu
Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 pedoman BNSP 206/ISO 17024. Berdasarkan
Salatiga telah merujuk pada Undang-Undang pada pedomantersebut, terdapat ruang lingkup
Nomor 20 Tahuun 2003 Tentang Sistem assesment dalam uji kompetensi pada program
Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor yang akan di ujikan. Ruang lingkup assesment
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Teknik
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 Otomotif dapat dilihat melalui tabel 1 sebagai
Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi. berikut:
Sedangkan petunjuk teknis pada Program

103
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

Tabel 1. Ruang Lingkup Assesment dalam PelaksanaanUji Kompetensi Teknik Otomotif


No Ruang Lingkup Asesmen Bid. Pekerjaan Level/ Kualifikasi
1 Klaster Engine Tune Up Konvensional Teknisi Otomotif Engine Tune Up Konvensional
2 Klaster Engine Tune Up Sistem Injeksi Teknisi Otomotif Engine Tune Up Sistem Injeksi
3 Klaster Emisi Gas Buang Teknisi Otomotif Emisi Gas Buang
4 Klaster Sistem Rem Manual Teknisi Otomotif Sistem Rem Manual
5 Klaster Wheel Alignment Teknisi Otomotif Wheel Alignment Spooring & Balancing
Sumber: Panduan Mutu TUK TO SMK Negeri 2 Salatiga, 2016

Daya dukung dalam penyelenggaraan instruktur, /tenaga pengajar pada Program


Program Tempat Uji Kompetensi Teknik Tempat Uji Kompetensi dapat dilihat pada tabel
Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga, tidak 2 sebagai berikut:
terlepas dari sumber daya manusia meliputi :

Tabel 2. Kualifikasi Instruktur Program TUK Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Salatiga
Kualifikasi Pendidikan
No. Jumlah Bidang Keahlian
D3 S1 S2
1 - 9 1 4 Engine Tune Up Konvensional
2 - 2 - 2 Engine Tune Up Sistem Injeksi
3 3 - 3 Emisi Gas Buang
4 - 1 1 2 Sistem Rem Manual
5 - 3 - 3 Wheel Alignment (WA)/Spooring & Balancing
14
Sumber: Data Sekretaris TUK TO SMK Negeri 2 Salatiga, 2016

Sedangkan pada aspek sumber daya perawatan sarana dan prasarana, operasional
manusia dari segi peserta Uji Kompetensi program yang mencakup pembelian ATK,
Teknik Otomotif, dapat berasal dari Institusi administrasi, honor instruktur pengajar dan
Pendidikan, baik guru maupun peserta didik, biaya penerbitan sertifikat uji kompetensi dari
masyarakat umum dan peserta dari Dunia BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Usaha dan Industri.Pembiayaan dalam Program Tempat Uji Kompetensi
penyelenggaraan Program Tempat Uji Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga,
Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 telah memiliki beberapa fasilitas sarana dan
Salatiga, bersumber dari dana Pemerintah prasaran pendukung penyelenggaraan program
Pusat, Pemerintah Daerah dan peserta Uji , yang dapat dilihat melalui tabel 3 sebagai
Kompetensi. Pembiayaan digunakan untuk berikut:

Tabel 3. Data Sarpras TUK TO SMK Negeri 2 Salatiga


No Uraian Spesifikasi Jumlah Satuan
1 Mobil FR Xenia Xi A/T 1,3 VVTi 1 Unit
2 Mobil FR Avanza 1.5 S M/T VVTi 2 Unit
3 Scanner Mobil VG Asian, Europe vehicle 3 Unit
4 Gas Analyzer Asian, Europe Gasoline Engine 2 Unit
5 V JACK Hesbon 2000 Kg 1 Paket
6 Transmission JACK 500 Kg 1 Unit
7 Car Wash Equipment Two Post Lift 1 Paket
8 Komputer for training Laptop Intel Core i5 2 Unit
9 Ruang Kelas Kapasitas 50 orang 4 Unit
10 Ruang Praktek Praktek Peserta 2 Unit
11 Caddy and tool set Standart mekanik 12 set
Sumber: Data Sekretaris TUK TO, 2017

104
Evaluasi Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif … | Sartono M. Suwarno & Bambang Ismanto

Aspek Process kompetensi instruktur melalui berbagai


Upaya-upaya yang terus dilakukan oleh pelatihan. Kegiatan Diklat instruktur Tempat
pihak penyelenggaran Tempat Uji Kompetensi Uji Kompetensi di SMK Negeri 2 Salatiga
SMK Negeri 2 Salatiga dalam peningkatan dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. TentangKegiatan Pelatihan Instruktur TUK SMK Negeri 2 Salatiga


No Kegiatan Uraian Waktu
1 Diklat di Industri Otomotif Industri Otomotif oleh PT. Astra Daihatsu Jakarta Maret 2011
2 IHT Guru Otomotif Penguatan Otomotif Dasar Mei 2011
3 IHT Guru Otomotif Penguatan Otomotif Advance September 2011
4 Diklat Instruktur Mandiri Pro Technician Internasional di PT. Astra Daihatsu Motor September 2011
5 IHT Guru Otomotif Kurikulum Advance Otomotif Oktober 2011
6 Diklat Assesor Mandiri Metodologi Assesor BNSP/ LSP Otomotif (LSP TO) November 2011
7 Diklat dan UKG Engine Tune Up EFI November 2011
Sumber: Sekretaris TUK TO SMK Negeri 2 Salatiga, 2017

Implementasi dalam penyelenggaraan sertifikasi dengan nomor skema sertifikasi


pada Tempat Uji Kompetensi Teknik Otomotif, 2/V/SKM/15, pada bidang Pemeliharaan
dilihat dari segi pendanaan tidak mengalami Sistem Elektrikal telah memiliki pedoman
kendala yang cukup berarti dengan adanya skema sertifikasi dengan nomor skema
bantuan subsidi dana baik dari pemerintah pusat sertifikasi 3/V/SKM.15, dan terakhir pada
maupun daerah. Dilihat dari segi pelaksanaan bidang Engine Tune Up Sistem Injeksi telah
kegiatan, penyelenggaraan Tempat Uji memiliki pedoman skema sertifikasi dengan
Kompetensi Teknik Otomotif masih belum nomor skema sertifikasi 4/V/SKM/15.
berjalan sesuai dengan apa yang Keempat skema sertifikasi diatas merupakan
diharapkan.Rendahnya minat tenaga kerja atau standar baku yang dikeluarkan oleh Lembaga
masyarakat untuk mengikuti uji kompetensi Sertifikasi Profesi (LSP), dalam rangka
menjadi salah satu indikator kurang tercapainya mengukur kompetensi bagi para peserta uji
penyelenggaraan Tempat Uji Kompetensi kompetensi. Selain menggunakan skema
Teknik Otomotif, bahkan belum adanya sertifikasi yang disusun oleh LSP, penentuan
kepastian untuk memperoleh peserta yang kelulusan seorang peserta uji kompetensi juga
berminat mengikuti program tersebut menjadi dinyatakan pada kriteria yang telah tercantum
sebuah temuan yang sangat menarik dalam dalam skema setifikasi pada tempat uji
penelitian ini. Bahwa tidak adanya pengakuan kompetensi. Kriteria kelulusan tersebut
dari Dunia Usaha dan Dunia Industri, terhadap meliputi: Kompeten (K);Belum Kompeten
sertifikat profesi yang dimilik pasca mengikuti (BK); dan Penilaian lanjut (PL).
uji kompetensi keahlian juga menjadi Pembahasan
permasalahan bagi Program Tempat Uji Program Tempat Uji Kompetensi
Kompetensi Teknik Otomotif. Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Salatiga,
Aspek Product didukung dengan kebijakan program, sumber
Dalam rangka mengukur kompetensi daya manusia, sarana dan prasarana yang cukup
yang dimiliki peserta uji kompetensi, terdapat memadahi,apabila dilihat pada aspek Input
empat standar baku dari masing-masing klaster telah sesuai dengan analisis kebutuhan baik
bidang keahlian. Pada bidang keahlian Engine masyarakat maupun dunia industri.(BNSP,
Tune Up Konvensional telah memiliki 2007: 40) bahwa tempat kerja dan atau lembaga
pedoman skema sertifikasi dengan nomor yang dapat memberikan fasilitas pelaksanaan
skema sertifikasi 1/V/SKM/15, bidang keahlian uji kompetensi, yang telah diverifikasi oleh
Service Chasis telah memiliki pedoman skema Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) berlisensi,
105
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

diharapkan mampu memberikan layanan pedoman BNSP 206/ISO 17024 terkait dengan
fasilitas kepada masyarakat. Senada dengan mekanisme kerja Program Tempat Uji
hasil penelitian Irwanti dan Sudira (2014) Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Negeri 2
tentang Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Salatiga.
Keahlian Multimedia di SMK Se Kota Pentingnya penerapan Standar
Yogyakarta yang menyatakan bahwa evaluasi Operational Procedure (SOP) terhadap
pada aspek Input sangat sesuai dengan mekanisme kerja Tempat Uji Kompetensi
kebutuhan. Hasil penelitian Pan Wei Rong Teknik Otomotif, menjadi komponen penting
(2009) tentang Analysis of Teaching Factory dalam penyelenggaraan program. Hal tersebut
Model of Nanyang Polytechnicdan Mao Cai juga selaras dengan hasil penelitian Nuryake
Sheng (2009) tentang Educational Feature of (2012) bahwa pelaksanaan Standart
Singapore’s Teaching Factory and Its Operational Procedure (SOP) dengan benar,
Implication bahwa melalui adanya Teaching menjadi point penting dalam penyelenggaraan
Factory akan mampu menjadikan wadah sebuah program. Evaluasi process dalam
sebagai pengembangan dan pembelajaran siswa penyelenggaraan pada Program Tempat Uji
sebelum memasuki dunia industri. Berdasarkan Kompetensi Teknik Otomotif, ditunjukkan
pada hasil temuan dan penelitian relevan, maka melalui kompetensi instruktur pengajar dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi pelaksanaan dari kegiatan uji kompetensi
Context pada Program Tempat Uji Kompetensi tersebut. Berdasarkan hasil temuan penelitian,
Teknik Otomotif sangat sesuai dengan bahwa dari segi pendidikan akademik para
identifikasi kebutuhan dalam instruktur yang dimiliki oleh Tempat Uji
menyelenggarakan program. Kompetensi Teknik Otomotif memiliki
Dalam tahapan input penyelenggaraan kualifikasi pendidikan S1 dan S2. Selain itu,
Program Tempat Uji Kompetensi Teknik para instruktur telah didukung dengan model-
Otomotif, SMK Negeri 2 Salatiga berupaya model pelatihan peningkatan kompetensi baik
menyelenggarakan tempat uji kompetensi berupa IHT maupun diklat mandiri. Pendapat
sesuai dengan kebutuhan tempat kerja dan Pidarta (2004:28) bahwa manajemen
standar pemerintah. Direktorat SMK Tahun pendidikan berupaya untuk memadukan
2007 yang menyatakan bahwa seluruh aktivitas sumber-sumber pendidikan
penyelenggaraan Tempat Uji Kompetensi harus agar terpusat dalam upaya mencapai tujuan
dipertimbangkan dan disesuaikan akan pendidikan.
kebutuhan dunia industri serta mengacu pada Merujuk dari ulasan temuan penelitian
standar operasional penyelenggaraan. tersebut, dapat dipahami bahwa dunia industri
Program Tempat Uji Kompetensi memiliki kriteria tersendiri dalam menilai
Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga, kompetensi yang dimiliki oleh seorang tenaga
telah memperoleh ijin berdasarkan pada Surat kerja. Berdasarkan pada uraian hasil penelitian,
Keputusan Lembaga Sertifikasi Profesi Teknik dapat disimpulkan bahwa evaluasi proses
Otomotif Nomor: Kep-031/SK LSP- program Tempat Uji Kompetensi Teknik
TO/Re.TUK/JKT/III/2011. Temuan hasil Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga masih
penelitian tersebut, nampaknya diperkuat oleh belum sesuai dengan harapan yang telah
pendapat Pidarta (2004: 26) bahwa tahapan dirancang oleh pengelola.
dalam perencanaan merupakan bagian dari Evaluasi aspek produk dalam
langkah peningkatan mutu terhadap perbaikan penyelenggaraan Program Tempat Uji
program. Hal tersebut juga diperkuat oleh Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Negeri 2
Standar Operational Procedure (SOP) berupa Salatiga, bahwa penyelenggaraan program ini
106
Evaluasi Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif … | Sartono M. Suwarno & Bambang Ismanto

masih belum tercapai sesuai dengan apa yang keberlanjutan penyelenggaraan program
diharapkan, kendala yang dihadapi ialah jumlah tersebut.
peminat untuk mengikuti program uji Rekomendasi terhadap hasil evaluasi
kompetensi yang masih kurang. Hasil temuan penyelenggaraan Program Tempat Uji
penelitian dari Nyoman, dkk (2014) yang Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Negeri 2
menyatakan bahwa terdapat ketidaksesuaian Salatiga, selain didasarkan pada temuan hasil
antara tujaun dan pelaksanaan program penelitian juga didasarkan pada kajian secara
sehingga menghasilkan produk yang bermutu teoritis. Didalam rekomendasi terhadap
rendah. Berdasarkan pada hasil temuan kebijakan tindak lanjut dalam penyelenggaraan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada program khususnya melalui model evaluasi
aspek evaluasi produk pada penyelenggaraan CIPP, terdapat empat klasifikasi yang dijadikan
program Tempat Uji Kompetensi Teknik sebuah pedoman. Penyelenggaraan evaluasi
Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga masih dengan model CIPP, pada dasarnya memiliki
belum sesuai. empat pengaturan keputusan yaitu
Program Tempat Uji Kompetensi Homeostatic, Incremental, Neomobilistic dan
Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Salatiga, Metamorphic (Rose & Nyre, 1977). Lebih
didukung melalui sarana dan prasarana yang lanjut Rose & Nyre menjelaskan bahwa
cukup memadahi. Fasilitas gedung, mesin keputusan homeostatic merupakan keputusan
peralatan dan sumber daya manusia yang baik yang ditujukan untuk mempertahankan status
menjadi alasan utama program tempat uji quo. Keputusan Incremental merupakan
kompetensi untuk tetap memberikan pelayanan keputusan yang diambil guna melakukan
kepada masyarakat. Terlepas dari perbaikan-perbaikan terhadap suatu program.
ditemukannya kendala yang muncul dalam Keputusan Neomobilistic keputusan
pelaksanaan Program Tempat Uji Kompetensi yang diambil guna memecahkan permasalahan
Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga, yang signifikan. Sedangkan keputusan
namun demikian bahwa program ini sangat Metamorphic keputusan yang diambil untuk
dibutuhkan oleh masyarakat. melakukan perubahan yang menyeluruh
Indentifikasi dan analisis kebutuhan, terhadap suatu program. Merujuk pada
sampai dengan perencanaan program telah klasifikasi model kebijakan tindak lanjut
dilaksanakan oleh pengelola. Program Tempat evaluasi program diatas, berdasarkan temuan
Uji Kompetensi Teknik Otomotif di SMK penelitian bahwa Program Tempat Uji
Negeri 2 Salatiga telah berupaya untuk Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Negeri 2
mewujudkan kegiatan manajemen pendidikan Salatiga telah berjalan dengan baik. Hal
dalam penyelenggaraan program. Hal tersebut tersebut dapat ditunjukkan dengan dengan
nampaknya selaras dengan pendapat fasilitas dan sumber daya manusia yang cukup
Engkoswara (2010: 54) manajemen pendidikan memadahi. Namun demikian dalam aspek
sebagai sebuah kegiatan perencanaan, proses ditemukan beberapa kendala yang
pengorganisasian, pengarahanan dan dihadapi oleh pengelola. Melalui uraian diatas,
pengawasan usaha pendidikan untuk mencapai dapat dipahami bahwa keputusan terhadap
sebuah tujuan bersama. Oleh karena itu, adanya penyelenggaraan Program Tempat Uji
komponen pendukung dan kendala-kendala Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Negeri 2
yang di hadapi dalam penyelenggaraan Salatiga lebih mengarah pada keputusan
Program Tempat Uji Kompetensi Teknik Incremental. Hal tersebut nampaknya menjadi
Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga, maka perlu sebuah pertimbangan yang cukup penting,
adanya sebuah rekomendasi terhadap bahwa seyogyanya penyelenggaraan Program
107
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2020

Tempat Uji Kompetensi Teknik Otomotif di 2. Hasil penelitian ini menjadi pertimbangan
SMK Negeri 2 Salatiga tetap dilanjutkan bagi sekolah dalam rangka
dengan disertai beberapa perbaikan. menyelenggarakan Tempat Uji Kompetensi
Program Keahlian lainnya;
3. Dunia industri perlu melakukan suatu
SIMPULAN DAN SARAN koordinasi dan komunikasi dengan pihak
Simpulan terkait perihal standart kompetensi kerja;
Evaluasi Penyelenggaraan Program 4. Dunia industri dapat memberikan peran
Tempat Uji Kompetensi Teknik Otomotif di sumbangsihnya dalam pengembangan
SMK Negeri 2 Salatiga sebagai berikut: tenaga kerja, khususnya pasca mengikuti
1. Penyelenggaraan Program Tempat Uji kegiatan uji kompetensi.
Kompetensi Teknik Otomotif di SMK
Negeri 2 Salatiga pada aspekContext, telah DAFTAR PUSTAKA
didasarkan pada identifikasi kebutuhan, Arikunto, Suharsini & Abdul Jabar. C.
kebijakan dari pemerintah dan saran dari Safruddin. 2009. Evaluasi Program
Dunia Usaha / Industri;
Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis
2. PenyelenggaraanProgramTempat Uji
Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Negeri 2 Salatiga pada aspek Input telah Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
mencakup mekanisme penyelenggaraan Arikunto, Suharsini. 2010. Dasar-Dasar
program, sumber daya manusia,
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
administratif, pembiayaan serta sarana dan
prasarana yang sesuai; Aksara.
3. PenyelenggaraanProgramTempat Uji Cai, Sheng Mao. Educational Feature of
Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Singapore’s Teaching Factory and Its
Negeri 2 Salatiga pada aspek Process masih
Implication. Journal Institute of
belum sesuai dengan tujuan dan harapan, hal
ini ditunjukkan dengan masih rendahnya Vocational Education of Tongji
minat siswa/luusan dan atau masyarakat University, Vol. 2, 2009, Shanghai.
yang memanfaatkan tempat uji kompetensi Clare Rose & Glenn F. Nyre. 1977. The
untuk melakukan uji kompetensi;
Practice of Evaluation. Princetion:
4. PenyelenggaraanProgramTempat Uji
Kompetensi Teknik Otomotif di SMK Education Testing Service.
Negeri 2 Salatiga pada aspek Product masih Darmawan G. I Nyoman, Sumitro, Bambang,
belum sesuai dengan apa yang Djasmani, Sulton. Evaluasi Manajemen
diharapkan,hal tersebut ditunjukkan
belumsemua dunia usaha dunia industri Teaching. Jurnal Manajemen Mutu
memberikan pengakuan terhadap sertifikasi Pendidikan, Vo. 2, No. 2, 2014, FKIP
uji kompetensi, bagi peserta uji yang UNILA.
dinyatakan Kompeten / lulus Uji
Engkoswara. 2010. Administrasi Pendidikan.
kompetensi.
Saran Bandung: Alfabeta.
1. Program Tempat Uji Kompetensi Teknik Ghozali, Ahmad & Fuaduddin. 2003.
Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga, perlu Kepemimpinan Kepala Madrasah Yang
membuat terobosan-terobosan baru dalam Efektif (Modul 3). Jakarta: Pusdiklat
rangka peningkatan kualitas program,
Administrasi, BadanLibang Agama dan
Perlunya menjalin kerja sama dengan Dunia
Industri terkait dengan penyelarasan Diklat Keagamaan.
terhadap kompetensi yang dibutuhkan di Hapsari, Melati Indri. Pengkajian Program
Dunia Industri; Kursus dan Pelatihan Terkait dengan

108
Evaluasi Tempat Uji Kompetensi Teknisi Otomotif … | Sartono M. Suwarno & Bambang Ismanto

Jenis Keterampilan, Sertifikasi dan Prihantoro, A.H. 2012. Administrasi,


Penempatan Lulusan. Journal of Organisasi dan Manajemen: Pendekatan
Nonformal Education, Nomor. 2 Praktis danTeknik Mengelola
Volume. 1, Tahun 2016, FIP Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset
Universitas Negeri Semarang. Santiyadnya, Nyoman. Evaluasi Program
Irawati, Y. D dan Sudira, Putu. Evaluasi Uji Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian
Kompetensi Siswa Keahlian Produktif di SMK Negeri 3 Singaraja.
Multimedia di SMK Se Kota Seminar Nasional Riset Inovatif III,
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi, Tahun 2015.
Vol. 4, Nomor. 3, November 2014, Setiawan, Andika. Widiyanti. Sunomo. Studi
UNY. Pengelolaan Uji Kompetensi Keahlian
Mustari, I Made Sudana, Eko Supraptono. Berlisensi Lembaga Sertifikasi Profesi
Model Teaching Factory bagi Pada Jurusan Teknik Mesin di SMKN 1
Pembelajaran Merencana dan Blitar. Jurnal Teknik Mesin Dan
Menginstalasi Sistem Audio. Journal of Pembelajaran, Volume 1, Nomor 1, Juni
Vocational and Career Education, 2018, Halaman: 1 – 7, Universitas
Volume 2, Nomor 2, 2017, Hal: 96- Negeri Malang. Diunduh dari
105.Universitas Negeri Semarang. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jp
eka, Senin 29 Juni 2020 jam 13.20
Mulyasa. E. 2003. Menjadi Guru Profesional.
Cet. 11. Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjarwo. 2008. Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pendidikan dan
Nuryake, Fajaryati. Evaluasi Pelaksanaan
Pelatihan KepemimpinanTingkat IV
Teaching Factory di SMK Surakarta.
Pada Balai Diklat Keagamaan
Junal Pendidikan Vokasi, Vol. 2,
Semarang. Semarang. Tesis:
Nomor 3, November 2012, UNY.
UniversitasDiponegoro.
Pan Wei Rong. Analysis of Teaching Factory
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi.
Model of Nanyang Polytechnic. Journal
Bandung: Alfabeta
ofGuangdong Communication
Polytechnic. Vol. 4, 2009, Guangzhou. Sujoko dan Bambang Ismanto, 2017, Evaluasi
Peningkatan Pengalaman Belajar
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan
Program Unit Produksi Dan Jasa Bidang
Indonesia. Jakarta: Rineke Cipta.
Keahlian Teknik Pemesinan SMK
Pratiwi, Monica. Ridwan. Waskito.Evaluasi Negeri 2 Salatiga, Jurnal Pendidikan
Teaching Factory Model CIPP. Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Keuangan
Imiah Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1 No. 1 Mei 2017
Volume 3, Nomor 3 Oktober 2019,
Wirawan. 2012. Evaluasi: Teori, Model,
Universitas Pendidikan Ganesha
Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta

109

You might also like