You are on page 1of 106
ENSIKLOPADI DAFTAR IsI Daftar isi. Neurologi. Psikiatri Oftalmologi THT Respirologi. Kardiovaskula - Gastrointestinal dan Hepatobilie Ginjal dan Saluran Kemi Reproduksi Endokrin, Metabo! Hematologi Infeksi dan Imunologi Dermatologi Infeksi Menular Seksual . Muskuloskeletal... llmu Kedokteran Komunitas Riset dan Biostatistik Kedokteran Forensik dan Medikolega Bioetika dan Kode Etik Kedokteran TRYOUT O , dan Nutrisi 107 11 NEUROLOGI e ensimcoPAD! FE Fisio.oci Dermatom “aja Too Puting payudara (nipple) 4 Processus xiphoideus v ‘Umbilikus, - ~ 710 Koki medial (bu jari) “4s - Kaki medial (kelingking) G1 Perineum 52-54 “Pusat Refleks Biseps Triseps Patella 5-068 cree Bu Nervus Kranialis 1 Olfaktori Sensori penciuman il Optikus ‘Sensori penglihatan il Okulomotor Gerak bola mata, konstriksi pupil, levator palpebra Trigeminus ‘Otot mastikasi Vi Abdusens Gerakbolamata Otot wajah, rasa 2/3 anterior lida ‘Vil Fasialis Pendengaran dan keseimbangan Vill Vestibulokoklearis “IX” Glossofaringeus elevasi faring, menelan ‘enelan, parasimpais Ke organ dalam XI Aksesorius bahu Xi Hipoglossus: Neurotoc! ANAK Kejang Demam © Bangkitan kejang yang tejadi pada peningkatan suhu ‘tubuh (rektal >38°C), disebabkan oleh proses cekstrakranial Klsifikass Kejang demam SEDERHANA jika durasi<15 menit sift kojang generalisata (bukan fokal); hanya 1 kali dalam 24 jam. Usia kejang demam anak biasanya antara 6 bulan- 5 tahun Rasa 1/3 posterior lidah, Rotasi kepala dan angkat "Gerakan otot lidah ~Gerak bola mata: R450, = otot rektus lateral CN VI/ tot superior oblik CN IV yang lainnya dipersarafi CN Anatom batang otak ‘CNII IV keluar dari mesensefalon CCN, VI Vi dan Vil keluar dai ons NIK, X,X1, dan a keluar dan ‘medula oblongata ~Kejang demam: bukan oleh infeksi SSP, gangguan metaboli, dan tidak pernah ada sway kejang tanpa demam Tidak memenuhi krteria kejang demarn sederhana = kejang demam kompleks. neonat diatalaksana Ladulta gs (aneh [De Sitka kecurigaan infeksi SSP harus dikerjakan penunjang: mentunakan fenobarital pungsilumbal; EEG jka kejang fokal Nine Kejang dengan demam pada Ulpeyprbe. P4O™ 4p saat kejang berlangsung: diazepam rektal (<1 tahun 5 3) usa Lb dan ‘mg; >1 tahun 10 mg), boleh diulang satu kali, Masih kejang: diazepam IV (0,3 mg/kg) bolus pelan. Masih MY (ajoty pera y. kejang: fenitoin IV (10-20 mg/kg) bolus dengan kecepatan kc, Kurang dari SO mg/menit, jika kejang berhentilanjutkan S)daps newstes; dengan rumatan fenitoin (4-8 mg/kg/hari), 12 jam setelah dosis awal. Kejang tidak berhenti > ICU. Profilasksis dipertimbangkan: profilaksis intermiten *hritera kejang serine (dengan diazepam, 0,3 mg/kg88/kall, 3x sehari, selama 48 _berulang 3x/lebih dalam 6 bulan, iam) jika kejang pada subu tubuh tidak tinge), berulang atau Ax/lebih dalam 1 tahun sering” profilaksis kontinu (dengan fenobarbital/asam valproat diberikan selama 1 tahun) jka Kejang fokal, >15 menit| INFEKSI Sistem SARAF “Ensefalitis Demam, kejang, dan penurunan kesadaran - 4, Jika tidak mengenai lapisan meningens, tanda rangsang meningeal (-). Analsa cairan serebrospinal, dapat dilanjutkan pemeriksaan PCR Asikiovicutin diberikan karena insdens ensefaltis herpes simpeks yang tinggi “Weningits inflamasiTapisan meningens, akibatinfeksi ~ Rnalia cava serebrospina Demam tinggi, sakit kepata,fototobia fist ards eke: 4. Kaku kuduk dan tanda rangsang meningeal (+) lial eet pla erga 4 Tergantung etiolog, antibiotik; antiviral; anti Teareigir tuberkulosis, Virus jeri teukstrendoh, dominan fost, protein normal, alukoss normal TB. xanthokrom, leukost vatibel, dominan infest, protein rmeningkat, lukosarendah Tetanus Eksotoksin C. tetani mengakibatkan rangsangan spatis. 4, Opistotonus, trismus, disfagia, kaku leher, fleksi lengan, ekstensi tungkai, hingga disfungsi otonom. Spasme dapat timbul dengan rangsang atau spontan. Tes spatula positif *} Pencegahan dengan vaksin tetanus toksoid (TT) dan anti-tetanus serum (ATS). Pengobatan dengan ATS, TT, pelumpuh otot (diazepam), dan antibiotik (metronidazol atau amoksisilin). Thas: Sa0eG000000e0eee Beaman 2 Sit Ltn Len do psu courktgu ENSIKLOPADI ‘conta Summary Guide to Tetanus Prophylaxis Poona REcineN in Routine Wound Management Portas Teranos — [ASSESS WOUND >> Tentukan apakah luka bersh stau kotor, sertatentukan status imunisasi TT penderita Luka yang bers tidak memerlukan ATS/HTig. Luka yang kotor mungkin memerlukan ATS/HTig atau vaksin TT Nyeri KEPALA Diagnosis Banding Migraine Tension Custer Sat kepalo per waak = . w___uebablanoiehprses TokastUnlatertBiaterat—Unioterat Season eres Darasl a Fjam— Bervarows —-172-3.am, banyak serangan Tampilan Tempat Tetap aktif — Tetap aktif; pasien gelap, atau laki-laki dan istiahat; —istirahat_ —_perokok perempuan “NyeriKepala Tipe _@ Nyeribilateral, rasa seperti tertekan dan dikat, lokas) - Togang (Tension) frontal dan oksipital NSAID (ibuprofen, aspirin) atau parasetamol; antidepresan trisiklik (amitriptilin) sebagai preventif. Wigiaine fiver unilateral, rasa berdenyut,lokasi difronto- temporal dan okular, mual, muntah, fotofobia, fonofobia Bisa disertai aura (classie migraine) maupun tanpa aura (common migraine). Triptan atau ergot (abort); antidepresan trisiklik (amitriptilin) sebagai preventif NyeriKepala _ @ Nyeri unilateral, terasa sangat berat seperti ditusuk, - Kluster ‘mata seperti didorong keluar, lokasi di orbital dan temporal 4. Lakrimasi, mata merah, rinorea, dan perspirasi di dahi Ipsilateral F Oksigen, triptan, atau ergot (abortif); calcium channel blocker sebagai preventif jeuralgia Nyeri seperti "tersetrum” di daerah persarafan Trigeminalis trigeminal (daerah wajah) F Karbamazepin, gabapentin, lamotrigin NeUROVASKULAR Stroke Iskemik Defisit neurologis akut (biasanya hemiparesis), berlangsung TIA: defisit neurologis akut yang. >72_ jam, biasanyakesadaran_— tidak — menurun. _kembalimembaik dalam 24 jam 4. Lesi khas UMN (hiper-refleksia, refleks patologis) 4 CT-sean ~ daerah hipodens di serebrum, Dipakai terutama untuk menyingkirkan perdarahan intraserebral Trombolitik (dengan rt-PA) untuk pasien yang datang dalam 3-45. jam setelah onset dan tidak ada RIND: defisit neurologis yang boerlanut lebih dari 24 jam, smembaik dalam 72jam kontraindikasi, Alternatif: aspirin atau klopidogrel untuk Terdapat dua tipe stoke ikem pasien lain, Antihipertensi tidak selalu dibutuhkan, yakni emboli dan trombus kecuali pada TD>220 mmHg. (bandingkan pada keadaan Embol-terdapat ri stroke hemoragik) yngguan rama jantung {rerutama atrial fibeilasi), muncul rmendadak (sudden) Trombus: berkembang tidak secepat embol Siroke Perdarahan Defist neurologis akut, ada penuruman kesadaran, nye kepala, mual, muntah, 4. Lest knas UMN, biasanya disertaihipertensi “4 CT-Scan — daerah hiperdens di serebrum. S Bedah (untuk evakvasi hematoma), antihipertensi (pec diturunkan, mamun jangan turunkan TD >25% MAP), juretik osmotik (mis. manitol). >> Perdarahan akut di basal anglia Perdarahan —_—_-Pecahnya sebuah aneurisma (sering: Berry Aneurisma) atau Subarakhnoid arteriovenosus malformation (AVM) yang menyebabkan perdarahan ke dalam ruangan subarakhnoid. ® Nyeri kepala yang dirasakan “paling berat seumur hidup” (thunderclap headache). 4, Tanda rangsang meningeal positif ® CT Scan -hiperdensitas di dalam sulkus dan fisura serebri, GANGGUAN KESEIMBANGAN Vertigo Vertigo terbagi menjadi vertigo perifer (vestibular) dan Vertigo perifer:BPPV, penyakit vertigo sentral (non-vestibular) meniere, neurontis vestibular, — —_ — fisiologis (mabuk kendaraan) Perifer Sentral oo Vertigo sentra: gangguan Gejala ual Berat Bervariasi(Hdak ——y.hular otak stroke batang ota) muntah seberat perifer) stroke serebelum, migren basil, “Defisitneurologi Jarang neoplasma Sering pendengaran “Nistagmus ———Horizontal/-———Vertikal. = rotatoir BPPV Degeneratif, idiopatik, etiologi tersering Kanalolitiatis dan Betahistin merupakan senyawa k ; analog histamin, dapat NeUROGERIATRI Demensia Dewensia ALR DDewensia VasnuLAR Denes Pix Devens devon LewrBo0r Parkinson © Pusing berputar, biasanya hebat, disertai mual dan muntah ter ‘ena perubahan posisi kepala (misal dari tidur menjadi bangun), terjadi sangat singkat 4, Dix Hallpike positif (manuver lain: side lying, roll), perhatikan arah + Manuver Epley (kelanjutan dari Dix Hallpikel, latihan Brandt-Daroff, farmakologi: betahistin, antihistamin dan antikolinergik pada saat serangan akut jaRmus Hidrops endolimfe koklea dan vestibui bilang timbul © Trias: pusing berputar, tuli sensorineural (terutama nada rendah), tinitus; disertai perasaan penuh di telinga A, Audiometsi: tuli sensorineural yang reversibel H Edukasi diet restriksi garam, diuretik (HCT), sedatif (diazepam), betahistin mendadak dan Penurunan kemampuan kognitif di berbagai bidang secara, kronik dan progresif. Fungsi kognitif yang tergangeu ‘meliputi amnesia, berbahasa, akalkulla, hingga apraksia. Perjalanan gradual (perlahan-lahan). Faktor risiko terutama usia dan riwayat keluarga |) Atrofi lobus otak, singkirkan kelainan vaskular dan hidrosefalus *F Kolinesterase inhibitor (rivastigmin, donepezil) dan suportif, non-farmakologis (stimulasi kognisi,latihan memori) Riwayat stroke dan penyakit serebrovaskular. Faktor ri ‘utama usia dan hipertensi. 4s Dapat disertai dengan defisit neurologi F Penanganan penyakit dasar (stroke, hipertensi diabetes melitus) Demensia frontotemporal, ditandai dengan atrofi lobus frontal dan lobus temporal, © Awal berupa gangguan tingkah laku, emosi, dan kepribadian. Demensia dengan perubahan postur dan cara ber Degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra de TRAP: Tremor (Tremor terutama saat istirahat, frekeunsi Jambat), Rigiditas, Akinesia, Postural oss; 2 tanda kardinal cukup untuk diagnosis “# Levodopa + Benzaserid, amantadin, MAO-| inhibitor ENSIKLOPADI ‘meningkatkan stkulast di telinga dalam emeriksaan radologi dapat ‘menunjang diagnosis. “Tevaanpatlogs: nerapvary tonglesdan deposi amok ‘ering ditandai dengan penurunan fungs: kognitif yang "mendadak” seperti step-ladder ait dengan penyakit Pal Bedakan penyakit parkinson (idiopatik}tanpa penyebab jelas dengan sindroma parkinson (etiologl elas, misal stroke atau ntipsikoti) EPILEPSI Epilepsi Epilepsi Parsial Kecenderungan untuk timbulnya bangkitan epileptik terus, ‘menerus. Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokast (atau 2 bangkitan refleks) dengan jarak antar-bangkitan 24 jam. @ Bangkitan refleks dapat berupa stimulasi visual dan auditorik. AQ Elektro-ensefalografi (EEG) Fokal, berasal dari bagian tertentu di korteks serebri Terbagi menjadi ‘Sederhana Tidak ada penurunan kesadaran, dapat berupa gejala sensoris, motors, otonom, atau psikis Kompleks ‘Ada penurunan kesadaran, sering diikuti autom: me dan kebingungan pasca-bangkitan Toni kionik Kejang parsial yang beranjut umum sekunder menjadi kejang umum tonik klonik H Karbamazepin (terpilih), asam valproat. Etiologiepileps dapat terbagh menjadi Idiopatik, tidak ada les struktural diotak Kriptogenik, simptomats tapi penyebab belum diketahui Simptomatis, misalnya kelainan steuktur 8 ‘Automatlsme merupakan gerakon stereotipk berulang, basanya menyertai kejang parsial kompleks Penurunan kesadaran umumnya berupa tidak memberikan respons terhadap lingkungan Epilepsi Umum Berasal dari kedua hemisfer serebri, Terbagi menjadi: “Absans lena Bengong mendadak, berlangsune (petit man sebentar («15 detil), dapat ciserta automatisme atau tidak “Miokionik Kedutan motorik aritmik, sporadis dan sebentar Klor Kedutan motorik ritmik, lebih teratur dan lebih lama Tonik Kaku dan rigid, dapat fleksi ‘maupun ekstensi Tonik klonik Berawal dari peningkatan tonus, (grand mal) diikuti dengan gerakan kelojotan ritrik (klonik) Atonik ~~ Hilangnya postur tubuh secara mendadak (tiba-tiba "jatuh") oF Asam valproat (terpilih), untuk bangkitan absans menggunakan etosuksi id (lini kedua: asam valproat). Trauma Cedera Kepala NEUROPATI DAN KELAINAN NEUROMUSKULAR Carpal Tunnel syndrome Bells Palsy ° ewsixoPAo! FFD klasifikasi bergantung pada GCS, pingsan, dan CT scan Minimal Ringan Sedang Berat 615 GCS13-15 GCSO12 ~—-GCS3-8 : Tidak ada Pingsan<10 Pingsan 10 —Pingsan >6 pingsan mnt mnt -Gjam jam s d > Perdarahan epidural CPnormal CT normal CT abnormal CT abnormal Komosio (concussion, gegar otak): CT scan normal Kontusio: “memar" otak, hiperdensitas di CT-scan, tidak sehebat perdarahan intraserebral Perdarahan intraserebral: CT scan hiperdensitas mencolok. Hematoma epidural: pecahnya a. meningea media; interval lusid; CT scan hiperdens bikonweks. Rentan terjadi herniasi otak Hematoma subdural: pecahnya bridging veins; CT scan hiperdens bulan sabit. Dapat bersifat akut (trauma berat) ‘maupun kronik (misal: trauma ringan, atrofi otak) Perdarahan subarakhnoid: hat di hal. 4 ABCD; konsultasi bedah saraf (misal pada EDH >40 cc dengan midline shift; SDH luas; perdarahan intraserebral luas; fraktur kranil terbuka; dan edema serebri berat); >> Perdarahan subdural Wompresin. medians diterowongan Korpal @ Nyeripergelangan tangan ventral, kebas di elapak tangan bagian radial, terutamajari ill 4, Tinel sign (nyeri/kesemutan saat terowongan karpal iketuk}, halen test (nyer/kesemnutan saat pergelangan tangan ksi Night spin bidai malam hari) saat tidur,analgesk injeksi kortikosteroid, hingga pembedahan >> Phalen Test Paral aut ners i pr anatral 4. Dahi dan pipi sisi yang terkena tidak dapat digerakkan, \elopa mata isle tds a manutup (agate), bi terri si yang shot ‘psc ants pte maataatg, | ag rehabilitasi anbuine asialoww (ln ade fpoteiiy Grednuton Go tolben — PP OFF Pome BeN tetFec wre SV) Guillain-Barre syndrome ‘Demielinisasisaraf perifer,akut dan progres. TW = imunogiobulnntravena @ Sering didabului ISPA atau gastroenteritis, dikut kelemahan ascending oaik), dari sta ke proksimal, dapat mengakibatkan kelumpuhan otot dafragma A. Elektromiografi, pungsi lumbal * Plasmataresis atau IVIG, suportif (terutama pada pasien dengan ancaman gagal napas) Pulposus ‘Autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin di taut neuromuskular ® Kelemahan, terutama otot kecil (levator palpebra, rmisalnya) - ptosis terutama di sore hari ketika lela 4, Wartenberg test, Uji dengan fistostigmin ACHE inhibitor (piridostigmin) - lama kerja lebih lama dibanding fisostigmin Herniasi diskus intervertebralis dan menekan radiks saraf perifer schingga menimbulkan gejala neurologis, © Nyeri punggung bawah yang menjalar, sering disertal kelemahan otot dan kesemutan A. Tes Lasegue positif Foto polos vertebra untuk menyingkirkan kelainan lain, mrt SB Tirah baring, analgesik (parasetemol, NSAID}, relaksan otot, hingza pembedahan apabila kasus berat [ACE = asetikolin-esterase Inhibitor enzim ini mengakibatkan der transmis ling! asetikolin ditingkatkan, membantu mengatas ge) ENSIKLOPADI PSIKIATRI GANGGUAN MENTAL ORGANIK = FO Delirium Delirium vs Demensia PENYALAHGUNAAN ZAT = “Penyalahgunaan nat ‘Senyawa Stimulan — Serba ‘meningkatkan’ > membuat © tidak Withdrawal: penghentian obat secara mendadak harus ada tolerans, withdrawal zat" dan menimbulkan efek farmakologis yang pada umumnya berlawanan dengan gejala intoksikasinya (mmisal: putus benzodiazepin menyebabkan gelisah dan takikardia) semangat”, euforia, Contoh: metamfetamin (shabu) atau iritabel (ansietas hingga marah), menghilangkan __amfetamin, Koka, efedrin, kantuk, pseudoetedrin 4s Takikardia, dtatasi pupil, aitas pskomotor, 9 72g. yi , HATERS. WRT, Oxyd Semongyr hebooh penurunan 8B (sering dijacikan zat anoreksik) oe Se F intoksikast suportif (atasi demam, takikardia, agitasi skomoter withdrawal dengan bromotristin | saayao evhennaan AS! Semawe Bencodiazepin Senyawa Opioid hegrgon Senyawa Halusinogen ‘Menenangkan (dapat menurunkan laju napasi, slurred CContch: diazepam, lorazepam speech, inkoordinasi dan gait tidak stabil, stupor/koma. ‘A intoksikasi dengan flumazenit withdrawal dengan lapolsikag’ - democ PE Inlordnasi, Fencing, fenobarbital (atau benzodiazepin lain) Lemas , nqenhe Menguranginyer, membuat menjadi tenang, depress Contoh morn, heroin (ut) napas. tramadol todn 4, Miosis, depresi napas, konstipasi/fungsi GI menurun F Intoksikasi dengan nalokson; withdrawal dengan Key woed > pin pony pupil metadon (opioid kerja panjang) A. Membuat halusinasi — tidak spesifik di satu struktur CContoh: ganja (kanabis), [SD senyawa tertentu, banyak senyawa punya efek halusinogen. } suportif sesuai dengan zat halusinogen Rokok © Pendekatan berhenti merokok dengan SA: Ask (tanya ~ Withdrawal effect akan muncul apakah Anda merokok?) ~ Advice (anjurkan untuk dengan gejalatersering adalah berhenti) ~ Assess (nilai, apakah Anda ingin berhentt Datuk, sakit kepal, insomnia, sekarang) ~ Assist (ikuti program berhenti merokok dan ®mosi tidak stabil, sulit berikan motivasi ~ Arrange (menyusun rencana tindak berkonsentrasi, dan nafsumakan tanjut) yang meningkat + Farmakologi: nicotine replacement therapy (NRT) dalam bentuk gum (kunyah), patch Itempel, inhaler, lozenge (tablet hisap); bupropion SR; dan vareniklin tartrat Disamping itu perly non-farmakologi self help dan konseling. SKIZOFRENIA = F2 Skizotrenia Psikotik merupakan ciri khas gangguan di keluarga ini ‘kizorenia ka gejala lebih dar > toon Bermanifestasi sebagai gejala positif (halusinasi, waham) satu bulan ddan gejala negatif (menarik divi, perawatan diei buruk) Suna @ Wham kebesaran,rujukan, Kear Merupakan jenis Panaxoo skizofrenia yang trsering Siagmom @ Disorgonized, proses pikir yang tidak terorganisas, ‘HeBeFRENIK tertawa patologis (giggling), buang air besar sembarangn, Sion @ Gelala dominan retardasi psikomotor, postur/ moteriky Karoo seperti mempertahankan posturtubuh aneh, tidak bergerak, rigidias, mutisme, fleksiblitas serea © Gejala menyerupai skizofrenia, dengan kriteria waktu untuk skizofrenia tidak terpenuhi (umumnya <2 minggu ) “Psikotik Akut ‘Skizoafektit @ Gejala skizofrenia dan afektif sama-sama dominan ‘Bandingkan dengan gangguan ‘muncul, atau setidaknya tidak ada gejala mania tanpa bipolar dengan ci pst gejala psikotik yang mendasarinya Gangguan Psikotik Waham menetap Hanya waham yang menonjl Lain tidak ada halusinasi Waham terinduksiTerinduksi dari orang lan, biasanya ada hubungan yang deka F Antipsikotik —_ Generasi | (tipikal) terutama baik untuk gejala positif Efek samping penggunaan Contoh: klopromazin, haloperidol antipsotkadsahsindroma yi hes Generasi I (atipikal) terutama baik untuk gefala negati ——_etstapramdal —> TH) THP (enc Contoh: risperidon, aripiprazol dystnia, oliahsia. Porlunssnym Seee Ges tevin ater Eee SF Ganagan (Reta Perea anja aa a dam, Scr om pen Exstrapiramidal eelisah tahekslfenai (uatu agen erkalt AntpsTROUk g co __antikoinraik) {SHaR ANISTON 6 Sian Tara Gaakan mengecap engecap Muha G Leher terpuntir, mata mendelik lI yd ec ( Bistonia Akt MeridopermA 6 Padwryoniir 10 5) Sindroma Gangguan tonda vital Neuroleptik Maligna Ganasuan Moop (AFeK) F3 Jonis Gangguan —_ Gangguan mood (suasana perasaan) dapat berupa Mood meningkat (clasi) atau menurun (depresi) Depresi ® Gangguan suasana perasaan berupa mood yang, menurun, minimal berlangsung dua minggu M(ood] menurun, Lelah) terus- menerus, dan Mlinat} yang, hilang F SSRI (fluoksetin 1 x 20 mg) sebagai pilihan utama, Apabila disertai ciri psikotik perlu antipsikotik. Ada upaya bunub dirt / perawatan diri yang sangat buruk: rawat inap Gangguan Bipolar @ Setidaknya pasien memiliki satu episode mania Tipe Blasanya disertai episode depresi, namun depresi tidak diperlukan untuk mendiagnosis GB tipe | F Mood stabilizer (litium, asam valproat). Jika saat ini sedang depresi, berikan antidepresan DAN mood stabilizer “Gangguan Bipolar @ Harus ada satu episode hipomania DAN satu episode Tipe it depresi Tidak boleh ada episode mania GANGGUAN NEUROTIK, CEMAS, DAN SOMATOFORM = F4 ‘Agorafobia @® Ketakutan di tempat ramai (misal: mal, pasar, stasiun) FobiaSosial ___@ Ketakutan di situasi yang mana menjadi perhatian orang (misal: presentasi di depan unum) “Fobia Spesifik @ Ketakutan terhadap hal yang spesifik (misal: takut keucing, serangga, warna mera, air, dan lain-lain) of Terapi paparan (exposure therapy), CBT (cognitive behavioral therapy) Gangguan Panik @ Adanya episode serangan singkat, naman berat ditandal dengan gejala otonom (keringat dingin, gemetar), napas cepat, tanpa suatu pemicu yang dapat menjelaskan gejala padapasien, 4 venzodiazepin dalam serangan, pskoterapi suport “Gangguan Cemas @ Kecemasan dan kekhawatiran yang tidak rasional Menyeluruh terhadap beberapa peristiva hidup,berlangsung minimal 6 bulan - Iola duslems Separyory hay on oda pemke ejala agitasi, menarik dir, Kebingungan, terpaku ‘yang terjadi akibat reaksi terhadap suatu stresor (yang biasanya bersifat berat - sangat berat). Biasanya tercapai Pe MAK alias =Py Ht 1+ cr [980 (wtrggduer * Po Bvpe pa Te sstegar yotenfcrs = fy Penyuwaten Copse\ e ensaroPAD! FFD Ringan: gangguan ringan dalam kesehatin Sedang:gangguan mula nyata, runeulgejala somatis (gan seksual, keluan tubuh) Berat: umumnya dengan ei pskotic (waham, halusinas) atau upaya bunuh dit Apabilaterdapat dua episode depres, pasien dikatakan sebagai presi berulang ~ serangon singhar = ge ade perme lengramn 15 4igp o/h Serrahin 50-00 ¢3/han Mprarol 24 Shan Boxee. 5940 9 Mh Dapat dsc gaa somatk sepet berdebar dba, Aetegangn fk dan keteroaan tsk perbaikan dalam 3 hari, Maksimal sudah perbaikan dalam 4 minggu. Gangguan Readaan stres yang subjektil, mengganggu kinerja dan it predominan dapat berupa Penyeswian fungsi sosial pada periode adaptasi terhadap suatu reaksi depresf, ansietas, perubahan dalam hidup yang bermakna. Onset biasanya _gangguan emosi, hingga gangeuan satu bulan, lamanya gejala tidak melebihi 6 bulan. tingkab laku Gangguan Stes PTSD (Post-traumatic stress disorder), setelah mengalarniPeriwa Vatasropk adalah Pascatraum suatu kejadian yang katastropik perisina yang sangat sangat Ditandai dengan flashback (membayangkan kembali, berat seperti orang yang hampir tenggelam dapat berdebar. debar dan gelisah bila melihat film tentang laut, disertai dengan ingatan kembali saat ia akan tenggelam. angevan OB cif Adanya pikiran dan periaku kompulsif (tidak berhasil Kompulsif dilawan) yang menjadi penderitaan dan menggangeu _Kepribadian obsesif kompulsit aktivitas pasien sehari+hari. Sifatnya ego-distonik (pasien (anankastik) merasa “terganggu”) dan ingin bebas, Somatisasi “Banyak keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan atau Pasien "mengoleksi banyak dibuktikan dari pemeriksaan oleh dokter, Bejala", seperti "Dok, saya sakit kepaa, peru, mual, kesemutan’ : Yakin menderita satu penyakit tertenty, walaupun sudah Paren my @ bo dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan tidak terbukti seperti "Dok, saya sakit kanker; benar. Konversi Gangguan prkiatri dalam bentuk gangguan neurologi, Palen tak berpure-pura, dan misalnya pasien yang buta setelah mendapatkan stresor _benarbahwacla uta tanpa berat penyebab elanan organi alkosomatik _Stresor psikis yang turut memengaruhiatau memperberat suatu penyakit somatis. Contoh: dispepsia tergolong psikosomatik karena dipengaruhi oleh stresor fisik. GANGGUAN Makan ‘Anoreksia Nervosa idak mau makan, tubuh kurus (sangat kurus). Bulimia Nevwosa” Tidak dapat menahan nafsu makan, setelah makan akan merasa bersalah dan memuntahkan serta minum pencahar.Tubuh dapat normal atau justru gem Pica ‘Memakan sesuatu yang bukan makanan, seperti misalnya tanah GaNGGUAN TiouR Tnsormnia ond ida Yang dak memuaskan seeara huanttas East emul dur dan/atau kvalits. Mie: terbangunberalkal saat tigur Late: bangun sangat awal alu tidak dapat tidur Kembali 12 - Smidluas, =pabai Wend A/ Rte oy Mort pokey ray mere YL ean = aching our 790 pelea agents 1 Nocgsing ra (ead mar, A fo A ex Formasi a hx 99 Cerolon below dan 99 dacajotion exscra0 fA Se SL Sorwl_(goeas? Some IS done ates Hipersomnia Jumiah tidur yang berlebih, namun masih disertai dengan rasa kantuk Somnambulisme Berjalan sambil tidur, biasa dapat kembali ke tempat tidur lagi dan tidak memiliki ingatan apa pun tentang kejadian tersebut GANGGUAN KEPRIBADIAN KlusterA="Anch’ — Skizeid, menyendiri dan sama sekali tidak tertarik untuk berinteraksi secara sosial Paranoid, tidak percaya dan selalu menatuh kecurigaan Skizotipal, memilki pikiran, persepsi, dan kepercayaan yang, " seperti percaya dengan UFO yang akan menculik ‘manusia bumi dan hal-hal supranatural lainnya Kluster B Antisosial, melanggar peraturan, berperilaku seperti ‘Antisosial BUKAN dalam artian preman tidak ingin berinterak, yang ‘Ambang, impulsif, hubungan tidak stabil, mudah menilai _™aramerupakan ganggvan seseorang baik atau jahat kepribadian skiaoid Histrionik, “drama queen/king”, suka menjadi pusat perhatian, heboh, dan berlebihan dalam pakaian, ucapan, dan tindakan Narsistik, melebihkan diri sendiri, suka dipuji, dan sering merendahkan orang lain. Pernyataannya dan dirinya hharus selalu yang paling benar, tidak menerima kritik smas menghindar, pemalu, merasa tidak layak dan tidak Gangguan kepribadian obsesit kompeten untuk bergabung dengan kelompok lain. Ingin _ kompulsf berbeda dengan bergabung namun takutditolak bandingkan dengan goneguan obssikompulsit! skizoid) | pomals , Gok Cede Dependen, merasa perlu orang lan terus menerus, tidak dapat bergantung pada dir sendii, tidak dapat ‘mengambil keputusan untuk dil sendir CObsesif kompulsif= anankastik, keteraturan dan sikap perfeksionis yang berlebihan GANGGUAN SEKSUAL | “MaconrWacam Transsekaual merase dinyamemilkientiaslowan els uy nr lealo (54 Gangguan Seksual canton: lak-laki merasa bahwa dirinya lebih cocok Jorluee > 5 bie sebagai wanita sehingga berpakaian sepertilawan jenis Transvestisme: kepuasan seksual dengan menggunakan pakaian lawan jenis. Contoh: laki-laki sering menggunakan pakaian dalam istrinya, tetapi sehari-hari tetap ‘menganggap dirinya laki-laki dan berpakaian secara lak taki Ekshibisonis: perilaku menunjukkan alat kelamin kepada orang lain, kepuasan diperoleh saat melihat orang lain ketakutan atau berteriak Voyeurisme: kepuasan didapatkan dari perilaku mengintip (bukan melihat secara langsung) ‘Sadisme: kepuasan didapatkan dengan cara menyakiti orang, B hve on Lawn / dulens om lan seor ty Gy hares ack 3 ory dim (RO Aha > Keloven as spe ~Ragmolsan ~» Bibener’h dhol sald —o Mhonue Aopen se Pride ates Manabeume seein se etscarh on emgen of 4 Omeht (row memyee hr err Rr TAwORD Menta eethen Pemaan temampuan bagutd sera omar tae fata tan bert ar pom 0 rds ee iene art angat barat 90 wo ne mM ae Gamceuan Prmcrnbancan PrRVAs Aavstrvone Onset wetietum nat) tahun andes dengan penertaan dirt Ort streeiian vanial per ok repennd gorepion pertenbange” bahawe LoPADI A ENsiKI OFTALMOLOGI Masata KONJUNGTIVA Konjungtivitis Mata merah tanpa penurunan visus, tampak injeksi konjungtiva “Viral Sekret jernih, dapat ditemukan folikel pada palpebra, mudah menular Simptomatik, kortikosteroid jika diperlukan Bakterial ——_Sekret purulen, sering terjadi perlengketan. 4 Topikal: antibiotik (Kloramfeniko}) atau antibiotk fain op Saeaien eaten ‘oppearorce pada “hei ominan mata gata sehr cai, dapat” (hentoftonnngtvtis vera stemuton gape AtIMI, Spe mmas-cell saber Vernal Cobblestone-oppearonce . E fnthistemin, mastcelstabizer ; Nera Trakoma infeksiakbat chlamydia trachomatis, dapat mengakibatkan sikatriks dan fareemea entropion. Antibiotkazivomisin > rohomadan entopion oral, salep mata tetrasikin : Pr Y Polley, aden nletn ~ Jaringan fibrofaskular berbentuk segitiga, putih, dapat ‘menimbulkan gejalairtatif pada mata, astigmat, hingga Z gangguan penglihatan. “Pinguckata Deposit subeplel berwarna putih kekuningan, berada Timbus bagian temporal dan nasal, umumya tidak mencapaikornes -ad# navoaoy Warn A8Yupar yor ~ Predopiergiun vs gengun — soade Kar > Skema perbedaan ineksi topikal dan ora, sikloplegia, onjungtiva can siler kortikosteroid Fungal ‘Riwayat trauma dengan tumbuhan, \esi hipopion dan lest satelit. 4 Antifungal Den iptencar Be topikal,jangan diberikan kortikosteroid ‘Amuba Disebabkan oleh Acanthamoeba sp., riwayat lensa kontak dan berenang di air. % Amubisida dan kortikosteroid Uikus Kornea Tampilan Klinis menyerupai keratitis, dengan tes fluorosein positif(disertai dengan gambaran defek epitel) 4, Pemeriksaan dengan fluorosein # Sesuai dengan etiologi (bakterial, jamur, viral) TRAUMA Trauma Kimia Asam bersfat koagulatif, penetrasi tidak terlalu dalam Basa bersifat likuefaktif (mencairkan jaringan), penetrasi dapat sangat dalam dan berbahaya F igasi, anestesitopikal mata (misaltetrakain), kortikasteroid,sikloplegia, dan antibictik topikal Selanjutnya perl diakukan rujukan ke dokter spesialis mata Perdarahan‘Terkumpulnya darah di Konjungtiva, umumnya akibat Bt. Subkonjungtiva ‘trauma. ~ swasiena (sl miting), kompres di tears dapat dipertimbangkan in dan artificial Hifema Terkumpuinya darah di kamera okuli anterior (bilik mata depan), umumnya akibat trauma # Tirah baring, pencegahan glaukoma dengan anti- glaukoma, dan rujukan ke dokter spesialis mata. Epistar Slang — fixed nodule Les epnetnn = vache ° exsmworaot FFA REFRAKSI Miopia @® Bayangan jatuh di depan retina, bisa diakibatkan bola Ringan sampai 3.00 mata terlalu panjang (miopia aksial), indeks refrakst Sedang sampai 6.00 terlal kuat, atau kornea yang terlalu cekune,(miopia abet Bera ampai 90D 4, Anak sering memicingkan mata, duduk di depan Kelas, Sangat bert jk ei dae 9.00 prestas belajar dapat menurun F Lensa nogatifterlemah Hipermeteropia — @ Bayangan jatuh di belakang retina, bisa diakibatkan bola ‘mata terlalu pendek (hipermeteropia aksial, indeks refraksi terlalu lemah, atau kornea yang kurang cekung, (hipermeteropia kurvatura) 4 Mata sering menjadi lelah karena berakomodasi terus: menerus, gangguan dalam membaca *F Lensa positif terkuat Astigmat @ Mata “silindris* akibat pembiasan sinar tidak sama pada semua bidang. F Lensa silindris. Presbiopia @ Daya akomodasi mulai melemah akibat usia. Koreksi dengan lensa positif, dan perkiraan kekuatan lensa sesuai dengan usia. Umumnya memerlukan lensa progresif. 40-45 thn 46-50 the 51-5Sthn 56-60 hn >60 th 4100 «15D «1200 425D = 43.00 GiauKoma Glaukoma Sudut @ Kerusakan nervus optikus akibat peningkatan tekanan Sas Terbuka intraokular menahun akibat gangguan saluran keluar aqueous humor (trabekula) 4. Cenderung asimptomatik pada tahap awal, pada tahap Janjutan terjadi penyempitan lapangan pandang (tunnel vision). Tonometri: TIO meningkat atau dapat pula miele normal (glaukoma normotensi), dengan rasio cup-disk _>> Perbandingan COR pada papi (€DR) >0,5, pemeriksaan dengan kampimetri lapangan "er optus yang norma dan pandang menyempit dlavkoma kronik F Timotot topikal, Definiit trabekuloplast (tomi) @ Peningkatan tekanan intraokular secara 7 7 Tertutup (Akut) umumnya akibat sudut ilk mata depan tertutup mendadak (akibat oklusi trabekula dar iris) 4, Mata merah mendadak, visus turun, nyeri hebat (dan sering dinyatakan "berdenyut” di mata}, sering disertai ual dan muntah. Tonometri: TIO >21 mmHg, disertai injeksi, edema kornea, pupil dilatasi non-reaktif (mid- dilatasi) * Asetazolamid PO/IV awal, pilokarpin, timolol, dan steroid tetes mata, Definitif dengan iridotomi perifer. 17 MAsALAH UVEA DAN RETINA Uveitis Inflamasi pada lapisan uvea (iris, badan siliar, dan koroid) Umumnya terkait penyakit autoimun, Terbagi menjadi uveitis anterior (iritis) dan uveitis posterior (koroicitis), 4 Uv fotofobia, injeksisilier, bilk mata depan penuh sel radang, keratik presipitat, Uveitis posterior: tidak nyeri, penurunan tajam penglihatan, floaters + Cari faktor pencetus, kortikosteroid (oral atau topikall, anterior: penurunan tajam penglihatan, anti-glaukoma (sering diikuti dengan peningkatan tekanan intraokular}, sikloplegia Ablasio Retina __Terlepasnya lapisan retina, mengakibatkan mata tenang dengan visus turun mendadak. Faktor risiko dapat berupa miopia berat-sangat berat dan adanya kelainan penyerta pada mata seperti retinopati diabetik ‘Mata tenang, dengan visus turun perlahanvlahan. Riwayat Diabetik DM (4). Terbagi menjadi: OL garde rermopals OM Mikroaneurisma, perdarahan dot ond proliferatif blot, perdarahan flame, maupun cotton re (weoR) woo! spot “Proliferatif Gejala pada NPDR + neovaskularisasi LU jala ery a eoedene mrticon om Ti ceomne demjar Proliferatif Gejala pada POR dinidisertai dengan 7 negon buds, lanjut perdarahan vitreous hingga ablasio >>Gambaran foto fundus pada tet kasus retinopati dabetik by REM NE Sede becte oe qeduthon > ANA HOP Nferhe. — Ronprolfenty= Supe @ hal Clee + Kendatikan faktor risiko, laser fotokoagulas Retinopati ‘Mata tenang, dengan visus trun perlahan-lahan, dengan Hipertenst riwayat darah tinggl. Gambaran pembuluh darah copper wire dan AV nicking akibat pembuluh darah yang mengalami pengerasan (sklerosis) pada penderita ipertensi kronik. F Kendalikan faktor risiko KATARAK “Katarak (Senlis) Mata tenang, isus turun perlahan, sering disertai gejala ‘wal berupa penglihatan yang sering silau. Terkait dengan pertambahan usia Klasifikasi katarak: Jenis Imatur Matur—‘Hipermatur “Kekeruhan — Sebagian _Seluruh Lensa jatuh Tes shadow Positif Negatif___ Pseudopositit Visus 26/60, “<6/60 6/60 a Bedah katarak dengan berbagai metode (seperti ‘ekstraks katarak ekstrakapsular, intrakapsular, atau fakoemulsifikasi (akenen i 18 Reprns poeeatace — > fords lout Saat Ferye Cindetetope) L frelusay, bore Ipiedes ENSIKLOPADI denis Katarak Lain Katarak traumatik: akibat trauma tumpul, dengan opasitas khas berbentuk bintang (stelata) Katarak kongenital akibat infeks! intrauterin (misal rubel ‘tampilan leukokria, dapat mengakibatkan ambliopia Katarak terkait diabetik dan penggunaan kortikosteroi Jangka panjang OFTAUMOLOG! PEDIATRIK ‘Ambliopia ® "Mata maias*, yakni supresi sistem saraf pusat terhadap (umumnya) salah satu mata yang anisometropia (perbedaan refraksi satu mata dengan mata yang lainnya terlaly jauh), atau akibat strabismus. 4. Visus turun pada salah satu mata, dan bagaimanapun juga tidak dapat dikoreksi menjadi visus normal 8 Supresi mata yang sehat dan "paksa” agar mata yang ‘malas melihat kembali, Prognosis semakin dini semakin bbagus, sering kali sudah ireversibel Strabismus Ekso: ke haar 0: ke dalam Hiper: ke atas ipo: ke bawah 19 THT Masavan TeLINGA Otitis Media Akut ewsncoPAD! FFM @ Tersering disebabkan oleh Streptococus pneumonia dan % Totalaksana bergantung Hemophilus influenzae. Penyebab demam pada anak yang sacium: sangat sering Dekongestan (misal fedin) 4, Perjalanan terbagi menjadi berbagai fase: untuk stadium obs dan aaa Re me 7 hiperemis on ree ; Hiperemis — Membran timpani menjadi hiperemis Sepia nen Mekongerhn + ol TOM aternatifamotsisiin + Kavlanat Supurasi—_Membran timpani menonjol (bulging), _sefalosporn. Hompit semua disertal demam tinggi dan nyerihebat stadium Klis memeriukan Ole Fenn natrore antibiotk (su kantroversal pada erforasi — Sekvetmengalrkeluar,tampakperoras, POM npr don demammembaik Loc toler + __ Miringotomi: pa fase supurast ResolusiSekret mengering, perforasi mula menutup. Dapat berlanjut menjadi Ear toilet H,0; 3% jika sudah cae teridpeforas “aitis wedia © Kelanjutan dari OMA yang tidak mengalami * nsKtipe maligna bahayak— Supuratifkronik _penyernbukan secara sempurna, aibatinfeksiberulang _opesietadtaiolesteatoma, atau penatalaksanaan yang kurang adekuat. timpanoplasti dan miringoplasti 4. Keluar sekret >6 mingeu (baik hilang-timbul maupun ask tipe benigna (aman): terus menerus), dengan gambaran membran tenpanl ——_ayubtc tonal frie nonin perforasidan penurunan pendengaran. Biasanya tsk polmisin dan ea tlet 4,0, Soar 3% ipe benigna (aman) ‘Perforasi di attic/perifer, Perforasi sentral, kolesteatoma, risiko komplikasi minimal mastoiditis, paresis ail Otitis Media Efust ‘Otitis Eksterna ‘Orms Exsreawa SraumsnarTa| © Transudasi ("rembes") cairan serosa (non-infeksi) di telinga tengah, akibat kelanjutan OMA, disfungsi tuba, alergi, hingga barotrauma 4, Sensasi tidak ada nyeri dan demam. ‘Membran timpani suram, tidak hiperemis, mobilitas terganggu (tes Toynbee dan Valsave) F Swasiena (selt-timiting) dalam 2-3 bulan, jka tidak ada perbaikan pertimbangkan miringotomi dan pemasangan pipa Grommet femasukan ai © ‘nets telinga ar (ang telinga) akibat batten, virus, atau jamur. AL Nyeritekan tragus yer saat membuka mulut, dapat isertaisekretberbau dan penurunan pendengaran Furunkel("bisul") di liang telinga (1/3 penyebab tersering S. aureus 21 OnmisExstemvs ——_Infeksi di 2/3 liang telinga dalam. Penyebab tersering Disa adalah Pseudomonas so. OnnisExsteav ——_Infeksiliang telinga (Iuas), dapat berkomplikasi paresis n. VI Pikirkan DM dan Mauna hhingga destruksi tulang temporal. Penyebab tersering __imunokomproma's pada pasien Pseudomonas sp, dengan otts eksterna maligna Seramen ~@ Sambatan serumen mengakibatkon kins bevupa tal konduktit *F Seruminolitik (karbogliserin) sebagai pelunak serumen, lal ekstraksiserumen ‘Lihat halaman 4 Keseimbangan "Presbiakusis @Salah satu penyebab tuli sensorineural, dimana terjadi Tul sensorineural akibat penurunan pendengaran akibat usia. Gejala: cocktail party presbiakusis basa pada frekuensi deafness dan dapat disertai fenomena recruitment, tinggi >2.000 He Noice-induced Tuli sensorineural akibat pajanan bising terus-menerus. has: tahik [notch) pada frekuensi Hearing Loss (NIHL) Batas pajanan yang diperkenankan: 4.0002 88dB 91GB... +3 dB dst, ajam 2jam. 1/2 waktu MASALAH HIDUNG DAN TENGGOROK Epistaksis SS @ Epiistaksis anterior: perdarahan dari pleksus Kisselbach, 2, ethmoidals anterior. Umurnnya akibat trauma ringan (seperti mengorek hidung) Epistaksis posterior: perdarahan daria, ethmoidalis posterior, a. sphenopalatina, Perdarahan lebih hebat, dapat menetes ke nasofaring, dan jarang berhenti sendir Catifaktorrisiko terutama hipertensi,gangguan koagulasi, tumor, dan infeksi hanaranian a Epistaksis anterior: Tekan cuping hidung 10-15 menit; kaustik dengan AgNO, 25-30% jka sumber perdarahan terlihat; tampon anterior (svaselin, salep antibiotk, dan epinefrin selama 2 hari) Epistaksis posterior: tampon posterior (Bellocq)selama 3 hari, Tampon anterior juga sebalknya dipasang Rinitis Alergi @ Infiamasi mukosa hidung yang diperantarai oleh IgE dan Dapat terbagi menjadi histamin, Dipicu oleh alergen inhalasi (paling sering). a Bersin berulang, rinorea, hidung gatal (dominan), dapat dilkuti dengon konjungtivitisalergi hiposmia, dan post: Petssten 24 har/minggu nasal drip. Gejala pagi hari dominan, Allergic shiner (stasis vena bawah mata), erease (garis idung), dan salute (gerakan menggosok-gosok hidung), mukosa edema, pucat/livide tampak sekret cair, Intermiten - <4 han/mingeu Ringan tidak ada gangguan aktvitas,clahraga, dan saat beristrahat "4, Uji cukit kulit (skin prick test), Ig€ RAST, hitung eosinofil ddan Ig€ total (kurang spesifik) Sedang-berat - ada gangguan F Hincari pencetus, antihistamin, steroid intranasal jika berat ensixcoPao! FFM Runitis Vasomotor — @ Inflamasi mukosa hidung non-alergi, diperantarai oleh saraf parasimpats yang hiperaktit 4e Keluhan menyerupai rinitis alergi, namun dominan hidungtersumbat bergantiankir-kanan, jarang diserta konjungtivitis, memburuk terutama pagi hari. Pemicu nomspesik seperti udara dingin, bau-bavan, dan kelembapan udara A uit cukit kali (skin prick est) negatt IE RAST negatt, IgE dan eosinoil daah tidak meningkat. F tiindari pencetus, dekongestan oral/topikal, pertimbangkan neurektomin vidianus ka get tidok ada perbaikan Rinitis ® Gangguan respons vasomotor akibat riwayat Medikamentosa penggunaan vasokonstriktor (dekongestan) topikal jangka panjang 4s Hidung tersumbat, sekret berair, konka edema/hipertrofi 4} Hentikan vasokonstriktor topikal, dapat diatasi dengan mengganti dengan dekongestan oral sesaat disertai kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek Sinusitis © inflamasi sinus paranasal akibat ddan bakterial- diperberat jka ada gangguan klirens ‘mukosilar. Penyebab tersering: S. pneumonia, H influenzae, dan M. catarrhalis. 4s Nyeri wajah, sekret hidung purulen, sering turun ke tenggorok (post-nasal drip), dapat disertai demam, Cari faktor risiko: ISPA, poli, infeksi tonsil/gel,hipertrofi adenoid, kelainan anatomi (® Baku emas: CT-sean; pemeriksaan radiologi awal dapat berupa foto polos sinus posisi Waters (perselubungan, air-fluid level, dan penebalan mukosa sinus) Teiltnanlansdme ar etd F Akut: simptomatis (dekongestan, analgesik), antibiotik ——ipkirkan Jika bakterial (amoksisiin, amoksisilin + klavulanat) Kronik umumnya tidak responsi terhadap antibioti, ‘mungkin diperlukan bedah sinus endoskopi fungsional (ress) © Badang tons tersering adalah infeksi viral dan bakteral toni at yang tak dats 4s Akut: common cold sering sebagai pemicu, nyeri dengan baik. tenggorok, detritus (kumpulan leukosit mati], demam, nyeri menelan, pembesaran KGB, hinggaotalga Kronis: pelebaran kripta, dapat terisi detritus, napas berbau # Tergantung kecurigean etiologi; viral simptomati, bakterial antbiotk + simptomatk. Tonsitskronls indikastonsilektomi ka serangan >3x/tabun, sumbatan jalan napas inosinustskrons srutama viral Sinusitis akut ka <4 minggu Sinusitis kronis ka >3 bulan Dlantaranya kedua wakty tersebut sinusitis subakut Sinusitis kronik dapat Derkembang dari sinusitis akut yang tidak citatalaksana secara sempura, atau kemungkinan faringeal/adenoid, palatinall, akibat Tonsiltis kronis berkembang dari Ton Tonsums Det @ Varian khusus akibat infeksi Corynebacterium diphteriae (gram posit, basi), tanpa riwayatimunisasi DPT pada anak-anak 23 ‘Abses Peritonsil Benda Asing (Korpus Alienum) Tumor THT “Angiofibroma nasofaring belia Karsinoma nasofaring PEMERIKSAAN 01 Bil * Radioterapi, dapat ditunjang dengan kemoterapi 4s Demam, nyeri tenggorok, disfagia, sesak napas. Ditemukan pseudomembran abu-aby, muda berdarah apabila“dlikerok". Pembesaran KGB besar dapat mengakibatkan bull neck’s appearance A Annbiotk: penis, ka ater entromisin; ant-diter ‘serum (ADS); suportif; vaksinasi setelah pasien sembuh_ {infeksi difteri tidak menimbulkan kekebaian selanjutnya) ® Komplikasi dani tonsiltis akut yang tidak diatasi dengan baik 4s Demam, nyeritenggorok,disfagia, "hot potato voice (suara seperti ‘kumur-kumur', uvula terdorong ke sist kontralateral F Antibiotik, insisi/drainase abses © Benda asing hidung terutama ditemukan pada anak: anak. Gejala berupa keluarnya sekret berbav busuk unilateral pada umumnya, serta ditemukan benda asing tersebut pada rinoskopi anterior. F Ekstraksi benda asing, simptomatis © Tumor jinak pembulu darah nasofaring, dengan kemampuan mendestruksitlang sekitarnya,Ditermukan terutams pada lak-lakiusiaanak/remaja ds Hidung tersumbat progrest,epistoksis masif berulang, Rinoskopi posterior: massa kenyal, keabuan-merah muda, sangat madah berdarah ® ctscan dan arteriografi operasi, dapat dikuti terapi adjuvan berupa hormonal atau radioterapi @ Terkait erat dengan infeksi virus EBV (Ebstein-Barr), konsumsi makanan berpengawet (nitrosamin),iitasi bahan kimia, hingga faktor genetik. Lokasi utama di fossa. Rosenmiiler 4: Gejala dapat berkembang dari awal hingga lanjut Sy Gejala awal: epistaksis ringan / ingus bercampur darah, ule sumbatan hidung ringan, rasa tidak nyaman di telinga, otalgia >> Gambaran nasotaing dan fost Gejala lanjut: sampai sumbatan hidung berat, diplopia Rosenmuller akibat parese nl, 1V, atau VI, neuralgia trigeminal, hinggs destruks tulang tengkorak. Metastasis ke KGB leher pada fase lebih lanjut agi 4 iopsi nasofaring, serologi lgA anti-EA dan IgA anti-VCA, ditunjang dengan CT sean lvANG THT “Tes Penala ~ Bemeriksaan dengan garpu tala berbagai frekuensi Contoh: jka disoal masslah Rinne: membandingkan hantaran udara vs hantaran tulang _pasien adalah telinga kanan, dan saat tes Weber latealisasi ke EEE | LL FO es ensixcoPan! FER ‘Weber: meletakkan garpu tala di tengah, mencar) telinga kanan, maka diagnosis loteralisasi imenjad tuk telinga Schawabch: membandingkan hantaran tulang pasien vs ‘aan lint rabel) pemeriksa Tuli Konduktif. Sensorineural Rinne nogatif posit Weber lateralisasi ke lateralisasi ke telinga sakit —_telinga sehat ‘Schwabach memanjang _- memendek (dibanaing (dibanding pemeriksa) pemeriksa) Audiometri Pemeriksaan diagnostik yang memastikan tuli sensorineural ‘atau tuli kondukti. Threshold/ambang dinitung dengan ambang dengor di rata- rata frekuensi 500 Hz, 1.000 Hz, dan 2.000 Hz Menggambarkan hantaran tulang (bone conduction / BC) dengan garis putus-putus, serta hantaran udara (air conduction / AC) dengan garis penuh Gambaran tuli konduktifjlka ambang BC <25 dB dan AC =25 4B (ada gap) Gambaran tuli sensorineural ika ambang BC (dan AC) >25, 8 (tanpa adanya gap) Gambaran tuli campuran jika ambang AC dan BC keduanya >25 dB, disertai dengan gap (AC lebih buruk lagi dibanding Bc) >> Contoh gambarantul konduktif pads audiomets 25 t Cros abdarnL danse / Muse, Homi. mone o Chrarerbar: nreerntaye 7 nen ase * —e Dime — FeyrortL pen ° ENSKLOPADI fA RESPIROLOGI PENYAKIT INFEKSI PARU Ta Pare @ Datuk berdahak 22 minggu (disertaidahak atau darah), ka pasien mengalrn TB pana sesak napas, nyeri dada, demam meriang >1 bulan, dan ekstrapar, cklasikastan tae ‘malaise, nafsu makan turun, berat badan turun, keringat Sebago! 18 par Fotis sateen Mala tanpa kegiatan fisik deh sdsentelpale ma 4. Demam (umumnya sub-febris, demam tidak terlalu tinggi, maupun keringat malam), frekuensi napas meningkat, berat badan turun, suara napas bronkial/amforik/ronki basah/suara napas melemah (umumnya di apeks paru) "4 Sputum BTA 3x5PS_ 4 foto toraks berupa Una alu diagnosis 8. akhir TB ekstraparu:termasui di antaranyalimfadents 18, pleunitis TB, dan efus pleura TB infltrat/kavitas i apeks paru babini Vaasa KasusbareBelumpernah berobat ATAU —_Dkapasien minum obat, misina pernah menelan obat <4 minggu(1 3 minggu, lalu bethenti, pasien in bulan) smash termasu asus baru tak ————— rmempertimbangkan hasil Jika pasien pernah menelan obat >4 minggu, maka pemersaan dapat digolongkan menjadi Riwayat pengobatan sebelumya Kambuh Pernah dinyatakan sembuh, lal ida els, maka tergolong pasien BTA kembali posit /Klinis positif dengan riayat pengobatan tidak kembali diketahu Diobati kembali_Pernah diobat, dinyatakan gag: setelah gagal _pada pengobatan terakhir Diobati Kembali Lost to follow up: pernah diobati, setelah putus lalu tidak minum obat lagi (dulu obat disebut default) Tain-ain Riwayat sebelumnya tidakjelos ~Tarxasina Kategori 1 2(RAZEVATRH)S. Diberikan untok pasien TB para ka mengaunakan KOT konbinas asus baru, yang terkonfirmasi secara bakterilogis, _dosstetap Kinis, maupun ekstraparu steele lad 38-544g: 3 Kategori 2 : 2(RHZE)S/RHZE/5(RH)3E3. Diberikan untuk 35-70Kg: 4 tab ppasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya,lalu: 705 tab kambuh; gagal dengan OAT kategori 1; atau diobati kembal setelah putus obat (lost to follow up) a — Pembetian steptomisin untuk <40 kg 40-60kg 6° KE uso 260 tahun atau 88 <50 Kg _{me/baite adalah maksimal 500 me/hari 8-12(10) 300mg 450mg 600mg 7 ao 150mg _300mg_ “80m Evaluasi sputum dilakukan setelah 7 en me mg ‘sebelum regimen selesai, dan saat regimen selesai 27 1.000 1500 e 15-2005) 750m ing Sesuai 2.000 s 12 18(25 750 m4 as) oe emp Efek samping OAT: + Isoniazid: neuropati perifer, atasi dengan pemberian vitamin B6 100 mg/hart- sifat bakterisidal Rifampisin; mewarnai urin menjadi merah, memengaruhi efektivitas KB hormonal, interaksi dengan obat anti-diabetik, gangguan menstruasi, {flu-like syndrome, trombositopenia, ruam kulit sesak mapas, dan anemia hemolitk- sifat bakterisidal Pirazinamid: paling hepatotoksik, dapat ‘meningkatkan kadar asam urat -sifat: bakterisidal Etambutol: buta warna dan gangguan penglihatan hati-hati pada anak - sifat: bakteriostatik Streptomisin: ototoksik, nefrotoksik, gangguan keseimbangan, syok anafilaksis, anemia, agranulositosis, trombositopenia -sifat bakterisidal Powantavan Tensei Pemantauan terapi dilakukan dengan pemeriksaan ulang BTA, Minimal dilakukan Tusemcuoss pemeriksaan sebanyak dua kali (S -P), dan dinyatakan positif jka setidaknya salah satu di antaranya posit. Jika pasien sedang dalam pengobatan OAT kategori 1, lal, pemeriksaan BTA akhir” BTA negatf segera mula ahap lanjutan,vlang BTA bulan fase intensif (2 bulan) ke-S dan akhir pengobatan BTA positif _ mulai tahap lanjutan, TANPA SISIPAN, periksa ulang satu bulan kemudian ~ pertimbangkan uj resistensi bulanke-5 atau lebih BTAnegatif lan) (selesai pada bulan ke- ® BTA di akhir pengobatan (bulan ke-6) BTApositif — GAGAL- jika ada fasilitas, lakukan uj resistensi, jika tidak ada lanjut ke pengobatan kategori 2 (terduga MOR) Jika pasien sedang dalam pengobatan OAT kategori 2, lau. pemeriksaan BTA akhir fas BTAnegatif segera mulai tahap lanjutan, ulang BTA satu bulan sebelum akhir pengobatan TERDUGA MOR in 28 bulan ke-§ atau lebih BTA negatif (selesai pada bulan ke- 8) - BTA posit ° ENSIKLOPADI fA Uj resistensi, yka tidak ada fasilitas lanjutkan (A ke tahap lanjutan TANPA SISIPAN, periksa ulang BTA ionjutkan pengobatan sampai selesai, periksa BTA di akhir pengobatan (bulan ke-8) TERDUGA MOR Gagal terapl-rujuk ke pusat 1 MDR 1B oan Heparms OAT pada TB + hepatitis akut / klinisikterik perl DITUNDA hhingga klinis perbaikan / hepatitis sembuh Hepatitis kronis: peviksa faal hati sebelum pengabatan, ka SGOT/SGPT »3x normal, paduan yang mengandung obat hepatotoksik perlu dihindari Hevarms vas Obat Bila klinis (+) =ikterik, mual, muntah ~ stop OAT {Dru-wouceo Hears) TBMORo0aNXOR hepatot Bila Klinis (dan SGOT/SGPT >5x, stop OAT hepatotoksik Konaisi lainnya: OAT lanjutkan dengan pengawasan ketat ‘Sambil menunggu normalisasi kins dan lab, berikan streptor Letambutol, coksik isin DA Setelah klinis normal dan lab mendekati normal: mulai cbat ‘yang paling tidak hepatotoksik, yakni R, lalu 3-7 hari kemudian berikan H. Hindari pemberian Z karena paling. hepatotoksik. Selalu evaluasiklinis dan lab, ~~ MDR-TB: multi-drug resistant TB; resisten setidaknya pada ‘ifamisin DAN INH XOR-TB: extensive drug resistant T8: MDR-TB + resistenst setidaknya pada 3 dari 6 obat TB lini kedua ‘Beau Kevnan Tidak ada perbedaan regimen terapi TB pada kehamilan dan an Menvusut TB oan Dass Meus 4 ‘menyusul. Semua OAT dapat dikatakan aman untuk kehamilan, kecuali golongan aminoglikosida (streptomisin) Piridoksin 50 mg/hari + vitamin K 10 mg/hari dianjurkan saat kehamilan memasuki trimester ke-3 ‘Tidak berbeda, Kecuall jika gula darah sangat tidak terkendali, terapi 18 dapat diperpanjang sampai 9 bulan Rifampisin dapat mengurangi efektivitas obat antidiabetik golongan sulfonilurea, seperti glibenklamid KonexsiTB oewcan Tatalaksana dimulai dengan OAT, lalu setelah 2-8 minggu (segera setelah tolerans)berikan ARV. ARV yang terpith rmenggunakan NRT! berupa EFZ (efavirenz) anpn aba hepa toL,emen 182056 + atuoba fhuorakunolon sean siprofiksasin 1 obat hepatotoksik: 2 HES / 10 HE Zobat hepatotoksik 2 HSE /6 HR atau9 RHE Modifkasi regimen: sikaR penyebaboya, maka regimen akhir menjad 2HES/1OHE Jika H penyebabnya, maka regimen akhe menjadi 69 R2E Gangguan fungsi hat berat dan tidak dapat menerima salah satu dari atau, regimen akhir ‘menjadi 18-24 SE + satu obat fluorokuinelonselain siprotioksasin Diabetes melitus dapat ‘menurunkan respons imun tubuh Ssehingga lebih sult rmengendaitan perjalanan penyakit 18 ‘ARV diberikan tanpa ‘mempertimbangkan hitung CD” 29 TB Parw pada Anak Gojala klinis TB pada anak tidak khas, serta bakteri sulit ditemukan pada pemeriksaan BTA, Atas pertimbangan ini, digunakan sistem skoring TB Anak Diagnosis TB anak tegak jika skor lebih dari 6, atau skor 6 dengan gejala klinis yang mendukung "Tass SkoRTB ANAK Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemertksaan penunjang, ‘TB al fasyankes Tay ora seein _ jabra Trenitibem P mundangrmas wea Tinea ate “asptrck esse i loys sua s0/tHe Resa corre { preter [bsakicon jursien Pesbeuce ea segot Penbegshat ‘ubsgieah pra Tare Juknis TB Anak, 2013 Tape oe 40x/menit 95 tahun >30x/menit imunokompromais) WHO membagi menjadi 3 kriteria Sesuai kriteria WHO. Pilihan antibiotic oral: amoksisiin 3tau hotrimoksazol. Antibiotic parenteral: beta laktam Pneumonia ‘Ada napas cepat’, sesak tidak (ampisilin) atau kloramfenikol ada, Antibiotik oral Bukan pneumonia — Tidak ada napas cepat dan sesak (hanya batuk, demam) Simptomatis saja. Pneumonia berat Ada napas cepat* dan sesak (sesak ditandai dengan retraksi ddan napas cuping hidung). Rawat inap dan antibiotik parenteral Bronkiolitis @ iInfeksi respiratory synctivial virus (RSV) mengakibatkan Bedakan dengan kasus croup episode mengi pada anak (umumnya <2 tahun, didahului _(laringotrakeobronkitis, di mana ISPA atas seperti batuk, pilek), demam sub-febris, dan _Klinisberupa batuk seperti sesak napas ‘menggongong dengan rwayat e Demam, sesak, ekspirasi memanjang, retraksi, wheezing _ inks sebelumnya Tatalaksana sering disertai ranki basah halus, perkusi hipersonor dengan hortikosteroid. 4 Foto toraks: dapat normal hingga kesan hiperinflasi paru H Oksigen, suportif (antipiretik jika demam, cairan dan kalori cukup), antibioik (ampisilin, kloramfenikol, sefotaksim) jka dicuriga infekstsekunder, bronkoditator (salbutamol inhalasi) namun bukan plihan utama PENYAKIT OBSTRUKTIF PADA PARU ‘Asma Bronkial @ Penyakit paru tipe obstruktif akibat hiper-reaktivitas Pelega/reliever: agonis beta-2 bronkus dengan kelainan utama inflamasi kronik saluran kerja singkat, seperti salbutamol napas vang dapat digunakan tidak lebih A. Sesak napas episodik, batuk berdahak kronik, mengi, ari 4 kali sehari dengan faktor pemicu, dengan riwayat atopi pada keluarga atau pasien. Ekspirasi memanjang, mengi ekspirasi retraksi dan penggunaan otot bantu napas pada serangan berat | APE (arus puncak ekspirasi), terutama saat sesak napas. ‘Asma intermiten: pelega saja, ‘Asma perssten ringan: tambahkan pengontrot elukokortikoid inhalas dosis renah Spirometi lebih bak ag F Keendatkan foktorlngkungan (pemicu),terdapat dua Asma prsstensedang macam terapi medikamentosa: ‘tambahkan pengontrol Pelega/reliever: salbutamol, ipratropium bromida. Bila tidak Skokortkold inhalasi doss membaik dapat diberikan steroid maupun aminofiin iV. “#48 Pengontrol/controller: steroid inhalasi,antagonis leukotrien Asma persstenberat:tambahkan (montelukast, zileuton) pengortro lukokortioid inhaasi dss tinggi + obat ain seperti teoflin eps lambat, antagonis 32 Fev. < bh COINS pyc SERIA Gams NE suc ¢Bel Levene dy Ortaledlir’g sMLoPAD! A (atin < ye cau marbak 720t leakotrien, atau glukokortikoid KusrnasiSeravean Serangan ringan: bicara kalimat utuh, sesak saat berjalan ‘eur Asi Serangan sedang: antara ringan dan berat Serangan berat: bicara kata demi kata, terputus-putus, cenderung duduk + penggunaan otot bantu napas Status asmatikus: ancaman gagal napas, kondisi Klinis berat, Perlu perawatan di ICU KusriasiOewaar—Derajat asma Gejala Gejala malam Tes faal paru* home Intermiten x/minggunamun —>2kaliperbulan APE > 80% veguan" tidak setiap hari, VEP, 2 80% nilai serangan dapat prediksi/terbaik ‘mengganggu Variabilitas APE 20. aktivitas dan tidur 3086 Persisten sedang Gejalasetiap hari, >1 kali perminggu APE 60-80% Marian" mengganggu VE, 2 60-80% nila aktivitas dan tidur, prediksi/terbaik perlu bronkodilator Variabilitas >30% setiag hari “Persisten berat Gejala terus Seng CAPES 60% "Kontinu” menerus kambuh, VEP, < 60% nilai aktivitasfisik sangat prediksi/terbaik terbatas Variabilitas >30% 55a spivmeta teseda, eb bak menggunatan palin VEP, volume ekspran plas dalam satu dei) >>APE (aus puncskehspras dukur menggunakan sat pak flow meter “Penyakit Paru © Limitasi aliran udara, berlangsung secara kronik dan, Obstruktif Kronis progresif akibat proes inflamasi saluran napas akibat Paparan tethadap partikel/gas dalam jangka panjang. Faktor risiko terutama adalah merokok 4, Batuk berdahak, sesak napas kronis (dapat semakin berat pada eksaserbasi akut), riwayat merokok lama, Ditemukan mengi dan ekspirasi memanjang, barrel chest. | Spriometri menunjukkan VEP, < 80% prediksi, foto polos gambaran emfisematosa |lusen, batas paru turun ‘mendatar, jantung pendulum) # Saat fase akut; oksigen, bronkodilator (ipratropium, salbutamol}, steroid inhalasi, oksigen, dan antibiatik (sebagian kasus eksaserbasi akibat infeksi), Jangka panjang: edukasi untuk stop merokok. ronkitskronis dan emfisema “Asma vs PPOK : ‘Asma Bronkial__ PPOK FPOIC ange PrN (Maerdiat) 33 sibel z Sekresimukus + be Faktorrisiko __Riwayat atopi__ Merokok Dominasi sel Eosinofil,sel_—_Neutrofil, CD8+ mast, CD4+ KELAINAN PLEURA Pneumotoraks 4, Sesak napas mendadak, dapat/tanpa disertai riwayat trauma (pneumotoraks spontan- tanpa trauma vs pneumotoraks traumatik- dengan trauma). Takipneu, perkut hipersone,suaranapas pada ausultasimenusun 44 Foto toraks: tampak daerah lusen, dengan pleural line 4 Pemasangan WSO (chest tube) di sea ig Ke'5 tinea aksiaris anterior Tension © @ Memerlukan intervensi segera. Udara yang masuk ke Pneumotoraks rongga pleura "terjebak’, semakin terakumulasi sehingga ‘mediastinum terdorong ke kontralateral, vena besar tertekan, dan terjah instabilitas hemodinarik 4s Sesak napas berat,takikarda, hemodinamik tidak stabil, vena leher mengalam dstensi, trakea deviasi ke sisi kontralateral Torakosentesis (tusuk dengan jacum besar) di sla iga-2 linea midetavikula, flu lanjutkan dengan pemasangan WSD (chest tube) Efusi Pleura @ Cairan terakumulasi di dalam rongga pleura, dapat ‘ka efust bersifat purulen, disebut dlakibatkan TB, nfeksi seperti pneumonia, keganasan, _seb3ga1empiema ‘maupun kasus non-paru seperti gagal jantung dan demam berdarah dengue. 4s Nyeri dada saat bernapas, Khas pleuritik (saat menarik napas). Pleural friction rub, fremitus melemah, perkusi redup, dan auskultasi suara napas menurun, 4 Foto polos: sudut kostofrenikus tum jika jumlah sedikit mintakan foto lateral. Bila jumlah banyak dapat membentuk meniscus sign. F Pungsi pleura, cairan dikultur dan tes resistensi Pengobatan berdasarkan hasil kultur dan resistens. ka berulang, pikirkan untuk pleurodesis (obiterasiruang potensial pleura). KELAINAN RESPIRASI NEONATUS Penyakit Membran Penyebab vtama adalah prematurits, Tanda Kesultan Nana 05 (respratory Hialin rnapas pada neonatus prematur perlu dipikirkan kondisi distress syndrome) "A Foto polos: gambaran retikulogranuler Grad Iluss appearence ob ar Urncho gm oH Dicegah dengan pemberian kortikosteroid sebelum lahir. Jika sudah mengalami kondisi ini memerlukan surfaktan eeksternal yang diberikan secara intra-trakeal. weoeoeevweoeweevwvw*v7.r | ”™_—™ “ee eeweweueee eu oe Se ae ee ° evsioPAb! FER) Neonatus PPV= postive pressure ventilation (atau VIP = vertilast tekanan posit) ca Pressure, digunakan untuk rmemberikan bantuan napas kepada neonatus yang bernapas spontan namun dengan kesultan {atau sionosis yang bertahan} continous positive airway “Transient Takipnew Distres napas neonatus, riwayat bayiSC lain‘lain normal CR > Caksna Pehl, of Newborn (TTN) _{® Foto polos: gambaran normal, analisis gas darah normal she plem: a ann 4 observasi, umumnya perbaikan dalam 72 jam (aor tol tne Sepsis © Faktor risiko: umumnya meri Neonatorum ini, infeksiibu) ‘manifestasi yang sangat las, Terbagi sesuai onset: onset dini < 3 hari; onset lambat > 3 tersering adalah distres napas. hari "4 Septic marker: rasio neutrofil imatur / total (IT ratio), CRP, dan kultur darah F Antibiotik empirik: ampisilin + gentamisin irdlronn Apr) welroniom ~> pose erm , Korten Aycu 35 Lampiran Bagian Respirologi To na tk mend "i ptember ‘Alur diagnosis dan tindak lanjut tuberkulosis dewasa Pedoman Pengendalian TB, 2014 36 ee ee EE SS ree ° evsixioPAD! FFM KARDIOVASKULAR Dasar-DASAR KARDIOVASKULAR Auskultasi Di mana auskultasi dilakukan? 7 é » Katup —Katup Katup mitral —Katup aorta. ——_pulmonal tekuspid } Sela iga Sela iga ‘Sela iga ke-4/5 di. Lowerleft kedua—kedua ki) tinea sternal kanan midklavikularis border (LLSB) Kin fapexcordls) selaigake-4 fiscal Bunyi Sa soar ontung yang tered dave stl kibot penatapan Jantung katup mitral dan trikuspid Ingat, buny jantung normal terjadt Normal $2. suarejantung yang terjadi di fase diastol,akibat penutupan korera penutupankatupbikan katup aorta dan pulmonal pads keadaanfisioloris, terdapat yer pembuhoowotep sedikit jeda antara penutupan katup aorta dan pulmonal, yang dikenal dengan istilah physiological splitting of $2). Bising Selama SI dan $2 Setelah S1 (ejection Selama S2dan $1 Setelah $2 (late Jantung —_(pansistolik) systolic murmur) (diastolic murmur) diastolic murmur) Abnormal oo —— oe Jika terdengar di Jika terdengardi—_Jika terdengar dik terdengar di katup mitral: katup aorta: katup aorta katup mitral regurgitasimitral stenosis aorta regurgitasi aorta stenosis mitral Jika terdengar di ka terdengar di Jka terdengar di —_sika terdengar di katup trikuspi katup pulmonal: ——katup pulmonal:_‘katup trikuspid: regurgitasitrikuspid stenosis pulmonal__regurgitasi pulmonal stenosis trikuspid Pembuluh = Profilvaskularisasi To oor re tenement ae ieftMain——VA-V6,1 av a oda Jair Ux V5-V6,1, aL ent Pe ean wo -va Reh ha, Coronary posterior (tom Beto eta EKG ~ Rekaman aktivitas elektrikal jantung dapat menunjang diagnosis pada banyak sekali kasus kardiovaskular. Interpretasinya ‘memerlukan sistematika agar tidak ada yang terlewatkan. 37 Linctak—Perhatikan identitas pasien, tanggal EKG diperoleh, dan 0: kecepatan dan voltase mesin Piswaria nkerras Kecepatan normal kertas EKG berjalan: 25 mm/detik. 1 detik KG adalah 5 kotak besar(gais merah tebal) 1 kotak besar adalah 5 kotakkeci(gais merah tps) Sedangkan 1 kotak kecil adalah 2 mm, Dengan demikian: 1 detik= 25 mm = 25 kotak kecil= 5 kotak besar. 1 hotak besar = 0,2 detik 1 kotakkecil= 0,04 detik Secara vertikal,secara default 1 mV = 10mm. Oleh karena itu 1 Kotak kell = mm = 0,1 my. Tasso ama normal: sinus, dengan syarat: SSS Featikan bahwa gelorbang U b amr tidak demukan pada kon 1. gelombang P dikuti QRS TENTURAN fisiologis. 2. laju QRS 60 — 100 x/menit (lihat langkah 2) lal 3. Interval R-R teratur 4. Pdi sadapan I post di aVR negatit Hoa yoactetot a aa GelombangP: depolaas atm Gelombang QRS: depolrisas i ventrikel (dan repolarisasi atrium) i all oes tian 7 BoSea ee * 1s t} be \* Y~. Tinian Normalnya:laju QRS 60-100x/menit. >100x/menit takikardia; 300 dbagljumlah ota sedan di 2 <60x/menit: bradikardia anara R= R Tone Pao Pata bans ig Fe epee EET FAVA AERA A aa _ Heart rate between 75 & 60 or ~70/ min CContoh di atas: antara R-R terdapat kurang dari kotak besar - rnamun lebih dari 4 kotak besar. Dengan demikian range laju jantung kira-kira: 300 / 5 sampai 300 / 4 = 60-75 x/menit. yy Megtolan 2rd Cemg 1500 dibag! jumiah kotak kecil dt antara RR Jka iama jantung regular, tentukan Jumlah QRS di dalam 6 detk (30 Kotak besar) lau kalikan 10. 3° tropa —cbartdlen lebie lame 52k tenga Pet Sauer 38 ow weweweeeeueneveve ewww wewnwnwnww ae we we | w = ae worn Secara sederhana, aksis QRS menggambarkan apakah terdapat 3 pembesaran ventrikel kit atau kanan. Normalnya: aksis ada Tetra dizona kanan bawah (antara -30° sampai +90") 495 QRS Lancxan’— Gelombang P menggambarkan depolarisasi atrium, sehingga 4:Nat baik menggambarkan Kelainan atrium. Pethatikan apakah Grows —_terdapat P mitral atau P pulmonal oa Apabila terjadi Right atrial hyperthropy: maka tampak bentuk P pulmonal Left atrial hyperthropy: maka tampak bentuk P mitral Anema PR Nilai normal: PR berkisar antara 0,12 - 0,20 detik Lancxa”— Normalnya, ORS dikatakan sempit: yakni 0,05 -0,11 (kira-kira 6: Naa berapa kotak kecilkah ini??) Morro.os aks | | | N | AK cy N 1 acl V Ver VY Contoh gelombang QRS yang lebar (sekitar 5 kotak: 0,20 detik) melebarnya QRS dapat menggambarkan konduksi ke venteikel tidak normal. Pada gambar ini, pasien mengalami RBBB (right bundle branch block}. ° ensicoPAD! FFM Cara menentukan ksi Perhatkan sadapan I dan aVF. il dominan post defieksi ke atas sedangkan di avF, dominan {defleks ke bawah) Pada contoh ai samping, dengan rmenegunakan kusdran a ta aks ada di daerah kuadran kanan atag-menandaban texjadinya LAD (left ans deviation wet | coav ermal sony] DO] AR rpecpy| LLY A Pemanjangan interval PR dapat dlitemukan pada kondsi seperti AV bilok tie I. Sementara pemendekan interval PR teradi pada kondist sindroma pra-eksitas, seperti sindroma Wolff Parkinson-White (wew) Perhatitan Bentuk gelombang QRS, apatah terdapat abnormaltas seperti Apatologs, dan kr (hat langkah 3 -menentukan ‘ksi QRS), dan lebar-sempitnya QRS ipertrofiventrikel nan 39 Lancia Segmen ST normalnya isoelektrik. Elevasi atau depresi segmen —_Terdapat koncist lain yang rw ‘ST dapat menggambarkan infark miokardium, ‘mengakbatkan gangguan segmen ST, Seowen T isi tiselstte | rmisalnya pada perikarditis (ST elevos ‘ persisten di hampir seluruh lead, dan Uv-strain (akbat terjadi pembesaran 1 ventrkel kin secara abnormal) Contoh gambaran EKG ST elevasi pada kondisi infark miokardium akut. Perhatikan bahwa gambaran EKG yang khas untuk infark miokardium akut memeriukan gambaran di lead yang terkait (What di bagian acute coronary syndrome), ‘Sebagai contoh, pada gambar ini, ST elevasi konsisten ditemukan pada V1 sampai V6, konsisten dengan infark miokard anterior ekstensif, ‘Uncen Interval QT, gelombang U, dan lain-lain perlu dinila. Su ~~ EKG serial diperlukan pada beberapa asus karena EKG awal belum tent ww ‘menunjukkan kelainan, ConToH GAMBARAN EKG rilasi Atrium 7 ‘Geiombang P tidak jelas, ORS Ludak teratur,Sering pada kondist hipertiroid Flutter Atrium * jelas, QRS teratur. Dalam hal samahnrdnndberdenndnna de In 4 gelombang P untuk tap ‘ORS (4:2) Takikardia ‘QRS teratur dan sempit P tidak sore LL daedd ie Takikare : . Dapat djumpai nadi atau tanpa Ventrikel radi, Perhattkan QRS lebar. ‘ibrilasi Ventrikel "bergetar’, praktis Ventrikel RAN ey tidak mampu memompa darah teriagi enti jantung, 40 e ensatoPAnl FER Asistol Jantuog berhents dan tidak ada aktivitas listrik. Dx banding: lead tidak terpasang dengan benar! HIPERTENSI, PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI, DAN SINDROMA KORONER AKUT Hipertensi Klasifikasi JNC Vil untuk Hiperten: Normal TD <120/80 Pre-hipertensi TD 120-139/80-89 Hipertensi stage! TD 2140/90 Hipertensi stage ll TD 2160/00 Farmakologi Anti-hipertensi 1. ACE inhibitor (cth: captopril): menurunkan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS). Pilihan utama pada HT yang disertai dengan DM untuk ‘mencegah terjadinya mikroalbuminuria dan komplikasi gagal ginjal kronik Efek samping : batuk kering akibat peningkatan bradikinin > bisa diganti dengan ARB (cth: valsartan). Kontraindikasi:ibu hamil, stenosis arterl renal bilateral 2. Tiazid (contoh: hidroklorotiazid/HCT) > Efek samping. hipokalemia, hiperurisemia, Kontraindikasi relatif pada ‘gout, dislipidemia, dan OM 3. Beta bloker (propanolol}: hambatan reseptor beta-1 Jantung-> Efek samping : bronkospasme. Kontraindikasi pada asma dan AV Blok. Beta bloker selektif jantung : bisoprolol, karvedilol, atenolol. 4, Metildopa — bekerja secara sentral > obat hipertensi terpilih pada ibu hamil, Alternatif pada kondisi iu ‘hamit: nifedipin, 5. Calcium channel bloker > golongan dihidropiridin (nifedipin) : Efek samping: edema, flushing karena bersifat vaskuloselektif. Golongan non-dihidropiridin (verapamil, citiazer). Efek samping: bradikardi karena dapat bekerja langsung di jantung, Cara menghitung MAP [mean arterial pressure) Krisis Hipertensi_Krisis hipertensi : saat TD > 180/120, terbagi menjadi: Hipertensi Ada Kerusakan organ (otak, retina, femergensi _jantung, ginal) secara objektif> turunkan yap. (stot +2 xdnstall)/3 tekanan darah segera dengan anti- hipertensiintravena (nikardipin, nitroprussid nitroglsern, labetalol) Target penurunan TD adalah 25% MAP (mean arterial pressure) Qten 2 ->0 Meni “Hipertensi Tidak ada kerusakan organ > turunkan Uurgensi —_tekanan darah dengan antihipertensi oral {calcium channel blocker, ACE-inhibitor, Kloniin). Contoh: TO 120/90, maka MA\ (120 + 2x90) /3= 100 mig 41 Sindroma Koroner Akut TATALARSANA ‘Swotowa Korones Axor Gagal jantang ClogdoreL AHlagre ler udh dagen > Kebutuhan oksigen miokardium > suplai oksigen oleh pembuluh koroner akibat adanya sumbatan di pembuluh darah koroner. Terjadi secara akut akibat terjadinya ruptur plak Klasifikasi Grjala tipikal EKG Enzim Jantung Unstable Nyeridada——-‘ST depresi,T Normal angina pertama kal, inversi atau (UAP) memberat, EKG tidak jumlah serangan _spesfik meningkat NSTEMI—Nyeridada ST depresi, 7 Meningkat substernal inversi tau menjalar, EKG tidak keringatdingin, —spesifik smuntah STEMI Nyeridada “ST elavasi, Meningkat substernal 888 baru menjalar, keringat dingin, muntah, durasi dan severitas nyeri lebih lama dan intens ‘Angina stabil tidak termasuk dalam ACS. Angina stabil muncul saat beraktivitas, frekuensi dan berat nyeri relatf tetap sama, membaik dengan istirahat / pemberian nitrat sublingual. Umumnya EKG tidak menunjukkan Kelainan yang bermakna. Perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti treadmill {stress test), bahkan pemeriksaan invasif (seperti angiografi) untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya, MONACO (morfin, oksigen, nitrat, aspirin, clopidogrel, dan obat lain) Tatalaksana definitif untuk sindroma koroner akut (STEMI) adalah revaskularisasi dengan PCI (percutaneous coronary intervention), CABG (by-pass), atau trombolitik dengan streptokinase atau r-PA. Perhatikan kontraindikasi sebelum trombolitik! ‘Modifikasifaktorrisiko: hentikan merokok, kendalikan kelainan komorbid (DM, hipertensi, disipidemia) @ vegagalan fongsjantung sebagai pompa darah secara eek ke seluruh jaringan tubuh “A. Gagalantung — Kongest vena para, efala dominan di paru{sesak napa), ortopnew, paroxysmal nocrualdyspneu, dyspneu on exertion — Briline & danve Enaim yang terkat der sindroma koroner aku ‘Mioglobin paling pertama meningkat setelah onset (dalam 1 jam), Kembali normal dalam 6 12 jam, tidak spesifik untuk infark miokard(jarang dipiih dalam pemeriisaan) PK (Creatiin Phospokinase) meningkat dalam 4:8 jam, tidak spestik Ck isoenim MB (CK-MB) rmeningkat dalam 3 jam, spestik, bertahan < 1 minggu: Troponin T/1: meningkatcalam 3, _Jam,spesifik, bertahan sampai > Tminggu, false positive pada penderita gangguan ginjal berat. Pemberian nitrat harus pastikan TO sistole>100 mmlg dan tak ada riwayat konsumsi PDES inhibitor (seperti sidenafi) dalam 24 jam terakhir Aspirin 325 mg loading dosis FXlasifikasi NYHA untuk gagal santung NYHAT—Tanpa imitash akavitas fis NYHA Limitasi derajat sigan (gejala e ensacoPAn! FER ;agal jantung _ Kongesti vena sistemik/penfer, cul saat kanan gejala dominan di perifer seperti aktivitas bert) ascites, hepatomegali, edema NYHA II Limitasi bermakna ekstremitas bawah amotcie % Foto toraks: kardiomegal |, dapat timbul gambaran edema aktivtasringan) aru akut; ekokardiografi: penurunan fraksiejeksi (EF), ‘gambaran hipokinetik NYHAIV Muneuleaat *4 Laboratorium: BNP (brain natriuretic peptide) meningkat erat *& Non-medikamentosa: restriksi natrium (garam) dan air, olahrage Medikamentosa: ACE Inhibitor Memperbaiki gejala dan Biasa diberikan menurunkan mortalitas pad NYHA =1V “Beta Bloker — Memperbaikigejala dan fiasa diberikan menurunkan mortalitas pada NYHA IL Diberikansetelah AACE inhtitor dan diureteatoleran 38 diberikan ringan, furosemid untuk pada NYHA NIV retensi bermakna, dengan ratensi Biasanyalebih teprilin —citan furosemid. Mengurangi gejala, ‘Basa diberikan tetapi tidak menurunkan pada NYHA Ih. mortalitas okt biladserta tral fibrils, Riko ‘intksikas pads pasienhipokalemia akibatdiuretik “Spironolakton Menurunkan mortalitas — NYHAM-Y (tage ore) Hati-hati TTT peningkatan kalium bila digunakan bersama ACE inhibitor EdemaParu © Keadaan dekompensasi fungsi ventrikel Kir secara akut on Akut 4. Sesak napas, tanda kongesti paru akut, seperti ronki basah ’ basal paru, distensi vena-vena leher ‘%y Foto toraks: kardiomegali, garis Kerley-B, gambaran bat- . = wing, kranialisasi A kus; LMNOP - asic (furoserid), Moi, Nitra, Oksigen, dan Posisi(setengah duduk) HENTIJANTUNG DAN ARITMIA HentiJantung Penurunan kesadaran, henti nafas, dan tidak adanya denyut karotis lama yang dapat di-shock (perl defibitas), yakni +H Pertolongan pertama : panggil bantuan, jika tidak ada madi, VentrikelTakikardi, Ventrikel langsung lakukan Resusitas! Jantung Paru (RIP) dan bantuan Fibrilasi> defibriast 200) rnapas dengan perbandingan 30 : 2 bifasik atau 360 1 monofasik Pada resusitasi jantung paru anak dengan dua penolong, kompresi 15:2 (ika satu penolong tetap 30:2). PEA merupakan gambaran EKG selain asistol, VT, dan VF yang Gambaran €K6 verti iba iika diakukan perabaan nadi karots, tidak terdapat nadi Kombinasi tepat antara kompresi dada dengan pemberian nafas_Ga™baran EKG yang tidak dapat meningkatkan harapan kembalinya sirkulasi normal Aishcok (tidak perlu defibriasi vat "4 Atasi kemungkinan penyebab henti jantung : SH Asistl dan PEA (Pulseless (hipovolemia, hipotermia, hipokalemia/hiperkalemia, Electrical Activity) > lanjut RP, asidosis/hydrogen ion, dan hipoksida, serta ST (toksin, epineftin 1 mg tamponade jantung, tension pneumothorax, tromobsis koroner, tromobosis paru}. Gambaran EKG asstol “Takiaritmia ——_Denyut jantung >100x/menit. Umumnya bergejala jika "Tanda tidak stabil berupa >150x/menit, hipotensi, syok, nyeri dada Jika bergejala dan menimbulkan tanda tidak stabil (hipotensi, _skemi, gagal antung aku, dan syok, nyeri dada iskemik, gagal jantung akut, dan penurunan Penurunan kesadaran harus kesadaran), tangani dengan kardioversi terinskronisasi,Jika**9! diols (balk pads stabil, tangani dengan obat-obatan. takiartmia maupun brahardi). # Beberapa obat-obatan untuk gambaran EKG tertentu Adanyatanda tidok stabil SVF (supraventrikular takikardia): manuver vagal, adenosin __menandatan perlunya dlakukan Atrial fbrilasi: calcium channel blocker atau beta-blocker tindakan segera (karchovers VF (ventrikular takikardia): amiodaron misalya) Bradikardia __Denyut jantung <60x/menit (lebih mungkin bergejala jka ‘ka tidakespons dengan <50x/menit) atropin, gunakan Jika bergejala dan menimbulkan tanda tidak stabil: tangani__epinern/opaminhingga acu dengan pemberian sulfas atropin (SA) 0,5 mg; dosis jantung ‘maksimal sampai dosis 3 mg. Penvak Jantung Bawaan —_berjalannya usia dapat menjaibiru (pembalikan pintas__merupakankelainankongenial Asianosis (Pintas menjadi kanan ke kiri, disebut sebagai sindroma_ terbanyak pada bayi yang lahir Kini - Kanan) Eisenmenger) prematurmaypun abel Gambaran khas: kongenital vs S”SCASDSCS*~ dopormin ani Sno 270) repee dobutaver “Syok Anafaisis @ Reaksianafilaksis hipersensitvtas tipe 1) mengatibatkan vasodlatasi pembuluh darah las # Pastikan cairan adekuat dan epinefrin, antihistamin, dan steroid Syok Sepsis @ Reaksi SIRS (severe inflammatory response syndrome) akibat adanya fokus infeks| dalam tubuh, Terjadl vasodilatasiluas di seluruh pembuluh darah tubuh astikan cairan adekuat dan vasokonstriktor (yang terpilih adalah norepinefrin, terutama jkasistolk <70 mmHg) Syok © “Trauma spinal dapat mengatbatian kebilangan tonus Neurogenik simpatis (yang menjaga tonus pembuluh darah), sehingga dapat teradi syok neurogenik. Cedera umumnya pada segmen toralal ates. SF pastikancaran adekuat dan vasokonstriktor |dopamin, norepinefi,fenilefin) Tamponade _ @ Terisinya ruang potensial antara jantung dan perikardium Jantung dengan cairan (atau darah = hemoperikardium) 4s Trias Beck: hipotensi,distenst vena jugularis, seta suara jantung melemah (muffled heart sound) ° ensiatoPAD! FEN PY Dopamin jka gejala syok lebih dominan, ka sudah mulbi pperbaikan dapat digant dengan dobutamin ‘TD sangat rendab (sistol <70 -mmlig) mungkin memerlukan bantuan vasokonstiktor seperti rnorepinetrin ‘ecarateori, syok anafilokss, sepsis, dan neurogenik rmerupakan bagian dar syok distributit 45 dengan torakotomi Rebg Lote To _ -RSR ai ave vi = Mobopd Gad |, AVL: US, Ue sslured 6 dee | ~ Ry tebe (S weve Whe = (repmplae. BRR = Op, a bebe 46 ° ensixioPAD! FER | GASTROINTESTINAL DAN HEPATOBILIER MasaLan GASTROINTESTINAL Diare “Akut <7 hari, melanjut (prolonged) 7-14 hari, persisten =14 hari Slr tataakeana dae atut anak Klasfikasi klins diare akut anak: iipeyeneeen TanpaKlinisbaik 4 Rencana Terapi A Zoic lndaGrds 16 al debidrasi Rohidrast tiap diare Ap dylstataiona hae Dehidrasi Rewel, haus, Rencana Terapi8 Ficiaildraigtusaiocnennng Fingan-_matacekung, Oral 75 cc/kg/3 jam tanga dehidrsy, pemtingaya ) sedang _mukosakering Alternatiflain: Parenteral gene <12 bulan: 70 cefkg/S jam ith lanjtkan pemberan ASI bia >12 bulan: 70 cc/kg/2,5 jam —_-masih AS|eksklusit, makanan , Dehidrasi_ Malas minum, Rencana Terapi C berg rendah serat. Susu bebas berat ‘turgor sangat_ Parenteral sesuai usia laktosa hanya diberikan pada , lembat, 1412 bulan: 30 ce/kg/ jam 198s noeransilktosa maupun mukosa sangat lanjut 70 cc/kg/S jam_ eae , Galak Sie budars 20 bch fan. (bat ain antbiotik sek) menit lanjut 70 cc/kg/2,5 ) iam aan ‘DiaGwosis: ~~ Diare cair, kekuningan Rotavirus Rehidrasi, zink Banoine Enotes! —Fisre lendir darah (disentri) Shigellosis(disentri basiler) _Kuinolon, Kotrimoksazol ) Dust dengan keram perut, demam “Diare lendir darah, bau busuk Entamoeba hystoiytica “Metronidazol , (disentei amuba) , Diare beriemak, stetorea Giardia lamblia Metronidazol 7 Diare seperti cucian beras Vibrio cholera "— Azitromisin, tetrasiklin, ) doksisklin ) Diare akibat pemakaian Bakteri anaerob, seperti‘ Metronidazol—— antibiotik kronik Clostridium difficile 7 Disenta © & Diare berdarah, berlendir, disertai nyeri perut dan dapat a in disertaidemam. Disentribasiler disebabkan oleh Shigella sparopnomonikpado , sp. dan disentriamuba dsebabkan oleh Entomoeba deicletat lore edad hysoltica ov setatr foot dengan ertosit ) Disentri basler:akut (3 hari, maksimal 7 hari); PAT!” ine dalamnya Disentri amuba: onset lebih perlahan-lahan (lebih dari 2 ) Tmingeu) wales dare, Iey baie, daare cio, Wofar.s ; faster "4 Pemeriksaan mikroskopik ditemukan trofozoit* = amuba.Knsta) charot (eden Uyr Gye 2xGVP> —__ kai, aiperkirakan basier i p Bree tae fale ‘fon atau kotrimoksasel (basiler), metronidazol Coprire wntben she amuba) 24 Tebeasilal ny , “ann Refikus asam lambung karena sfingter esofagus bawah tidak menutup secara adekuat 4. Rasa terbakar di dada, hipersalivasi, mulut terasa asam, Komplikasijangka panjang GERD dapat mengakibatkan esofagitis kronis, Barrt'sesofagus,hingea ; yer dada (di dekat epigastrium). Diagnosis awal dapat _‘fa"snoms esofagut ‘menggunakan kuesioner GERD-O. Basen Fb = yas lbh Ryan - wally dave = ena -WeoL Len + Free 2 (ox ~ br 710» GERD kronik dapat berlan (LPR) di mana gejala menjadi su 1 menjadi laringo-pharyne 2 serak, rasa mengeanjal ditenggorokan, 4 Endoskopi pada pasien dengan tanda bahaya” °F PPL (omperazol, lansoprazol) atau antagonis reseptor Hy (ranitidin) 7-14 han, PPI adalah pilthan utama, lk keluhan membaik, dapat ditegakkan diagnosis GERD. Modifikasi faktor risiko (kurangi 88 pada obesitas, pola makan, kurann konsumst Kopi, jangan langsung tidur setelah maka, elevast kepala saat tidur) Dispepsiadan — @ Gastritis Proses inflamasi mukosa gaster (dan duodenum) akibat faktor proteksi tidak adekuat atau faktoragresif tera banyak. Car faktor risiko: pola makan, Konsumsi NSAID dan alkohol _ Nyeriulu hati atau perut atas, nyeritekan epigastrium, Dapat disertal perdarahan saluran cerna (hematemesis rmelena). Anemia pada kasus krons. Ulkus duodenum sering terbangun di malar hari _Ulkus gaster PPL atau antagonisreseptor Hy; modfkasifaktorrisiko {rmakan tepat wakt, hindari mokanan pedas, kop, dan teh) bila carga iserta infeks pyr (ditandai dengan "4 Urea Breath Test): triple therapy dengan PAC (PPI + amok + clarithromycin), Bila alerg! amoksisilin ganti dengan metronidzol Hernia @ Keluarnya organ intra-abdomen melalui defek pada peritoneum. Berdasarkan lokasi “Hernia inguinalis medial Hernia inguinalis = direk, melalui segitiga Hesselbach, tidak dapat mencapat skrotum irek, melalui kanalis inguinalis, dapat mencapai skrotum (hernia skrotalis) di bawah ligamen inguinal, lipatan femoralis, abdominokruris, melalui kanalis Sering pada peremy Faktor risiko dewasa: sirosis hepatis dan peningkatan tekanan vena porta; faktor Hernia umbilkalis 4 Pembedahan: herniotomi, herniorafi, hernioplasti;cito maupun elektif leus Terbagi menjadi dua, yaknil Tidak dapat 8 perut;bising usus meningkat (menghilang Teus i, kembung, muntah, nyeri obstruktif| 48 INyeri bertambah dengan makanan~ © \éay ika lama, diatas usus proksimal Tan brat ba 0, odinolagi, dan anemia ‘espons techadap terapi GERD skan PPI sampat minimal 4 ming Dispel fastrilis:ditemokan les mukosa, vik temuan Klin, dditemukan ulkus Endoskop! ju pasien dengan tanda bahaya {hha seamen GERD) Nyeriberkurang dengan mokanan,~+ ugg 2.—F Jorn Serebst retin 1-2 Jorn Sele mobo Hernia reponibilis: dapat masuk kembali operasielektit Hernia sponibilis: tidak dapat ‘mask kembal; operasielektit Hen inkarserata: mulai muneut sejala obsteuks hembung, ‘muntah} operasicito Hernia strangulata:nekrosis usus karena gangguan pembuluh darah, dsertal nyerihebat; operas ito Pada kondisi lus, NGT perlu dlipasang untuk melakukan tindakan dekompresi “ea eae erewwverwwewenewwenwweweee wv Tt el lo ° evsixcoPAD! (AN tal cenderang tidak ada udara, Herning bone appearance, step ladder nyata ileus paralti Tidak dapat BAB, Kembung, tanpa nye perut; bising usus berkurang, 4 dilatasi sus sampai ke distal Cari penyebab, seperti post-operssi, imbalans elektroit rut periumbilikal, yang bergerak ke Kanan “Apes Ata @ aah wy bawah (tik McBurney -tanda terjad peritonitis loka), disertai mual-muntah dan demam 4s Nyeritekan dan nyerilepas di titik McBurney, tanda Psoas, a Obturator, Rovsing, dan Ounphy posit 4. CTScan, USG, darah perifer lengkap [leukositoss,shift-to the left), dapat dlakukan scoring dengan Skor Alvarado Corladsrdad S$ Apendektomi jka belum ada komplikasi Jika komplikasi hingga peritonitis umum, laparotomi Peritonitis ~@ Radang peritoneum luas, dengan gejala khas nyeri seluruh Pada kondisiapendisitis aut, Umum perut, tanda Blumberg (rebound tenderness, nyeri terutama Blumbergsign postf hanya di saat dilepas) ‘ik McBurney, pada kondisi Dapat terjadi secara primer: misal peritonitis bakterial spontan _e"itonitis umum, posiif di pada kasus sirosis hepatis, peritonitis T8 (dengan fenomena _h#™oir seluruh lapang perut papan catur) ‘Sekunder: peritonitis karena perforasi apendiks, perforasi gaster oF Laparotomi Eksterna: pelebaran pleksus vena hem¢ Derajat hemoroid interna: umumaya nyeri- dilapis epitel skuamosa 1 berdarah menetes Interna: pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior dan 2 benjolan kelua, masuk ‘media, umumnya tidak nyert- dilapis epitelsilindris spontan 3- benjolankeluar, masuk F Derajat 1, 2: medikamentosa, Sitz-Bath (merendam bokokng dengan bantuan tangan 14 hari apakah mungkin fisiologis atau pasti patologois. tkterus —_pkirkan sepsis awitan lant, ‘yang mungkin fisiologis apabila: bayi aterm, onset setelah _hipotwoid kongerital, dan atresia 24 jam lahir, puncak ikterus hari ke 3-5, peningkatan bile [apalagi ka dsertaitinja ddidominasi oleh bilirubin indirek, dan membaik dalam 1 dempul) minggu Risko kenaikan bilirubin pada rneonatus: Kerusakan otak (Kerinkterus) ‘Skat Keane kramer I:hanya kepala(taksiran bilirubin total $7 m/l) kramer i sampai dada pusat sen (taksran bilirubin total 7-10 2 | Genansten med) Kramer: sampai pust-lutut {tksran iirbin total 10-13, mg/l) Kramer W: sampatestremntas, pergelangan (taksiran blrubin total 1347 mg/l) Kramer V:sampaitelapak (taksanbrubin total>17 mela 3 | Abdonen teow eons | Hondo 51 Temas Ian aN Trawstus Tuna re jaundice Breastmil jaundice Atresia bil 52 Indias Tel 2 nda eap sina Bens Kadar Bet Serum tnd Tra Kader Bilirubin Serum © Peningkatan sikulasi enterohepatik bilirubin akibat intake nneonatus yang masih minim (biasa akibat produksi ASI ibu yang masih sedikit di awal kelahiran neonatus), muncul dalam usia satu minggu pertama ## Tingkatkan asupan ASI ‘bi ~ ® Kandungan glukoronil transferase dalam ASI ‘mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik, ‘umumnya terjadi di atas usia satu minggu ‘malitas pembentukar mengakibatkan kolestasis dan peningkatan bilirubi 1s biliaris ekstrahepatik, a Urin gelap tinja dempul, hepatomegali 4 Pembedahan, pada kasus laut mungkin memerlukan transplantasi hepar GINJAL DAN SALURAN KEMIH KELAINAN GINJAL © Perburukan fungsi ginal secara cepat dan tiba-tiba, Akut ditandai dengan oliguria/anuria peningkaran kreatinin Paling sering disebabkan cleh hipovolemik *4 Kriteria RIFLE untuk klasifkasi gagal ginal akut ‘aeaory [oma eriena potdag ane ocean Gagal Ginjal @ Penurunan fungsi ginjal menahun serta tanda kerusakan Kronik ginjal dalam pemeriksaan penunjang, yang bertahan lebih dari "4 Klasifikasi gagal ginjal kronik berdasarkan GFR: @ bulan, Stage GFR rmenrin Rencana 1 290 Tatalaksana komorbiditas 2-60-89 ~——Atasikomplikasi_ 7 3-30-59 Atasikomplikasi_ 4 15-29 Siapkan terapi pengganti ae a5 ‘Terapi pengganti ginjal Sadan eningkatan ekskresi protein urn (proteinuria >3 g/24 jam, Notrotik atau dipstc urn +3), hipoalbuminemi, pitting edema (dapat bersfat anasarka),sertahiperkolesterolemia steroid, ka resisten steroid memerlukan sklofosfamid, suport berupa diet tinggi protein Sindrom Nefrtik ds Wematuria (dominan) dengon Kencing berwarna golop, hipertensi,slinder eritrosit, dapat disertai proteinuria Sering disebabkan oleh reaksi autoimun pada infeksi Streptokokus beta-hemolitik grup A (setelah faringitis, impetigo) - disebut dengan GNAPS (glomerulonefritis akut pasca-streptokokus) © suportif: diuretik, antihipertensi, mungkin perlu antibiotik IIvFEKS! SALURAN KEMIH Definisi Terbagi menjadi ISK atas (pielonef (uretitis, sistitis secara anatomis Secara klinis: non-komplikata (wanita dewasa, tidak hamil, tanpa kelainan penyerta) vs komplikata (kondis lain selain non-komplikata) Lyle bane Cols IR O60 1g fu Gprepome Leva s e exsiatoPAn! FF ‘lrenskreatinin dapat dipredks: dengan mengukur kadar kreatinin serum menggunakan rumus Cockroft Gault catatan (0,85 hanya untuk perempuan) “terapi pengganti ginjal: dapat berupa hemodialisis, CRT (continuous ena! replacement therapy), ingga transplantas| ginal ‘Merupakan was sndroma nefrotik (GNABS adalah reaksi hipersensitiitas tie 3 (kompleks immun) Sistitis Pielonefritis Prostatitis KELAINAN PROSTAT DAN UROLITIASIS. prostat jinak Gmbsen Ro = lindoalew jou ~ 2 vreler = diverhiles 2 abolades, Venue yanane: "4 Etiologi tersering: Eschericia coli, bakteri lain (Klebsiella, Proteus} dari kultur urin, Pemeriksaan awal: urinalisis {piuria, bakteriuria, hematuria, nitrit, leukosit esterase) 4, Disuria, gejala saluran kemih bawah (urgensi, frekuensi), nyeri tekan suprapubik, biasanya tanpa demam / demam low-grade, Dapat disertai hematuria, F Fluorokuinolon, kotrimoksasol, atau nitrofurantoin de Demam tinggi, menggigil, nyeri punggung dan nyeri ketok sudut kostofrenikus (CVA), mual, muntah, dan diare *F Fluorokuinolon (rawat jalan} atau seftriakson (rawat inap) 4. Akut: demam, nyeri tekan saat pemeriksaan prostat, kronik: menyerupai geala sisi, dengan dominan gejala obstruksi {aliran urn rendah, uri sult keluar) F Flurokuinoton tmiksi tidak lampias — Geala obstuktt dan gejala Gejara iritatif:frekuensi(sering berkemih), nokturia (terbangun staf adalah bagin dar LUTS ‘malar hati untuk berkerih), dan urgensi(sulit menahan (lower urinary rac symotoms) kemih) Colok dubur (RT): pembesaran prostat, Konsistensi Kenyal, tanpa nyeri dan nodus, poo! atas umumnya tidak teraba. Dapat dilakukan USG Alfa-bloker (tamsulosin, terazosin|; S-alfa-reduktase Inhibitor (finasterid, dutasterid, serta pembedahan (TURP, ‘open prostatectomy) Kanker prostat Batu saluran emit, 54 Tersering adalah adenokarsinoma prostat ata dalam © Gejala obstruktif dan iritatif, dapat menimbulkan gejala _menginterpretasikan PSA metastasis (nyertulang,Kompresi korda spinalis) 4, Skrining dengan colok dubur (RT) dan "4 PSA (prostate: specific antigen; diagnostk dengan) uitrasonograf trans-ektal dan biops), atau penetraan dengan bone-scan is: batu di pielum ginjal, nyeri ke pinggang, disertai hematuria komposisibatu: Ureterolitiasis: batu di ureter, nyeri kolik, menjalar hingga ke skrotum / labia \Vesikolitiasis: batu di buli, BAK dipengaruhi perubahan posisi, dapat disertai gejala berkemih yang tersendat dan lancar {terkait perubahan posisi) Uretrolitiasis: batu di uretra, nyeri di penis saat berkemih, retensi urin 4) BNO-IVP, USG, CT urografi (non-kontras) oF Medikamentosa (alfa blocker), anjuran konsumsi air >2 liter/hari, minimal-invasif (ESWL/ pemecahan batu dengan gelombang ultrasound), hingga pembedahan Batu radiopak / puthjka komposis! kalsium atau struvit Batu radiolusen / gelapjika omposisi asam urat/sstin 1) swe 7% 39 DPN 92> 3m (spy laparstapi) 3) Open nephe sy ga. seavung RULE PONE / oloesstyy ensi.oPao! fe BEDAH UROLOG! PEDIATRIK Fimosi © Preputivm tidak dapat dtaik ke belakang (retraksi, dapat timbul nyeri/ujung penis menggembung saat miks F Sirkamssi Paralimosis— @ Preputium menjepit batane penis, setelah retraksi 7 preputium tidak dapat dikembalikan ke posisi semula o& Kegawatdaruratan: CITO dorsumsisi, dilanjutkan sitkumsisi Wipospadia © Orifisium uretra eksternum terletak di sisi ventral (bawah) Kult preputium kelak akan penis, éipergunakan untuk rekonstoksi, & Rujukan ke urologi untuk rekonstruksi ‘oleh karena itu sirkumsisi adalah antennas pada keda Epispadia © Orifisum uretra eksternum terletak dss dorsum (3835) ong in penis F Rujukan ke urologi untuk rekonstruksi eiptoritmus @ Salah satu (atau kedua) testis dak berada di Kantong (undescensus __shrotum,tetapi berada di sepanjan jlur penurunan tests testis) Dapat disertai hernia inguinalis indirek 4 Observasi maksimal 6 bulan pertarna kehidupan, jk tidak ada peru dlakukan pembedahan (orkidopeksi)setlahnya, oprerone. es or © Bune rpg er nthe folie: Ploahy pavne Lepre bi SF geda Femodn. dass’ Adon, besergen Wr Nyelar Ke rongoe poly A eusmepoubre. C 105 aA dk burt gel pars @h Tie pdenlinm Saarah - eC Er Simpens -fauon leolere date -W/ 553 Lo/ laparsker: UN To GCF bluney 1 Flatten We Clebbing (v* baloniy — Repudadiomis phren Jen CG) Ye bose wu c ©) Icremaster Sign () 55 e ENSiKLOPADI fA REPRODUKSI Fisiovoc! OssteTRi Kehamilan ovinal Asuhan antenatal ideal minimal empat Kall 1 Kal sebelum 16 minggus 1 kak antara 24-28 minggu; antara 30.32 minggu; dan antara 36-38 minggu Suplementas zat bes elemental 60 me (setara 320mg sulfasferosus) dan asam flat 400g; als 1,52 ¢ dapat mencegah pre-ekiampsia pada bu yang asupan kalsiumnya cendah Vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisast Fisiologi Pevslinan P7GbespealnanTiologs terbagimenjadl Kala Norma Kala 1, dl mana trad proses pendataran dan pernbukaan serviks. Fase laten bukaan <4 cm (sekitar 8 jam), fase aktif bukaan 4-10 cm (1 cm/jam - 6 jam) Kata 2, di mana triad proses kelhiran bay, mula dai pembukaan servkslengkap hingga keluarna bay. Batas waktu jam pada primigravida dan 2 jam pade multgravida Kala 3, mana terjad proses kelairan pasenta, imu sejak ohinya bay inggalhiyaplasenta,Batas waktu 30menit Kala 4, fase pemantavan Keadaanibu, dimual dri kelahiran plasentahingga 2am setlahnya KonbIsi PADA UsiA KEHAMILAN AWAL Hiperemesis ® & Muntah-muntah yang terjadi, puncak pada trimester Hormon hCG berpengaruh gravidarum 1 kehamilan, dan timbul gangguan fisiologi dan tethadap kejadian hiperemesis rmanifestasi klinis (seperti turun BB, dehidrasi, aravidarum ketogenesis). Komplikasi lebih lanjut: gangguan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia) dan ketosis AH Tatolaksana: small frequent feeding, pemberian vitamin B6, doksilamin, dimenhidrinat, prometazin. Jka belum teratasi: memerlukan metoklopramid, klopromaain, dan ‘ondansetron. “Abortus ~~ Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di F Tatalaksana bergontung fase: luar kandungan (20 minggu, atau berat <500 gram). Perdarahan Nyeri Uterus Keadaan si, panne, pantang sengeom, perut (fundus) serviks —pemantavan serial Iminens: pertahankan kehamilan, Abortus — Sedikit Sedang Sesuai —Tertutup hatilens an Insipien-inkomplet: pengeluaran ‘AbortusSedang- Sedang- SesuaiTerbuka “1 "ers (bak seca spontan, inisipien banyak ——_—hebat_—_usia ‘maupun penanganan ati pen | bens lata kuretase) Abortus Sedang- Sedang- Sesuai_Terbuka inkomplet banyak ——hebat_—_usia Komplet: konceling, suport bortus Sedikit—Sedikit Leb” Terbuka Mised abortion evstunss komplet kecil ters its kre tertutu ‘Missed Twdakado Tidak tebihTertutup abortion ada _keei © Penyakit gestasional trofelbastik 4. Perdarahan pervaginam, mual-muntah hebat, ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan, tanpa ditemukan janin intrauteri "4 kvantiatif kadar hCG sangat meningkat, “x USG A& Rujukan spesialistik, perlu evakuasi isi uterus, pemantauan hCG serial Kehamilan Ektopik @ Kehamilan yang terjadi di luar uterus, sebagian besar Terganggu terjadi di ampula tuba Falopil yang kemudian ruptur dan rmenimbulkan perdarahan masif 4s Perdarahan pervaginam, gangguan hemadinamik,nyetl abdomen, nyeri goyang porsia, servikstertutup ‘A use A esusitaicairan,persiapkan laparotor’ elainan Genet Sindromdown Tsoi 2t Retardasi mental, mongoloid face, simian palmar crease “Sindrom Turner 450 Fenotip perempuan, pendek, ster webbed neck Sindrom Gridu chat Belesikromosom 5 Tangisan kucing™ Sindrom mardan Kelinan jarngan iat” Estremitas panang, ancurisma aorta ‘Sindrom Klinefelter 47 XXY Fenotip laki-laki, atrofi testis, ginekomastia “SindromJacobs—47XYY ———————sSering dihubungkan dengan perilaku agresif Fenilketonuria ——_Ketiadaan enzim Retardasi mental, kencing dan keringat yang mengubah berbau menyengat, dapat menunjukkan fenilalanin menjadi gejala albino tirosin (fenilalanin hidroksilase) KONDISI PADA USIA KEHAMILAN LANJUT Plasenta previa @ Implantasi plasenta dekat dengan ostium serviks indari pemeriksaan vaginal 4. Perdarahan tanpa riwayat nyeri, keluar darah segar _—_touche jkadicurigaplasenta hingga dapat menjadi syok previal ‘4 USG untuk konfirmasi, pantau kesejahteraan janin stabisasitands vita, seciocesarea segera bila perdarahan mas; terapiekspektatif ka kondisi stabil dan perdarahan tidak masif ~@ Teriepasnya plasenta dari tempatimplantasinya x Perdorahan dengan ayer, kelvardarah “kehitama perdarahan tersembunyi sehingga pasien dapat syok walaupun tidak terlihat banyak darah keluar ® USG untuk konfirmasi pantau kesejahteraan jain “Solusio plasenta Vasa previa Perdarahan Past: partum *F stabiliasi tanda vital, sectio cesarea pada sebagian besar kasus, Bila DM tidak terdengar, coba lahirkan pervaginam © Pembuluh darah korda umbilikalis menutupi jalan lahir 4 Perdarahan berat ketika pecah ketuban A USG F stabilisasi, sectio cesarea Perdarahan pasca-persalinan primer dalam 24 jam persalinan, dengan kehilangan darah >500 ml Oksigen, stabilisasi tanda vital, sambil tentukan penyebab sgera,uterus Atoniauteri ——_Oksitosin, lembek (Tonus) ergometrin, asam traneksamat Plasenta tidak —Retensio Oksitosin, tali lahir plasenta (Tissue) _pusat terkendali, plasenta manual Plasenta lahir —‘Sisa plasenta___Oksitosin, tidaklengkap (Tissue) eksplorasi digital Robelan jalan Tear Eksplorasi,jahit lair (seviks, perineum) “Darah tidak Gangguan Whole biood, berhenti,‘encer', koagulasi faktor ada faktor (Trombin) pembekuan (FFP, predisposisi krioprsepitiat, trombost sesuai indikasi ‘SPEKTRUM HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Spektrum Hipertensi dalam Kehamilan Hipertensi kronik: TD > 140/90 mmlig sebelum hamil ATAU <20 minggu usia kehamilan, tanpa proteinuria Hipertensi gestasional: 10 2140/30 mmHg >20 minggu usia kehamilan (sebelumnya tidak ada riwayat), tanpa proteinuria Pre-eklampsa: ka >20 minggu usia kehamilan Ringan jika TO 2140/90, proteinuria +1 (>300 mg/24 jam) Berat jka TO 2160/110, proteinuria 2+2 (>5 g/24 jam) ATAU disertai keteribatan organ lain Trombosit <100,000 sel/ut; peningkatan SGOT/SGPT, sakit kepala hebat, gangguan visual, edema paru / gagaljantung kongestif,oliguria, dan peningkatan kreatinin) e ensiccoPaot FFM erhatikan onset timbulnya hipertensi/proteinuria untuk rmenentukan klsifias Digunakan batas 20 minggu usia kehamilan oF Suportt (jalan napas, oksgen, calran), MgSO4'ntravena, antihipertensi pada ibu dengan hipertensiberat (nifedipin, atau ‘metidopa. Tatalaksana defint spektrum in) adalah terminasi kehamilan, (MgSO, sebelum diberkan pastikanrefleks patella +, output rin <0, cc/kgBB/jam, dan tidak 59 GINEKoLOGI Gangguan Siklus Haid Kanker Serviks 60 Superimposed pre-eklampsia pada hipertensi kronik. ada fiwayat hipertensi kronik (sebelum ham ATAU <20 minggu usta kebamian), lalu saat usta >20 mingeu menunjukkan proteinuria 242 atau trombosit <100.000 Mb Eklampsia: kejang umum dengan/tanpa koma, disertai geiala pre-eklampsia (berat pada umumnya) Siklus haid normal berkisar 21-35 hari (mayoritas di 28 hari) Amenorea primer di atas 16 tahun dengan tanda seks sekunder ATAU >14 tahun tanpa tanda seks sekunder Amenorea sekunder jika tidak haid dalam 3 bulan terakhir, tka siklus haid teratur (atau 9 bulan, jika ada riwayat oligomenonrea) Oligomenorrhea jika siklus haid >35 hari Polimenorrhea jk siklus haid <21 hari ‘Menorrhagia ka lama siklus haid dan julah darah haid lebih dari normal Metrorrhagia jika terdapat perdarahan di luar siklus haid ©® Karsinoma sel skuamosa serviks (tersering), akibat infeksi HPV tipe 16 dan 18 (high risk), dengan faktorrsiko banyak pasangan seksual, infeksi menular seksval, Koitus pertama usia muda, dan pasangan seksual dengan risiko vines 4 Skrining: asam asetat (esi acetowhite)/IVA dan Pap smear "4 Diagnosis: biopsi(kolposkopol, cervical punch), Radiologi(rontgen thorax, MRI/CT abdomen) untuk penentuan clinical staging 4 Pencegahan: vaksin HPV sebelum onset koitus pertama, hindari perlaku bersiko. Tatalaksana bergantung stage (bedah, radiasi, kemoterapi ada depress napas.Siapkan Ca lukonas sebagai antidotum Mgso, >> Gambaran acatowhite pada pemenksaan inspeksi dengan asam asetat

You might also like