Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purposes of this study was to obtain the effect of fermentation on the
quality of soursop leaf tea by fermentation. Soursop leaf tea processing using the
method of processing black tea. The method used in this study was completely
randomized design with 4 treatments and 4 replications. The treatment used were
F1(1 hour fermentation), F2 (2 hours fermentation), F3 (3 hours fermentation),
F4 (4 hours fermentation). The results showed that the long of fermentation of tea
leaves of the soursop significant effect on water content, levels of tannins,
antioxidant activity, assessment of sensory descriptive and hedonic well as colour,
aroma, taste and acceptance as a whole tea leaves of the soursop, but did not
significantly affect the ash content. The best treatment was F4 (4 hours
fermentation) based on water content of 1.31%, ash content of 5.82%, tannin
content of 0.51%, the antioxidant levels of 28.733 ppm, descriptive sensory
assessment and hedonic soursop leaf tea which has a brown colour and preferred
by the panelist’s. Soursop leaf tea flavor is slightly tart and flavorful leaves of the
soursop so preferred by the panelist’s. While the overall assessment of soursop
leaf tea is also preferred by the panelist’s.
PENDAHULUAN
Latar Belakang sebesar 172.790 ton atau sebesar 5,7%
Indonesia merupakan salah satu dari konsumsi dunia. Tanaman penghasil
negara pengekspor teh terbesar di Asia teh tersebut dinilai belum mampu untuk
Tenggara dan merupakan negara memenuhi kebutuhan permintaan
penghasil teh nomor lima di dunia. Teh tersebut. Kurangnya pemanfaatan bahan
hanya dapat tumbuh pada ketinggian baku lain menjadi produk teh tersebut
400-2000 meter di atas permukaan laut. membuat perkembangan produk teh
Perbedaan tinggi tempat dan temperatur menjadi terhambat.
dapat mempengaruhi mutu teh yang Daun sirsak merupakan salah
dihasilkan. (Wresdiyati dkk., 2003). satu tanaman yang memiliki prospek
Secara umum, bubuk teh yang di yang cukup baik bila dikelola. Selain
produksi di Indonesia adalah bubuk teh syarat tumbuhnya mudah, daun sirsak
yang berasal dari tanaman teh Camellia juga merupakan tanaman yang multi
sinensis L. Permintaan konsumen dunia fungsi. Kandungan kimia yang terdapat
akan teh semakin meningkat, dimana pada daun sirsak cukup layak jika
jumlah konsumsi teh dunia pada tahun dijadikan bahan baku untuk dijadikan
2007 adalah sebesar 3.031.403 ton minuman penyegar seperti teh.
sedangkan produksi teh Indonesia hanya Kandungan zat kimia yang cukup
JOM
1) Faperta UR
Mahasiswa Vol. Pertanian,
Fakultas 3 No. 2 Oktober 2016
Universitas Riau 1
2) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
JOM Faperta UR Vol. 3 No. 2 Oktober 2016
mendukung untuk dijadikan teh, nampan, pipet mikro, ayakan, alat
diharapkan teh yang dihasilkan akan perajang, pipet tetes, botol kecil (vial),
berfungsi sebagai obat-obatan yang corong pemisah dan gelas untuk
lebih mudah diterima oleh konsumen. organoleptik.
Air rebusan daun sirsak segar telah lama
digunakan sebagai obat untuk penyakit Metode Penelitian
kanker tetapi bentuk teh ekstrak daun Penelitian ini dilakukan secara
sirsak belum banyak digunakan oleh eksperimen dengan menggunakan
masyarakat, karena itu perlu dilakukan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
kajian tentang analisis teh ekstrak daun terdiri dari empat perlakuan dan empat
sirsak dengan tujuan untuk menggali kali ulangan sehingga diperoleh 16 unit
potensi daun sirsak sebagai minuman percobaan. Perlakuan dalam penelitian
fungsional yang dapat difungsikan ini adalah sebagai berikut :
antara lain sebagai obat untuk penyakit
kanker dan sebagai minuman pengganti F1 : Fermentasi 1 jam
teh dari Camellia sinensi L. F2 : Fermentasi 2 jam
F3 : Fermentasi 3 jam
Tujuan Penelitian F4 : Fermentasi 4 jam
Tujuan dari penelitian ini untuk
memperoleh adanya pengaruh Analisis Data
fermentasi terhadap mutu teh daun Data yang diperoleh dianalisis
sirsak berdasarkan lama fermentasi. secara statistik dengan menggunakan
analisis sidik ragam (ANOVA). Jika
BAHAN DAN METODE F hitung lebih besar atau sama dengan
Tempat dan Waktu F tabel maka dilanjutkan dengan uji
Penelitian ini dilaksanakan di Duncan’s Multiple New Range Test
Laboratorium Pengolahan Hasil (DNMRT) pada taraf 5%.
Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian Pelaksanaan Penelitian
Universitas Riau, Kampus Bina Widya Pelaksanaan penelitian ini
Km 12,5 Kelurahan Simpang Baru mengacu pada Setiawan (2009).
Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Waktu Persiapan bahan dilakukan dengan
penelitian selama enam bulan, yaitu penyortiran daun sirsak terlebih dahulu.
pada bulan November hingga juni 2016. Selanjutnya dicuci untuk menghilangkan
kotoran yang menempel. Daun sirsak
Bahan dan Alat ditimbang sesuai perlakuan yang
Bahan-bahan yang digunakan digunakan sebanyak 100 g. Setelah daun
dalam proses pembuatan teh daun sirsak sirsak ditimbang dilakukan pelayuan
adalah daun sirsak dan air. Bahan-bahan selama 18 jam pada suhu ruang.
yang digunakan untuk analisis adalah Kemudian dilakukan perajangan
aquades, etanol 96%, larutan 2,2- (pemotongan dengan alat perajang) yang
diphenyl-1-picrylhydrazyl hydrate bertujuan untuk memperkecil ukuran
(DPPH) 0,0001 g untuk uji antioksidan daun sirsak. Selanjutnya dilakukan
dan larutan indigo, KMnO4 0,1 N, penggilingan yang bertujuan untuk
larutan gelatin, Na-oksalat, larutan NaCl memecahkan sel-sel daun segar agar sel
asam untuk analisis kadar tanin. dapat dibebaskan sehingga terjadi reaksi
Alat-alat yang digunakan pada antara sel dengan oksigen yang ada
penelitian ini adalah oven listrik, plat diudara. Kemudian dilakukan fermentasi
(sumuran), pisau, baskom, sealer, kertas atau pemeraman sesuai perlakuan yang
label, erlenmeyer, aluminium foil, bertujuan untuk mendapatkan teh yang
kapas, kertas saring, labu takar, berwarna cokelat tua dan aroma teh.
timbangan analitik, sendok pengaduk, Setelah daun sirsak difermentasi
desikator, tanur, cawan porselin, kemudian dikeringkan dalam oven
Warna
- Deskriptif 3,87c 3,73c 3,17b 2,41a
- Hedonik 3,73a 3,86ab 3,93b 4,20c
Aroma
- Deskriptif 2,93b 2,80ab 2,73ab 3,53a
- Hedonik 3,73 3,80 3,83 3,90
Rasa
- Deskriptif 3,83b 3,70ab 3,63ab 3,53a
a ab bc
- Hedonik 3,70 3,87 3,97 4,13c
Penilaian keseluruhan 3,73a 3,90ab 4,00b 4,20c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata berdasarkan uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.
Warna menyerupai warna teh hitam. Menurut
Tabel 2 menunjukkan bahwa Winarno (2002) penentuan mutu bahan
penilaian sensori secara deskriptif dan makanan pada umumnya sangat
hedonik warna teh daun sirsak berbeda tergantung pada faktor salah satunya
nyata untuk masing-masing perlakuan. warna. Secara visual warna tampil lebih
Nilai rata-rata penilaian warna teh daun dahulu dan kadang-kadang sangat
sirsak secara deskriptif berkisar menentukan, karena warna digunakan
2,41-3,87 (kuning sampai coklat). sebagai indikator kematangan pada
Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin suatu bahan makanan.
lama fermentasi maka warna teh daun
sirsak semakin coklat. Warna seduhan Aroma
teh daun sirsak yang terbentuk dari Tabel 2 menunjukkan bahwa
warna kuning sampai warna coklat penilaian sensori secara deskriptif aroma
disebabkan proses fermentasi yang teh daun sirsak berbeda nyata untuk
sangat berperan dalam pembentukan masing-masing perlakuan. Nilai rata-rata
warna air seduhan teh daun sirsak. penilaian aroma teh daun sirsak secara
Selama proses fermentasi, klorofil akan deskriptif berkisar 2,60-2,93 (tidak
terurai menjadi feofitin yang berwarna beraroma daun sirsak sampai agak
hitam. Sesuai dengan pernyataan Kamal beraroma daun sirsak). Hal ini
(1985) bahwa pemberhentian proses menunjukkan bahwa semakin lama
fermentasi yang terlalu awal akan fermentasi maka aroma teh daun sirsak
menghasilkan teh yang warnanya telalu semakin menurun (tidak beraroma daun
muda, mutu rendah dan cita rasa belum sirsak). Menurunnya aroma teh daun
terbentuk sempurna. Sebaliknya waktu sirsak disebabkan adanya aktivasi enzim
fermentasi yang terlalu lama akan β-D-glucosidase dan β-galactosidase
menghasilkan teh yang berwarna gelap, pada proses pelayuan (Withering) yang
cita rasa kurang dan aromanya menurun. menyebabkan terlepasnya berbagai
Penilaian panelis secara hedonik senyawa volatile dari protein dan lemak
pada warna teh daun sirsak yaitu suka. menimbulkan aroma khas pada teh daun
Hal ini menunjukkan bahwa warna teh sirsak. Meskipun pada saat proses
daun sirsak yaitu kuning hingga coklat fermentasi kandungan senyawa volatile
pada setiap perlakuan. Semakin lama berkurang akibat adanya oksidasi dan
proses fermentasi menyebabkan warna perlakuan fisik, namun nilai total
teh daun sirsak semakin disukai (4,20) flavour pada akhir produk fermentasi
yaitu berwarna coklat. Hal ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan
disebabkan warna teh daun sirsak telah