You are on page 1of 9

1

PERENCANAAN PUSAT KEBUDAYAAN


DAN KESENIAN KALTIM DI TENGGARONG DENGAN
PENEKANAN PADA AKUSTIK

Muhammad Sutan Djaya Bunayya


Mahasiswa Jurusan Desain, PS. Arsitektur, Politeknik Negeri Samarinda
Jl. Cipto Mangunkusumo, Samarinda
Email : muhammadsutan67@gmail.com

Mafazah Noviana, St., M.Sc


Staf Pengajar Jurusan Desain, PS. Arsitektur, Politeknik Negeri Samarinda
Email :
Email : Mafazah79@gmail.com

Cisyulia Octavia, H.S., ST., MT


Staf Pengajar Jurusan Desain, PS. Arsitektur, Politeknik Negeri Samarinda
Email : cilliaoctav@gmail.com

ABSTRACT east Kaltim Cultural and Art


Indonesia has a diverse Centerwas created with Accoustic
ethnic and cultural diversity that design concept and artificial lighting
continues to grow in the lives of so that art performer and art
Indonesians. Each tribe and region connoisseurs can comfortably enjoy
have characteristic of various arts performaces and exhibitions. Kaltim
and become the pride of the region. Cultural and Art Center in Kutai
Tenggarong is one of the district in Kartanegara Regency is expected to
Kutai Kartanegara regency that has become an object of education,
a variety of arts. Kutai Kartanegara tourism, and creations that can
regency does not yet have the means become a new icon in Kutai
to develop adequate creativity for its Kartanegara regency especially
citizens to channel art expression Tenggarong district.
and activities. Through Kaltim
Cultural and Art Center is a Keywords: design, culture,
container and facilities created for Acoustics.
the artists, people and government of
Kutai Kartanegara Regency in ABSTRAK
developing the potential of art and Indonesia memiliki beragam
culture. This design process is suku dan budaya yang memiliki
created through several stages, keanekaragaman kesenian yang terus
namely the study of literature, tumbuh dalam kehidupan masyarakat
observation and analysis of data that Indonesia. Setiap suku dan daerah
has been obtained so as to obtain the memiliki ciri khas kesenian yang
results of a design concept in bermacam-macam dan menjadi
accordance with the objectives. The kebanggaan daerah. Tenggarong
2

merupakan salah satu kecamatan budaya asli Kabupaten Kutai


yang berada di kabupaten Kutai Kartanegara yaitu seni musik, seni
Kartanegara yang memiliki tari, seni teater dan juga seni
beranekaragam kesenian. Kabupaten
kerajinan tangan
Kutai Kartanegara belum memiliki
sarana untuk pengembangan Sebagai Kecamatan yang
kreatifitas yang memadai bagi memiliki beranekaragam kesenian,
penduduknya untuk menyalurkan Tenggarong belum memiliki sarana
ekspresi dan aktifitas seni. Melalui untuk pengembangan kreatifitas yang
Pusat Kebudayan dan Kesenian memadai bagi penduduknya untuk
Kaltim merupakan wadah dan sarana menyalurkan ekspresi dan aktifitas
yang diciptakan untuk para pelaku
seni yang dimilikinya. Oleh karena
seni dan penikmat seni, masyarakat
dan pemerintah Kabupaten Kutai itu Tenggarong memerlukan adanya
Kartanegara dalam mengembangkan bangunan yang mendukung aktifitas
potensi seni dan kebudayaan yang kebudayaan dan kesenian yang
ada. Proses desain ini diciptakan bertemakan kebudayaan seni Kaltim,
melalui beberapa tahap, yaitu studi tradisional maupun modern, maka
literatur, observasi dan menganalisa inilah yang melatar belakangi judul
data yang telah didapat sehingga
tugas akhir ini, yaitu Perencanaan
mendapatkan hasil suatu konsep
perancangan yang sesuai dengan Pusat Kebudayaan dan Kesenian
tujuan. Pusat Kebudayaan dan Kaltim di Tenggarong dengan
Kesenian Kaltim diciptakan dengan Penekanan pada Akustik.
penekanan akustik dan pencahayaan
buatan agar pelaku seni dan PERMASALAHAN
penikmat seni bisa nyaman Pusat Kebudayaan dan Kesenian
menikmati pertunjukan dan pameran.
Kaltim diciptakan dengan penekanan
Pusat Kebudayaan dan Kesenian
Kaltim di Tenggarong diharapkan akustik dan pencahayaan buatan
menjadi suatu objek edukasi, wisata, agar pelaku seni dan penikmat seni
dan kreasi yang mampu menjadi ikon bisa nyaman menikmati pertunjukan
baru di Kabupaten Kutai Kartanegara dan pameran.
khususnya Kecamatan Tenggarong.

Kata kunci : Perencanaan, KERANGKA TEORI


Kebudayaan, Akustik Perencanaan Pusat
Kebudayaan dan Kesenian Kaltim
PENDAHULUAN dengan Penekanan pada Akustik
Tenggarong sebagai kota adalah suatu wadah yang mendukung
kecamatan sekaligus ibukota aktivitas kebudayaan dan kesenian
Kabupaten Kutai Kartanegara yang diharapkan dapat mewadahi
memiliki ciri khas dibidang kesenian kegiatan pendidikan, pagelaran,
dan kebudayaan yang beragam dan sekaligus tempat wisata yang
majemuk, diantaranya adalah seni bertemakan kebudayaan seni Kaltim,
3

tradisional maupun modern dan tambahan pada tiap bagian daerah


berfungsi sebagai tempat bertukar penonton, terutama pada tempat-
informasi tentang seni purba, tempat duduk yang jauh. Langit-
tradisional dan modern di langit dan dinding samping
Tenggarong dan Kalimantan Timur, auditorium merupakan permukaan
yang tepat untuk memantulkan
A. Akustik bunyi.
Persyaratan Ruang Akustik
Kekerasan yang cukup,
Kekerasan yang kurang terutama
pada Gedung pertunjukan ukuran
Gambar 2
besar disebabkan oleh energi yang
Penempatan langit-langit Pemantul
hilang pada perambatan gelombang (Doelle, 1990)
bunyi karena jarak tempuh bunyi
terlalu panjang. Hilangnya energi Gambar di atas menjelaskan
bunyi dapat dikurangi agar tercapai bahwa ketepatan dalam meletakkan
kekerasan yang cukup. Dalam hal langit-langit pemantul dengan
persyaratan yang perlu diperhatikan pemantulan bunyi yang makin
untuk mencapainya, yaitu dengan banyak ke tempat duduk yang jauh,
cara jarak tempat duduk penonton secara efektif menyumbang
tidak boleh lebih dari 20 meter dari kekerasan yang cukup.
panggung agar penyajian
pertunjukan dapat terlihat dan
terdengar jelas. Akan tetapi untuk
mendapatkan kekerasan yang cukup
saja (tanpa harus melihat penyaji Gambar 4
dengan jelas), misalnya pada Bentuk plafond parallel yang dianjurkan
pementasan okestra atau konser (Doelle1990)
musik, toleransi jarak penonton
Penonton harus berada di
dengan penyaji dapat lebih jauh
daerah yang menguntungkan, baik
hingga jarak maksimum dengan
saat menonton maupun melihat
pendengar yang terjauh adalah 40m,.
pertunjukan, yakni berada pada area
Untuk mencegah kurangnya
sumbu longitudinal.
energi suara, sumber bunyi harus
dikelilingi oleh permukaan-
permukaan pemantul bunyi seperti
gypsum board, plywood, flexyglass
dan sebagainya dalam jumlah yang Gambar 5
cukup banyak dan besar untuk Area sumbu longitudinal (Doelle, 1990)
memberikan energi bunyi pantul
4

Area sumbu longitudinal adalah pada bagian sisi


merupakan area untuk pendengaran panjangnya, karena
dan penglihatan terbaik, sehingga menjadikan jarak antara
harus diefektifkan untuk tempat penonton dengan panggung
duduk. Agar pemain masih bisa terlalu jauh. Solusi untuk
leluasa dalam melakukan aksi permasalahan ini adalah
panggungnya, maka rentang sudut dengan mempersempit area
yang masih bisa ditolerir 135º dari panggung dan memperlebar
sumber bunyi sisi depannya.

Gambar 7
Gambar 6
Bentuk lantai empat persegi)
Limit Lingkar area penonton yang dapat
(Doelle, 1990)
dijangkau pemain (Doelle, 1990)

b. Lantai bentuk Kipas


Lingkar dengan sudut 135°
Keuntungan lain dari bentuk
merupakan batas maksimal, karena
ini dapat menampung
lebih dari itu akan menambah
penonton dalam jumlah
ketidak leluasaan penampilan pemain
banyak, menyediakan sudut
saat melakukan pertunjukan.
pandang yang maksimum bagi
penonton. Kelemahan dari
1. Bentuk Ruang yang Tepat
bentuk ini yaitu permukaan
menurut Doelle (1995:95)
dinding bagian belakang yang
menyebutkan bahwa bentuk ruang
cekung merupakan bentuk
juga mempengaruhi kualitas
yang tidak dianjurkan karena
bunyi. Ada beberapa bentuk ruang
akan terjadi penyerapan suara
pertunjukan yang lazim
yang terlalu tinggi di bagian
digunakan, yaitu
belakang.
a. Bentuk Ruang Empat Persegi
merupakan bentuk tradisional
yang paling umum digunakan.
Keuntungan dari bentuk ruang
empat persegi panjang
memiliki tingkat keseragaman Gambar 8
suara yang tinggi sehingga Denah Gedung Pertunjukan dengan
terjadi keseimbangan antara bentuk kipas (Doelle, 1990)
suara awal dan suara akhir.
c. Ruang Bentuk Tapal
Kelemahan dari bentuk ini
Kuda merupakan bentuk yang
5

memiliki keistimewaan
karakteristik yakni adanya 2. Distribusi Bunyi yang Merata.
kotak-kotak yang Energi bunyi dari sumber bunyi
berhubungan yang satu di atas harus terdistribusi secara merata
yang lain. Walaupun tanpa ke setiap bagian ruang. Untuk
lapisan permukaan penyerap mencapai keadaan tersebut perlu
bunyi pada interiornya, kotak- diusahakan pengolahan pada
kotak ini berperan secara elemen pembentuk ruangnya,
efisien pada penyerapan bunyi yakni unsur langit-langit, lantai
dan menyediakan waktu dan dinding, dengan cara
dengung yang pendek. membuat permukaan yang tidak
teratur.

3. Ruang Harus Bebas dari Cacat-


cacat Akustik. Cacat akustik yang
biasa terjadi pada sebuah gedung
Gambar 9 pertunjukan yang tidak didesain
Ruang berbentuk Tapal Kuda dengan baik ada bebrapa jenis,
(Doelle, 1990) yakni: Gema (echoes),
Pemantulan yang Berkepanjangan
d. Bentuk Lantai Hexagonal di
(Long - Delayed (reflections),
bawah ini dapat membawa
gaung, waktu dengung
penonton sangat dekat dengan
(reverberation time), pemusatan
sumber bunyi, keakraban
bunyi (hot spots), ruang gandeng
akustik dan ketegasan, karena
(coupled spaces), distorsi,
permukaan-permukaan yang
(whispering gallery).
digunakan untuk
menghasilkan pemantulan-
B. Pencahayaan Buatan
pemantulan dengan waktu
Ada beberapa Teknik
tunda singkat dapat dipadukan
pencahayaan di ruang galeri dan
dengan mudah ke dalam
ruang pertunjukan seperti :
keseluruhan rancangan
1. Teknik Pencahayaan Aksen
arsitektur.
digunakan untuk memberikan
efek khusus pada objek sehingga
karakter objek yang diinginkan
dapat ditonjolkan.
2. Teknik Pembayangan biasa
digunakan di pameran-pameran,
Gambar 10
dimana cahaya digunakan untuk
Bentuk Lantai Hexagonal (Doelle,
1990)
6

memaksimalkan karakter objek Ruang Terbuka Hijau dan tempat


yang hendak dicapai. parkir sepeda motor, mobil dan bus.
Gubahan massa pada Pusat
3. Metode Pengolahan Data
Kebudayaan dan Kesenian Kaltim
Adapun langkah-langkah
adalah bentukan kubus
dalam metode pengolahan data
adalah sebagai berikut: Membuat
analisis perancangan, seperti;
(analisis ruang, analisis tapak,
analisis bangunan, analisis utilitas)
membuat konsep perancangan,
seperti; (konsep peruangan, konsep
tapak, konsep bangunan, konsep
utilitas) membuat transformasi
desain membuat gambar kerja.
membuat rencana anggaran biaya
(RAB) & rencana kerja dan syarat Gambar 12
(RKS), membuat animasi Gubahan Massa (Penulis, 2020)

B. Analisis Akustik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyediaan analisis Akustik
A. Lokasi Perencanaan
dapat mewujudkan azas-azas akustik
Lokasi site berada di hook jalan
yang menjadi tumpuan dalam
antar Jl. Diponegoro dan Jl. Tepian
merencanakan sebuah bangunan
Panji, site berada tepat di Kawasan
publik yang menerapkan akustika
Pasar Seni Tenggarong dengan
ruang yang baik.
Luasan site 3.149m2..
1. Menerapkan Bentuk ruang
Hexagonal agar dapat membawa
penonton sangat dekat dengan
sumber bunyi, keakraban akustik
dan ketegasan,
Gambar 11
Lokasi Perencanaan Site Terpilih
(Penulis, 2020)

Dengan ketentuan Koefisien


Dasar Bangunan seluas 60%, maka
luas daerah yang dapat dibangun
pada lahan seluas 3.149 m2 m² adalah
1.889 m2 Sedangkan, sisa dari lahan
Gambar 13
ini seluas 1,260 m2 akan dijadikan
7

Bentuk Ruang Hexagonal (Penulis, resin karena kemampuannya


2020) mereduksi getaran dan
meniadakan bising benturan,
2. Bentuk Panggung Proscenium
Material Dinding dan plafon
Panggung Proscenium yag disebut
menggunakan panel kayu sebagai
juga daerah pentas berada di salah
Material pemantul suara pada
satu ujung auditorium, dengan
untuk memperoleh distribusi
penonton yang mengamati lewat
energi dan kekerasan yang cukup
kerangka bukaan proscenium.
ke segala arah penonton. Pada
bagian belakang penonton
menggunakan bahan penyerap
suara untuk menghilangkan gema.

Gambar 14
Bentuk Panggung Proscenium (Penulis,
2020)

3. Bentuk Lantai dan Langit-langit Gambar 18


yang bentuknya teratur dapat Penerapan Material Akustik pada
menimbulkan pemantulan bunyi Ruang Pertunjukan (Penulis. 2020)
yang menguntungkan di dalam
ruang pertunjukan. Waktu tunda C. Analisis Pencahayaan Buatan
yang pendek, dan terhindarnya Pencahayaan pada Pusat
dari pemutusan bunyi. Lantai Kebudayaan dan Kesenian Kaltim ini
miring yang disesuaikan dengan menggunakan pencahayaan buatan
garis pandang dan pentulan bunyi dan juga pencahayaan alami.
dari langit-langit menimbulkan Pencahayaan buatan terutama pada
distribusi bunyi yang merata dan ruang pertunjukan dan ruang
menguntungkan dalam segi pameran.
akustik gedung. 1. Ruang Pertunjukan
Pencahayaan pada ruang
pertunjukan digunakan lampu
sorot pada panggung seperti;
main light (cahaya berfungsi
untuk menerangi panggung secara
Gambar 15
Bentuk Plafond dan Lantai (Penulis, keseluruhan, foot light (lampu
2020) untuk menerangi bagian bawah
panggung), wing light (lampu
4. Material lantai pada ruang untuk menerangi bagian sisi
pertunjukan menggunakan panggung), front light (lampu
material karpet dan acourete mat untuk menerangi panggung dari
8

arah depan), silouet light (lampu digunakan tetap dengan gaya


untuk membentuk siluet pada Modern Kontemporer.
backdrop).

Gambar 19
Pencahayaan pada Panggung
Pertunjukan. (Penulis. 2020)

2. Ruang Pameran
Teknik arah lampu pada
ruang pameran menggunakan Gambar 21
Spot Light dan Flood Light. Spot Perspektif Pusat Kebudayaan dan
Light cocok diterapkan di karya Kesenian Kaltim (Penulis, 2020
seni 2D untuk menambah
KESIMPULAN DAN SARAN
karakteristik dan juga untuk
mempertegas tekstur sebuah
Kesimpulan
karya, Flood Light cocok
Berdasarkan hasil
diterapkan di karya seni 3D
perencanaan dan pembahasan dapat
tujuannya untuk menghilangkan
disimpulkan bahwa Perencanaan
efek bayang dan juga menambah
Pusat Kebudayaan dan Kesenian
tekstur pada karya seni.
Kaltim di Kecamatan Tenggarong
dengan menerapkan akustika ruang
dan juga pencahayaan buatan yang
baik pada bangunan. Gedung Pusat
Kebudayaan dan Kesenian Kaltim ini
juga dipadukan dengan analisis
Gambar 20
Penerapan Teknik Spot Light pada tapak, memprhitungan iklim hingga
Karya seni 2D (Penulis, 2020 penggunaan vegetasi yang akan
diterapkan.
D. Gaya Bangunan
Tampilan bangunan Pusat Saran
Kebudayaan dan Kesenian Kaltim Dalam merancang sebuah bangunan
menggunakan gaya arsitektur harus memperhatikan kondisi
Modern Kontemporer dengan lingkungan sekitar, kenyaman
penambahan ukiran kaltim pada pengguna bangunan, dan sistem
fasad banguna, Konsep gaya utilitas bangunan agar fungsi
bangunan pada tataruang dalam yang bangunan dapat berjalan dengan
9

baik. Dan merancang sebuah tata Ali Ghufron, Adi Sasmito, M. Maria
ruang dalam bangunan diharapkan Sudarwani. (2018).
untuk memperhatikan elemen Perancangan Jogja Art
Center. Jurnal Universitas
penting seperti pencahayaan buatan
Pandanaran.
dan alami, penghawaan buatan dan
alami, konsep warna dan material Dwi Retno Sari Ambarwati. (2019).
agar suasana tata ruang dalam yang Tinjauan Akustik
Perancangan Interior Gedung
diinginkan dapat tercipta dengan
Pertunjukan. Jurnal Imaji,
baik. Vol.7, No.1, 88-104.

DAFTAR PUSTAKA Muhammad Kinanjar Rahayu,


Wiwik Widyo, dkk.(2019).
D.K. Ching, Francis. (2000). Rancangan Kompleks Taman
Budaya Kalimantan Timur
Arsitektur Bentuk, Ruamg, dan
dengan Langgam Neo
Tatanan (2nd) (Ir. Nurahma Vernacular. Jurnal Institur
Tresani Harwadi & Ir. MPM, Teknologi Adhi Tama
penerjemahan). Jakarta: Surabaya, 341-348.
Erlangga.
Theodora M. C, Tualaka, dkk.
Noor, Djauhari. (2009). Pengantar (2019). Perencanaan dan
Geologi. Yogyakarta: CV. Perancangan Art Center di
Graha Ilmu. Kota Kupang dengan
Ching, Francis D.K. (2000) Bentuk, Pendekatan Transformasi
Ruang, dan Tatanan (2th ed). Bentuk Arsitektur Dawan.
(Nurahma Tresani Herwadi, Jurnal Universitas Nusa
penerjemah). Jakarta: Cendana, Vol.1, No.1, 27-32.
Erlangga.
KutaiKartanegara. Copyright 2001-
Neufert , Ernest. (2002) Data Arsitek 2020 .Kabupaten Kutai
(33th ed). (Sunarto, Ferryanto, Kartanegara.
Penerjemah). Jakarta: http://kabupaten.kutaikartane
Erlangga.
gara.com/index.php?
Eviutami, Christina M, Ph.D. (2005). menu=GambaranUmum
Akustika Bangunan: Prinsip-
prinsip dan Penerapannya di
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Eviutami, Christina M, Ph.D. (2009).
Material Akustik Pengendali
Kualitas Bunyi pada
Bangunan. Yogyakarta: Andi
Satwiko, Prasasto. (2004). Fisika
Bangunan 2 (Edisi 1).
Yogyakarta: Andi.

You might also like