You are on page 1of 6

The Analysis of Auditor Opinion after Financial Crisis

Devie* Chelsea Angelina


Business Accounting Department Business Accounting Department
Petra Christian University Petra Christian University
Surabaya, East Java, Indonesia Surabaya, East Java, Indonesia
chelseangelina97@yahoo.com
Angeline Ellen Jocelyn Fenella
Business Accounting Department Business Accounting Department
Petra Christian University Petra Christian University
Surabaya, East Java, Indonesia Surabaya, East Java, Indonesia
angelinellen26@gmail.com jocelynfenella@gmail.com


Abstract— The 2008 global financial crisis impacted (DeAngelo et al, 1994) untuk menciptakan persepsi di mata
Indonesian economy, especially manufacturing companies due to investor bahwa kondisi perusahaan tidak terpengaruh oleh
their contributions around 21,3% to Indonesian economy as per terjadinya krisis keuangan. Hal ini menjadi perhatian auditor
United Nation Statistic Division. This research aims to find out dalam menilai laporan keuangan perusahaan. Penilaian auditor
the extent of manufacturing company performance after yang berupa opini audit menjadi sumber kepercayaan public
financial crisis on the auditor side. Therefore, the influences of terhadap kredibilitas dan kehandalan informasi yang
corporate governance (CG), earning management (EM) and firm
terkandung dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, Baird
value (FV) on audit opinion is conducted. Out of 154
manufacturing companies listed in capital market, 37 of them (2000) menyatakan bahwa peran tata kelola perusahaan
listed after the 2008 financial crisis and 38 of them did not report menjadi perhatian karena dengan adanya tata kelola yang baik
financial statement in 2008. So that this research is conducted on potensi terjadinya praktik manajemen laba dapat menurun.
79 public manufacturing companies which were able to overcome sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
the 2008 financial crisis. The result is beyond expectation because sejauh mana kinerja perusahaan manufaktur setelah krisis
auditor’s opinion is not influenced by corporate governance and keuangan pada sisi auditor.
also without regard to earning management practices but auditor
opinion is influenced by firm value although firm value is II. LITERATURE REVIEW AND HYPOTHESIS
influenced by corporate governance and earning management
practices. The result indicates the extent on how the auditor A. Conceptual Model
determines the results of the auditor’s opinion and improvements Corporate Governance (CG)
that need to be made throughout the audit process. CG mulai menjadi topik menarik di Indonesia saat
mengalami krisis. Satu dari penyebab timbulnya krisis
Keywords— Financial Crisis, Corporate Governance, Earning ekonomi di Indonesia dan juga di negara Asia lainnya adalah
Management, Firm Value, Audit Opinion
pelaksanaan Corporate governance yang tidak baik sehingga
I. INTRODUCTION banyak perusahaan yang dilikuidasi karena tidak dapat
dipertahankan (Baird, 2000). Corporate governance dapat
Dampak dari krisis keuangan 2008 dirasakan oleh didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang
semua negara di dunia termasuk Indonesia dimana digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk
pertumbuhan ekonomi turun dari 6% menjadi 4,5% (Bank memberikan nilai tambah perusahaan secara
Indonesia). Hal ini disebabkan oleh penurunan kinerja berkesinambungan dalam jangka panjang (IICG, 2010).
perusahaan, khususnya dari sektor manufaktur yang Corporate governance mengatur pembagian tugas, hak dan
merupakan penyumbang terbesar bagi perekonomian kewajiban kepada mereka yang berkepentingan terhadap
Indonesia. Di tahun 2008, kontribusi sektor manufaktur kelangsungan perusahaan di masa depan. Perilaku para pelaku
sebesar 27,9% turun menjadi 26,3% di tahun 2009 yang baik dari dalam internal ataupun eksternal perusahaan akan
berakibat pada perlambatan yang cukup besar dari 3,7% menentukan kualitas corporate governance.
menjadi 1,6% (World Bank, 2009). Hal ini menjadikan kinerja
perusahaan tidak stabil yang tercermin dari laporan keuangan.
Earning Management (EM)
Kondisi ini membuat investor mempertimbangkan keputusan
Dalam keadaan perekonomian yang sulit seperti krisis
investasinya.
keuangan, earning management menjadi alat bagi manajemen
Dalam kondisi ini, manajemen perusahaan akan
untuk mengatur dampak dari krisis tersebut terhadap angka-
berupaya untuk meningkatkan kembali kepercayaan investor.
angka dalam laporan keuangan (Berndt dan Offenhammer,
Sehingga perusahaan cenderung melakukan manajemen laba
2011). Manajemen laba adalah manipulasi waktu identifikasi
pendapatan atau pendapatan agar aliran pendapatan memiliki 466). Bradshaw et al., (1999) berpendapat bahwa perusahaan
sedikit perubahan tetapi pendapatan yang dilaporkan tidak dengan akrual tinggi lebih mungkin mengalami pembalikan
meningkat dalam jangka panjang (Fudenberg dan Tirole, laba masa depan dan tindakan penegakan SEC untuk
1995). Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pelanggaran GAAP, tetapi investor tidak muncul untuk
penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam penstrukturan mengantisipasi konsekuensi ini. Penegakan ini didasarkan
transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik pada opini audit atas laporan keuangan perusahaan. Dan dari
menyesatkan beberapa pemangku kepentingan tentang kinerja hasil uji kualitas laba dan kredibilitas pelaporan keuangan,
ekonomi yang mendasari perusahaan maupun mempengaruhi mereka tidak menemukan bukti bahwa auditor menunjukkan
hasil kontrak yang bergantung pada angka akuntansi yang kemungkinan pelanggaran GAAP yang lebih tinggi melalui
dilaporkan (Healy & Wahlen, 1999). opini audit mereka

Sifat akuntansi akrual memberikan manajer kebijaksanaan H1: Corporate Governance memiliki pengaruh terhadap Opini
dalam menentukan laba actual yang dilaporkan oleh Audit
perusahaan. Manajer dapat mengubah waktu pengakuan
pendapatan dan pengeluaran. Dalam hal ini, manajer Dari penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan
kemungkinan besar akan terlibat dalam manajemen laba hubungan antara manajemen laba dan praktik tata kelola
karena mereka memiliki kekuatan untuk mengendalikan perusahaan tertentu, termasuk komposisi dewan dan komite
laporan keuangan (Goel, 2016). Akrual adalah hasil dari audit, hubungan Corporate Governance dan Earning
perbedaan antara laba bersih sebelum barang tak terduga dan Management berbanding terbalik, manajamen laba akan
arus kas operasi. Akrual terdiri dari discretionary dan non- menurun seiring dengan meningkatnya tata kelola perusahaan
discretionary. Manajemen untuk manajemen laba dapat (Agrawal and Chadha, 2005; Beasley, 1996; Chtourou et al.,
mempengaruhi discretionary accruals (DAs) (Jordan, et al., 2001; Davidson et al., 2005; Klein, 2002; Peasnell et al., 2005;
2010). Vafeas, 2005).

Firm Value (FV) Menurut Sun et al. (2010), ada tiga faktor utama yang
Tujuan perusahaan untuk jangka panjang adalah mempengaruhi kegiatan perusahaan sehubungan dengan
mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimumkan hubungan antara CG dan EM yaitu kepemilikan manajerial,
biaya modal perusahaan. Nilai perusahaan merupakan sangat komposisi dewan dan kualitas audit. Beberapa mekanisme
penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan corporate governance yang sering digunakan dalam penelitian
diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham untuk mengetahui pengaruhnya terhadap manajemen laba,
(Brigham dan Gapenski, 1996). Terdapat tiga jenis penilaian yang pertama adalah keefektifan dewan direksi dalam
yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book menjalankan fungsinya karena kepatuhan dengan standar
value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic akuntansi tidak cukup untuk memastikan tidak adanya
value). Penilaian saham perusahaan ini bertujuan agar investor manipulasi dalam laporan keuangan (Saleh et al., 2005), yang
mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai kedua adalah bentuk tata kelola perusahaan, seperti struktur
informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi dan komposisi untuk menangani tanggung jawab
saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan pemantauannya secara efektif (Peasnell et al., 2005), atau
juga tinggi (Home dan James, 1995). Nilai perusahaan yang mungkin bergantung pada substansi tata kelola perusahaan,
tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja seperti sebagai ketekunan dan kesibukan para direktur (Sarkar
perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di et al., 2008; Chtourou et al., 2001), proporsi dewan komisaris
masa depan. independen dan komite audit juga akan membantu
meningkatkan proses pelaporan keuangan (PGC, 2006).
Audit Opinion (AO)
Auditor bertugas untuk membentuk opini atas H2: Corporate Governance memiliki pengaruh terhadap
laporan keuangan berdasarkan evaluasi kesimpulan yang Earning Management
diambil dari bukti audit yang diperoleh dan menyatakan
dengan jelas pendapat itu melalui laporan tertulis yang juga Peran auditor adalah memastikan bahwa pelaporan
menjelaskan dasar pendapat itu. Pendapat yang diungkapkan keuangan memiliki kualitas tinggi. Komite audit adalah
dalam laporan audit harus berupa: unqualified (wajar tanpa pengawas dari pelaporan keuangan, dan bertugas untuk
pengecualian) dan Qualified (wajar dengan pengecualian). mengurangi manajemen laba melalui berbagai cara dan
Audit merupakan mekanisme yang efisien yang dapat metode yang ada. Secara umum, manajemen yang melakukan
memastikan apakah manajer berjalan sesuai dengan manajemen laba akan berakibat pada laporan keuangan
kepentingan pemegang saham atau tidak. (Rezaei dan auditan (Moazedi, E. dan Khansalar, E., 2016)
Shahroodi, 2015).
Auditee dengan tingkat krual yang tinggi kemungkinan
B. Hypothesis Development besar akan menerima opini audit qualified. Hal ini
dikarenakan akrual merupakan estimasi subjektif manajer
Karakteristik tata kelola perusahaan dan sistem hukum untuk hasil di masa depan, dan karena itu mewarisi resiko
perlindungan investor juga dapat mempengaruhi peran auditor audit karena auditee dengan tingkat akrual yang tinggi
hukum dan permintaan untuk kualitas audit (Piot, 2001, p. memiliki ketidakpastian yang lebih besar daripada auditee
dengan tingkat akrual yang rendah. Karena resiko audit memanipulasi laporan keuangan yang bertujuan menyesatkan
tersebut, maka auditor akan lebih mungkin untuk pihak eksternal perusahaan (pemegang saham) yang ingin
mengeluarkan opini audit qualified untuk auditee dengan mengetahui kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi
tingkat akrual tinggi (Francis dan Krishnan, 1999). hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi
yang dilaporkannya.
H3: Earning Management memiliki pengaruh terhadap Opini
Audit Salah satu strategi earning management adalah
meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk
Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai membuat perusahaan dipandanglebih baik (meningkatkan nilai
perusahaan. Dalam usaha untuk meningkatkan nilai perusahaan). Earning mangement yang dilakukan manajemen
perusahaan akan muncul konflik keagenan yaitu konflik antara perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan (Tobin’s Q)
manajer (agen) dan pemegang saham (prinsipal), konflik ini kemudian akan turun searah dengan peningkatan kepemilikan
timbul ketika pemegang saham mengandalkan manajer untuk manajerial (Morck Scheifer dan Vishny, 1988).
menyediakan jasa atas nama mereka (Jensen dan Meckling,
1976). Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh You et H6: Earning Management memiliki pengaruh terhadap Firm
al. (2003), masalah keagenan muncul ketika seorang manajer Value
memiliki kepemilikan saham kurang dari jumlah ekuitas
perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan III. RESEARCH DESIGN
perlu menerapkan tata kelola perusahaan. Corporate Dalam penelitian ini, variabel independent terdiri dari
governance berkembang dengan bertumpu pada agency corporate governance, earning management dan firm value.
theory, dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan Sedangkan audit opinion menjadi variabel dependen.
dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan tersebut
dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada peraturan dan A. Sample
ketentuan yang berlaku. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
tahunan perusahaan maufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Naik turunnya nilai perusahaan dan untuk mengurangi Indonesia tahun 2009 – 2017. Kriteria data yang digunakan
agency cost dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Jensen dan adalah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering
Meckling (1976), menyatakan bahwa konflik keagenan akan (IPO) sebelum krisis tahun 2008 dan perusahaan yang
terjadi bila proporsi kepemilikan manajer atas saham menyajikan laporan tahunan yang lengkap dari tahun 2009 –
perusahaan kurang dari 100% sehingga cenderung bertindak 2017. Sampel yang sesuai dengan kriteria tersebut berjumlah
untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar 79 perusahaan.
maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. B. Measurement of Variables
Dalam penelitian ini, variabel independent terdiri dari
H4: Corporate Governance memiliki pengaruh terhadap Firm
corporate governance, earning management dan firm value.
Value
Sedangkan audit opinion menjadi variabel dependen. Berikut
ini adalah definisi operasional dari masing-masing variable :
Opini wajar tanpa pengecualian adalah pendapat yang 1. Corporate governance
paling diharapkan oleh semua klien karena pendapat ini Corporate governance diukur menggunakan Teknik
menegaskan dan meyakinkan bahwa laporan keuangan yang scoring. Scoring dilakukan terhadap audit committee,
disiapkan oleh manajemen tidak mengandung salah saji komisaris independent dan kepemilikan manajemen.
material dan sejalan dengan akuntansi. Keberagaman jenis 2. Earning management
opini yang dikeluarkan oleh auditor akan memberi dampak Earning management diukur menggunakan rumus
yang berbeda-beda terhadap nilai perusahaan dimata para Modified Jones Model untuk menghitung
stakeholder. Pasar merespon positif harga saham dan nilai discretionary accruals. Model ini ditentukan oleh
perusahaan dengan opini wajar tanpa pengecualian (Wang, Dechow, Sloan, dan Sweeney (1995) dan
2005). diperpanjang oleh Kothari, Leone, dan Wasley
Nilai perusahaan dijadikan persepsi bagi investor dalam (2005).
menilai kelayakan perusahaan. Salah satu aspek yang di nilai
investor atas nilai perusahaan yaitu transparansi yang
diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Oleh karena !
itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi Kemudian untuk mencari nilai koefisien sebagai
yang baik bagi investor (Deegan, 2004). berikut :
H5: Firm Value memiliki pengaruh terhadap Opini Audit

Manajer sebagai pengelola perusahaan memiliki lebih !


banyak informasi perusahaan dibandingkan dengan pemegang
saham. Menurut Healy dan Wahlen (dalam Theresia, 2005) Setelah koefisien ditemukan, maka perlu melakukan
earnings management merupakan upaya manajemen penghitungan untuk nondiscretionary accrual, sebagai
berikut ;
TABLE II. STRUCTURAL EQUATION MODELS

Hubungan antar
! Path Coefficients P values
variabel
Kemudian discretionary accrual didapatkan dengan CG ! OA 0.025 0.254
pengurangan antara total accrual dengan
nondiscretionary accrual dengan rumus : CG ! EM -0.064 0.042**

EM! OA 0.013 0.369

CG ! FV -0.148 <0.001***
!
3. Firm value FV! OA -0.092 0.007***
Menurut Siagian et al (2012), firm value diukur
menggunakan Tobin’s Q dengan rumus: EM! FV 0.096 0.005***
***significance at the 0.01 level **significance at the 0.05
level.
! Berdasarkan table 2, nilai path coefficients pengaruh
4. Audit opinion corporate governance terhadap opini audit sebesar 0.025
Variabel audit opini ini menggunakan variabel dengan nilai P values sebesar 0.254 dimana lebih besar dari
dummy. Perusahaan yang mendapatkan qualified 0.1. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan
audit opinion diberi nilai 0 dan sedangkan perusahaan antara corporate governance terhadap opini audit. Banyak
yang mendapatkan unqualified audit opinion diberi perusahaan yang melakukan corporate governance dalam
nilai 1. rangka untuk menghadapi krisis namun auditor tidak melihat
tata kelola perusahaan sebagai acuan dalam memberikan
IV. ANALYSIS AND RESULTS opininya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
Penelitian ini menggunakan software WarpPLS. Evaluasi dilakukan oleh Lianna Chandra (2013) yang mengemukakan
model hasil pengukuran berupa outer model dan inner model bahwa CG tidak memilik pengaruh secara signifikan terhadap
atau dikenal dengan model struktural. pemberian opini audit. Berdasarkan hasil penelitian ini,
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa corporate
governance memiliki pengaruh terhadap opini audit ditolak.
TABLE I. DESCRIPTIVE STATISTICS
Nilai path coefficients pengaruh corporate governance
Std.
N Minimum Maximum Mean terhadap earning management sebesar -0.064 dengan nilai P
Deviation values sebesar 0.042 dimana lebih kecil dari 0.05. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan secara negatif
CG 711 2 3 2.505 0.5003 antara corporate governance terhadap earning management.
Artinya adalah semakin baik tata kelola perusahaan semakin
EM 711 -0.5 0.4 0.003 0.0845
rendah manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.
FV 711 0.000793 0.81219 0.210 0.1767 Perusahaan menerapkan corporate governance saat
menghadapi krisis karena dengan corporate governance yang
OA 711 0.0 1.0 0.999 0.0375 baik perusahaan dapat selamat dari krisis yang terjadi.
Diketahui dari Tabel 1 pada penelitian ini, peneliti Corporate governance dapat menjauhkan perusahaan dari
menggunakan 79 perusahaan sebagai sampel dengan periode tindakan pemanipulasian yang dapat memberikan dampak
penelitian mulai tahun 2009-2017, sehingga total sampel buruk bagi perusahaan jika diketahui oleh public. Hasil
penelitian adalah sebanyak 711 observasi. penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Deskripsi variabel earning management menghasilkan Abdillah dan Susilawati (2014) yang mengemukakan bahwa
nilai rata-rata sebesar 0.003 dengan standar deviasi 0.0845, corporate governance berpengaruh negatif terhadap earning
earning management terendah adalah sebesar -0.5 dimiliki management di perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam
oleh perusahaan ALMI pada tahun 2015 sedangkan pada tahun Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil ini, hipotesa kedua
2014 ALMI memiliki earning management yang tinggi yaitu penelitian yang menduga bahwa corporate governance
sebesar 0.399. Deskripsi variabel firm value menghasilkan memiliki pengaruh terhadap earning management diterima.
rata-rata sebesar 0.21 dengan standar deviasi sebesar 0.1767.
Nilai firm value terendah sebesar 0.001 dimiliki oleh Berdasarkan nilai path coefficient pengaruh earning
perusahaan TBMS sebesar 0.000793 pada tahun 2013. Nilai management terhadap opini audit sebesar 0.013 dengan p
tertinggi dimiliki oleh perusahaan TIRT pada tahun 2013 yaitu values sebesar 0.369 dimana lebih besar dari 0.1. Hal ini
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara
sebesar 0.81219.
earning management dengan opini audit. Sehingga dapat
diindikasikan bahwa auditor tidak mampu mendeteksi praktek
earning manajemen yang dilakukan oleh perusahaan saat dengan adanya investor yang memberikan dana terhadap
menghadapi krisis. Hal ini sejalan dengan penelitian Spathis perusahaan tersebut. Perusahaan melakukan earning
dan Tsipouridou (2014) yang menyatakan tidak ada hubungan management pada saat atau setelah krisis dengan tujuan untuk
yang signifikan antara Earning Management dan Opini Audit. menarik investor agar menanamkan modalnya. Hasil
Berdasarkan hasil ini, hipotesa ketiga yang menyatakan penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
earning management memiliki pengaruh terhadap opini a udit Jiraporn et al (2008) dan Raoli (2013) yang menemukan
ditolak. adanya hubungan positif antara earning management dengan
firm value. Namun, Junchristianti dan Priyadi (2013) dalam
Nilai path coefficient pengaruh corporate governance penelitiannya mengemukakan bahwa adanya hubungan
terhadap firm value sebesar -0.148 dengan tingkat signifikan negative antara earning management dengan firm value.
dibawah 0.001 dimana lebih kecil dari 0.01. Hal ini Berdasarkan hasil ini, hipotesa keenam yang menyatakan
menunjukkan adanya pengaruh signifikan secara negatif antara bahwa earning management berpengaruh terhadap firm value
corporate governance terhadap firm value. Dalam menghadapi diterima dan terbukti.
krisis akan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh TABLE III. CRONBACH’S ALPHA
pihak manajemen. Peningkatan atau perubahan dewan
komisaris akan mempengaruhi Tobin’s Q perusahaan. Semakin
tinggi jumlah dewan komisaris maka semakin rendah nilai Variable Cronbach’s Alpha
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya konflik keagenan Corporate Governance 1.00
dalam perusahaan. Setiap pemangku jabatan memiliki
kepentingan yang berbeda-beda dan menyebabkan Earning Management 1.00
pengambilan keputusan para manajemen tidak efektif. Sejalan
dengan penelitian Wida (2014) bahwa kepemilikian manajerial Firm Value 1.00
tidak dapat mengurangi konflik agensi yang ada dalam
perusahaan di Indonesia dan penelitian Fala (2007) bahwa Opini Audit 1.00
struktur pengelolaan perusahaan di Indonesia memiliki cross Nilai dari Cronbach’s Alpha telah memenuhi rule of
directorship dimana adanya hubungan dewan komisaris thumb pada keempat variabel yaitu nilai dari cronbach’s alpha
perusahaan dengan dewan komisaris perusahaan yang lain,
> 0.6. Hasil ini menunjukkan bahwa model dalam penelitian
seperti seorang dewan komisaris perusahaan A memiliki
jabatan di perusahaan B ini dapat memperlemah fungsi kontrol ini telah reliable.
dan service dari dewan komisaris. Investor yang mengetahui
hal tersebut akan berpikir kembali dalam menanamkan TABLE IV. FULL COLLINEARTITY VIF
modalnya. Secara keseluruhan hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Sarafina dan Saifi (2017) yang mengemukakan Variable Full collinearity VIF
adanya hubungan signifikan antara corporate governance
Corporate Governance 1.027
dengan firm value. Berdasarkan hasil ini, hipotesis keempat
yang menyatakan corporate governance memiliki pengaruh Earning Management 1.010
terhadap firm value di terima.
Firm Value 1.037
Nilai path coefficients pengaruh firm value terhadap opini
audit sebesar -0.092 dengan nilai P values sebesar 0.007 Opini Audit 1.010
dimana lebih kecil dari 0.01. Hal ini menunjukkan adanya Berdasarkan nilai VIF dari masing-masing variabel
pengaruh yang signifikan secara negatif antara firm value yang nilainya lebih kecil dari 5 dan lebih kecil dari 3.3
terhadap opini audit. Artinya adalah semakin baik nilai
menunjukkan bahwa variabel dapat diterima dan ideal tidak
perusahaan tidak mempengaruhi hasil opini audit yang
diberikan oleh auditor. Hasil penelitian ini bertolak belakang terjadi masalah multikolinearitas.
dilakukan oleh Ardiana (2014) bahwa firm value yang bagus
cenderung membuat perusahaan mendapatkan unqualified TABLE V. R SQUARED
audit opinon. Berdasarkan hasil ini, hipotesa kelima yang Variable R-squared
menyatakan bahwa firm value memiliki pengaruh terhadap
opini audit diterima. Earning management 0.004
Firm Value 0.032
Nilai path coefficients pengaruh earning management Opini Audit 0.01
terhadap firm value sebesar 0.096 dengan nilai P values
sebesar 0.005 dimana lebih kecil dari 0.01. Hal ini Dari table diatas diketahui nilai R-square untuk
menunjukkan adanya pengaruh signifikan secara positif antara earning management adalah sebesar 0.004 memiliki arti
earning management terhadap firm value. Artinya adalah bahwa persentase besarnya pengaruh corporate governance
semakin perusahaan menerapkan praktik managemen laba terhadap earning management adalah sebesar 0.4% sedangkan
akan meningkatkan nilai perusahaan karena investor merespon sisanya 99.6% dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai R square
positif perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik. untuk firm value adalah sebesar 0.032 memiliki arti bahwa
Perusahaan yang melakukan manajemen laba untuk persentase besarnya pengaruh corporate governance terhadap
menaikkan labanya akan meningkatkan nilai perusahaannya firm value sebesar 3.2% sedangkan sisanya 96.8% dijelaskan
oleh variabel lain. Dari table 5 dapat dihitung nilai sebagai
berikut :
!
0.045

Nilai > 0 yang berarti model ini dapat dikatakan memiliki


predictive relevance
V. CONCLUSION
Auditor Opinion ternyata hanya dipengaruhi oleh
Firm Value. Walaupun Firm Value dipengaruhi oleh corporate
governance dan earning management, ada baiknya Auditor
harus mempertimbangkan sejauh mana praktek corporate
governance dan earning management yang berdampak pada
laporan keuangan yang diaudit.

ACKNOWLEDGMENT

REFERENCES

You might also like