You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 3, Juli 2017, hal. 31 – 38.

TEKNOLOGI PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN


EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DI KECAMATAN MONTASIK
KABUPATEN ACEH BESAR (1985-2016)

Irva Zahara1, Anwar Yoesoef2, Nurasiah3


Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan
IlmuPendidikan Universitas Syiah Kuala
Email: irva_zahara@yahoo.com,
anwar@unsyiah.ac.id
nurasiah.sjh@gmail.com

ABSTRACT
In the development of modern technology, agricultural technology has had an impact on the
changing economic and cultural life of the community in the Montasik District of Aceh Besar. This
study aims to determine (1) socio-economic and cultural life of the community in Montasik District
of Aceh Besar before using agricultural technology (2) Agricultural technology that already existed
in Kecamatan Montasik Aceh Besar 1985-2016 (3) The influence of agricultural technology on
socio-economic and cultural life Community in Montasik Aceh Besar District 1985-2016. The
approach used in this study is a qualitative approach using historical methods. Sources of data
used are primary sources of interviews and secondary sources of documentation, books and
journals. Data collection techniques used are observation, interview, and documentation. Based on
the research results obtained information that (1) The use of agricultural technology has brought
economic and cultural change in the District Montasik District Aceh Besar. (2) Agricultural
technologies such as tractors, irrigation development, the use of superior seeds and pesticides have
improved rice yields. This can be seen from the better education of children of farmers, the
condition of decent farmers' homes and the ownership of secondary goods owned by farmers in
District Montasik Aceh Besar.

Keywords: Influence, Agriculture,Technology.

ABSTRAK

Dalam perkembangan teknologi modern, teknologi pertanian telah membawa pengaruh terhadap
perubahan kehidupan ekonomi dan budaya masyarakat di Kecamatan Montasik Aceh Besar.
Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat di
Kecamatan Montasik Aceh Besar sebelum menggunakan teknologi pertanian (2) Teknologi
pertanian yang telah ada di Kecamtan Montasik Aceh Besar 1985-2016 (3) Pengaruh teknologi
pertanian terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat di Kecamatan Montasik Aceh
1
Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah.
2
Dosen Pembimbing I.
3
Dosen Pembimbing II.

1
Besar 1985-2016.Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan menggunakan metode sejarah. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer
berupa hasil wawancara dan sumber sekunderyaitu dokumentasi, buku dan jurnal. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Bedasarkan
hasil penelitian diperoleh informasib bahwa (1) Penggunaan teknologi pertanian telah membawa
perubahan ekonomi dan budaya masyarakat di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. (2)
Teknologi pertanian seperti traktor, pembangunan irigasi, pengggunaan bibit unggul dan pestisida
telah meningkatkan hasil produksi padi hal ini bisa dilihat daritingkat pendidikan anak petani yang
lebih baik, keadaan rumah petani yang sudah layak huni dan kepemilikan barang sekunder yang
dimiliki para petani di Kecamatan Montasik Aceh Besar.

Kata kunci: Pengaruh, Pertanian,Teknologi.

PENDAHULUAN ada di kabupaten Aceh Besar adalah


Indonesia merupakan negara Montasik. Kecamatan Montasik terdiri atas 3
agrarisyang sebagian besar penduduknya Mukim dan 39 desa. Masyarakat Montasik
bermata pencarian di sektor pertanian. Oleh pada umumnya bermata pencaharian sebagai
karena itu pertanian memegang peranan petani, terutama petani padi selain juga
penting dalam memajukan perekonomian mempunyai mata pencaharian sampingan
masyarakat (BPS, 2015:3). Salah satu faktor untuk menambah penghasilanya seperti
pendukungnya adalah kondisi dan letak berkebun, bertenak sapi dan juga berdagang.
geografis negara Indonesia yang sangat sesuai Seiring perkembangan zaman dan kemajuan
dengan bidang tersebut. teknologi, petani Montasik juga mulai
Masyarakat Aceh, sebagaimana menggunakan peralatan pertanian modern.
masyarakat Indonesia lainnya, dapat Perkembangan teknologi pertanian
dikategorikan ke dalam masyarakat yang sedikit demi sedikit telah membawa
agraris. Hal ini disebabkan karena sebagian perubahan pada cara bercocok tanam
besar penduduknya hidup dengan mata masyarakat. Peralatan-peralatan yang
pencarian pokok di sektor pertanian dan digunakan untuk keperluan pengolahan tanah
umumnya tinggal di wilayah pedesaan. Salah pertanian sawah sebelum tahun 1985 adalah
satu wilayah yang dimaksud adalah bajak (langa),dan garu (chreueh).
Kabupaten Aceh Besar. Namun pada saat ini peralatan ini telah
Aceh Besar merupakan salah satu diganti peranannya oleh traktor.Begitu juga
kabupaten di Provinsi Aceh yang berdiri sejak dalam budaya masyarakat yang dulunya
tahun 1970 sesuai dengan Undang Undang mengerjakan sawah secara gotong-royong
Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1956 sekarang sudah diganti dengan “tueng upah”
dengan luas 2.903,50 Km² dengan kepadatan yaitu dibayar dengan uang. Hasil panen yang
penduduknya ±373.179 jiwa/kecamatan, diperoleh, sebelumnya setahun sekali tetapi
memiliki 23 kecamatan, 68 Mukim, dan 604 sekarang menjadi dua kali dalam setahun.
Gampong/Desa.Salah satu kecamatan yang
Penggunaan teknologi pertanian telah secara kritis rekaman dan peninggalan masa
memberikan peningkatan kesejahteraan lampau. Di mana dalam metode sejarah
petanidi kecamatan Montasik dibandingkan terdapat5 (lima) tahapan yaitu: (1) pemilihan
dengan saat sebelumnya. Hal ini bisa dilihat topik; (2) heuristik atau pengumpulan sumber;
dariperumahan para petani yang sudah layak (3) verifikasi atau kritik sumber (kritik
huni dan tingkat pendidikan anak petani yang internal dan kritik eksternal); (4) interpretasi
lebih baik. atau penafsiran; dan (5) histiografi atau
Berdasarkan permasalahan yang penulisan sejarah (Kuntowijoyo, 1999:89).
dipaparkan diatas, maka yang menjadi tujuan Adapun yang menjadi lokasi dalam
dalam penelitian ini adalah: penelitian ini di kecamatan Montasik
1. Untuk mengetahui kehidupan sosial kabupaten Aceh Besar. Sedangkan waktu
ekonomi dan budaya masyarakat di penelitian sudah dimulai penulis sejak Mei
Kecamatan Montasik, Aceh Besar 2016 dan akan selesai pada Juni 2017.
sebelum menggunakan teknologi Adapun yang menjadi sumber data
pertanian. dalam penelitian ini adalah sumber primer
2. Untuk mengetahui teknologi pertanian terdiri dari sumber lisan dan tulisan. Sumber
yang telah ada di Kecamatan Montasik, lisan diperoleh dengan melakukan wawancara
AcehBesar 1985-2016. dengan sejumlah masyarakat petani padi,
3. Untuk mengetahui pengaruh teknologi keuchik, dan sumber tulisan adalah data yang
pertanian terhadap kehidupan sosial berbentuk dokumen yang diperoleh dari
ekonomi dan budaya masyarakat di instansi-instansi terkait seperti Balai
Kecamatan Montasik, Aceh Besar 1985- Penyuluhan Pertanian (BPP) Montasik,
2016. Kantor Camat Montasik dan Badan Pusat
Statistik Aceh Besar. Sumber sekunder
METODE PENELITIAN berupa buku-buku, artikel, skripsi, desertasi
Pendekatan yang digunakan dalam dan jurnal.
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data yang akurat
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dan relevan maka teknik pengumpulan data
bermaksud untuk memahami fenomena dilaksanakan dengan: Observasi merupakan
tentang apa yang dialami oleh subjek suatu pengamatan yang dilakukan oleh
penelitian, misalnya prilaku, persepsi, peneliti ketika berada di lapangan. Adapun
motivasi, tindakan dan lain-lain, secara yang menjadi acuan dalam observasi ini
holistik dan dengan cara deskripsi dalam adalah pengamatan langsung ke lapangan dan
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu catatan lapangan (field note) karena berguna
konteks yang alamiah dan dengan untuk melihat keadaan petani padi dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah melakukan penelitian seperti keadaan fisik,
(Maleong, 2007:06). sosial ekonomi dan sosial budaya.
Jenis penelitian ini menggunakan Wawancara; pengumpulan data juga
metode sejarah (historis). Metode sejarah akan dilakukan dengan cara wawancara
adalah proses mengkaji dan menganalisis terbuka dan bebas. Sebelum wawancara
dilakukan penulis terlebih dahulu akan pusat pemerintahan berkedudukan di
mempersiapkan instrumen wawancara terkait Montasik. Ditinjau dari letak geografis,
dengan masalah yang akan diteliti dan wilayah kecamatan Montasik berada di antara
memilih informan yang akan diwawancarai. 5,2 – 5,8˚ - LU dan 95 – 95,45˚BT. Luas
Teknik yang digunakan untuk memilih seluruh wilayah kecamatan Montasik adalah
informan adalah teknik Purpose Sampling. 59,73 km², yang dibagi menjadi 3 kemukiman
Menurut Sugiono (2014:219) teknik ini yaitu Mukim Montasik, Mukim Bukit Baro
memilih sampel dengan pertimbangan dan Mukim Piyeung dengan jumlah
tertentu; Geuchik Gampong, Ketua kelompok gampong/desa 39 desa.
tani, dan masyarakat yang berprofesi sebagai Secara geografis Kecamatan Montasik
petani padi. mempunyai batas-batas wilayah sebagai
Dokumentasi dilakukan dengan berikut:
pengumpulan data-data tertulis yang didapat - Sebelah Utara berbatasan dengan
dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Blang Bintang
Montasik, Kantor Camat Montasik dan Badan - Sebelah Selatan berbatasan dengan
Pusat Statistik Aceh Besar. Kecamatan Kuta Malaka dan Indrapuri
Setelah data diperoleh dari teknik - Sebelah Barat berbatasan dengan
pengumpulan data tersebut diatas maka, Kecamatan Ingin Jaya
langkah selanjutnya adalah menganalisis data - Sebelah Timur berbatasan dengan
yang telah ada yaitu dengan cara pertama Kecamatan Indrapuri (sumber:
melakukan kritik sumber terhadap sumber Montasik dalam Angka 2015).
data yang telah didapat dari hasil wawancara
terhadap petani yang menjadi sampel dalam Analisis Kehidupan Sosial Ekonomi Dan
penelitian ini guna memperoleh keakuratan Budaya Masyarakat Di Kecamatan
data yang diinginkan. Yang keduaadalah Montasik Sebelum Penggunaan Teknologi
melakukan penafsiran terhadap data yang Pertanian
telah diperoleh baik itu dari hasil wawancara Tingkat pendapatan masyarakat dan
dan juga hasil data statistik agar bisa didapat tingkat kesejahteraan masyarakat Montasik
suatu hasil data yang mencapai kebenarannya. dahulu masih relatif rendah, dan masih
Ketiga adalah dilakukan penjelasan terhadap tergolong dalam tingkat kehidupan
informasi yang telah didapat tersebut. prasejahtera, hal itu dapat dilihat dari tingkat
pendidikan anak petani yang masih rendah
HASIL DAN PEMBAHASAN dan hanya sangat sedikit yang sanggup
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keadaan rumah yang masih sederhana dan
Kabupaten Aceh Besar memiliki luas sebagian besar masih berbentuk rumah adat
wilayah sebesar 2.974,12 Km² dan terdiri atas Aceh.
23 kecamatan. Kecamatan Montasik Kepemilikan barang sekunder yang
merupakan salah satu kecamatan yang berada sangat terbatas dikarenakan faktor ekonomi
di bagian selatan wilayah Aceh Besar dengan dan hanya beberapa petani yang mampu
membeli sepeda motor, sebagian besar dari digunakan masyarakat Montasik untuk
petani hanya mampu membeli sepada yang mengolah tanah dengan menggunakan mesin
digunakan untuk berdagang dan keperluan berupa traktor. Traktor merupakan salah satu
hidup lainya. Kehidupan petani tradisional teknologi mekanisme pertanian yang
yang menggambarkan kehidupan sosial digunakan untuk pengolahan tanah.Traktor
budaya seperti gotong- royong, tidak hanya mulai digunakan di Kecamatan Montasik
dilakukan dalam kehidupan masyarakat tetapi sejak tahun 1985. Semenjak adanya traktor,
juga dalam berusaha tani. petani di Kecamatan Montasik hampir tidak
Petani menggunakan sistem gotong lagi mengunakan sapi untuk membajak lahan
royong untuk saling membantu dalam pertaniannya. Pembajakan dengan
mengelola usaha taninya, misalnya dalam mengunakan sapi hanya mencapai ±1000
menanan dan memanen padi yang dilakukan meter perhari kerja, namun dengan
dengan bekerja secara bergantian. penggunaan traktor mencapai 2 Ha bahkan
Pada proses pengolahan tanah, secara lebih perhari kerja.
tradisional mengggunakan langa (bajak) dan Masyarakat di Kecamatan Montasik
creuh (garu) yang menggunakan tenaga saat ini sudah memilih untuk menggunakan
sapi/kerbau yang membutuhkan waktu relatif benih unggul. Padi jenis unggul yang
lebih lama. Kerbau yang biasa digunakan sekarang digunakan oleh sebagian besar
untuk menbajak sawah biasanya sapi betina. petani di Kecamatan Montasik adalah
Sedangkan perontokan padi biasanya ciherang, inpari, menkongga, IR-64 dan mira.
dilakukan dengan cara ceumelhoe (menggirik Jenis padi yang ditanam oleh para petani
padi dengan kaki) yang dilakukan dengan dapat diperoleh dari kelompok tani desa yang
gotong royong secara bergantian sesama merupakan benih subsidi dari pemerintah dan
masyarakat desa atau bersama tetangga. juga dengan cara membeli di toko-toko
Pertani dulu lebih mengandalkan saprodi yang menjual kebutuhan pertanian.
sumber daya manusia dan juga sumber daya Penanaman padi di Kecamatan
alam. Petani tradisional menggunakan pupuk Montasik masih menggunakan tenaga
alami untuk menyuburkan tanahnya seperti manusia, namun sistem penanaman padi telah
penggunaan kotoran hewan seperti sapi dan mengalami perubahan seperti dengan
kambing, petani dulu masih berharap pada menggunakan sistem penanaman tandur jajar
alam ketika masyarakat menanam padi maka (tanam teratur dan sejajar) dan sistem legowo
hasilnya tergantung pada proses alam. yang telah diperkenalkan melalui peyuluhan
pertanian dari balai penyuluhan pertanian di
Analisis Teknologi Pertanian di
Kecamatan Montasik,dimana dalam satu desa
Wilayah Montasik
memiliki satu orang penyuluhan lapangan.
Teknologi pengolahan tanah adalah
Balai penyuluhan pertanian baru
teknik atau cara pengolahan tanah mulai dari
terbentuk sejak tahun 2008. Pada tahun 2016
mempersiapkan tanah yang digarap sampai
di Kecamatan Montasik mulai diperkenalkan
tanah tersebut siap ditanami (Rifai Abu, 1990:
mesin transplanting (mesin menanan padi)
58). Salah satu teknologi pertanian yang
namun hanya terdapat dimukim piyeng.
Pupuk merupakan hal yang sangat tanam padi disawah dari satu tahun sekali
dibutuhkan dalam usaha tani padi sawah. menjadi dua kali masa tanam.
Sebagian besar petani di Kecamatan Montasik Pembangunan irigasi telah
menggunakan pupuk kimia seperti pupuk mempermudah petani dalam mengairi sawah.
urea, pupuk TSP,NPK dn KCL dan hanya Pengenalan sistem Penanaman padi Tandur
sebagian kecil petani di Montasik masih Jajar (tanam teratur dan sejajar) dan sistem
menggunakan pupuk kandang untuk sawah Legewo, dan bibit varietas unggul seperti
mereka. Selain pupuk, pestisida juga ciherang, impari dan mekongga oleh balai
diperlukan dalam usaha tani, masyarakat penyuluhan pertanian juga membawa
Montasik sering menggunakan pestisida yang pengaruh terhadap peningkatan Produksi yang
terdiri dari insektisida yaitu pembasmi hama berdampak pada pendapatan petani di
serangga, herbisida seperti roundup dan Montasik.
fungisida untuk pembasmi hama jamur. Rata-rata pendapatan petani padi
Cara panen yang digunakan perbulan Rp 500.000 s/d 1.500.000. Harga
masyarakat Montasik adalah sabit gergaji padi juga selalu mengalami naik turun antara
dimana sebelumnya masyarakat di Montasik Rp 4.200 s/d 6000, adapun yang menjadi
menggunakan ‘glem”. Pengolahan hasil yang faktor jual hasil panen padi dipasaran
digunakan adalah mesin perontok gabah tergantung hasil padi yang dipanen masih
dimana sebelumnya dengan menggunakan basah dan langsung dijual ke toke, musim
kaki. penggilingan padi untuk menghasilkan kemarau padi menjadi mahal harganya
beras yaitu dengan menggunakan mesin dikarenakan tingkat kualitas air pada tanaman
pengilingan padi dimana sebelum petani padi dan musin hujan padi menjadi basah
menggunakan jeungki/lesung untuk mengolah sehingga harganya menjadi relatif murah
padi menjadi beras. (Wawancara: Mariah 27 Desember 2016).
Analisis Pengaruh Teknologi Pertanian Perubahan hasil produksi dan hasil
Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi pendapatan yang diperoleh oleh petani padi
Dan Budaya Masyarakat Di Kecamatan telah mempengaruhi kehidupan petani di
Montasik. Kecamatan Montasik, hal ini bisa dilihat dari
Penggunaan teknologi pertanian telah tingkat pendidikan anak petani yang telah
membawa pengaruh terhadap kehidupan lebih baik, keadaan rumah petani yang layak
ekonomi dan budaya masyarakat di huni, juga perubahan dari segi bentuk dan
Kecamatan Montasik. Hal ini bisa dilihat dari kemilikan barang sekunder yang dimiliki
tingkat produksi padi sawah dari tahun 1985 petani.
sampai 2016 yang selalu mengalami Penggunaan mekanisme pertanian di
perubahan. Perubahan hasil produksi padi wilayah Montasik yang mengakibatkan
selain di pengaruhi oleh teknologi pertanian, hilangnya beberapa jenis teknik pertanian
luas lahan, juga di pengaruhi oleh tradisional seperti teknik membajak. Ketika
pembangunan irigasi di Kecamatan Montasik terjadi perkembangan dimana pola kerja itu
pada tahun 1994 yang mengubah sistem masa dibantu pelaksanaannya dengan binatang
yaitu sapi atau kerbau. Pada tahun1985
masyarakat Montasik sudah menggunakan dalam kehidupan masyarakat tetapi juga
traktor. dalam berusaha tani.
Perubahan tujuan pemeliharaan ternak Petani tradisional menggunakan sistem
besar di Montasik seperti kerbau dan sapi gotong royong untuk saling membantu dalam
dimana dahulu kerbau dan sapi digunakan mengelola usaha taninya. Penanaman padi
untuk membajak sawah dan lahan, sedangkan yang dilakukan masih sangat bergantung pada
saat ini pemeliharaan sapi lebih ditujukan keadaan iklim yaitu tingkat curah hujan,
untuk keperluan komsumsi daging, sehingga karena sumber air untuk kebutuhan pertanian
sapi-sapi yang dipelihara adalah jenis-jenis hanya berasal dari air hujan. Pada proses
sapi potong unggul, bukan sapi yang biasa pengolahan tanah, secara tradisional
digunakan untuk bekerja. mengggunakan langa (bajak) dan creuh
Budaya menumbuk padi di lesung (garu) dan membutuhkan tenaga sapi/kerbau
diganti oleh pabrik pengilingan padi dan juga yang membutuhkan waktu relatif lebih lama.
mesin giling padi keliling yang Sedangkan perontokan padi biasanya
mengakibatkan hilangnya hubungan dilakukan dengan cara ceumelhoe (menggirik
keakraban dengan tetangga atau masyarakat. padi dengan kaki) yang dilakukan dengan
Salah satu budaya yang masih melekat di gotong royong secara bergantian.
Kecamatan Montasik adalah kenduri blang. Teknologi pertanian seperti traktor
Kenduri blang biasanya dilakukan sebelum untuk pengolahan tanah sudah ada di
masa tanam padi dan pada masa primordia Kecamatan Montasik sejak tahun 1985. Pada
(bunting). Acara kenduri blang dilakukan masa itu penggunaan bajak sedikit demi
disawah masyarakat atau di balai dengan sedikit sudah diganti oleh traktor, baik roda
membawa makanan seadanya oleh empat maupun traktor tangan. Penggunaan
masyarakat petani di Montasik dan traktor yang lebih efisien dari segi waktu telah
selanjutnya doa dengan bersama yang di membawa pengaruh bagi petani sawah untuk
pimpin oleh teungku (Ustad). Acara kenduri menggunakannya dilahan pertanian. Tahun
Blang sampai saat ini masih berlangsung di 2016 sebagian besar petani sudah
Kecamatan Montasik. menggunakan traktor untuk membajak lahan
pertaniannya. Selain traktor penggunaan
KESIMPULAN teknologi pertanian seperti bibit unggul,
Kehidupan sosial ekonomi dan budaya penggunaan pestisida dan sistem penanaman,
masyarakat Montasik sebelum masuknya telah membawa pengaruh terhadap tingkat
teknologi pertanian dapat dilihat dari tingkat produksi dan pendapatan bagi petani di
pendapatan masyarakat dan tingkat Kecamatan Montasik.
kesejahteraan masyarakat Montasik dahulu Pengaruh teknologi pertanian terhadap
masih relatif rendah, dan umumnya masih kehidupan ekonomi dan budaya masyarakat di
tergolong dalam tingkat kehidupan Kecamatan Montasik dalam segi ekonomi
prasejahtera. Kehidupan petani yang dari penggunaan bibit unggul, pupuk kimia,
menggambarkan kehidupan sosial budaya pestisida, dan pembangunan irigasi yang
seperti gotong-royong, tidak hanya dilakukan menambah hasil produksi bagi petani semakin
meningkat. Meningkatnya hasil produksi bagi Bafdal, Nurpilihan. 2012. Pengantar
petani bisa dilihat dari tingkat pendidikan Teknologi Industri Pertanian:
anak petani, keadaan rumah dan kepemilikan Bandung: Unpad Press.
barang sekunder yang sudah lebih baik.
Pengaruh teknologi pertanian terhadap Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi
kehidupan budaya masyarakat di kecamatan Pertanian. Yogjakarta: C.V ANDI.
mengakibatkan hilangnya beberapa jenis
teknik pertanian tradisional seperti teknik Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.
menbajak dengan sapi atau kerbau yang sudah Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya
digantikan perannya oleh traktor dan .
menumbuk padi di lesung diganti oleh teknik Maleong, Laxy. 2007. Metodelogi Penelitian.
huller, pabrik pengilingan padi dan juga Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
mesin giling padi keliling. Dalam hal
mengerjakan sawah troen ublang masing- Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuatitatif,
masing mengerjakan sendiri tanpa lagi Kualitatif dan R&D. Bandung.
dibantu oleh orang lain Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA Yanis, M. 2013. Pengaruh Teknologi


Pertanian Terhadap Perubahan Sosial
Abu, Rifai, Dkk. 1990. Teknologi Pertanian Masyarakat Petani Padi Sawah (Suatu
Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Penelitian Di Kemukiman Glee Yeung
Masyarakat Terhadap Lingkungan Di Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten
Cianjur. Jakarta: Departemen Aceh Besar). Darussalam: Unsyiah.
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Yoesoef, Anwar. 2011. Pengantar
Aceh Besar: Badan Pusat Statistik Antropologi, (Diktat perkuliahan).

Anonim. 2015. Montasik dalam Sumber Lain:


(http://dilihatya.com/2919/pengertian sosial-
Angka. budaya-menurut-para-ahli-adalah),
diakses pada 18 juli 2016 pukul 13:9
Aulia, Rizki. 2014. Kehidupan sosial ekonomi WIB.
petani padi di gampong empe
ara.Darussalam: Unsyiah.

You might also like