Professional Documents
Culture Documents
ID Respons Pertumbuhan Berbagai Ukuran Diam
ID Respons Pertumbuhan Berbagai Ukuran Diam
2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1384 - 1390, September 2014
ABSTRAK
Persentase keberhasilan perbanyakan tanaman bugenvil melalui metode stek cukup rendah karena
bugenvil merupakan tanaman yang sulit berakar. Ketersediaan cadangan makanan dan zat pengatur
tumbuh pada bahan stek merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek. Solusi untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan pemilihan ukuran bahan stek yang tepat dan pemberian zat
pengatur tumbuh eksogen. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan pada bulan Januari hingga Agustus 2013 dengan tujuan mempelajari
respons pertumbuhan berbagai ukuran diameter batang stek bugenvil terhadap pemberian zat
pengatur tumbuh.Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 2
faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah ukuran diameter batang stek yaitu 6, 12 dan
18 mm. Faktor kedua adalah pemberian zat pengatur tumbuh IBA + BAP yaitu kontrol, 400 + 400
ppm, 600 + 600 ppm dan 800 + 800 ppm. Parameter yang diamati adalah panjang tunas, diameter
tunas, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tunas dan bobot kering tunas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa diameter 18 mm dan pemberian zat pengatur tumbuh 800 + 800
ppm memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan stek bugenvil.
Kata kunci: Diameter stek, zat pengatur tumbuh, bugenvil
1384
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1384 - 1390, September 2014
merupakan cabang sekunder dengan panjang Tabel 1.Panjang tunas dan diameter tunas 14
15 cm. Lalu bagian pangkal stek dipotong MST dengan perlakuan diameter
miring ujungnya.Aplikasi ZPT IBA dan BAP batang stek dan pemberian zat
dilakukan dengan metode perendaman bahan pengatur tumbuh.
stek selama 30 menit.Penanaman dilakukan Parameter
dengan menancapkan bahan stek yang sudah Perlakuan Panjang Diameter
diaplikasikan dengan ZPT kedalam media Tunas (cm) Tunas (mm)
tanam yang sudah tersedia di kotak stek Diameter
hingga ¼ bagian stek atau hingga 2 mata Batang (mm)
tunas tertutup media tanam.Penyiraman D1 26.65 c 2.55 b
dilakukan bila kondisi media tanam dan D2 33.91 b 4.05 a
tingkat kelembaban didalam sungkup tidak D3 54.86 a 5.17 a
lembab lagi.Hal ini dapat diketahui dengan Konsentrasi
melihat kondisi higrometer yang terdapat (ppm)
dalam sungkup yaitu berkisar 85 ± K0 22.87b 2.36b
90%.Penyiangan dilakukan secara K1 44.30a 4.40a
manual.Pengendalian penyakit dilakukan K2 47.35a 4.70a
dengan menyemprotkan fungisida Dithane M- K3 39.37a 4.24a
45 dengan dosis 1 g/l air. Pengamatan Keterangan:Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang
parameter meliputi :panjang tunas (cm), tidak sama pada kolom dan baris yang
diameter tunas (mm), umur bertunas (hari), sama menunjukkanberbeda nyata
bobot kering akar (g), bobot kering tunas (g). menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.
.Diameter tunas tertinggi pada
HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan diameter batang stek terdapat pada
perlakuan D3 (18 mm) yaitu 5,17 mmberbeda
Panjang tunas (cm) dan Diameter Tunas nyata dengan perlakuan D1, tetapi berbeda
(mm) tidak nyata dengan perlakuan D2 dan
Rataan panjang tunas dan diameter terendahpada perlakuan D1 (6 mm) yaitu 2,55
tunas 14 MSTdari perlakuan diameter batang mm yang berbeda nyata dengan perlakuan
stek dan konsentrasi zat pengatur tumbuh lainnya.Diameter tunas tertinggi pada
dapat dilihat pada Tabel 1. perlakuan pemberian zat pengatur
Panjang tunas tertinggi pada perlakuan tumbuhterdapat pada perlakuan K2 (600 +
diameter batang stek terdapat pada perlakuan 600 ppm) yaitu 4,70 mm berbeda nyata
D3 (18 mm) yaitu 54,86 cm yang berbeda dengan perlakuan K0, tetapi berbeda tidak
nyata dengan perlakuan lainnya dan nyata dengan K1, K3dan terendah pada
terendahpada perlakuan D1 (6 mm) yaitu perlakuan K0 (kontrol) yaitu 2,36 mm yang
26,65 cm. Panjang tunas tertinggi pada berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
perlakuan pemberian zat pengatur Adanya pengaruh nyata ukuran diameter stek
tumbuhterdapat pada perlakuan K2 (600 + terhadap panjang tunas dan diameter tunas
600 ppm)yaitu 47,35 cm berbeda nyata pada 14 MST disebabkan oleh banyaknya
dengan K0 tetapi berbeda tidak nyata dengan jumlah ketersediaan cadangan makanan pada
K1, K3dan terendah pada perlakuan K0 batang stek yang dapat dipakai oleh stek
(kontrol) yaitu 22,87 cm yang berbeda nyata sebagai sumber energi untuk pembentukan
dengan perlakuan lainnya akar sehingga tunas dapat tumbuh dengan
optimum dimana ukuran diameter batang stek
berbanding lurus dengan banyaknya jumlah
cadangan makanan yang tersedia. Tidak
adanya akar pada stek di awal penanaman
memaksa stek memanfaatkan sumber
cadangan dari batang.Hal ini sesuai dengan
literatur Suwasono (1989) yang menyatakan
1386
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1384 - 1390, September 2014
1387
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1384 - 1390, September 2014
Rataan bobot kering tunas dan akar dengan perlakuan K0 (kontrol), tetapi berbeda
dari perlakuan diameter batang stek dan tidak nyata dengan perlakuan lainnya dan
pemberian zat pengatur tumbuh dapat dilihat terendah pada perlakuan K0 (kontrol) yaitu
pada Tabel 3. 1,98 g yang berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya.Ukuran diameter batang memiliki
Tabel 3.Bobot keringtunas dan akardengan pengaruh nyata terhadap parameter bobot
perlakuan diameter batang stek dan kering tunas dan akar. Hal ini dikarenakan
konsentrasi zat pengatur tumbuh peranan kandungan bahan makanan yang
Parameter tersedia dalam batang stek, terutama
Perlakuan Bobot Kering Bobot Kering karbohidrat dipergunakan sebagai sumber
Tunas (g) Akar (g) energi dalam proses pembentukan akar
Diameter adventif. Selain karbohidrat, nitrogen dalam
Batang (mm) ratio C/N bahan stek juga mempengaruhi
D1 12.89 b 1.96 b proses pembentukan akar. Pengaturan kadar
D2 14.15 b 3.38 a nitrogen dalam stek dapat dilakukan dengan
D3 20.28 a 4.15 a cara tidak memberikan pemupukan unsur N
Konsentrasi dalam penelitian stek sehingga ratio C/N yang
(ppm) tinggi dapat memproduksi akar yang banyak.
K0 9.65b 1.98b Hal ini sesuai dengan literatur Hartmann &
K1 18.34a 3.30a Kester (1983) yang menyatakan bahwa bahan
K2 17.07a 3.64a stek dengan ratio C/N tinggi akan
K3 18.03a 3.74a memproduksi akar yang banyak dengan tunas
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang yang lemah, sedangkan bila ratio C/N rendah
tidak sama pada kolom dan baris yang akan memproduksi akar yang sedikit dengan
sama menunjukkan berbeda nyata menurut tunas yang kuat.
Uji Duncan pada taraf uji 5%.
Perlakuan pemberian zat pengatur
Bobot kering tunas tertinggi pada
tumbuh memiliki pengaruh nyata terhadap
perlakuan diameter batang stek terdapat pada
parameter bobot basah akar per sampel dan
perlakuan D3 (18 mm) yaitu 20,28 g berbeda
bobot kering akar per sampel. Hal ini
nyata dengan perlakuan lainnyadan terendah
disebabkan zat pengatur tumbuh mampu
pada perlakuan D1 (6 mm) yaitu 12,89 g yang
meningkatkan pertumbuhan akar pada stek.
berbeda tidak nyata dengan perlakuan D2 (12
Auksin merupakan salah satu zat pengatur
mm). Bobot kering tertinggi pada perlakuan
tumbuh yang menstimulus pembentukan akar
pemberian zat pengatur tumbuh terdapat pada
atau inisiasi akar pada stek serta auksin
perlakuan K1 (400+ 400 ppm) yaitu 18,34 g
khususnya IBA juga mempengaruhi
berbeda nyata dengan perlakuan K0, tetapi
penyebaran fotosintat, dimana fotosintat yang
berbeda tidak nyata dengan perlakuan K2, K3
dialokasikan pada akar akan meningkatkan
dan terendah pada perlakuan K0 (kontrol)
pertumbuhan akar tersebut. Hal ini sesuai
yaitu 9,65 g yang berbeda nyata dengan
dengan literatur Zong et al (2008) yang
perlakuan lainnya. Bobot kering akar per
menyatakan bahwa peran utama auksin pada
sampel tertinggi pada perlakuan diameter
perbanyakan tanaman adalah menstimulasi
batang stek terdapat pada perlakuan D3
akar pada setek batang dan daun dan
(18 mm) yaitu 4,15 g berbeda nyata dengan
meningkatkan cabang akar.Mcdonaldet al
perlakuan D1 (6 mm) tetapi berbeda tidak
(1978) menambahkan bahwa kegunaan dari
nyata dengan perlakuan D2 (12 mm) dan
hormon pengakaran yaitu secara keseluruhan
terendah pada perlakuan D1(6 mm) yaitu 1,96
meningkatkan persentase pengakaran,
g yang berbeda nyata dengan perlakuan
mempercepat inisiasi pengakaran,
lainnya. Bobot kering akar per sampel
meningkatkan jumlah dan kualitas dari akar
tertinggi pada perlakuan pemberian zat
dan mendorong pengakaran yang seragam.Hal
pengatur tumbuh terdapat pada perlakuan K3
ini didukung literatur Nickell (2000) yang
(800+800 ppm) yaitu 3,74 g berbeda nyata
menyatakan bahwa IBA meningkatkan
1388
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1384 - 1390, September 2014
perpindahan fotosintat ke tempat inisiasi akar panjang tunas, diameter tunas, bobot basah
di bagian dasar stek. akar, dan bobot kering akar sedangkan
Adanya pengaruh nyata pemberian zat perlakuan K1 terbaik pada sisa parameter
pengatur tumbuh terhadap parameter bobot lainnya.Interaksi ukuran berbagai diameter
basah tunasper sampel dan bobot kering batang stek dan pemberian zat pengatur
akarper sampel disebabkan oleh kemampuan tumbuh berpengaruh tidak nyata terhadap
zat pengatur tumbuh yang berasal dari seluruh parameter.
golongan sitokinin yang digunakan pada Sebaiknya dilakukan penelitian
penelitian ini memiliki fungsi dalam dengan diameter batang stek yang lebih besar
pembentukan tunas. Terbentuknya akar pada lagi sehingga didapat diameter batang stek
stek dengan cepat akibat auksin yang optimal untuk menjadi bahan stek.
diberikan bersamaan dengan sitokinin, stek
mampu menyerap nutrisi ± nutrisi melalui
akar yang telah terbentuk tersebut untuk DAFTAR PUSTAKA
membantu pertumbuhan dan perkembangan
tunas menjadi lebih baik. Hal ini sesuai Bhojwani, S. S and M. K. Razdan. 1983.
dengan literatur George & Sherrington (1984) Plant Tissue culture; Theory and
yang menyatakan bahwa pada umunya media Practice. Elsevier Scientific Publishing
perbanyakan in vitro yang menggunakan zat Company. Amsterdam.
pengatur tumbuh dari golongan sitokinin,
seperti BAP merupakan salah satu zat Dewi, I.R. 2008. Peranan dan Fungsi
pengatur tumbuh yang banyak digunakan Fitohormon bagi Pertumbuhan
untuk memacu pembentukan tunas dengan Tanaman. Fakultas Pertanian.
daya aktivitas yang kuat mendorong proses Universitas Padjajaran. Bandung.
pembelahan sel. Hal ini didukung literatur
Bhojwani & Razdan (1983) yang menyatakan Gardner, Franklin P and R. B. Pearce. 1985.
bahwa aktivitas utama sitokinin didalam Physiologi of Crop Plants. The Iowa
tanaman adalah mendorong pembelahan sel State University Press. Iowa, USA.
dan memberikan pengaruh yang efektif George E.,F. 1984. Plant Propagation by
terhadap inisiasi tunas. Tissue Culture.Handbook and
Directory of Commercial
SIMPULAN DAN SARAN Laboratories.Exegetics Ltd. England.
Hartmann, H.T and D.E. Kester, 1983. Plant
Ukuran diameter batang stek Propagation: Principle and Practise.
berpengaruh nyata terhadap panjang tunas Prentice Hall Inc. Engelwoods Clifs.
pada 5 ± 14 MST, diameter tunas pada 5 ± 14 New Jersey.
MST, jumlah daun, bobot basah akar per Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, Jr,
sampel, bobot kering akar per sampel, bobot R.L. Geneve. 2002. Plant Propagation:
basah tunas per sampel, dan bobot kering Principles and Practices. Prentice Hall
tunas per sampel.Perlakuan ukuran diameter Inc. Engelwoods Clifs. New Jersey.
batang stek 18 mm (D3) memberikan hasil
terbaik di semua parameter. Pemberian zat McDonald, B. E., Lloyd. E. L, and
pengatur tumbuh berpengaruh nyata terhadap Crampton E. W. 1978.Fundamental
panjang tunas pada 6 ± 14 MST, diameter ofNutrition. W. H. Freeman and
tunas pada 5 ± 14 MST, jumlah daun, bobot Company, United States.
basah akar per sampel, bobot kering akar per
Nickell LG. 2000. Plant Growth Regulating
sampel, bobot basah tunas per sampel, dan
Chemicals. Florida: CRC Press, Inc.
bobot kering tunas per sampel. Perlakuan K2
memberikan hasil terbaik pada parameter
1389
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1384 - 1390, September 2014
1390