Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok 4
Nama Anggota:
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
(Gambar 2. Laporan Arus Kas Operasi dan Investasi PT SCMA Tahun 2017-
2018)
(Gambar 3. Laporan Arus Kas Pendanaan PT SCMA Tahun 2017-2018 dan
Laporan Arus Kas Operasi PT SCMA Tahun 2018-2019)
(Gambar 4. Laporan Arus Kas Investasi dan Pendanaan PT SCMA Tahun 2018-
2019)
RASIO DAN ANALISIS INVESTOR PT SCMA Tbk.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jika EPS PT SCMA dari tahun 2017-2019
bersifat fluktuatif. Untuk tahun 2017-2018 terdapat kenaikan EPS sebesar 11,51%
, hal tersebut sejalan dengan kenaikan laba yang dapat diatribusikan oleh PT
SCMA yang juga mengalami peningkatan sebesar 11,51% dan jumlah rata-rata
tertimbang saham beredar antara tahun 2017-2018 tidak mengalami perubahan.
Untuk EPS dari tahun 2018-2019 PT SCMA mengalami penurunan EPS sebesar
28,20%. Hal tersebut dikarenakan terdapat penurunan pada laba yang diatribusian
kepada pemegang saham yakni sebesar 27,92% serta terdapat kenaikan pada
jumlah rata-rata tertimbang saham antara tahun 2018-2019 sebanyak 57.393.776
lembar.
Degree of Financial Leverage
(EBT SCMA lebih besar dikarenakan setelah EBIT terdapat penambahan dari
pendapatan keuangan-neto, bagian laba dari entitas asosiasi-neto kemudian
dikurangkan dengan beban keuangan).
PER PT SCMA dari tahun 2017-2019 juga mengalami fluktuasi, hal tersebut
dikarenakan harga saham per tahun dari tahun 2017-2019 cenderung mengalami
penurunan. Antara tahun 2017-2018 mengalami penurunan sebesar 24,59%
kemudian pada antara tahun 2018-2019 mengalami penurunan sebesar 24,5%.
Antara tahun 2017-2018 PER mengalami penurunan 32.35% sebaliknya antara
tahun 2018-2019 PER PT SCMA malah naik sebesar 4,8% , hal tersebut
dikarenakan penyebut untuk PER (yakni EPS) tahun 2019 tidak sebesar EPS
tahun 2018. Namun jika dilihat dari rata-rata PER keseluruhan industri media
sebesar 6,49 PER PT SCMA tergolong tinggi.
Plowback Ratio
Total
Penghasilan
Komprehensif
Tahun Rp1.308.265.375,00 Rp1.464.323.056,00 Rp1.043.528.311,
Berjalan 00
Pada tabel di atas terlihat jika plowback ratio PT SCMA antara tahun 2017-2018
mengalami peningkatan sebesar 28,17%, hal tersebut menandakan semakin besar
tingkat laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham oleh PT SCMA,
menandakan terdapat investasi yang dilakukan oleh PT SCMA. Untuk tahun
2018-2019 terdapat penurunan sebesar 49,13% yang menandakan terdapat
pembagian dividen oleh PT SCMA, pembagian dividen dilakukan sebanyak 2 kali
pada tahun 2019. Pembagian tersebut dilakukan pada tanggal 27 Mei 2019 dan 6
Desember 2019.
Dividend Ratio
2017 2018 2019
Pada tahun 2017 harga pasar saham PT SCMA sekitar 8 kali dari harga bukunya,
hal tersebut terlihat pada tabel. Untuk tahun 2018 harga pasar saham PT SCMA
sekitar 5 kali dibanding harga buku saham itu sendiri. Untuk tahun 2019 price to
book value mengalami penurunan sekitar 24,75%. Penurunan harga pasar saham
menjadi salah satu penyebab, harga pasar saham antara tahun 2018-2019 turun
sekitar 24,59% yang mana tidak sebanding dengan kenaikan book value saham PT
SCMA sekitar 0,0028%. Berdasarkan salah satu sumber berita, penurunan harga
saham PT SCMA dikarenakan buyback yang dilakukan oleh PT SCMA pada
tahun 2019 dan berakhir pada 4 Desember 2019. Sejak 14 Maret hingga 4
Desember 2019 terdapat penurunan saham PT SCMA sekitar 32,31%.
SUMBER PENGGUNAAN KAS PT SCMA Tbk.
Dividen final untuk tahun 2018 telah dibayarkan di bulan Juni 2019 dan
dividen interim untuk tahun 2019 juga telah dibayarkan di bulan Desember 2019,
dengan total keseluruhan kedua dividen ini adalah Rp820,27 miliar. Pembayaran
dividen ini merupakan 151,5%. Kemudian penggunaan berikutnya pada tahun
2019 adalah untuk melakukan pembayaran kembali hutang Grup kepada EMTEK
dengan total Rp10,33. Penggunaan yang terakhir adalah untuk melakukan
Pembelian Kembali (buyback) Saham Perusahaan dan sebagai realisasi atas
rencana tersebut maka sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 jumlah saham
yang sudah dibeli kembali adalah sebesar 47.887.100 saham dengan total nilai
pembelian sebesar Rp73,81 miliar.
Analisis arus kas dari kegiatan operasi PT SCMA Tbk. Tahun 2018-2019
Pada analisis arus kas operasi diharapkan mendapat arus kas akhir yang positif.
Hasil yang positif menandakan kegiatan operasi perusahaan berkinerja dengan
baik. Sehingga bisa digunakaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam
jangka pendek.
Jika kita melihat laporan arus kas dari kegiatan operasi SCMA pada tahun 2018-
2019 mendapatkan nilai yang positif, hal ini menandakan perusahaan dalam
performa baik. Namun pada tahun 2019 SCMA mengalami penurunan arus kas
bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 478.639.692,- Hal ini sebsebabkan ada
beberapa akun yang pengeluarannya melonjak besar, analisisnya sebagai berikut :
(nilai dalam ribuan rupiah)
1. Dari sisi penerimaan kas pelanggan pada tahun 2019 mengalami kenaikan
naum tidak begitu signifikan, hanya sebesar Rp 90.000.000,00.
2. Pembayaran kas kepada pemasok dan keryawan terdapat peningkatan yang
cukup besar yakni sebesar Rp. 600.000.000,00. Data dari CALK Tingkat
bungan yang diberikan per tahun 7,25% - 8,15% per tahun (2019) dan 8,10% -
9,10% per tahun (2018). Tingkat kenaikan gaji per tahun adalah 8,00% per
tahun (2019 dan 2018).
3. Penerimaan kas dari pendapatan keungan mengalimi kenakan sebesar
17.000.000,00.
4. Penerimaan dari klaim pajak restitusi di tahun 2019 mengalami penurunan. Di
tahun 2018 pajak yang kembalikan cukup besar yakni sebesar Rp
25.838.000,00 sedangkan di tahun 2019 hanya sebasar Rp 2.035.000,00.
Pengembalian (restitusi) pajak yang begitu besar di tahun 2018 dikarenakan
oleh beberapa anak perusahaan SCMA menetapkan kerugian fiskal :
a. Pada tanggal 24 April 2019, EYE menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2017 yang menetapkan rugi fiskal dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp5,79 miliar dan Rp1,07 miliar. EYE
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di
bulan Juni 2019.
b. Pada tanggal 5 April 2019, BVI menerima SKPLB atas Pajak Penghasilan
Badan tahun 2017 yang menetapkan penghasilan kena pajak dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp1,69 miliar dan Rp227,98 juta. BVI
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut
pada bulan April 2019.
c. Pada tanggal 19 April 2018, BVI menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2016 yang menetapkan rugi fiskal dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp1,06 miliar dan Rp141,80 juta. BVI
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut
pada bulan Mei 2018.
d. Pada tanggal 16 April 2019, AKI menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2017 yang menetapkan rugi fiskal dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp4,09 miliar dan Rp821,24 juta. AKI
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di
bulan Mei 2019.
e. Pada tanggal 20 April 2018, AKI menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2016 yan menetapkan penghasilan kena pajak
dan pajak lebih bayar masing-masing sebesar Rp5,69 miliar dan Rp719,93
juta. AKI telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak
tersebut di bulan Mei 2018.
f. Pada tanggal 11 Juli 2018, SCTV telah menerima Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar (“SKPLB”) atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2016 yang
menetapkan penghasilan kena pajak dan pajak lebih bayar masing-masing
sebesar Rp1,13 triliun dan Rp20,07 miliar. SCTV telah menerima
pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di bulan September
2018.
g. Pada bulan Juni 2018, KLN menerima hasil pemeriksaan pajak untuk
pajak penghasilan badan yang menyatakan lebih bayar sebesar Rp5,28
miliar dari Rp5,76 miliar yang sebelumnya telahdiestimasi oleh KLN.
KLN telah menerima pembayaran atas lebih bayar tersebut pada bulan Juli
2018 sebesar Rp4,70 miliar. KLN menerima hasil keputusan pajak. Selisih
sebesar Rp483,61 juta dan kurang bayar untuk pajak Iainnya sebesar
Rp572,74 juta seluruhnya dibebankan sebagai beban pajak tahun 2017.
h. Pada tanggal 23 April 2018, SP menerima SKPLB atas Pajak Penghasilan
Badan tahun 2016 sebesar Rp390,32 juta. SP telah menerima
pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di bulan Mei 2018.
5. Pembayaran pajak penghasilan mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar
50.000.000,00
6. Pembayaran beban keuangan mengalami kenaikan di tahun 2019 sebesar
1.000.000,00
7. Untuk kegiatan operasi lainnya ditahun 2019 SCMA melakukan pembayaran
seberas 9.000.000,00 yang membuat kas keluar. Sedangkan ditahun 2018
SCMA mendapatkan kas masuk dari penerimaan kegiatan operasi lainnya
sebesar 3.111.170,00.
8. Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi di tahun 2019 sebesar
1.193.085.922 dan di tahun 2018 sebesar 1.671.725.614,00.
Kesimpulan :
Terjadi penurunan arus kas operasi dikarenakan kas keluar ditahun 2019 lebih
besar daripada tahun 2018. Namun Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi
SCMA pada tahun 2018-2019 bernilai positif yang menandakan SCMA dari sisi
arus kas operasi dikatakan baik. Karena SMCA bisa mengelola kegiatan usahanya
terlebih dalam jangka pendek seperti untuk membeyar utang jangka pendek dan
kewajiban lainnya.
Analisis Arus Kas dari Kegiatan Investasi PT SCMA Tbk. Tahun 2018-2019
Berikut tabel kenaikan dan atau penurunan arus kas dari aktivitas investasi PT
SCMA
Inflows untuk arus kas investasi yang pertama adalah dari Pengembalian uang
muka perolehan aset tetap sebesar Rp52.583.554,00 (data tidak ditemukan).
Inflow kedua untuk arus kas investasi SCMA adalah berasal dari tambahan modal
disetor yang berasal dari entitas anak sebesar Rp12.594.394,00tetapi tambahan
modal disetor tersebut mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar
Rp170.291.106,00 atau sebesar (93%). Kemudian terdapat pelepasan aset tetap
oleh SCMA sebesar Rp745.125,- selain itu terdapat pula penerimaan investasi
pada entitas anak dari kepentingan non pengendali pada tahun 2019 sebesar
Rp4.821.200,00tetapi hal tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2018,
penurunan tersebut sebesar Rp32.601.700,00 atau (87,11%).
Analisis Arus Kas Investasi Outflows :
Sehingga pada lampiran 1 akan diketahui berapa saldo awal dan akhir untuk
tahun 2018 serta tahun 2019 bagi setiap aset tetap PT SCMA. Dapat
diklasifikasikan penambahan aset tetap yang terjadi dari tahun 2018 ke 2019
yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan diantaranya :
a. PT Indonesia Entertainment
Group 3%
b. PT Screenplay Produksi 24,5%
c. PT Mediatama Televisi 51%
d. PT Surya Citra Gelora Pelepasan keseluruhan kepemilikan
e. PT Binary Ventura Indonesia 99,99%
Kesimpulan :
Terjadi kenaikan kas neto yang digunakan PT SCMA untuk aktivitas Investasi
antara tahun 2018 dan tahun 2019. Tahun 2018 pengeluaran untuk investasi hanya
sebesar Rp132.706.683,00sedangkan untuk tahun 2019 sebesar
Rp1.102.474.720,00dapat dilihat terjadi peningkatan sebesar Rp969.768.037,00 .
Hal tersebut merupakan hal yang baik bagi PT SCMA karena dengan demikian
menandakan perusahaan mampu menghasilkan laba dari operasionalnya dan
meningkat di tahun 2019 daripada tahun 2018, sehingga perusahaan mampu
melakukan investasi pada beberapa aset tetap, maupun investasi dalam entitas
baik anak maupun asosiasi lainnya.
Analisis Arus Kas dari kegiatan Pendanaan PT SCMA Tbk. Tahun 2018-
2019
Tidak seperti arus kas pada kegiatan operasi yang mengharuskan bernilai positif di
kas neto untuk daat dikatan perusahaan bekerja baik, untuk arus kas pendanaan
nilai neto yang positif ataupun negatif bisa bermakna baik atau buruktergantung
bagaimana penjelaskan arus kas pendanaan dalam perusahaan tersebut.
Berikut analisis per akun pendanaan SCMA : (Nilai dalam ribuan rupiah)
2. Pada tahun 2019 SCMA juga membeli Kembali saham (Buyback Saham)
sebanyak 34.260.200 Jumlah ini setara dengan 2,34% target buyback saham
yang disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Hal ini
malah membuat saham SCMA cenderung turun setelah membeli kembali
saham (buyback). Transaksi buyback terakhir yang dilaporkan ke otoritas
bursa ertanggal 4 Desember 2019. Dalam rentang waktu tersebut, SCMA
baru membeli kembali 47.887.100 lembar saham, setara 3,272% dari modal
disetor perseroan. Dengan waktu tersisa kurang dari enam bulan, dana yang
digunakan baru sekitar Rp 73,81 miliar. Nah, sejak 14 Maret hingga 4
Desember 2019 saham SCMA meluncur turun dari Rp 1.795 per saham
menjadi Rp 1.215 per saham, alias anjlok 32,31%.
Prime Time (PT) Audience Share by Media Company (Jan 2018- Feb 2019)
All Time (AT) Audience Share by Media Company (Jan 2018- Feb 2019)