You are on page 1of 36

ANALISIS INVESTOR DAN LAPORAN ARUS KAS

PT SURYA CITRA MEDIA Tbk.

MATA KULIAH : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN


PENGANGGARAN

Oleh Kelompok 4

Nama Anggota:

1. Muh. Daffa Suwandono 041811233042


2. Balkhis Aldila Batubara 041811233045
3. Mey Purnama Sari 041811233046
4. Martinah 041811233047
5. Kezia Sinta Geordina S. 041811233096

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

TAHUN AJARAN 2020-2021


TABEL HISTORICAL DATA HARGA SAHAM BULANAN PT SCMA Tbk.
TAHUN 2017-2019

Date Open High Low Close Adj Close Volume


Sunday, Rp Rp Rp Rp Rp
January 1, 2,800.00 2,970.00 2,560.00 2,760.00 2,519.58 216,377,500.00
2017
Wednesday, Rp Rp Rp Rp Rp
February 1, 2,870.00 3,180.00 2,780.00 3,060.00 2,793.44 235,299,600.00
2017
Wednesday, Rp Rp Rp Rp Rp
March 1, 2,950.00 2,950.00 2,540.00 2,700.00 2,464.80 251,653,000.00
2017
Saturday, Rp Rp Rp Rp Rp
April 1, 2017 2,720.00 2,950.00 2,720.00 2,890.00 2,638.25 308,916,800.00
Monday, May Rp Rp Rp Rp Rp
1, 2017 2,860.00 3,010.00 2,690.00 2,910.00 2,656.51 441,476,700.00
Thursday, Rp Rp Rp Rp Rp
June 1, 2017 2,910.00 2,910.00 2,560.00 2,590.00 2,379.74 165,197,500.00
Saturday, Rp Rp Rp Rp Rp
July 1, 2017 2,640.00 2,680.00 2,160.00 2,360.00 2,168.41 536,208,300.00
Tuesday, Rp Rp Rp Rp Rp
August 1, 2,370.00 2,470.00 2,160.00 2,210.00 2,030.59 366,037,400.00
2017
Friday, Rp Rp Rp Rp Rp
September 1, 2,210.00 2,370.00 1,960.00 2,190.00 2,012.21 300,378,900.00
2017
Sunday, Rp Rp Rp Rp Rp
October 1, 2,190.00 2,230.00 2,050.00 2,150.00 1,975.46 279,127,600.00
2017
Wednesday, Rp Rp Rp Rp Rp
November 1, 2,130.00 2,300.00 1,935.00 2,200.00 2,021.40 332,769,000.00
2017
Friday, Rp Rp Rp Rp Rp
December 1, 2,200.00 2,560.00 2,180.00 2,480.00 2,278.67 239,878,300.00
2017
Monday, Rp Rp Rp Rp Rp
January 1, 2,480.00 2,690.00 2,330.00 2,690.00 2,513.51 316,903,200.00
2018
Thursday, Rp Rp Rp Rp Rp
February 1, 2,700.00 2,980.00 2,610.00 2,850.00 2,663.01 245,898,500.00
2018
Thursday, Rp Rp Rp Rp Rp
March 1, 2,850.00 2,910.00 2,620.00 2,710.00 2,532.20 162,052,000.00
2018
Sunday, April Rp Rp Rp Rp Rp
1, 2018 2,710.00 2,840.00 2,470.00 2,560.00 2,392.04 94,135,300.00
Tuesday, May Rp Rp Rp Rp Rp
1, 2018 2,560.00 2,560.00 2,150.00 2,460.00 2,298.60 194,681,700.00
Friday, June Rp Rp Rp Rp Rp
1, 2018 2,460.00 2,530.00 1,990.00 2,060.00 1,924.84 172,185,700.00
Sunday, July Rp Rp Rp Rp Rp
1, 2018 2,060.00 2,310.00 1,965.00 2,050.00 1,915.50 232,986,100.00
Wednesday, Rp Rp Rp Rp Rp
August 1, 2,070.00 2,180.00 1,850.00 2,100.00 1,995.48 301,303,900.00
2018
Saturday, Rp Rp Rp Rp Rp
September 1, 2,100.00 2,120.00 1,765.00 1,875.00 1,781.68 235,017,400.00
2018
Monday, Rp Rp Rp Rp Rp
October 1, 1,875.00 1,910.00 1,490.00 1,570.00 1,491.86 507,582,500.00
2018
Thursday, Rp Rp Rp Rp Rp
November 1, 1,590.00 1,980.00 1,535.00 1,915.00 1,819.69 368,357,700.00
2018
Saturday, Rp Rp Rp Rp Rp
December 1, 1,955.00 1,995.00 1,805.00 1,870.00 1,776.93 199,036,300.00
2018
Tuesday, Rp Rp Rp Rp Rp
January 1, 1,870.00 2,030.00 1,825.00 1,885.00 1,810.23 249,808,300.00
2019
Friday, Rp Rp Rp Rp Rp
February 1, 1,880.00 1,890.00 1,705.00 1,750.00 1,680.59 177,293,600.00
2019
Friday, Rp Rp Rp Rp Rp
March 1, 1,755.00 1,845.00 1,640.00 1,650.00 1,584.56 128,942,700.00
2019
Monday, Rp Rp Rp Rp Rp
April 1, 2019 1,660.00 1,865.00 1,605.00 1,860.00 1,786.23 146,150,600.00
Wednesday, Rp Rp Rp Rp Rp
May 1, 2019 1,860.00 1,870.00 1,435.00 1,650.00 1,584.56 205,970,500.00
Saturday, Rp Rp Rp Rp Rp
June 1, 2019 1,650.00 1,785.00 1,580.00 1,610.00 1,577.80 113,415,200.00
Monday, July Rp Rp Rp Rp Rp
1, 2019 1,615.00 1,655.00 1,410.00 1,550.00 1,519.00 209,821,600.00
Thursday, Rp Rp Rp Rp Rp
August 1, 1,550.00 1,550.00 1,145.00 1,235.00 1,210.30 408,800,700.00
2019
Sunday, Rp Rp Rp Rp Rp
September 1, 1,250.00 1,375.00 1,135.00 1,160.00 1,136.80 259,521,500.00
2019
Tuesday, Rp Rp Rp Rp Rp
October 1, 1,160.00 1,350.00 1,080.00 1,220.00 1,195.60 399,380,300.00
2019
Friday, Rp Rp Rp Rp Rp
November 1, 1,200.00 1,365.00 1,130.00 1,200.00 1,176.00 1,331,616,700.00
2019
Sunday, Rp Rp Rp Rp Rp
December 1, 1,190.00 1,495.00 1,185.00 1,410.00 1,381.80 801,226,300.00
2019

(Gambar 1. SCMA.JK Historical Price Chart)


TABEL HISTORICAL DATA HARGA SAHAM BULAN JANUARI 2020-MARET
2020 (KONDISI SEBELUM PSBB)

Date Open High Low Close Adj Close Volume


Wednesday, Rp Rp Rp Rp Rp 531,983,800.00
January 1, 2020 1,410.00 1,625.00 1,350.00 1,440.00 1,440.00
Saturday, Rp Rp Rp Rp Rp 410,923,000.00
February 1, 1,425.00 1,440.00 1,045.00 1,120.00 1,120.00
2020
Sunday, March Rp Rp Rp Rp Rp 596,601,900.00
1, 2020 1,120.00 1,200.00 600.00 775.00 775.00
LAPORAN ARUS KAS PT SCMA Tbk. TAHUN 2017-2019

(Gambar 2. Laporan Arus Kas Operasi dan Investasi PT SCMA Tahun 2017-
2018)
(Gambar 3. Laporan Arus Kas Pendanaan PT SCMA Tahun 2017-2018 dan
Laporan Arus Kas Operasi PT SCMA Tahun 2018-2019)
(Gambar 4. Laporan Arus Kas Investasi dan Pendanaan PT SCMA Tahun 2018-
2019)
RASIO DAN ANALISIS INVESTOR PT SCMA Tbk.

Earning Per Share

Tahun yang Laba yang Dapat Jumlah rata rata


berakhir pada kepada pemilik entitas tertimbang saham EPS
tanggal induk

31 Desember Rp1.070.166.566,00 14.678.761.176 Rp72,91


2019

31 Desember Rp1.484.762.240,00 14.621.367.400 Rp101,55


2018

31 Desember Rp1.331.459.399,00 14.621.367.400 Rp91,06


2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jika EPS PT SCMA dari tahun 2017-2019
bersifat fluktuatif. Untuk tahun 2017-2018 terdapat kenaikan EPS sebesar 11,51%
, hal tersebut sejalan dengan kenaikan laba yang dapat diatribusikan oleh PT
SCMA yang juga mengalami peningkatan sebesar 11,51% dan jumlah rata-rata
tertimbang saham beredar antara tahun 2017-2018 tidak mengalami perubahan.
Untuk EPS dari tahun 2018-2019 PT SCMA mengalami penurunan EPS sebesar
28,20%. Hal tersebut dikarenakan terdapat penurunan pada laba yang diatribusian
kepada pemegang saham yakni sebesar 27,92% serta terdapat kenaikan pada
jumlah rata-rata tertimbang saham antara tahun 2018-2019 sebanyak 57.393.776
lembar.
Degree of Financial Leverage

2017 2018 2019

EBIT Rp1.772.111.079,00 Rp1.937.695.878,00 Rp1.330.568.612,00

EBT Rp1.782.043.501,00 Rp1.969.018.654,00 Rp1.373.065.504,00

DFL 99.44% 98.40% 96.9%


Presentase DFL PT SCMA sebagaimana terdapat dalam tabel di atas
menunjukkan PT SCMA jika DFL PT SCMA cenderung tinggi, artinya laba
perusahaan SCMA sangat volatile. Hal tersebut terlihat pada tabel, baik EBIT dan
EBT PT SCMA dari tahun 2017-2019 mengalami perubahan naik dan turun.
Untuk EBIT tahun 2017-2018 mengalami kenaikan sebesar 9,3% sementara EBT
mengalami kenaikan sebesar 10,49% . untuk EBIT PT SCMA antara tahun 2018-
2019 mengalami penurunan sebesar 31,33% sejalan dengan EBT PT SCMA
antara tahun 2018-2019 yang mengalami penurunan sebear 30,26%.

(EBT SCMA lebih besar dikarenakan setelah EBIT terdapat penambahan dari
pendapatan keuangan-neto, bagian laba dari entitas asosiasi-neto kemudian
dikurangkan dengan beban keuangan).

Price to Earning Ratio

2017 2018 2019

Harga Rp2.480 Rp1.870 Rp1.410


saham
EPS Rp91.06 Rp101,55 Rp72,91

PER 27,2 18,4 19,3

PER PT SCMA dari tahun 2017-2019 juga mengalami fluktuasi, hal tersebut
dikarenakan harga saham per tahun dari tahun 2017-2019 cenderung mengalami
penurunan. Antara tahun 2017-2018 mengalami penurunan sebesar 24,59%
kemudian pada antara tahun 2018-2019 mengalami penurunan sebesar 24,5%.
Antara tahun 2017-2018 PER mengalami penurunan 32.35% sebaliknya antara
tahun 2018-2019 PER PT SCMA malah naik sebesar 4,8% , hal tersebut
dikarenakan penyebut untuk PER (yakni EPS) tahun 2019 tidak sebesar EPS
tahun 2018. Namun jika dilihat dari rata-rata PER keseluruhan industri media
sebesar 6,49 PER PT SCMA tergolong tinggi.
Plowback Ratio

2017 2018 2019

Total
Penghasilan
Komprehensif
Tahun Rp1.308.265.375,00 Rp1.464.323.056,00 Rp1.043.528.311,

Berjalan 00

Dividen kas Rp848.039.309,00 Rp804.175.207,00 Rp804.175.207,00

Plowback Ratio 35.17% 45.08% 22.93%

Pada tabel di atas terlihat jika plowback ratio PT SCMA antara tahun 2017-2018
mengalami peningkatan sebesar 28,17%, hal tersebut menandakan semakin besar
tingkat laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham oleh PT SCMA,
menandakan terdapat investasi yang dilakukan oleh PT SCMA. Untuk tahun
2018-2019 terdapat penurunan sebesar 49,13% yang menandakan terdapat
pembagian dividen oleh PT SCMA, pembagian dividen dilakukan sebanyak 2 kali
pada tahun 2019. Pembagian tersebut dilakukan pada tanggal 27 Mei 2019 dan 6
Desember 2019.

Dividend Ratio
2017 2018 2019

Dividend Per Share Rp75,00 Rp51,00 Rp25,00

EPS Rp91,06 Rp101,55 Rp72,91

Dividend Payout Ratio 82,36% 50,22% 34,28%

Harga saham 31 Desember Rp2.480 Rp1.870 Rp1.410

Dividend Yield 0,03% 0,02% 0,01%


Dividend payout ratio PT SCMA mengalami penurunan dari tahun 2017-2019.
Antara tahun 2017-2018 terjadi penurunan sekitar 39% kemudian untuk tahun
2018-2019 terjadi penurunan sekitar 31,70% hal tersebut sejalan dengan
penurunan dividen per lembar saham yang dibagikan PT SCMA kepada
pemegang saham. Sejalan dengan dividend payout ratio yang menurun dar tahun
2017-2019, dividend yield juga mengalami penurunan dari tahun 2017-2019
sebagaimana terlihat pada tabel.

Price to Book Value

2017 2018 2019

Nilai Ekuitas Rp4.436.105.919, Rp5.451.250.131 Rp5.488.598.527,


00 ,00 00
Lembar saham 14.621.367.400 14.621.367.400 14.726.551.367
beredar
Book Value per Rp303.40 Rp372.83 Rp373.91
Share
Harga saham 31 Rp2.480 Rp1.870 Rp1.410
Desember
Price to Book Value 8,17 5,01 3,77

Pada tahun 2017 harga pasar saham PT SCMA sekitar 8 kali dari harga bukunya,
hal tersebut terlihat pada tabel. Untuk tahun 2018 harga pasar saham PT SCMA
sekitar 5 kali dibanding harga buku saham itu sendiri. Untuk tahun 2019 price to
book value mengalami penurunan sekitar 24,75%. Penurunan harga pasar saham
menjadi salah satu penyebab, harga pasar saham antara tahun 2018-2019 turun
sekitar 24,59% yang mana tidak sebanding dengan kenaikan book value saham PT
SCMA sekitar 0,0028%. Berdasarkan salah satu sumber berita, penurunan harga
saham PT SCMA dikarenakan buyback yang dilakukan oleh PT SCMA pada
tahun 2019 dan berakhir pada 4 Desember 2019. Sejak 14 Maret hingga 4
Desember 2019 terdapat penurunan saham PT SCMA sekitar 32,31%.
SUMBER PENGGUNAAN KAS PT SCMA Tbk.

Penggunaan kas pertama adalah digunakan untuk pembayaran kepada pemasok


pada tahun 2019 sebesar Rp598,29 miliar. Pembayaran kepada pemasok terutama
terkait dengan pembayaran program olahraga, serta biaya infrastruktur teknik dan
juga biaya gaji dan biaya outsourcing untuk anak perusahaan yang baru diakuisisi.
Pembayaran uang muka untuk Perusahaan dan atas nama O’Channel, PT
Abhimata Citra Abadi (“ACA”) dan PT Mediatama Anugrah Citra
(“MAC”) untuk biaya tertentu seperti tagihan listrik dan penyejuk udara, jasa dan
sistem survei pemeringkat dari PT Nielsen Audience Measurement . Penggunaan
kas berikutnya adalah untuk pembayaran kepada pelanggan dengan jumlah
pembayaran kepada pelanggan meningkat sebesar Rp92,75 miliar di tahun 2019.

Penggunaan berikutnya adalah untuk melakukan investasi 730,8%


terutama digunakan untuk akuisisi saham di perusahaan media digital: PT Kapan
Lagi Dot Com Networks (KLN), perusahaan portal web, PT Vidio Dot Com
(Vidio), perusahaan berbasis video on-demand and PT Binary Ventura Indonesia
(BVI), yang memiliki 60% saham PT Estha Yudha Ekatama (EYE), sebuah
perusahaan periklanan media luar ruang; dan PT Mediatama Televisi (MTV),
perusahaan penyiaran berlangganan. Selain itu, akuisisi lahan strategis yang
dilakukan di 2019 juga berkontribusi pada peningkatan kas yang dikeluarkan
untuk aktivitas investasi. Perolehan lahan diperlukan untuk memperluas fasilitas
studio SCMA Grup dengan kompleks studio terlengkap terintegrasi terutama
untuk tujuan produksi serial drama dan film, yang keduanya sebagian besar saat
ini dilakukan di lokasi sewaan.

Kedepannya diharapkan akan menghasilkan efisiensi biaya dan waktu


setelah fasilitas ini beroperasi. Perusahaan juga melakukan pembelian investasi
pada entitas asosiasi yang menyebabkan peningkatan penggunaan pada arus kas
investasi. Pada September 2019, KKI membeli penyertaan pada PT Formasi
Agung Selaras (“FAS”) sebesar 37,68% atau setara 970.908 saham Seri A dan
990.926 saham Seri B dengan nilai investasi sebesar Rp12,59 miliar. FAS adalah
perusahaan yang bergerak di bidang konten digital yang berdomisili di Jakarta.
Investasi Perusahaan pada modal ventura dan trust pada tanggal 31 Desember
2019 sebesar Rp14,52 miliar.

Sumber penggunaan kas berdasarkan laporan tahunan PT SCMA tahun


2018, terdapat pembayaran dividen final untuk tahun 2017 telah dibayarkan di
bulan Juli 2018, dan dividen interim untuk tahun 2018 juga telah dibayarkan di
bulan Desember 2018, dengan total keseluruhan kedua dividen ini adalah
Rp804,18 miliar. Pembayaran dividen ini merupakan 94,1% dari seluruh total kas
yang digunakan untuk akivitas pendanaan. Pada tahun 2018, total pembayaran
kembali utang Grup kepada EMTEK adalah sebesar Rp50,00 miliar. Kemudian
penggunaan kas berikutnya Pada bulan Januari 2018, adalah untuk membeli
8.333.333 lembar saham PT Tempo Inti Media Tbk, dengan dengan harga
pembelian sebesar Rp2,50 miliar. Selanjutnya disusul Pada Juni 2018, KLN
membeli penyertaan pada PT Dream Bahagia Indonesia (“DBI”) sebesar 13,62%
atau setara 49.500 saham dengan nilai investasi sebesar Rp588,35 juta. Pembelian
ini dilakukan unutk investasi perusahaan dalam jangka panjang.

Dividen final untuk tahun 2018 telah dibayarkan di bulan Juni 2019 dan
dividen interim untuk tahun 2019 juga telah dibayarkan di bulan Desember 2019,
dengan total keseluruhan kedua dividen ini adalah Rp820,27 miliar. Pembayaran
dividen ini merupakan 151,5%. Kemudian penggunaan berikutnya pada tahun
2019 adalah untuk melakukan pembayaran kembali hutang Grup kepada EMTEK
dengan total Rp10,33. Penggunaan yang terakhir adalah untuk melakukan
Pembelian Kembali (buyback) Saham Perusahaan dan sebagai realisasi atas
rencana tersebut maka sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 jumlah saham
yang sudah dibeli kembali adalah sebesar 47.887.100 saham dengan total nilai
pembelian sebesar Rp73,81 miliar.

Kemudian pada tahun 2019 terdapat beberapa utang usaha yang


dibayarkan kepada pihak ketiga. Pembayaran pertama, adalah pembayaran utang
usaha kepada PT Mega Kreasi Film sebesar Rp6,761 juta sehingga utang usaha
kepada PT Mega Kreasi Film pada tahun 2019 berjumlah Rp70,663 juta
Berikutnya adalah pembayaran utang usaha kepada PT Angkasa Pura I (Persero)
Tbk sebesar Rp2,329 juta sehingga utang usaha PT SCMA kepada PT Angkasa
Pura I menjadi sebesar Rp8,337 juta pada tahun 2019.

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PT SCMA Tbk. TAHUN 2018-2019

Analisis arus kas dari kegiatan operasi PT SCMA Tbk. Tahun 2018-2019

Pada analisis arus kas operasi diharapkan mendapat arus kas akhir yang positif.
Hasil yang positif menandakan kegiatan operasi perusahaan berkinerja dengan
baik. Sehingga bisa digunakaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam
jangka pendek.

Jika kita melihat laporan arus kas dari kegiatan operasi SCMA pada tahun 2018-
2019 mendapatkan nilai yang positif, hal ini menandakan perusahaan dalam
performa baik. Namun pada tahun 2019 SCMA mengalami penurunan arus kas
bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 478.639.692,- Hal ini sebsebabkan ada
beberapa akun yang pengeluarannya melonjak besar, analisisnya sebagai berikut :
(nilai dalam ribuan rupiah)

1. Dari sisi penerimaan kas pelanggan pada tahun 2019 mengalami kenaikan
naum tidak begitu signifikan, hanya sebesar Rp 90.000.000,00.
2. Pembayaran kas kepada pemasok dan keryawan terdapat peningkatan yang
cukup besar yakni sebesar Rp. 600.000.000,00. Data dari CALK Tingkat
bungan yang diberikan per tahun 7,25% - 8,15% per tahun (2019) dan 8,10% -
9,10% per tahun (2018). Tingkat kenaikan gaji per tahun adalah 8,00% per
tahun (2019 dan 2018).
3. Penerimaan kas dari pendapatan keungan mengalimi kenakan sebesar
17.000.000,00.
4. Penerimaan dari klaim pajak restitusi di tahun 2019 mengalami penurunan. Di
tahun 2018 pajak yang kembalikan cukup besar yakni sebesar Rp
25.838.000,00 sedangkan di tahun 2019 hanya sebasar Rp 2.035.000,00.
Pengembalian (restitusi) pajak yang begitu besar di tahun 2018 dikarenakan
oleh beberapa anak perusahaan SCMA menetapkan kerugian fiskal :
a. Pada tanggal 24 April 2019, EYE menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2017 yang menetapkan rugi fiskal dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp5,79 miliar dan Rp1,07 miliar. EYE
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di
bulan Juni 2019.
b. Pada tanggal 5 April 2019, BVI menerima SKPLB atas Pajak Penghasilan
Badan tahun 2017 yang menetapkan penghasilan kena pajak dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp1,69 miliar dan Rp227,98 juta. BVI
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut
pada bulan April 2019.
c. Pada tanggal 19 April 2018, BVI menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2016 yang menetapkan rugi fiskal dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp1,06 miliar dan Rp141,80 juta. BVI
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut
pada bulan Mei 2018.
d. Pada tanggal 16 April 2019, AKI menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2017 yang menetapkan rugi fiskal dan pajak
lebih bayar masing-masing sebesar Rp4,09 miliar dan Rp821,24 juta. AKI
telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di
bulan Mei 2019.
e. Pada tanggal 20 April 2018, AKI menerima SKPLB atas Pajak
Penghasilan Badan tahun 2016 yan menetapkan penghasilan kena pajak
dan pajak lebih bayar masing-masing sebesar Rp5,69 miliar dan Rp719,93
juta. AKI telah menerima pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak
tersebut di bulan Mei 2018.
f. Pada tanggal 11 Juli 2018, SCTV telah menerima Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar (“SKPLB”) atas Pajak Penghasilan Badan tahun 2016 yang
menetapkan penghasilan kena pajak dan pajak lebih bayar masing-masing
sebesar Rp1,13 triliun dan Rp20,07 miliar. SCTV telah menerima
pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di bulan September
2018.
g. Pada bulan Juni 2018, KLN menerima hasil pemeriksaan pajak untuk
pajak penghasilan badan yang menyatakan lebih bayar sebesar Rp5,28
miliar dari Rp5,76 miliar yang sebelumnya telahdiestimasi oleh KLN.
KLN telah menerima pembayaran atas lebih bayar tersebut pada bulan Juli
2018 sebesar Rp4,70 miliar. KLN menerima hasil keputusan pajak. Selisih
sebesar Rp483,61 juta dan kurang bayar untuk pajak Iainnya sebesar
Rp572,74 juta seluruhnya dibebankan sebagai beban pajak tahun 2017.
h. Pada tanggal 23 April 2018, SP menerima SKPLB atas Pajak Penghasilan
Badan tahun 2016 sebesar Rp390,32 juta. SP telah menerima
pengembalian (restitusi) atas lebih bayar pajak tersebut di bulan Mei 2018.
5. Pembayaran pajak penghasilan mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar
50.000.000,00
6. Pembayaran beban keuangan mengalami kenaikan di tahun 2019 sebesar
1.000.000,00
7. Untuk kegiatan operasi lainnya ditahun 2019 SCMA melakukan pembayaran
seberas 9.000.000,00 yang membuat kas keluar. Sedangkan ditahun 2018
SCMA mendapatkan kas masuk dari penerimaan kegiatan operasi lainnya
sebesar 3.111.170,00.
8. Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi di tahun 2019 sebesar
1.193.085.922 dan di tahun 2018 sebesar 1.671.725.614,00.

Kesimpulan :

Terjadi penurunan arus kas operasi dikarenakan kas keluar ditahun 2019 lebih
besar daripada tahun 2018. Namun Kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi
SCMA pada tahun 2018-2019 bernilai positif yang menandakan SCMA dari sisi
arus kas operasi dikatakan baik. Karena SMCA bisa mengelola kegiatan usahanya
terlebih dalam jangka pendek seperti untuk membeyar utang jangka pendek dan
kewajiban lainnya.

Analisis Arus Kas dari Kegiatan Investasi PT SCMA Tbk. Tahun 2018-2019

Berikut tabel kenaikan dan atau penurunan arus kas dari aktivitas investasi PT
SCMA

(dalam ribuan rupiah)

Arus Kas Dari 2019 2018 Kenaikan/


Aktivitas Investasi penurunan
Pengembalian/(penamba Rp52.583.554,00. (Rp120.004.784, Rp67.421.230,00
han) uang muka 00)
perolehan aset tetap
Tambahan modal disetor Rp12.594.394,00 Rp182.885.500,0 (Rp170.291.106,00
yang berasal dari entitas 0 )
anak
Hasil pelepasan aset Rp6.061.015,00 Rp6.806.140,00 (Rp745.125,00)
tetap
Penerimaan investasi Rp4.821.200,00 Rp37.422.900,00 (Rp32.601.700,00)
pada entitas anak dari
kepentingan non
pengendali
Perolehan aset tetap (Rp595.037.183,00) (Rp173.701.340, Rp421.335.843,00
00)
Akuisisi dan (Rp415.209.000,00) (Rp55.669.900,0 Rp359.539.600,00
penambahan 0)
kepemilikan saham di
entitas anak
Penempatan aset (Rp84.301.577,00) - Rp84.301.577,00
keuangan lancar lainnya
Investasi pada entitas (Rp65.918.314,00) (Rp4.750.000,00 Rp61.168.314,00
asosiasi )
Penambahan investasi (Rp14.521.073,00) (Rp3.088.357,00 Rp11.432.716,00
jangka panjang )
Perolehan perangkat (Rp3.547.736,00) (Rp2.606.842,00 Rp940.894,00
lunak )
Kas Neto yang Rp1.102.474.720,00 Rp132.706.683,0 Rp969.768.037,00
Digunakan untuk 0
Aktivitas Investasi

Analisis Arus Kas Investasi Inflows :

Inflows untuk arus kas investasi yang pertama adalah dari Pengembalian uang
muka perolehan aset tetap sebesar Rp52.583.554,00 (data tidak ditemukan).
Inflow kedua untuk arus kas investasi SCMA adalah berasal dari tambahan modal
disetor yang berasal dari entitas anak sebesar Rp12.594.394,00tetapi tambahan
modal disetor tersebut mengalami penurunan dari tahun 2018 sebesar
Rp170.291.106,00 atau sebesar (93%). Kemudian terdapat pelepasan aset tetap
oleh SCMA sebesar Rp745.125,- selain itu terdapat pula penerimaan investasi
pada entitas anak dari kepentingan non pengendali pada tahun 2019 sebesar
Rp4.821.200,00tetapi hal tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2018,
penurunan tersebut sebesar Rp32.601.700,00 atau (87,11%).
Analisis Arus Kas Investasi Outflows :

1. Kenaikan penggunaan kas investasi yang pertama berasal dari penambahan


atas perolehan aset tetap yakni sebesar Rp421.335.843,00atau meningkat
sebesar 242,56%. Dari CALK di dapat total biaya perolehan pada tahun 2018
sebesar Rp2.719.794.589,00 sedangkan untuk tahun 2019 sebesar
Rp3.291.089.476,00 dapat dilihat jika terdapat kenaikan sebesar
Rp571.294.887,00 atau sebesar 21%. Bila dilihat lebih lanjut keseluruhan aset
tetap SCMA mengalami penambahan yang menandakan SCMA melakukan
pembelian terhadap beberapa aset tetap sebagaimana terdapat pada tabel di
bawah ini :
(dalam ribuan rupiah)

Aset Tetap Penambahan Penambahan


Tahun 2019 Tahun 2018
a. Tanah Rp445.892.802,00 Rp287.414,00
b. Bangunan dan Instalasi Rp449.350.464,00 Rp30.939.395,00
c. Peralatan Studio dan
Penyiaran Rp1.486.814.309,00 Rp122.990.621,00
d. Perabot dan Peralatan
Kantor Rp210.233.782,00 Rp15.072.211,00
e. Kendaraan Rp134.361.662,00 Rp21.970.228,00
f. Peralatan Rp3.699.812,00 Rp3.163.330,00

Sehingga pada lampiran 1 akan diketahui berapa saldo awal dan akhir untuk
tahun 2018 serta tahun 2019 bagi setiap aset tetap PT SCMA. Dapat
diklasifikasikan penambahan aset tetap yang terjadi dari tahun 2018 ke 2019
yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan diantaranya :

a. Peralatan studio dan penyiaran


b. Tanah
c. Bangunan dan Instalasi
2. Kemudian penggunaan kas untuk investasi yang meningkat juga dikarenakan
peningkatan akuisisi dan penambahan kepemilikan saham di entitas anak
SCMA, dengan kenaikan sebesar Rp969.768.037,00 atau sekitar 730%. Jika
dilihat secara general dari tabel di atas, kenaikan yang pertama disebabkan
dari akuisisi saham dan penambahan kepemilikan saham pada entitas anak.
Berdasarkan CALK berikut adalah entitas anak yang mengalami kenaikan dan
penurunan kepemilikan oleh SCMA yang diantaranya terdiri atas :
Daftar Entitas Anak Kenaikan/Penurunan Kepemilikan
(Presentase Kepemilikan)

a. PT Indonesia Entertainment
Group 3%
b. PT Screenplay Produksi 24,5%
c. PT Mediatama Televisi 51%
d. PT Surya Citra Gelora Pelepasan keseluruhan kepemilikan
e. PT Binary Ventura Indonesia 99,99%

PT Surya Citra gelora sendiri merupakan perusahaan di bidang jasa


manajemen sepakbola, hiburan dan periklanan. SCMA melepaskan
kepemilikan yang terdapat PT SCG dikarenakan berdasarkan Akta Notaris
Nanang Karma, S.H., M.Hum., No. 17 tanggal 28 Agustus 2019, SCMA
sebagai pemegang saham mayoritas memutuskan membubarkan PT SCG, dan
sampai dibubarkan perusahaan tersebut belum beroperasi secara komersial.
Kemudian untuk PT Binary Ventura Indonesia, SCMA membeli 454.500
saham yang dimiliki EMTK di BVI atau setara dengan kepemilikan pada BVI
sebesar 99,99% .

3. Penggunaan kas untuk investasi berikutnya oleh SCMA juga disebabkan


terdapat peningkatan pada penempatan aset keuangan lancar lainnya yang
terdiri atas deposito berjangka mata uang asing yakni Dolar AS pada PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk sebesar US$ 6.064.421 atau sebesar Rp84.301.577,00
per 31 Desember 2019. Deposito berjangka tersebut merupakan deposito
berjangka yang dimiliki entitas anak dari SCMA yang terdiri dari PT Surya
Citra Televisi, PT Indonesia Visi Media, PT Kapan Lagi Dot Com
Networks,PT Vidio Dot Com, PT Indonesia Entertainment Group , dan PT
Digital Rantai Maya.
4. Kemudian penambahan pada arus kas investasi SCMA juga berasal dari
investasi pada entitas asosiasi dengan penambahan dari tahun 2018 ke tahun
2019 sebesar Rp61.168.314,00. Investasi pada entitas asosiasi pertama adalah
PT Benson Media Kreasi (BMK) pada September 2019, yang mana
merupakan perusahaan bergerak di bidang konten digital sebesar 42,86% atau
setara 2.000 saham seri A dan 4.000 saham seri B dengan nilai investasi
Rp42,45 miliar. Kemudian pada bulan yang sama melakukan investasi pada
PT Formasi Agung Selaras (FAS) yang mana merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang konten digital, sebesar 37,68% atau setara dengan 970.908
saham seri A dan 990.926 saham seri B dengan nilai investasi sebesar
Rp12,59 miliar.
5. Investasi jangka panjang SCMA juga mengalami penambahan yakni sebesar
Rp11.432.716,00yang berasal dari pembelian penyertaan entitas anak SCMA
yakni PT Kapan Lagi Dot Com Networks kepada PT Dream Bahagia
Indonesia (DBI) yang merupakan perusahaan bergerak di bidang situs portal
sebesar 13,62% atau setara 49.500 saham dengan nilai investasi Rp588,35
juta.

Kesimpulan :

Terjadi kenaikan kas neto yang digunakan PT SCMA untuk aktivitas Investasi
antara tahun 2018 dan tahun 2019. Tahun 2018 pengeluaran untuk investasi hanya
sebesar Rp132.706.683,00sedangkan untuk tahun 2019 sebesar
Rp1.102.474.720,00dapat dilihat terjadi peningkatan sebesar Rp969.768.037,00 .
Hal tersebut merupakan hal yang baik bagi PT SCMA karena dengan demikian
menandakan perusahaan mampu menghasilkan laba dari operasionalnya dan
meningkat di tahun 2019 daripada tahun 2018, sehingga perusahaan mampu
melakukan investasi pada beberapa aset tetap, maupun investasi dalam entitas
baik anak maupun asosiasi lainnya.

Analisis Arus Kas dari kegiatan Pendanaan PT SCMA Tbk. Tahun 2018-
2019

Tidak seperti arus kas pada kegiatan operasi yang mengharuskan bernilai positif di
kas neto untuk daat dikatan perusahaan bekerja baik, untuk arus kas pendanaan
nilai neto yang positif ataupun negatif bisa bermakna baik atau buruktergantung
bagaimana penjelaskan arus kas pendanaan dalam perusahaan tersebut.

Berikut analisis per akun pendanaan SCMA : (Nilai dalam ribuan rupiah)

1. Pada tahun 2019 SCMA mendapat tambahan modal disetor sebesar


Rp359.999.999.998,00Tambahan modal ini didapatkan dari :
a. PT Liputan Enam Dot Com : Pada tanggal 31 Desember 2019, KLN
memiliki penyertaan di Liputan6 sebesar Rp92,07 miliar atas 557.499
saham atau setara dengan kepemilikan sebesar 99,99%. Kepemilikan ini
adalah berdasarkan Akta Notaris Chandra Lim, S.H., LL.M., No. 76
tanggal 29 Maret 2018, dimana KMK menjual seluruh kepemilikan
557.499 saham Liputan6 atau setara dengan kepemilikan 99,99% dengan
nilai sebesar Rp55,79 miliar. Kemudian, berdasarkan Akta Notaris
Chandra Lim, S.H., LL.M., No. 90 tanggal 21 Desember 2018, modal
dasar Liputan6 ditingkatkan dari Rp87 miliar menjadi Rp360 miliar dan
modal ditempatkan dan disetor meningkat dari Rp55,75 miliar menjadi
Rp92,07 miliar.
b. PT Kretor Kreatif Indonesia (KKI) : Pada tanggal 31 Desember 2019,
KLN memiliki penyertaan di KKI sebesar Rp68,6 miliar atas 686.000
saham atau setara dengan kepemilikan sebesar 52,43%.
c. PT Brilio Venuta Indonesia (BRVI) : Pada tanggal 31 Desember 2019,
KLN memiliki penyertaan di BRVI sebesar Rp22,39 miliar atas 22.389
saham atau setara dengan kepemilikan sebesar 99,99%. Kepemilikan ini
berdasarkan Akta Notaris Chandra Lim, S.H., LL.M., No. 13 tanggal 8
November 2018, dimana KLN membeli tambahan saham BRVI dari pihak
ketiga sejumlah 99 saham sehingga kepemilikan KLN atas BRVI menjadi
sebanyak 2.499 saham sebesar Rp2,50 miliar atau 99,96%. Kemudian,
berdasarkan Akta Notaris No. 105 tanggal 28 Desember 2018 oleh
Chandra Lim, SH., LL.M., KLN membeli saham baru BRVI sejumlah
19.890 saham sehingga kepemilikan KLN atas BRVI menjadi sebesar
Rp22,39 billion atau 99,99%.
d. PT Estha Yudha Ekatama (EYE) : Pada tanggal 31 Desember 2019, BVI
memiliki penyertaan di EYE sebesar Rp16,70 miliar atas 2.000 saham seri
B atau setara dengan kepemilikan sebesar 59,99%.
a. Penerimaan kas dari pinjaman bank di tahun 2019 juga mengalami kenaikan
sebesar Rp 4.466.883.Jauh lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2018.
b. Pembayawan dividen yang dilakukan oleh SCMA pada tahun 2019 lebih besar
dari tahun 2018 walaupun keinaikannya tidak sebegitu signifikan, yakni naik
sebesar Rp 16.091.451. Berikut rincian pembayaran dviden yang dilakukan
SCMA :
1. Pembelian saham treasurypada tahun 2019 sebesar Rp 73.809.662 yang
sebelumnya pada tahun 2018 SCMA tidak melakukan pembelian saham
treasury.
2. Pembayaran utang pihak berelasi padah tahun 2019 sebesar 10.300.00,00.
Nilai ini lebih kecil daripada tahun 2018 yang sebesar 50.000.000,00
Tambahan informasi : Pada tanggal 2 Juli 2012, SCTV menandatangani
Perjanjian Pinjaman dengan EMTK, Entitas Induk terakhir. Berdasarkan
perjanjian tersebut, SCTV memperoleh fasilitas pinjaman dengan plafon
sebesar Rp250 miliar yang akan digunakan untuk membiayai pembayaran
sebagian utang obligasi SCTV yang jatuh tempo pada tanggal 10 Juli
2012. SCTV telah melunasi seluruh pinjaman ini pada tahun 2018. Hal ini
menjadikan pembayaran utang pada pihak berelasi pada tahun 2018
melabung tinggi.
3. Pembayaran utang sewa pembiayaan, neto pada tahun 2019 mengalami
sedikit penurunan sebesar 400.000,00.
4. Pembayaran dividen kas dari entitas anak kepada kepentingan non
pengendali, pada tahun 2019 pembayaran yang dilakukan cukup besar
yakni Rp 1.777.328,00 jika dibanding dengan tahun 2018 yang hanya
sebesar 633.760.
5. Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2019
sebesar Rp 541.310.280,00 nilai ini lebih rendah jika dibanding dengan
tahun 2018 yang sebesar Rp 854.865.787,00.
Dalam laporan arus kas aktivitas pendanaan pada tahun 2019 SCMA mengalami
penurunan kas yang dikeluarkan, hal ini disebabkan pada pahun 2019 SCMA
menerbitkan tambahan modal disetor sedangkan tahun 2018 tidak. Hal ini
menunjukan SCMA hendak melakukan pembayaran hutang ataupun membagikan
dividen bagi pemegang sahamnya yang bisa menjadi indikasi baik untuk
perusahaan. Untuk hutang bank yang didapatkan SCMA pada tahun 2019 juga
lebih tinggi, menandakan bahwa bank memiliki kepercayaan lebih pada SCMA.
Dari sisi pembayaran dividen yang dilakukan SCMA pada kepentingan non
pengendali cukup besar jika dibanding tahun lalu menandakan bahwa pada tahun
2019 perusahaan berkinerja baik karena mampu membagikan dividen yang cukup
besar untuk pemegang sahamnya. Dari sisi pembayaran utang di tahun 2019
mengalami penurunan karena hal-hal yang telah disebutkan di atas.
Kesimpulan :
1. Tahun 2019 SCMA mendapat tambahan modal disetor juga tambahan utang
bank, dividen yang dibayarkan lebih besar dari tahun 2018, namun utang yang
dibayarakan mengalami penurunan.
2. Tahun 2018 SCMA tidak mendapatkan tambahan modal disetor, hutang bank
yang didapatkan juga tidak besar. Pembayaran dividen tahun 2018 tidak
sebegitu besar jika dibanding tahun 2019. Namun pada tahun 2018 utang yang
dibayarkan oleh SCMA terbilang besar.
3. Dari tahun 2018-2019 SCMA mengalami nilai Arus Kas pendanaan yang
negatif, hal ini bukan merupakan hal yang buruk karena dari aktivitas yang
dilakukan, arus kas keluar digunakan untung pembayaran utang yang sifatnya
jangka panjang juga digunakan untuk membayar dividen pada pemegang
saham. Pembayaran dividen pada pemegang saham menjadikan para
pemangku kepentigan percaya bahwa perusahaan sedang dalam performa
yang baik. Begitupun dengan pembayaran utang.
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS LAPORAN ARUS KAS DENGAN
ANALISIS LAPORAN LABA RUGI-NERACA PT SCMA Tbk.
Jika dibandingkan dengan analisis rasio terdapat kesinambungan antara analisis
rasio dengan analisis laporan kas PT SCMA. Rasio yang akan dibahas pertama
adalah leverage dan liquidty ratio, pada current ratio PT SCMA antara tahun
2018-2019 yang mengalami penurunan sebesar 15,72% . Hal tersebut
dikarenakan terdapat penurunan aset lancar antara tahun 2018-2019. Aset lancar
tahun 2018 sebesar Rp3.792.453.424,00 sedangkan untuk tahun 2019 hanya
sebesar Rp3.559.331.625,00 penurunan kas dan setara kas menjadi salah satu
penyebabnya.
Kas dan setara kas jika di neraca antara tahun 2018-2019 mengalami
penurunan sebesar 45,18 % . hal tersebut sesuai dengan yang disajikan dalam
laporan arus kas. Beberapa penyebab utama menurunnya kas dan setara kas yang
diterima oleh PT SCMA adalah dikarenakan meningkatnya investasi yang
dilakukan oleh PT SCMA antara tahun 2018-2019, kenaikan investasi yang
dilakukan adalah sebesar 730%. Investasi yang dilakukan PT SCMA paling utama
adalah pada akuisisi dan penambahan kepemilikan sahan pada entitas anak PT
SCMA dengan salah satu entitas anak PT Binary Ventura Indonesia, besar
akuisisi mencapai 99,99%. Penurunan penerimaan kas dan setara kas PT SCMA
antara tahun 2018-2019 juga disebabkan oleh penggunaan kas dan setara kas
untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham.
Pada laporan arus kas bagian pendanaan terlihat kenaikan pembayaran
dividen dari Rp804.175.207,00 pada tahun 2018 menjadi Rp820.266.658,00 atau
terdapat kenaikan sebesar 2%. Selain itu PT SCMA juga melakukan buyback atas
saham yang beredar dengan nilai sebesar Rp73.809.662 dengan total lembar
saham yang dibeli kembali adalah sebanyak 47.887.100 lembar. Penurunan juga
terjadi pada quick ratio PT SCMA, antara tahun 2018-2019 terjadi penurunan
sebesar 31,44%. Total piutang dari PT SCMA mengalami peningkatan dari tahun
2018-2019 yakni sebesar 5,37% tetapi hal tersebut tidak dibarengi dengan
kenaikan kas dan setara kas, kemudian lialibilitas jangka pendek PT SCMA
sebagaimana terlihat pada neraca mengalami kenaikan sebesar 7,45% sehingga
quick ratio ikut mengalami penurunan.
Debt Ratio SCMA mengalami kenaikan sebesar 8,35% hal tersebut
menandakan terdapat kenaikan pada total hutang atau total aset, maupun dapat
keduanya. Pada neraca terdapat kenaikan pada total aset sebesar 1,92%. Kenaikan
total aset jika dilihat antara neraca dan laporan arus kas terdapat kesinambungan.
Terutama pada laporan arus kas yang digunakan untuk investasi. Pada neraca aset
tetap neto mengalami kenaikan sebesar 40,15% sebagaimana yang terdapat pada
laporan arus kas bagian investasi untuk akun perolehan aset tetap yang mengalami
kenaikan sebesar 242%. Aset tetap berikutnya yang mengalami kenaikan adalah
investasi pada entitas asosiasi sebesar 131% dan sesuai dengan laporan arus kas
investasi bagian investasi pada entitas asosiasi naik sebesar Rp61.168.314,00.
Beberapa entitas asosiasi tersebut diantaranya adalah PT Benson Media
Kreasi dan PT Formasi Agung Selaras. Berikutnya adalah investasi jangka
panjang yang pada neraca mengalami penurunan sebesar 82,68% , ternyata seteah
melakukan pengecekan pada laporan arus kas investasi yang terjadi malah
terdapat penambahan pada investasi jangka panjang sebesar Rp11.432.716,00.
Ternyata yang terjadi sebenarnya adalah terdapat pelepasan investasi jangka
panjang pada salah satu entitas asosiasi PT SCMA, yakni PT Iflix. PT SCMA
melakukan penghapusan penyertaan investasi pada Iflix Ltd. dengan nilai sebesar
Rp98,62 miliar. Alasan penghapusan penyertaan PT SCMA pada Iflix Ltd.
diantaranya adalah karena nilai Iflix yang terus menurun.
Salah satu berita terbaru mengenai Iflix dari katadata.com tertanggal 17
April 2020 melakukan PHK pada karyawannya dalam rangka memangkas biaya.
Hal tersebut lebih lanjut dilakukan guna Iflix dapat mencapai titik impas, yang
mana hal tersebut sangat berkebalikan dengan kondisi saat ini. Dengan
penggunaan layanan streaming video dan film yang meningkat, serta dari Iflix
sendiri mengalami peningkatan pengguna sebesar 42% pada awal tahun 2020
dengan total 21 juta orang di seluruh dunia. Menurut Jefri R. yang merupakan
Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia mengatkan jika PHK karyawan Iflix
adalah langkah efisiensi yang tepat dikarenakan cash yang dimiliki Iflix tidak
cukup, dan Iflix sendiri juga memiliki beberapa utang yang segera jatuh tempo.
Selanjutnya adalah debt to equity ratio PT SCMA, dilihat jika debt to
equity ratio mengalami kenaikan sebesar 9,81%. Jika dilihat dari total lialibilitas
pada bagian neraca PT SCMA terdapat kenaikan sebesar 7,8%. Kemudian jika
dilihat pada bagian ekuitas PT SCMA terdapat kenaikan sebesar 0,0068%. Jika
dilihat pada laporan arus kas hal tersebut sesuai dengan laporan arus kas bagian
pendanaan PT SCMA, terdapat tambahan modal disetor dari penerbitan shaam
baru dengan nilai Rp359.999.998,00. Rasio yang akan dibahas berikutnya adalah
activity ratio, pada receivable turnover PT SCMA antara tahun 2018-2019
mengalami penurunan sebesar 5,6%. Untuk rasio aktivitas lainnya, inventory
turnover mengalami kenaikan sebesar 25,60% , total assets turnover yang
mengalami kenaikan sebesar 6,9%, payable turnover mengalami kenaikan sebesar
13,22%, dan terakhir adalah working capital turnover yang mengalami kenaikan
sebesar 18,35%.
Jika dilihat pada laporan arus kas perusahaan bagian operasi terdapat
kenaikan jumlah penerimaan dari pelanggan antara tahun 2018-2019. Kenaikan
tersebut sebesar 1,74% hal tersebut sebanding dengan penerimaan iklan PT
SCMA yang meningkat antara tahun 2018-2019. Kenaikan tersebut sebesar
Rp346.411.058,00. Sejalan dengan kenaikan inventory turnover yang
menunjukkan jika antara tahun 2018-2019 terdapat pengelolaan program dan
siaran oleh PT SCMA. Pengelolaan program dan siaran yang baik dapat menarik
perusahaan lain untuk menempatkan iklan produk mereka pada stasiun televisi
milik PT SCMA. Penurunan receivable turnover yang tidak sebanding dengan
peningkatan pendapatan iklan dari laporan laba rugi serta perbandingan dari
laporan arus kas bagian operasi, dikarenakan terdapat kenaikan piutang usaha dan
piutang lain-lain antara tahun 2018-2019. Kenaikan tersebut sebesar
Rp90.887.232,00. Karena kenaikan tersebut, menyebabkan penyebut lebih besar
dan hasil lebih kecil.
Untuk rasio terakhir yakni profitability ratio, keseluruhan rasio pada
profitability ratio PT SCMA mengalami penurunan antara tahun 2018-2019. NPM
sebesar 31,91%, GPM sebesar 23,35%, OPM sebesar 30,32%, ROA sebesar
25,82%, ROE sebesar 16%. Jika dilihat dari laporan arus kas bagian operasi, hal
tersebut terlihat jika kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi antara tahun
2018-2019 mengalami penurunan. Pada tahun 2018 sebesar Rp1.671.725.614,00
sedangkan pada tahun 2019 hanya sebesar Rp1.193.085.922,00 atau terdapat
penurunan sebesar 28,63%. Meskipun pada penerimaan kas dari pelanggan
terdapat peningkatan, tetapi hal tersebut juga diimbangi pembayaran kepada
pemasok dan karyawan meningkat sebesar 18,95%. Selain itu juga terdapat
peningkatan pembayaran beban keuangan antara tahun 2018-2019 sebesar
43,33%, ditambah pula terdapat pembayaran untuk kegiatan operasi lainnya pada
tahun 2019 seebesar Rp9.004.839,00.

KESIMPULAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM PT SCMA Tbk.


Berdasarkan pada analisis di atas dan analisis laporan laba rugi- neraca yang telah
dilakukan sebelumnya, kami dari kelompok 4 menyarankan para investor untuk
membeli saham PT SCMA. Berdasarkan rasio investor sebagaimana yang kami
sajikan di atas, beberapa memenuhi kriteria. Pertama berdasarkan PER, PER PT
SCMA mengalami kenaikan antara tahun 2018-2019 dengan besar PER pada
tahun 2019 sebesar 19,3%, PER PT SCMA jika dibandingkan dengan rata-rata
PER perusahaan media cukup tinggi. Berikutnya terkait dengan EPS, meskipun
EPS mengalami penurunan antara tahun 2018-2019 tetapi penurunan tersebut
tidaklah signifikan, besaran EPS pada tahun 2019 sebesar Rp72,91. Hal tersebut
dikarenakan terdapat kenaikan pada volume lembar saham yang beredar pada
tahun 2019 yakni sebanyak 14.678.761.176 lembar.
Kemudian jika dilihat berdasarkan pada price to book value saham PT
SCMA antara tahun 2018-2019 meskipun mengalami penurunan, tetapi
penurunan tersebut tidaklah begitu signifikan. Untuk tahun 2019 dengan harga
saham Rp1.410 dan book value sebesar Rp373,91 akan cukup menguntungkan,
karena buku sebesar 3 kali lipat dari harga pasar saham. Kemudian jika dilihat
dari pendapatan neto perusahaan yang setiap tahun meningkat, terutama antara
tahun 2018-2019 menandakan PT SCMA sebagai perusahaan layanan jasa
(terutama pada layanan stasiun televisi yang dimiliki oleh entitas anak) masih
menjadi pilihan oleh perusahaan lain dalam menggunakan layanan digital
advertising yang disediakan. Kemudian dilihat dari laporan arus kas yang
digunakan untuk investasi, terdapat peningkatan investasi yang dilakukan PT
SCMA, menandakan laba yang dihasilkan setelah dikurangi presentase untuk
dibagikan kepada pemegang saham mencukupi bahkan lebih, dengan besar
dividen yang dibayarkan pada tahun 2019 mencapai 34% dari total EPS.
Menrut Prime Time Audience Shared dan All Time Audience Shared by
Media Company dari Nielsen Rating menunjukkan angka yang stabil yakni antara
30 sampai 36, dapat dikatakan saluran televisi yang dimiliki entitas anak PT
SCMA masih menempati pilihan pertama pemirsa. Dengan demikian dapat
meningkatkan permintaan digital advertising dari perusahaan lain dan hal tersebut
akan meningkatkan pendapatan neto dari PT SCMA. Antara tahun 2018-2019 PT
SCMA juga membagikan dividen kepada pemegang sahamnya, bahkan untuk
tahun 2019 presentase dividen yanga dibayarkan mencapai 77,07% dari total laba
bersih yang dihasilkan. Jika dilihat dari harga saham antara Januari 2018-
Desember 2019 pergerakan harga berkisar antara Rp1.100,00 sampai Rp2.700,00.
meskipun harga cenderung turun sejak September 2018 dengan harga Rp 1.875,00
-Desember 2019 dengan harga penutupan Rp1.410,00 tapi harga masih lebih
tinggi dibanding book value. Bahkan untuk awal tahun 2020, harga saham PT
SCMA masih di atas book value nya. Meskipun mengalami penurunan sampai di
kisaran Rp1.200,00 tetapi saham PT SCMA layak untuk dibeli.
RINGKASAN DAFTAR BERITA
1. Pada tahun 2019 SCMA membagikan dividen kepada peilik pemangku
kepentingan hal ini menyebabkan perolehan laba bersih perusahaan SCMA
menjadi berkurang. Jumlah dividen yang dibagi sebesar 36,39% dari laba per
saham SCMA per September 2019 yang sebesar Rp 68,70 per saham. Dengan
besaran dividend payout ratio tersebut, SCMA menebar total dividen interim
Rp 366,60 miliar dari total laba bersih hingga kuartal ketiga yang mencapai
Rp 1,01 triliun.Sementara yield dividen sebesar 2,10% dengan harga
saham SCMA pada hari ini pukul 15.45 WIB di Rp 1.190 per saham.

(Gambar 5. Berita SCMA Menyebar Dividen Interim Rp25 per Saham)

2. Pada tahun 2019 SCMA juga membeli Kembali saham (Buyback Saham)
sebanyak 34.260.200 Jumlah ini setara dengan 2,34% target buyback saham
yang disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Hal ini
malah membuat saham SCMA cenderung turun setelah membeli kembali
saham (buyback). Transaksi buyback terakhir yang dilaporkan ke otoritas
bursa ertanggal 4 Desember 2019. Dalam rentang waktu tersebut, SCMA
baru membeli kembali 47.887.100 lembar saham, setara 3,272% dari modal
disetor perseroan. Dengan waktu tersisa kurang dari enam bulan, dana yang
digunakan baru sekitar Rp 73,81 miliar. Nah, sejak 14 Maret hingga 4
Desember 2019 saham SCMA meluncur turun dari Rp 1.795 per saham
menjadi Rp 1.215 per saham, alias anjlok 32,31%.

(Gambar 6. Berita SCMA Terkait Buyback)

3. SCMA pada 31 Desember 2019 juga melepas sahamnya di perusahaan iflix


karena maslah iflix yang nilai sahamnya turun dan memiliki resiko kerugian
yang besar. Hal ini membuat SCMA melepas perusahaan iflix. Untuk
dampaknya sendiri tidak ada berita yang memuat hal tersebut , Tetapi
menurut saya hal itu tidak berdampak kepada nilai saham SCMA karena
pada saat itu beberapa perusahaan lain yang memiliki saham pada ifflix juga
melepaskan saham.

(Gambar 7. Berita Terkait Penjualan Iflix ke perusahaan Cina)


Sumber Berita :
Idnfinancials.com . 2019 . Habis Rp 60 Miliar Untuk Buyback, Saham SCMA
Justru Turun diakses pada tanggal 17 Oktober 2020, dari Idfinancials:
https://www.idnfinancials.com/archive/id/26868/price-scma-shares-
declines-buyback.
Insight.kontan.co.id. 2020. Jangan Tergiur Buyback Semata, Sebab Bukan
Jaminan Harga Saham Pasti Naik diakses pada tanggal 17 Okktober 2020
dari kontan.co.id: https://insight.kontan.co.id/news/jangan-tergiur-
buyback-semata-sebab-bukan-jaminan-harga-saham-pasti-naik?page=all
Investasi.kontan.co.id. 2019. Surya Citra Media (SCMA) Menyebar Dividen
Interim Rp 25 per saham, Catat Jadwalnya diakses pada tanggal 17
Oktober 2020 dari kontan.co.id: https://investasi.kontan.co.id/news/surya-
citra-media-scma-menyebar-dividen-interim-rp-25-per-saham-catat-
jadwalnya.
Investasi.kontan.co.id.2019.Wait And See, Jangan Terburu-Buru Menanggapi
Buyback SCMA diakses pada tanggal 17 Oktober 2020 dari kontan.co.id:
https://investasi.kontan.co.id/news/analis-wait-and-see-jangan-terburu-
buru-menanggapi-buyback-scma..
Ridhoi, Muhammad Ahsan. 2020. Iflix dan Hooq Goyah saat Bisnis Video
Streaming Panen Trafik, Mengapa diakses pada 18 Oktober 2020 dari
katadata.co.id:https://www.google.com/amp/s/katadat.co.id/amp/muhamm
adridhoi/digital/iflix-hooq-goyah-saat-bisnis-video-streaming-panen-
trafik-mengapa.
SCMA Annual Report Tahun 2018.
SCMA Annual Report Tahun 2019.
Teknologi.bisnis.com. 2020. Alami Krisis Keuangan , Iflix Akan Dijual Pada
Perusahaan China diakses pada tanggal 17 Oktober 2020 dari Teknologi
bisnis:https://teknologi.bisnis.com/read/20200615/84/1252948/alami-
krisis-keuangan-iflix-akan-dijual-ke-perusahaan-china.
Lampiran 1. Tabel Saldo Awal dan Akhir Aset Tetap PT SCMA Tahun 2018-2019

Aset Tetap Saldo Saldo Saldo Saldo


Awal 2019 Akhir 2019 Awal 2018 Akhir 2018

a. Tanah Rp432.613.446,- Rp878.506.248,- Rp432.326.032,- Rp432.613.446,-


b. Bangunan dan
Instalasi Rp449.359.464,- Rp489.706.159,- Rp445.044.531,- Rp449.350.464,-
c. Peralatan Studio
dan Penyiaran Rp1.486.814.309,- Rp1.556.828.201,- Rp1.370.152.977,- Rp1.486.814.309,-
d. Perabot Rumah
dan Peralatan
Kantor Rp210.233.782,- Rp220.883.249,- Rp180.174.788,- Rp210.233.782,-
e. Kendaraan Rp134.361.662,- Rp139.429.993,- Rp124.384.394,- Rp134.361.662,-
f. Peralatan Rp3.699.812,- Rp5.577.211,- Rp536.482,- Rp3.699.812,-
Lampiran 2. Prime Time and All Time Shared by Audience

Prime Time (PT) Audience Share by Media Company (Jan 2018- Feb 2019)

MNCN SCMA TRANS VIVA


Jan/18 33,1 36,0 9,7 18,9
Feb/18 33,1 35,5 10,1 19,1
Mar/18 33,2 34,3 10,6 19,7
Apr/18 32,2 35,2 11,0 19,5
Mei/18 33,9 33,0 10,7 19,7
Jun/18 34,2 30,7 16,7 16,1
Jul/18 36,2 35,2 13,3 13,0
Agt/18 32,2 39,8 11,0 13,9
Sep/18 34,5 33,7 14,1 14,4
Okt/18 33,1 36,0 12,9 14,9
Nov/18 33,6 35,3 13,4 14,8
Des/18 33,4 33,1 13,4 17,3
Jan/19 37,7 32,0 13,4 13,8
Feb/19 37,3 33,2 13,8 12,6

All Time (AT) Audience Share by Media Company (Jan 2018- Feb 2019)

MNCN SCMA TRANS VIVA


Jan/18 31,9 32,8 13,2 19,7
Feb/18 31,8 32,7 13,3 19,8
Mar/18 31,1 32,4 13,2 21,2
Apr/18 30,7 33,4 13,4 20,4
Mei/18 32,8 31,0 12,3 21,3
Jun/18 31,8 30,0 16,6 18,8
Jul/18 30,3 33,6 15,7 16,2
Agt/18 31,8 36,6 13,5 16,1
Sep/18 31,6 33,4 15,7 15,9
Okt/18 32,8 33,7 14,2 17,1
Nov/18 32,3 32,6 14,7 17,0
Des/18 33,9 31,8 14,3 18,7
Jan/19 35,3 31,5 14,6 16,4
Feb/19 37,3 33,2 14,6 15,4

You might also like