You are on page 1of 26

TRANSCULTURAL

NURSING
SEPTI ARDIANTY,S.KEP.NS.M.KEP
The totality of socially transmitted behavioral patterns, arts,
beliefs, values, customs, life-ways, and all other products of
human work and thought characteristics of a population of
people that guide their worldview and decision making.

These patterns may be explicit or implicit, are primarily


learned and transmitted within the family, are shared by
most members of the culture, and are emergent
phenomena that change in response to global
phenomena. Culture is learned first in the family, then in
school, then in the community and other social
organizations such as the church. (Purnell, 2003,p.3).
TRANSCULTURAL NURSING
(LEININGER, 2002)
a substantive area of study and practice focused on
comparative cultural care (caring) values, beliefs, and
practices of individuals or groups of similar or different
cultures with the goal of providing culture-specific and
universal nursing care practices in promoting health or
well-being or to help people to face unfavorable
human conditions, illness, or death in culturally
meaningful ways
The focus of transcultural nursing is the differences between
cultural groups that require care providers to identify culture
specific health and illness practices and caring behaviors as well
as to identify behaviors that transcend cultural groups and
appear to be universal human care practices. The scope of
transcultural nursing is the delivery of personalized care in health
promotion and maintenance, as well as illness situations

• Fokus keperawatan transkultural adalah Pelayanan


keperawatan pada kelompok yang memiliki perbedaan
budaya untuk mengidentifikasi praktik kesehatan
penanganan penyakit tertentu tiap budaya dan pelaksanan
praktek keperawatan secara menyeluruh. Ruang
lingkup keperawatan transkultural adalah pemberian
perawatan mandiri dalam promosi kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan , baik sehat ataupun sakit.
SEJARAH SINGKAT LEININGER

The nurses who had been in military service or


missionary work realized the difficulty to care for the
army whom difference culture
It was these interested nurses who came to take
transcultural nursing courses at the University of
Washington in the early 1970's.

As Dean at the University Of Washington School of


Nursing in 1969, she helped faculty become interested
in transcultural nursing and by 1978, transcultural
nursing was launched in the school.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman
budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal
tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada


suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai
budaya dan kepercayaan.
Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan, lebih
jauhnya disorientasi
CONCEPT
• Budaya adalah norma atau aturan tindakan
• Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih
diinginkan
• Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
• Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang
menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara
budaya-budaya
• Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu
• Ras adalah perbedaan macam-macam manusia
• Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya
• Care adalah fenomena yangberhubungan dengan bimbingan,
bantuan,dukungan perilaku
• Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing, mendukung dan mengarahkan
• Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif
• Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan untuk
memaksakan
Testimoni
We must not only rely to heavily on the
biophysical and psychological explanations but
also be virtually aware of how culture can
influence nursing and our nursing care." -Junelle
Hiponia, RN-

"Through the principle of Transcultural Nursing, I


am inculcating (menanamkan) in my nursing
student's minds that everybody worldwide has
the right to receive cultural congruent nursing
care including respect to patients, nurses and
teachers..." -Ethel Quesea, RN-
Proses keperawatan Transcultural Nursing
Model konseptual dikembangkan Leininger dalam menjelaskan
asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam
bentuk matahari terbit (Sunrise Model),

Proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan


berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien.

Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap


pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
LEININGER’S SUNRISE MODEL
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data
untuk mengidentifikasimasalah kesehatan klien sesuai dengan
latar belakang budaya klien (Giger andDavidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada
pada "Sunrise Model" yaitu :
a. Faktor teknologi (tecnological factors)
b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and
philosophical factors)
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social
factors)
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life
ways)
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and
legal factors)
f. Faktor ekonomi (economical factors)
g. Faktor pendidikan (educational factors
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai
latar belakang budayanya yang dapat dicegah,
diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).

Terdapat 3 diagnosa keperawatanyang sering


ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu

gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan


perbedaan kultur

gangguaninteraksi sosial berhubungan disorientasi


sosiokultural

ketidakpatuhan dalam pengobatan


berhubungandengan sistem nilai yang diyakini
3. Perencanaan dan Pelaksanaan

Cultural care preservation/maintenance (Mempertahankan


budaya)
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangandengan kesehatan. Perencanaan dan
implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat
meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya,misalnya budaya berolah raga setiap pagi.

Cultural careaccomodation/negotiation (Negosiasi budaya)


Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini
dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya
lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya
klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani
yang lain.
Cultual care
repatterning/reconstruction
(Restrukturisasi budaya)
Restrukturisasi budaya klien dilakukan
bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gaya hidup klien yang
biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang
dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.
GIGER, J. & DAVIDHIZAR, R. (1999) ASSESSMENT MODEL
ANGELO SCALA
A NURSE WHO WORK AT THE WA TRANSCULTURAL
MENTAL HEALTH SERVICE, DEPARTMENT OF
PSYCHIATRY AT ROYAL PERTH HOSPITAL FOR OVER
20 YEARS.

“Conducting a cultural assessment however, does not


necessarily mean acquiring information on every
element of the client’s given culture. Instead, it is
about identifying the client’s beliefs, values and
practices which relate to the presenting problem,
including their perception of me”
Evaluasi asuhan keperawatan
transkultural dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai
dengankesehatan, mengurangi
budaya klien yang tidak sesuai dengan
kesehatan atau beradaptasi dengan
budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang
dimiliki.
THE PROCESS OF CULTURAL COMPETENCE IN THE DELIVERY OF
HEALTHCARE SERVICES
(CAMPINHA BACOTE, 1998)
Cultural competence as "the process in which the
healthcare professional continually strives to achieve the
ability and availability to effectively work within the
cultural context of a client" (family, individual or
community). It is a process of becoming culturally
competent, not being culturally competent.

Cultural awareness is defined as the process of


conducting a self-examination of one’s own biases
towards other cultures and the in-depth exploration of
one’s cultural and professional background.
Cultural knowledge is defined as the process in
which the healthcare professional seeks and
obtains a sound educational base about
culturally diverse groups. In acquiring this
knowledge, healthcare professionals must focus
on the integration of three specific issues: health-
related beliefs practices and cultural values;
disease incidence and prevalence (Lavizzo-
Mourey, 1996).
Cultural skill is the ability to conduct a cultural
assessment to collect relevant cultural data
regarding the client’s presenting problem as well as
accurately conducting a culturally-based physical
assessment.

Cultural encounters is the process which encourages


the healthcare professional to directly engage in
face-to-face cultural interactions and other types of
encounters with clients from culturally diverse
backgrounds in order to modify existing beliefs about
a cultural group and to prevent possible
stereotyping.
Cultural desire is the motivation of the
healthcare professional to “want to”
engage in the process of becoming
culturally aware, culturally
knowledgeable, culturally skillful and
seeking cultural encounters; not the
“have to.” Cultural encounters is the
pivotal construct of cultural
competence that provides the energy
source and foundation for one’s
journey towards cultural competence.
THE PURNELL MODEL FOR CULTURAL COMPETENCE

Unconsciously Incompetent - Consciously incompetent- Consciously competent - Unconsciously


competent
Primary characteristics of culture: age, generation, nationality, race, color, gender, religion
Secondary characteristics of culture: educational status, socioeconomic status, occupation, military
status, political beliefs, urban versus rural residence, enclave identity, marital status, parental status,
physical characteristics, sexual orientation, gender issues, and reason for migration
THAN
K YOU

You might also like