You are on page 1of 15

Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berbasis

Aspek Modal Sosial


(Studi pada BUMDes Surya Sejahtera, Desa Kedungturi, Kecamatan Taman,
Kabupaten Sidoarjo)

Robiatul Adawiyah
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
Organizational Development is considered necessary in order to face changes. Organizational development is also
useful to achieve the effectiveness of an organization. In addition to organizational development, one of the other aspects
required in a development is the social capital aspect. With the development of organization based on social capital aspect, it
is expected that the society could accept the existence of an organizatio/ institution like BUMDes and could help launch
various activities to achieve the purpose of establishment of this BUMDes. In this thesis, the researcher conducts research on
the development strategy of BUMDes based on social capital aspect in BUMDes Surya Sejahtera, Kedungturi Village, Taman
District, Sidoarjo Regency. This study aims to find out the strategy of developing the Village Owned Enterprise (BUMDes)
based on social capital aspect in BUMDes Surya Sejahtera, Kedungturi Village, Taman District, Sidoarjo Regency. This
research uses descriptive qualitative research method. The location of this research is BUMDes Surya Sejahtera in Kedungturi
Village, Taman District, Sidoarjo Regency. The technique of determining informants are purposive technique, where the
selected informant is considered the most understand about the related problems. Data collection techniques used are by
conducting interviews, observation, and documentation studies. This study uses the theory of Organizational Development
Strategy by Wibowo and the theory of Social Capital by Jousairi Hasbullah. Researcher tried to see the gap between the theory
with the reality that exist in the field. Based on the results, it is shown that the development of the organization can be done
through 4 strategies, survey feedback, education and training activities, team building, and management by objectives. The
success of these strategies can be supported by the aspect of social capital.

Keywords: Organizational Development, Social Capital, Village Owned Enterprise (BUMDes)

Pendahuluan melalui penjualan barang atau jasa yang diperuntukan kepada


Salah satu misi pemerintah pada saat ini yaitu untuk masyarakat.
membangun daerah pedesaan yang dapat dicapai BUMDes sebagai badan hukum, dibentuk
melalui sebuah pemberdayaan masyarakat dengan berdasarkan tata perundang-undangan yang berlaku, dan
tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan sesuai dengan aturan yang berlaku di desa. Dalam Undang-
keanekaragaman usaha yanga ada, terpenuhinya sarana undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
dan fasilitas untuk mendukung peningkatan ekonomi pada Pasal 213 ayat 1-3 disebutkan bahwa desa dapat
desa, membangun dan memperkuat institusi yang mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai
mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta dengan kebutuhan dan potensi desa. Sesuai dengan aturan
mengoptimalkan sumber daya manusia sebagai dasar tersebut, pembentukan BUMDes didasarkan atas kebutuhan
pertumbuhan ekonomi desa. dan potensi yang dimiliki desa, dengan tujuan sebagai upaya
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini
merupakan instrument pemberdayaan ekonomi lokal perencanaan dan pembentukannya, BUMDes dibangun atas
dengan berbagai ragam jenis usaha sesuai dengan inisisai masyarakat desa, serta mendasarkan pada prinsip-
potensi yang dimiliki desanya. Pengembangan potensi prinsip kooperatif, partisipatif, dan emansipatif. Hal yang
ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan paling penting adalah bahwa pengelolaan BUMDes harus
ekonomi warga desa melalui pengembangan usaha dilakukan secara profesional, kooperatif, dan mandiri.
ekonomi. Disamping itu, keberadaan BUMDes juga Dengan demikian, bangun BUMDes dapat beragam di setiap
membawa dapak terhadap peningkatan sumber desa di Indonesia. Sehubung dengan itu, maka untuk
pendapatan asli desa (PAD) yang memungkinkan desa membangun BUMDes diperlukan informasi yang akurat dan
untuk mampu melakukan sebuah pembangunan dan tepat tentang karakteristik kelokalan termasuk ciri sosial
juga untuk peningkatan kesejahteraan secara lebih budaya masyarakat.
optimal. Melihat posisi BUMDes dalam menghadapi realitas
BUMDes sejatinya sebagai lembaga sosial desakan arus intervensi modal domestik dan asing yang kini
yang berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui menjadikan desa sebagai sasaran pengembangan usaha
kontribusinya sebagai penyedia pelayanan sosial. sangat keras sekali, disamping itu BUMDes ini hanya
Namun BUMDes juga sebagai lembaga komersial bermodal tak seberapa jika dibandingkan dengan swasta yang
dimana BUMDes bertujuan untuk mencari keuntungan selalu bermodal besar. Dengan sumber daya alam yang
1
dimiliki desa, hal ini sangat rawan sekali terjadi ditetapkan. Berikut ini merupakan data BUMDes dari 7.724
intervensi modal dan pasar di pedesaan. Kehadiran Desa di Jawa Timur:
BUMDes sendiri akan menjadi penangkal bagi Tabel I. 1
kekuatan korporasi asing dan nasional. Diharapkan Pembentukan BUMDes di Jawa Timur Tahun 2017
BUMDes ini mampu menggerakan dinamika ekonomi
desa, dan sebagai perusahaan milik desa. No. Kabupaten Jumlah Jumlah %
Saat tahun 2015 Kementrian Desa dan Desa BUMDes
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(PDTT) menargetkan pendirian dan pengembangan 1. Kediri 343 343 100%
5.000 BUMDes di tanah air. Diharapkan setiap desa 2. Jombang 302 302 100%
nanti juga bisa memiliki BUMDes sendiri. Jika target
itu yang akan diraih, maka masih ada sekitar 69.000 3. Nganjuk 264 264 100%
BUMDes lagi yang perlu didirikan. (Permendesa:2015: 4. Blitar 220 220 100%
Edisi 93)
5. Trenggalek 152 152 100%
Di Jawa Timur sendiri, usaha pembangunan
BUMDes yang bertujuan untuk meningkatkan 6. Batu 19 19 100%
perekonomian lokal sudah dikembangkan sejak 7. Ponorogo 281 244 86.83%
disahkannya peraturan tentang BUMDes itu sendiri.
Hampir setiap kabupaten di wilayah Jawa Timur 8. Pacitan 166 115 69.28%
mempunyai pilot project BUMDes. Pendirian BUMDes 9. Tulungagung 257 178 69.26%
sendiri disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi desa
yang ada. Misalnya seperti pengembangan objek wisata 10. Banyuwangi 189 96 50.79%
desa, pengelolaan pasar desa, kegiatan simpan pinjam, 11. Madiun 198 99 50.00%
pengembangan UKM, dsb. Upaya mewujudkan konsep
pendirian BUMDes, dirintis dengan jalan 12. Bojonegoro 419 171 40.81%
mengoptimalkan kapasitas dan kegiatan ekonomi yang 13. Bondowoso 209 83 39.71%
sudah berjalan dan dikelola desa.
14. Sampang 180 68 37.78%
Berdasarkan hasil pemetaan BUMDes di Jawa
Timur, di tahun 2015, jumlah BUMDes yang telah 15. Sumenep 330 114 34.55%
terdata mencapai 874 unit. Namun data itu masih bisa 16. Gresik 330 112 33.94%
berkembang, karena pemetaan yang dilakukan
berlangsung dinamis (Majalah Derap Desa:2015:Edisi 17. Jember 226 74 32.74%
93) Jawa Timur menargetkan pada tahun 2019, 5000 18. Ngawi 213 66 30.99%
BUMDes sudah terbentuk di masing-masing Desa.
19. Mojokerto 299 90 30.10%
20. Pamekasan 178 39 21.91%
21. Bangkalan 273 50 18.32%
22. Situbondo 132 22 16.67%
23. Pasuruan 341 48 14.08%
24. Malang 378 53 14.02%
25. Sidoarjo 322 42 13.04%
26. Magetan 207 27 13.04%
27. Tuban 311 20 6.43%
28. Lamongan 462 28 6.06%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan 29. Lumajang 198 12 6.06%
Desa Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 30. Probolinggo 325 8 2.46%
Gambar I. 1
Target Pembentukan BUMDes di Jawa Timur Tahun Total 7.724 3.159 41.19%
2016-2019 Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
Data terbaru juga sudah menunjukkan
kenaikan jumlah BUMDes yang cukup signifikan. Dari 3.159 BUMDes, terdapat 13 macam jenis
Jumlah BUMDes yang sudah berdiri pada tahun 2017 usaha. Seperti usaha simpan pinjam, perdagangan, jasa,
sebesar 3.159 BUMDes (Data Dinas Pemberdayaan dan pertanian, pasar desa, dll. Data jenis usaha BUMDes di Jawa
Desa Jawa Timur: 2017) . Hal ini menunjukan bahwa Timur seperti di bawah ini:
target pembentukan BUMDes di tahun 2017 sudah
tercapai, bahkan mampu melebih target yang

2
Tabel I. 2 10 Desa Prekbun, Kec. 75,000,000
Jenis Usaha BUMDes di Jawa Timur Tahun 2017 Pademawu, Kab.Pamekasan
11 Desa Kedungturi, 75,000,000
No. Jenis Usaha BUMDes Kec.Taman, Kab Sidoarjo
Jumlah % 12 Desa Lembengan, 75,000,000
1. Simpan Pinjam 1.803 40.44% Kec.Ledokombo, Kab.
2. Perdagangan 582 13.05% Jember
3. Jasa 406 9.11%
13 Desa Kertosono, 75,000,000
4. Pertanian 300 6.73% Kec. Sidayu, Kab. Gresik
5. HIPPAM 199 4.46%
Sumber: Jatim Antara News
6. Peternakan 185 4.15%
7. Pasar Desa 174 3.90% Pemerintah Sidoarjo melalui Dinas Pemberdayaan
8. Saprodi 162 3.63% Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan
9. Persewaan 160 3.59% Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (PMD P3A KB)
10. Lumbung Pangan 149 3.34% menargetkan pada tahun 2018 setiap desa di Kabupaten
11. Kerajinan 136 3.05% Sidoarjo punya minimal 1 BUMDes. Dari 522
12. Agrowisata 118 2.65% desa/kelurahan saat ini baru terdapat 42 BUMDes yang sudah
13. Bank Sampah 85 1.91% terbentuk.
TOTAL 4.459 100% Tabel I. 4
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Data BUMDes di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2017
Jawa Timur
Menurut Mantan Kepala Badan Pemberdayaan No Kelurahan/ Nama Tahu Landasan
Masyarakat (Bapemas) Jawa Timur, Drs. Zakarsih, . Desa BUMDes n Pembentuk
M.Si mengungkapkan bahwa upaya pemberdayaan dan Berdi an
pengembangan BUMDes yang dilakukan oleh ri
pemerintah Jawa Timur sudah dilakukan sejak tahun 1. Kel/ Desa Citra 2012 Perdes No.
2004 silam. Setiap tahun Pemerintah Provinsi Jawa Tropodo Tropodo 1 dan No. 4
Timur selalu memberikan bantuan keuangan kepada Makmur Th 2012
sepuluh desa sebagai rintisan pembentukan BUMDes 2. Kel/ Desa Permata 2016 Perdes No.
(Majalah Derap Desa:2015:Edisi 93). Berikut ini adalah Waru 3 Th 2016
daftar lokasi kegiatan pemberdayaan BUMDes Provinsi dan SK No.
Jawa Timur tahun 2015 yang mendapatkan bantuan dari 17 Th 2016
Pemerintah Provinsi Jawa Timur: 3. Kel/Desa Maju 2010 Perdes No.
Tabel I. 3 Entalsewu Bersama 1 Th 2011
Lokasi pemberdayaan BUMDes Provinsi Jawa Timur 4. Kel/Desa BUMDes 2013 Perdes No.
tahun 2015 Banjarsari Banjarsari 4 Th 2014
NO LOKASI ALOKASI 5. Kel/Desa Akar 2011 -
Karangbong Sejahtera
1 Desa Tasikmadu, 75,000,000
Kec.Watulimo, Kab. 6. Kel/Desa BUMDes 1999 Keputusan
Trenggalek Semambung UJSP Desa Desa No. 6
2 Desa Kalidawir, Kec. 75,000,000 Semambun Th 2000
Kalidawir, Kab. g
Tulungagung 7. Kel/Desa Mitra 2015 SK Kepala
Punggul Karya Desa No. 8
3 Desa Sumberingin, Kec. 75,000,000
Lestari Th 2012
Sanankulon, Kab. Blitar
8. Kel/Desa BUMDes 2012 -
4 Desa Jatiguwi, 75,000,000
Betro Betro
Kec.Sumberpucung, Kab.
9. Kel/ Desa Agung 2016 -
Malang
Sedati Sejahtera
5 Desa Paleran, Kec. 75,000,000 Agung
Umbulsari, Kab. Jember 10. Kel/ Desa Dadapan 2016 -
6 Desa Kemlagi, Kec. 75,000,000 Segorotamb Makmur
Kemlagi, Kab.Mojokerto ak
7 Desa Kincang Wetan, Kec. 75,000,000 11. Kel/Desa BUMDes 2011 Kepdes No.
Jiwan, Kab. Madiun Suko Desa Suko 5 Th 2011
8 Desa Sumengko, 75,000,000 dan SK
Kec.Kalitidu, Kab. Kepala Desa
Bojonegoro No. 6 Th
9 Desa Sendangharjo, Kec. 75,000,000 2011
Brondong, Kab. Lamongan

3
12. Kel/ Desa Kencana 2016 Perdes No. 33. Kel/Desa Gjati 2016 Perdes No.
Rangkah Sejahtera 5 Th 2016 Sedengan Kusumo 9 Th 2016
Kidul dan SK Mijen
Kades No. 9 34. Kel/Desa Bumi Asih 2016 Perdes No.
Th 2016 Tropodo, 9 Th 2016
13. Kel/Desa BUMDes 2010 Perdes No. Krian
Ploso Desa Ploso 3 Th. 2014 35. Kel/Desa Jati 2016 Perdes No.
14. Kel/Desa Maju Jaya 2015 - Jatikalang Sejahtera 9 Th 2016
Keper 36. Kel/ Desa Makmur 2016 Perdes No.
15. Kel/Desa Tambakrej 2015 Perdes No. Jimbaran Sejahtera 9 Th 2016
Tambakrejo o Sejahtera 7 Th 2015 Kulon
16. Kel/Desa Marga 2009 SK Kepala 37. Kel/ Desa Sekar 2015 Perdes No.
Ngaban sejahtera Desa No. 2 Mulyodadi Mulya 3 Th 2015
Th 2014 38. Kel/ Desa - 2015 -
17. Kel/Desa Kenanga 2014 - Sambungrej
Kalidawir o
18. Kel/Desa BUMDes 2011 - 39. Kel/ Desa Berkah 2017 Perdes No.
Kajartenggu Kajartengg Panjunan Jaya Abadi 3 Th 2017
li uli 40. Kel/ Desa Bangun 2017 Perdes No.
19. Kel/Desa Putra Jaya 2015 - Masangan Desa 4 Th 2017
Cangkirturi Wetan
20. Kel/Desa - 2016 - 41. Kel/ Desa Sarana 2016 Perdes No.
Simogirang Pademoneg Mandiri 4 Th 2016
21. Kel/Desa BUMDes 2014 Perdes No. oro
Kedungturi Surya 3 Th 2014 42. Kel/ Desa Suruh 2017 Perdes No.
Sejahtera dan SK Suruh Sejahtera 4 Th 2017
Kades No. 3 Sumber: Dinas PMD P3A KB Kabupaten Sidoarjo
Th 2014
22. Kel/Desa Anugrah 2012 Perdes No. Menurut Bapak Hery Djatmiko, S.Sos, selaku Kasi
Sadang 5 Th 2012 Kelembagaan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan SK dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Kades No. 8 Anak, Keluarga Berencana (PMD P3A KB), BUMDes
Th 2012 Kedungturi lah yang saat ini menjadi BUMDes unggulan di
23. Kel/Desa Mitra 2015 - Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dikarenakan melihat usaha
Kedungpand Abadi BUMDes Kedungturi yang semakin lama semakin
a berkembang, dibandingkan dengan BUMDes di desa lain
24. Kel/Desa Suwaluh 2016 Perdes No. yang hampir sebagian tidak aktif. Selain itu salah satu unit
Suwaluh Mandiri 4 Th 2016 usaha yang dimiliki BUMDes Kedungturi sudah terbentuk
Sejahtera jauh sebelum BUMDes Kedungturi disah kan. BUMDes ini
25. Kel/Desa - 2016 Perdes No. juga sekarang sering menjadi percontohan dari Desa-desa
Saketi 3 Th 2016 lainnya.
Desa Kedungturi merupakan desa yang terletak di
26. Kel/Watesar Bina 2016 Perdes No.
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Sesuai dengan pasal
i Sejahtera 5 Th 2016
1 Undang-undang No. 6 Tahun 2014, Desa Kedungturi
27. Kel/Desa Gotong 2016 Perdes No. mendirikan BUMDes dengan nama Surya Sejahtera. Dimana
Klantingsari Royong 2 Th 2016 BUMDes tersebut sebagai wadah perekonomian dan sebagai
28. Kel/Desa - 2016 Perdes No. payung hukum serta legalitas bagi keberadaan usaha-usaha
Segodobanc 4 Th 2016 ekonomi lainnya yang ada di Desa Kedungturi. BUMDes ini
an dibentuk berdasarkan Peraturan Desa Kedungturi Nomor 3
29. Kel/Desa - 2016 Perdes No. Tahun 2014 dan berlandasakan AD ART Nomor 3 Tahun
Mindogadin 3 Th 2015 2014.
g Sebelum dibentuk BUMDes pada tahun 2014,
30. Kel/Sebani Sejahtera 2016 Perdes No. terlebih dahulu telah dibentuk Usaha Ekonomi Desa (UED)
Abadi 3Th 2016 pada tahun 1996 yang bergerak pada usaha simpan pinjam
31. Kel/Desa Sejahtera 2016 Perdes No. (SP), dengan bantuan modal dari Pemerintah Kabupaten
Sidomulyo 4 Th 2016 Sidoarjo sebesar Rp 1.600.00,00 dan pada tahun 2016
omsetnya sudah mencapai Rp 11 M (Data BUMDes Surya
32. Kel/Desa Maju 2016 Perdes No. Sejahtera:2016). Sejak disahkannya BUMDes maka resmilah
Sidomojo Makmur 8 Th 2016 UED-SP masuk dalam bagian BUMDes. Dimana BUMDEs
sebagai bentuk payung hukum, yang melindungi dua unit
yang ada, yaitu UED-SP dan Unit Toko Sembako. UED-SP

4
yang diberi nama “Sumber Rejeki” ini menjadi produk perubahan yang berlangsung dengan cepat, yang
unggulan dari BUMDes Surya Sejahtera. mengharuskan organisasi untuk benar-benar luwes dalam
Lalu pada tahun 2015 BUMDes Surya rangka melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh
Sejahtera mendapatkan modal bantuan dari Bapemas keuntungan. Pengembangan organisasi berupaya untuk
Provinsi Jawa Timur bidang Pegembangam mengembangkan organisasi secara keseluruhan agar dapat
Perekonomian Masyarakat (PPM) sebesar Rp. menanggapi perubahan secara lebih seragam dan
75.000.00,00 dengan rincian biaya sebesar Rp. berkemampuan (Keith and Newstrom:1994:246).
5.000.000,00 dan dana untuk usaha ekonomi produktif Sebuah komunitas atau pun organisasi dapat
sektor rill (UEP SR) sebesar Rp. 70.000.00,00. Uang terbangun dengan baik karena adanya ikatan-ikatan sosial di
tersebut digunakan untuk membuka usaha jual antara anggotanya. Kualitas ikatan sosial tersebut akan
sembako. Menariknya toko sembako ini tidak terbangun apabila diantara individu saling berinteraksi pada
mematikan usaha toko-toko kecil yang ada, melainkan waktu yang relatif cukup lama dan mendalam. Biasanya
menjadikan mereka menjadi mitra usaha dengan kualitas ikatan sosial tadi akan lebih baik apabila sesama
menyuplai kebutuhan ke toko-toko kecil tersebut. individu tergabung untuk melakukan kegiatan-kegiatan
(Selayang pandang BUMDes Surya Sejahtera:2015) bersama dalam berbagai kelompok atau organisasi. Modal
Saat ini BUMDes Kedungturi dijadikan sosial ini dianggap memiliki peranan yang sangat penting
sebuah contoh BUMDes yang berhasil di Kabupaten dalam memfungsikan dan memperkuat masyarakat modern.
Sidoarjo. Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Adanya ikatan sosial yang kuat akan berujung pada
Bojonegoro hingga melakukan kunjungan langsung peningkatan kesejahteraan. Namun sangat disayangkan,
untuk melakukan studi banding di BUMDes Kedungturi bahwa di Indonesia sendiri dan dengan berbagai
pada tanggal 9 dan 10 Februari 2018. Selain dua kompleksitas persoalannya, dimensi modal sosial hampir
kabupaten tersebut, sebenarnya juga sering dilakukan diabaikan. Padahal diberbagai belahan dunia saat ini,
studi banding dari Kabupaten-kabupaten lain, seperti kesadaran akan pentingnya faktor tersebut cukup tinggi dan
dari Makassar dan Yogyakarta. Hal tersebut sedang menjadi kepedulian bersama.
menunjukkan bahwa keberhasilan dari BUMDes Modal sosial (social capital) adalah salah satu
Kedungturi sudah terkenal hingga diluar Jawa Timur. komponen utama dalam menggerakan kebersamaan,
Kesuksesan BUMDes Surya Sejahtera ini tak mobilitas ide, saling percayaan, dan saling menguntungkan
lain juga karena bagusnya manajemen organisasi yang untuk kemajuan bersama (Hasbullah:2006:3). Modal sosial
ada di BUMDes tersebut. Pengembangan organisasi merupakan energi pembangunan yang sangat dahsyat.
sangat diperlukan dalam lembaga organisasi seperti Masing-masing entitas sosial memiliki tidak saja tipologi
BUMDes. Mengingat BUMDes harus mampu bertahan melainkan juga konfigurasi nilai dan norma yang sangat
dan beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan menentukan derajat kerekatan sosial dan kolaborasi sosial
yang ada. Proses mengarahkan anggota organisasi dalam masyarakat. Dimensi ini akan berpengaruh kuat pada
dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan karakteristik perilaku masyarakat dan respon yang mereka
inilah yang dikenal sebagai proses pengembangan tunjukan terhadap setiap kebijakan pembangunan yang
organisasi (organizational development) yang biasa dibuat oleh pemerintah. Apa pun rencana yang dirancang
disingkat dengan istilah OD (Thoha:2007:9). akan selalu berhadapan dengan faktor-faktor yang telah
Pengembangan organisasi sangatlah disebutkan. Faktor tersebut dapat memperlancar atau bahkan
diperlukan dalam suatu organisasi. Karena, di zaman menggagalkan pembangunan itu sendiri. Disini modal sosial
modern ini organisasi harus mampu mempertahankan memiliki peran yang sangat menentukan.
eksistensinya dan mampu bersaing dengan organisasi- Salah satu bagian dari modal sosial yang sangat
organisasi yang lain. Organisasi itu dikatakan berhasil berpengaruh pada saaat ini yaitu kepercayaan (trust).
apabila organisasi tersebut mampu mengikuti Kepercayaan dapat memberikan andil yang besar dalam
perkembangan saat ini dan tujuan dari organisasi sebuah pembangunan ekonomi masyarakat. Ikatan-ikatan
tersebut dapat tercapai. Ada 2 Faktor penyebab sosial yang ada dalam masyarakat harus direkatkan dengan
dilakukannya pengembangan organisasi yaitu: kekuatan kepercayaan. Modal dasar dari adanya ikatan sosial yang
eksternal dan kekuatan internal. Kekuatan eksternal kuat adalah adanya kerjasama diantara anggota kelompok
meliputi: kompetisi yang semakin tajam antar atau organisasi. Misalnya dalam hal komunitas kelurahan
organisasi, perkembangan IPTEK, perubahan atau desa, ikatan sosial akan terbanguan apabila ada
lingkungan (baik lingkungan fisik maupun sosial). kerjasama di antara semua warga masyarakat. Kerjasama
Sedangkan, pada kekuatan internal meliputi: struktur, akan terbangun dengan baik apabila berlandaskan
sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses kepercayaan di antara para anggotanya. Jika warga
dan sasaran (Naraha:1999:15). masyarakat saling bekerjasama dan saling percaya yang
Ada dua alasan mengapa pengembangan didasarkan kepada nilai-nilai yang ada, maka tidak akan ada
organisasi sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi. sikap saling curiga, saling jegal, saling menindas dan
Alasan yang pertama yaitu: struktur imbalan dalam sebagainya sehingga ketimpangan-ketimpangan antara
pekerjaan tidak cukup memperkuat pelatihan kelompok yang miskin dengan yang kaya akan bisa
konvensional, sehingga seringkali gagal mengalihkan diminimalkan.
hasil belajar dalam pekerjaan. Terlalu banyak program Dari berbagai pertimbangan, fokus penelitian ini
yang dirancang dengan baik akan tetapi mengalami pada BUMDes Surya Sejahtera di Desa Kedungturi yang
kegagalan karena faktor lingkungan kerja yang tidak sudah mampu menyelenggarakan BUMDes dengan baik dan
mendukung. Sedangkan alasan yang kedua yaitu: laju menjadi BUMDes unggulan di Kabupaten Sidoarjo, selain itu

5
BUMDes Desa Kedungturi juga mampu meningkatkan kesempatan yang sama dalam proses pengambilan
perkonomian masyarakat melalui Unit UED-SP dimana keputusan.
unit usaha tersebut mampu memberikan pinjaman 7. Keberlanjutan, diharapkan pengelolaan program
modal kepada masyarakat Desa Kedungturi untuk mampu menumbuhkan peran serta masyarakat untuk
membuat atau mengembangkan usaha yang ada di Desa memanfaatkan, memelihara, melestarikan dan
Kedungturi, sehingga usaha-usaha kecil yang ada di mengembangkan kegiatan.
Desa Kedungturi kini bisa hidup kembali, mudahnya
akses/ persyaratan untuk melakukan pinjam uang dan Dari prinsip dasar diatas menunjukkan bahwa
lokasi kantor BUMDes yang tidak jauh membuat adanya modal sosial yang berupa partisipasi dan nilai, nilai
masyarakat memilih melakukakan kegiatan simpan ditunjukkan melalui nilai kejujuran yang berupa transparansi
pinjam di unit UED-SP. Dengan beranggotakan ±3755 dan akuntabel diterapkan dalam BUMDes Surya Sejahtera.
anggota, unit UED-SP mampu meraih omset hingga Sehingga dari hal tersebut, peneliti ingin mengetahui
mencapai Rp. 11 Miliar pada tahun 2016. Dengan juga bagaimana strategi pengembangan organisasi yang didukung
memasukkan aspek pengembangan organisasi sebagai dengan modal sosial yang ada pada BUMDes Surya
instrument penelitian dengan harapan kesesuaian tujuan Sejahtera, Desa Kedungturi, Kecamatan Taman, Kabupaten
dan pelaksanaan dalam menyukseskan BUMDes Surya Sidoarjo.
Sejahtera yang berguna untuk mengetahui kesuksesan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
BUMDes Surya Sejahtera yang didukung karena bagaimana strategi pengembangan Badan Usaha Milik Desa
manajemen organisasinya yang baik. (BUMDes) berbasis aspek modal sosial (Studi pada BUMDes
Dalam penelitian ini juga memasukkan aspek Surya Sejahtera, Desa Kedungturi, Kecamatan Taman,
modal sosial dikarenakan pada BUMDes Surya Kabupaten Sidoarjo) sehingga BUMDes ini dapat menjadi
Sejahtera memiliki hubungan yang erat kaitannya percontohan bagi Desa-desa lain yang akan mengembangkan
dengan masyarakat. Terutama diberbagai kegiatan yang atau mendirikan BUMDes.
ada di BUMDes Surya Sejahtera. Tanpa adanya modal
sosial yang ditanamkan maka tidak akan terjalin Kerangka Teori
hubungan yang baik antara pengurus dengan Organisasi
masyarakat Desa Kedungturi. Selain itu prinsip dasar Menurut Sondang P. Siagian organisasi adalah
dari BUMDes Surya Sejahtera juga berkaitan dengan setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
masyarakat yaitu seperti berikut: (Selayang Pandang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
BUMDes Surya Sejahtera: 2015) pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
1. Partisipasi, bahwa pengambilan keputusan dalam yang terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan
pengelolaan dari sosialisasi, identifikasi dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan.
kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, (Siagian:2008:6)
pengendalian, pengawasan, pertanggungjawaban, Sedangkan Hasibuan berpendapat bahwa organisasi
sampai dengan pelestarian, semaksimal mungkin adalah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau
dilaksanakan dengan melibatkan peran serta lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
semua pelaku program. tertentu.(Hasibuan:2010:5)
2. Keswadayaan, pemberdayaan BUMDes Surya Dari definisi-definisi tersebut dapat dilihat beberapa
Sejahtera didasarkan atas pemenuhan kebutuhan hakikat organisasi, yaitu:
nyata masyarakat dan semaksimal mungkin 1. Organisasi merupakan sebuah sistem yang stabil atau baik
dilaksanakan dengan mendayagunakan potensi dari segi hukum maupun sosial. Pada dasarnya sistem suatu
dan kemampuan lokal. organisasi didalamnya terdapat jaringan-jaringan hubungan
3. Transparan dan Akuntabel, setiap informasi yang yang diperpanjang sebagai sebuah system social.
berkaitan dengan pengelolaan kegiatan dipastikan 2. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang
diketahui oleh masyarakat luas, agar semua warga melakukan kerjasama, artinya setiap orang dalam organisasi
memiliki peluang luas dalam memberikan kritik harus berpartisipasi.
maupun pengawasan, sehingga pelaksanaan Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat
program dapat dipertanggungjawabkan. diambil kesimpulan bahwa organisasi adalah suatu bentuk
4. Keterpaduan, yaitu program dikembangkan secara perkumpulan dari individu-individu yang didalamnya
utuh dan menyeluruh sesuai dengan kebutuhan terdapat jaringan-jaringan hubungan yang dipandang sebagai
masyarakat dan dilaksanakan dengan suatu sistem yang saling melengkapi untuk mencapainya
memaksimalkan kerjasama antara masyarakat, tujuan bersama.
pemerintah, pengusaha, LSM, Perguruan Tinggi,
dan pelaku pembangunan lainnya secara sinergis. Pengembangan Organisasi
5. Otonomi dan Desentralisasi, masyarakat Desa Pengembangan organisasi merupakan rangkaian
bersama Pemerintah Desa diberikan kepercayaan penataan dan penyempurnaan yang dilakukan secara
dan kewenangan yang luas dalam pengelolaan berencana dan terus menerus guna memecahkan berbagai
kegiatan. masalah yang timbul sebagai perubahan serta menyesuaikan
6. Peningkatan Peran dan Kapasitas Kaum diri dengan perubahan dan menerapkan ilmu perilaku yang
Perempuan, kaum perempuam mendapatkan dilakukan oleh pejabat dalam organisasi sendiri atau dengan
prioritas sama sebagai pengelola maupun bantuan dari luar organisasi. (Sutarto:2000:27)
penerima manfaat program serta memiliki

6
Secara terminologi, organization 3. Intergroup Activities (Kegiatan Antar Kelompok)
development atau pengembangan organisasi 4. Survey-Feedback Activities (Kegiatan Survai
mencerminkan semua usaha pengembangan yang Umpan Balik)
berorientasi pada membuat organisasi dan 5. Education and Training Activities (Kegiatan
anggotanya efektif. Dengan kata lain, organization Pendidikan dan Latihan)
development merupakan usaha terencana secara 6. Technostructural or Structural Activities (Kegiatan
terus-menerus untuk meningkatkan struktur, Teknostruktural atau Struktular)
prosedur, dan aspek manusia dalam sistem. Usaha 7. Process Consultation Activities (Kegiatan
sistematik tersebut memastikan kelangsungan dan Konsultasi Proses)
pertumbuhan organisasi dengan meningkatkan 8. Grid Organization Development Activities
kualitas kehidupan kerja, dan kualitas hidup pekerja (Kegiatan Grafik Pengembangan Organisasi)
pada umumnya. 9. Third-Party Peacemaking Activities (Kegiatan
Sondang P Siagian berpendapat bahwa untuk membuat Perdamaian oleh Pihak Ketiga)
pengembangan organisasi sebagai teori manajemen, 10. Coaching and Counselling Activities (Kegiatan
berarti serangkaian konsep, alat dan teknik untuk Pelatihan dan Pembimbingan)
melakukan perencanaan jangka panjang dengan 11. Life and Career Planning Activities (Kegiatan
sorotan pada hubungan antara kelompok kerja dan Perencanaan Karir dan Kehidupan)
individu dikaitkan dengan perubahan-perubahan 12. Planning and Goal-Setting Activities (Kegiatan
yang bersifat struktural. (Siagian:1982:225) Penetapan Perencanaan dan Tujuan)
Dari beberapa definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian dari Pengembangan Beberapa teknik yang peneliti gunakan untuk
Organisasi (Organizational Development) adalah suatu mengetahui proses pengadaan perubahan dalam
usaha yang berencana yang meliputi organisasi secara pengembangan organisasi, yaitu:
keseluruhan dan dikelola dari pimpinan untuk a. Survey Feedback
meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi Suatu teknik pengembangan organisasi di mana
melalui intervensi yang berencana didalam proses kuesioner dan interview digunakan untuk mengumpulkan
organisasi, dengan menggunakan pengetahuan ilmu informasi tentang masalah yang terkait dengan organisasi.
perilaku. Hal tersebut menunjukkan bahwa Informasi ini dibagikan kepada pekerja, kemudian
Pengembangan Organisasi (Organizational digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan
Development) tidaklah hanya mengenai sesuatu yang organisasional.(Wibowo:2006:311)
dikerjakan untuk pencapaian keadaan organisasi yang Salah satu manfaat besar dari penggunaan
lebih baik, melainkan merupakan suatu jenis proses instrumen ini ialah bahwa setiap orang dalam organisasi
perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan yang dapat berperan serta dalam survei yang diselenggarakan
khusus dalam suatu organisasi. atau dapat pula terbatas hanya pada partisipasi para anggota
Tujuan Pengembangan Organisasi suatu kelompok kerja tertentu yang terdiri dari seorang
Tujuan pengembangan organisasi yaitu untuk manajer dan para karyawan yang menjadi bawahan
menciptakan kemampuan organisasi agar dapat langsungnya.(Siagian:1995:121)
memecahkan masalah-masalah secara terus menerus. Penelitian ini menggunakan teknik survey
Tujuan pengembangan organisasi juga merupakan suatu feedback dikarenakan pentingnya aspek ini untuk dapat
upaya agar sebuah organisasi dapat lebih menyesuaikan mengetahui tindakan apa yang dilakukan pengurus
diri dengan teknologi dan untuk dapat menghadapi BUMDes dalam mengetahu masalah yang ada.
rintangan-rintangan baru. Tujuan pengembangan b. Education and Training Activity
organisasi juga untuk memaksimalkan perbaikan Training dilakukan untuk mengembangkan
manusia, perbaikan sosial atau juga untuk wawasan personal. Education dan Training Activity
mengoptimalkan pencapaian tugas atau lebih cenderung merupakan teknik pengembangan organisasi yang
pada perpaduan keduanya. melakukan peningkatan pemahaman pekerja atas perilaku
Strategi Pengembangan Organisasi yang mereka sendiri dan dampaknya terhadap orang
Strategi merupakan sebuah rencana atau lain.(Wibowo:2006:311)
pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan Education dan Training Activity merupakan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi teknik latihan dalam kelompok dengan maksud untuk
sebuah aktivitas untuk dapat mencapai sebuah tujuan mempertajam daya peka, kecepatan reaksi, mempertajam
yang telah ditetapkan. Pengembangan organisasi sangat perasaan dalam menghadapi berbagai masalah yang
memerlukan adanya sebuah strategi agar timbul. Kelompok kepekaan ada tiga, yaitu kelompok tak
pengembangan organisasi dapat maksimal dalam kenal, kelompok semi kenal, dan kelompok kenal. Dalam
mencapai tujuan organisasi. kelompk tak kenal para peserta latihan berasal dari
French dan Bell Jr, mengemukakan 12 bentuk bermacam-macam organisasi dan mereka satu sama lain
dari strategi dan teknik pengembangan organisasi, yaitu tidak saling mengenal. Dalam kelompok semi kenal
(French & Bell:1978:110): peserta latihan berasal dari organisasi yang sama tetapi
1. Diagnostic Activities (Kegiatan Diagnostik) lain satuan sehingga ada sebagian yang telah saling
2. Team-Building Activities (Kegiatan mengenal san sebagian belum saling mengenal. Dalam
Pengembangan Tim) kelompok kenal peserta latihan berasal dari satuan yang
sama sehingga mereka telah saling mengenal satu sama

7
lain. (Sutarto:2000:418) memikirkan, merencanakan, dan mewujudkan perubahan.
Penelitian ini memilih aspek Education dan Secara konseptual, strategi perubahan
Training Activity dikarenakan dalam kepengurusan menyeluruh dengan pengertian bahwa organisasi
BUMDes saat pengelolaan perlu membutuhkan menggunakan jasa konsultan Pengembangan Organisasi
adanya pelatihan pengelolaan agar BUMDes dapat meliputi empat hal pokok, yaitu (Siagian:1995:108):
dikelola sesuai aturan, maka teknik ini berguna Pertama, proses konsultasi yang mana konsultan
sebagai indicator untuk mengetahui sejauh mana jasa-jasanya digunakan memegang teguh dua prisip dalam
pelatihan diberikan kepada pengurus BUMDes melakukan kegiatannya yaitu cara bekerja yang efisien
Surya Sejahtera untuk proses pengembangan dan semangat kerja yang tinggi Konsultan yang
BUMDes. dipekerjakan oleh organisasi diharapkan mampu
c. Team Building memainkan peranannya dengan tingkat keterampilan yang
tinggi.
Team building merupakan suatu teknik di Kedua, pengenalan dan penggunaan strategi
mana pekerja mendiskusikan persoalan yang Pengembangan Organisasi. telah berulang kali disinggung
berhubungan dengan kinerja kelompok kerja mereka. di muka bahwa kegiatan Pengembangan organisasi harus
Atas dasar diskusi ini, masalah spesifik didasarkan pada pendekatan yang taylor-made.
diidentifikasi, ditemukan dan direncanakan untuk Pernyataan tersebut berarti bahwa tergantung pada jenis
memecahkan dan diimplementasikan. (Wibowo,Op., permasalahan yang dihadapi oleh klien.
Cit: 312) Ketiga, melakukan suatu bentuk intervensi
Pembentukan tim sebagai salah satu teknik tertentu. Artinya konsultan melibatkan diri pada proses
pengembangan organisasi dimaksudkan agar dapat perubahan bagi organisasi kliennya dengan mengusulkan
menyesuaikan dengan masalah yang timbul yang kepada klien penggunaan teknik-teknik tertentu, baik
perlu dipecahkan. Tim bersifat sementara selalu dalam rangka menghilangkan atau mengurangi
berubah sesuai dengan perubahan masalah yang kecenderungan para anggota organisasi menolak
timbul. Pemecahan masalah atau pelaksanaan kerja perubahan.
oleh tim relatif lebih mudah karena keanggotaan tim
diharapkan sesuai dengan masalah ataupun Keempat, keadaan yang didambakan. Telah
pelaksanaan kerja yang dihadapi.(Sutarto,Op. cit:418) dimaklumi bahwa kegiatan Pengembangan Organisasi
Pembentukan Tim atau Team Building diselenggarakan karena dirasakan adanya
disini peneliti akan melihat proses perekrutan ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi antara
pengurus BUMDes dan bagaimana proses kondisi sekarang dengan kondisi ideal yang diingikan.
identifikasi awal sebelum pembentukan BUMDes Modal Sosial
dilaksanakan. Putnam mengatakan bahwa, modal sosial mengacu
d. Management by Objectivnes kepada ciri organisasi sosial, seperti jaringan, norma, dan
Management by objectivnes merupakan kepercayaan yang memfasilitasi koordinasi dan kinerja agar
suatu teknik di mana manajer dan bawahannya saling menguntungkan. Dia melihat modal sosial sebagai
bekerja bersama menetapkan, kemudian bentuk barang publik berbeda pengaruhnya terhadap kinerja
mencapai tujuan organisasional. Langkah yang ekonomi dan politik pada level kolektif. Dia menekankan
ditempuh adalah dengan pertama, bahwa partisipasi masyarakat dalam kehidupan asosiasional
mengembangkan rencana tindakan, di mana menghasilkan institusi publik yang efektif dan layanan lebih
manajer dan bawahan bekerja bersama baik. (Andikari:2010:184)
menetapkan tujuan yang spesifik dan dapat Modal sosial adalah cara disusunnya masyarakat
diukur. Mereka mengembangkan rencana untuk yang ditandai jaringan-jaringan, norma-norma, dan
dicapai. Kedua, mengimplementasikan rencana, kepercayaan sosial yang mempermudah koordinasi dan
di mana progres pencapaian tujuan secara hati- kerjasama demi mencapai suatu tujuan tertentu. Fukuyama
hati dimonitor, dan membuat koreksi yang berpendapat bahwa social capital adalah kapabilitas yang
diperlukan. Ketiga, mengevaluasi hasil, di mana muncul dari kepercayaan umum didalam sebuah masyarakat
dilihat apakah tujuan telah dicapai.(Wibowo. Op. atau bagian-bagian tertentu darinya. Ia bisa dilembagakan
cit:312) dalam kelompok sosial yang paling kecil dan paling
Dalam teknik Management by mendasar, demikian juga kelompok-kelompok masyarakat
Objectivnes peneliti melihat bagaimana ketua yang paling besar.(Fukuyama:1995:42)
BUMDes dan pengurusnya dalam proses Modal sosial mengacu kepada ciri-ciri organisasi
mencapai tujuan dan menyelesaikan masalah sosial seperti jaringan, norma, dan kepercayaan yang
yang ada. memfasilitasi koordinasi dan kerjasama yang saling
Proses Pengembangan Organisasi menguntungkan. Modal sosial juga menambahkan elemen-
elemen subyektif, proses budaya seperti kepercayaan, dan
Titik tolak ukur untuk mulai norma dari timbal balik yang memfasilitasi aksi sosial.
menyelenggarakan suatu program perubahan adalah Perbedaan ini menunjukan hubungan timbal balik di antara
memahami apa yang dimaksud dengan strategi modal sosial, organisasi sosial masyarakat, dan jaringan
perubahan total. Dengan perkataan lain perlu sosial. Jaringan sosial dan organisasi sosial masyarakat
pengenalan yang tepat tentang proses pengembangan memberikan sumber daya yang dapat digunakan untuk
organisasi sebagai instrumen yang handal dalam memfasilitasi aksi. Modal sosial pada gilirannya

8
menghasilkan sumber daya lebih lanjut untuk menjadi sebuah institusional yang memberikan perlakuan
memberikan kontribusi kepada organisasi sosial khusus terhadap mereka yang dibentuk oleh jaringan untuk
masyarakat dan sumber daya jaringan sosial. mendapatkan modal sosial dari jaringan tersebut.
(Voydanoff:2001:1) (Hasbullah:2006:9)
Yustika menambahkan dalam masyarakat Konsep partisipasi menurut Mikkelsen dapat
tradisional, hubungan transaksi ekonomi yang selalu diartikan sebagai alat untuk mengembangkan diri sekaligus
berulang dan menghasilkan pencapaian yang bagus, tujuan akhir.(sinaga:2012) Kedua hal tersebut merupakan
dalam jangka panjang mempunyai ekspektasi untuk satu kesatuan meskipun status, strategi yang digunakan serta
bertahan ketimbang relasi ekonomi yang dipenuhi pendekatan metodologinya berbeda. Partisipasi seseorang di
dengan manipulasi. Modal sosial dalam bentuk dalam jaringan akan menimbulkan perasaan harga diri bahwa
ekspektasi dan kepercayaan inilah yang bisa dirinya mampu melibatkan diri pada suatu jaringan hubungan
ditransformasikan menjadi keunggulan untuk sosial.
memperoleh keuntungan ekonomi.(Yustika:2008) Terdapat beberapa karakteristik dan orientasi pada
Hasbullah berpendapat bahwa inti modal jaringan sosial yaitu secara modern dan tradisional. Jaringan
sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat sosial yang terbentuk secara tradisional yaitu atas dasar
dalam suatu kelompok untuk bekerja sama membangun kesamaan garis keturunan (lineage), pengalaman sosial
suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. turun-temurun (repeated social experience), dan kesamaan
Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interelasi kepercayaan pada dimensi ketuhanan (religious beliefs).
yang timbal balik dan saling menguntungkan Sedangkan jaringan sosial yang terbentuk secara modern
(reciprocity), dan dibangun diatas kepercayaan (trust) berdasarkan kesamaan orientasi dan tujuan serta memiliki
yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial pengelolaan organisasi yang lebih modern.
yang positif dan kuat. (Hasbullah:2006:5) (Hasbullah:2006:9)
Putnam mengemukakan modal sosial adalah, 2. Timbal balik (Reciprocity)
“features of social organization such as networks, Partisispasi individu di jejaring sosial akan
norms, and social trust that facilitate coordination and menghasilkan suatu bentuk kecenderungan. Kecenderungan
cooperation for mutual benefit” (Fitur organisasi sosial tersebut merupakan suatu tindakan untuk saling tukar
seperti jaringan, norma, dan kepercayaan sosial yang manfaat antar individu di jejaring sosial. Dalam hal ini,
memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk saling individu akan senantiasa membantu individu lainnya tanpa
menguntungkan). Beberapa defenisi yang diberikan memikirkan keuntungan yang diperoleh seketika layaknya
para ahli tentang modal sosial yang secara garis besar pada proses jual beli. Hasbullah mengatakan bahwa imbalan
menunjukkan bahwa modal sosial merupakan unsur dari adanya proses reciprocity ini tidak diharapkan seketika
pelumas yang sangat menentukan bagi terbangunnya dan tanpa batas waktu tertentu. (Hasbullah:2006:10) Dalam
kerjasama antar individu atau kelompok atau kaitannya dengan resiprioritas di dalam jaringan sosial, Pretty
terbangunnya suatu perilaku kerjasama kolektif. dan Wars mengemukakan bahwa adanya hubungan-
(Putnam:1995:Vol 6) hubungan yang dilandasi oleh prinsip resiproritas dan
Kriteria Modal Sosial pertukaran akan menumbuhkan kepercayaan karena setiap
Modal sosial mirip bentuk-bentuk modal pertukaran akan dibayar kembali (repaid and balanced).
lainnya, dalam artinya ia juga bersifat produktif. Modal (Wirawan:2012)
sosial dapat dijelaskan sebagai produk relasi manusia Soetomo menambahkan bahwa reciprocity, dalam
satu sama lain, khususnya relasi yang intim dan hal ini dapat dijumpai dalam bentuk memberi, saling
konsisten. Modal sosial menunjuk pada jaringan, norma menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari
dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas interaksi sosial.(Ibid) Tindakan-tindakan reciprocity ini akan
masyarakat. muncul sebagai interaksi sosial yang terjadi antar individu di
Modal sosial menurut Hasbullah adalah segala jejaring sosial. Pada teori pilihan rasional meyakini bahwa
hal yang berkaitan dengan kerjasama dalam masyarakat semua perilaku individu dalam mengejar kepentingan mereka
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, dan (Hasbullah Loc.cit), maka interaksi sosial yang terjadi
ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsur merupakan suatu pertukaran dari individu dengan individu
utamanya, seperti kepercayaan, keimbal-balikan, lainnya.
aturan-aturan kolektif dalam suatu masyarakat dan 3. Kepercayaan (Trust)
sejenisnya. Terdapat enam unsur pokok modal sosial Fukuyama berpendapat, unsur terpenting dalam
menurut Hasbullah, yaitu partisipasi dalam suatu modal sosial adalah kepercayaan (trust) yang merupakan
jaringan, Timbal Balik (reciprocity), kepercayaan perekat bagi langgengnya kerjasama dalam kelompok
(trust), norma sosial, nilai-nilai, serta tindakan yang masyarakat. Dengan kepercayaan (trust) orang-orang akan
proaktif (proactivity). (Hasbullah:2006:3) bisa bekerja sama secara lebih efektif. Modal sosial di negara-
1. Partisipasi dalam Suatu Jaringan negara yang kehidupan sosial dan ekonominya sudah modern
Adanya modal sosial tidak hanya dibangun dan kompleks. Elemen modal sosial adalah kepercayaan
oleh suatu individu, akan tetapi terbangun dari adanya (trust) karena menurutnya sangat erat kaitannya antara modal
interaksi yang terjadi antar individu dalam suatu sosial dengan kepercayaan. (Fukuyama:1995:86) Fukuyama
kelompok/ jaringan sosial. Interaksi tersebut akan menambahkan kepercayaan (trust) adalah pengharapan yang
berhasil jika individu yang ada di kelompok mau muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal,
melibatkan diri dan bersosialisasi dengan individu jujur dan kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki
lainnya. Jaringan sosial tersebut diorganisasikan bersama, demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas

9
itu. Ada tiga jenis perilaku dalam komunitas yang yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Ketiga, jaringan
mendukung kepercayaan ini, yaitu perilaku normal, yang terbina lama dan menjamin keuntungan para pihak
jujur dan kooperatif. (Ibid) secara merata, akan memunculkan norma keadilan.
Sukses ekonomi masyarakat negara yang 5. Nilai-nilai
menjadi sampelnya tersebut disebabkan oleh etika kerja Nilai merupakan sesuatu yang dihargai,
yang mendorong perilaku ekonomi kooperatif. Kita dibanggakan, dijunjung tinggi dan ingin diperoleh manusia
tidak bisa lagi memisahkan antara kehidupan ekonomi dalam hidupnya yang dapat berkembang sewaktu-waktu).
dengan kehidupan budaya. Sekarang ini faktor modal Nilai memiliki peran penting dalam kehidupan manusia,
sosial sudah sama pentingnya dengan modal fisik, artinya ketika individu yang berada di suatu kelompok
hanya masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan senantiasa memberi nilai yang tinggi terhadap aspek-aspek
sosial yang tinggi yang akan mampu menciptakan kompetensi, kejujuran, serta pencapaian, maka kelompok
organisasi-organisasi bisnis fleksibel berskala besar tersebut cenderung jauh lebih cepat berkembang.
yang mampu bersaing dalam ekonomi global. (Hasbulah:2006:50)
Solidaritas adalah salah satu faktor perekat dalam Putnam mengatakan bahwa jaringan sosial memiliki
gerakan modal sosial. Karena rasa solidaritas nilai yang merupakan gagasan inti dari teori modal social.
masyarakat bisa menyatukan persepsinya tentang hal (Ibid:51) Dalam kaitannya modal sosial, adanya nilai yang
yang ingin mereka perjuangkan. Fukuyama timbul di jejaring sosial akan dapat menjelaskan bagaimana
berpendapat bahwa jenis solidaritas yang umum perkembangan jaringan sosial tersebut. Hal ini dapat
didapati dalam modal sosial dewasa ini adalah dijumpai dengan perilaku individu yang memberikan nilai-
solidaritas organis, karena karakteristik masyarakat nilai terhadap individu lain di jaringan sosial tersebut.
sekarang ini cenderung sudah kompleks. (Ibid) 6. Tindakan Proaktif (Proactivity)
4. Norma Sosial (Social Norms) Tindakan proaktif (proactivity) pada jaringan sosial
Norma atau kaidah adalah ketentuan- merupakan suatu perilaku dimana individu berkemauan
ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam untuk berpartisipasi aktif serta senantiasa memberikan ide-
bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma berisi ide baru atas keterlibatannya pada suatu jaringan sosial.
anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat Bourdieau dalam Field menjelaskan bahwa agar modal sosial
buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi di suatu komunitas tersebut harus mengupakayakannya.
lebih baik. Norma adalah kaidah, ketentuan, aturan, (Ibid:15)
kriteria, atau syarat yang mengandung nilai tertentu Hasbullah mengatakan bahwa inti utama dari
yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam perilaku proaktif ini yaitu individu memiliki tindakan aktif
berbuat, dan bertingkah laku sehingga terbentuk dan kreatif. (Ibid:16) Dalam hal ini, individu pada suatu
masyarakat yang tertib, teratur dan aman. jaringan sosial akan melibatkan dirinya dengan perilaku
Inayah berpendapat norma sosial merupakan secara aktif dan berinisiatif untuk memberikan sesuatu yang
sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan solutif terhadap aktivitas yang ada di jejaring tersebut.
diikuti oleh masyarakat dalam suatu entitas sosial
tertentu.Aturan-aturan ini biasanya terinstitusionalisasi, Metode Penelitian
tidak tertulis tapi dipahami sebagai penentu pola Penelitian ini menggunakan tipe penelitian
tingkah laku yang baik dalam konteks hubungan sosial deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberi gambaran
sehingga ada sangsi sosial yang diberikan jika rinci mengenai strategi pengembangan Badan Usaha Milik
melanggar. Norma sosial akan menentukan kuatnya Desa (BUMDes) berbasis aspek modal sosial di BUMDes
hubungan antar individu karena merangsang kohesifitas Surya Sejahtera, Desa Kedungturi, Kecamatan Taman,
sosial yang berdampak positif bagi perkembangan Kabupaten Sidoarjo. Teknik penentuan informan dilakukan
masyarakat. Oleh karenanya norma sosial disebut dengan teknik purposive dan snowball. Teknik pengumpulan
sebagai salah satu modal social. (Inayah:2012) data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara,
Putnam menjelaskan bahwa norma adalah dokumentasi. Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data
sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi oleh melalui triangulasi dan observasi secara terus-menerus.
anggota masyarakat pada suatu etnis tertentu. Biasanya Teknik analisis data menggunakan teknik reduksi data,
norma sosial akan dapat secara signifikan berperan penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
dalam mengontrol setiap perilaku dalam masyarakat.
Norma yang tercipta diharapkan dipatuhi dan diikuti Hasil dan Pembahasan
oleh individu pada suatu entitas sosial tertentu. Aturan- Kegiatan Survey Feedback di BUMDes Surya Sejahtera
aturan tersebut biasanya tidak tertulis, namun demikian Sebuah organisasi sangat membutuhkan
dipahami oleh setiap individu dalam konteks hubungan pengembangan organisasi agar organisasinya lebih dapat
sosial-ekonomi. (Lawang:2005) beradaptasi dengan segala perubahan dan kebutuhan
Norma sosial tidak bisa dipisahkan dari masyarakat pada saat ini. Salah satu strategi
jaringan kerja sosial, karena dengan terbentuknya pengembangan organisasi yang sangat penting adalah
jaringan kerja sosial maka terbangunlah norma sosial. kegiatan Survey Feedback. Menurut Wibowo, Survey
Ada tiga (3) hal penting yag menyangkut norma Feedback adalah suatu teknik pengembangan organisasi
social.(Ibid) Pertama, norma itu muncul dari pertukaran di mana kuesioner dan interview digunakan untuk
yang saling menguntungkan. Kedua, norma bersifat mengumpulkan informasi tentang masalah yang terkait
resiprokal, dimana isi norma menyangkut hak dan dengan organisasi. Informasi ini dibagikan kepada
kewajiban para pihak yang dapat menjamin keuntungan pekerja, kemudian digunakan sebagai dasar untuk

10
melakukan perubahan organisasional. hanya hubungan antar pengurus, tetapi juga adanya
Pada kegiatan Survey Feedback di BUMDes kepedulian pengurus dengan masyarakat dalam mengetahui
Surya Sejahtera kegiatan untuk mengetahui masalah masalah, keingingan mau pun kebutuhan masyarakat.
tidak hanya melalui pembagian angket atau kuisioner
melainkan juga melalui penyampaian secara Education and Training Activities dalam Kegiatan
langsung yang dilakukan baik kapan saja atau pada Pengembangan BUMDes Surya Sejahtera
saat rapat. Kegiatan Survey Feedback di BUMDes Sebuah organisasi sangat memerlukan adanya
Surya Sejahtera bukan hanya mengenai masalah kegiatan pendidikan dan pelatihan, hal itu dirasa sangat
yang terjadi dalam BUMDes tetapi juga mengenai penting agar segala tindakan yang dilakukan sudah
masalah apa yang saat ini terjadi pada masyarakat terkoordinir sesuai dengan aturan atau pedoman yang ada.
atau mengenai kebutuhan masyarakat. Menurut Widodo, Education dan Training Activity
Pengurus BUMDes menyampaikan secara merupakan teknik pengembangan organisasi yang
langsung masalah yang ada di BUMDes dan melakukan peningkatan pemahaman pekerja atas perilaku
disampaikan kepada Ketua BUMDes yang nantinya yang mereka sendiri dan dampaknya terhadap orang lain.
masalah tersebut ditampung dan dibahas pada saat Pada kegiatan pendidikan dan pelatihan di BUMDes
rapat pengurus. Sehingga dalam kegiatan survey Surya Sejahtera, pelatihan lebih diutamakan kepada Ketua
feedback pada BUMDes Surya Sejahtera lebih BUMDes, sedangkan untuk pengurus BUMDes yang lainnya
diutamakan penyampaian secara langsung sehingga lebih kepada pendampingan saat awal BUMDes didirikan.
ada kedekatan antar pengurus. Proses pendampingan ini bersifat kontrak, sehingga setelah
masa kontrak habis, proses pendampingan pun selesai.
Partisipasi dan Tindakan Proaktif dalam kegiatan Proses pendampingan disini digambarkan sebagai
Survey Feedback di BUMDes Surya Sejahtera bentuk pendidikan kepada pengurus BUMDes. Pengurus
Menurut Habullah adanya modal sosial tidak BUMDes diajarkan berbagai cara pengelolaan BUMDes
hanya dibangun oleh suatu individu, akan tetapi yang baik dan benar sesuai dengan aturan dasar BUMDes
terbangun dari adanya interaksi yang terjadi antar selain itu juga ada pendampingan mengenai aplikasi program,
individu dalam suatu kelompok/ jaringan sosial. yang berguna untuk pengerjaan laporan tahunan.
Interaksi tersebut akan berhasil jika individu yang ada
di kelompok mau melibatkan diri dan bersosialisasi Sosialisasi Sebagai Bentuk Partisipasi Dalam Kegiatan
dengan individu lainnya. Jaringan sosial tersebut Education And Training Di BUMDes Surya Sejahtera
diorganisasikan menjadi sebuah institusional yang Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan ini bukan
memberikan perlakuan khusus terhadap mereka yang hanya pengurus yang diberi pengarahan tapi masyarakat juga
dibentuk oleh jaringan untuk mendapatkan modal sosial diberikan pengarahan. Pengarahan ini disebut sebagai
dari jaringan tersebut. kegiatan sosialisasi. Sosialiasi dilakukan untuk memberikan
Dalam strategi pengembangan BUMDes gambaran mengenai BUMDes dan berbagai kegiatan yang
Surya Sejahtera, tidak hanya menyangkutkan ada didalamnya. Sosialisasi diberikan pada saat rapat RT/
pengurus BUMDes saja tetapi juga ada hubungan RW, rapat PKK, rembug warga, dan juga rapat anggota
dengan masyarakat. Masyarakat dapat berpartisipasi tahunan (RAT).
dan memberikan kritik atau sarannya kepada Sosialisasi kepada masyarakat Desa Kedungturi ini
pengurus BUMDes. Dengan begitu pengurus pun tidak hanya diberikan pada saat akan pendirian BUMDes saja
dapat mengetahui penilaian yang diberikan tetapi juga pada saat BUMDes telah didirikan, bahkan hingga
masyarakat, atau terkait masalah dan kebutuhan saat ini. Hal tersebut dilakukkan dengan harapan dapat
masyarakat pada saat ini. menarik perhatian masyarakat agar masyarakat lebih
Kritik dan saran atau berbagai pendapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh
yang ditampung oleh pengurus lalu disampaikan BUMDes Surya Sejahtera.
pada saat rapat. Hal ini lah yang nantinya akan Kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut
membawa pengurus BUMDes pada sebuah menunjukkan bahwa pelatihan sangat diperlukkan utamanya
perubahan, dimana akan dilakukan perbaikan pada bukan hanya untuk ketua BUMDes tetapi juga pada pengurus
setiap kegiatan yang membutuhkan pembenahan. BUMDes, sedangkan kegiatan pendampingan juga dianggap
Dari adanya partisipasi masyarakat yang sangat cukup penting dalam proses pendidikan dasar sebagai
berupa penyampaian kritik saran juga termasuk pada pengetahuan awal. Pada strategi ini ternyata juga melibatkan
tindakan proaktif atau proactivity. Hasbullah masyarakat didalamnya, dimana adanya sosialisasi sebagai
mengatakan bahwa inti utama dari perilaku proaktif ini pengetahuan untuk masyarakat Desa Kedungturi mengenai
yaitu individu memiliki tindakan aktif dan kreatif. BUMDes dan berbagai kegiatan yang ada.
Dalam hal ini, individu pada suatu jaringan sosial akan Dalam startegi education and training activity ini
melibatkan dirinya dengan perilaku secara aktif dan menunjukkan bahwa ada aspek modal sosial yang diterapkan
berinisiatif untuk memberikan sesuatu yang solutif dalam bentuk adanya sebuah partisipasi dari masyarakat.
terhadap aktivitas yang ada di jejaring tersebut. Partisipasi terebut dapat dilihat dengan adanya sosialisasi
Pengembangan BUMDes Surya Sejahtera yang ditujukan dan dihadiri masyarakat.
yang menggunakan strategi survey feedback
menunjukkan adanya partisipasi dan tindakan proaktif Team Building pada BUMDes Surya Sejahtera
dari masyarakat yang berupa penyampaian kritik, saran, Pembentukan tim atau team building sangat lah
mau pun ide-ide baru. Survey Feedback disini bukan penting dalam sebuah proses pengembangan organisasi.

11
Menurut Widodo, team building merupakan suatu adanya kejujuran yang diterapkan oleh pengurus BUMDes
teknik di mana pekerja mendiskusikan persoalan melalui adanya keterbukaan dan transparansi.
yang berhubungan dengan kinerja kelompok kerja Keterbukaan diterapkan dengan adanya rapat
mereka. Atas dasar diskusi ini, masalah spesifik anggota tahunan, dari rapat tersebut selalu ditunjukkan
diidentifikasi, ditemukan dan direncanakan untuk pengelolaan dana dan sisa hasil usaha dari BUMDes. Inilah
memecahkan dan diimplementasikan. yang membuat masyarakat percaya. Selain itu awal
Strategi dalam pembentukkan tim ini dirasa pembentukan BUMDes juga dilakukkan proses identifikasi
sangat diperlukan karena tim ini lah yang nantinya akan masalah, yaitu masalah apa yang saat ini dialami oleh
menjalankan semua urusan atau pengelolaan organisasi, masyarakat. Lalu masyarakat memberikan masukkan, kepada
sehingga setiap pengurus harus memiliki kompetensi para pengurus BUMDes terpilih. Terbentuknya unit usaha
dalam dirinya. toko sembako juga atas saran dari masyarakat. Sehingga
Dalam strategi pembentukan tim yang ada di proses identifikasi dilakukan dengan menampung aspirasi
BUMDes Surya Sejahtera, peneliti lebih berfokus pada masyarakat.
cara pembentukan pengurus lebih. Pada BUMDes Dalam pembentukan tim atau team building yang
Surya Sejahtera lebih mementingkan pembentukan ada pada BUMDes Surya Sejahtera menerapkan partisipasi
yang seluruh pemilihannya diserahkan kepada yang berupa pemilihan secara langsung dari masyarakat,
masyarakat. Hal itu dikarenakan BUMDes ini dibentuk tindakan proaktif yang dimana masyarakat dapat
untuk kepentingan masyarakat, sehingga semua memberikan suaranya, kepercayaan dari masyarakat dalam
keputusan juga dikembalikan kepada masyarakat. Tidak memilih pengurus dan pengelolaan yang dilakukan pengurus,
ada campur tangan dari pihak lain, pemilihan pengurus dan nilai-nilai yang berupa nilai kejujuran yang diterapkan
ini benar-benar atas keinginan dan suara dari dengan sistem transparansi atau keterbukaan.
masyarakat tanpa ada sedikit pun.
Management by Objectives di BUMDes Surya Sejahtera
Kepercayaan Masyarakat dalam Kegiatan Team Management by Objectives atau pengelolaan yang
Building di BUMDes Surya Sejahtera terpusat pada sasaran keberhasilan yaitu proses menetapkan
Proses pemilihan pengurus yang dilakukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
oleh masyarakat didasarkan kepada kompetensi yang pengembangan ini sangat penting yaitu berguna untuk
dimiliki kandidat, setiap pengurus dirasa sangat menentukan rencana dalam upaya mencapai tujuan yang
berkompeten dan mampu melaksanakan tugasnya. telah ditetapkan. Menurut Widodo, Management by
Masyarakat sepenuhnya memberikan kepercayaan Objectives merupakan suatu teknik di mana manajer dan
kepada pengurus dikarenakan semua pengurus bawahannya bekerja bersama menetapkan, kemudian
merupakan waraga asli Desa Kedungturi, selain itu mencapai tujuan organisasional.
semuanya memiliki jabatan sehingga masyarakat juga Pada pengembangan BUMDes tujuan telah
tau karakter pengurus seperti apa karena sudah saling ditetapkan pada saat awal BUMDes Surya Sejahtera
kenal. didirikan, pengelolaan juga lebih dipusatkan pada aturan
Menurut Hasbullah, unsur terpenting dari dan pedoman yang telah ditetapkan, dengan pengelolaan
modal sosial adalah kepercayaan yang merupakan yang sesuai dengan aturan diharapkan dapat mencapai
perekat bagi keberlangsungan kerjasama dalam sebuah tujuan yang diinginkan. Tujuan dari adanya BUMDes
lembaga/ organisasi, baik antara masyarakat dengan sendiri yaitu untuk meningkatkan perekonomian dan
masyarakat, masyarakat dengan pengurus, mau pun mensejahterakan kehidupan masyarakat.
pengurus dengan sesame pengurus. Dengan adanya Pada BUMDes Surya Sejahtera menunjukkan
kepercayaan, sebuah lembaga/ organisasi akan lebih bahwa tujuan sudah dapat tercapai walau pun belum
bisa bekerja secara efektif. 100%, tujuan mensejahterakan dapat dilihat dari usaha-usaha
Dalam kegiatan Team Building di BUMDes kecil masyarakat yang semakin berkembang sedangkan
Surya Sejahtera, menunjukkan adanya kepercayaan sasarannya yaitu masyarakat Desa Kedungturi, hanya saja
yang diberikan kepada masyarakat kepada pengurus sasaran yang didapat belum 100%, karena masih ada
BUMDes. Hal tersebut dirasa sangat penting dalam masyarakat yang belum tersentuh. Tapi apabila melihat UED-
sebuah kepengurusan lembaga. Dengan adanya SP, bisa melebihi sasarannya, karena terdapat anggota dari
kepercayaan yang diberikan masyarakat menunjukkan luar Desa Kedungturi juga.
bahwa masyarakat mendukung adanya pembangunan
dan pengembangan BUMDes Surya Sejahtera. Norma Sosial Berupa Kegiatan yang Saling
Menguntungkan dalam kegiatan Management by
Nilai Kejujuran dalam Team Building di BUMDes Objectives di BUMDes Surya Sejahtera
Surya Sejahteta Norma sosial sebagai penentu atau pedoman dan
Menurut Hasbullah, nilai memiliki peran panduan dasar dalam melakukan berbagai kegiatan yang ada
penting dalam kehidupan manusia, artinya ketika di masyarakat. Norma sosial ini sangat penting, mengingat
individu yang berada di suatu kelompok senantiasa bahwa setiap kegiatan harus memperhatikan norma sosial
memberi nilai yang tinggi terhadap aspek-aspek yang ada di masyarakat. Norma sosial menjadi hal yang tidak
kompetensi, kejujuran, serta pencapaian, maka dapat dipisahkan dari sebuah jaringan kerja sosial, dengan
kelompok tersebut cenderung jauh lebih cepat terbentuknya jaringan kerja sosial maka terbangunlah norma
berkembang. Kepercayaan yang terbangun pada sosial.
BUMDes Surya Sejahtera ternyata juga dilandasi oleh

12
Adanya BUMDes Surya Sejahtera dinilai Setiap masalah akan ditampung dan dibahas pada saat rapat
sangat dapat membawa manfaat dan keuntungan kepada pengurus. Selain itu, dalam kegiatan pengembangan ini tidak
masyarakat. BUMDes Surya Sejahtera dapat menjadi hanya melibatkan pengurus BUMDes tetapi juga melibatkan
solusi untuk masalah keuangan masyarakat. Masyarakat masyarakat. Masyarakat dapat mengemukakan aspirasinya,
dapat melakukan peminjaman yang mudah dan tidak baik terkait kritik, saran mau pun ide-ide baru. Hal tersebut
berbelit-belit dengan agunan yang sedikit, sehingga menunjukkan pada strategi survey feedback, ada aspek modal
masyarakat lebih tertarik bergabung menjadi anggota sosial yang berupa partisipasi dan tindakan proaktif dari
UED-SP dari pada meminjam di Bank. Msyarakat dapat masyarakat.
melakukakan peminjaman modal untuk membuat atau Education and training activity pada BUMDes
mengembangkan usaha yang ada. Sehingga adanya Surya Sejahtera pendidikan diberikan berupa pendampingan
BUMDes ini dapat menghidupkan usaha-usaha kecil kepada para pengurus BUMDes, terdapat pembelajaran
yang ada di Desa Kedungturi dan dapat meningkatkan terkait pengelolaan dan pembelajaran mengenai aplikasi
perekonomian masyarakat Desa. Selain itu masyarakat program. Pelatihan lebih sering diutamakan untuk Ketua
juga dapat menabung dengan minimal tabungan hanya BUMDes, lalu ketua memberikan hasil pelatihan pada
sebesar Rp 10.000,00. Hal itu pula yang menjadi daya pengurus lainnya. Dalam kegiatan education and training
tarik di masyarakat. activity lagi-lagi tidak hanya ditujukkan kepada pengurus
BUMDes melainkan juga kepada masyarakat, yaitu melalui
Reciprocity dalam Strategi Management by sosialisasi. Sosialisasi dalam tahap ini yaitu untuk menambah
Objectives di BUMDes Surya Sejahtera pengetahuan masyarakat mengenai BUMDes dan berbagai
Hasbullah mengatakan bahwa imbalan dari kegiatannya. Dari strategi ini juga muncul aspek modal sosial
adanya proses reciprocity ini tidak diharapkan seketika yang sama yaitu partisipasi masyarakat.
dan tanpa batas waktu tertentu. BUMDes Surya Team Building dalam strategi pengembangan ini
Sejahtera memang lebih mengutamakan kepentingan pembentukan tim dipilih langsung oleh masyarakat,
masyarakat dari pada mencari keuntungan, sehingga masyarakat memilih berdasarkan kompetensi yang dimiliki
masyarakat dapat merasakan keuntungan dan manfaat oleh setiap kandidat. Selain itu pemilihan juga berlandaskan
dari adanya BUMDes ini. Karena sebuah badan usaha, asas kepercayaan, masyarakat sudah cukup mengenal baik
keuntungan itu pasti dicari, tapi bukan menjadi prioritas pengurus, karena pengurus BUMDes merupakan warga asli
utama. Desa Kedungturi dan pada penerapannya, pengurus BUMDes
Dari strategi Management by Objectives ini dirasa sangat jujur, nilai kejujuran itu diterapkan melalui
menunjukkan bahwa ada aspek modal sosial yang adanya sebuah keterbukaan.
berupa norma sosial dimana adanya BUMDes Management by Objectives atau pengelolaan yang
membawa keuntungan untuk masyarakat dan terdapat berfokus pada pencapaian tujuan. Tujuan dari pendirian
aspek lain yaitu berupa Reciprocity atau timbal balik BUMDes ini ditentukan pada saat awal, dengan tujuan yaitu
dimana BUMDes ini lebih mengutamakan kepentingan meningkatkan perekonomian masyarakat dan
masyarakat dari pada mecari sebuah keuntungan. mensejahterakan masyarakat. Pengelolaan lebih dipusatkan
pada aturan atau pedoman yang berlaku, diharapkan dengan
Kesimpulan adanya kesesuaian tersebut dapat membuat BUMDes
Dari hasil penelitian di lapangan tentang mencapai tujuannya. Selain itu adanya BUMDes ini dinilai
Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa juga membawa keuntungan dan manfaat kepada masyarakat
(BUMDes) Berbasis Aspek Modal Sosial (Studi pada hal tersebut menunjukkan adanya aspek norma sosial dimana
BUMDes Surya Sejahtera, Desa Kedungturi, sebuah kegiatan membawa keuntungan. BUMDes Surya
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo) telah Sejahtera juga lebih mengutamakan kepentingan masyarakat
melaksanakan pengembangan organisasi dengan sangat daripada mencari keuntungan sehingga masyarakat dapat
baik dengan didukung adanya aspek modal sosial. merasakan manfaat adanya BUMDes ini. Kepentingan
Modal sosial menjadi aspek yang sangat penting dalam masyarakat ini juga merupakan aspek modal sosial yang
kegiatan pengembangan organisasi karena memiliki berupa aspek timbal balik (proaktivity).
hubungan yang erat kaitannya dengan masyarakat. Dari strategi diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
Terutama diberbagai kegiatan yang ada di BUMDes modal sosial juga dapat mendukung pengembangan
Surya Sejahtera. Tanpa adanya modal sosial yang organisasi agar sebuah organisasi dapat berkembang dan
ditanamkan maka tidak akan terjalin hubungan yang berubah sesuai dengan kondisi saat ini. Pengembangan
baik antara pengurus dengan masyarakat Desa organisasi juga sangat penting agar lebih bisa memahami
Kedungturi. permasalahan yang terjadi dan lebih mengikutsertakan
Strategi pengembangan di BUMDes Surya masyarakat diberbagai kegiatannya.
Sejahtera menggunakan strategi survey feedback,
education and training activity, team building, Daftar Pustaka
management by objectivies yang berbasis dengan aspek BUKU:
modal sosial berupa partisipasi, reciprocity, Abdulsyani. 1987. Manajemen Organisasi. Jakarta: Bina
kepercayaan, norma sosial, nilai kejujuran dan tindakan Aksara
proaktif.
Survey feedback dilakukan bukan hanya Bailey, K.D. 1978. Methods of Social research. The Free
melalui pembagian angket tetapi juga melalui Press, New York
pendekatan secara langsung kepada setiap pengurus.

13
Bugin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta: Raja
Surabaya: Airlangga University Press Grafindo Persada
Yustika, Ahmad Erani. 2008. Ekonomi Kelembagaan,
Chester I. Banard. 1938. The Functions of the Definisi, Teori dan Strategi. Banyumedia Publishing:
Executive. Harvard University Press Malang
JURNAL:
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Adhikari, Krishna Prasad. 2010. Social Capital and its
Bandung: Pustaka Setia “Downside”; The Impact on Sustainability of
Induced Community-Based Organization Nepal.
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1994. Perilaku World Development Volume 38 No (2). Hal 184-194.
Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga. Anifa, Kun W. 2011. Strategi Pengembangan Organisasi
Francis, Fukuyama. 1995. Trust: The Social Virtues and Prima Cendekia Yogyakarta. Jurnal Managemen. Hal
the Creation of Prosperity, London: Penguin 213-234
Books. Appelbaum, Steven H. 1997. Socio‐ technical Systems
French and Bell. 1978. Organization Development: Theory: an Intervention Strategy for Organizational
Behavioral Science intervention for Development. Management Decision Journal. Vol 35
Organization Improvement. New Jersey: Hal 452-463
Pretice Hall Inc. Flamhotz, Eric. 2002. Strategic Organizational Development
Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data and the Bottom Line: Further Empirical Evidence.
Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode Eorupean Management Journal. Vol 20 Hal 72-81
Metode Baru. UIPress. Jakarta
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Niazi, Abdus S. 2011. Training and Development Strategy
Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja and Its Role in Organizational Performance. Journal
Rosdakarya. of Public Administration Governance. Vol 1 Hal 42-
Naraha, Taliziduhu. 1999. Pengantar Teori 57
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakata: Rahaja, Irwan. 2016. Strategi Pengembangan Organisasi
PT. Rineka Cipta. Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai
Hasbullah, Jousairi. 2006. Social Capital: Menuju BAPPEDA Tingkat I Jawa Tengah. Jurnal
Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Administrasi Kantor. Hal 418-446
Jakarta: MR-United Press
Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ramadana, Coristya Berlin, dkk. Keberadaan Badan Usaha
Bumi Aksara. Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan Ekonomi
Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2001. Komunikasi Desa (Studi di Desa Landungsari, Kecamatan Dau,
organisasi. Bandung: Pustaka Jaya Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik,
Pasolong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
Bandung: CV.Alfabeta Malang. Vol 1 No. 6 Hal 1068-1076
Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi
Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Putnam, Robert. 1995. Bowling Alone: America’s Declining
Quinn, Michael Patton. 2009. Metode Evaluasi Social Capital. Dalam Journal or Democracy. Vol.6.
Kualitatif. Yogyakarta. Pustaka Belajar Hal 65-78
Saputra, Anom Surya. 2015. Badan Usaha Milik Desa:
Spirit Usaha Kolektif Desa. Kemendesa PDTT. Voydanoff, Patricia. 2001. Conceptualizing community in
Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business. the context of work and family. Community, Work
Jakarta: Salemba Empat and Family. Vol 4 No 2. Hal: 133-156.
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Wirawan, Anggrek. 2012. Jaringan sosial dan moral
Soemirat, dkk. 1999. Komunikasi Organisasional. ekonomi pedagang pekanan. Dalam prespektif
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sosiologi. Vol.1. Hal 1-17
Sutarto. 2002. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press MAJALAH:
Sutoro Eko, dkk. 2015. Policy Paper: Membangun
BUMDes yang Mandiri, Kokoh, dan Dari Permendesa ke Permendesa. 2015. Majalah Derap Desa
Berkelanjutan. Edisi 93
Syamsi, Ibnu. 1994. Pokok-pokok Organisasi dan Inisiatif Jatim. 2015. Majalah Derap Desa. Edisi 93
Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta
Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan, 2007
Thoha, Miftah. 2007. Pembinaan Organisasi Proses
Diagnosa dan Intervensi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. Selayang Pandang, BUMDes Surya Sejahtera, Desa
Kedungturi, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo
Wexley, Kenneth N. dan Gary A. Yukl. 1977.
Organizational Behavior and Personnel
Psychology. Homewood, Illionis

14
BERITA ONLINE:

Pemkab Sidoarjo Targetkan 80 Desa punya BUMDes


(2017) [diakses tanggal 1 Mei 2017, pukul 21.10
WIB] http://humas-
protokol.sidoarjokab.go.id/berita-1110-pemkab-
sidoarjo-targetkan-80-desa-punya-bumdes.html

“Nawa Cita”, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK (2014)


[diakses tanggal 3 Mei 2017, pukul 19.25 WIB]

http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/
Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK

Sidoarjo Targetkan Desa Miliki BUMDes (2017)


[diakses tanggal 19 Januari 2017, pukul 17:37]
https://jatim.antaranews.com/lihat/berita/246397/
sidoarjo-targetkan-desa-miliki-bumdes

15

You might also like