You are on page 1of 8

ISSN 0853-8557

PERHITUNGAN LUAS PENULANGAN METODE BISECTION PADA KOLOM


BIAXIAL MENGGUNAKAN DELPHI DENGAN RUMUS BRESLER
Kamaludin1
1
Program Studi Teknik Sipil, ITENAS - Bandung, Jl. PHH Mustofa 23 Bandung
email: kamal.itenas@gmail.com

ABSTRACT
One of the roles of technology in the field of engineering is in the field of structural engineering
in designing an element in a concrete structure. Effective area of reinforcement on elements
column is one that must be considered in planning a concrete structure. The stage of designing
reinforcement often requires a fairly long process complicated and repetitive to get the balance
requirements. There are several cases in designing reinforcement in concrete structures that are
difficult to design if done manually because it requires a long and repetitive process. Seeing this
situation requires a way to implement software technology on biaxial column reinforcement
design. Software creation usually uses a numeric methods to facilitate implementation into
programming languages. Problems what arises is how to apply numerical methods to solve
problems the design problem of this biaxial column reinforcement, then one or several methods
are needed numerical will be applied to the completion of the reinforcement design on the
biaxial column element this is by utilizing software engineering technology. Case studies that
will done in this study is the reinforcement design needed to withstand the load outside which is
quite effective and efficient. The results of this study include the first, determining reinforcement
area is faster and more accurate. Second, the error results obtained in determine this concrete
reinforcement can be arranged as small as possible from the given tolerance value. Third, the
area of reinforcement obtained in general is only a few iterations. Fourth, The application of
the method for two (bisection) can be used in determining the area of reinforcement in a biaxial
column because this method always converges to the actual value of the reinforcement.
Keywords: Design Reinforcement, Biaxial Column, Method for two (bisection), Capacity of
Column, Bresler Formula
PENDAHULUAN terutama gaya dalam lentur biaxial dan
normal.
Maraknya penggunaan komputer di berbagai
bidang kehidupan manusia, menuntut setiap Ada beberapa kasus dalam mendisain luas
orang untuk mengetahui dan mempelajari dan jumlah tulangan pada penampang kolom
berbagai macam software pendukung yang struktur beton yang tidak mudah dirancang
dapat bermanfaat dalam mempermudah apabila dilakukan secara manual karena
pekerjaan. Salah satu peranan teknologi membutuhkan proses yang cukup panjang
komputer pada bidang rekayasa adalah pada dan berulang.
bidang rekayasa struktur dalam mendisain
Ada dua cara prosedur disain luas dan
suatu elemen pada struktur beton. Jumlah
jumlah tulangan pada kolom yaitu
dan luas tulangan pada kolom beton
merupakan salah satu yang harus 1. Prosedur pertama dengan cara coba-coba.
diperhatikan dalam merencanakan elemen 2. Prosedur kedua dengan menggunakan
struktur beton. Tahap mendisain penampang salah satu metode numerik.
dan jumlah tulangan kolom sering kali Cara pertama umumnya lebih lama
membutuhkan suatu proses yang cukup dikerjakan dibandingkan dengan cara kedua,
panjang dan rumit karena gaya yang bekerja hal ini dikarenakan tanpa dalam proses
merupakan gabungan dari gaya dalam perhitungan tanpa memanfaatkan teknologi
komputer dan metoda. Metode penyelesaian

392 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 2, November 2017


ISSN 0853-8557

cara kedua dalam menentukan jumlah dan Dipilihnya metode ini karena metode ini
luas tulangan kolom yang diperlukan akan memiliki karakteristik range tertutup.
diterapkan metode bagi dua (bisection). Implementasi penerapan metode bagi dua
Metode ini dipilih karena memiliki solusi (bisection) pada disain ini menggunakan
penyelesaian yang tertutup. Data input awal bahasa komputer yaitu bahasa pascal atau
untuk metode ini dapat dimasukan yaitu pemrograman visual yang disebut Delphi.
persentasi luas tulangan sebesar 1% dan Metode bagi dua (bisection) diterapkan
maksimal 6% dari luas penampang kolom. untuk penentuan jumlah dan luas tulangan
yang diperlukan, sehingga tidak perlu lagi
Melihat keadaan ini diperlukan suatu
coba-coba dan mempermudah dalam
algoritma yang bisa ditenerapkan pada
menghitung kapasitas disain penamang
teknologi perangkat lunak. Pembuatan
balok. Adapun proses langkah-langkah
perangkat lunak biasanya menggunakan
dalam menetukan luas dan jumlah tulangan
suatu metoda numerik untuk mempermudah
digambarkan pada gambar 1. Keakuratan
implementasi ke bahasa pemrograman.
data yang dihasilkan tergantung nilai
Permasalahan yang timbul adalah bagaiman
toleransi yang diberikan, semakin kecil
menerapkan metoda numerik untuk
toleransi maka hasil data output yang
menyelesaikan masalah disain ini.
diperoleh semakin akurat.
Selanjutnya diperlukan satu atau beberapa
metode numerik yang akan diterapkan pada ALGORITMA
penyelesaian disain luas dan jumlah
Algoritma adalah urutan langkah-langkah
tulangan kolom. Studi Kasus yang akan
logika untuk menyelesaikan suatu masalah
dilakukan dalam penelitian ini adalah suatu
atau problem.
penampang kolom dihitung jumlah dan luas
tulangan yang diperlukan dengan metoda Algoritma dari program ini adalah:
bagi dua dan menentukan algoritma yang Masalah : Menentukan Luas Total
tepat dalam penyelesaian ini. Penulangan Kolom Biaxial
RUANG LINGKUP Input : Pu, Mux, Muy, Ex, Ey, fc, fy, b,
1. Konsep disain menggunakan konsep h, d, d’, ø
rumus bresler. Output : Luas Penuangan Total Kolom
2. Penampang berapa penampang persegi
beton bertulang. Narasi
3. Disain memenuhi syarat kekuatan. 1. Mulai
4. Metode Bagi Dua untuk mencari jumlah 2. Input:
dan luas tulangan Penampang : b, h, d’
5. Basis OS dapat berjalan di windows.
6. Bahasa pemrograman yang digunakan Material : fc’, fy
yaitu delphi Gaya Dalam : Pu, Mux, Muy, Ex, Ey
METODE PENELITIAN 3. Asumsi awal luas tulangan total Ast =
Penelitian dilakukan dengan cara diawali 1%×b×h s/d 6%×b×h
dengan studi pustaka lalu membuat model 4. Hitung Pnx, Pny, Pn0
penampang beton persegi bertulang dengan 5. Menghitung Pno
ukuran bebas kmudian merancang algoritma Pn0 = Cc + CsTotal
dan diimplementasikan ke bahasa Cc = Compression Concrete
pemrograman serta menerapkan metode Cc = 0,85×fc’×(b×h - Astotal)
numerik yaitu metode bagi dua (bisection) CsTotal = Compression Steel
untuk luas dan jumlah tulangan yang = CsTotal = Astotal × Fy
diperlukan dalam mendesain penampang 6. Menghitung Pnx
beton bertulang dan diakhiri kesimpuan. Asumsi awal runtuh tekan Pnx > Pbx

Kamaludin –Perhitungan Luas Penulangan Metode Bisection pada Kolom Biaxial Menggunakan Delphi … 393
ISSN 0853-8557

a. Hitung Pbx: 𝑏 × ℎ × 𝑓′𝑐


Pb = Cc + CS –Ts 𝑃𝑛𝑦 =
3 × ℎ × 𝑒𝑥
Cc = 0,85×fc’×(b×h - Astotal) + 1,18
(𝑏 − 𝑑′)2
Cs = As’× fs’ 𝐴𝑠′ × 𝑓𝑦
Ts = As × fy + 𝑒𝑥
b. Hitung Pnx (satuan inggris) + 0,50
(𝑏 − 2𝑑)
𝑏 × ℎ × 𝑓′𝑐 Apabila Pny > Pby maka asumsi kolom
𝑃𝑛𝑥 = runtuh tekan sudah benar
3 × ℎ × 𝑒𝑦
+ 1,18
𝑑2 9. Hitung
𝐴𝑠′ × 𝑓𝑦 1 1 1 1
+ 𝑒 = + −
𝑦
+ 0,50 𝑃𝑛 𝑃𝑛𝑥 𝑃𝑛𝑦 𝑃𝑛0
𝑑 × 𝑑′
Apabila Pnx > Pbx maka asumsi kolom a. Pn yang bekerja harus sama dengan Pn
runtuh tekan sudah benar yang dipikul.
b. Jika kurang dari Pn yang dipikul maka
7. Menghitung Pny Astotal diperbesar.
Asumsi awal runtuh tekan Pny > Pbx c. Jika lebih dari Pn yang dipikul maka
8. Hitung Pbx Astotal diperkecil.
Pb = Cc + CS –Ts d. Jika Astotal sudah diperbesar namun
Cc = 0,85×fc’×(b×h - Astotal) tetap kurang dari Pn yang dipikul maka
Cs = As’× fs’ penampang yang harus diperbesar
Ts = As × fy (nilai b, h).
Hitung Pnx (satuan inggris) 10. Output : Luas Total Penulangan
11. Selesai.

Mulai

Lebar&tinggi penampang; Selimut Beton; Mutu


Baja; Mutu Beton; Pu,Mux,Muy; ex dan ey, Toleransi

Hitung: Pn1, Pnx1, Pny1, dan Pno1 utk A1


Pn2, Pnx2, Pny2, dan Pno2 utk A2
Ax=(A1+A2)/2;Jika Pn1<Pu
A1=Ax Jika Tidak A2=Ax

|Pn1–Pn2| < toleransi

Tampilkan : Ax

Selesai

Gambar 1 Flowcart Penentuan Luas dan Jumlah Tulangan

394 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 2, November 2017


ISSN 0853-8557

Gambar 2 (a) tampilan 3D, (b) Momen terhadap sumbu x (c) Momen terhadap sumbu y (d)
Momen 2 arah terhadap sumbu x dan y
Sedangkan untuk tekan yang diabaikan
Persyaratan Bresler dalam Biaxial
diabaikan dapat digunakan rumus:
Bending
Mux Muy
Elemen kolom biasanya memiliki 2 arah + ≤1
momen yang saling tegak lurus terhadap Mx My
sumbu x dan y dan beban aksial serah atau
dengan sumbu z yand ilustrasikan pada Mnx Mny
gambar 2. + ≤1
Mox Moy
Kapasitas kolom akibat lentur dua arah
(biaxial bending) dapat dicek dengan Selanjutnya langkah-langkah perhitungan
menggunakan persamaan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
dikembangkan oleh Boris Bresler berikut 1. Hitung ey = Mux/Pn dan ex = Muy/Pn2.
ini: 2. Dengan ey kita cari Px dan dengan ex kita
1 1 1 1 cari Py.
= + − 3. Hitung kekuatan nominal penampang
Pu Pux Puy Puo
beton saja (Pnb)
atau Pnb = 0,85.f’c.b.β1.c,dimana c=
∈𝑐
1 1 1 1 ∈𝑐+∈𝑦
𝑑
= + − c = jarak garis netral dari tepi serat
Pn Pnx Pny Pno
beton tertekan
dengan: 4. Hitung a = 𝛽. 𝑐, Fb = a/d dan Kb = Fb
Pux = Beban aksial arah sumbu x (1-Fb/2)
Puy = Beban aksial arah sumbu y 5. Hitung momen Mnb dan eb
Puo = Beban aksial maksimal Mnb = 0,85.f’c.Kb.b.d2 + As.fy (d-
d’)

Kamaludin –Perhitungan Luas Penulangan Metode Bisection pada Kolom Biaxial Menggunakan Delphi … 395
ISSN 0853-8557

Eb = Mnb/Pnb Metode Bagi Dua (Metode Bisection)


6. Hitung e dengan pembesaran momen dan Dalam penyelesaian matematika dari suatu
cek apakah e < eb arat e > eb model persoalan nyata bidang rekayasa,
Dimana eb = ea + (h/2-d’) sering yag dicari adalah nilai-nilai variable x
7. Bila e < eb, Untuk mencari Px dan Py atau VAriabel t sedemikian rupa sehingga
dapat didekati dengan terpenuhi persamaan f (x) atau f(t) = 0 yang
Px = Po – (e/eb)2(Po-Pnb), Po = digunakan dalam model. Dalam beberapa
0,85.f’c.(Ag-Ast) + Ast.fy kasus, melalui faktorisasi f(x) atau f(t) = 0
Dari persamaan tersebut didapatkan a dapat diperolah penyelesaian seperti yang
(akar – akar persamaan kuadrat), maka P diinginkan; akant etapi, lebih banyak
diperoleh. jabaran persamaan dalam model mempunyai
8. Hitung Pi dengan persamaan : yang rumit, sehingga teknik analisi
1 1 1 1 matematika murni tidak dapat memberikan
= + − solusi. Ilustrasi pada gambar 3.
𝑃𝑖 𝑃𝑥 𝑃𝑦 𝑃𝑜
Bila Pi > Pu maka penampang cukup
Jika terdapat suatu f(x) yang menerus ∈
kuat
[a,b] dan f(a)-f(b) < 0, maka paling tidak f(x)
Bila Pi < Pu maka penampang perlu
mempunyai satu akar f(x) mempunyai satu
diperbesar
akar ∈ [a,b].

Gambar 3 Ilustrasi metode bagi dua


8. Selesai
Algoritma Bahasa Pemrograman Delphi
1. Mulai Delphi adalah suatu program berbasis
2. Diketahui sebagai data : f(x), Toleransi bahasa Pascal yang telah memanfaatkan
(𝜀 ) atau (n) kali iterasi. suatu teknik pemrograman yang disebut
3. Tentukan perkiraan nilai awal (a) dan RAD, dan membuat pemrograman menjadi
nilai awal (b) dengan syarat f(a)-f(b) < 0. lebih mudah. Selain itu delphi adalah suatu
bisa dengan cara memplot fungsi f(x). bahasa pemrograman yang telah
4. Hitung c = (a+b)/2 memanfaatkan metode pemrograman Object
5. abs f(x) < 𝜀 atau sudah iterasi n kali Oriented Programming (OOP). Sebagai
maka jawabannya adalah c dan Selesai. salah satu piranti pengembangan software
6. jika f(a)-f(c) < 0 maka b = c dan jika berbasis windows, umumnya delphi lebih
tidak maka a =c banyak digunakan untuk pengembangan
7. Ulangi tahap 3 aplikasi desktop berbasis database, tapi

396 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 2, November 2017


ISSN 0853-8557

sebagai perangkat pengembangan yang secara berulang-ulang. Perulangan


bersifat general-purpose delphi mampu mempunyai peranan penting sebab
digunakan dalam berbagai jenis proyek adakalanya bagian dari program perlu
pengembangan software lainnya. dieksekusi kembali berulang-ulang untuk
melakukan sejumlah proses. Seperti yang
Program Delphi dikenal juga dengan nama
telah diulas pada modul dua dalam bahasa
IDE (Integrated development Environment),
pemrograman proses perulangan dalam
yaitu lingkungan pengembangan aplikasi
sintaks instruksi dan penggunaan yang
yang terpadu. Melalui IDE ini dibangun
bervariasi, adapun intruksi yang sering
aplikasi-aplikasi dari merancang tampilan
digunakan dalam bahasa Fortan adalah
untuk pemakai (antarmuka pemakai),
GO...TO, IF, dan DO...CONTINUE.
menuliskan kode sampai mencari penyebab
Sedangkan dalam bahasa Pascal intruksi
kesalahan (debugging).
yang digunakan yaitu WHILE...DO,
Statemen IF REPEAT...UNTIL, FOR...TO...DO, dan
Dalam melakukan perhitungan, seringkali FOR...DOWNTO...TO.
ditemukan adanya beberapa pilihan yang Pernyataan perulangan dipakai untuk
harus ditentukan. Sebagai contoh, dari nilai melakukan proses berulang terhadap
mahasiswa akan ditentukan apakah pernyataan sederhana atau pernyataan
mahasiswa tersebut lulus atau tidak, dan jika terstruktur
lulus apakah predikat dari nilainya tersebut.
Struktur While()
Dalam menangani hal ini telah disediakan
statemen untuk percabangan, yaitu dengan Karakteristik while() adalah:
mengunakan statemen IF.
1. Dilakukan pengecekan kondisi terlebih
Statemen IF termasuk pada statemen logika dahulu sebelum dilakukan perulangan.
yang digunakan untuk memberikan Jika kondisi yang dicek bernilai benar
perumpamaan atau penambahan keterangan. (true) maka perulangan akan dilakukan.
Statemen ini bisa juga diaplikasikan untuk 2. Blok statemen tidak harus ada. Struktur
kondisi ganda atau sering disebut juga tanpa statemen akan tetap dilakukan
Statemen IF Ganda atau Majemuk yang selama kondisi masih true.
artinya dalam statemen IF bisa terdapat Bentuk Umum
statemen IF yang lain lagi. Aturan penulisan while <kondisi> do
begin
statemen if adalah sebagi berikut : <pernyataan yang akan
dijalankan>
if condition then
end
statemen1;
else
stetement2; Struktur Repeat ... Until()
end
Karakteristik Repeat() adalah:
dimana kondisi diatas adalah ekspresi boolean,
jika kondisi berharga true maka stetement1 akan 1. Dilakukan perulangan terdahulu
dieksekusi, sedangkan jika kondisi bernilai false kemudiandilakukan pengecekan. Jika
maka statemen2 yang akan dieksekusi. Bagian kondisi yang dicek bernilai benar (true)
else dapat dihilangkan apabila terdapat satu maka perulangan akan dihentikan.
kondisi saja sehingga statemen if diatas menjadi
2. Blok statemen tidak harus ada. Struktur
f condition then tanpa statemen akan tetap dilakukan
statemen; selama kondisi masih salah.
Looping Bentuk Umum
Repeat
Perulangan (Looping) merupakan suatu <pernyataan yang akan
instruksi yang digunakan untuk dijalankan>
mengeksekusi sejumlah instruksi program Until (<kondisi>)

Kamaludin –Perhitungan Luas Penulangan Metode Bisection pada Kolom Biaxial Menggunakan Delphi … 397
ISSN 0853-8557

Gambar 4 Tampilan Form Isian Data Teknis Kolom


Struktur For tulangan beberapa iterasi saja yaitu kurang
lebih 15 iterasi. Pada tahap awal iterasi ada
Karakteristik:
beberapa nilai yang naik turun sebelum
1. Digunakan untuk perulangan yang konvergen ke luas tulangan yang
batasnya sudah diketahui dengan jelas, sebenarnya. Perbedaan turun naiknya luas
misalnya dari 1 sampai 10. tulangan diawal diperkirankan 20-30%
2. Memerlukan 2 buah variabel awal dan terhadap angka sebelumnya akan tetapi
akhir perulangan. selanjutnya terjadi konvergen diangka yang
3. Nilai variabel penghitung akan secara sebenarnya. Metode bagi dua cocok
otomatis bertambah atau berkurang tiap diterapkan pada penentuan panjag luas
kali sebuah pengulangan dilaksanakan. tulangan, hal ini dikarenakan ternyata
Bentuk Umum: metode ini terjadi konvergen ke angka yang
for <nilai_awal> to dicari. Selain itu metode ini cocok digunkan
<nilai_akhiri> do kerena metode ini termasuk motede tertutup
begin
<pernyataan yang akan
dengan memberikan nilai awal yaitu luas
dijalankan> awal 1% dari luas penampang untuk batas
end bawah dan luas tulangan maksimum 6% dari
IMPLEMTASI KE BAHASA luas penampang untuk batas atas. Meskipun
PEMROGRAMAN nilai awal luas tulangan dirubah-rubah akan
tetap konvergen di luas penampang yang
Gambar 4 memperlihat tampilan aplikasi memenuhi syarat. Perubahan nilai awal
yang telah dibuat, termasuk info gambar dan sebagai data harus berada pada range angka
tabel keluran historis panjang las. Intput yang sebenarnya. Data yang dihasilkan
berua data material, mutu las, mutu baja, memiliki hasil yang sama (tergantung nilai
toleransi dan jumlah iterasi. toleransi yang diberikan) bila dihitung ulang
ANALISIS DAN PEMBAHASAN secara manual hal ini menunjukkan bahwa
proses perhitungan sudah benar dan
Data hasil proses pencarian luas tulangan penulisan algoritma program sudah benar.
diperlihatkan pada Gambar 5. Data ini
memperlihatkan bahwa hasil akhir luas

398 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 2, November 2017


ISSN 0853-8557

Gambar 5 Tabel Output dari Rekayasa Perangkat Lunak


KESIMPULAN Edward. G.N., (1998). Beton Bertulang
Suatu Pendekatan Dasar. Bandung:
Hasil dari penelitian ini diantaranya
Refika Aditama.
pertama, menentukan luas tulangan lebih
cepat dan akurat. Kedua, kesalahan hasil Anonim. 2002. Standar Nasional Indonesia
yang diperoleh dalam menentukan luas (SNI 03-2847-2002) Tata Cara
tulangan ini bisa diatur sekecil mungkin dari Perhitungan Struktur Beton Bertulang
nilai toleransi yang diberikan. Ketiga, luas Untuk Bangunan Gedung.
tulangan yang diperoleh secara umum hanya
Winter, G. dan Arthur. H.N. (1993).
beberapakali iterasi saja. Keempat,
Perencanaan Struktur Beton Bertulang.
Penerapan metode bagi dua (bisection) ini
Jakarta: Pradnya Paramita.
dapat digunakan dalam menentukan luas
tulangan karena metode ini selalu konvergen Salmon, C. G dan Wang. C.K., (1993).
ke nilai luas tulangan yang sebenarnya. Reinforced Concrete Design. Edisi
keempat, terjemahan Binsar Hariandja.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Erlangga
Nasution, A., (1998) “Metode Numerik”,
Macgregor, J. G., (1998). Reinforced
Erlangga,
Concrete Mechanics and Design.
Kadir, A., (2000) “Pemrograman dengan International Edition, New Jersey:
Delphi”, Erlangga, Prentice-Hall, Inc.

Kamaludin –Perhitungan Luas Penulangan Metode Bisection pada Kolom Biaxial Menggunakan Delphi … 399

You might also like