You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.

3, November 2007

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN ANGGOTA


KELUARGA TERHADAP PENULARAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SOKARAJA II KABUPATEN BANYUMAS

Wiwik Priyatin
1Akademi Keperawatan “YAKPERMAS” Banyumas

ABSTRACT
Lungs Tuberculoses is a contagious diseases, so if one of the member in the family
got this disease, it will very influence other members of the family. Moreover, it causes the
worries feeling to be contagious of this illness.
The problem of this research is what’s the factors that related to the worries of the
family’s member in public health of Sokaraja II, in Banyumas Regency through the contagion
of lungs tuberculosis. The general aim of this writing is to get the worries, description of the
family’s member through the lungs TB’s Contagious diseases in public health of Sokaraja II, in
Banyumas regency and the specific aim is to know the relation of gender, age, education,
economy condition, occupation, the family’s member perception of lungs TB diseases, The
Family’s member perception on the contagion of the lungs TB. This research is an analytical
descriptive, that’s explain the relationship of the variabels through the hypothesis evaluation.
The Method of the research that used in this writing is survey method by cross sectional
approach. It is an approach that done by the time the decided or chosen by the writer with
some variabels in one time. The Samples of this research is questionnaire. Data analysis that
used in this research is descriptive analysis, it’s the percentages to know the characteristics of
the respondents. “chi squere and product moment” to know the factors that related with the
lungs TB contagious’ worries of the family’s member.
The result of the research shows that the gender, ages, education, economy condition,
occupation, the family’s perception of the lungs TB illness and the perception through the
treatment of lungs TB has a significant relationship with the family’s member worries through
the lungs TB Contagion.

Keywords: the factors, worries , the lungs TB Contagion.

PENDAHULUAN merupakan Negara penyumbang kasus TB


Penyakit tuberkolusis yang disebut Paru ketiga terbesar (setelah India dan
penyakit TBC atau sering dikatakan oleh Cina) dari 22 negara dengan angka
masyarakat sebagai “flek” dan kini disebut kejadian TB Paru yang tinggi di seluruh
“TB”, merupakan salah satu penyakit yang dunia. Berdasarkan survey Kesehatan
ditakuti dan dapat mematikan. Saat ini Rumah Tangga tahun 1992 didapatkan
penyakit tuberkolusis masih merupakan bahwa tuberkolusis merupakan penyebab
masalah kesehatan di seluruh dunia kematian kedua sesuadah penayakit
dengan sepertiga jumlah penduduk jantung dan pembuluh darah.
terinfinfeksi tuberkolusis. Indonesia

154
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

Diperkirakan juga, terdapat merupakan hal yang penting dalam


583.000 orang penderita TB Paru baru membantu setiap anggota keluarga untuk
setiap tahun, diantaranya 262 orang mencapai suatu keadaan sehat hingga
adalah penderita baru yang menular. Satu tingkat optimum (Friedman, 1998) Hal
orang penderita TB yang menular dapat inilah yang membuat penulis tertarik untuk
menularkan dan menginfeksi 10 – 15 mengadakan penelitian tentang Analisis
orang setiap tahun. Kematian akibat TB Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
Paru adalah 140.000 orang setiap tahun, Kecemasan Anggota Keluarga terhadap
artinya setiap 4 menit ada 1 orang yang Penularan TB Paru di Wilayah Kerja
meninggal akibat TB Paru (Depkes RI, Puskesmas Sokaraja II, Banyumas.
2001). Sedangkan di Banyumas, Jawa Penelitian ini secara umum
T engah, angka penderita TB Paru saat ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
diperkirakan mencapai 2000 orang, jumlah kecemasan anggota keluarga terhadap
itu merupakan bagian dari 14.000 penularan TB Paru di Wilayah Kerja
penduduk Jawa Tengah yang terserang Puskesmas Sokaraja II Banyumas. Secara
penyakit tersebut (Dinas Kesehatan khusus penelitian ini bertujuan untuk :1).
Banyumas, 2001) mengetahui hubungan antara jenis kelamin
Dari uraian beberapa alinea di dengan kecemasan anggota keluarga
atas dapat disimpulkan bahwa TB Paru terhadap penularan TB Paru; 2).
merupakan penyakit mematikan dan mengetahui hubungan antara umur
menular. Oleh karena itu, mengingat dengan kecemasan anggota keluarga
penyakit TB Paru merupakan penyakit terhadap penularan TB Paru; 3).
mematikan dan menular, maka jika salah mengetahui hubungan antara pendidikan
satu anggota dari keluarga ada yang dengan kecemasan anggota keluarga
menderita TB Paru maka akan sangat terhadap penularan TB Paru; 4).
berpengaruh terhadap anggota keluarga mengetahui hubungan antara ekonomi
yang lain salah satunya adalah timbulnya dengan kecemasan anggota keluarga
kecemasan terhadap adanya penularan. terhadap penularan TB Paru; 5).
Dalam sebuah keluarga, disfungsi apa saja mengetahui hubungan antara pekerjaan
(penyakit, cedera, perpisahan) yang dengan kecemasan anggota keluarga
mempengaruhi satu atau lebih anggota terhadap penularan TB Paru; 6).
keluarga, dan dalam hal tertentu sering kali mengetahui hubungan antara persepsi
akan mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga terhadap penyakit TB
anggota keluarga, yang lain secara Paru dengan kecemasan anggota keluarga
keseluruhan serta ada semacam terhadap penularan TB Paru; 7).
hubungan yang kuat antara keluarga mengetahui hubungan antara persepsi
dengan status kesehatan anggotanya, anggota keluarga terhadap pengobatan TB
bahwa peran dari keluarga sangat penting Paru dengan kecemasan anggota keluarga
bagi setiap aspek perawatan kesehatan terhadap penularan TB Paru.
anggota keluarga secara individu, mulai
dari strategi – strategi hingga fase
rehabilitasi. Mengkaji atau memulai dan
memberikan perawatan kesehatan

155
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

METODE PENELITIAN berdistribusi normal, seandainya tidak


Penelitian ini termasuk penelitian normal menggunakan Man Whitney uji
yang bersifat deskriptif analitik, yaitu kenormalannya menggunakan kolmogorof
menjelaskan hubungan antar variabel smirnov (untuk tujuan khusus 1),
melalui pengujian hipotesa, metode menggunakan Anova apabila skor
penelitian yang digunakan adalah metode kecemasan berdistribusi normal, varians
survey, dengan pendekatan cross semua kelompok homogen, seandainya
sectional. Populasi pada penelitian ini tidak memenuhi asumsi menggunakan
adalah semua keluarga dengan anggota kruskal wallis, uji kesamaan varians
keluarga menderita TB Paru yang berada menggunakan levene test (untuk tujuan
di wilayah Puskesmas Sokaraja II, khusus 2,3,4,5), apabila kedua variabel
Banyumas. Sampelnya adalah semua yang dihubungkan normal digunakan r
keluarga dengan anggota keluarga yang Pearson dan jika salah satu variabel atau
menderita TB Paru BTA positif di wilayah keduanya tidak normal menggunakan
Puskesmas Sokaraja II, responden diambil Rank Spearman (untuk tujuan khusus 6,
dari satu atau dua anggota keluarga yang 7). Perlu diketahui alat pengumpul data
tidak menderita TB Paru, berjenis kelamin yang digunakan adalah kuesioner.
laki-laki atau perempuan serta
berpendidikan minimal tamat SLTP . HASIL DAN BAHASAN
Jumlah sample dalam penelitian ini Gambaran Umum Responden
berjumlah 30 orang (Sugiyono, 2003). Sebagaian besar responden yang
Penelitian ini menggunakan Probability diteliti adalah perempuan yaitu sebesar 18
Sampling dengan teknik Simple Random orang (60% ) sedangkan sisanya 12 orang
Sampling (Nursalam, 2001). Pengolahan ( 40% ) laki – laki. Bila dilihat dari segi
dan analisa data disesuaikan dengan umur, maka responden penelitian ini lebih
tujuan yang ditetapkan dalam penelitian ini banyak berasal dari golongan dewasa
yaitu dengan uji Chi Kuadrat (X2), jika muda ( < 45 tahun ) yaitu berjumlah 17
datanya nominal dan ordinal, dengan orang (56,7%); untuk responden dewasa
catatan bila sel mengandung expected menengah (45-65 tahun) jumlahnya
value < 5 tidak lebih dari 20%, sedangkan relative sedikit yaitu hanya 13 orang
bila sel yang mengandung expected value (43,3%). Gambaran umum responden
< 5 lebih dari 20% digunakan uji Fisher menurut tingkat pendidikan yaitu
Exact (Sugiyono, 2001), dengan taraf pendidikan SLTA sebanyak 16 orang
kepercayaan 0,05. Untuk mengetahui (53,3%) ; adapun responden yang memiliki
hubungan variabel dimana jenis datanya pendidikan SLTP sebanyak 14 orang
interval, digunakan uji “Product Moment” (46,7%). Dilihat dari pekerjaannya
dengan syarat bentuk distribusi variabel sebagian besar responden memiliki
bebas dan terikatnya, berdistribusi normal, pekerjaan non PNS, yaitu sebanyak 16
seandainya tidak normal menggunakan orang (53,3%) misalnya sebagai karyawan
“Rank Spearman”.19, Uji statistic yang pabrik kayu lapis, pabrik mie sisanya
digunakan untuk menguji hubungan sebanyak 14 orang (46,7%) bekerja dalam
masing – masing hipotesis bivariat adalah bidang lain-lain seperti halnya petani dan
menggunakan t test jika variabel keduanya pedagang.

156
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

T abel 1. Uji normalitas data untuk karakteristik responden pada anggota keluarga
dengan TB Paru BTA Positif di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja II
Banyumas. (n = 30).
Karakteristik Koef.Kolmogorof S Assymp.Sig Probabilitas Keterangan
Jenis kelamin 2,130 0,000 0,05 Tdk.Normal
Umur 2,036 0,001 0,05 Tdk.Normal
Pendidikan 1,941 0,001 0,05 Tdk.Normal
Ekonomi 2,036 0,001 0,05 Tdk.Normal
Pekerjaan 1,941 0,001 0,05 Tdk.Normal

Dari Tabel 1 nampak bahwa semua karakter (jenis kelamin, umur, pendidikan,
ekonomi
, pekerjaan) semua datanya tidak (baik itu X1, X2, dan X3), sehingga lebih
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat lanjut digunakan alat uji non parametric.
dari perbandingan nilai Asymp.Sig. yang Hasil perhitungan uji normalitas
nilainya lebih kecil dari angka probabilitas. Kolmogorof – Smirnov untuk data variabel-
Hasil ini berimplikasi pada perhitungan variabel penelitian dapat dilihat pada T abel
secara bivariat dengan variabel penelitian 2 berikut ini.

Tabel.2 Uji normalitas data untuk karakteristik responden pada anggota keluarga
dengan TB Paru BTA Positif di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja II
Banyumas. (n=30)
Variabel Koef.Kolmogorof.S Assymp.Sig Probabilitas Keterangan
X1 0,621 0,836 0,05 Normal
X2 0,627 0,826 0,05 Normal
X3 0,722 0,674 0,05 Normal

Dari hasil penghitungan normalitas Berdasarkan hasil penghitungan tersebut,


data untuk variabel penelitian sedikit untuk mengetahui hubungan bivariat
berbeda hasilnya bila dibandingkan dengan karakter responden maka
dengan distribusi karakter responden. Dari digunakan uji non parametrik sedangkan
tabel di atas nampak bahwa untuk semua untuk hubungan bivariat antar variabel
variabel (XI, X2, X3) semua datanya menggunakan korelasi-pearson.
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
dari perbandingan nilai Asymp.Sig. yang Sebagian besar responden yaitu
nilainya lebih besar dari angka probabilitas. 13 orang (43,3%) mempunyai persepsi

157
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

yang baik terhadap kalangangan medis bahwa ada hubungan antara jenis kelamin
tentang penyakit TB Paru, bahkan 10 dengan tingkat kecemasan pasien gagal
responden lainnya (33,3%) mempunyai ginjal terminal yang sedang menjalani
persepsi sangat baik terhadap hal terapi hemodialisis. Selain itu antara laki-
tersebut. Sedangkan 12 orang (40%) laki dan perempuan mempunyai
berpersepsi baik terhadap pengobatan TB keterkaitan yang berbeda dengan tingkat
Paru, bahkan 12 orang lainnya juga kecemasannya, hal ini ditunjukkan dari
berpersepsi sangat baik, dari 30 hasil perbandingan Mean Rank antara laki-
responden hanya 6 orang (20%) laki dan perempuan yang terpaut jauh
responden saja yang persepsinya cukup sekali (8,17 dan 20,39) yang berarti bahwa
baik. Untuk kecemasan, sebagian besar laki-laki dan perempuan mengalami
responden penelitian memiliki kecemasan kecemasan yang berbeda sesuai dengan
yang sedang terhadap penularan TB Paru teori yang mengatakan bahwa jenis
yaitu sebanyak 13 orang (43,3%), kelamin umumnya wanita lebih mudah
sedangkan 12 orang (40%) memiliki mengalami stress tetapi jangkauan umur
kecemasan berat, dan hanya 2 orang (6,7 wanita lebih tinggi daripada pria (Patricia,
%) responden saja yang memiliki 1996).
kecemasan yang berat sekali.
Pembahasan analisis bivariat Umur dengan kecemasan anggota
dipisahkan dalam beberapa sub bagian keluarga terhadap penularan TB Paru
yaitu : Dari hasil pengujian, terdapat
hubungan yang kuat dan signifikan antara
Jenis Kelamin dengan kecemasan umur dengan kecemasan anggota
anggota keluarga terhadap penularan keluarga terhadap penularan TB Paru,
TB yang dibuktikan oleh nilai chi squere hitung
Pada uji normalitas, data jenis lebih besar daripada nilai chi squere tabel
kelamin tidak berdistribusi normal, 19,454 > 7,815 (dengan df=3;taraf
sedangkan data variabel kecemasan kepercayaan 95%) dan nilai koefisien
anggota keluarga terhadap penularan TB kontingensi 0,627 (antara 0,50 – 0,75),
Paru berdistribusi normal, oleh karena itu seperti halnya hasil penelitian yang
untuk melihat hubungan kedua variabel dilakukan oleh Junait (2003) yang
tersebut menggunakan uji Mann Whitney . mengatakan bahwa ada hubungan antara
Dari penghitungan diketahui bahwa ada factor usia dengan tingkat kecemasan
hubungan yang kuat dan signifikan antara pasien gagal ginjal terminal yang sedang
jenis kelamin dengan kecemasan anggota menjalani terapi hemodialisis. Jika dilihat
keluarga terhadap penularan TB Paru dari Mean Rank untuk golongan umur
dengan melihat nilai koefisien kontingensi dewasa muda dan dewasa menengah
sebesar 0,532 (diantara 0,50-0,75) dan memiliki angka yang terpaut jauh satu
nilai chi square hitung lebih besar dari nilai sama lain yang berarti bahwa terdapat
chi square tabel yaitu 11,864 > 7,815 perbedaan kecemasan antara kedua
(dengan df=3, taraf kepercayaan 95%), golongan umur tersebut, seperti yang
seperti halnya penelitian yang dilakukan terdapat dalam teori yang mengatakan
oleh Junait (2003) yang mengatakan bahwa factor umur muda lebih mudah

158
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

mengalami stress daripada umur tua tetapi diantara (0,50-0,75), seperti halnya
ada juga yang berpendapat sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Junait
(Patricia, 1996). (2003) dengan hasil ada hubungan antara
tingkat social ekonomi dengan tingkat
Pendidikan dengan kecemasan anggota kecemasan pasien gagal ginjal terminal
keluarga terhadap penularan TB Paru yang sedang menjalani terapi hemodialisis.
Ada hubungan yang kuat dan Kondisi ekonomi seseorang dalam dunia
signifikan antara pendidikan dengan nyata juga berpengaruh dalam
kecemasan anggota keluarga terhadap kehidupannya, baik secara psikis maupun
penularan TB Paru, yang dibuktikan social, kondisi ini juga terjadi pada
dengan nilai chi squere hitung lebih besar penelitian dimana antara responden yang
dari chi squere tabel 12,177 > 7,815 memiliki tingkat ekonomi yang berbeda
(dengan df=3; taraf kepercayaan 95%) dan memiliki kecemasan yang berbeda juga,
nilai koefisien kontingensi kedua variabel jika dilihat dari Mean Rank untuk golongan
adalah 0,537 (diantara 0,50-0,75), seperti ekonomi rendah dan golongan ekonomi
halnya penelitian yang dilakukan oleh tinggi angkanya tidak terpaut jauh (9,92
Junait (2003) dengan hasil ada hubungan dan 6,50) namun terpaut jauh dengan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat Mean Rank golongan ekonomi sedang
kecemasan pasien gagal ginjal terminal (20,59) hal ini mempunyai arti ada
yang sedang menjalani terapi hemodialisis. perbedaan tingkat kecemasan diantara
Dari penghitungan Kruskall Wallis juga ketiga golongan ekonomi tersebut, seperti
diketahui bahwa ada perbedaan hubungan yang disebutkan dalam teori yaitu status
antara responden yang berpendidikan ekonomi yang rendah akan menyebabkan
SLTP dan SLTA terhadap tingkat orang tersebut mudah stress.
kecemasannya yang berarti bahwa
responden yang berpendidikan SLTP Pekerjaan dengan kecemasan anggota
mengalami kecemasan yang berbeda keluarga terhadap penyakit TB paru
dengan responden yang berpendidikan Ada hubungan yang kuat dan
SLTA, seperti yang terdapat dalam teori signifikan antara pekerjaan dengan
yaitu status pendidikan yang rendah pada kecemasan keluarga terhadap penularan
seseorang akan menyebabkan orang TB paru,yang dibuktikan nilai chi square
tersebut mudah stress (Patricia, 1996). hitug lebih besar chi square tabel
11,688>7,815 [dengan df=3,taraf
Ekonomi dengan kecemasan anggota kepercayaan 95 persen] dan nilai koefisien
keluarga terhadap penularan TB Paru kontingensi kedua variabel sebesar 0,529
Ada hubungan yang kuat dan [diantara 0,50-0,75]. Sedangkan data dari
signifikan antara ekonomi dengan Mean Rank dapat disimpulkan bahwa
kecemasan anggota keluarga terhadap antara pekerjaan non PNS salah satu
penularan TB Paru, yang dibuktikan contohnya karyawan pabrik kayu lapis dan
dengan nilai chi squere hitung lebih besar pekerjaan lain-lain mempunyai perbedaan
dari nilai chi squre tabel 17,187>12,592 dalam kecemasan terhadap penularan TB
(dengan df=6, taraf kepercayaan 95%) dan paru hal ini dimungkinkan karena akibat
nilai koefisien kontingensi sebesar 0,604 dari adanya pekerjaan tersebut atau

159
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

karena adanya ketidak mampuan koefisien korelasi sebesar 0,491 (berada


menyesuaikain diri dengan pekerjaannya dibawah 0,5).
seperti yang dinyatakan dalam teori yaitu
kecemasan timbul karena orang tidak SIMPULAN DAN SARAN
mampu menyesuaikan dir terhadap diri Setelah dilakukan analisis
sendiri, orang lain dan lingkungan. menggunakan SPSS ternyata, ketujuh
hipotesis penelitian semuanya terbukti. Hal
Persepsi anggota keluarga terhadap ini didapati dari hasil analisis bahwa
penyakit TB paru dengan kecemasan terdapat hubungan signifikan anatara
anggota keluarga terhadap penularan karakteristik responden yang meliputi jenis
TB paru kelamin, golongan umur, tingkat
Ada hubungan yang kuat dan pendidikan, ekonomi dan pekerjaan
signifikan antara persepsi anggota terhadap kecemasan anggota keluarga
keluarga terhadap penularan TB paru terhadap penularan TB Paru.
dengan kecemasan anggota keluarga Selain itu juga terdapat hubungan
terhadap penularan TB paru,yang yang signifikan anatara persepsi anggota
dibuktikan nilai hitung t lebih besar dari t keluarga terhadap penyakit TB Paru
tabel[7,316.2,048] dan koefisien korelasi dengan kecemasan anggota keluarga
sebesar 0,725 dan hubungan yang terjalin terhadap penularan TB Paru, yaitu sebesar
bersifat positif yang berarti bahwa bila 0,725, juga terdapat hubungan yang
tingkat persepsi anggota keluarga signifikan antara persepsi anggota
terhadap penyakit TB paru semakin baik keluarga terhadap pengobatan penyakit
maka semakin tinggi pula tingkat TB paru terhadap kecemasan anggota
kecemasan terhadap penularan TB paru. keluarga terhadap penularan TB Paru juga
Hal ini bisa kita analisa dari pengertian mempunyai hubungan yang sama yaitu
persepsi itu sendiri yaitu proses dimana 0,491, dan diketahui sebagaian besar
individu mengorganisasikan dan responden mengalami kecemasan sedang
menginterpretasikan impressi sensorisnya terhadap penularan TB Paru.
supaya dapat memberi arti kepada Berdasarkan kesimpulan tersebut,
lingkungan sekitarnya. maka diharapkan bagi Dinas Kesehatan
dan Pelaksana di Puskesmas, perlu
Persepsi anggota keluarga terhadap adanya peningkatan upaya bagi petugas
pengobatan TB paru dengan kesehatan (kolaborasi antara tim
kecemasan anggota keluarga terhadap kesehatan dan psikolog), untuk mengelola
penularan TB paru penanganan penderita TB Paru BTA positif
T erdapat hubungan yang cukup secara paripurna salah satunya melalui
kuat dan signifikan dan positif antara pendidikan kesehatan diantaranya cara
persepsi anggota keluarga terhadap pencegahan penularan, keteraturan kontrol
pengobatan TB paru dengan kecemasan pengobatan dan cara hidup sehat),
anggota keluarga terhadap penularan TB sehingga penderita dapat sembuh total,
paru,yang dibuktikan oleh nilai t hitung yang pada akhirnya nanti diharapkan tidak
lebih besar dari t tabel [3,706.2,048] dan menularkan pada anggota keluarga yang
lain sehingga timbulnya kecemasan

160
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

anggota keluarga dapat diminimalkan dan Friedman, 1998, Keperawatan Keluarga


juga bagi peneliti, perlu diadakan T eori dan Praktik. Edisi 2. Jakarta :
penelitian lebih lanjut secara kualitatif EGC.
mengenai faktor-faktor lain seperti Hadari Nawawi, 1987, Metodologi
lingkungan, tife kepribadian, faktor biologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta
dan psikososial yang menimbulkan : Gajah Mada University Press.
kecemasan anggota keluarga terhadap Kaplan,H.I., Sadoch, B.J, 1998, Ilmu
penularan TB Paru sehingga dapat Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta :
diperoleh hasil penelitian yang lebih Widya Medika.
mendalam dan menjadi lebih lengkap serta Kristiana, 2003, Faktor – Faktor Yang
saling mengisi yang pada akhirnya dapat Berhubungan Dengan Tingkat
dijadikan pedoman untuk pengambilan Kecemasan Pasien Gagal Ginjal
keputusan dan peningkatan pelayanan di Yang Sedang Menjalani Terapi
puskesmas yang berkaitan dengan TB Hemodialisis di RSDK Semarang :
Paru. UNDIP , Tidak diterbitkan.
Maramis, W.F, 1993, Ilmu Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Jiwa. Surabaya : Airlangga
Arikunto,S, 1996, Prosedur atau University Press.
Pendekatan Praktek. Edisi Revisi III. Patricia D.Barry, 1996, Phychiosocial
Y ogyakarta : Rineka Bina Cipta. Nursing Care of Physically III Patient
Departemen Kesehatan RI, 1990, Ilmu and Their Families, 3th Ed.
Kesehatan Jiwa. Jakarta. Philadelphia : Lippincott.
Departemen Kesehatan RI, 2001, Modul Sarwono Waspadji, 1996, Buku Ajar Ilmu
Pelatihan Penanggulangan Penyakit Dalam, Jilid I Edisi 3.
Tuberkolusis Nasional, Jakarta. Jakarta : FKUI.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Soewadi, 1987, Stress dalam Kerja.
1996. Kamus Besar Bahasa Y ogyakarta : FK UGM.
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sugiyono, 2003, Statistik Untuk Penelitian.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bandung : CV .Alfabeta.
1990, Kamus Besar Bahasa Sutrisno Hadi, Statistik Jilid 2. Yogyakarta :
Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Penerbit Andi ; 2000.
Friedman, 1998, Keperawatan Keluarga
T eori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta :
EGC.

161

You might also like