You are on page 1of 8
IV. PERMULAAN GERAK BUTIRAN 41. Umum ng misalaya pasis, dan kerikil, pada dengan gaya bera Dengan demikian dapat disintpulkan bahwa pa sedangkan peda sgetakkan sebagai butiran-butiran yang bebas. Pada pokok bahasan dalam bab ini hanya akan dibicarakan untuk sedimen non kohesip. dati sedimen atau agregat dari partikel 42. Analisa Sodimen Non Kobesip Stabilitas dan partikel non kohesip pada dasar salv.an tergantung peda gaya gerak se submerged weight, drag force dan bit force Gaya gerak pattikel non kehesip pada dasa: saleras ‘TEKNIK PERGANGHUTAN SEDIMEN Drag Force Submerged Weight (G) Pada kondisi equilibrium Fb = Ga atau: cp Puy? 842» = /6.02.(Ps - Pw). pH PU, Up proportional dengan kecepatan geser U* = (Col Pw) Perbandingan ini tergantung pada kekasaran dasar dan viskositas Hubungan tersebut dapat ditulis: W = Fw. ut Ps - Pw) 2D dimana 1 tergantung dari bentuk partikel, profil kecepatan dan lain sebagainya A. Teori White White (1940) memberi perumusan mengenai keseimbangan partikel (butiran) di dasar sungai Pernyataannya adalah bahwa gaya ganggu (disturbing force) yang merupakan resul- tante gaya seret (drag force) dan gaya angkat (lift force) akan sebanding dengan tegang- an geser dasar (bottom shear stress) sungai dan luas permukaan partikel (D), dan gaya tahan gravitas sebanding dengan berat partikel di dalam air: (Ps - Pw). gD? Partikel akan diam (seirnbang) jika To <€ (fs ~ Pu) aD dimana To = Pwght Ps = kerapatan butiran Cw = kerapatan air percepatan gravitas, D = diameter parnikel ho = tinggi air 1 = kemanngan dasar sungay C= konstanta yang tergantung dari kondist aluran, bentuk partikel dan posisi parti- kel tethadap partikel yang lain, Pi 1 posisi parti ‘TERNIK PENGANGRUTAN SEDIMEN 24 oo {\ __ Kondisi aliran berdekatan dengan dasar sungai sebanding dengan besarnya partikel dan berbanding terbalik dengan viskositas lapisan alivan yang darumuskan dengan: Re® = U* Div T/US= 5,75 log 1L2h/ks dimana U = kecepatan rata-rata U* = kecepatan geser sub-la yer D = diameter partikel , VY = viskositas air Re* = bilangan Reynold h tinggi air ks = kekasaran dasar sungai (lihat bab Il halaman 9 ) B. Kescimbangan Kritis Kescimbangan kritis adalah Keseimbangan batas pada saat akan mulii terjadi getakan Semus teori selain teori White didasaskan pada pertimbangan bahwa gaya seret berkait an dengsn kecepatan aliran, dengan keseimbangan kritis yang dirumuskan dengan: We = (Uc) /Agp yw cr = gaya seret kritis Utcr = Kecepatan geser kris D = dismeter butiran (Ps Payew Shield (1936) telah mengadakan penyelidikan yang sistimatis terhadap hubungan antara “Wer, Ter, Uter dan mendapatkan kesimpulan bahwa: Wer © Tufagd= (UrerP/dgD=1 (Ute DIv ) = £(Re*) Oleh Shield telah dibuat grafik yang menggambarkan saat mana sebuah partikel berge- 12k dan diam (Uhat gambar 4.1 dan gambar 4.2). Gambar 4.1, + hubungan antara teganean geser kritis dengan bilangen Reynold. > Gambar 4.2, : hubungan antara tepangan geser kris dengan kecepatan geser kri tis dan diameter butiran untuk @s = 2650 ke'm? Untuk Re® yang besar Uer = (D1¥ dan beat butuan proporonal dengan { Lane (1953) berdasarkan data-daia ¢ tuk tanah kohesip sepersi dalam tabel pins Memperkarakan kecepstan kuitis rata tata an niest TERBIK ENGANGRUTAN SEDIMEN User (m/det) Material Moderately compact | Sandy clay Chy Lean clayey soil , CONTO! Pada sungai yang lebar mempunyai kedalaman rata-rata 2 m, dasarnya berupa pasir: d = 0,8 | mm, dan T= 10~4 Bila € s = 2650 kg/m? dan @w = 1000 kg/m?, bagaimana keadaan butirannya (bergerak atau diam) Penyelesaian: ut = @rn® (81 x 2 x 1074) = 4,43 x 10-7 m/det 4 = 08mm— — dari gambar 4.2. ———- Uter = 0,02 midet ut > Uter butiran bergerak. atau: . To=Pw.gsh.l = 1000 x 9.81 x 2 x 1074 = 1,962.N/m* 4 = 08 mm~————— dari gambar 42. —— Ter = 0,40 N/m? To >Ter -————— butiran bergerak. TEKNIK PENGANGRUTAN SEDDUEN, (2s) 2) TEKNIK PENGANGKUTAN SEDLMEN * TONVS LUX 0597 *Sa ¥O4 3ZIS NIVUD: 30 NOWINNS SV ALID0TSA wo—— YVBHS TOIL) ONY SS3ULS YVBHS TOILIYD 7-499 Gwoor ss cr wwe 10 1/64] O89 Sa ‘TSKMIK PENGANGKUTAN SEDIMEN 43. 29 Stabilitas Batuan anbuaton de Penentvan stabilitas batuan diperiukan dalam pekenaan seperti: pekerjaan Pi far perlindungan daser sungai dan lain sebagainya Beberapa peneliti memberikan rumus pendekatan untuk menentukan ukuran ba tuan guna mencapai kestabilannya, seperti berikut ini SHIELDS Shields member: angka keamanan dengan parameter W = 0.03 dan ks = 2D yang diperlihar. kan pada kekaseran batuan yang besar ( 1 = intensitas pengaliran dan ks = kekasaran ba tuan), Dengan kedva parameter tersebut didapatkan hubungan sebagai berikut: Tee/(egaDy* = 1,0 tog (6h/D)* keterangan: Ucr = kecepatan kritis rata-rata (m/det) h Kedalaman alisan (m) diameter material (m) percepatan gravitasi (m/det”) A (Ps- ew Pw © s = rapot massa material (kg/m?) @w = rapat massa air (kg/m) GONCHAROV Goncharov memberikan persamaan sebagai berikut Derf(agn)® = 9.75 log (B8H/D)..... untuk batvan diam Der/(agd)* = 1,07 tog (8,8h/D) untuk keadaan kritis. LEVI Levi memberikan persamaan sebagai berikut Ders(2eo)* = 1.4 (yD)? ISBACH Isbach (1935) memberikan hubungan empiris dengan mengabaikan harga h/D untuk stabi litas batuan jada dasar sebagai berikut Tier = 1.2(2 tgby® = 1.7 (der Sedangi an untuk kecepotan ksitis batuan pada puncak dam adalsh Ucr = 0.861220) - 1.2 eg}? MAYNORD Maynord (1978) memberskan persamna: empiris Dsoyn = 022 8:3, Er = Ten)? Perbandingan dar beberays persainaan tersebus diatas, dapat dildhat pada parabar 4 TEKNIK FENGANCKUTAN SEDIMEN Der Viag0 20 " Gbe :4-3 CRITICAL VELOCITIES FOR STONES ‘TERMIK PENGANGKUTAN SEDIMEN,

You might also like