Professional Documents
Culture Documents
1
PRAKTIKUM 1
FISIOLOGI OTOT
2. Simulating Recruitment
2
• You will reach a plateau where an increase in voltage will not lead to an increase in force of
contraction.
3
3. Summation
4. Tetanus
Set the voltage (on the left) to the same value used in the summation simulation. Record
muscle contraction data systematically for the following intervals: 400 ms, 200 ms, 100 ms,
80 ms, 60 ms, 40 ms, and 20 ms.
5. Fatigue
Here you can choose the time between two twitches. Minimum is 1 min, and maximum is 10
min; in steps of 1 min. What's happening as the time between twitches is changed?
Fill out the table with the values from the simulation (hovering over a point in the graph will
give you the x and y values and you can round the value to the nearest integer)
4
Size of response
Interval to second stimulus
1 min 235 g
2 min 293 g
3 min 351 g
4 min 409 g
5 min 467 g
6 min 525 g
7 min 583 g
8 min 583 g
9 min 583 g
10 min 583 g
5
III. Analisis
Penjelasan (interpretasi hasil) dari hasil percobaan
1. Hubungan panjang otot dan kekuatan kontraksi
Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk memeriksa bagaimana kekuatan Pasif dan Aktif
yang ditingkatkan oleh perubahan otot dengan panjang otot. Praktikum tersebut
menjelaskan beberapa fisiologi yang terlibat dalam proses ini, dan membahas hasil yang
diharapkan.
Agar otot berkontraksi, protein otot yang disebut actin dan myosin harus berinteraksi satu
sama lain. Ini terjadi ketika mereka secara optimal selaras berlawanan satu sama lain. Jika
mereka terlalu jauh dari satu sama lain, mereka tidak dapat berinteraksi secara optimal,
dan hal yang sama terjadi jika mereka terlalu dekat. Akibat dari pengikatan aktin dan
myosin adalah kontraksi aktif. Otot mempunyai sifat elastis seperti karet yang
menyebabkan otot akan kembali ke bentuk semula lagi. Hal ini disebut dengan kontraksi
pasif.
3. Sumasi
Cara penting lainnya untuk menilai jumlah kekuatan yang dapat dihasilkan otot adalah
dengan mengaktifkan setiap serat otot dengan lebih cepat. Ketika setiap stimulus berturut-
turut terjadi lebih dekat (waktunya), maka kontraksi karena satu stimulus dapat terus
bertambah dan meningkatkan kontraksi otot.
4. Tetanus
Tetanus terjadi pada tegangan tinggi dan waktu yang singkat. Bila frekuensi rangsang
sangat cepat, otot akan berkontraksi secara maksimal terus menerus tanpa istirahat.
Tercapainya tetanus harus memenuhi syarat, seperti yang terdapat pada grafik yaitu
arusnya cukup tinggi di waktu yang cepat dan membentuk garis lurus.
5. Kelelahan
Tetanus adalah proses konsumtif energi yang sangat tinggi. Meskipun dapat menghasilkan
kekuatan dalam jumlah besar, gaya ini tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama.
Pada praktikum ini dapat dilihat 2 jenis kelelahan.
Jenis pertama kelelahan yang diinduksi tetanus terjadi pada tahap selanjutnya dari ledakan
tetanus. Jika rangsangan diterapkan untuk waktu yang lama, otot tidak akan lagi dapat
6
mempertahankan kekuatan kontraksi yang sama. Ini akan mengakibatkan penurunan
kekuatan kontraksi secara bertahap.
Jenis kedua kelelahan yang diinduksi tetanus ada ketika periode waktu antara dua ledakan
tetanus yang berbeda terlalu singkat. Dalam hal ini, otot belum memiliki cukup waktu
untuk pulih dari ledakan awal tetanus. Seperti yang dapat dilihat dalam simulasi, ini akan
mengakibatkan ledakan kedua tetanus menyebabkan puncak yang lebih rendah dalam
kekuatan kontraksi.
Pembahasan
1. Pengertian sumasi, sumasi rangsang, sumasi kontraksi.
- Sumasi Rangsangan
Otot skelet terdiri dari banyak unit motorik dan masing-masing unit motorik
memiliki kepekaan atau nilai ambang yang berbeda tergantung pada besar-kecilnya
serabut otot penyusunnya. Apabila SSP mengirim sinyal yang lemah untuk
menimbulkan kontraksi, yang lebih sering terangsang adalah unit motorik dengan
serabut otot yang kecil dibanding dengan serabut otot yang besar. Kemudian, dengan
penambahan sinyal maka semakin banyak unit motorik yang ikut terangsang. Penyebab
perbedaan respons masing-masing unit motorik adalah besar kecilnya serabut saraf
motori yang menginervasinya. Jadi, kedutan otot (kontraksi maksimum keseluruhan
otot) akan terjadi saat intensitas stimulus cukup untuk seluruh serabut.
- Sumasi Kontraksi
1. Sumasi serat
Size principle: signal lemah akan menimbulkan kontraksi otot dalam unit
motorik kecil, tetapi begitu kekuatan signal telah meningkat, maka unit motorik
besar akan ikut berkontraksi, sebab unit motorik kecil di syarafi oleh serat syaraf
motorik kecil pula, dan neuron motorik (motoneuron) kecil di medula spinalis
lebih excitable.
2. Sumasi frekuensi → tetanisasi
- Peningkatan frekuensi → level kritis → kontraksi menyatu → tetanisasi
kemudian tinggi kontraksi tidak lagi bertambah.
- Penyebabnya: kadar ion Ca di dalam sarkoplasma di antara potensial aksi tetap
tinggi, karena tidak sempat relaksasi.
7
Oleh karena itu, pembukaan kedua saluran yang sama dapat meningkatkan potensi
postsynaptic meningkat, dan semakin meningkatkan stimulasi.
Jika mereka terjadi dengan cukup cepat, dapat menambah satu sama lain;
artinya, mereka dapat mengalami sumasi. Jenis sumasi ini adalah
disebut sumasi temporal.
8
Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan karena faktor di luar sistem
saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut disebabkan ketidakmampuan otot untuk
melakukan kontraksi dengan maksimal yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah gangguan pada kemampuan saraf, kemampuan mekanik kontraksi
otot, dan kesediaan energi untuk kontraksi.
- Kelelahan transmisi (saraf)
Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat merekrut jumlah dan
mengaktifkan motor unit yang dilibatkan dalam kontraksi otot. Padahal kedua hal
tersebut berperan dalam besarnya potensial yang dihasilkan selama kontraksi otot.
Dengan demikian, berkurangnya jumlah motor unit dan frekuensi pengaktifan motor
unit menyebabkan berkurangkan kemampuan kontraksi otot.
6. Pengertian neuromuscular junction
Neuromuskular junction adalah sinaps kimia antara neuron motorik dan serat otot.
Neuromuscular junction ini memungkinkan neuron motorik untuk mengirimkan sinyal ke
serat otot, menyebabkan kontraksi otot.
8. Pengertian rheobase
Adalah intensitas minimal pada kurva segiempat yang masih mampu menim-bulkan
kontraksi minimal pada durasi pulsa 1000ms. Rheobase pada otot skelet ter-nyata sangat
bervariasi, tergantung antara lain letak dan jenis ototnya, ketebalan kulit lemak yang
menutupinya, situasi lingkungan dan lain-lain
9. Pengertian motor unit, tetanus, hipokalsemi
- Hipokalsemia
Hipokalsemia adalah keadaan ketidakseimbangan elektrolit di mana kadar kalsium
serum yang beredar rendah. Selama hipoksemia, tingkat kalsium total dan tingkat
kalsium terionisasi berada di bawah kisaran referensi laboratorium.
- Tetanus
Tetanus adalah kontraksi otot berkelanjutan yang dibangkitkan ketika saraf motorik
yang masuk ke otot rangka memancarkan potensial aksi pada tingkat yang sangat
9
tinggi. Selama keadaan ini, unit motorik telah dirangsang secara maksimal oleh
neuron motoriknya dan tetap seperti itu selama beberapa waktu.
- Motor unit
Mototric unit terdiri dari neuron motorik dan serat otot rangka yang didalami
oleh terminal axonal neuron motorik itu. Kelompok unit motor sering bekerja sama
untuk mengoordinasikan kontraksi otot tunggal, semua unit motor dalam otot
dianggap sebagai kolam motoric.
10. Perbedaan respon otot bila diberi rangsang pada fase laten, fase kontraksi dan fase
relaksasi.
1. Periode Latent (PL)
Periode pemberian rangsang sampai terjadinya respon.
2. Periode Kontraksi (PK)
Periode pemendekan otot atau kontraksi
3. Periode Relaksasi (PR)
Periode kembalinya otot pada keadaan semula setelah mengalami kontraksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Mann MD (2011). "Chapter 14: Muscle Contraction: Twitch and tetanic contractions".
2. Lombard JH, Rush NJ (2003). "Cells, Nerves, and Muscles". In Raff H (ed.). Physiology Secrets (2nd
ed.). Philadelphia, PA: Hanley & Belfus
3. Costanzo, Linda S. 2014. Phsyiology: Fifth Edition. Philadelphia: Saunders
Praktikan,
Asisten mahasiswa
Nama
10
NIM
11