You are on page 1of 7

ANALISIS STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT MEKANIK

BATA RINGAN (CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE)


AKIBAT PEMBEBANAN DISPLACEMENT CONTROL
M. Rizal Dika Efendi1, Reni Suryanita2, Harnedi Maizir3

1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
3
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru
Kampus Bina Widya J. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email: m.rizal0064@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Light brick is a brick that has a specific gravity ranging between 600 to 1600 kg/m3. Light
brick has the main raw material consisting of sand, cement, water, coupled with a foaming
agent material. The aim of the study was to obtain the composition of the optimum light brick
mixture which resulted in maximum compressive strength. The compressive strength of the
lightweight concrete was measured by applying compression displacement-controlled loading
system. The mixture of each composition for the lightweight concrete used in this study was
compliance with Ministry of Public Works module for lightweight mortar technology heap
foam material for road construction. Light brick composition was varied based on the
percentage of foaming agent and sand. The optimum composition has 25 kg cement, water as
much as 13 kg, sikament NN 200 ml, sand as much as 64 kg and foaming agent as 5.7 kg of 12
samples of the test specimen. The compressive strength of optimum composition at the age of
3, 7, 14 and 28 days was 0.264 MPa, 0.364 MPa, 0.511 MPa, and 0.648 MPa, respectively.
Based on test results, it was concluded that the addition of the foaming agent and sand would
increase the compressive strength of the light brick.

Keywords: Brick Lightweight CLC, Compressive Strength, Displacement Control Method,


Optimal composition.

1. PENDAHULUAN dinding bata merah sebesar Rp.


71.887,92/m2 sedangkan harga satuan
Bata ringan digunakan untuk dinding
material untuk pengerjaan pasangan bata
bangunan menggantikan bata merah yang
ringan sebesar Rp. 85.375,5/m2.
tidak efisien dalam waktu pemasangannya.
Secara produktivitas, satu orang
Menurut Hidayat (2010), bata ringan lebih
tukang dapat mengerjakan pasangan
mudah dibuat dan kekuatannya pun lebih
dinding bata ringan seluas 16 m2
besar dari pada bata merah. Oleh sebab itu,
sedangkan untuk pekerjaan pasangan
sekarang masyarakat lebih banyak
dinding bata merah seluas 10 m2. Oleh
menggunakan bata ringan dari pada bata
karena itu, penyelesaian pekerjaan 1 m2
merah konvensional. Harga satuan
luasan dinding bata ringan lebih cepat 1,6
material untuk pengerjaan pasangan

JOM FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 1


kali dibandingkan dengan penyelesaian optimum menggunakan Metode
pekerjaan 1 m2 luasan pekerjaan pasangan Displacement Control.
dinding bata merah. Hal ini sangat
berpengaruh ketika diaplikasikan pada 2. TINJAUAN PUSTAKA
bangunan tingkat tinggi yang dapat 2.1 Perbedaan Bata Ringan CLC dan
mempercepat pekerjaan serta menghemat
biaya proyek (Hidayat, 2010). AAC
Bata ringan dikenal ada dua jenis yaitu Bata ringan dikenal ada dua jenis
Autoclaved Aerated concrete (AAC) dan yaitu Autoclaved Aerated concrete (AAC)
Cellular Lightweight Concrete (CLC). dan Cellular Lightweight Concrete (CLC).
Keduanya didasarkan pada gagasan yang Keduanya didasarkan pada gagasan yang
sama yaitu menambahkan gelembung sama yaitu menambahkan gelembung
udara ke dalam mortar yang dapat udara ke dalam mortar yang dapat
mengurangi berat beton yang dihasilkan mengurangi berat beton yang dihasilkan
secara dratis. secara dratis.
Perbedaan bata ringan AAC dengan Menurut Arita et al., (2017),
CLC dari segi proses pengeringan yaitu perbedaan bata ringan AAC dengan CLC
AAC mengalami pengeringan dalam oven dari segi proses pengeringan yaitu AAC
autoklaf bertekanan tinggi dan gelembung mengalami pengeringan dalam oven
udara pada bata dibuat dengan cara autoklaf bertekanan tinggi sedangkan jenis
memberikan tepung alumina. Sedangkan CLC yang mengalami proses pengeringan
jenis CLC yang mengalami proses alami. CLC sering disebut sebagai Non-
pengeringan alami dan gelembung udara Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).
dibuat dengan cara memberikan foaming Walaupun AAC memiliki kuat tekan yang
agent (Arita et al., 2017). lebih baik dan shrinkage yang lebih rendah
Kekuatan bata ringan tergantung pada daripada CLC, namun dengan biaya yang
proses pembuatannya yang sangat lebih rendah dapat didesain CLC yang
dipengaruhi oleh komposisi bahan dasar kuat tekannya menyamai AAC.
yang berupa semen, air, pasir serta Keuntungan dari pengunaan bata
foaming agent. Foaming agent berfungsi ringan Autoclaved Aerated Concrete
sebagai media untuk membungkus udara. adalah memberikan insulasi panas, termix,
Bata ringan memiliki kekuatan yang fungaldecay, dan suara yang sangat baik,
berbeda sesuai dengan komposisi material. tidak terpengaruh temperatur yang
Hal ini berpengaruh pada kualitas bata berubah-ubah, perembesan (bleeding)
ringan tersebut. minimal, ramah lingkungan. Sedangkan
Pengujian Metode Displacement kelemahan dari bata ringan Autoclaved
Control adalah pengujian dengan cara Aerated Concrete adalah untuk
mengontrol pemindahan bata ringan mendapatkan bata dengan kuat tekan yang
tersebut terhadap bentuk mula-mula bata tinggi maka dibutuhkan kandungan semen
ringan. Perpindahan (displacement) dalam yang tinggi (Arita et al., 2017).
pengujian ini diukur menggunakan alat
Linear Variabel Differential Transducer 2.2 Bahan Tambah
(LVDT). Foaming agent adalah suatu larutan
Berdasarkan permasalahan yang pekat dari bahan surfaktan, dimana apabila
berkaitan dengan kekuatan dan komposisi akan digunakan harus dilarutkan dengan
bata ringan maka penelitian ini perlu air. Pembuatan gelembung-gelembung
dilakukan untuk menghasilkan komposisi udara dalam adukan semen dapat
campuran yang optimal dengan kuat tekan menghasilkan pori-pori udara di dalam
betonnya (Husin & Setiadji, 2008).

JOM FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 2


Sikament NN PT. Sika Indonesia. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Sikament NN adalah superplasticizer 3.1 Pemeriksaan Material
dengan pengurang air dalam jumlah besar Pemeriksaan material terdiri dari
dan mempercepat pengerasan beton.
pemeriksaan karakteristik agregat halus
Kegunaan Sikament NN adalah untuk
mengurangi air di dalam beton dengan yang dilakukan di Laboratorium Bahan
kekuatan awal beton yang tinggi. Bangunan, Teknik Sipil, Universitas Riau.
Pengurangan air akibat penggunaan Material agregat halus berasal dari
Sikament NN adalah 20% dan Kabupaten Kampar.
pengurangan air akan meningkat sebanyak
40% dari kuat tekan beton dalam 28 hari. 3.2 Perencanaan dan Pembuatan
Sikament NN dapat digunakan dengan Sampel
dosis 0,3% hingga 2,3% dari berat semen Perencanaaan campuran bata ringan
tergantung kuat tekan yang akan merupakan proses pembuatan komposisi
direncanakan. material untuk mendapatkan bata ringan
dengan berbagai karakteristik bata ringan
2.3 Kuat Tekan yang direncanakan. Campuran material
Kekuatan tekan merupakan salah terdiri dari foaming agent, semen, pasir, air
satu kinerja utama bata ringan. Kuat tekan dan sikament NN.
adalah kemampuan bata ringan untuk Perhitungan perencanaan komposisi
menahan gaya tekan dalam setiap satu campuran bata ringan mengikuti modul
satuan luas permukaan bata ringan. Secara perencanaan teknologi timbunan material
teoritis, kekuatan tekan bata ringan ringan mortar-busa untuk kontruksi jalan
dipengaruhi oleh kekuatan komponen- oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada
komponennya yaitu pasta semen, volume Tahun 2014. Perhitungan perencanaan
rongga, agregat, dan interface (hubungan komposisi campuran mortar busa pada
antar muka) antara pasta semen dengan skala laboratorium bertujuan untuk
Nilai kuat tekan dapat dihitung dengan mencapai target kekuatan dan target
rumus: densitas yang telah ditentukan. Hasil
f ’c = (1) perhitungan tersebut adalah komposisi
jumlah masing-masing bahan dan material
dengan :
bata ringan yang terdiri dari camputan
P adalah beban maksimum (N)
semen, foaming agent, pasir, air, dan
A adalah luas penampang benda uji (mm2)
sikament NN. Komposisi campuran dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Komposisi Campuran untuk 12 Sampel Bata Ringan


80% FA 80% FA 80% FA 80% FA 80% FA
Bahan Satuan
20% Sand 20% Sand 20% Sand 20% Sand 20% Sand
Semen 25 Kg
Air 13 Kg
Pasir 50 52 54 59 64 Kg
Foam 6,5 6,3 6,1 5,9 5,7 Kg
Sikamen NN 200 ml
Density
0,73 0,75 0,77 0,82 0,84 t/m3
Rencana

JOM FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 3


3.3 Pembuatan Benda Uji 5. Campuran dituangkan kedalam cetakan
Material yang digunakan dalam yang digunakan sampai penuh dan
pembuatan benda uji adalah agregat halus, permukaan cetakan rata.
semen PCC, air, foaming agent, dan 6. Benda uji diletakkan selama 3 hari,
sikament NN. Berdasarkan komposisi setelah 3 hari benda uji dibuka dari
yang telah ditentukan maka setiap bahan cetakan. Perawatan benda uji dilakukan
akan ditimbang terlebih dahulu sebelum saat benda uji diletakkan pada cetakan.
proses pencampuran. Benda uji disiram selama 3 hari
Urutan proses pencampuran dan berturut-turut.
pembuatan benda uji sebagai berikut: 7. Kemudian benda uji diletakkan pada
1. Cetakan bata ringan disiapkan dengan suhu ruang selama 3, 7, 14, dan 28 hari.
menyusun cetakan dengan rapat supaya 8. Pengujian kuat tekan menggunakan
tidak terjadi kebocoran saat penuangan loading frame pada umur bata ringan 3,
campuran bata ringan. Cetakan di olesi 7, 14, dan 28 hari.
dengan oli agar saat cetakan dibuka 9. Pengujian kuat tekan menggunakan
benda uji tidak hancur dan tidak Metode Displacement Control
menempel pada cetakan. dilakukan pada saat bata ringan
2. Mesin pengaduk beton disiapkan dan berumur 28 hari.
mesin harus bersih dan tidak terdapat
benda-benda yang dapat tercampur 3.4 Perawatan Benda Uji
dengan benda uji. Perawatan benda uji dilakukan
3. Material pembuatan bata ringan dengan tujuan untuk menjamin proses
ditimbang sesuai dengan komposisi hidrasi semen berlangsung secara
yang telah direncanakan. sempurna. Perawatan benda uji dilakukan
4. Setelah proses penimbangan, pada suhu ruang. Cara ini relatif lambat
dilanjutkan ke proses pengadukan bata namun hasilnya cukup memuaskan, pada
ringan dengan memasukkan material ke saat perawatan terjadi perubahan pada
dalam mesin pengaduk dengan cara campuran dalam waktu 3 hari penyiraman
memasukkan material sesuai urutan benda uji. Hal ini tergantung pada suhu
berikut : ruangan benda uji.
a. Memasukkan air ke dalam campuran
material saat mesin pengaduk hidup, 3.5 Pengujian Kuat Tekan
b. Kemudian memasukkan agregat Pengujian kuat tekan bata ringan
halus dan semen sehingga campuran dilakukan untuk mengetahui kekuatan
merata dan homongen, yang terdapat dalam bata ringan tersebut.
c. Setelah tercampur masukkan Pengujian kuat tekan dilakukan
foaming agent kedalam campuran menggunakan loading frame saat bata
material, ringan berumur 3, 7, 14 dan 28 hari.
d. Setelah semuanya tercampur Loading frame merupakan rangka
timbang 1 liter campuran portal baja yang digunakan dalam
menggunakan timbangan, periksa pengujian kuat tekan. Pada loading frame
density dari campuran tersebut. Jika terdapat beberapa alat pendukung dalam
sudah mencapai tujuan density pengujian kuat tekan sebagai berikut :
rencana maka pencampuran sudah
benar. 1. Loading Frame
e. Selanjutnya tuangkan 200 ml Loading frame berfungsi sebagai
Sikamen NN untuk membuat benda rangka untuk meletakkan alat-alat
uji cepat mengeras. pengujian kuat tekan yang digunakan.
Loading frame terbuat dari baja dan

JOM FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 4


berbentuk segiempat yang ditengahnya
kosong. Gambar 1 menunjukkan
loading frame yang digunakan pada
penelitian ini.

Gambar 3. Letak Benda Uji

c. Alat pengujian dioperasikan hingga


Gambar 1. Loading frame didapat pembebanan maksimum saat
benda uji hancur. Merekam nilai kuat
2. Linear Variable Displacement tekan bata ringan menggunakan data
Transducer (LVDT) longger.
LVDT digunakan untuk membaca
lendutan (displacement) yang terjadi 3.6 Setting Alat Pengujian
pada benda uji. LVDT yang digunakan Gambar 4 menunjukkan setting alat
pada penelitian ini bermerek Tokyo pengujian kuat tekan bata ringan yaitu
Sokki Kenkyujo dengan maksimum sebagai berikut:
pergerakan yang bisa dibaca yaitu 20
cm. Gambar 2 menunjukkan alat LVDT
yang digunakan pada penelitian.

Gambar 2. Alat Linear Variable


Displacement Transducer (LVDT) Gambar 4. Setting alat

Prosedur pengujian kuat tekan bata


ringan adalah sebagai berikut : 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Alat-alat pengujian dipersiapkan seperti 4.1 Hasil Pemeriksaan Karakteristik
loading frame seperti switching box, Agregat Halus
data longger, load cell, loading frame,
Pemeriksaan karakteristik material
jack hidraulic, plat tumpuan sampel,
agregat halus dilakukan di Laboratorium
linear velocity displacement transducer
Bahan Bangunan, Teknik Sipil,
(LVDT). Semua alat harus tersambung
Universitas Riau. Data hasil pemeriksaan
dan alat tersebut bisa digunakan dengan
karakteristik agregat halus dapat dilihat
baik.
pada Tabel 2.
b. Benda uji diletakkan pada loading
frame dengan posisi mendatar. Gambar
3 menunjukkan benda uji yang telah
diletakkan di alat pengujian.

JOM FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 5


Tabel 2. Karakteristik Agregat Halus itu, penggunaan agregat halus tetap
No Jenis Pemeriksaan Hasil digunakan pada penelitian ini.
Pemeriksaan
1 Kadar Lumpur (%) 7,87 4.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan
2 Berat Jenis (gr/cm3)
Gambar 5 menunjukkan hasil
a. Apparent Specific 2,60
pengujian kuat tekan umur sampel 28 hari
Gravity
dari masing-masing benda uji. Hasil
b. Bulk Spesific 2,28
pengujian menunjukkan, kuat tekan benda
Gravity on Dry
uji A menghasilkan kuat tekan sebesar
c. Bulk Spesific 2,40
0,529 MPa dengan berat sampel sebesar
Gravity on SSD
3,8 kg. Benda uji B menghasilkan kuat
d. Absorption (%) 5,49
tekan sebesar 0,531 MPa dengan berat
3 Kadar Air (%) 3,73
sampel sebesar 4,3 kg. Benda uji C
4 Berat Volume
menghasilkan kuat tekan sebesar 0,591
a. Kondisi Padat 1787,77
MPa dengan berat sampel sebesar 5,1 kg,
b. Kondisi Gembur 1297,74
Benda uji D menghasilkan kuat tekan
5 Kadar Organik No. 2
sebesar 0,617 MPa dengan berat sampel
6 Modulus Kehalusan 2,41
sebesar 5,5 kg, dan Benda uji E
menghasilkan kuat tekan yang paling besar
Secara keseluruhun agregat halus yaitu 0,648 MPa dengan berat sampel
berkarakteristik baik dan memenuhi sebesar 6,3 kg.
standar yang telah ditetapkan. Oleh karena

Gambar 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan


Hasil pengujian masing-masing 5. PENUTUP
benda uji di setiap umur sampel 3, 7, 14 5.1 Kesimpulan
dan 28 hari. Benda uji E yang memiliki Berdasarkan hasil pengujian sifat
kuat tekan yang paling besar tetapi mekanik bata ringan yang terdiri dari kuat
memiliki massa yang lebih berat dari pada tekan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil pengujian kuat tekan Benda uji
sampel benda uji yang lain.
A sebesar 0,529 MPa, Benda uji B
sebesar 0,531 MPa, Benda uji C
sebesar 0,591 MPa, Benda uji D

JOM FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 6


sebesar 0,617 MPa, dan Benda uji E Material Pekerjaan Pasangan Bata
sebesar 0,648 MPa. Ringan dengan Bata Merah. Fakultas
2. Kuat tekan bata ringan terbesar Teknik Universitas Katolik Parahyangan.
adalah Benda uji E dengan kuat Husin, A. A., & Setiadji, R. (2008). Pengaruh
tekan 0,648 MPa. Benda uji E Penambahan Foam Agent Terhadap
Kualitas Bata Ringan. Pusat Litbang
memiliki komposisi semen sebanyak Permukiman.
25 kg, air sebanyak 13 kg, sikament Modestus, Sutandar, E., & Samsuri, E. (2017).
NN sebanyak 200 ml, pasir sebanyak Uji Individu Bata Ringan dengan Foam
64 kg dan foaming agent sebanyak Agent Berdasarkan Variasi Ukuran Pasir.
5,7 kg untuk 12 sampel benda uji. Teknik Sipil FT UNTAN.
Benda uji E memiliki density basah SNI 03-1968-1990. (1990). Metode Pengujian
yaitu 840 kg/m3. Oleh sebab itu, tentang Analisis Saringan Agregat Halus
Benda uji E menghasilkan kuat tekan dan Kasar. Badan Standarisasi Nasional.
yang sangat kuat dari benda uji yang SNI 03-1970-1990. (1990). Metode Pengujian
lain. Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Halus. Badan Standarisasi Nasional.
SNI 03-1971-1990. (1990). Metode Pengujian
5.2 Saran Kadar Air Agregat. Badan Standarisasi
Berdasarkan hasil pengalaman Nasional.
penelitian ini, maka dapat dikemukakan SNI 03-2816-1992. (1992). Metode Pengujian
beberapa saran yang dapat dipergunakan Kotoran Organik dalam Pasir untuk
untuk penelitian lanjutan: Campuran Mortar atau Beton. Badan
1. Sebaiknya pada saat melakukan Standarisasi Nasional.
penelitian di laboratorium SNI 03-4804-1998. (1998). Metode Pengujian
menggunakan safety tools yang Berat Isi dan Rongga Udara Dalam
lengkap seperti sarung tangan, Agregat. Badan Standarisasi Nasional.
masker, kacamata dan sepatu agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Sebaiknya perawatan dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Sampel tidak
boleh terganggu dan tidak hancur
sebelum diuji.
3. Sebaiknya melakukan pengujian
karakteristik foaming agent yang
digunakan agar mendapatkan
spesifikasi foaming agent untuk
pencampuran.

6. DAFTAR PUSTAKA
Arita, D., Kurniawandy, A., & Taufik, H.
(2017). Tinjauan Kuat Tekan Bata
Ringan Menggunakan Bahan Tambah
Foaming Agent. Fakultas Teknik
Universitas Riau.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum. (2014).
Modul Perencanaan Teknologi Timbunan
Material Ringan Mortar-Busa untuk
Kontruksi Jalan. Kementerian Pekerjaan
Umum.
Hidayat, F. (2010). Studi Perbandingan Biaya

JOM FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 7

You might also like