You are on page 1of 54

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI


KAYU DARI SEGI ERGONOMI
( Studi Kasus UD.Sokma Jati Sukoharjo )

Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

FEBRI SIGIT WIBOWO I1306008

commit to
user
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ABSTRACT

Febri Sigit Wibowo. NIM: I1306008. THE WOOD SAW HANDLE


DESIGN FROM ERGONOMIC ASPECT (Case Study: UD. Sokma Jati
Sukoharjo). Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department,
Engineering Faculty, Sebelas Maret University, April 2011.

UD. Sokma Jati Sukoharjo is one industry operating in furniture


manufacturing and house frame construction design. Considering the
result of interview with 10 carpenters in UD. Sokma Jati, in fact 7 workers
complains inconvenience due to the use of wood saw existing in that
place. The inconvenience includes slippery wood saw handle because
during the sawing activity, the hand palm is sweaty, the workers also feel
hot in their palm because the wood saw handle is too hard and the handle
hole cannot accommodate the workers with big palms.
The research began with the identification of problem in sawing
activity, operator inconvenience about the operator’s complaint and
expectation for work attitude using questionnaire and interview analysis,
that was then interpreted into the operator’s need. Thereafter, the next
stage concerns the need for the improvement of handle design of wood
saw, palm anthropometry in the handle design, design dimension of wood
saw handle, the determination of wood saw handle design, prototype
development, cost estimation, examination.
The objective of research is to produce the comfortable handle
design of wood saw that is used consistent with the ergonomic principle.
The result of research provides the wood saw handle design with rubber
plate material addition as well as handle size dimension adjusted with the
workers’ palm anthropometry. The total cost needed is Rp. 24000.00. This
wood saw handle design can minimize the workers’ complaints about
inconvenience in sawing process.
Keywords: wood saw handle, anthropometry
xvi + 48 pages; 21 pages; 14 table; 4 appendices
References: 7 (1988-2004)
ABSTRAK

Febri Sigit Wibowo. NIM : I1306008. PENGEMBANGAN


RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI
(Studi Kasus: UD. Sokma Jati Sukoharjo). Skripsi. Surakarta : Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, April
2011.

UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak
dibidang pembuatan mebel dan rancang bangun rangka rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati
teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian
gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara
lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji
telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak
tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang
handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak
tangan besar.
Penelitian diawali dengan identifikasi masalah aktivitas
penggergajian, ketidaknyamanan operator mengenai keluhan dan
harapan operator untuk sikap kerja melalui analisis kuesioner dan
wawancara, yang kemudian diinterpretasikan menjadi kebutuhan
operator. Setelah itu, tahapan berikutnya mengenai kebutuhan perbaikan
desain handle gergaji kayu rancangan, anthropometri telapak tangan pada
desain handle, dimensi rancangan handle gergaji kayu, penentuan
material rancangan handle gergaji kayu, pembuatan prototipe, estimasi
biaya, pengujian.
Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu
yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi. Hasil penelitian ini adalah
menghasilkan rancangan handle gergaji kayu dengan penambahan bahan
pelapis karet serta dimensi ukuran handle disesuaikan dengan
anthropometri telapak tangan pekerja. Total biaya yang dibutuhkan sebesar
Rp 24000,00. Rancangan handle gergaji kayu ini dapat dapat
meminimalkan keluhan ketidaknyamanan pekerja dalam proses
menggergaji.

Kata kunci: handle gergaji kayu, ergonomi, anthropometri


xvi + 46 halaman; 21 gambar; 14 tabel; 4 lampiran
Daftar Pustaka: 7 (1988-2004)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah


dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan
masalah, yang diangkat dalam penelitian serta sistematika penulisan
untuk menyelesaikan penelitian.

1.1 LATAR BELAKANG


Gergaji kayu merupakan salah satu peralatan yang penting yang
digunakan pada industri mebel maupun industri yang bahan bakunya
menggunakan kayu. Industri mebel pada saat ini, sebenarnya telah
banyak yang menggunakan mesin-mesin untuk menjalankankan proses
produksinya, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan gergaji
kayu masih dipakai. Penggunaan gergaji kayu biasanya untuk merapikan
atau memotong bagian-bagian dari mebel yang ukurannya tidak terlalu
besar. Gergaji kayu yang digunakan biasanya terdiri dari beberapa tipe
tergantung penggunaan. Antara lain gergaji kayu dengan handle dari
bahan karet, plastik dan kayu namun secara umum mempunyai bentuk
handle yang hampir sama.
Salah satu industri yang masih sering menggunakan gergaji kayu
adalah UD. Sokma Jati. UD Sokma Jati merupakan adalah industri yang
bergerak dibidang furniture dan rancang bangun rangka rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati
teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian
gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara
lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji
telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak
tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang
handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak

tangan besar. Tukang kayu ya n


c omg maditatodiusinerdustri ini rata-rata
dalam satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

proses menggergaji membutuhkan waktu antara 60-120 menit setelah itu


dilakukan pekerjaan yang lain yaitu merangkai kayu-kayu tersebut sesuai
model yang diharapkan. Dengan adanya keluhan-keluhan tersebut. Maka
perlu dilakukan perancangan terhadap handle pada gergaji kayu agar
memberikan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan dari tugas akhir ini yaitu bagaimana
merancang handle gergaji kayu yang nyaman untuk aktivitas
penggergajian dengan menggunakan pendekatan ergonomi.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menghasilkan
desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu handle
gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan ketika
digunakan dalam proses penggergajian.

1.5 BATASAN MASALAH


Agar dalam menyelesaikan masalah tidak menyimpang dari tujuan
dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang
seharusnya diteliti, maka penulis memberi batasan masalah adalah data
anthopometri telapak tangan diambil dari 10 pekerja yang terlibat
langsung dalam aktivitas produksi di UD. Sokma jati Sukoharjo.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti
uraian yang diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk
mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok permasalahan dapat
dibagi menjadi enam bab seperti dijelaskan di bawah ini

commit to
user
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini
dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian ini dilakukan
sehingga dapat memberi masukan sesuai dengan tujuan penelitian
dengan batasan-batasan dan asumsi yang digunakan.

BAB II STUDI PUSTAKA


Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait
langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal
penelitian, sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang
dilakukan, selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis
dalam melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Bab ini menyajikan pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan
data berdasarkan teori dan data yang didapat dari pengujian.

BAB V ANALISIS
Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada
tahapan pengumpulan dan pengolahan data.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data
dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan
untuk perbaikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas gambaran umum proses aktivitas kerja di UD.Sokma


Jati Sukoharjo yang merupakan tempat peneliti mengamati sistem yang
berlangsung di dalamnya dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan
dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisa permasalahan yang ada.

2.1 GAMBARAN UMUM UD. SOKMA JATI SUKOHARJO


UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak
dibidang pembuatan furnitur dan rancang bangun rangka rumah. Industri ini
teletak di wilayah Desa Pondok RT 04 RW 01, Bulakrejo, Sukoharjo. Adapun
produk -produk yang dihasilkan adalah meja, kursi, alamari, pintu dan lain-
lain. UD. Sokma jati mempunyai sepuluh pekerja yang melakukan proses
produksi pembuatan furniture.
2.2 PENGERTIAN ERGONOMI

Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (Kerja) dan NOMOS
(Hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan (Nurmianto, E
2004). Disiplin ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan
kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-
batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat
berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atau
hardware (mesin, peralatan kerja) dan atau perangkat lunak atau software
(metode kerja, sistem) (Wignjosoebroto S, 1995). Secara umum tujuan dari
penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2004):

a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya


pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas


kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia


produktif maupun setelah tidak produktif.

c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu


aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
hidup yang tinggi

Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat


perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain
kerja ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang
dipakai manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah
merancang benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga
efektivitas fungsionalnya meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti
kesehatan, keamanan, dan kepuasann dapat terpelihara. Terlihat disini
bahwa ergonomi memiliki 2 aspek yaitu efektivitas sistem manusia
didalamya dan sifat memperlakukan manusia secara manusia.

Mencapai tujuan-tujuan tersebut, pendekatan ergonomi merupakan


penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih tentang manusia secara
sistematis dalam perancangan sisten-sistem manusia benda, manusia-
fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan lain perkataan ergonomi adalah
suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam berinterksi dengan obyek-
obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari (Madyana, 1996).

Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah


untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan
mudah diterapkan (dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi
masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahaya/resiko dalam
penggunaannya (Nurmianto, E ,2004).

2.3 ANTHROPOMETRI DALAM ERGONOMI


Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja
adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan
jasa produksi. Perlunya memperchoamtikmaint tfoakutoser rergonomi dalam
proses rancang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bangun fasilitas pada dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak
dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai
ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data antrhropometri
manusia.
2.3.1 Pengertian Anthropometri

Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti “manusia” dan
metri yang berarti “ukuran”. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh
manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus
mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-
perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya
(Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua
kategori, antara lain (Pullat, 1992):
a. Dimensi struktural (statis)
Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada
posisi tetap dan standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk,
ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut berdiri maupun duduk, panjang
lengan dan sebagainya.
b. Dimensi fungsional (dinamis)
Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada
berbagai posisi atau sikap. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran
dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang
berkaitan dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.Data anthropometri dapat
diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain (Wignjosoebroto, S, 1995):
a. Perancangan areal kerja

b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya

c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja


komputer, dan lain-lain.

d. Perancangan lingkungan kerja fisik


Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah
dikarenakan oleh faktor-fakctoormsmebiat gtaoi ubseerrikut (Nurmianto, E,
2004) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Keacakan/random
Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas
sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun
masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam
masyarakat.
b. Jenis kelamin
Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk
kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara
mean dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih
panjang dimensi segmen badannya daripada wanita sehingga data
anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara
terpisah.
c. Suku bangsa
Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang
tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu
negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan
meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke
Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja (industrial
workforce), maka akan mempengaruhi anthropometri secara nasional.
Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk
anthropometri anak-anak. Anthropometrinya cenderung terus meningkat
sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi
badan manusia mempunyai kecenderungan menurun yang disebabkan oleh
berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan
berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
d. Jenis pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam
seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus
mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan
jenis pekerjaan militer.
e. Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh
bervariasinya iklim/musim cyoamngmibtetrobeudsaerdari satu tempat ke
tempat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu
musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan
ukuran yang relatif lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di
pertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam. Bahkan para
penerbang dan astronaut pun harus mempunyai pakaian khusus.
f. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti
kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang
berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan
kerja.
g. Cacat tubuh secara fisik
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu
dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas
akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka
dapat ikut serta merasakan “kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil
ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk masyarakat.
Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan jarak jangkauan,
dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus
untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar
masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-lain.
2.3.2 Dimensi Antropometri

Data antropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran


produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang
akan menggunakannya. Pengukuran dimensi struktur tubuh yang biasa diambil
dalam perancangan produk maupun fasilitas dapat dilihat pada gambar 2.2 di
bawah ini.

commit to user
Gambar 2.1 Antropometri untuk perancangan produk atau fasilitas
Sumber: Wignjosoebroto S, 2000

Keterangan gambar 2.3 di atas, yaitu:


1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung
kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat
sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.
8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut betis.
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.
25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai
dengan ujung jari tangan.

2.3.3 Antropometri Telapak Tangan


Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur adalah :
1. Panjang tangan (A)
2. Panjang telapak tangan (B)
3. Lebar tangan sampai ibu jari (C)
4. Lebar tangan sampai matakarpal (D)
5. Ketebalan tangan sampai matakarpal (E)
6. Lingkar tangan sampai telunjuk (F)
7. Lingkar tangan sampai ibu jari (G)

commit to
user
Gambar 2.2 Antropometri Telapak Tangan
Sumber: Jurnal Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan

2.4 TIPE-TIPE PENGUKURAN


Secara umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri
dari setidaknya tiga buah tipe terminologi dasar yaitu
1. Locator yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang
menjadi dasar pengukuran titik atau bidang.
2. Orientator yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi
tubuh.
3. Potensioner yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam
pengukuran, seperti posisi duduk.
Berikut ini adalah beberapa alternatif pengukuran dari pengukuran klasik
sampai mengunakan grid dan block system :

Gambar 2.3 Alat antropometri konvensional


(Sumber : Kroemer,1990)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.4 Alat ukur antropometri jangka sorong lebar tangan


(Sumber : Kroemer,1990)

Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh


manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa
sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian
tengah grafik. Sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan yang ekstrim akan
terletak pada ujung-ujung grafik.

Menurut Panero dan Zelnik (2003), merancang untuk kepentingan


keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis, maka sebaiknya
dilakukan perancangan dengan tujuan dan data yang berasal dari segmen populasi
di bagian tengah grafik. Jadi merupakan hal logis untuk mengesampingkan
perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan hanya menggunakan
segmen terbesar yaitu 95% dari kelompok populasi tersebut.

Persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu


populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana
sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah
keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga
terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai
contoh bila dikatakan persentil ke-95 dari suatu pengukuran tinggi badan
berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernilai
lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi
badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut.

Menurut Panero dan Zelnik (2003), persentil ke-50 memberi gambaran


yang mendekati nilai rata-rata dari suatu kelompok tertentu. Suatu kesalahan
yang serius pada penerapcaonmsmuaittuto duastear adalah dengan
mengasumsikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50 mewakili pengukuran manusia rata-
rata pada umumnya, sehingga sering digunakan sebagai pedoman
perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dengan asumsi tersebut
mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok. Sebenarnya tidak
ada yang dapat disebut “manusia rata-rata”.

Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan
persentil. Pertama, suatu persentil anthropometri dari tiap individu hanya
berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan
seseorang memiliki persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untuk
keseluruhan dimensi. Tidak ada orang dengan keseluruhan dimensi
tubuhnya mempunyai nilai persentil yang sama, karena seseorang dengan
persentil ke-50 untuk data tinggi badannya, memiliki persentil 40 untuk data
tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data panjang lengannya seperti
ilustrasi pada Gambar 2.6, berikut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.5 Anthropometri Untuk Perancangan Produk atau Fasilitas


Sumber: Wignjosoebroto, S, 2000

Sebuah perancangan membutuhkan identifikasi mengenai dimensi ruang


dan dimensi jangkauan. Dimensi ruang merupakan dimensi yang menggunakan
ukuran 90P ataupun 95P, hal ini bertujuan agar orang yang ukuran datanya
tersebar pada wilayah tersebut dapat lebih merasa nyaman ketika menggunakan
hasil rancangan. Sedangkan dimensi jangkauan lebih sering menggunakan ukuran
5P ataupun 10P. Hal ini bertujuan supaya orang yang datanya tersebar pada
wilayah tersebut dapat turut menggunakan fasilitas yang tersedia seperti ukuran
lebar meja komputer. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan
dalam perhitungan data anthropometri, seperti pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Macam Persentil Dan perhitungan dalam Distribusi Normal

Percentil Perhitungan

st 
1 x 2.325 x


2.5th
x 1.96 x

th 
5 x 1.645 x

th 
10 x 1.28 x

th 
50 x

th 
90 x 1.28 x

th 
95 x 1.645 x


97.5th
x 1.96 x


99th
x 2.325 x
comm it to user
Sumber: Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, 2000

Keterangan Tabel 2.1 di atas, yaitu:

x  mean data

 x  standar deviasi dari data

2.5 APLIKASI DATA ANTHOPOMETRI DALAM PERANCANGAN


PRODUK

Penggunaan data antropometri dalam penentuan ukuran produk harus


mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa
sesuai dengan ukuran tubuh pengguna (Wignjosoebroto, S, 2003) yaitu :

1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim

Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu :

a) Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi


ekstrim.

b) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain


(mayoritas dari populasi yang ada), Agar dapat memenuhi sasaran
pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan, yaitu:

 Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu


rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai
percentile terbesar misalnya 90-th, 95-th, atau 99-th
percentile.

 Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil


berdasarkan percentile terkecil misalnya 1-th, 5-th,
atau 10-th percentile

2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran


tertentu (adjustable). Produk dirancang dengan ukuran yang dapat diubah-
ubah sehingga cukup fleksible untuk dioperasikan oleh setiap orang yang
memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Mendapatkan rancangan yang
fleksibel semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan
adalah dalam rentang nilai 5-th sampai dengan 95-th.

3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata

Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau


dalam rentang 50-th percentile.

Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam


proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, beberapa rekomendasi
yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana
yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,

2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut,


dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data
structural body dimension ataukah functional body dimension,

3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi,


diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk
tersebut,

4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan


rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
yang fleksibel atau ukuran rata-rata.

5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.

6. Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan


nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasikan data
tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan
seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus
dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain-lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian ditunjukan pada gambar. 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1 Metodologi penelitian


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Diagram alir penelitian yang digambarkan di atas, setiap


tahapannya akan dijelaskan secara lebih lengkap dalam sub bagian
berikut ini.

3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan,


perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan
manfaat penelitian. Langkah‐langkah yang ada pada tahap identifikasi
masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut ini.
3.1.1 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai


teori-teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diteliti serta mendapatkan dasar-dasar referensi yang
kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi pustaka
dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah,
dan tugas akhir mahasiswa teknik industri yang terkait dengan tema
penelitian.

3.1.2 Studi Lapangan

Studi Lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari


bentuk serta penggunaan handle gergaji kayu yang telah ada sekarang di
UD.Sokma Jati, serta mendapatkan informasi awal yang lengkap untuk
menentukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Metode untuk
mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung,
dokumentasi gambar, wawancara kepada para responden dengan tujuan
untuk mengetahui keluhan dan keinginan pekerja terhadap gergaji kayu
yang ada saat ini.

3.1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian


disusun sebuah rumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan
dibahas lebih lanjut adalah bagaimana mendesain handle Gergaji kayu

yang nyaman dengan menggucnoamkmanitpteonudseekratan ergonomi.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat


menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun
tujuan penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah yaitu
menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai
prinsip ergonomi.

3.1.5 Manfaat Penelitian

Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung


unsur manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu hasil rancangan
handle gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan
ketika digunakan dalam proses penggergajian.

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DATA

Tahap-tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk


mendukung penelitian mengenai gergaji kayu, sebagai berikut:

3.2.1 Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dengan cara pengambilan gambar, gerakan


ataupun rekaman pola aktivitas saat melakukan proses penggergajian,
yang dilakukan baik oleh satu pekerja atau lebih. Selain itu model gergaji
kayu yang telah ada, yang digunakan saat ini juga didokumentasikan
sebagai identifikasi awal.

3.2.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara


langsung dari responden mengenai keluhan dan harapan saat melakukan
aktivitas penggergajian.

3.2.3 Identifikasi Gergaji Kayu

commit to
user
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi gergaji kayu yang
digunakan di UD. Sokma Jati saat ini. Selain itu identifikasi dapat dijadikan
sebagai informasi awal untuk mengetahui kekurangan dari gergaji kayu yang ada
saat ini serta perlunya proses perbaikan dalam perancangan.

3.3 PENYUSUNAN KONSEP PERANCANGAN

Penyusunan konsep perancangan handle gergaji dilakukan dengan


mengacu pada identifikasi masalah yang diperoleh. Data permasalahan
dan nyaman. Konsep perancangan dalam hal ini dijelaskan pada sub bab sebagai berikut:

kan aktivitas menggergaji yang sudah ada saat ini. Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melaku

perancangan gergaji.

3.3.2 Penentuan Solusi Perancangan

Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan dengan jelas,


maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Penentuan solusi
perancangan haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang
berasal dari engineer atau peneliti. Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat
adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu
dengan merancang sebuah fasilitas kerja berupa Desain pada Pegangan tangan.
Perancangan pengangan tangan tersebut bertujuan untuk mengurangi atau
meminimalkan keluhan. Untuk merancang gergaji tersebut peneliti mengadopsi
dan melakukan studi literatur mengenai teori ergonomi dalam perancangan produk
sebagai idea. Idea tersebut nantinya akan dijadikan sebagai masukan tentang hal -
hal yang ingin diganti ataupun dilakukan penambahan baik pada komponen atau
kelengkapan gergaji sebagai pertimbangan dalam perancangan.

3.3.3 Perancangan Handle Gergaji Kayu

Tahap ini merupakan penjelasan tentang tentang perancangan handle


gergaji kayu serta memodelkan hasil rancangan ke dalam gambar yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe produk.

3.3.4 Prototipe

Berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat, maka dilakukan pembuatan


prototipe handle gergaji kayu untuk mengetahui kelayakan dari hasil sebuah
rancangan yang digunakan dalam proses penggergajian.

3.4 ESTIMASI BIAYA

Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang


dikeluarkan untuk perancangan fasilitas kerja yang berupa desain handle
gergaji kayu. Biaya yang dihitung meliputi biaya material, dan biaya non
material.

3.5 TAHAP ANALISA

Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis hasil terhadap


pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya, serta sebagai validasi
hasil rancangan yang dihasilkan dari pemakaian rancangan gergaji kayu.

3.6 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan


akhir dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang
telah dilakukan, serta saran-saran yang berisi masukan untuk penelitian-
penelitian berikutnya agar lebih baik lagi.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data


penelitian meliputi proses pengukuran anthropometri dan tahapan
perancangan. Objek penelitian ini yaitu merancang handle gergaji kayu
sebagai alat pertukangan. Penjelasan akan diuraikan pada sub bab
perancangan handle gergaji kayu.

4.1 PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2010. Metode
untuk mendapatkan data awal dilakukan identifikasi masalah aktivitas
penggergajian, pengamatan langsung, dokumentasi Gambar,
wawancara, dan data anthropometri yang dibutuhkan untuk
merancang handle gergaji kayu yang baru.

4.1.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto dan gerakan pada
saat pekerja memegang handle gergaji kayu saat melakukan aktivitas
penggergajian. Pola aktivitas penggergajian yang dilakukan oleh
responden (tukang kayu) disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Aktivitas proses penggergajian menggunakan handle


yang sudah ada sebelumnya UD.Sokma Jati

No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko

Aktivitas tangan kiri


pekerja pada memegang kayu,
saat tangan kanan _
1 memegang memegang gergaji
handle gergaji
kayu dari
samping
Tabel 4.1 Aktivitas proses penggergajian menggunakan handle
yang sudah ada sebelumnya UD.Sokma Jati ( lanjutan)
No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko

Aktivitas pekerja Telapak tangan Selama melak-


pada saat menggenggam ukan proses
me-megang handle dan menggergaji
handle gergaji tangan bergerak Telapak tangan
kayu dari arah maju -mundur mulai meras-
2 depan akan panas dan
licin

Aktivitas Tangan bergerak Telapak


pekerja pada maju – mundur tangan merasa
saat mem- saat melakukan pegal karena
egang handle gerakan mengg- handle keras
3
ger-gaji kayu ergaji sampai dan tidak
kayu terpotong
dari arah sesuai dengan
belakang cakupan
tangan

Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa


terdapat tiga aktivitas yang dilakukan oleh pekerja, antara lain
memposisikan gergaji ke kayu serta menempatkan genggaman tangan di
handle gergaji kayu, memulai proses pengergajian, dan melakukan proses
penggergajian sampai selesai. Aktivitas penggergajian yang dilakukan
oleh tukang kayu dengan menggunakan handle gergaji yang sudah ada
sebelumnya dapat menyebabkan keluhan pada telapak tangan.

4.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dari pekerja mengenai kesulitan dan keluhan yang dialami pada
aktivitas penggergajian. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang
kayu di UD.Sokma Jati diketahui bahwa waktu rata-rata yang diperlukan
untuk melakukan satu kali aktivitas penggergajian secara keseluruhan
selama 120 menit. Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan keluhan rasa
kurang nyaman pekerja pada bagian tubuh tangan mulai dirasakan saat
10 menit pertama. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat diketahui
keluhan mengenai ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami pekerja
pada aktivitas penggergajian.

Berikut merupakan pertanyaan yang digunakan untuk


mengidentifikasi keluhan ketidaknyamanan dan harapan pada proses
penggergajian.
1) Ketidaknyamanan seperti apa yang Anda rasakan ketika melakukan
aktivitas penggergajian ?
2) Apa yang Anda inginkan atau harapkan untuk perbaikan handle gergaji
yang sudah ada sekarang ?

4.1.3 Identifikasi Handle Gergaji Kayu


Identifikasi handle gergaji kayu dilakukan untuk mengetahui kondisi
handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini sebagai informasi
awal untuk mengetahui kelemahan yang ada dan proses perbaikan yang
perlu dilakukan. Adapun kondisi handle gergaji kayu yang terdapat di
UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati

No Model Tipe Handle Gergaji Keterangan

Handle gergaji dari bahan kayu,


dimensi lebih besar dari handle yang
1 lain, berat serta terasa panas dan licin
pada telapak tangan berkeringat.
No Model Tipe Handle Keterangan
Gergaji
Handle gergaji dari bahan kayu
yang diberi tambahan yaitu
2 dibungkus karet, pada lubang
handle dibuat lurus serta terasa berat
ditangan.

Handle gergaji dari bahan plastik


dibungkus karet namun agak keras,
handle ini ringan serta cukup

3 nyaman untuk aktivitas


menggergaji lama ketika telapak
tangan berkeringat

Handle gergaji dari bahan plastik,


jenis handle ini terasa licin di telapak
tangan ketika telapak tangan

4 berkeringat serta terasa panas ketika


digunakan dalam aktivitas
menggergaji lama .

Handle gergaji dari bahan kayu,


dimensi hampir sama dari handle
pertama serta jika digunakan berat
5
,terasa panas dan licin pada telapak
tangan berkeringat.

Tabel 4.2 Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati
(lanjutan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adapun kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu yang terdapat di


UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu

No Model Tipe handle Kelebihan Kelemahan


gergaji

Pada handle gergaji Handle gergaji ini


kayu ini bisa mem- terasa berat ketika
enenuhi cakupan dipakai ka-rena
tan-gan pekerja memiliki ukuran handle
1
yang memiliki yang besar.handle
telapak tan-gan terasa licin ketika
yang besar. telapak tangan
berkeringat, panas
karena handle gergaji
keras.

Pada handle gergaji Handle gergaji ini berat


kayu ini terdapat serta pada lubang
2 karet pembungkus handle terlalu lurus
sehingga nyaman sehingga bisa
di-gunakan ketika Menimbukan nyeri
tela-pak tangan pada telapak tangan
berke-ringat

Pada handle gergaji Karet pembungkus


kayu ini terbuat pa -da handle gergaji
3 dari bahan plastik kayu ini masih keras
yang ringan dan
sehi-ngga masih
dibung-kus karet
kurang nyaman.
Lekukan pada ibu
jari kurang pas.
c ommit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3 kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu (lanjutan)

No. Model Tipe handle Kelebihan Kelemahan


gergaji

Pada handle gergaji Pada handle gergaji


kayu ini terbuat dari kayu ini ukuran lubang
bahan plastik berte- tidak bisa mencakup
kstur sehingga ukuran telapak tangan
4
meng-urangi licin pekerja yang lebar.
saat tela-pak tangan
mulai
berkeringat,memiliki
bobot yang ringan.

Pada handle gergaji Handle gergaji ini terasa


kayu ini bisa meme- berat ketika dipakai
nenuhi cakupan karena memiliki
tangan pekerja yang ukuran handle yang
5
memiliki telapak besar. Handle terasa
tangan yang besar. licin ketika telapak
tangan berke-ringat,
telapak tangan telapak
panas karena handle
gergaji keras.

Berdasarkan kondisi tersebut, kelemahan handle gergaji yang ada di


UD. Sokma Jati saat ini yaitu bahwa jika handle gergaji kayu digunakan
untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama akan terjadi keluhan

oleh pekerja seperti panas, licincokmamreint atoteulsaeprak tangan pekerja


berkeringat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelemahan tersebut jika dibiarkan dapat menyebabkan ketidakyamanan


pada saat melakukan penggergajian, untuk itu diperlukan perancangan
handle gergaji kayu yang berfungsi memberikan kenyamanan kerja dalam
proses penggergajian kayu.

4.1.4 Data Dimensi Aktual


Setelah melakukan pengumpulan data anthropometri telapak tangan
pekerja, kemudian dilakukan pengukuran dimensi handle gergaji kayu

ponden. Pengukuran ini digunakan sebagai pembanding dengan handle gergaji rancangan. Hasil pengukuran handle gergaji kayu dapat di
dle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati

Tbl H (cm) Lubang


NoTipe GergajiPG (cm) PH (cm) TH (cm)
L (cm) P (cm) Berat (kg)
1 Model 1 43 12 11 4 3 9.5 0,6
2 Model 2 36 15 10 3 3 8.5 0,5
3 Model 3 34 14 11 4 4 8 0,4
4 Model 4 36 17 12 3.5 3.5 9 0,3
5 Model 5 37 16 12 3.5 3.5 9.5 0,5

4.2 PENGOLAHAN DATA


Pengolahan data dilakukan berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan. Adapun proses pengolahan data sebagai berikut
:

4.2.1 Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan


Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, diperoleh informasi
mengenai keluhan dan keinginan responden saat melakukan aktivitas
penggergajian dengan menggunakan gergaji kayu yang ada saat ini.
Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan pengelompokan data berdasarkan keluhan dan
keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data tersebut dijadikan
sebagai masukan dan pertimbangan dalam perancangan desain handle
gergaji kayu. Adapun keluhan dan keinginan pekerja dalam penggunaan
gergaji yang ada saat ini disajikan dalam Tabel 4.5
Tabel 4.5 Rekapitulasi keluhan pekerja

commit to
user
No Keluhan Jumlah Persentase
Pada saat melakukan proses penggergajian
1 pekerja merasakan ketidaknyamanan seperti 7 70 %
handle licin karena telapak tangan berkeringat
Pada saat melakukan aktivitas menggergaji
2. telapak tangan pekerja merasa panas karena 6 60%
handle gergaji kayu keras
Pada saat melakukan proses penggergajian
pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam
3. menggergaji karena ukuran cakupan handle 5 50 %
terlalu sempit atau lebar

Tabel 4.5 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan pekerja ketika


melakukan aktivitas penggergajian, dimana diperoleh hasil tingkat
keluhan terbesar meliputi ketidaknyamanan yang mulai dirasakan pada
saat proses menggergaji selama 10 menit, karena pekerja merasakan
ketidaknyamanan dengan handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati
saat ini seperti handle terasa licin karena telapak tangan berkeringat. Selain
itu wawancara juga dilakukan untuk mengetahui keinginan pekerja untuk
perbaikan handle gergaji yang ada saat ini. Hasil wawancara mengenai
keinginan untuk perbaikan handle gergaji kayu disajikan dalam Tabel 4.6

Tabel 4.6 Rekapitulasi keinginan pekerja

No Keinginan Jumlah Persentase


Pekerja menginginkan handle gergaji kayu
1 7 70 %
tidak berat namun bahan materialnya kuat
Pekerja menginginkan handle tidak licin jika
2 digunakan menggergaji dalam jangka waktu 6 60 %
yang lama
Pekerja menginginkan ukuran handle sesuai
ukuran cakupan telapak tangan sehingga
3 5 50 %
nyaman bila digunakan untuk menggergaji
dalam jangka waktu yang lama

Tabel 4.6 menunjukkan hasil rekapitulasi data keinginan pekerja untuk


perbaikan handle gergaji kayu, dimana diperoleh hasil tingkat keinginan terbesar
pada keinginan pekerja untuk merasakan kenyamananan saat melakukan proses
penggergajian.

4.2.2 Penentuan Solusi Perancangan Berdasarkan Data Keluhan dan


Keinginan
Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan, maka dapat
dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Gagasan atau ide yang
dikembangkan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang telah
dibuat sebelumnya dan berasal dari engineer atau peneliti. Permasalahan utama
yang terjadi pada aktivitas penggergajian adalah belum adanya handle gergaji
kayu yang memadai sehingga menyebabkan pekerja bekerja dengan kurang
nyaman. Sebagai contoh pekerja terkadang berhenti sejenak ketika mereka
mengalami keluhan karena telapak tangan terasa panas karena handle keras, berat
serta licin saat dipakai karena telapak tangan berkeringat saat bekerja.
Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk
mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan merancang
sebuah handle gergaji yang sesuai dengan anthropometri telapak tangan tukang
kayu di UD. Sokma Jati. Perancangan handle gergaji tersebut bertujuan untuk
mengurangi atau meminimalkan keluhan berdasarkan dengan kebutuhan dan
keinginan dari pekerja yang ada. Hasil penentuan solusi perancangan atas dasar
keluhan dan keinginan disajikan dalam Tabel 4.7
Tabel 4.7 Penentuan Solusi Perancangan
Solusi
No Keluhan % Keinginan %
Perancangan
Saat melakukan Pekerja Merancang han-
pr-oses mengingik-an dle gergaji kayu
penggergajian handle tidak licin yang dilengkapi
1 70 70
Pekerja me- jika digunakan dengan pelapis
rasakan ketidak- menggergaji karet
nyamanan seperti dalam jangka
handle licin waktu yang lama
karena telapak
tan-gan
berkeringat

Pada saat Pekerja Merancang


melaku-kan mengingin-kan handle gergaji
aktivitas meng- handle gergaji dengan bahan
2 60 60
gergaji pekerja kayu dilapisi material yang
tel-apak tangan bahan yang lunak lunak seperti
terasa panas agar tidak terasa karet
karena han-dle panas
gergaji kayu
keras

Tabel 4.7 Penentuan Solusi Perancangan ( lanjutan )

No. Keluhan % Keinginan % Solusi


Perancangan
Pada saat Pekerja Merancang
3. 50 50
melakukan proses menginginkan handle gergaji
penggergajian ukuran kayu yang
pekerja merasakan nyaman dengan
handle
ketidaknyamanan ukuran cakupan
sesuai cakupan
dalam menggergaji telapak tangan
telapak ta-
karena ukuran yang sesuai.
ngan sehingga nya-
cakupan handle
terlalu se-mpit man bila digunakan
atau lebar untuk menggergaji
dalam jangka waktu
yang lama
Dari Tabel 4.7 diperoleh solusi perancangan, namun berdasarkan prioritas
yang terbesar maka solusi perancangan difokuskan pada solusi pertama, dimana
solusi tersebut adalah handle gergaji kayu yang dilengkapi dengan karet yang
berfungsi untuk memberikan kenyamanan pada proses menggergaji.
Perancangan dikembangkan untuk mengakomodasi kekurangan
dari keadaan handle gergaji yang ada di UD. Sokma Jati saat ini. Konsep
perancangan handle gergaji menganalogikan sebagai sebuah fitur
tambahan pada handle gergaji yang menambah kenyamanan ketika
melakukan aktivitas penggergajian. Fitur tambahan berupa penambahan
dan pengaplikasian material dari karet atau matras yang berfungsi
mengurangi ketidaknyamanan saat menggenggam handle dalam aktivitas
menggergaji.

4.2.3 Penentuan Data Anthropometri


Perancangan handle gergaji kayu harus disesuaikan dengan anthropometri
penggunanya. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya pengukuran data
anthropometri terhadap tukang kayu. Data anthropometri yang digunakan dalam
perancangan handle gergaji kayu meliputi:
a. Lebar telapak tangan (ltt)
b. Diameter lingkar genggam (dlg)
Data yang terkumpul, kemudian ditentukan perhitungan
persentilnya, untuk mendapatkan batas ukuran yang diperlukan.
Penentuan persentil ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini
dapat mengakomodasi data persentil ke 5, 50 atau 95, sehingga populasi
dapat terlayani (Zelnik dan Panero, 2003). Persentil ini dapat dihitung
berdasarkan rumus seperti pada Tabel 2.2. Dengan contoh persentil untuk
lebar telapak tangan sebagai berikut:
P5 = 9.51 – (1.645 x 0,889) = 8,047
P50 = 9.51
P95 = 9.51 + (1.645 x 0,889) = 10,97
Berdasarkan perhitungan data handle gergaji kayu nilai persentil ke-5
sebesar 8,048 cm, nilai persentil ke-50 sebesar 9,51 cm, dan nilai
persentil ke-95 sebesar 10,97 cm. Rekapitulasi hasil perhitungan persentil
ditunjukkan pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Anthropometri

No Data STDEV P5 P50 P95

1 lebar telapak tangan 9,51 0,889 8,048 9,51 10,972


Diameter lingkar
2 genggam 3,48 0,225 3,110 3,48 3,850

Dari perhitungan anthropometri telapak tangan tersebut maka dapat


dilihat bahwa produk yang akan dibuat dalam perancangan ini
mempunyai Gambaran sebagai berikut :

4.3 PERANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU


Perancangan handle gergaji kayu ditentukan berdasarkan data
anthropometri telapak tangan tukang kayu dan perhitungan persentil yang telah
dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penentuan dimensi handle gergaji kayu.
Penentuan dimensi ukuran dilakukan sebagai berikut:
1. Tinggi lubang handel gergaji kayu
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi lubang
handle gergaji kayu adalah lebar telapak tangan (ltt) dengan persentil ke-
95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar tinggi lubang handle
gergaji kayu tersebut dapat mengakomodasi responden yang memiliki
lebar telapak tangan yang lebih besar. Penentuan tinggi lubang handle
gergaji menggunakan data lebar telapak tangan persentil ke-95.
Perhitungan tinggi lubang handle gergaji kayu sebagai berikut:
Tinggi handle gergaji kayu = ltt (P95)
= 10,97cm
dengan;
ltt = lebar telapak tangan.
P95 = persentil 95
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi handel
gergaji kayu hasil rancangan sebesar 10,97 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tebal handle gergaji kayu


Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tebal handle
gergaji kayu adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan persentil ke-
50. Penggunaan persentil 50 dimaksudkan agar responden yang memiliki
diameter genggam lebih besar maupun yang lebih kecil dapat memegang
handle gergaji kayu menggunakan diameter lingkar genggam persentil
50. Perhitungan diameter / tebal handle gergaji kayu sebagai berikut:
Diameter / tebal handle gergaji kayu = dlg (P50)
= 3,48 cm
dengan;
dlg = diameter lingkar genggam
P50 = persentil 50
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh diameter/
tebal handle gergaji kayu hasil rancangan sebesar 3,48 cm ~ 3.5 cm.

Ukuran rancangan handle gergaji kayu yang baru tersebut


ditentukan dengan pertimbangan beberapa faktor, seperti data
anthropometri telapak tangan tukang kayu serta persentil yang
digunakan. Gambar rancangan dijelaskan melalui Gambar, sebagai
berikut desain rancangan disajikan dalam Gambar 4.1 berikut ini.

Gambar 4.1 Handle gergaji tampak samping (2d)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.2 Handle gergaji tampak belakang (2d)

Gambar 4.3 Handle gergaji Kayu tampak depan (2d)


Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Handle Gergaji Kayu

No Dimensi handle gergaji kayu Hasil Rancangan Ukuran


1. Tinggi lubang handle gergaji kayu 10,97 cm
2. Tebal handle gergaji kayu 3,5 cm

Gambar 4.4 Handle gergaji Kayu (3d)

Gambar 4.5 Handle Gergaji Kayu (3d)

Gambar 4.6 Handle gergaji kayu hasil rancangan

commit to
user
Gambar 4.7 Gergaji kayu hasil rancangan

Berdasarkan Gambar tersebut, penentuan ukuran ditentukan berdasarkan


pertimbangan dari beberapa data anthropometri telapak tangan pekerja
dan persentil yang digunakan, sehingga handle gergaji yang dirancang
dapat mengakomodasi penggunanya.

4.4 PENENTUAN SPESIFIKASI PRODUK


Spesifikasi produk ditentukan berdasarkan komponen komponen
yang digunakan dalam perancangan handle gergaji . Pemilihan komponen
berdasarkan pengetahuan peneliti tentang material ataupun peralatan,
komponen, selain itu juga melakukan konsultasi dengan pekerja / tukang
kayu atau orang yang lebih memahami mengenai penentuan komponen
tersebut. Komponen yang digunakan dalam penentuan perancangan
handle gergaji kayu meliputi :
Komponen utama:
1. Kayu Jati
Kayu jati dipilih karena jenis kayu ini mempunyai keunggulan
dengan jenis kayu yang lain yaitu kuat, gampang dibentuk dan
lebih awet.

Gambar 4.8 Kayu jati


2. Sekrup / mur baut
Sekrup / mur baut digunakan untuk menjepit dan mengencangkan
plat logam pada handle gergaji agar tidak mudah lepas .
Gambar 4.9 Sekrup / mur baut
3. Plat besi
Plat besi digunakan untuk mengeklem atau pembatas antara kayu
dengan sekrup.

Gambar 4.10 Plat besi


4.Karet
Karet digunakan sebagai bahan pelapis pada handle agar handle tidak
terasa licin dan keras .

Gambar 4.11 Karet matras


5.Serlak
Serlak digunakan sebagai pewarna kayu agar kayu terlihat menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.12 Serlak


6.Spirtus
Spirtus digunakan sebagai campuran serlak agar mudah kering dan
gampang tidak terlalu kental.

Gambar 4.13 Spirtus


7.Amplas
Amplas digunakan untuk menghaluskan kayu agak tidak kasar serta
memudahkan dalam pewarnaan.

Gambar 4.14 Amplas


4.4.1 Penentuan Estimasi Biaya Perancangan Handle Gergaji
Estimasi biaya perancangan handle gergaji merupakan biaya yang
dibutuhkan untuk
mmit yang dibutuhkan untuk
membceolmi
atoteurisa
elr
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memproduksi produk dan biaya tenaga kerja. Asumsi biaya yang


dihitung meliputi biaya material, dan biaya non material.
Tabel 4.10 Estimasi biaya material
KEGUNAAAN PADA BIAYA
NO BAHAN HANDLE UKURAN (Rp)
1 Kayu jati Bahan dasar pembuatan handle 16 cm x16 cm 6000
2 Sekrup sebagai penjepit ø 8 mm 3000
3 Karet matras bahan pembungkus handle 30 cm x 20 cm 5000
pembatas antara sekrup dan
4 Plat / klem kayu 2 buah 1000
5 Serlak pewarna kayu 0,5 ons 1000
6 Spirtus bahan campuran serlak 0,5 liter 3000
7 Lem Perekat Matras 1 Botol kecil 3000
8 Amplas menghaluskan kayu 1 lembar 2000
Total 24000
mbelian material adalah sebesar Rp 24.000 Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses permesinan) dan bi

NO Biaya non material Pengeluaran biaya (Rp)


1 Biaya tenaga kerja 5.000
2 Biaya ide & desain 100.000
TOTAL BIAYA 105.000

Besarnya biaya non material yang diperlukan dalam pembuatan handle


gergaji hasil rancangan adalah sebesar Rp.105.000 Total biaya
keseluruhan yang dikeluarkan untuk membuat handle gergaji ditampilkan
dalam Tabel 4.12

Tabel 4.12 Estimasi biaya perancangan handle gergaji kayu


No Biaya Pengeluaran biaya ( Rp )
1 Biaya material perancangan 24.000
2 Biaya non material 105000
TOTAL BIAYA 129.000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
ANALISIS

Analisis dan interpretasi hasil penelitian bertujuan menjelaskan


hasil dari pengolahan data, sehingga hasil penelitian menjadi lebih jelas.
Analisis dalam penelitian ini diuraikan pada sub bab berikut ini.

5.1. ANALISIS PERBANDINGAN HANDLE GERGAJI LAMA DAN


HASIL RANCANGAN

Analisa perbandingan handle gergaji kayu lama dan hasil


rancangan bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi pekerja sebelum
dan setelah menggunakan handle hasil rancangan masih berpotensi
menimbulkan keluhan ketidaknyamanan. Setelah pembuatan handle,
maka dilakukan pengujian terhadap handle tersebut dengan digunakan
untuk memotong kayu. Hasil pengujian dari handle hasil rancangan dan
handle lama dapat dilihat dalam tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1 Perbandingan handle gergaji kayu lama dan hasil rancangan
Keluhan
Kesesuian
No Model handle
Ketajaman Licin Panas dimensi
handle
1 Kayu V V V V
2 Plastik V V V ‐
3 kayu berlapis karet V ‐ ‐ ‐
4 Plastik berlapis karet V ‐ ‐ ‐
5 Handle gergaji rancangan V ‐ ‐ V

Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa handle gergaji kayu yang
terdapat di UD. Sokma Jati masih menimbulkan keluhan
ketidaknyamanan bagi pekerja. Selain panas dan licin, kesesuaian handle
terhadap anthropometri telapak tangan pekerja masih kurang. Penurunan
keluhan ketidaknyamanan pada handle gergaji hasil rancangan
dikarenakan dalam perancangan handle ini didasarkan pada keinginan

pekerja dmana untuk meminimcoamlkmaint tkoeluushearn panas dan licin

pada handle,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pelu diberi penambahahan pelapis dan untuk menyesuaikan lebar telapak


tangan pekerja digunakan data anthropometri sebagai dasar
pengukurannya.
Penggunaan dimensi anthropometri pada perancangan ini dimaksudkan
agar rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan
atau paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Untuk
memperoleh data dari dimensi anthropometri tersebut, maka dilakukan
pengambilan data anthropometri 10 pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo. Data
anthropometri yang digunakan dalam perancangan meliputi : lebar telapak tangan
(ltt) untuk menentukan ukuran tinggi lubang handle.
Penentuan tinggi lubang handle menggunakan data lebar telapak
tangan (ltt) persentil ke-95. Penentuan data lebar telapak tangan
menggunakan persentil ke-95 teryata dapat mengakomodasi telapak
tangan pekerja yang paling maksimal, karena jika digunakan ukuran
pekerja yang memiliki telapak tangan kecil, maka orang yang memiliki
ukuran telapak tangan yang maksimal, akan merasa kesulitan
menggunakan handle gergaji.

Penentuan tebal handle gergaji kayu menggunakan ukuran


diameter lingkar genggam (dlg) persentil ke-50. Penentuan data diameter
lingkar genggam menggunakan persentil ke-50 agar dapat mencakup
ukuran yang paling banyak. Pekerja memiliki ukuran yang persentil ke-5
bisa dicakup dan pekerja yang mempunyai ukuran persentil-95 dapat
tercakup.

Dari pengujian setelah menggunakan handle gergaji kayu hasil


rancangan dapat diperoleh hasil bahwa keluhan ketidaknyamanan dapat
diminimalisir. Menurunnya keluhan ini karena adanya perubahan
dimensi handle serta penambahan bahan pelapis pada handle hasil
rancangan dan desain yang lebih ergonomis sehingga meningkatkan
kenyamanan.

5.2 HAL – HAL YANG BELUM DAPAT DIAKOMODASI PADA


HANDLE HASIL RANCANGcAoNmmit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Handle gergaji kayu hasil rancangan dibuat untuk meminimalkan


keluhan pekerja terhadap handle gergaji kayu lama. Hasil rancangan handle
gergaji kayu yang baru didasarkan pada keluhan-keluhan dan data
anthropometri pekerja UD. Sokma Jati. Dalam penelitian ini ukuran yang
digunakan sesuai dengan antropometri telapak tangan dan diameter
lingkar genggam pekerja, hal ini dimaksudkan agar handle gergaji kayu
dapat terasa nyaman ketika digunakan. Berdasarkan keluhan pekerja
didapat beberapa variabel alternatif yaitu penambahan karet matras pada
handle dan perbaikan ukuran lubang handle gergaji kayu sesuai dimensi
anthropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja.
Namun dalam perancangan tersebut masih terdapat beberapa hal yang
belum dapat diakomodasikan pada handle gergaji kayu hasil rancangan
maka diperlukan pengembangan lanjutan untuk kesempurnaan hasil
rancangan handle gergaji kayu berdasarkan kondisi rancangan dan
masukan dari pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo yaitu:

5.2.1 Penambahan Karet Pelapis Handle


Penambahan karet matras sebagai pelapis handle bertujuan untuk
mengurangi efek panas pada telapak tangan serta mengurangi kondisi
licin pada handle gergaji kayu ketika digunakan pekerja saat menggergaji
lama. Adapun jenis bahan pelapis yang digunakan sebagai pembungkus
handle adalah karet matras. Proses pemasangan karet matras pada handle
gergaji kayu menggunakan lem kemudian setelah merekat sempurna lalu
karet matras dipotong sesuai pola dan dilakukan penambahan lebar
lubang untuk mengatisipasi penyempitan akibat pemasangan karet
pelapis kemudian dilakukan proses finishing. Pada bagian sisi belakang
handle belum terdapat belum seluruhnya terbungkus oleh pelapis
sehingga ketika digunakan dalam menggergaji masih terasa licin di
telapak tangan pekerja, oleh karena itu perlu dilakukan penambahan
bahan pelapis agar fungsi pelapis lebih efektif.

5.2.2 Kesesuaian Handle Terhadap Model Mata Gergaji


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Handle gergaji kayu hasil rancangan belum bisa digunakan untuk


semua mata gergaji. Hal ini karena pada handle gergaji hasil rancangan
hanya disesuaikan untuk satu model mata gergaji saja yang telah
dilakukan pengukuran sebelumnya. Dalam hal ini tiap-tiap mata gergaji
mempuyai ukuran masing-masing sehingga dalam pemasangan harus
bisa disesuaikan dengan handle hasil rancangan. Oleh karena itu
diharapkan untuk pengembangan berikutnya handle hasil rancangan bisa
disesuaikan untuk beberapa model mata gergaji.

5.2.3 Analisis Dimensi Handle Gergaji Kayu


Dimensi handle gergaji kayu hasil rancangan sesuai antropometri
telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja, hal ini bertujuan
untuk mengurangi ketidaknyamanan pekerja karena handle gergaji kayu
yang ada di UD. Sokma Jati saat ini masih menimbulkan keluhan
ketidaknyamanan, antara lain pekerja yang memiliki telapak tangan yang
besar tidak bisa menggunakan handle gergaji yang ukurannya terlalu
sempit. Data anthropometri digunakan pada penentuan tinggi lubang
handle gergaji kayu, menggunakan data antropometri lebar telapak tangan
sedangkan untuk menentukan tebal handle gergaji kayu digunakan data
antropometri diameter lingkar genggam. Karena dalam hal
pengembangan rancangan handle ini ukuran dimensi handle bisa
menggunakan bank data anthropometri dan perlu penambahan allowace
agar dalam jangka panjang keluhan ketidaknyamanan telapak besar bisa
dihindari.

5.2.4 Validasi Handle Gergaji Kayu Hasil Rancangan Setelah


Diujicobakan
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh sepuluh pekerja di
UD. Sokma Jati, teryata handle hasil rancangan dapat memberikan

kenyamanan dibanding handle g e r ga ji k a y u lama. Hasil uji coba


c o m m it t o u s er
ini teryata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dapat menurunkan tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja yang


sebelumnya mengalami ketidaknyamanan seperti panas, licin serta
kurang sesuainya ukuran dimensi dari handle jika digunakan bagi pekerja
yang mempunyai telapak tangan besar. Penurunan tingkat keluhan ini
diperoleh berdasarkan hasil uji coba pekerja yang dapat merasakan
perbedaan antara handle gergaji hasil rancangan dan handle lama. Adapun
dalam pengujian ini masih ada kelemahannya yaitu handle gergaji kayu
yang diujikan sesuai apa yang mereka kerjakan saat itu, karena apabila
membandingkan secara langsung akan sulit, karena harus mengontrol apa
yang digergaji saat itu. Sehingga dalam hal ini cara pengujian bisa
digunakan untuk penelitian selanjutnya agar hasil pengujian lebih baik.

5.3 ANALISIS BIAYA


Biaya pembuatan handle gergaji kayu ini terdiri dari biaya material. Biaya
material merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli material yang
digunakan selama pembuatan handle gergaji kayu. Biaya yang dikeluarkan untuk
membeli material yang digunakan dalam pembuatan 1 buah handle sebesar Rp
24.000,-. Dalam hal ini material-material yang digunakan dalam pembuatan
handle pada dasarnya masih dapat diminimumkan. Ada sebagian bahan yang tidak
sekali habis namun masih bisa digunakan untuk membuat beberapa handle lagi
misalkan 1 botol spirtus dengan harga Rp.3000 dapat digunakan untuk
mencampur pewarna kayu yang bisa digunakan mewarnai sampai 5 handle, lem
dengan harga Rp.5000 bisa digunakan untuk merekatkan karet matras sampai 3
handle. Jika dibandingkan dengan handle gergaji hasil rancangan, handle gergaji
kayu lama harganya lebih murah yaitu Rp.9000 yang diperoleh dari harga bahan
kayu, bahan finishing dan pengerjaannya. Dengan selisih harga handle baru yang
hanya Rp.3000, harga total gergaji dengan handle berlapis diperkirakan menjadi
Rp.53000. Hal ini merupakan penawaran yang menarik mengingat handle gergaji
kayu ini dapat memberikan kenyamanan yang lebih baik.

commit to
user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil


penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut,
dijelaskan pada sub bab berikut ini.

6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, sebagai beikut:

1. Penelitian ini menghasilkan Handle gergaji kayu yang dapat


menurunkan tingkat keluhan ketidaknyamanan antara lain ukuran
lubang handle terlalu sempit bagi pekerja yang mempunyai telapak
tangan besar, panas dan licin pada telapak tangan ketika digunakan
dalam menggergaji.

2. Untuk meminimalkan keluhan panas dan licin pada telapak tangan


pada handle hasil rancangan, maka dilakukan penambahan karet
pelapis berupa karet matras lunak yang direkatkan pada handle.

6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau
penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Uji coba lebih lanjut mengenai perbandingan handle-handle gergaji kayu
secara langsung untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

2. Pengembangan rancangan dengan menggunakan anthropometri umum


(bank data anthropometri) dan penerapan allowance untuk dimensi-
dimensi tertentu.

3. Penelitian lebih lanjut tentang jenis, karakteristik dan penempatan


pelapis handle yang optimum.
4. Pengembangan handle gerggaji kayu yang dapat disesuaikan ke
berbagai jenis dan ukuran mata gergaji.

You might also like