You are on page 1of 8

Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan


dengan Motivasi Melanjutkan Pendidikan Profesi Ners
di PSIK Universitas Jember
(The Correlation of Student Perceptions About Nursing
Profession with Motivation to Continuing Professional Education
at School of Nursing University of Jember)
Dewa Ayu Dwi Chandra Yadnya Sari, Dodi Wijaya, Retno Purwandari
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp/Fax. (0331) 323450
email: retno_p.psik@unej.ac.id

Abstract
Profession education is part of the professional education that must be passed after completing
academic education. However, there are still some students who don’t continue this profession
education. Students perceptions about the nursing profession is one of the factors that can influence
student’s motivation for continuing professional education. This research is aimed to analyze the
correlation of students' perceptions about the nursing profession with the motivation of continuing
nurses professional education in School of Nursing, University of Jember. This research has been
implemented with using correlational descriptive with cross-sectional approached. The sampling
technique used was simple random sampling, with samples in total of 97 students. Statistical test in
this research is using Chi-Square. The research’s result showed that the students who have a
negative perception about the nursing profession are 52.6%. Students who have less motivation for
continuing nurses professional education are 50.5%. The research result showed that p-value
(0,003 <0.05) which means that there is a relationship between students' perceptions about the
nursing profession with the motivation of continuing nurses professional education. Many factors
can affect the motivation of students, one of them is perception. Perception is a personal attribute
that is generated by the cognitive abilities of a person. Perception is a crucial factor formation of the
behavior of individuals as well as student motivation for continuing nurses professional education.
Recommendation of this research is socialization of nursing and professional program are needed
as an earlier integral of professional education.

Keywords : perception, nursing profession, motivation

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 505


Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

Abstrak
Pendidikan profesi merupakan bagian dari pendidikan profesional yang harus dilalui setelah
menyelesaikan pendidikan akademik. Masih terdapat mahasiswa yang tidak melanjutkan pendidikan
profesi. Persepsi mahasiswa tentang profesi keperawatan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan profesi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan persepsi mahasiswa tentang profesi keperawatan dengan motivasi
melanjutkan pendidikan profesi ners di PSIK Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah simple random sampling,dengan jumlah sampel 97 mahasiswa. Uji
statistik pada penelitian ini menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan mahasiswa yang
memiliki persepsi negatif tentang profesi keperawatan sebanyak 52,6%. Mahasiswa yang memiliki
motivasi kurang untuk melanjutkan penddikan profesi ners yaitu sebanyak 50,5%. Hasil penelitian
ini menunjukkan nilai p-value (0,003<α 0.05) yang berarti terdapat hubungan antara persepsi
mahasiswa tentang profesi keperawatan dengan motivasi melanjutkan pendidikan profesi. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhii motivasi mahasiswa, salah satunya yaitu persepsi. Persepsi
merupakan atribut pribadi yang dihasilkan oleh kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang.
Persepsi merupakan faktor yang sangat menentukan terbentuknya perilaku individu seperti halnya
motivasi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan profesi ners. Rekomendasi penelitian ini adalah
dibutuhkan sosialisasii mengenai keperawatan dan program profesi sebagai integral dari pendidikan
professional secara dini.

Kata kunci: persepsi, profesi keperawatan, motivasi

Pendahuluan Banyaknya ilmu dan pengalaman mengenai


profesi keperawatan yang diperoleh akan
Pendidikan merupakan suatu proses yang menimbulkan suatu penilaian atau persepsi
sangat kompleks dengan tujuan akhir terjadi yang berbeda dari masing-masing mahasiswa
perubahan perilaku pada diri seseorang, dalam mengenai profesi keperawatan itu sendiri.
pendidikan keperawatan membutuhkan proses Persepsi merupakan evaluasi positif
belajar yang dapat merubah perilaku dalam dunia maupun negatif dalam tingkatan intensitas
pendidikan keperawatan, sebagaimana terhadap objek [2]. Sekali kepercayaan itu
hakekatnya pendidikan keperawatan merupakan telah terbentuk, maka akan menjadi dasar
bagian dari pendidikan nasional yang mana pola pengetahuan seseorang mengenai apa yang
pendidikan terdiri dari dua aspek yakni diharapkan dari objek tertentu [3]. Persepsi
pendidikan akademik dan pendidikan pofesi. yang terbentuk oleh proses kognitif seseorang
Mahasiswa yang menempuh pendidikan dapat menjadi positif atau negatif. Persepsi
keperawatan pada tahap akademik akan merupakan salah satu faktor yang sangat
mendapatkan teori dan konsep. Mahasiswa yang menentukan terbentuknya sikap atau perilaku
menempuh pendidikan keperawatan pada tahap individu seperti halnya motivasi mahasiswa
profesi akan mengaplikasikan teori dan konsep untuk melanjutkan pendidikan profesi ners [4].
yang telah didapat selama tahap akademik yang Penelitian ini didukung oleh penelitian
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada sebelumnya yang dilakukan oleh S’yabani et
mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah al. dalam penelitiannya yang berjudul
dipelajari selama tahap akademik ke dalam tahap Hubungan Persepsi Mahasiswa Yang
profesi [1]. Mengikuti CCSA Tentang Praktik Klinis dengan
Mahasiswa selama menjalankan disiplin Motivasi Untuk Melanjutkan Pendidikan Profesi
akademik atau pendidikan akademik nantinya Ners di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
akan mendapatkan teori dan konsep ilmu serta Padjadjaran menyebutkan bahwa tidak
pengalaman mengenai profesi keperawatan. terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa
Teori dan konsep ilmu serta pengalaman belajar tentang praktik klinis dengan motivasi
mengenai profesi keperawatan yang diperoleh mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan
mahasiswa dari tahap akademik ini akan profesi ners, namun persepsi mahasiswa
membentuk persepsi positif ataupun negatif dan tentang profesi keperawatan adalah positif dan
akan menghasilkan sikap yang hasilnya dapat motivasi mahasiswa untuk melanjutkan
terlihat dalam perilaku yang ditunjukkan. pendidikan profesi ners adalah tinggi [4].

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 506


Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

Menurut Notoatmodjo, motivasi merupakan memutuskan untuk tidak melanjutkan


dorongan dari dalam diri seseorang pendidikan profesi ners. Data jumlah
menyebabkan orang tersebut melakukan mahasiswa yang mengikuti pendidikan profesi
kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu ners di Program Studi Ilmu Keperawatan
tujuan. Motivasi terdiri dari dua jenis yaitu Universitas Jember menyebutkan bahwa
motivasi internal (dari dalam diri individu) dan mahasiswa sarjana keperawatan 2006
motivasi eksternal (dari luar diri individu). mahasiswa yang melanjutkan pendidikan
Keikutsertaan mahasiswa dalam melanjutkan profesi ners sebanyak 13 orang dari 43
pendidikan profesi ners merupakan bentuk mahasiswa yaitu 30,2 % dan sekitar 69,8 %
perilaku. Perilaku timbul melalui beberapa (PSIK Universitas Jember).
tahapan. Tahapan terjadinya perilaku tersebut Hasil studi wawancara dengan 5
berawal dari adanya pengalaman dan keyakinan mahasiswa yang masih menempuh pendidikan
yang dimiliki seseorang serta lingkungan akademik menyatakan bahwa 4 mahasiswa
disekitarnya. Pengalaman dan keyakinan yang berencana untuk tidak melanjutkan pendidikan
dimiliki seseorang akan menyebabkan seseorang profesi dikarenakan selain dari biaya, mereka
memiliki pengetahuan, pengetahuan tersebut memang tidak ingin melanjutkan, mereka
akan mempengaruhi persepsi seseorang memiliki berbagai alasan bahwa karena
kemudian akan mempengaruhi sikap serta pendidikan profesi lama, mereka ingin cepat
motivasi yang nantinya akan mengarahkan bekerja, saat ini sangat banyak lulusan
perilaku seseorang [5]. keperawatan sehingga harus bersaing, dan
Atribut pribadi merupakan salah satu faktor saat ini yang lebih banyak dicari adalah lulusan
yang mempengaruhi motivasi seseorang. Atribut ahli madya dibanding sarjana keperawatan.
pribadi tersebut dapat berupa kemampuan Selain itu ada yang berpendapat bahwa
kognitif yaitu persepsi, persepsi merupakan suatu pencapaian kompetensi yang harus dilalui
hasil dari kemampuan kognitif yang dimiliki terlalu banyak dan susah, kurangnya kepuasan
seseorang didalam menafsirkan dan memahami kerja di klinis, serta insentif yang diberikan
pengalaman tentang objek [6]. Faktor yang dapat tidak sebanding dengan beban kerja dan
mempengaruhi seseorang termotivasi atau tidak resikonya, namun 1 mahasiswa menyatakan
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung akan lanjut mengikuti pendidikan profesi
pada persepsi yang dihasilkan dari kemampuan setelah lulus dan mendapat gelar sarjana
kognitif. Persepsi yang merupakan hasil dari keperawatan, alasan untuk melanjutkan lebih
proses kemampuan kognitif ini akan memberikan kepada tuntutan dari orang tua.
dorongan-dorogan kepada individu sehingga
muncul motivasi yang akan mengarahkan Metode Penelitian
perilaku seseorang untuk bertindak [7]. Desain penelitian ini adalah studi korelasi
Penelitian ini didukung oleh beberapa dengan jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian sebelumnya diantaranya dilakukan oleh observasional korelasi dengan menggunakan
Fatimah dalam penelitiannya yang berjudul pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
Hubungan Persepsi Terhadap Profesi Bidan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 97
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan mahasiswa PSIK Universitas Jember yang
Diploma III Kebidanan menyebutkan bahwa terdiri dari angkatan 2011 dan 2012 dengan
persepsi terhadap profesi bidan mempunyai menggunakan teknik sampling yaitu simple
hubungan positif yang signifikan dengan motivasi random sampling. Penelitian ini dilakukan di
belajar mahasiswa pendidikan diploma III PSIK Universitas Jember. Teknik pengumpulan
kebidanan, persepsi mahasiswa tentang profesi data menggunakan kuesioner untuk menilai
kebidanan adalah positif dan motivasi belajar persepsi mahasiswa tentang profesi
mahasiswa pendidikan diploma III kebidanan keperawatan dan motivasi melanjutkan
adalah tinggi [8]. pendidikan profesi ners. Analisis bivariat
Fenomena yang terjadi di PSIK Universitas menggunakan analisis statistik Chi-Square.
Jember sendiri, motivasi mahasiswa dalam Data penelitian diambil menggunakan
melanjutkan pendidikan tahap profesi ners masih kuesioner dengan memperhatikan etika, prinsip
cenderung kurang. Setiap angkatan yang lulus kerahasiaan, prinsip keanoniman, danprinsip
dari tahap akademik atau yang telah mendapat keadilan.
gelar sarjana keperawatan (S.Kep) tidak
seluruhnya melanjutkan ke pendidikan tahap
profesi ners, masih terdapat mahasiswa yang

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 507


Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

Hasil Penelitian Tabel 4 Distribusi Frekuensi Motivasi


Karakteristik responden Melanjutkan Pendidikan Profesi Ners di
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Mahasiswa PSIK Universitas Jember (n=97)
Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Motivasi Frekuensi Persentase
Jalur Masuk Mahasiswa di PSIK Melanjutkan (%)
Universitas Jember (n=97) Pendidikan Profesi
Ners
No Karakteristik Frekuen
Kurang 49 50,5
Responden si Persentase
(f) (%) Baik 48 49,5
1. Jenis Kelamin Total 97 100
a. Laki-laki 22 22,7
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tiap Indikator
b. Perempuan 75 77,3
Motivasi Mahasiswa Melanjutkan
Total 97 100 Pendidikan Profesi Ners di PSIK
2. Usia Universitas Jember (n=97)
a. 20 12 12,4 Motivasi Kategori Total
b. 21 49 50,5 Melanjutkan Kurang Baik
Pendidikan f % f % f %
c. 22 30 30,9 Profesi Ners
d. 23 6 6,2 Internal
Total 97 100 Kebutuhan 38 39,2 59 60,8 97 100
dan
3. Jalur masuk
Dorongan
a. PMDK 6 6,2 Harapan dan 43 44,3 54 55,7 97 100
b. SNMPTN 65 67,0 Cita-cita
c. UM 26 26,8 Hasrat dan 35 36,1 62 63,9 97 100
Minat
Total 97 100 Eksternal
Penghargaan 51 52,6 46 47,4 97 100
Tabe 2 Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa Lingkungan 35 36,1 62 63,9 97 100
Tentang Profesi Keperawatan Di PSIK yang Kondusif
Universitas Jember (n=97) Kegiatan 52 53,6 45 48,4 97 100
yang Menarik
Persepsi Mahasiswa f (%)
Tentang Profesi
Keperawatan Tabel 6 HubunganPersepsi Mahasiswa
Negatif 51 52,6 Tentang Profesi Keperawatan dengan
Positif 46 47,4 Motivasi Melanjutkan Pendidikan
Total 97 100 Profesi Ners di PSIK Universitas
Jember (n=97)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tiap Indikator Perseps Motivasi Melanjutkan Total OR P-
Persepsi Mahasiswa tentang Profesi i Pendidikan Profesi (95 Val
Keperawatan di PSIK Universitas Jember Mahasis Ners %C ue
(n=97) wa Kurang Baik I)
Tentang f % f % f %
Persepsi Kategori Total
Profesi
Mahasiswa Negatif Positif
Kepera
Tentang f % f % f % watan
Profesi
Keperawatan Negatif 33 34 18 18,6 51 52 3,4 0,0
,0 ,6 38 03
Praktik 53 54,6 44 45,4 97 100
Positif 16 16 30 30,9 46 47
Nilai 52 53,6 45 46,4 97 100
,5 ,4
Citra Publik 44 45,4 53 54,6 97 100
Total 49 50 48 49,5 97 10
,5 0

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 508


Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

Pembahasan menunjukan mahasiswa yang memiliki


persepsi negatif tentang profesi keperawatan
Karakteristik Responden
sebanyak 52,6%, sedangkan mahasiswa yang
Karateristik responden menunjukkan bahwa memiliki persepsi positif tentang profesi
sebagian besar jenis kelamin responden adalah keperawatan sebanyak 47,4%. Hasil penelitian
perempuan sebesar 75 orang. Proporsi ini berlawanan dengan hasil penelitian yang
responden berdasarkan jenis kelamin dilakukan oleh Jarrah, bahwa persepsi
menunjukkan bahwa jurusan keperawatan lebih mahasiswa tentang keperawatan adalah
diminati oleh perempuan. Peneliti berasumsi positif. [11]. Hasil penelitian saat ini dan hasil
bahwa mayoritas mahasiswa keperawatan penelitian oleh Jarrah ini dijembatani oleh teori
digeluti oleh jenis kelamin perempuan dari Brehm dan Kassin, yang menyatakan
dikarenakan jumlah populasi perempuan lebih persepsi seseorang dapat berupa evaluasi
banyak dibanding pria. Berdasarkan kenyataan positif maupun negatif dalam tingkatan
yang ditemukan dilapangan bahwa Program Studi intensitas terhadap objek [2].
Ilmu Keperawatan Universitas Jember memiliki Peneliti berasumsi lebih banyak persepsi
mayoritas mahasiswa berjenis kelamin negatif tentang profesi keperawatan
perempuan. Hasil penelitian bahwa proposi diakibatkan oleh masih kurangnya
mahasiswa keperawatan yang didominasi oleh pengetahuan yang dimiliki mahasiswa PSIK
perempuan senada dengan penelitian yang Universitas Jember mengenai profesi
dilakukan Syahputra dengan sampel penelitian keperawatan. Asumsi tersebut didukung oleh
S1 PSIK FK USU. Diungkapkan oleh Syahputra teori yang diungkapkan oleh Rakhmat,
bahwa proporsi perempuan dalam pendidikan persepsi dipengaruhi salah satunya oleh
keperawatan memang jauh lebih besar daripada lingkungan, pengalaman, dan pengetahuan
laki-laki. Profesi keperawatan yang didominasi [12]. Hasil penelitian terlihat mahasiswa
kaum perempuan disebabkan karena sikap dasar memiliki persepsi negatif terhadap profesi
perempuan yang identik sebagai sosok yang keperawatan, berdasarkan persepsi
ramah, sabar, telaten, lemah, lembut, berbelas mahasiswa yang meliputi praktik, nilai, dan
kasih, dan gemar bersosialisasi [9]. citra publik. Hasil penelitian ini didapatkan
Responden terbanyak adalah umur 21 tahun bahwa persepsi negatif mahasiwa lebih banyak
dengan jumlah Berdasarkan distribusi usia ini digambarkan oleh indikator praktik.
dapat diketahui bahwa mahasiswa keseluruhan Berdasarkan gambaran kuesioner pada
telah berada pada tahap usia dewasa awal. Pada bahwa perawat memiliki otonomi yang besar
tahap dewasa awal individu telah mulai menata dalam praktik yang dilakukan sebanyak 10,3%
kehidupannya untuk mencapai kestabilan. Hal ini mahasiswa tidak setuju. Gambaran lain
senada diungkapkan pula oleh Potter dan Perry, berdasarkan indikator praktik yang mendukung
bahwa seseorang yang telah memasuki tahap persepsi mahasiwa negatif tentang profesi
dewasa awal diharuskan untuk menentukkan keperawatan pada pertanyaan kuesioner yaitu
tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam hal sebanyak 23,7% mahasiswa menyatakan
pekerjaan, dan memiliki hubungan dalam tahap setuju jika perawat tidak memiliki hak untuk
yang lebih intim. Pada tahap usia dewasa awal mengambil keputusan perawatan yang
seharusnya mahasiswa memiliki konsep diri yang dilakukan pasien.
stabil dan motivasi yang baik untuk Berdasarkan gambaran kuesioner
mengembangkan pengetahuannnya [10]. tersebut peneliti berpendapat bahwa masih
Karakteristik responden berdasarkan jalur masuk terdapat mahasiswa yang memiliki
ke PSIK Universitas Jember terhadap jalur pengetahuan yang kurang tentang profesi
masuk responden terbanyak adalah melalui jalur keperawatan sehingga menyebabkan persepsi
SNMPTN. mahasiswa tersebut negatif mengenai
keperawatan, peneliti berpendapat bahwa
Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi sebenarnya perawat memiliki otonomi yang
Keperawatan besar dalam praktiknya selain itu perawat juga
Persepsi merupakan evaluasi positif maupun memiliki hak untuk mengambil keputusan untuk
negatif dalam tingkatan intensitas terhadap objek perawatan pasiennya. Pendapat tersebut
[2]. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka didukung oleh pendapat Catalano, perawat
akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mempunyai otonomi dalam bekerja, artinya
mengenai apa yang diharapkan dari objek perawat bekerja dengan keilmuannya sendiri
tertentu [3]. Berdasarkan hasil penelitian dalam merawat pasien, tidak tergantung

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 509


Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

instruksi dokter dalam bekerja [13]. Pelayanan pendidikan profesi langsung mengaplikasikan
keperawatan yang saat ini terjadi diberbagai teori ke pasien dan masyarakat. Perntanyaan
rumah sakit belum mencerminkan praktik kuesioner sebanyak 12,4% mahasiswa
keperawatan profesional dengan otonominya. menjawab setuju dengan pertanyaan bahwa
Metode pemberian asuhan keperawatan yang kegiatan di klinik saat profesi hanya diam
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi menunggu jika perawat diruangan
pada upaya pemenuhan kebutuhan klien secara membutuhkan bantuan. Menurut Uno,
komprehensif (bio-psikososial dan spiritual), menyatakan bahwa faktor mempengaruhi
melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan motivasi salah satunya adalah faktor eksternal
tugas rutin seorang perawat yang merupakan yaitu kegiatan yang menarik [14]. Peneliti
tugas limpahan wewenang dari dokter berasumsi bahwa motivasi kurang untuk
(kolaborasi). Kenyataan inilah yang membuat melanjutkan pendidikan profesi ners
pekerjaan perawat menjadi tidak optimal. Perawat dipengaruhi oleh kegiatan yang menarik.
hanya tampak sebagai pesuruh dokter, bukan Pendidikan profesi ners dalam pelaksanaannya
mitra yang otonomi. Berdasarkan fenomena yang terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan, jika
terjadi di lapangan memberikan gambaran bahwa terdapat kegiatan yang menarik mahasiswa
perawat tidak memiliki otonomi yang besar dalam akan memiliki motivasi yang baik untuk
praktiknya, hal tersebut mengakibatkan melanjutkan pendidikan profesi ners, namun
mahasiswa memiliki persepsi negatif mengenai sebaliknya jika tidak adanya kegiatan yang
profesi keperawatan. menarik maka cenderung mahasiswa memiliki
Praktik keperawatan secara legal memiliki motivasi yang kurang untuk melanjutkan
kemandirian, wewenang dan tanggung jawab pendidikan profesi ners.
untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup Hasil gambaran dilihat berdasarkan
otonomi dalam memberikan asuhan keperawatan indikator penghargaan menunjukan bahwa
dan menetapkan standar asuhan keperawatan sebanyak 52,6% mahasiswa memiliki kategori
melalui proses keperawatan, penyelenggaraan motivasi kurang. Pernyataan ini didukung oleh
pendidikan, riset keperawatan dan praktik beberapa pertanyaan pada kuesioner sebesar
keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan. 10,3% mahasiswa menjawab setuju jika
Pelayanan keperawatan dalam tataran setelah menyelesaikan pendidikan profesi ners
pelaksanaannya di rumah sakit itu terdiri dari tidak menjamin mendapat gaji yang besar,
asuhan keperawatan profesional sebagai bagian selain itu pada pertanyaan kuesioner sebanyak
dari limpahan wewenang oleh medis (kolaborasi) 51,5% mahasiswa mengatakan setuju bahwa
dan asuhan keperawatan profesional sebagai setelah mengikuti pendidikan profesi belum
pelaksanaan asuhan yang mandiri (otonomi). tentu saya langsung mendapat pekerjaan.
Menurut teori Uno, penghargaan merupakan
Motivasi Melanjutkan Pendidikan Profesi Ners salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut Notoatmodjo motivasi merupakan seseorang [14].
dorongan dari dalam diri seseorang Peneliti berasumsi bahwa berdasarkan
menyebabkan orang tersebut melakukan hasil penelitian dilihat dari gambaran kuesioner
kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu terkait indikator penghargaan dapat dikatakan
tujuan. Motivasi terdiri dari dua jenis yaitu mahasiswa termotivasi untuk melanjutkan
motivasi internal (dari dalam diri individu) dan pendidikan profesi ners dipengaruhi oleh
motivasi eksternal (dari luar diri individu) [5]. Hasil penghargaan. Penghargaan yang baik atau
penelitian menunjukan bahwa sebagian besar menguntungkan yang diperoleh mahasiswa
mahasiswa memiliki motivasi yang kurang untuk akan menyebabkan mahasiswa memiliki
melanjutkan pendidikan profesi ners sebanyak motivasi yang baik untuk melanjutkan
50,5% dan sisanya memiliki motivasi tinggi untuk pendidikan profesi ners, namun sebaliknya jika
melanjutkan pendidikan profesi ners. tidak adanya suatu penghargaan mahasiswa
Hasil penelitian per indikator menunjukan cenderung tidak termovasi untuk melanjutkan
bahwa motivasi kurang terdapat pada indikator pendidikan profesi ners. Pendapat ini didukung
kegiatan yang menarik, sedangkan motivasi yang oleh teori Edwin Locke, tentang goal theory
baik terdapat pada indikator hasrat dan minat mengemukakan bahwa motivasi seseorang
serta lingkungan yang kondusif. Hal ini didukung sangat dipengaruhi oleh tujuan dan maksud
dari gambaran kuesioner terkait kegiatan yang orang tersebut. Seseorang akan termotivasi
menarik yaitu sebanyak 6,2% mahasiswa dengan kuat apabila kepentingan individu
menjawab tidak setuju dengan pertanyaan bahwa mereka terpenuhi. Kepentingan- kepentingan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 510


Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

individu itu akan terpenuhi salah satunya oleh menafsirkan dan memahami pengalaman
penghargaan yang mereka terima sebagai tentang objek [6]. Faktor yang dapat
imbalan [15]. mempengaruhi seseorang termotivasi atau
Pendapat bahwa mahasiswa termotivasi tidak untuk melakukan sesuatu banyak
untuk melanjutkan pendidikan profesi ners tergantung pada persepsi yang dihasilkan
dipengaruhi oleh penghargaan juga didukung dari kemampuan kognitif.
oleh beberapa teori lain diantaranya yaitu teori Penelitian ini didukung oleh beberapa
dua faktor Herberg yang membedakan kebutuhan penelitian sebelumnya diantaranya dilakukan
yang mendorong orang bertingkah-laku yaitu oleh Fatimah dalam penelitiannya yang
faktor hiegenik (jabatan, status, dan kondisi berjudul Hubungan Persepsi Terhadap
lingkungan kerja) [16]. Suarli dan Bahtiar Profesi Bidan dengan Motivasi Belajar
menyatakan bahwa teori keadilan (equity theory) Mahasiswa Pendidikan Diploma III Kebidanan
terdapat empat ukuran penting salah satunya menyebutkan bahwa persepsi terhadap
yaitu perolehan (outcome) dimana segala profesi bidan mempunyai hubungan positif
sesuatu yang diterima dari pekerjaan misalnya: yang signifikan dengan motivasi belajar
penghargaan, tunjangan, dan upah [17]. mahasiswa pendidikan diploma III kebidanan,
persepsi mahasiswa tentang profesi
Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang kebidanan adalah positif dan motivasi belajar
Profesi Keperawatan Dengan Motivasi mahasiswa pendidikan diploma III kebidanan
Melanjutkan Pendidikan Profesi Ners di PSIK adalah tinggi [8].
Universitas Jember Persepsi mahasiswa di PSIK
Hasil analisis data diperoleh nilai p-value Universitas Jember berkaitan secara
sebesar 0,003 dimana angka signifikansi signifikan dengan motivasi mahasiswa untuk
tersebut kurang dari α (0,05). Kesimpulan hasil melanjutkan pendidikan profesi ners.
penelitian ini adalah Ha diterima yang berarti Persepsi mahasiswa yang negatif dapat
ada hubungan yang signifikan antara persepsi menimbulkan kurangnya motivasi
mahasiswa tentang profesi keperawatan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan
dengan motivasi melanjutkan pendidikan profesi profesi ners di PSIK Universitas Jember,
ners di PSIK Universitas Jember. Hasil sebaliknya persepsi mahasiswa yang positif
penelitian tersebut sesuai dengan teori yang tentang profesi keperawatan juga dapat
menyatakan bahwa persepsi berkaitan dengan menimbukan motivasi baik mahasiswa untuk
motivasi, dimana persepsi merupakan salah melanjutkan pendidikan profesi ners.
satu faktor yang mempengaruhi motivasi Mahasiswa diharapkan memiliki persepsi
seseorang. Seseorang termotivasi atau tidak yang positif mengenai profesi keperawatan
untuk melakukan sesuatu banyak tergantung yang nantinya dapat meningkatkan motivasi
pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi dalam melanjutkan pendidikan profesi setelah
seseorang akan mendorong dan mengarahkan lulus dari pendidikan akademik dan mendapat
perilaku seseorang untuk bertindak [7]. Persepsi gelar S.Kep.
merupakan evaluasi positif maupun negatif
dalam tingkatan intensitas terhadap objek [2]. Simpulan dan Saran
Persepsi merupakan faktor yang sangat Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada
menentukan terbentuknya sikap atau perilaku hubungan yang signifikan antara persepi
individu seperti halnya motivasi mahasiswa mahasiswa tentang profesi keperawatan
mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan dengan motivasi melanjutkan pendidikan
profesi ners [4]. profesi ners di PSIK Universitas Jember.
Sejalan dengan teori yang dikemukakan Disarankan bagi institusi pendidikan dapat
oleh Bastabel, bahwa motivasi dipengaruhi oleh memberikan sosialisasi tentang keperawatan
beberapa faktor salah satunya yaitu atribut dan profesi ners, sehingga mahasiswa
pribadi. Atribut pribadi yang dimiliki seseorang memiliki gambaran riil tentang prospek
meliputi tahapan perkembangan, usia, gender, profesi ners di masa mendatang dan mampu
kesiapan emosi, nilai dan keyakinan, fungsi memenuhi harapan masyarakat pada
pengindraan, kemampuan kognitif, tingkat pendidikan profesi ners, sehingga minat dan
pendidikan, status kesehatan. Kemampuan motivasi mahasiswa sarjana keperawatan
kognitif tersebut berupa persepsi, persepsi untuk melanjutkan pendidikan profesi ners
merupakan suatu hasil dari kemampuan semakin besar dan meningkat.
kognitif yang dimiliki seseorang didalam

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 511


Sari et al, Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Keperawatan dengan Motivasi...

Daftar Pustaka [9]. Syahputra N. Hubungan konsep diri


[1]. Alimul AA. Pengantar pendidikan dengan prestasi akademik mahasiswa S1
keperawatan. Jakarta: Sagung Seto; 2002. keperawatan semester III kelas ekstensi
[2]. Sunaryanti B. Pengaruh motivasi belajar PSIK FK USU. Jurnal. [serial online].
dan persepsi tentang profesi perawat 2009. [diakses pada 28 Juni 2015]. dari.
terhadap prestasi belajar mahasiswa di http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
Akper 17 Karanganyar. Jurnal. 2013. [serial 89/33255
onlie]. [diakses pada 2 April 2015]. dari. [10] Potter & Perry. Buku ajar fundamental
http://jurnal.akper17.ac.id/index.php/JK17/a keperawatan: konsep, proses dan praktik.
rticle/view/4/4 Edisi 4. Jakarta: EGC; 2009.
[3]. Handari M. Hubungan motivasi belajar dan [11]. Jarrah, Ibrahim AT. Associate nursing
persepsi tentang figur perawat dengan students’ perceptions toward nursing
prestasi belajar mahasiswa Program Studi profession in Jordan. Jordan: Assistant
DIII Keperawatan Stikes Wira Husada Lecturer in Al Balqa Applied University ,
Yogyakarta. Tesis. Surakarta: Program Aqaba College, Nursing Department
Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Aqaba, Jordan. [serial online]. 2013.
2010. [serial online]. [diakses pada 2 April [diakses pada 28 Juni 2015]. dari.
2015]. dari. http://eprints.uns.ac.id/13/. http://eujournal.org/index.php/esj/article/d
[4]. Sya’bani N., Susilaningsih S, Agustina RH. ownload/822/884.
Hubungan persepsi mahasiswa yang [12]. Rakhmat J. Psikologi komunikasi.
mengikuti CSSA tentang praktik klinis Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; 2000.
dengan motivasi untuk melanjutkan [13]. Efendi. Otonomi dalam keperawatan
Pendidikan Ners di Fakutas Ilmu profesional. Universitas Indonesia. [serial
Keperawatan Universitas Padjajaran. Jurnal. online]. [diakses pada 28 Juni 2015]. dari.
[serial online]. 2012. [diakses pada 2 April http://www.kompasiana.com/muhammade
2015]. dari. fendi/otonomi-dalam-keperawatan-
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/down profesional_55109b51813311c82cbc72d4
load/607/661 [14]. Nursalam, Efendi. Pendidikan dalam
[5]. Notoatmodjo S. Ilmu dan perilaku keperawatan. Jakarta: Salemba Medika;
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012 2012.
[6]. Bastable S. Perawat sebagai pendidik: [15]. Maria. Hubungan penghargaan intrinsik
prinsip-prinsip pengajaran dan terhadap motivasi kerja. Jurnal:
pembelajaran. Jakarta: EGC; 2002. Universitas Kristen Satya Wacana. [serial
[7]. Robbins SP, Judge TA. Perilaku orgnisasi. online]. [diakses pada 28 Juni 1015]. dari.
Jakarta. Salemba Empat; 2008. http://download.portalgaruda.org/article.p
[8]. Fatimah MS. Hubungan persepsi terhadap hp?article=7649&val=548.
profesi bidan dengan motivasi belajar [16]. Suyanto. Mengenal kepemimpinan dan
mahasiswa Pendidikan Diploma III manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
Kebidanan. Surakarta: Program Studi D IV Yogyakarta: Mitra Cendikia; 2009.
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas [17]. Suarli S, Batiar Y. Manajemen
Sebelas Maret. [serial online]. 2009. [diakses keperawatan dengan pendekatan praktis.
pada 8 Juni 2015]. dari. Jakarta: Erlangga; 2010.
http://eprints.uns.ac.id/5188/

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.3), September, 2017 512

You might also like