You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT BERHENTI


MEROKOK PADA SISWA PEROKOK SMP X DI KOTA SEMARANG

Yashinta Gracylia Winoto, Kusyogo Cahyo, Ratih Indraswari


Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Universitas Diponegoro
Email : yashintagracy23@gmail.com

ABSTRACT

WHO estimates the mortality rate from cigarettes by 2020 will increase by 10
million annually. The number of teenage smokers in 2016 is targeted to fall from 7%
to 5.2% but increase to 8.8%. The purpose of this study to determine the factors
that can affect the intention to stop smoking in adolescents, especially in junior
high school students. This research is a quantitative research with cross sectional
approach. Samples were selected using total population obtained through
questionnaire with inclusion criteria were male students with active smokers in
SMP X Semarang, amounting to 76 students. The data were collected through
interviews using questionnaires. Data analysis was done univariat and bivariate
with Chi-Square test. The majority of respondents included in the early teenage
category of 14 years old (59.2%), age of smoking at age 12 years (40.8%) had
pocket money above the average of Rp 11,500 (85.5%), and attended class VIII
(69.7%). Most respondents had supporting knowledge (61.8%), supportive
attitude to quit smoking (57.9%), supporting parenting role to quit smoking
(36.9%), supporting supportive roles for stopping smoking (60.5%), supporting
teacher's role to quit smoking (59.2%), having inhibiting factors (65.7%), and
supporting factors (51.3%). The variables related to the intention to stop smoking
are: respondent's knowledge (p-value 0,001), respondent attitude (p-value 0,004),
teacher's role (p-value 0,004) and supporting factor (p-value 0,021). The variables
that are not related to the intention to stop smoking are: the role of the
respondent's parents (p-value 0.281), the role of the respondent's friend (p-value
0.241) and the inhibiting factor (p-value 0.117)

Keywords: Intention, smoking, adolescent, quit smoking

PENDAHULUAN penggunaan tembakau yang semakin


Merokok merupakan salah satu bertambah tahun semakin meningkat.
masalah di masyarakat yang tidak Penggunaan rokok dikalangan remaja
hanya menyebabkan kerugian dari di beberapa negara juga mengalami
segi ekonomi dan kesehatan namun peningkatan dan cenderung
juga dapat menyebabkan kematian. membahayakan kemajuan dalam
Rokok adalah salah satu zat adiktif mengurangi penyakit kronis dan
yang bila digunakan mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan
bahaya bagi kesehatan individu. WHO tembakau.
(World Health Organization)
memperkirakan ada lebih dari 1,2
milyar perokok di seluruh dunia yang
sebagian besar berada di negara
berkembang. Masalah utama pada

814
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pada tahun 2016 di tingkat menyangkut berbagai aspek


ASEAN, Indonesia berada pada permasalahan. Rokok menjadi salah
urutan pertama dengan perokok satu ancaman terbesar dalam
mencapai 66%. Pada urutan kedua pembangunan terlebih lagi kini rokok
pada Laos dengan perokok 50,8% mulai mengancam usia remaja
dan disusul oleh Vietnam dengan khususnya siswa SMP.
45,3%. Sedangkan untuk jumlah Untuk mewujudkan perubahan
rokok yang dikonsumsi oleh perokok terhadap perilaku berhenti merokok
Indonesia pertahunnya selalu pada siswa SMP perlu diketahui
mengalami peningkatan. Konsumsi terlebih dahulu apakah dalam diri
rokok pada tahun 2014 sebanyak seseorang ada niat yang positif untuk
238.867 juta batang, tahun 2015 berubah atau tidak. Semua perilaku
sebanyak 248.421 juta batang dan di diawali oleh niat, termasuk perilaku
tahun 2016 sebanyak 257.116 juta merokok. Theory of Planned Behavior
batang. Hal ini menyebabkan menyatakan bahwa niat dipengaruhi
kematian akibat rokok 1 orang setiap oleh sikap, norma subyektif dan
6 detik. Indonesia berada pada tiga kontrol diri. Teori ini menekankan
besar angka kematian tertinggi pentingnya niat dalam berperilaku
dengan 240.618 orang per tahun, sehingga diharapkan dengan adanya
disusul Filiphines dengan 81.247 niat untuk berhenti merokok dapat
orang per tahun dan Myanmar dengan mendorong perokok pemula untuk
71.060 orang per tahun. berhenti merokok melalui pendekatan
Meningkatnya konsumsi rokok perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk
mempengaruhi angka beban penyakit mengetahui faktor-faktor yang
akibat rokok serta bertambahnya mempengaruhi niat berhenti merokok
angka kematian akibat rokok. pada siswa perokok SMP X di Kota
Tahun 2013 meningkat sebanyak Semarang.
64,9% dengan 47,5% laki-laki
merokok secara aktif setiap hari dan METODE PENELITIAN
perempuan sebanyak 1,9% aktif Jenis penelitian ini menggunakan
merokok setiap hari. Jumlah rokok deskriptif analitik yang menggunakan
yang dikonsumsi di Indonesia pendekatan kuantitatif dengan metode
rata-rata mencapai 13 batang per hari. cross sectional. Populasi dalam
Biaya yang harus dikeluarkan untuk penelitian ini adalah siswa perokok
penyakit yang diakibatkan oleh rokok aktif di SMP X khususnya siswa
pada tahun 2016 mencapai 5,3 triliun. laki-laki kelas VII dan VIII di kota
Sedangkan menurut Survei indikator Semarang. Dilakukan pembagian
kesehatan nasional tahun 2016 angket kepada 286 siswa laki-laki dan
menyebutkan bahwa terdapat perokok didapat sebanyak 76 siswa yang
remaja laki-laki sebanyak 54,8%. masuk kedalam kategori perokok aktif
Di Kota Semarang, umur pertama dengan kriteria inklusinya adalah:
kali merokok antara 10-14 tahun siswa laki-laki perokok di SMP X Kota
sebesar 18% sedangkan pada umur Semarang yang mengkonsumsi rokok
15-19 tahun sebesar 53,9% dengan lebih dari 3 bulan, dapat menjawab
rata-rata rokok yang dihisap adalah semua pertanyaan yang diberikan dan
10,7 batang perhari. Semakin bertempat tinggal di Kota Semarang.
meningkatnya perokok di Indonesia
menjadi masalah nasional yang perlu HASIL DAN PEMBAHASAN
di prioritaskan. Jumlah perokok yang Analisis Hubungan antara
mengalami peningkatan secara cepat Pengetahuan Responden dengan Niat
diikuti dengan banyaknya batang Berhenti Merokok pada Siswa
rokok yang dikonsumsi setiap Perokok di SMP X Kota Semarang
tahunnya. Upaya penanggulangannya

815
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Niat Hasil penelitian ini menunjukkan


Peng Tidak Niat Jumlah bahwa sebagian besar responden
Sikap Tidak Berniat Jumlah memiliki sikap yang mendukung
etahu Berniat Berniat
an fBerniat
% f % f % terhadap niat berhenti merokok
Tidak f % f % f % (57,9%). Berdasarkan data sebanyak
Kuran 1 56, 55, 1 43, 44, 32 10
10 76,3% responden merasa bahwa
Mend 16 3 13 8 29 0
g Baik 8 2 4 8 0 merokok merupakan salah satu
ukung
Mend 17,
13, 3 83, 10 budaya yang buruk dan haru
Baik 68 39 86, 44
47 10
ukung 60 8 40 00 dihilangkan. Dan sebanyak 78,9%
responden merasa bahwa merokok
Berdasarkan data yang diperoleh dapat membuat hidup menjadi boros.
di lapangan, dapat disimpulkan bahwa Hal ini dapat menjadikan responden
pengetahuan merupakan salah satu untuk menghentikan perilaku
faktor yang dapat mempengaruhi niat merokok. Berdasarkan hasil uji Chi
dalam berhenti merokok. Hasil Square Test, dapat diketahui bahwa
penelitian menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara
sebagian besar responden memiliki sikap dengan niat berhenti merokok
pengetahuan yang baik terhadap niat pada siswa perokok SMP X kota
berhenti merokok sebanyak 47 Semarang dengan nilai p-value
responden atau 61,8%. berdasarkan sebesar 0,004. Hal ini menunjukkan
data terdapat sebanyak 81,6% bahwa responden memiliki niat yang
responden merasa bahwa merokok kuat untuk mengentikan kebiasaan
dapat membuat tubuh menjadi lebih merokok. Menurut theory of planned
mudah sakit. Dan sebanyak 81,6% behavior, semakin positif sikap
responden juga merasa bahwa seseorang terhadap perilaku maka
merokok dapat menurunkan jasmani. semakin kuat niat seseorang untuk
Dari hasil uji Chi-Square Test dapat berperilaku.
diketahui bahwa terdapat adanya Penelitian ini sejalan dengan
hubungan antara pengetahuan penelitian yang dilakukan oleh Aninda
responden dengan niat berhenti tentang studi mengenai niat untuk
merokok pada siswa perokok di SMP merokok pada siswa kelas 2 SMAN 22
X Kota Semarang dengan nilai Bandung yang menyatakan bahwa
p-value 0,001. semakin positif sikap seseorang
Penelitian ini sejalan dengan terhadap perilaku merokok maka akan
penelitian yang dilakukan oleh Friska semakin kuat niatnya untuk merokok,
yang berjudul Hubungan Antara begitu pula sebaliknya, semakin
Tingkat Pengetahuan dan SIkap negatif sikap seseorang terhadap
Tentang Bahaya Merokok dengan perilaku merokok maka akan semakin
Tindakan Pengetahuannya di SMP lemah niatnya untuk merokok.
Islam Yapim Manado yang Penelitian ini menunjukkan bahwa
menyebutkan bahwa ada hubungan adanya hubungan yang signifikan
yang bermakna antara tingkat antara sikap terhadap perilaku yang
pengetahuan tentang bahaya berhubungan dengan niat.
merokok dengan tindakan merokok di
SMP Islam Yapin Manado dengan Analisis Hubungan antara Peran
nilai p-value 0,034 Orang Tua Responden dengan Niat
Berhenti Merokok pada Siswa
Analisis Hubungan antara Sikap Perokok di SMP X Kota Semarang
Responden dengan Niat Berhenti
Merokok pada Siswa Perokok di SMP
X Kota Semarang

816
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal ini didukung dengan


Orang tua merupakan bagian dari
Niat
keluarga dan keluarga merupakan Peran Jumla
Tidak
anggota pertama yang dapat Oran Berniat h
Berniat
memberikan berbagai dukungan g Tua
f % f % f %
sosial, emosional, finansial salah
satunya yaitu dalam berhenti Meng
1 26, 74, 4 10
merokok. Keluarga juga dapat abaik 37
3 0 0 8 0
menjadi sumber informan yang baik an
tentang bahaya merokok dan Mend 42, 57, 2 10
11 15
memberikan fasilitas terbaik dalam ukung 3 7 8 0
untuk pemerikasaan kesehatan di penelitian yang telah dilakukan oleh
masa depan. Hubungan antara orang Devitarani yang menujukkan niat
tua dan remaja harus menunjukkan berhenti merokok baru sampai
keseimbangan, dimana akan sebatas pada pikiran saja, mereka
membentuk hubungan intrapersonal meniai bahwa berhenti merokok itu
yang menghasilkan sesuatu yang baik dan memberikan hal yang baik
positif. Fishbein dan Ajzen bagi dirinya sendiri dan mereka
mendefinisikan bahwa niat berhenti menyadari bahwa oang-orang yang
merokok adalah keinginan kuat yang berada di sekitarnya termasuk
berasal dari individu untuk keluarga tidak memberikan pengaruh
menghentikan aktifitas merokok dan dalam mendukung upaya tersebut.
dilakukan secara sadar oleh individu. Sehingga responden merasa tidak
Dukungan sosial yang diberikan oleh yakin akan kemampuannya
orang tua disebut sebagai proses menghadapi segala hambatan yang
yang terjadi dalam hidup seseorang. ada dalam upaya berhenti merokok
Dalam penelitian ini dukungan orang
tua tidak memiliki hubungan yang Analisis Hubungan antara Peran
signifikan terhadap niat berhenti Teman Responden dengan Niat
merokok pada siswa perokok di SMP Berhenti Merokok pada Siswa
X Kota Semarang. Terdapat sebanyak Perokok di SMP X Kota Semarang
36,9% peran orang tua yang
mendukung berhenti merokok. Niat
Jumla
Berdasarkan uji Chi-Square test yang Peran Tidak
Berniat h
telah dilakukan, didapat nilai p-value teman Berniat
sebesar 0,281. f % f % f %
Peran orang tua dalam Meng
33, 66, 3 10
mendukung atau tidaknya responden abaika 10 20
3 7 0 0
dalam niat berhenti merokok dapat n
menujukkan terciptanya perilaku yang Mend 30, 69, 4 10
14 32
diharapkan. Rendahnya dukungan ukung 4 6 6 0
keluarga disebabkan karena Teman memiliki pengaruh
kurangnya peran orang tua yang terhadap perilaku yang dapat
kurang memberikan perhatian dan meuwujudkan terjadinya suatu
rasa nyaman maupun aman, serta perilaku. Hal ini disebabkan, pada
mampu mendengarkan cerita orang usia remaja sering menghabiskan
lain. Dampak yang yang diberikan waktu untuk berkumpul bersama
oleh rendahnya dukungan orang tua teman. Remaja pada umunya bergaul
dapat berdampak pula pada sesama mereja yang memiliki
rendahnya niat berhenti merokok karakteristik yang sama. Faktor-faktor
yang mencakup tindakan atau yang berada di lingkungan, termasuk
perilaku yang spesifik yang peran teman dapat pula
ditimbulkan pada suatu hari kedepan. mempengaruhi persepsi remaja

817
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam menampilkan manfaat dari sanksi yang tegas apabila ketahuan


perilaku berhenti merokok. Seperti Niat
yang disebutkan oleh Ajzen bahwa Peran Tidak Jumlah
peran teman termasuk kedalam Berniat
Guru Berniat
norma subjektif, yang merupakan f % f % f %
keyakinan seseorang terhadap Meng
lingkungannya. 1 61, 38, 10
abaik 12 31
Norma subjektif merupakan suatu 9 3 7 0
an
pandangan seseorang terhadap Mend 11, 88, 10
kepercayaan orang lain yang akan 5 40 45
ukung 1 9 0
mempengaruhi minat dan niat dalam merokok di dalam lingkungan sekolah.
melakukan atau tidak melakukan Dan terdapat sebanyak 96,1%
suatu perilaku, Norma subjektif masuk reponden merasa bahwa telah
kedalam fungsi utama dari harapan memberikan informasi tentang bahaya
yang dipersepsikan individu dimana merokok. Berdasarkan hasil uji
orang sekitar menyetejui perilaku dan Chi-Square test didapatkan nilai
memberikan motivasi dalam p-value sebesar 0,004 sehingga
mewujudkan perilaku yang peran guru memiliki hubungan yang
diharapkan. Dalam penelitian ini, signifikan terhadap niat berhenti
peran teman tidak memiliki hubungan merokok. Menurut theory of planned
dengan dengan niat seseorang dalam behavior peran guru termasuk
berhenti merokok. Dari uji Chi-Square kedalam norma subjektif. Norma
test didapatkan nilai p-value sebesar subjektif merupakan salah satu fungsi
0,242. yang didasarkan oleh beliefs
Hasil penelitian ini sejalan dengan mengenai kesetujuan atau
penelitian yang dilakukan oleh ketidaksetujuan tentang suatu
Samrotul dkk yang berjudul perilaku yang berasal dari orang atau
‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi kelompok yang berpengaruh bagi
Perilaku Merokok pada Mahasiwa individu. Norma subjektif dapat
Laki-laki di Asrama Putra’. Pada dikatakan sebagai tekanan sosial
penelitian ini menyebutkan bahwa untuk melakukan atau tidak
hanya terdapat kurang dari 50% melakukan suatu perilaku.
responden yang memiliki dukungan Remaja SMP merupakan remaja
dalam berhenti merokok. Dari hasil pada tahap awal, dimana orang yang
pengolahan data didapat nilai p-value berada di sekitar dapat dengan
sebesar 0,780 maka Ho diterima mudah memberikan pengaruh
sehingga disimpulkan bahwa terhadap keputusan untuk melakukan
pengaruh lingkungan teman tidak suatu perilaku. Norma subjektif yang
memberikan hubungan dalam baik yang dirasakan oleh remaja SMP
mewujudkan perilaku. maka akan semakin besar niat untuk
melakukan perilaku untuk berhenti
Analisis Hubungan antara Peran Guru merokok. Di dalam lingkungan
Responden dengan Niat Berhenti sekolah guru yang memegang
Merokok pada Siswa Perokok di SMP peranan dalam menangani masalah
X Kota Semarang siswa perokok adalah guru BK. Dalam
hal ini guru BK membantu,
Berdasarkan data yang telah membimbing dan menjauhkan para
diperoleh peran guru memiliki peranan siswa perokok di SMP untuk lepas
yang berhubungan dengan niat siswa dari barang yang dapat mereka
perokok dalam berniat untuk berhenti dapatkan dengan mudah.
merokok. Dari data yang didapat Penelitian ini sejalan dengan
bahwa terdapat 94,7% responden penelitian yang dilakukan oleh Safira
mengaku bahwa guru memberikan

818
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pada penelitian yang berjudul ‘Peran Mempengaruhi Niat untuk Tidak


Guru BK dalam Mengatasi Kebiasaan Merokok pada Siswa SMP Islam
Merokok pada Remaja di Kota Al-Hasra Depok’. Randika
Lampung’. Hasil yang didapat dalam berpendapat bahwa persepsi kontrol
penelitian ini menunjukkan nilai tidak memiliki hubungan yang
p-value 0,002 sehingga dapat signifikan dengan niat untuk tidak
disimpulkan bahwa ada hubungan merokok. Hal ini menunjukkan bahwa
antara peran guru dalam mengatasi siswa SMP Al-hasra yang memiliki
kebiasaan merokok. persepsi kontrol perilaku yang kuat
tidak memiliki niat yang kuat untuk
Analisis Hubungan antara Faktor tidak merokok, begitu pula sebaliknya.
Penghambat Responden dengan Niat Hal ini sangat berbeda dengan Theory
Berhenti Merokok pada Siswa Planned Behavior yang menyatakan
Perokok di SMP X Kota Semarang semakin kuat persepsi kontrol perilaku
Fakto Niat Fakto Niat
r Tidak Jumlah r Tidak Jumlah
Berniat Berniat
Pend Berniat Peng Berniat
ukung f % f % f % hamb
f % f % f %
at
48, 1 51, 10
Kecil 18 37 38 61 10
6 9 4 0 Besar 10 16 26
15, 3 84, 10 ,5 ,5 0
Besar 6 39 48 72 10
4 3 6 0 Kecil 14 36 50
,0 ,0 0
Dalam penelitian ini menunjukkan maka semakin kuat niat seseorang
tidak adanya hubungan antara faktor untuk berperilaku.
penghambat dengan niat berhenti
merokok pada siswa perokok di SMP Analisis Hubungan antara Faktor
X Kota Semarang. Berdasarkan hasil Pendukung Responden dengan Niat
uji Chi-Square test menunjukkan nilai Berhenti Merokok pada Siswa
p-value 0,117 sehingga tidak ada Perokok di SMP X Kota Semarang
pengaruh terhadap niat berhenti Dari data didapatkan bahwa
merokok. Sebanyak 67,1% responden terdapat faktor pendukung yang besar
merasa bahwa saat berada di tempat sebanyak 51,3%. Terdapat sebanyak
yang banyak perokok menghalangi 89,5% responden merasa bahwa saat
responden untuk berhenti merokok. sedang sakit akan mendorong untuk
Hal ini sejalan dengan penelitian yang berhenti merokok. Sebanyak 86,8%
dilakukan oleh Pratiwi tentang responden merasa bahwa saat
pengaruh sikap, norma subjektif dan sedang tidak ada uang mendorong
perceived behavioral control terhadap keinginan untuk berhenti merokok.
niat berhenti merokok mengatakan Berdasarkan hasil uji Chi-Square
bahwa adanya faktor penghambat test, didapatkan nilai p-value sebesar
dalam kontrol persepsi memiliki 0,021 sehingga terdapat ada
pengaruh terhadap niat berhenti hubungan yang signifikan antara
merokok. Dalam penelitian faktor pendukung dengan niat
menyebutkan bahwa semakin berhenti merokok pada siswa perokok
tingginya angka faktor yang di SMP X Kota Semarang. Faktor
menghambat dalam berhenti merokok pendukung berada pada kendali
maka akan terjadinya suatu pengaruh kontrol persepsi. Persepsi kontrol
terhadap niat. perilaku (perceived behavioral control)
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Ajzen didefinisikan sebagai
yang dilakukan oleh Randika kemudahan atau kesulitan persepsi
mengenai ‘Faktor-faktor yang untuk melakukan suatu perilaku.

819
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Persepsi kontrol perilaku merokok. Sehingga diharapkan untuk


merefleksikan pengalaman yang instansi terkait khususnya SMP X
dialami individu. Persepsi kontrol Kota Semarang bisa memperbanyak
salah satu hal yang membedakan dari atau menambah papan reklame
teori berasalan dan memegang peran tentang bahaya merokok yang ada di
penting dalam teori perencanaan lingkungan sekolah.
dalam berperilaku. Berdasarkan data dari penelitian
Penelitian ini sejalan dengan didapatkan siswa perokok yang
penelitian yang dilakukan oleh memiliki sikap yang kurang baik
Wemmy yang berjudul ‘Faktor dalam perilaku merokok, diharapkan
Penentu Intensi Berperilaku tidak pihak dari sekolah khususnya guru BK
Merokok pada Remaja Putra di SMA mampu memberikan bimbingan dan
Negeri 1 Tuban Tahun 2015’ yang konseling kepada siswa yang perokok
menyatakan bahwa faktor pendukung di SMP X Kota Semarang.
termasuk kedalam kategori kontrol
persepsi yang memiliki peranan dalam DAFTAR PUSTAKA
penentu intensi berperilaku pada 1. Agnia Aminuddin Kosnadi, Sikap
remaja. Penelitian ini juga sejalan Terhadap Pictorial Health Wrning
dengan penelitian yang telah dan niat Merokok Siswa SMP di
dilakukan oleh Pakawadee tentang Kota Bandung. 2015
‘Factors Related to Intention to Smoke 2. Ajzen, I, Attitude, Personality and
Cigarettes in Secondary School Behavior (2nd edition. Berkshire,
Students’ yang menyatakan bahwa UK: Open University
faktor pendukung dalam persepsi Press-McGraw Hill Education.
kontrol perilaku memiliki hubungan 2005
dengan niat berhenti merokok. 3. Ajzen, I (t.th). Behavorial
Interventions Based on the
PENUTUP Theory of Planned Behavior. 2005
KESIMPULAN 4. Devitarani. Intensi Berhenti
Variabel yang berhubungan dengan Merokok pada Mahasiswa
niat berhenti merokok antara lain: Perokok di Universitas Padjajaran
a. Pengetahuan responden (p-value Jatinangor. 2014
0,001) 5. Dwi, Aninda. studi Mengenai niat
b. Sikap responden (p-value 0,004) untuk Merokok pada Santri Kelas
c. Peran guru responden (p-value 2 SMAN 22 Bandung. 2012
0,004) 6. Glanz K, Rimer B, Viswanath.
d. Faktor pendukung (p-value 0,021) Behavior and Health Education:
Variabel yang tidak berhubungan Theory, Research and Practice.
dengan niat berhenti merokok antara 4th ed. San Fransisco: Jossey
lain: Boss. 2008
a. Peran orang tua responden 7. Infodatin Kemenkes R.I Pusat
(p-value 0,281) Data dan Informasi Kementerian
b. Peran teman responden (p-value Kesehatan Republik Indonesia.
0,241) 2016
c. Faktor penghambat (p-value 8. Kementerian Kesehatan RI. Riset
0,117) Kesehatan Dasar Jawa Tengah.
2013
SARAN 9. Randika. Faktor-faktor yang
Dari hasil penelitian didapatkan Mempengaruhi Niat untuk Tidak
sebanyak mayoritas responden Merokok pada Siswa SMP Islam
merasa bahwa peringatan berhenti Al-Hasra Depok. 2016
merokok pada papan reklame akan 10. Riska. Hubungan antara
mendorong responden untuk berhenti Pengetahuan dan Sikap Tentang

820
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Bahaya Merokok dengan


Tindakannya pada siswa SMP
Islam Yapim Manado. 2014
11. Rudi Sandek, Kamsih Astuti.
Hubungan antara sikap terhadap
perilaku Merokok dan Kontrol Diri
dengan niat Berhenti Merokok.
2012
12. Safira. Peran Guru BK dalam
Mengatasi Kebiasaan Merokok
pada Remaja di Kota Lampung.
2015
13. Samrotul. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Merokok
pada Mahasiwa Laki-laki di
Asrama Putra. 2012
14. The Tobacco Atlas Third Edition
of ASEAN Region; 2016
15. Tobacco Control Support Center.
Fakta Tembakau dan
permasalahannya di Indonesia.
2013
16. Pawadee. Factors Related to
Intention to Smoke Cigarettes in
Secondary School Students.
Mahidol University. 2006
17. WHO Report on the Global
Tobacco Epidemic 2011 : Warning
about the Danger of Tobacco.
Genewa: WHO; 2011
18. .Wemmy, Noor. Faktor Penentu
niat Berperilaku Berhenti Merokok
pada Remaja Putra di SMA
Negeri 1 Tuban. 2015

821

You might also like