You are on page 1of 12

AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana

ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia

Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda


(Sphenoclea zeylanica Gaertn) di Kabupaten Jembrana, Bali

I WAYAN ADI PERMADI, I GUSTI ALIT GUNADI, I MADE SUKEWIJAYA*)


Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana
*) Email : imsukewijaya@yahoo.com.

ABSTRACT

The Identification of Morphological and Agronomic Characters of Gonda (Sphenoclea


zeylanica Gaertn) in Jembrana - Bali. Gonda (a local name) is a vegetable plant that has
high nutritional value, however, limited information about this plant and related matters in
cultivation provide constraints in its development. Research concerning inventaritation and
identification is required to support the development. The aim of the research was to find out
information about the cultivation and characters of gonda. This research was conducted in
October 2014 - March 2015 in Jembrana - Bali. Inventaritation was done through observation
including deployment, history and cultivation method. While identification was done by
identify morphological characters (vegetative and generative organs) and agronomic
characters (height of plant and number of leaves). The results showed thats the gonda spread
across rice fields at an altitude of 6 - 90 m AMSL. Gonda has been intensively cultivated
since 1950 by farmers through seedling and planting. Various morphological and agronomic
characters were identified among gonda planted by farmer in Jembrana, Bali. Based on the
type of the branch, morphologically, gonda was grouped in to monopodial and sympodial.
While for agronomic characters, a wide range of size and the number of organs were found
among gonda cultivars planted by farmers in Jembrana.

Keywords: Sphenoclea zeylanica, identification, morphology, agronomic characters

PENDAHULUAN tanaman sayuran lainnya yang bermanfaat


dan belum dikenal luas seperti tanaman
Indonesia merupakan negara yang
gonda (Sphenoclea zeylanica Gaertn).
memiliki beragam tanaman yang dapat
dikembangkan dan bermanfaat, salah satunya Tanaman gonda merupakan tanaman
adalah tanaman sayuran. Telah dikenal herba akuatik yang sepintas menyerupai
berbagai jenis tanaman sayuran bermanfaat tanaman kangkung (Impomea aquatica) dan
dan bernilai gizi tinggi seperti bayam, secara umum dikenal sebagai gulma tanaman
kangkung, sawi, dan lain-lain. Walaupun padi. Tanaman yang termasuk dalam
demikian masih banyak terdapat jenis keluarga sphenocleaceae ini umumnya
43
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…

tumbuh pada daerah yang memiliki ketingian yaitu 18-20 hari setelah pindah tanam,
1-300 m dpl dengan habitat tumbuh di tepi sehingga berpotensi untuk berproduksi dalam
sungai, rawa-rawa, saluran irigasi, dan skala besar dalam waktu yang singkat.
sawah. Hasil analisis Cintari dkk., (2013) Pemanenan untuk tujuan konsumsi dilakukan
menunjukkan bahwa tanaman gonda segar hanya sekali, berbeda halnya dengan
mengandung senyawa bioaktif sebagai tanaman kangkung yang dipanen beberapa
antioksidan sehingga berpotensi untuk kali, namun dengan melalui informasi
dikembangkan sebagai sumber pangan kondisi morfologinya dan teknik budidaya
fungsional. Khasiatnya sebagai tanaman obat diperkirakan dapat memberi peluang untuk
diketahui dapat digunakan untuk mengobati dapat dipanen lebih dari sekali (kontinyu).
luka memar akibat gigitan serangga
(Quattrocchi, 2012). Berdasarkan kondisi di atas kiranya
tanaman ini perlu dilakukan penelitian yang
Tanaman gonda layak untuk mengarah pada pengembangannya. Sebagai
diperkenalkan ke dalam jajaran tanaman langkah awal yaitu dengan melakukan
sayuran bergizi serta dibudidayakan untuk penelitian inventarisasi dan identifikasi
keperluan pangan yang pada awalnya karakter morfologi dan agronomi guna
tanaman ini dikenal luas sebagai gulma. memperoleh informasi/data dasar untuk
Langkanya informasi mengenai tanaman ini penelitian dan pengembangan selanjutnya.
seperti informasi mengenai ragam tanaman,
pembudidayaan, serta hal lain yang terkait BAHAN DAN METODE
dengan budidaya menjadi faktor pembatas Penelitian dilakukan di wilayah
erkembangan teknologi budidaya tanaman Kabupaten Jembrana Provinsi Bali.
tersebut. Secara umum, tumbuhan ini Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan
dikendalikan oleh petani karena dianggap Oktober 2014 sampai Maret 2015.
sebagai gulma dan belum banyak yang
menganggap sebagai tanaman budidaya. Hal Bahan yang digunakan untuk
yang berbeda dijumpai pada kawasan pengamatan adalah tanaman gonda yang
Kabupaten Jembrana Provinsi Bali, tanaman berasal dari lokasi penelitian. Alat-alat yang
gonda dibudidayakan secara intensif pada digunakan dalam penelitian yaitu alat tulis
lahan persawahan dan dimanfaatkan sebagai (buku dan pulpen), alat ukur (penggaris,
sayuran. meteran, jangka sorong, dan busur), kamera
digital (Cannon 650 D), mikroskop, silet,
Pembudidayaan tanaman gonda pinset, buku morfologi tumbuhan, dan digital
dilakukan menjelang maupun setelah musim tasbeeh (alat hitung jumlah daun).
tanam padi. Menurut Gunadi dkk., (tanpa
tahun) membudidayaan tanaman gonda Metode Penelitian
tergolong mudah karena persyaratan
Penelitian terdiri 3 (tiga) tahap yaitu (1)
tumbuhnya tidak jauh berbeda dengan
tahap inventarisasi, (2) tahap identifikasi
tanaman padi. Penanaman dapat dilakukan
karakter morfologi, dan (3) tahap identifikasi
dengan jarak tanam yang rapat (5-8 cm) dan
karakter agronomi.
umur panen konsumtif yang relatif pendek
44
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia

Tahap Inventarisasi benih gonda yang relatif kecil


Melakukan observasi lapang untuk memungkinkan tersisip pada benih padi.
memperoleh informasi mengenai penyebaran Menurut Carter dkk. (2014), penyebaran
tanaman gonda, sejarah budidaya, ragam tanaman gonda terkait kuat dengan budidaya
kultivar, dan teknik pembudidayaan. padi, kemungkinan penyebaran berawal dari
benih tanaman gonda menjadi kontaminan
1. Tahap Identifikasi Karakter Morfologi
(tersisip) pada benih padi.
Pengamatan karakter morfologi
berpedoman pada buku Morfologi Tumbuhan Sejarah budidaya dimulai dari
oleh Tjitrosoepomo (2001). Karakter yang domestikasi oleh petani pada tahun 1950’an.
diamati yaitu karakter batang, karakter daun, Diperkirakan kegiatan domestikasi dimulai
karakter bunga, karakter buah, dan karakter dari pemanfaatan tanaman gonda yang
akar. tumbuh di lingkungan liar untuk keperluan
pangan. Tanaman gonda dengan mudah
2. Identifikasi Karakter Agronomi
Karakter agronomi yang diamati yaitu diperoleh dari lingkungan liar dan
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah dikonsumsi terus menerus, lambat laun
daun, jumlah cabang, jumlah bulir, adaptasi menurunnya jumlah ketersediaannya
sehingga untuk mempertahankannya maka
awal pindah tanam, umur mulai berbunga,
dilakukanlah pembudidayaan tanaman ini.
dan umur buah masak.

Analisis dan Penyajian Data Musim tanam gonda yaitu bulan April-
Juni dan bulan tersebut merupakan bulan
Data yang didapatkan akan disajikan kering. Budidaya diluar musim sering
secara deskriptif dan ditunjukkan bukti-bukti dilakukan akan tetapi memberikan kualitas
berupa foto dari hasil penelitian. hasil panen konsumtif yang kurang optimal
seperti citarasa pahit dan keras pada sayur
setelah diolah yang tujuannya hanya untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN memenuhi permintaan pasar. Berkaitan
dengan musim tanam dan lokasi budidaya,
Inventarisasi diketahui petani membudidayakan tanaman
gonda tidak tetap pada satu lokasi, melainkan
Berdasarkan hasil observasi, tanaman
berpindah-pindah ke lokasi yang memiliki
gonda tersebar di area persawahan dengan
ketersediaan air mencukupi karena kesulitan
ketinggian 6-90 m dpl pada keseluruhan
memperoleh air pada bulan kering.
kecamatan Kabupaten Jembrana yaitu
Pakutatan, Mendoyo, Negara, Jembrana, dan Tanaman Gonda ditanam dengan
Melaya. Penyebaran terbanyak terdapat di sistem tanam tunggal (monoculture) dan di
areal persawahan Desa Yeh Embang, antara sela padi (polyculture) (Gambar 1).
Kecamatan Mendoyo. Luasnya penyebaran Sistem tanam tunggal umumnya dilakukan
tanaman gonda di wilayah Kabupaten untuk memproduksi sayur gonda dalam
Jembrana kemungkinan berkaitan dengan jumlah besar, berbeda halnya dengan sistem
penyebaran benih padi, diperkirakan ukuran penanaman di antara sela padi yang

45
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…

dilakukan untuk tujuan memproduksi benih, tanamkan pada umur 30 hari setelah sebar
namun terkadang memproduksi sayur gonda benih (HSSB). Pemupukan diberikan 2 (dua)
dalam jumlah yang sedikit. Penanaman kali selama perkembangan bibit yaitu pupuk
tunggal lebih sering dilakukan dibandingkan urea dengan dosis 50 kg/ha dalam rentang
penanaman diantara sela padi. Tanaman waktu ±1 minggu setelah munculnya
gonda yang dibudidayakan terdiri dari 2 kecambah dan 100 kg/ha saat umur berkisar
(dua) kultivar yaitu Jaga dan VB, antara 20-25 HSSB. Masuk ke tahap
dibudidayakan dalam tahap pembibitan dan penanaman, bibit dipindahtanamkan ke lahan
tahap penanaman (Gambar 2). Tahap penanaman dan dipanen konsumtif umur 20
pembibitan dimulai dari penaburan benih hari setelah tanam (HST). Pupuk yang
pada lahan pembibitan dan benih diberikan yaitu pupuk urea dengan dosis 100
berkembang menjadi bibit siap dipindah kg/ha dan diberikan sekali umur 10 HST.

A C E Panen benih

14 cm

9 cm

50 cm
Bulir masak
B

35 cm

3 cm

D Panen konsumtif Bulir muda

Gambar 1. Penanaman Tunggal (A), di antara Sela Padi (B), Tahap Pembibitan (C) dan Tahap
Penanaman (D dan E)

Kriteria panen konsumtif yaitu tanaman kondusif untuk dipanen. Perlakukan


gonda memiliki bulir muda yang tumbuh budidaya tidak dilakukan pada tanaman
pada batang pokok dengan panjang bulir induk untuk produksi benih, tanaman
kisaran 3-5 cm. Bulir merupakan bunga dibiarkan tumbuh menghasilkan benih
majemuk tak terbatas (inflorescentia sampai akhirnya mati. Benih yang dipanen
racemosa) yang menyerupai tandan tetapi berasal dari bulir tunggal yang tumbuh pada
tidak memiliki tangkai pada setiap bunga batang pokok. Kriteria panen benih yaitu
tunggal (Tjitrosoepome, 2001). Panen setengah buah yang tersusun pada bulir
konsumtif kadang-kadang dilakukan kurang berwarna coklat kekuningan sampai coklat
dari umur 20 HST karena kondisi tanaman tua (Gambar 2).

46
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia

Identifikasi Karakter Morfologi merupakan karakter yang ditentukan


berdasarkan satuan ukuran tertentu
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa
sedangkan karakter kualitatif merupakan
secara umum tanaman gonda memiliki
karakter yang nampak berdasarkan tampilan
perawakan terna, bentuk daun memanjang
visual (Tajudin, 2007). Keragaman
dan lanset, bunga majemuk, dan akar berserat
kuantitatif yaitu tinggi tanaman, diameter
menyerupai benang (Gambar 2). Pengamatan
batang, panjang daun, lebar daun, dan sudut
spesifik setiap organ pada kedua kultivar
ketiak cabang, sedangkan karakter kualitatif
menunjukkan adanya keragaman morfologi
yaitu cara percabangan, bentuk daun, dan
yang teridentifikasi berdasarkan karakter
bentuk bunga (bulir).
kuantitatif dan kualitatif. Karakter kuantitatif

Kultivar Jaga Kultivar VB


F G

E F

A B

C G H D

Gambar 2. Perawakan Gonda (A ,B), Daun (C,D), Bulir (E,F), dan Akar (G,H)

Keragaman karakter kedua kultivar (Gambar 2 dan Tabel 1). Menurut


yang mudah untuk diamati yaitu cara Tjitrosoepomo (2001), percabangan
percabangan dan bentuk daun. Kultivar Jaga monopodial yaitu jika batang pokok selalu
memiliki cara percabangan simpodial dengan tampak jelas karena lebih besar dan lebih
bentuk daun lanset (lanceolatus), sedangkan panjang dari pada cabang-cabangnya,
kultivar VB memiliki cara percabangan percabangan simpodial yaitu batang pokok
monopodial dengan bentuk daun lanset yang sukar ditentukan karena dalam
tumbuh pada cabang dan memanjang perkembangan selanjutnya batang pokok
(oblongus) yang tumbuh pada batang pokok mungkin menghentikan pertumbuhannya
47
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…

atau kalah besar dan kalah cepat panjang dan lebar daun, bentuk daun
pertumbuhannya dibandingkan dengan memanjang bilamana perbandingan panjang
cabangnya. Lebih lanjut bentuk daun dan lebar daun yaitu 2,5-3 : 1 sedangkan
ditentukan berdasarkan perbandingan bentuk daun lanset yaitu 3-5 : 1.

Tabel 1. Karakter Morfologi Tanaman Gonda


Variabel Kultivar gonda
Karakter
diamati pengamatan Jaga VB

Tinggi tanaman 45 - 80 cm 70 - 120 cm


Diameter batang 1 - 1,7 cm 1,2 - 2 cm
Warna batang Hijau tua dan hijau muda Hijau tua dan hijau muda
Sifat permukaan
Licin-Bekas tangkai Licin-Bekas tangkai
batang
Bulat (teres) dan bersegi Bulat (teres) dan bersegi
Karakter Bentuk batang
(angularis) (angularis)
batang
Sudut ketiak cabang 23 ° - 37 ° 20 ° - 25 °
Arah tumbuh cabang Condong ke atas (patens) Condong ke atas (patens)
Primer, sekunder, tersier, dan Primer, sekunder,dan tersier, dan
Jenis cabang
kuarter kuarter
Panjang cabang ± 21 - 24 cm ± 0,5 - 15 cm
Cara percabangan Simpodial Monopodial
Panjang daun ±2,5 - 7 cm ±3,5 - 9 cm
Lebar daun ± 1 - 1,8 cm ±1,2 - 3,5 cm
Panjang tangkai daun ± 0,5 - 1,5 cm ± 0,5 - 1,2 cm
Warna daun Hijau (muda/kekuningan/tua) Hijau (muda/kekuningan/tua)
Bentuk daun lanset (lanceolatus) Memanjang (oblongus) - lanset
Karakter
Sifat permukaan daun Licin (leavis) Licin (leavis)
daun
Satu buku satu daun (folia
Tata letak daun Satu buku satu daun (folia sparsa)
sparsa)
Bentuk pinggiran daun Datar Datar
Bentuk ujung daun Runcing (acutus) Meruncing (acuminatus)
Bentuk pangkal daun Runcing – Meruncing Meruncing
Sifat tulang daun Berseling (asimetri) Berseling (asimetri)
Panjang bulir 4 - 6 cm 6,7 - 8 cm
Diameter bulir 0,8 - 1,3 cm 1,1 - 1,5 cm
Diameter bunga ± 2 mm ± 2 mm
Warna bunga Putih Putih
Jumlah kelopak Bunga 5 - 6 kelopak 5 - 6 kelopak
Karakter
Jumlah mahkota
bunga dan 6 helai mahkota 6 helai mahkota
Bunga
buah
Jumlah benang sari 5–6 5-6
Diameter buah ± 5 mm ± 5 mm
Jumlah ruang buah 2 ruang 2 ruang
Warna biji Coklat Coklat
Karakter Panjang akar 23 - 30 cm 26 - 37 cm
akar Bentuk akar Menyerupai benang (filiformis) Menyerupai benang (filiformis)

Bunga tanaman gonda berbentuk bulir tunggal (Gambar 3). Diketahui bunga tunggal
yang terangkai atas puluhan bunga dan buah tanaman gonda berkelamin ganda
48
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia

(hermaproditus) dan memiliki organ yaitu hanya terdapat dua kultivar gonda yang
lengkap/bunga sempurna (flos completusl) selama ini dibudidayakan oleh petani selama
(Gambar 3). Kondisi tersebut diperkirakan ini. Bilamana melakukan penyerbukan silang
menyebabkan besarnya peluang terjadinya dan kondisi penanaman dicampur (tidak
penyerbukan sendiri dibandingkan dibedakan antar kultivar) kemungkinan besar
penyerbukan silang. Menurut Sukprakarn terdapat kultivar lainya, misalnya silangan
dkk. (2005), penyerbukan sendiri hanya antara kultivar Jaga dan VB.
terjadi pada bunga sempurna. Bukti lainnya

C
A B

Gambar 2. Bunga Tunggal (A), Buah Tunggal (B), dan Akar pada Cabang (C)

Perbedaan bentuk dan ukuran bulir kedua kultivar, diketahui akar kultivar
pada kedua kultivar gonda merupakan Jaga lebih pendek dibandingkan akar
salah satu keragaman morfologi organ kultivar VB, kondisi tersebut memberikan
generatif. Bentuk bulir kultivar VB keunggulan waktu dalam perkembangan
panjang- kurus dan secara kuantitatif lebih bunga dan buah pada kultivar Jaga yang
besar dibandingkan kultivar Jaga (Gambar berhubungan dengan keseimbangan
2 dan Tabel 1) yang memberikan nitrogen (N) dan karbon (C) untuk
keunggulan dalam jumlah buah tunggal, perkembangan stadia generatif. Kenyataan
sehingga memberikan hasil panen benih di lapang kultivar Jaga lebih cepat
yang lebih banyak. menghasilkan benih dibandingkan kultivar
Akar tanaman gonda menyerupai VB.
benang dan berwarna putih kecoklatan
Identifikasi Karakter Agronomi
dengan panjang berkisar antara 23-7 cm
(Gambar 2 dan Tabel 1). Tanaman gonda Pembudidayaan tanaman gonda
memiliki sistem perakaran dangkal dan untuk pengamatan karakter agronomi
termasuk jenis tanaman berakar tunggang. dilakukan pada lahan persawahan di
Akar tanaman gonda bisa tumbuh pada Banjar Pakembar, Desa Yeh Embang,
bagian batang yang bersentuhan dengan Kecamatan Mendoyo, Kabupaten
tanah untuk menghasilkan individu baru Jembrana. Lokasi pembudidayaan berada
(Gambar 4). Berdasarkan kondisi akar pada ketinggian 6 m dpl dengan suhu
49
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…

udara rata-rata 26,7-27,2 °C (Tabel 2). sesuai dengan yang dilakukan petani
Pemupukan dan perawatan dilakukan (hasil observasi)

Tabel 2. Kondisi Lingkungan di Lokasi Pembudidayaan pada Bulan Desember 2014-


Maret 2015

Suhu udara (°C) Kelembaban (%) Lama


Ketinggi Curah
Penyinaran
an hujan Rat
Rata- (%)
tempat Min Max Min Max a-
rata (mm)
rata

23,7 - 31,1- 26,7- 47- 97- 82-


6 m dpl 159-380 48-66
24,4 31,5 27,2 66 100 86

Karakter agronomi tanaman gonda memberikan pengaruh terhadap kondisi


menunjukkan adanya keragaman berdasarkan tersebut yaitu jarak tanam antar individu
rentangan ukuran dan jumlah organ yang benih. Penanaman benih dilakukan dengan
dihasilkan. Sepuluh sampel bibit yang penebaran benih di permukaan tanah pada
diambil secara acak mulai menunjukkan lahan pembibitan (umur 0 HSSB) dimana
adanya keragaman antar kultivar maupun benih memiliki ukuran yang kecil dengan
sesama kultivar, salah satunya keragaman panjang berkisar ≤ 1 mm. Penebaran
tinggi tanaman yang mulai nampak umur 10 memberikan jarak tanam acak antar individu
HSSB. Umur 30 HSSB bibit siap dipindah benih yang nantinya menyebabkan kondisi
tanam memiliki tinggi berkisar antara 7,2- heterogen pada bibit karena kompetisi unsur
17,5 cm dan jumlah daun berkisar antara 8- hara. Penyebab lainnya kemungkinan
13 helai (Gambar 5 dan Tabel 3), kisaran dikarenakan bibit yang tumbuh lambat
tersebut menunjukkan bahwa terdapatnya karena benih berasal dari ujung bulir dan
keragaman bibit berdasarkan rentangan bibit yang tumbuh normal berasal dari
ukuran ditandai dengan kondisi bibit tengah-pangkal bulir, hasil wawancara pada
heterogen yang nampak secara visual, petani memperkuat dugaan tersebut bahwa
berdasarkan hal tersebut, dilakukan seleksi benih gonda berkualitas merupakan benih
untuk memperoleh bibit yang layak yang berasal dari buah yang tersusun di
dipindahtanamkan. tengah-pangkal bulir. Bibit kedua kultivar
tidak menunjukan perbedaan yang jelas
Kondisi karakter yang heterogen berdasarkan rentangan nilai karakter yang
tersebut diperkirakan terjadi karena adanya diamati, namun tetap ada peranan genetik
pengaruh genetik dan lingkungan. yang memberikan keragaman antar kultivar.
Kemungkinan besar yang diperkirakan

50
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia

Tabel 3. Karakter Agronomi Gonda Tahap Pembibitan

Umur
Kultivar
Karaker diamati 10 20 25
gonda 15 HSSB 30 HSSB
HSSB HSSB HSSB

Kisaran tinggi Jaga 0,2-0,9 0,6-1,5 1,8-3,6 3,3-8,5 7,2 - 14,3


tanaman (cm) VB 0,2-0,8 0,7-1,7 1,6-3,9 5,3-6,8 7,4 - 17,5

Kisaran diameter Jaga ≤ 0,1 ≤ 0,1 0,1-0,2 0,1-0,3 0,1 - 0,3


batang (cm) VB ≤ 0,1 ≤ 0,1 0,1-0,2 0,1-0,3 0,1 - 0,4

Kisaran jumlah daun Jaga 2-4 4-6 4-10 6-11 8-13


(helai) VB 2-4 2-8 6-10 5-10 9-13

Gambar 3. Sampel Bibit Umur 10 HSSB (A), 15 HSSB (B), dan 30 HSSB (C)

Bibit tanaman gonda yang masuk tahap Cahyono, 2014). Keragaman kedua kultivar
penanaman (dipindahtanamkan) mengalami gonda mulai teridentifikasi dari umur
stagnasi selama 4-5 HST dengan kondisi nampaknya tunas bulir, keseluruhan sampel
batang menguning dan terjadi pengguguran (10 tanaman) kultivar Jaga pada umur 10
daun. Perkembangan setelah stagnasi yaitu HST telah menampakkan tunas bulir
pembungaan yang mulai terjadi umur 10 - 20 sedangkan kultivar VB pada berkisar pada
HST, ditandai dengan nampaknya tunas bulir umur 10-20 HSB (Gambar 7). Diketahui
yang tumbuh pada batang pokok (inisiasi tunas cabang tumbuh bersamaan dengan
pembungaan) (Gambar 7). Inisiasi tunas bulir, kondisi tersebut menunjukkan
pembungaan merupakan transisi tunas bahwa organ vegetatif tanaman gonda masih
vegetatif menjadi kuncup reproduktif dan mengalami pertumbuhan pada masa generatif
dapat dideteksi dari perubahan bentuk (determinate).
maupun ukuran tunas/kuncup (Nurcahyo dan

51
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…

Pembungaan berkaitan dengan umur generatif), hal tersebut menyebabkan


pindah tanam bibit dan lamanya stagnasi. terjadinya pengurangan input nitrogen (N)
Bibit di pindah tanam lebih dari umur 30 dari akar sehingga karbon (C) terakumulasi
HSSB (misalnya umur 35 HSSB) akan yang mempercepat transisi meristem
menyebabkan stagnasi terjadi lebih lama vegetatif menjadi meristem reproduktif
karena pertumbuhan akar melambat akibat (berbunga lebih awal).
telah berada pada masa transisi (vegetative-

Kultivar Jaga umur 10 HST Kultivar VB umur 10 – 20 HST

Gambar 4. Tunas Bulir pada Batang Pokok

Pemanenan untuk tujuan konsumsi kondisi buah tunggal yang tersusun pada
dilakukan umur 20 HST dengan tinggi bulir berwarna coklat tua dan benih di
tanaman berkisar antara 40,4-66 cm dan dalamnya berwarna coklat kekuningan.
jumlah daun berkisar antara 15-87 helai Kedua kultivar menunjukan adanya
(Tabel 4). Pemanenan konsumtif dikaitkan perbedaan umur masaknya buah pada bulir
dengan kondisi determinate memungkingkan yang tumbuh di batang pokok. Hasil
dilakukan pemanenan lebih dari sekali atau pengamatan menunjukan bahwa buah
kontinyu, contohnya pemanenan pada kultivar jaga masak kisaran umur 25-30 HST
tanaman berumur lebih dari 20 HST, terlebih sedangkan kultiver VB kisaran umur ≥ 30
dahulu pemanenan pada cabang yang tumbuh HST, kondisi tersebut selaras dengan cepat
di pangkal batang pokok kemudian panen lambatnya inisiasi bunga kedua kultivar
berikutnya berlanjut pada cabang yang tersebut.
tumbuh di ujung batang pokok.
Perbanyakan vegetatif dengan
Masaknya buah dimulai dari perubahan menggunakan batang tanaman induk yang
warna buah tunggal pada pangkal bulir. sudah tidak produktif untuk menghasilkan
Diketahui bulir yang tumbuh pada batang individu tanaman baru bisa dilakukan dengan
pokok hanya 1 (satu) bulir dengan ukuran stek. Bagian batang yang digunakan yaitu
lebih besar dan lebih cepat masak batang pokok yang masih memiliki cabang.
dibandingkan bulir yang tumbuh pada Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui
cabang, kondisi tersebut diperkirakan panen konsumtif yang berasal dari
memberikan keunggulan pada kualitas benih perbanyakan stek memiliki kualitas sayuran
yang dihasilkan. Benih tanaman gonda siap (cita rasa) yang lebih rendah dibandingkan
dipanen pada umur 30-35 HST dengan hasil panen konsumtif yang berasal dari
perbanyakan dengan biji. Petani setempat
52
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia

selama ini diketahui hanya memperbanyak pada batang pokok.


tanaman dengan biji dari bulir yang tumbuh

Tabel 4. Karakter Agronomi Tanaman Gonda Tahap Penanaman

Umur
Karaker Kultivar
5 10 15 20 25 30 35
diamati gonda
HST HST HST HST HST HST HST

8,8- 17,8- 31,5- 43,2- 47,3- 50,7-


Jaga 40,4-66
K.tinggi.tan 15,6 28,1 56,9 80,6 95 100,2
(cm) 14,3- 21,6- 43,6- 51,2- 63,8- 71,4- 62,3-
VB
18,4 28,1 53,4 60,5 70,3 85,7 88,9
0,1-
Jaga 0,4-0,7 0,6-0,9 0,6-0,9 0,8-1,3 0,4-1,3 0,7-1,3
K.diameter 0,5
batang (cm) 0,2-
VB 0,7-1,1 1-1,7 1,1-1,4 1,2-1,5 1,3-1,8 1,4-1,7
0,6
Jaga 5-9 9-12 10-20 15-29 16-52 24-82 63-189
K.jumlah
131-
daun (helai) VB 5-8 7-12 10-47 48-87 68-151 70-307
181
K.jumlah Jaga - 1 1-2 2-4 2-13 3-15 6-22
Bulir VB - 1 1 1-7 6-22 14-28 8-32

Keterangan : K (Kisaran), Tan (Tanaman)

SIMPULAN tata letak daun, bentuk daun, dan bentuk


bulir. Keragaman karakter yang mudah
Morfologi tanaman gonda secara
diamati yaitu cara percabangan simpodial
umum memiliki perawakan terna, daun
pada kultivar Jaga dan cara percabangan
tunggal, bunga berbentuk bulir, dan akar
monopadial pada kultivar VB.
menyerupai benang. Keragaman morfologi
teridentifikasi berdasarkan karakter Karakter agronomi tanaman gonda
kuantitatif dan kualitatif. Keragaman meliputi komponen budidaya dan kondisi
kuantitatif teridentifikasi pada tinggi lingkungan tumbuh. Komponen hasil panen
tanaman, diameter batang, panjang daun, untuk konsumsi sebagai sayuran yaitu
lebar daun, sudut ketiak cabang, panjang batang, daun, dan bulir muda sedangkan
bulir, diameter bulir, dan panjang akar, panen sebagai bahan perbanyakan yaitu bulir
sedangkan kualitatif yaitu cara percabangan, tua yang tersusun atas buah masak.
53
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…

Keragaman karakter agronomi pada kedua Nurcahyo, A., dan E. H. Cahyono. 2014.
kultivar mulai nampak jelas pada rentangan Pembungaan Tanaman (Induksi dan
nilai ukuran dan jumlah organ pada tahap Inisiasi) http://www.slideserve.com
/mareo /pembungaan – tanaman
penanaman. Kultivar VB unggul dalam
induksi-dan-inisiasi. [Diakses tanggal
pertumbuhan vegetatif (batang, daun, dan 12 Mei 2015].
cabang) sedangkan kultivar jaga lebih cepat
Press,Yogyakarta. 2005. Hal 7 - 251.
memasuki stadia generatif.
Quattrocchi, U. 2012. CRC World Dictionary
of Medicinal and Poisonous
Plants: Common Names, Scientific
DAFTAR PUSTAKA Names, Eponyms, Synonyms, and
Carter, R., J. C. Jones, dan R. H. Goddard. Etymology. Books.google.co.id. Hal
2014. Sphenoclea zeylanica 3535. [Diakses tanggal 25 April
(Sphenocleaceae) in North America - 2014].
Dispersal, Ecology, and Sukprakarn, S., S. Juntakool, R. Huang, T.
Morphology. CASTANEA. 79 (1) Kalb. 2005. Saving your own
(Maret). Hal 33-50. vegetable seeds: A guide for farmers.
Cintari, L., A A N. Antarini, I A E. Padmiari, AVRDC – The World Vegetable
dan I B K. W. Yoga. 2013. Center, Shanhua, Taiwan. AVRDC
Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Publication No. 12-757. 24 p.
Etanol Sayur Gonda (Sphenoclea Tajudin, Y. R. 2007. Identifikasi Karakter
zeylanica) dan Potensinya Sebagai Morfologi dan Agronomi Tanaman
Antioksidan. Jurnal Skala Husada. 10 Wani Bali (Mangifera caesia Jack) Di
(2). (September). 126 - 135. Kabupaten Buleleng dan
Gunadi, I. G. A., J. Wiroatmodjo, M. H. Klungkung Provinsi Bali. Skripsi.
Bintoro, dan D. Murdiyarso. (tanpa Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian
tahun) . Studi Penyisipan Gonda Universitas Udayana. Hal 49.
(Sphenoclea zeylanica G) ke dalam Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi
Budidaya Padi Sawah (Oryza sativa Tumbuhan. Cet. 15. Gajah Mada
L). Buletin Agro. 20 (1). (n.d) .Hal 21 University.
- 26.

54

You might also like