Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
tumbuh pada daerah yang memiliki ketingian yaitu 18-20 hari setelah pindah tanam,
1-300 m dpl dengan habitat tumbuh di tepi sehingga berpotensi untuk berproduksi dalam
sungai, rawa-rawa, saluran irigasi, dan skala besar dalam waktu yang singkat.
sawah. Hasil analisis Cintari dkk., (2013) Pemanenan untuk tujuan konsumsi dilakukan
menunjukkan bahwa tanaman gonda segar hanya sekali, berbeda halnya dengan
mengandung senyawa bioaktif sebagai tanaman kangkung yang dipanen beberapa
antioksidan sehingga berpotensi untuk kali, namun dengan melalui informasi
dikembangkan sebagai sumber pangan kondisi morfologinya dan teknik budidaya
fungsional. Khasiatnya sebagai tanaman obat diperkirakan dapat memberi peluang untuk
diketahui dapat digunakan untuk mengobati dapat dipanen lebih dari sekali (kontinyu).
luka memar akibat gigitan serangga
(Quattrocchi, 2012). Berdasarkan kondisi di atas kiranya
tanaman ini perlu dilakukan penelitian yang
Tanaman gonda layak untuk mengarah pada pengembangannya. Sebagai
diperkenalkan ke dalam jajaran tanaman langkah awal yaitu dengan melakukan
sayuran bergizi serta dibudidayakan untuk penelitian inventarisasi dan identifikasi
keperluan pangan yang pada awalnya karakter morfologi dan agronomi guna
tanaman ini dikenal luas sebagai gulma. memperoleh informasi/data dasar untuk
Langkanya informasi mengenai tanaman ini penelitian dan pengembangan selanjutnya.
seperti informasi mengenai ragam tanaman,
pembudidayaan, serta hal lain yang terkait BAHAN DAN METODE
dengan budidaya menjadi faktor pembatas Penelitian dilakukan di wilayah
erkembangan teknologi budidaya tanaman Kabupaten Jembrana Provinsi Bali.
tersebut. Secara umum, tumbuhan ini Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan
dikendalikan oleh petani karena dianggap Oktober 2014 sampai Maret 2015.
sebagai gulma dan belum banyak yang
menganggap sebagai tanaman budidaya. Hal Bahan yang digunakan untuk
yang berbeda dijumpai pada kawasan pengamatan adalah tanaman gonda yang
Kabupaten Jembrana Provinsi Bali, tanaman berasal dari lokasi penelitian. Alat-alat yang
gonda dibudidayakan secara intensif pada digunakan dalam penelitian yaitu alat tulis
lahan persawahan dan dimanfaatkan sebagai (buku dan pulpen), alat ukur (penggaris,
sayuran. meteran, jangka sorong, dan busur), kamera
digital (Cannon 650 D), mikroskop, silet,
Pembudidayaan tanaman gonda pinset, buku morfologi tumbuhan, dan digital
dilakukan menjelang maupun setelah musim tasbeeh (alat hitung jumlah daun).
tanam padi. Menurut Gunadi dkk., (tanpa
tahun) membudidayaan tanaman gonda Metode Penelitian
tergolong mudah karena persyaratan
Penelitian terdiri 3 (tiga) tahap yaitu (1)
tumbuhnya tidak jauh berbeda dengan
tahap inventarisasi, (2) tahap identifikasi
tanaman padi. Penanaman dapat dilakukan
karakter morfologi, dan (3) tahap identifikasi
dengan jarak tanam yang rapat (5-8 cm) dan
karakter agronomi.
umur panen konsumtif yang relatif pendek
44
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia
Analisis dan Penyajian Data Musim tanam gonda yaitu bulan April-
Juni dan bulan tersebut merupakan bulan
Data yang didapatkan akan disajikan kering. Budidaya diluar musim sering
secara deskriptif dan ditunjukkan bukti-bukti dilakukan akan tetapi memberikan kualitas
berupa foto dari hasil penelitian. hasil panen konsumtif yang kurang optimal
seperti citarasa pahit dan keras pada sayur
setelah diolah yang tujuannya hanya untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN memenuhi permintaan pasar. Berkaitan
dengan musim tanam dan lokasi budidaya,
Inventarisasi diketahui petani membudidayakan tanaman
gonda tidak tetap pada satu lokasi, melainkan
Berdasarkan hasil observasi, tanaman
berpindah-pindah ke lokasi yang memiliki
gonda tersebar di area persawahan dengan
ketersediaan air mencukupi karena kesulitan
ketinggian 6-90 m dpl pada keseluruhan
memperoleh air pada bulan kering.
kecamatan Kabupaten Jembrana yaitu
Pakutatan, Mendoyo, Negara, Jembrana, dan Tanaman Gonda ditanam dengan
Melaya. Penyebaran terbanyak terdapat di sistem tanam tunggal (monoculture) dan di
areal persawahan Desa Yeh Embang, antara sela padi (polyculture) (Gambar 1).
Kecamatan Mendoyo. Luasnya penyebaran Sistem tanam tunggal umumnya dilakukan
tanaman gonda di wilayah Kabupaten untuk memproduksi sayur gonda dalam
Jembrana kemungkinan berkaitan dengan jumlah besar, berbeda halnya dengan sistem
penyebaran benih padi, diperkirakan ukuran penanaman di antara sela padi yang
45
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…
dilakukan untuk tujuan memproduksi benih, tanamkan pada umur 30 hari setelah sebar
namun terkadang memproduksi sayur gonda benih (HSSB). Pemupukan diberikan 2 (dua)
dalam jumlah yang sedikit. Penanaman kali selama perkembangan bibit yaitu pupuk
tunggal lebih sering dilakukan dibandingkan urea dengan dosis 50 kg/ha dalam rentang
penanaman diantara sela padi. Tanaman waktu ±1 minggu setelah munculnya
gonda yang dibudidayakan terdiri dari 2 kecambah dan 100 kg/ha saat umur berkisar
(dua) kultivar yaitu Jaga dan VB, antara 20-25 HSSB. Masuk ke tahap
dibudidayakan dalam tahap pembibitan dan penanaman, bibit dipindahtanamkan ke lahan
tahap penanaman (Gambar 2). Tahap penanaman dan dipanen konsumtif umur 20
pembibitan dimulai dari penaburan benih hari setelah tanam (HST). Pupuk yang
pada lahan pembibitan dan benih diberikan yaitu pupuk urea dengan dosis 100
berkembang menjadi bibit siap dipindah kg/ha dan diberikan sekali umur 10 HST.
A C E Panen benih
14 cm
9 cm
50 cm
Bulir masak
B
35 cm
3 cm
Gambar 1. Penanaman Tunggal (A), di antara Sela Padi (B), Tahap Pembibitan (C) dan Tahap
Penanaman (D dan E)
46
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia
E F
A B
C G H D
Gambar 2. Perawakan Gonda (A ,B), Daun (C,D), Bulir (E,F), dan Akar (G,H)
atau kalah besar dan kalah cepat panjang dan lebar daun, bentuk daun
pertumbuhannya dibandingkan dengan memanjang bilamana perbandingan panjang
cabangnya. Lebih lanjut bentuk daun dan lebar daun yaitu 2,5-3 : 1 sedangkan
ditentukan berdasarkan perbandingan bentuk daun lanset yaitu 3-5 : 1.
Bunga tanaman gonda berbentuk bulir tunggal (Gambar 3). Diketahui bunga tunggal
yang terangkai atas puluhan bunga dan buah tanaman gonda berkelamin ganda
48
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia
(hermaproditus) dan memiliki organ yaitu hanya terdapat dua kultivar gonda yang
lengkap/bunga sempurna (flos completusl) selama ini dibudidayakan oleh petani selama
(Gambar 3). Kondisi tersebut diperkirakan ini. Bilamana melakukan penyerbukan silang
menyebabkan besarnya peluang terjadinya dan kondisi penanaman dicampur (tidak
penyerbukan sendiri dibandingkan dibedakan antar kultivar) kemungkinan besar
penyerbukan silang. Menurut Sukprakarn terdapat kultivar lainya, misalnya silangan
dkk. (2005), penyerbukan sendiri hanya antara kultivar Jaga dan VB.
terjadi pada bunga sempurna. Bukti lainnya
C
A B
Gambar 2. Bunga Tunggal (A), Buah Tunggal (B), dan Akar pada Cabang (C)
Perbedaan bentuk dan ukuran bulir kedua kultivar, diketahui akar kultivar
pada kedua kultivar gonda merupakan Jaga lebih pendek dibandingkan akar
salah satu keragaman morfologi organ kultivar VB, kondisi tersebut memberikan
generatif. Bentuk bulir kultivar VB keunggulan waktu dalam perkembangan
panjang- kurus dan secara kuantitatif lebih bunga dan buah pada kultivar Jaga yang
besar dibandingkan kultivar Jaga (Gambar berhubungan dengan keseimbangan
2 dan Tabel 1) yang memberikan nitrogen (N) dan karbon (C) untuk
keunggulan dalam jumlah buah tunggal, perkembangan stadia generatif. Kenyataan
sehingga memberikan hasil panen benih di lapang kultivar Jaga lebih cepat
yang lebih banyak. menghasilkan benih dibandingkan kultivar
Akar tanaman gonda menyerupai VB.
benang dan berwarna putih kecoklatan
Identifikasi Karakter Agronomi
dengan panjang berkisar antara 23-7 cm
(Gambar 2 dan Tabel 1). Tanaman gonda Pembudidayaan tanaman gonda
memiliki sistem perakaran dangkal dan untuk pengamatan karakter agronomi
termasuk jenis tanaman berakar tunggang. dilakukan pada lahan persawahan di
Akar tanaman gonda bisa tumbuh pada Banjar Pakembar, Desa Yeh Embang,
bagian batang yang bersentuhan dengan Kecamatan Mendoyo, Kabupaten
tanah untuk menghasilkan individu baru Jembrana. Lokasi pembudidayaan berada
(Gambar 4). Berdasarkan kondisi akar pada ketinggian 6 m dpl dengan suhu
49
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…
udara rata-rata 26,7-27,2 °C (Tabel 2). sesuai dengan yang dilakukan petani
Pemupukan dan perawatan dilakukan (hasil observasi)
50
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia
Umur
Kultivar
Karaker diamati 10 20 25
gonda 15 HSSB 30 HSSB
HSSB HSSB HSSB
Gambar 3. Sampel Bibit Umur 10 HSSB (A), 15 HSSB (B), dan 30 HSSB (C)
Bibit tanaman gonda yang masuk tahap Cahyono, 2014). Keragaman kedua kultivar
penanaman (dipindahtanamkan) mengalami gonda mulai teridentifikasi dari umur
stagnasi selama 4-5 HST dengan kondisi nampaknya tunas bulir, keseluruhan sampel
batang menguning dan terjadi pengguguran (10 tanaman) kultivar Jaga pada umur 10
daun. Perkembangan setelah stagnasi yaitu HST telah menampakkan tunas bulir
pembungaan yang mulai terjadi umur 10 - 20 sedangkan kultivar VB pada berkisar pada
HST, ditandai dengan nampaknya tunas bulir umur 10-20 HSB (Gambar 7). Diketahui
yang tumbuh pada batang pokok (inisiasi tunas cabang tumbuh bersamaan dengan
pembungaan) (Gambar 7). Inisiasi tunas bulir, kondisi tersebut menunjukkan
pembungaan merupakan transisi tunas bahwa organ vegetatif tanaman gonda masih
vegetatif menjadi kuncup reproduktif dan mengalami pertumbuhan pada masa generatif
dapat dideteksi dari perubahan bentuk (determinate).
maupun ukuran tunas/kuncup (Nurcahyo dan
51
I WAYAN ADI PERMADI et al. Identifikasi Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman Gonda…
Pemanenan untuk tujuan konsumsi kondisi buah tunggal yang tersusun pada
dilakukan umur 20 HST dengan tinggi bulir berwarna coklat tua dan benih di
tanaman berkisar antara 40,4-66 cm dan dalamnya berwarna coklat kekuningan.
jumlah daun berkisar antara 15-87 helai Kedua kultivar menunjukan adanya
(Tabel 4). Pemanenan konsumtif dikaitkan perbedaan umur masaknya buah pada bulir
dengan kondisi determinate memungkingkan yang tumbuh di batang pokok. Hasil
dilakukan pemanenan lebih dari sekali atau pengamatan menunjukan bahwa buah
kontinyu, contohnya pemanenan pada kultivar jaga masak kisaran umur 25-30 HST
tanaman berumur lebih dari 20 HST, terlebih sedangkan kultiver VB kisaran umur ≥ 30
dahulu pemanenan pada cabang yang tumbuh HST, kondisi tersebut selaras dengan cepat
di pangkal batang pokok kemudian panen lambatnya inisiasi bunga kedua kultivar
berikutnya berlanjut pada cabang yang tersebut.
tumbuh di ujung batang pokok.
Perbanyakan vegetatif dengan
Masaknya buah dimulai dari perubahan menggunakan batang tanaman induk yang
warna buah tunggal pada pangkal bulir. sudah tidak produktif untuk menghasilkan
Diketahui bulir yang tumbuh pada batang individu tanaman baru bisa dilakukan dengan
pokok hanya 1 (satu) bulir dengan ukuran stek. Bagian batang yang digunakan yaitu
lebih besar dan lebih cepat masak batang pokok yang masih memiliki cabang.
dibandingkan bulir yang tumbuh pada Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui
cabang, kondisi tersebut diperkirakan panen konsumtif yang berasal dari
memberikan keunggulan pada kualitas benih perbanyakan stek memiliki kualitas sayuran
yang dihasilkan. Benih tanaman gonda siap (cita rasa) yang lebih rendah dibandingkan
dipanen pada umur 30-35 HST dengan hasil panen konsumtif yang berasal dari
perbanyakan dengan biji. Petani setempat
52
AGROTROP, 5 (1): 43 – 54 (2015) © Fakultas Pertanian Universitas Udayana
ISSN: 2008-155X Denpasar Bali - Indonesia
Umur
Karaker Kultivar
5 10 15 20 25 30 35
diamati gonda
HST HST HST HST HST HST HST
Keragaman karakter agronomi pada kedua Nurcahyo, A., dan E. H. Cahyono. 2014.
kultivar mulai nampak jelas pada rentangan Pembungaan Tanaman (Induksi dan
nilai ukuran dan jumlah organ pada tahap Inisiasi) http://www.slideserve.com
/mareo /pembungaan – tanaman
penanaman. Kultivar VB unggul dalam
induksi-dan-inisiasi. [Diakses tanggal
pertumbuhan vegetatif (batang, daun, dan 12 Mei 2015].
cabang) sedangkan kultivar jaga lebih cepat
Press,Yogyakarta. 2005. Hal 7 - 251.
memasuki stadia generatif.
Quattrocchi, U. 2012. CRC World Dictionary
of Medicinal and Poisonous
Plants: Common Names, Scientific
DAFTAR PUSTAKA Names, Eponyms, Synonyms, and
Carter, R., J. C. Jones, dan R. H. Goddard. Etymology. Books.google.co.id. Hal
2014. Sphenoclea zeylanica 3535. [Diakses tanggal 25 April
(Sphenocleaceae) in North America - 2014].
Dispersal, Ecology, and Sukprakarn, S., S. Juntakool, R. Huang, T.
Morphology. CASTANEA. 79 (1) Kalb. 2005. Saving your own
(Maret). Hal 33-50. vegetable seeds: A guide for farmers.
Cintari, L., A A N. Antarini, I A E. Padmiari, AVRDC – The World Vegetable
dan I B K. W. Yoga. 2013. Center, Shanhua, Taiwan. AVRDC
Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Publication No. 12-757. 24 p.
Etanol Sayur Gonda (Sphenoclea Tajudin, Y. R. 2007. Identifikasi Karakter
zeylanica) dan Potensinya Sebagai Morfologi dan Agronomi Tanaman
Antioksidan. Jurnal Skala Husada. 10 Wani Bali (Mangifera caesia Jack) Di
(2). (September). 126 - 135. Kabupaten Buleleng dan
Gunadi, I. G. A., J. Wiroatmodjo, M. H. Klungkung Provinsi Bali. Skripsi.
Bintoro, dan D. Murdiyarso. (tanpa Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian
tahun) . Studi Penyisipan Gonda Universitas Udayana. Hal 49.
(Sphenoclea zeylanica G) ke dalam Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi
Budidaya Padi Sawah (Oryza sativa Tumbuhan. Cet. 15. Gajah Mada
L). Buletin Agro. 20 (1). (n.d) .Hal 21 University.
- 26.
54