You are on page 1of 5

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 156-160, Mei 2016 Mohamad Haekal M. K. et. al.

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU MERPATI TINGGI LOKAL JANTAN DAN BETINA

Characteristics And Behavior Merpati Local High Male And Female

Mohamad Haekhal Mahessa Kadria, Dian Septinovab, dan Riyantib


a
The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
b
The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University
Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
e-mail : jipt_universitaslampung@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to 1) describe the qualitative characteristics of high pigeon (the coat color, head
shape, tail shape, body shape, eye shape, the shape of the wings, beak shape and the shape of the foot at
the local high pigeon male and female); 2) describe the behavior of pigeons move higher (fly, hanging,
running, fighting), and mating behavior (male approaches the female, browse, and making out). This
research are conducted in August 2015 in the Rawa subur Road No. 49, Enggal Centre Tanjung Karang,
Bandar Lampung. This study used a descriptive exploratory conduct direct observation of the behavior of
pigeons and doves characteristics of male and female local high. The results showed qualitative
characteristics pigeons local high male and female varied: head shape (type round, type jenong, and type
turtledove), beak shape (type rambon and type taper), shape (type of banana bod and ball type), the type
of hair (tenuous and short) and the frequency and timing of moving the highest relative to the local high
pigeon is flying, while the mating behavior is investigate.

Key words: Characteristics, Behavior, Local High Pigeon Males and Females

PENDAHULUAN tinggi lokal merupakan pemilihan yang tepat


dalam mengembangkan potensi pada merpati
Burung merpati (Columba livia) merupakan tinggi lokal.
salah satu jenis burung yang sudah lama Burung merpati merupakan tipe burung
dipelihara dan dibudidaya oleh para penggemar yang gampang dirawat dan untuk mendapatkan
burung. Burung merpati adalah anggota bibitnya sangatlah mudah untuk ditemui karena
kelompok hewan bertulang belakang merpati banyak dijual di pasar burung di
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap yang indonesia. Namun sebelum kita berternak
mayoritas aktivitasnya adalah terbang di udara. burung merpati, alangkah baiknya kita
Burung merpati mempunyai beberapa kelebihan pelajari karakteristik dan perilaku untuk dapat
dibandingkan dengan jenis burung lainnya yaitu memilih pejantan dan indukan merpati yang
burung merpati mampu mengingat lokasi unggul supaya menghasilkan keturunan yang
dengan baik serta burung merpati mampu unggul pula (Pigeon, 2002). Dalam pemilihan
terbang hingga sekitar 65 ± 80 km/jam dan karakteristik dan perilaku sangatlah
dalam satu hari mampu terbang sejauh sekitar mempengaruhi kualitas pada merpati tinggi
965 km (Pigeon, 2002). lokal hal ini, dikarnakan karakteristik
Merpati tinggi memiliki komunitas yang merupakan penunjang utama dalam menentukan
cukup banyak diminati hal ini karena merpati merpati tinggi lokal yang unggul serta
tinggi lebih popular dibandingkan merpati balap karakteristik dapat mempengaruhi perilaku
hal ini juga menujukan fakta di lapangan bahwa merpati tinggi lokal tersebut.
merpati tinggi lebih cerdas dibandingkan Memilih karakteristik dan perilaku
dengan merpati balap. Merpati tinggi mampu merpati tinggi lokal tidaklah mudah hal ini
terbang mencapai 150 meter diatas permukaan diperlukan pemahaman mengenai pemilihan
tanah berbeda dengan merpati balap yang hanya karakteristik dan perilaku merpati tinggi lokal
mampu terbang mencapai 5 meter diatas yang unggul. Pemilihan karakteristik merpati
permukaan tanah, serta nilai ekonomi merpati tinggi lokal dapat meliputi bentuk dan warna
balap lebih rendah dibandingkan dengan mata, bentuk kepala, bentuk sayap, warna bulu,
merpati tinggi lokal sehingga pemilihan merpati dan bentuk tubuh.

156
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 156-160, Mei 2016 Mohamad Haekal M. K. et. al.

Bentuk kepala merpati tinggi memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN


berbagai jenisnya yaitu terdiri dari bentuk
kepala jenis perkutut, jenis datar dan jenis bulat. Bentuk Kepala
Bentuk sayap dan bentuk tubuh merpati tinggi Hasil pengamatan pada Tabel 1 yaitu
lokal yang unggul adalah bentuk sayap yang karakteristik bentuk kepala merpati jantan dan
memiliki permukaan yang lebih lebar dan keras betina tinggi lokal sebanyak 6 pasang di
hal ini menunjukan merpati tinggi lokal dapat dominasi bentuk tipe kepala bulat yaitu
terbang dengan ketinggian yang sangat tinggi sebanyak 50% kemudian tipe kepala jenong
Bentuk tubuh merpati tinggi lokal terbagi sebanyak 33,33% dan tipe kepala perkutut
menjadi beberapa jenis yaitu berbentuk jantung sebanyak 16,67% pada merpati jantan,
pisang dan berbentuk kapal.Pengetahuan sedangkan pada merpati betina tinggi lokal
mengenai karakteristik kualitatif dan perilaku bentuk kepala tipe bulat dan tipe perkutut
(kawin dan bergerak) merpati tinggi lokal diperoleh sebanyak 50% untuk tipe kepala
sangatlah penting, namun sampai saat ini jenong dan datar tidak ada.
informasi mengenai karakteristik dan perilaku
(kawin dan bergerak) merpati tinggi masih Tabel 1. Karakteristik bentuk kepala merpati
sangat terbatas. tinggi lokal jantan dan betina
Dalam hal ini pentingnya mengetahui Jantan Betina
Bentuk
tentang karakteristik dan perilaku merpati tinggi No Frek Freku
Kepala Jumlah Jumlah
lokal sebagai suatu landasan dalam menetukan uensi ensi
karakteristik dan perilaku merpati tinggi lokal. 1. Tipe 3 50 % 3 50 %
Beragamnya karakteristik dan perilaku pada bulat
merpati perlu diketahui karna dengan ini dapat 2. Tipe 2 33,33 0 0%
menentukan merpati tinggi lokal yang unggul jenong %
untuk pemeliharaan (Sutejo, 1998).
Karakteristik kualitatif pada merpati tinggi lokal Warna mata
berbagai macam meliputi bentuk tubuh, mata, Berdasarkan Tabel 2 tampak bahwa
paruh, sayap, dan warna bulu yang beragam, karakteristik warna mata merpati jantan tinggi
sedangkan perilaku merpati tinggi lokal lokal didominasi oleh warna kuning (66,67%),
meliputi perilaku kawin dan bergerak. dan merah (33 %), sedangkan warna mata pada
Di Bandar Lampung tingkat kegemaran merpati betina tinggi lokal didominasi dengan
pada merpati tinggi cukup beragam namun mata berwarna kuning yaitu sebanyak 100%.
masih banyak yang belum mengetahui Warna jenis mata yang lain tidak dijumpai pada
pemahaman mengenai karakteristik dan perilaku penelitian ini, karena pada penelitian ini warna
merpati tinggi lokal oleh sebab itu, perlu mata merah dan kuning merupakan warna mata
dilakukan penelitian mengenai karakteristik yang baik pada merpati tinggi sehingga peneliti
kualitatif dan perilaku mengenai merpati tinggi tidak memlih untuk jenis mata lainnya saat awal
lokal sebagai ilmu baru. pemeliharaan.

MATERI DAN METODE Tabel 2. Karakteristik warna mata merpati


tinggi lokal jantan dan betina
Penelitian ini menggunakan 8 pasang Jantan Betina
Warna
burung merpati tinggi lokal 2 pasang digunakan No Freku Freku
Mata Jumlah Jumlah
untuk mengamati perilaku merpati tinggi lokal ensi ensi
dan 6 pasang digunakan untuk mengamati 1. Merah 2 33% 0 0%
Kuning 4 66,67 6 100%
karakteristik merpati tinggi lokal. Merpati yang 2.
%
digunakan berasal dari peternak merpati yang
Jumlah 6 100 % 6 100 %
berada di Bandar Lampung dengan kisaran
umur 1 tahun dan bobot tubuh 400 ± 500 g.
Bentuk Paruh
Metode penelitian yang digunakan adalah
Data Pengamatan pada Tabel 3 yaitu
eksploratif deskriptif dengan melakukan
merpati memperlihatkan bahwa bentuk paruh
pengamatan secara langsung terhadap
pada merpati tinggi lokal didapat 2 ekor
karakteristik merpati dan perilaku merpati
(33,33%) merpati jantan yang memiliki paruh
jantan dan betina tinggi lokal.
lancip dan 4 ekor (66,67%) memiliki paruh
rambon. Bentuk paruh pada merpati betina
tinggi lokal didominasi dengan bentuk paruh

157
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 156-160, Mei 2016 Mohamad Haekal M. K. et. al.

lancip dan rambon yaitu sebanyak 3 ekor paruh Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
lancip (50%) dan 3 ekor paruh rambon (50%). bentuk bulu sayap pada merpati tinggi lokal
jantan dan betina adalah tipe bulu sayap
Tabel 3. Karakteristik bentuk paruh renggang dan pendek yaitu memilikin hasil
merpati tinggi lokal jantan 100% atau keseluruhan merpati jantan dan
dan betina betina memiliki bulu sayap yang pendek
No Bentuk Jantan Betina renggang. Berdasarkan hasil pengamatan ini,
Paruh Jum Frek Jum Freku diketahui bahwa bentuk bulu sayap
lah uensi lah ensi memengaruhi kemampuan terbang dikarenakan
1. Tipe 4 66,67 3 50 % bulu sayap yang renggang dapat terbang lebih
rambon % tinggi dibandingkan bentuk bulu sayap yang
2. Tipe 2 33,33 3 50 %
rapat hal ini dikarenakan tekanan udara pada
lancip %
Jumlah 6 100 % 6 100 %
bentuk bulu sayap lebar akan terasa lebih ringan
ketika dipermukaan udara.
Bentuk Tubuh
Berdasarkan pada Tabel 4 terlihat bahwa Tabel 5. Karakteristik bentuk bulu sayap
merpati jantan tinggi lokal 6 ekor (100%) merpati tinggi lokal jantan dan
menyerupai jantung pisang hampir serupa betina
dengan merpati jantan, dikarenakan hanya satu
Jantan Betina
terdapat perbedaan yaitu jantan dapat Bulu
mengeluarkan suara (bekur) sedangkan betina No Jum Freku Jum Freku
sayap
lah ensi lah ensi
tidak bersuara. Pada merpati betina lokal
bentuk tubuhnya didominasi oleh bentuk tubuh Tipe 6 100 % 6 100 %
jantung pisang (83,33%), hanya 1 ekor renggang
1.
dan pendek
(16,67%) yang memiliki bentuk tubuh tipe bola.
Jumlah 6 100 % 6 100 %
Tabel 4. Karakteristik bentuk tubuh merpati
Warna Bulu
tinggi lokal jantan dan betina
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 6
yaitu karakteristik warna bulu pada merpati
Jantan Betina jantan dan betina tinggi lokal. Beragam yaitu
Bentuk
No Jum Freku Jum Freku warna bulu lampik, perumpung, megan teritis
Tubuh
lah ensi lah ensi sedangkan pada warna bulu merpati betina yaitu
Tipe jantung 6 100 % 5 83,33 terdapat warna bulu perumpung, lampik,
1.
pisang % gambir, dan teritis. Warna bulu yang ada pada
Tipe bola 0 0% 1 16,67 merpati tinggi lokal jantan dan betina relatif
2.
%
sama. Sehingga warna bulu tidak bisa dijadikan
Jumlah 6 100 % 6 100 %
sebagai penentu untuk perbedaan kelamin
jantan dan betina merpati tinggi lokal.
Berdasarkan tabel 4, merpati jantan dan
Tabel 6. Karakteristik warna bulu merpati
betina didominasi oleh bentuk jantung pisang.
tinggi lokal jantan dan betina
Merpati tinggi yang memiliki bentuk tubuh
menyerupai jantung pisang memiliki potensi
terbang yang sangat tinggi dibandingkan dengan
merpati yang memiliki bentuk badan kapal dan Variabel Jantan Betina
bola. Merpati yang memiliki bentuk badan No. (Warna Juml Freku Jum Frekue
menyerupai jantung pisang akan mengurangi bulu) ah ensi lah nsi
terjadinya gesekan antara tubuh dengan udara Megan 2 33,33 0 0%
1.
%
sehingga dapat meminimalisirkan hambatan
2. Gambir 0 0% 1 16,67 %
pada saat terbang dan merpati akan melaju Perumpun 1 16,67 2 33,33 %
dengan cepat kepermukaan udara Tanubrata, 3.
g %
(2004). Badan merpati tinggi yang baik apabila 4. Item 0 0% 0 0%
dilihat akan membusung kedepan sewaktu 5. Lampik 3 50 % 2 33,33 %
berdiri tegap. Syammkhard (2004) 6. Tritis 0 0% 1 16,67 %
mengemukakan bahwa merpati tinggi yang Jumlah 6 100 % 6 100 %
unggul memiliki bentuk tubuh yang
aerodinamis. Karakteristik Perilaku
Bentuk sayap

158
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 156-160, Mei 2016 Mohamad Haekal M. K. et. al.

a. Perilaku bergerak makannya sendiri sehingga merpati jantn lebih


Perilaku bergerak adalah ekspresi dalam banyak terbang dibandingkan merpati betina
bentuk tindakan, perilaku timbul karena adanya yang hanya biasa di dalam kandang saja
rangsangan yang berasal dari dalam tubuh sehingga frekuensi untuk merpati jantan didapat
individu atau dari lingkungannya dan perilaku 54,83% sedangkan merpati betina yaitu 42 kali
bergerak berfungsi untuk menyesuaikan diri. dengan frekuensi 45,17 %. Demikian juga
Perilaku bergerak yang diamati pada penelitian merpati tinggi lokal jantan lebih banyak
ini meliputi perilaku terbang, menggelantung, menghabiskan waktunya untuk terbang
dan berjalan. dibandingkan dengan merpati betina yaitu 54,07
% (jantan), dan 45,93 % (betina).
Tabel 7. Total frekuensi dan waktu bergerak
merpati tinggi lokal b. Perilaku kawin
Perilaku kawin merupakan suatu
Perilaku Frek Frekre Waktu Waktu aktivitas yang dilakukan oleh suatu hewan
uensi latif (detik) relatif untuk mendapatkan keturunan yang baik,
(%) ( %) sehingga hewan tersebut menghasilkan
Terbang 93 69,4 % 2687 69,93 % keturunan yang banyak.
Berjalan 41 30,6 % 906 30,07 %
Total 134 100 % 3593 100 %
Tabel 9. Perilaku kawin merpati tinggi lokal
Tabel 8. Perilaku bergerak merpati tinggi Arju Gemi Total Wak
lokal jantan dan betina Perilak na ni keseluruh tu
u dan dan an relati
Perilaku selvi yanti ( kali) f
Kriteria Terbang Menggelantung Berjalan (kali) (kali) (%)
Jantan Mendek 17,67 25,67 43,34 1,12
Frekuensi (x) 51 kali - 15 kali ati
Frekuensi relatif ( 54,83 % - 36,58 %lawan
%) jenis
Waktu 1.453 - 367 Menyeli 66,84 64,67 131.51 3,42
( detik) sik
Waktu relatif ( %) 54,07 % - 40,5 %
Bercum 39,67 34,5 74,17 1,93
Betina
bu
Frekuensi (x) 42 kali - 26 kali
Frekuensi relatif 45,17 % - 63,42 %Total 124,1 124,8 249,02 6,47
(%) 8 4
Waktu 1.234 - 539
( detik)
Waktu relatif ( %) 45,93 % - 59,5 % Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa
perilaku kawin merpati tinggi dibedakan
menjadi tiga tahapan yakni mendekati lawan
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa jenis, menelisik, dan bercumbu (Alcock,1989).
perilaku burung merpati tinggi lokal yang sering Tahapan tersebut sedikit berbeda dengan
dilakukan adalah perilaku terbang ( 69,93 %) pendapat Takandjandji dkk. (2010) bahwa
dan perilaku berjalan ( 30,07 %). Susunan tahapan perilaku kawin meliputi mendekati
tulang rangka pada burung sangat ringan bahkan betina, menyelisik, dan bercumbu. Aktivitas
ada burung yang berat tubuhnya lebih ringan perilaku mendekati betina memperoleh hasil
dibandingkan dengan berat seluruh bulu sebanyak 22,8% dengan waktu relatif sebesar
ditubuhnya, walaupun tulang rangka burung 1,12% (Tabel 10).
merpati sangat ringan akan tetapi rangka Hal ini merupakan tahapan awal
merpati sangat kuat inilah salah satu alasan terjadinya perkawinan namun pada merpati
mengapa burung merpati lebih sering tinggi lokal jantan dan betina aktivitas
melakukan aktivitas terbang di udara mendekati betina tidak selalu dilakukan oleh
dibandingkan dengan berjalan. Tulang paling pejantan saja.
besar dan paling berat pada merpati adalah pada Menurut Rekapermana dkk. (2006),
bagian dada dan bahunya hal ini berfungsi perilaku menyelisik merupakan aktivitas dalam
untuk menambah kekuatan sayap pada burung. pemeliharaan bulu. Pada saat menyelisik paruh
Pada Tabel 8 terlihat bahwa merpati burung merangsang kelenjar minyak di bawah
jantan lebih banyak terbang yaitu 51 kali kulit untuk melapisi permukaan bulu agar kedap
dikarenakan merpati jantan lebih sering mencari air (Artini, 1997).

159
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): 156-160, Mei 2016 Mohamad Haekal M. K. et. al.

Perilaku menyelisik pada merpati tinggi pendek 100%), warna mata kuning 66,67 %,
lokal adalah perilaku yang dilakukan oleh dan mata merah 33,33 %). frekuensi dan waktu
merpati jantan dan betina lokal sebelum relatif bergerak yang paling tinggi pada merpati
melakukan perkawinan dengan nama lainnya tinggi lokal adalah terbang (69,93
merpati saling menggoda dengan cara %)sedangkan perilaku kawin adalah menyelisik
memasukan kepala ke dalam sayap secara (57,2 %).
berulang ± ulang hal ini dilakukan untuk
merangsang pasangan pada merpati tinggi lokal Saran
jantan dan betina. Perilaku ini paling sering dan Perlu dilakukan penelitian lanjutan
paling lama dilakukan oleh merpati yaitu 57,2 dengan sampel yang lebih banyak terhadap
% dan 3,42 % untuk waktu relatif ( Tabel 10). karakteristik dan perilaku merpati tinggi lokal
Perilaku bercumbu pada merpati tinggi jantan dan betina. Dibutuhkan kamera video
lokal hampir sama, dengan burung bayan- yang memiliki memori internal yang besar serta
bayanan yang merupakan aktivitas pada tahapan batrai pengganti ketika batu baterai habis.
akhir dari perilaku kawin (Takandjandji dkk.,
2010). DAFTAR PUSTAKA

Tabel 10. Waktu relatif perilaku kawin Elien,L. 2001. Mengamati Cara Terbang
merpati tinggi jantan dan betina lokal Burung.
http://www.indomedia.com/intisari/2001
Perilaku Arjuna dan Gemini dan TotalFe/burung.htm Diakses tanggal 3 Maret
Waktu relatif
selvi yanti 2015
keseluruhan (%)
(kali) (kali) Frans.
( kali) 2004. Pengalaman dengan Merpati.
Mendekati 17,67 25,67 43,34http://cc.lasphost.com/burung
1,12 %
lawan jenis merpati/artikel11.asp Diakses tanggal 4
Menyelisik 66,84 64,67 131.51Maret 20153,42 %
Bercumbu 39,67 34,5 Grzimek,
74,17 B. 1972. Anima Life Ancylopedia.
1,93%
Total 124,18 124,84 249,02Bird II (8). 6,47 Van
% nostrand Reinhold
Co.,New York-Cincinnaati-Toronto-
Berdasarkan Tabel 10 bahwa perilaku Melbourne.
menyelisik paling mendominasi yaitu sebesar Marshall, R. 2004. Feeding. http://www.
3,42 % hal ini disebabkan karena menyelisik Birdhealth.com/pigeon diakses tanggal
adalah proses pejantan menggoda betina atau Mosca, F. 2000. Basic Pigeon Genetik.
sebaliknya sehingga kegiatan ini dilakukan http://www.anglefire.com Diakses
berulang kali yaitu pejantan atau betina tanggal 4 Maret 2015
memasukan kepala kedalam sayap secara Noor, R.R. 2000. Genetika Ternak. PT
berulang ± ulang lalu di akhiri dengan Penebar Swadaya Jakarta.
percumbuan. Noor, R.R. 1996. Genetika Ternak. PT
Merpati berbeda dengan unggas lainnya Penebar Swadaya Jakarta.
proses perkawinan pada merpati merupakan Pigeon. 2002. Pigeon Facts.
proses perkawinan yang lumayan panjang yang http//www.pleasebekind.com/pigeon.htm
dimulai dari mendekati lawan jenis, menelisik, l. Diakses tanggal 4 Maret 2015
dan bercumbu sedangkan pada unggas lainnya Rasyaf, M. 1982. Beternak Burung Dara. PT
contohnya pada ayam, ayam tidak ada proses Penebar Swadaya, Jakarta.
menyelisik dan bercumbu sehingga proses Salis. R. 2002. Studi Fenotipe Burung Merpati
perkawinan pada ayam dapat dibilang Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan.
perkawinan yang singkat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Soeseno, A. 2003. Memelihara dan Beternak
SIMPULAN DAN SARAN Burung Merpati. PT Penebar Swadaya.
Jakarta
Simpulan Sutejo. 1998. Merpati Tinggi. PT Penebar
Karakteristik kualitatif merpati tinggi Swadaya. Jakarta
lokal jantan dan betina belum bisa Tanudimadja. 1978. School of Environmental
membedakan: bentuk kepala (tipe bulat 50 %, Conservation Management. Ciawi,
tipe jenong 33,33 %, dan tipe perkutut16,67 %), Bogor.
bentuk paruh (tipe rambon 66,67 %dan tipe Yahya, H. 2004. Keajaiban Desain Alam.
lancip 33,33%), bentuk tubuh (tipe jantung www.harunyahya.com/indo Diakses
pisang 100%), bentuk bulu ( renggang dan tanggal 8 Maret 2015

160

You might also like