Professional Documents
Culture Documents
Kajian Teknis Penambangan Batugamping
Kajian Teknis Penambangan Batugamping
*randaseptianput@gmail.com
**ruslihar@ft.unp.ac.id
Abstract.The people’s limestone mining in Bukit Tui has a mineable reserve of 12,826,641.60
MT. This study analyzes the limestone processing techniques in the Bukit Tui people's
limestone mining and also analyzes the economic feasibility of the processing using the
Discounted Cash Flow method. The efficiency of the limestone furnace at the Bukit Tui
processing plant is very low, at 26.63% for each ton of lime produced with fuel consumption of
336.18 kg/ton of lime which generated. This is due to the incomplete combustion process. To
increase the combustion efficiency, a furnace modification is needed, in the form of adding fans
and recuperators. In the case of Bukit Tui limestone processing, the air needed is 8,928.42 kg.
Therefore to complete the combustion process, a fan is needed to supply air to the furnace with
3
a discharge of 0.07 m /s. And if combustion takes place completely, fuel consumption will be
reduced to 89.49 kg / ton of lime produced. Based on an analysis of economic value, it can be
seen that the economic value of the Bukit Tui limestone processing can be declared
economically feasible. However, it still needs to be adjusted to the processing technique to
match the good mining practice rules (GMP).
99
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
mencakup pasar yang lebih luas juga fungsi kontrol Padang Panjang Barat dengan jarak 78,7 km dengan
dan kebijakan ekonomi dari pemerintah setempat waktu tempuh ± 2 jam 8 menit.
demi kesejahteraan bersama, terutama bagi
masyarakat sekitar lokasi penambangan batu kapur Peta kesampaian daerah penelitian dapat dilihat pada
rakyat Bukit Tui. Gambar 2.
2. Tinjauan Pustaka
100
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
101
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
Gambar 7. Karakteristik Daerah Batu Kapur Gambar 8. Prinsip Pelaksanaan Good Mining
Practice
3.1.2 Konsep Good Mining Practice
3.1.3 Teknik Pengolahan Batu Kapur Dengan
Good Mining Practice (GMP) didefinisikan sebagai
Tungku Bakar (Kalsinasi)
suatu kegiatan usaha pertambangan yang memenuhi
ketentuan-ketentuan, kriteria, kaidah dan norma- Batu kapur dapat langsung dipakai sebagai bahan
norma yang tepat sehingga pemanfaatan sumber daya baku, misal pada industri semen, fondasi jalan, rumah
mineral memberikan hasil yang optimal dan dampak dan sebagainya. Untuk hal lain perlu pengolahan
buruk yang minimal. Hal ini meliputi perizinan, terlebih dahulu, salah satunya dengan pembakaran.
teknik pertambangan, keselamatan dan kesehatan Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh kapur tohor
kerja, lingkungan, keterkaitan hulu-hilir, konservasi, (CaO), kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2.
nilai tambah dan pengembangan masyarakat atau Kata kalsinasi berasal dari bahasa Latin yaitu
wilayah di sekitar lokasi kegiatan[2]. calcinare yang artinya membakar kapur. Proses
Untuk mencapai praktik pertambangan yang baik, kalsinasi yang paling umum diaplikasikan untuk
pertambangan harus memperhatikan aspek kegiatan dekomposisi kalsium karbonat (batu kapur, CaCO3)
penunjang lain seperti Lingkungan hidup, kesehatan menjadi kalsium oksida (kapur tohor, CaO) dan gas
dan keselamatan kerja, konservasi sumber daya, karbon dioksida atau CO2. Produk dari kalsinasi
Corporate Social Responsibility, Good Corporate biasanya disebut sebagai kalsin yaitu mineral yang
Governance, standardisasi, keterbukaan informasi telah mengalami proses pemanasan.
terhadap publik dan kepatuhan hukum Proses kalsinasi dilakukan dalam sebuah tungku
Untuk menjamin bahwa seluruh aspek-aspek atau reaktor yang disebut dengan kiln atau calciners
diatas termasuk proses kegiatan pertambangan itu dengan beragam desain, seperti tungku poros, rotary
sendiri terlaksana dengan baik dan kiln, tungku perapian ganda, dan reaktor fluidized
berkesinambungan diperlukan adanya manajemen bed[3][9][11].
tambang yang baik. Fungsi manajemen yang meliputi Pembakaran batu kapur terdiri dari beberapa
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, tahapan antara lain: tahap unloading, tapping,
pengontrolan, hingga evaluasi harus dilaksanakan charging, combustion, discharging dan loading.
secara keseluruhan. Ilustrasi dan penjelasan dari tahap-tahap ini dapat
Pengembangan konsep GMP tersebut dapat dilihat pada Gambar 9 dibawah.
terlihat pada gambar 8 di bawah. Penerapan dari
seluruh kegiatan pertambangan dari hulu ke hilir
(lingkaran 1) dan aspek/kegiatan penunjang yang
tidak kalah pentingnya (lingkaran 2) wajib dikelola
dengan sistem manajemen tambang yang baik
(lingkaran 3)[2].
102
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
Konversi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida perusahaan harus mengambil keputusan, dimana
didapat dengan memanaskan batu kapur sampai keputusan yang diambil harus
temperatur yang cukup tinggi (biasanya 1000ºC pada mempertimbangankan dampak investasi terhadap
tungku bakar) untuk melepaskan CO2. Reaksinya perusahaan
adalah sebagai berikut:
b. PaybackPeriod
100 CaCO3 + Heat <==> 56 CaO + 44 CO2
Metode analisis payback period bertujuan untuk
Maksudnya adalah jika 1 ton batu kapur yang murni mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan
kalsium karbonat dipanaskan, akan menghasilkan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break
560 kg kalsin. Efisiensi proses pembakaran even-point (jumlah arus kas masuk sama dengan
didapatkan dengan rumus berikut[4][9][14]: jumlah arus kas keluar). Analisis payback period
dihitung dengan cara menghitung waktu yang
diperlukan pada saat total arus kas masuk sama
E= ......................................................(1)
dengan total arus kas keluar. Dari hasil analisis
payback period ini nantinya alternatif yang akan
keterangan:
dipilih adalah alternatif dengan periode pengembalian
E = Efisiensi proses pembakaran lebih singkat. Penggunaan analisis ini hanya
disarankan untuk mendapatkan informasi tambahan
Hc = Panas teoritis yang dibutuhkan (MJ/ton) guna mengukur seberapa cepat pengembalian modal
yang diinvestasikan[5][6].
Ls = Ketersediaan CaO dari quicklime
Ada beberapa persamaan dalam menghitung
Cf = kapasitas kalor bahan bakar (MJ/kg)
payback period dengan memperhatikan beberapa
Mf = massa bahan bakar per ton quicklime kondisi, yaitu[5][6]:
(kg/ton)
1) Persamaan payback period jika arus kas dari
suatu rencana investasi/ proyek berbeda
3.1.4 Metoda Analisis Nilai Ekonomi jumlahnya setiap tahun:
Payback period = n + (a-b)/(c-b) x 1 tahun......(3)
Dalam analisis investasi terdapat metoda perhitungan
diataranya, yaitu: Keterangan :
NPV = Present Value Cash Flow – Present Value c. Internal Rate of Return
Investment ..............................................................(2)
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi
Berikut ini ditunjukkan arti dari perhitungan NPV dengan menggunakan tingkat pengembalian atas
terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan. investasi yang dihitung dengan mencari tingkat
diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus
1) NPV > 0, maka proyek layak untuk dijalankan
kas masuk proyek yang diharapkan terhadap
2) NPV < 0, maka proyek tidak layak untuk
dijalankan nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan
3) NPV = 0, maka proyek dapat dijalankan atau tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan
tidak dijalankan. Namun dalam hal ini nol[6][13][16].
103
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 4.3 Teknik Pengambilan Data
2018. Lokasi penelitian di Bukit Tui, Kelurahan
Tanah Hitam, Kecamatan Padang Panjang Timur, Proses pengambilan data meliputi berbagai kegiatan
Kota Padang Panjang. yang dilakukan secara berurutan dan sistematis.
Langkah-langkah dalam pengambilan data adalah
Studi Literatur, Pengamatan Lapangan dan
4.1 Jenis Penelitian Pengambilan Data Primer.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
terapan dengan pendekatan analisis kuantitatif 4.4 Teknik Analisis Data
dimana penelitian banyak menuntut penggunaan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya paling menentukan dari suatu penelitian, karena
yang bertujuan untuk mencari solusi tentang analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil
masalah-masalah yang ada. Tujuan utama penelitian penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahapan
terapan adalah pemecahan masalah sehingga hasil berikut ini:
penelitian dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan, bukan untuk wawasan keilmuan semata. 4.4.1 Tahap Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini didapatkan data
primer melalui pengamatan secara langsung ke Tahapan ini terdiri dari Perencanaan, Evaluasi Data
lapangan juga data sekunder yang didapat dari dan Penyusunan Laporan.
instansi terkait.
104
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
105
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
Metode penambangan yang akan diterapkan dipilih Penanganan lapisan tanah penutup akan dilakukan
setelah mempertimbangkan beberapa aspek sebagai dengan cara sebagai berikut:
berikut: 1) Penggalian atau pembongkaran
a. Penyebaran batu gamping disekitar daerah 2) Lapisan tanah penutup akan diberaikan
perbukitan dan masih ada kemungkinan berada dengan cara penggaruan (ripping) dengan
di bawah permukaan tanah menggunakan bulldozeryang dilengkapi
b. Keselamatan kerja relatif aman dalam dengan single shank atau giant shank hal
penambangan apabila tinggi total jenjang ini dikarenakan kekerasan material
penambangan ± 6 m 3) Pemuatan lapisan tanah penutup kedalam
alat angkut dari hasil penggaruan tersebut
c. Debit air yang sedang disekitar areal menggunakan excavator
penambangan
4) Pengangkutan lapisan tanah penutup ke
d. Keadaan topografi wilayah penambangan lokasi penimbunan menggunakan Dump
merupakan perbukitan Truck dengan kapasitas 20 ton
e. Kondisi daerah penyelidikan yang bukan d. Penggalian, Pemuatan dan Pengangkutan Batu
merupakan daerah pemukiman. Kapur
Berikut adalah usulan penyesuaian tahapan Tahapan ini akan dilakukan dengan cara sebagai
penambangan dari industri pengolahan batu kapur berikut:
Bukit Tui: 1) Pembongkaran
a. Pembersihan Lahan Batuan dibongkar menggunakan breaker
Pembersihan lahan ini dilakukan terhadap dan yang masih berukuran besar akan
vegetasi berupa pohon-pohon yang terdapat dipecahkan lagi
disekitar daerah operasi penambangan dengan 2) Pemuatan
menggunakan bulldozer sehingga tidak Pemuatan batu kapur ke alat angkut dari
mengganggu pelaksanaan operasi penambangan hasil pembongkaran tersebut
b. Penanganan Tanah Pucuk menggunakan excavator
Penanganan tanah pucuk ini dilakukan 3) Pengangkutan
menggunakan excavator dan beberapa alat Pengangkutan batu kapur ke lokasi
angkut. Untuk operasi penambangan tahun stockpile dengan menggunakan dump truck
pertama maka tanah pucuk ini ditimbun dahulu dengan kapasitas 20 ton
pada area penyimpanan sebelum dilakukan
tahapan reklamasi dan dilakukan penanaman
5.1.4 Proses Pembakaran
cover crop, juga dibuatkan pola pengaliran air
untuk mengurangi tingkat erosi akibat air hujan. Pada umumnya metode pengolahan batu kapur yang
Demikian juga untuk penanganan tanah pucuk sering dijumpai adalah melalui proses pembakaran.
pada tahapan bukaan tambang selanjutnya. Di Bukit Tui, batu kapur diolah menjadi kapur tohor
c. Penggalian, Pemuatan dan Pengangkutan Tanah atau quicklime melalui proses pembakaran dengan
Penutup menggunakan tungku tradisional[3].
Operasi penggalian tanah penutup berupa Pengolahan ini terdiri dari beberapa tahapan
overburden dilakukan dengan menggunakan sebagai berikut:
excavator dan dibantu dengan bulldozer. Untuk a. Tahap Pembongkaran
material lemah sampai sedang excavator dapat Pada tahap ini batu kapur dikeluarkan dari dalam
langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke truk dan diletakkan di sekitar tungku pembakaran.
atas dump truck. Sedangkan untuk material keras, Batu kapur ini kemudian direduksi lagi ukurannya
bulldozer akan membantu memberaikan material menjadi sekitar 15-20 cm.
tersebut, sebelum digali dan dimuat oleh b. Tahap Penyusunan
excavator. Pemakaian ripper pada bulldozer akan Pada bagian dasar tungku, bahan bakar yang
disesuaikan dengan kebutuhan operasi dalam hal ini adalah batubara disusun pada bagian
pemberaian material. dasar tungku.Diatasnya disusun pula batu kapur
Dalam batas–batas penggalian yang telah yang sudah direduksi ukurannya tadi dan begitu
direncanakan, operator excavator akan membuat seterusnya.Susunan batubara dan batu kapur ini
jenjang (bench) dibantu oleh operator bulldozer. membentuk lapisan-lapisan yang berselang-seling
sampai memenuhi tungku yang mana lebih
106
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
Untuk kegiatan proses pembakaran pada industri batu Sebagian kecil dari pemilik tungku kapur mengirim
kapur Bukit Tui, penulis rasa tidak jauh berbeda hasil produksinya ke tempat penggilingan/
dengan proses pembakaran pada pengolahan batu pengolahan untuk dijadikan serbuk kapur yang lebih
halus. Industri pengolahan serbuk kapur ini lokasinya
kapur pada umumnya. Tahapan pada proses ini sudah
tidak jauh dari lokasi tungku kapur. Dahulu proses
cukup efektif untuk skala pengolahan tradisional. penghalusan menggunakan mesin yang dimodifikasi
sedemikian rupa dengan kawat saringan wiremesh
5.1.6 Efisiensi Pembakaran Batu Kapur Bukit dari bahan kawat kecil. Ukuran wiremesh antara 60-
Tui 80 mesh. Namun sekarang mereka sudah
menggunakan mesin yang lebih canggih (80 mesh)
dengan serbuk kapur yang lebih halus. Kapur yang
berwarna putih bukan jaminan lebih berkualitas,
karena bagus tidaknya tepung kapur sangat
tergantung dari kandungan kimia kapur terserbut.
107
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
Untuk pemasaran mencakup wilayah Sumatera pembakaran sebesar 9,0977 lb/lb bahan bakar
Selatan, Riau, dan Sumatera Utara[8]. atau 9,07 kg/kg batubara[7].
Untuk mengoptimalkan efisiensi pembakaran
Kapur-kapur tersebut selanjutnya diolah sebagai pada pengolahan batu kapur Bukit Tui dengan
bahan campuran untuk pupuk, perikanan, campuran kapasitas produksi kapur tohor sebesar 11 ton/hari
cat, campuran semen, campuran besi, campuran dan kadar 67,29% CaO dibutuhkan batubara
pakan ternak, industri kertas dan lain-lain. Selama ini sebesar 984,39 kg (89,49 x 11), berdasarkan data
penggunaan batu kapur dari Sumatera Barat hanya tersebut akan dibutuhkan udara sebesar 8.928,42
kg. Jika massa jenis udara adalah 1,293 kg/m3
terbatas sebagai kapur tohor, yaitu perekat dalam
(27˚C) dan waktu pembakaran adalah 24 jam,
adukan semen atau pemutih pada tembok, sehingga
debit udara yang dibutuhkan adalah sebesar 0,07
masih bernilai ekonomis rendah. Sebenarnya dapat m3/s.
dilakukan upaya meningkatkan nilai tambah produk b. Penambahan Recuperator
batu kapur adalah dengan pembuatan Precipitated Penambahan fan pada proses produksi akan
Calcium Carbonate (PCC) yang memiliki nilai menyebabkan turunnya suhu pembakaran pada
ekonomis tinggi[8][15]. tungku. Penurunan suhu diakibatkan oleh udara
sekunder yang disuplai melalui fan suhunya
relatif sama dengan suhu udara di lingkungan
5.1.10 Peningkatan Efisiensi Pembakaran
sekitar, yaitu 27 ˚C. Hal ini akan mengakibatkan
peningkatan konsumsi bahan bakar dan turunnya
Pada pengolahan batu kapur Bukit Tui, nilai efisiensi
efisiensi tungku. Oleh karena itu, penambahan fan
tergolong rendah. Energi yang dibutuhkan adalah harus diaplikasikan bersamaan dengan alat
sebesar 2058,3589 MJ, sedangkan energi yang bisa pengontrol pertukaran panas atau Recuperator.
dihasilkan dari 336,18 kg batubara untuk setiap ton Prinsip kerja dari Recuperator adalah dengan
kapur tohor dengan kadar CaO 67,19% adalah mengumpulkan gas buang dari tungku yang
sebesar 7732,14 MJ. Bila pembakaran dapat berjalan kemudian akan digunakan untuk memanaskan
sempurna maka kebutuhan bahan bakar hanya suplai udara dari fan tanpa adanya kontak
sebesar 89,49 kg untuk setiap ton kapur tohor dengan langsung antara dua gas tersebut. Prinsip kerja
kadar CaO 67,19%. Hal ini mengindikasikan adanya recuperator dapat dilihat pada Gambar 10.
kehilangan panas dalam proses produksi sebesar
5673,7811 MJ.
Kehilangan panas ini disebabkan oleh
pembakaran yang tidak sempurna. Faktor yang
menyebabkan pembakaran tidak sempurna biasanya
adalah suhu pembakaran yang tidak mencukupi,
waktu pembakaran yang terlalu singkat, suplai udara
yang kurang serta distribusi udara yang tidak merata
pada bahan bakar[3][7][10].
Agar pembakaran menjadi lebih optimal maka
proses produksi harus dimodifikasi. Dalam penelitian
ini, opsi proses modifikasi yang diusulkan adalah
dengan menambahkan fan dan recuperator.
a. Kalkulasi Kebutuhan Udara
Gambar 10. Prinsip Kerja Recuperator
Proses pembakaran yang tidak sempurna mungkin
disebabkan oleh kurangnya suplai udara yang
masuk ke dalam proses produksi dan tingginya
nilai panas yang terbuang dari dalam tungku 5.2 Nilai Ekonomi Pengolahan Batu Kapur
melalui emisi udara. Untuk mengatasi Bukit Tui
permasalahan yang pertama, yaitu kurangnya
suplai udara maka ditambahkan fan sebagai Nilai Ekonomi adalah kelayakan ekonomi
penyuplai udara dalam proses pembakaran[7][14]. pengolahan batu kapur Bukit Tui. Nilai ekonomi ini
Batubara dengan kalor jenis 23,562 MJ/kg didasarkan pada empat parameter yaitu, Net Present
(10.130 Btu/lb) akan membutuhkan udara
Value, Indeks Profitabilitas, Payback Period, dan
108
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
Internal Rate of Return. Nilai Investasi ini dibuat dari nol (NPV< 0) untuk proyek tidak layak dari segi
untuk 5 tahun ke depan. ekonomi[6]. Tabel 3 berikut adalah perhitungan NPV
pengolahan batu kapur Bukit Tui.
5.2.1 Target Produksi
Tabel 3. Perhitungan NPV
Tabel 1. Target Produksi
Net PVN
Discount
Target Tahun Cash Flow Cash Flow
Target Factor (15%)
Waktu Kerja Produksi (Rp) (Rp)
Produksi 0,8696 82.041.739
Efektif Tahunan 1 94.348.000
Tahun Harian
(Hari/Tahun) (Ton/tahun)
(Ton/hari) 2 111.608.000 0,7561 84.391.682
A
B
AxB
3 111.608.000 0,6575 73.384.072
1 238 11 2.618
2 238 11 2.618 4 111.608.000 0,5718 63.812.236
3 238 11 2.618
4 238 11 2.618 5 111.608.000 0,4972 55.488.901
5 238 11 2.618
Jumlah 13.090 Jumlah 540.780.000 359.118.631
Penjualan Selisih
Penjualan Cash In Cash In Cash Out
Kapur Tahun Kumulatif
Tahun Batu Kapur Flow (Rp) (Rp)
Tohor (Rp)
(Rp) (Rp) 1.724.360.000 1.630.012.000 94.348.000
(Rp) 1
1 834.240.000 890.120.000 1.724.360.000 2 1.724.360.000 1.612.752.000 205.956.000
109
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
110
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
111
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 5 , No. 2
112