You are on page 1of 133
ae PT. ASDP indonesia Ferry Pesere) “UL Jn Acta Yani Kae 52.3 “kart 10510, Indonesia ed49227 42089171215 Fon: 96221 4210548 0. Bor 2997 vnuniodonestern.caid asdp KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) Nomor: KD. 360/UM.201/ASDP.2014 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) UE EDU UU RRmeeeeeeeeeeeeeese———ad ‘Menimbang Mengingat DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) 2, bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap proses pengadaan Barang dan Jasa di lingkungan PT. ASDP indonesia Ferry (Persero); b. bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut di atas, periu di lakukan penggantian terhadap Keputusan Direksi nomor KD. 168/UM.201/IF-2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), dan untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Direksi. 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 3, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero); 4, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara; 5. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milk Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Badan Usaha Milik Negara tertanggal 3 September 2008 juncto PER-15/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang Dan Jasa Badan Usaha Milk Negara; 6. Peraturan Menteri Badan Usaha Milk Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jo PER-09/MBU/2012, ‘tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik ( Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milk Negara (BUMIN); we bridge the nation “Banga Menyatukan Nusantara” 10. M. 12. 13. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-19/MBU/2012 tentang Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan dan/atau Kecurangan; Instruksi Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-109/MBU/2002 tentang Sinergi Antar Badan Usaha Milik Negara; ‘Anggaran Dasar PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Nomor 82 tanggal 29 Juni 1993 dibuat dihadapan Imas Fatimah,SH, Notaris di Jakarta, yang telah diubah dengan Akta Nomor 24 ‘tanggal 8 Agustus 2008 dibuat dihadapan Johny Dwikora Aron SH, Notaris a Jakarta, yang telah diumumkan delam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 26 Mei 2009, Tambahan Nomor 13762 juncto Akta Nomor 40 tanggal 17 September 2009 yang dibuat di hadapan Johny Dwikora Aron,SH, Notaris di Jakarta, yang telah telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 26 tanggal 30 Maret 2012, Tambehan Nomor 277/L, dan telah beberapa kali diubah sebagaimana diubah terakhir dengan Akta Nomor 91 tanggal 26 Juni 2014 yang dibuat di hadapan Johny Dwikora Aron,sh, Notaris di Jakarta, yang Akta Notaris tersebut telah sahkan oleh Menteri Hukum dan HAM sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-05076.40,20.2014 tanggal 02 Jul 2014; Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor KEP-86/MBU/2010 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota- ‘Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT.ASDP Indonesia Ferry dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor KEP.117/MBU/2011 tanggal 27 Mei 2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT. ASDP Indonesia Ferry, ‘Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) nomor: SK.1315/HK.102/ASDP-2012 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero); Keputusan Direksi_ PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) | Nomor KD.47/HK.001/ASDP-2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pusat PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) juncto KD.317/HK.001/ASDP-2014 tentang Perubahan Pertama Keputusan Direksi Nomor KD.47/HK.001/ASDP-2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pusat PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) ; Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry _(Persero) Nomor KD.48/HK.001/ASDP-2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Cabang PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) juncto Nomor KD.75/HK.001/ASDP-2012 ‘tentang Perubahan Model Organisasi Cabang Pontianak juncto Nomor KD.121/HK.001/ASDP-2012 tentang Perubahan Keputusan Direksi Nomor KD.48/HK.001/ASDP-2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Cabang PT, ASDP Indonesia Ferry (Persero) Atas Model Organisasi Cabang Merak Juncto KD.318/HK.001/ASDP-2014 tentang Perubahan Ketiga Keputusan Direksi Nomor KD.47/HK.001/ASDP-2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Cabang PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) 14, Keputusan Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Nomor KO.115/HK.002/ASDP-2014 tentang Tata Cara/Prosedur Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/Atau Kecurangan Yang Dapat Menimbulkan Kerugian Perusahaan Di Lingkungan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) MEMUTUSKAN Menetapkan KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PT, ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) Pasal 1 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagaimana dimaksud pada Lampiran |, beserta Petunjuk Teknis dan Formulir Pengadaan Barang/lasa sebagaimana dimaksud pada Lampiran Il Keputusan Direksi ini merupakan tata cara atau prosedur Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan PT. ASDP indonesia Ferry (Persero).. Pasal 2 Pedomen Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jesa di lingkungen PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) beserta Petunjuk Teknis dan Formulir Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 di atas, berlaku sebagai dasar dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/lasa di ingkungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang di seluruh Indonesia Pasal 3 1. Untuk proses Pengadaan Barang/lasa di Kantor Pusat dilaksanakan oleh Unit Kerja Pengadaan Barang/lasa, sedangkan untuk proses pengadaan Barang/lasa di Cabang dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/lasa Cabang. 2. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa yang tidak memungkinkan di laksanakan di Cabang karena kondisi tertentu, maka proses Pengadaan Barang/Jasa tersebut dapat diusulkan untuk dilaksanakan di Kantor Pusat atas persetujuan Direks. Pasal 4 1. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang sedang berlangsung i lingkungan PT, ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa di Kantor Pusat sebelum ditetapkannya Keputusan Direksi ini dapat dilanjutkan hingga proses Pengadaan Barang/Jasa tersebut selesai, dengan berpedoman pada KD.168/UM.201/F-2010 tanggal 10 Agustus 2010. iit 2. Apabila pada saat ditetapkannya Keputusan Direksi ini belum terbentuk Unit Kerja Pengadaan Barang / Jasa di Kantor Pusat, maka pengadaan barang/jasa di Kantor Pusat tetap_dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa sampai terbentuknya Unit Kerja Pengadaan Barang /Jasa yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi. Pasal 5 Dengan berlakunya Keputusan Direksi ini maka, Keputusan Direksi Nomor: KD.168/UM.201/1F-2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan PT. Indonesia Ferry (Persero) tanggal 06 Agustus 2010 dan segala ketentuan yang bertentangan dengan Keputusan Direks' ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, Pasal 6 Hakhal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Direksi ini akan diatur dalam Keputusan Direksi tersendir Pasal 7 Keputusan Direksi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan aken diadakan pembetulan seperiunya, : Ditetapkan di JAKARTA Pada Tanggal 2 Desember 2014 Leo Fi 0 ADRK §° —_DIREKTUR EZAMA, 2 & = 4, Indonesns san ty SwBASKORO SALINAN Keputusan ini Tor ev disampaikan Kepada Yth: Komisaris Utama PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero}; Direksi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero); Kepala Satuan Pengawasan Intern PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero); Para Vice President PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero); Corporate Secretary PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero); Para General Manager Cabang dan Unit Bisnis Khusus PT. ASDP indonesia Ferry (Persero) oy aeNs DAFTAR IS! KEPUTUSAN DIREKSI NOMOR KD, 360/UM.201/ASDP.2014 TANGGAL 22 DESEMBER 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) BABI PENGERTIAN DAN KEBUAKAN UMUM 4.4. Maksud dan Tujuan 1.2. Pengertian 1.3. Kebijakan Umum 14 Prir 1.5. Etika Pengadaan Barang/Jasa ip Pengadaan Barang/Jasa_ BABI KETENTUAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/IASA 2.1. Wewenang Pengadaan Barang/ Jasa 22 Para Pihak Yang Terkait, Berwenang, dan Bertanggungjawab Dalam Tahapan Proses Pengadaan Barang/asa 23. Tugas Pokok Pejabat yang Berwenang .. 2.4. Pelmpahan Pelaksanaan Pengadsan Barang/Jasa Tertentu 25. Alur Proses Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa 2.6 Unit Kerja Pengadaan Barang/asa Kantor Pusat dan Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang .. 2.7 Jenis Barang/Jasa 28. Pembiayaan Proses Pengadaan BABII DOKUMEN PENGADAAN BARANG/JASA. 3.1 Dokumen Pengadaan Barang/Jasa_ 3.2. Dokumen Penawaran .. 3.3 Jaminan Pengadaan BABIN _SERTIFIKAS! DAN KUALIFIKASI PENYEDIA BARANG/JASA AA. Sertifikasi Penyedia Barang/sasa 4.2 Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa Untuk Pelelangan Terbuka 43. Persyaratan Sertifikasi dan Kualifikasi Pengadaan Barang/Jasa 1-8 ue4 4-7 U1 Met 14 +20 W.21 _ Met u-4 m4 W-2 BABY BAB VI BAB VI 4.4 Persayaratan Penyedia Jasa Konsultasi V-4 45. Penyedia Jasa Konsultasi Perorangan Vea 4.6 Persyaratan Penyedia Barang/lasa Untuk Pembelian Langsung V-5 4.7 Ketentuan Perkulakan Modern/Penyedia Jasa Modern W-5 48. Penilaian Kinerja Rekanan Resmi Wes METODE DAN PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA, 5.1 Metode Pengadaan Barang/Jasa 5.1.1 Pelelangan Terbuka _ 5.1.2 Pemihan Langsung Vv-18 5.13. Penunjukan Langsung V-33 Vv-52 V-55 5.1.4 Pembelian Langsung 5.2. Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Oleh Penyedia Barang/Jasa 5.3 Evaluasi Dokumen Pengadaan Untuk Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan [esa Lainnya . V-56 v.59 5.4 Evaluasi Dokumen Penawaran Untuk Pengadaan Jasa Konsultasi PENGADAAN BARANG DARI LUAR NEGERI 6.1. Kriteria Pengadaan Barang dari Luar Negeri viel Mel 6.2 Tahapan Pengadaan Barang Langsung Dari Luar Negeri. SISTEM PERIANJIAN PENGADAAN BARANG/JASA, 7.1. Sistem Perjanjian dan Tata Cara Pembuatan Perjanjian Pengadaan Barang/lasa 7.1.1 Sistem Perjanjian 7.1.2 Bentuk-Bentuk Perjanjian 7.2. Tata Cara Pembuatan Perjanjian 7.2.1 Pembuatan Perjanjian Di Kantor Pusat. vul-1 viet viet Viled vied vul-5 vies vil-7 vul-7 7.22 Pembuatan Perjanjian Di Kantor Cabang 7.3 Pembuatan Perjanjian Tambahan (Addendum) 7.4 Penandatanganan Perjanjian 7.5. Pembayaran Vang Muka 7.6 Pembayaran Atas Pekerjaan Barang/asa VIl-8 BAB Vill SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN 8.1. Sistem Pengendalian internal vil-1 8.2. Pengawasan Fungsional vill-t 83 Sanksi vul-2 Flowchart 1 Flowchart 2 Flowchart 3 Flowchart 4 Flowchart 5 Flowchart 6 Flowchart 7 Flowchart 8 DAFTAR FLOWCHART Bagan Alur Proses Pengadaan Barang/Jasa Proses Pengadaan Barang/Jasa di Kantor Pusat dan Penanggung Jawab Proses roses Pengadaan Barang/Jasa di Kantor Cabang dan Penanggung Jawab Proses Flowchart Pelelangan Terbuka Flowchart Pemillhan Langsung Flowchart Penunjukan Langsung Flowchart Pembelian Langsung Flowchart Proses Pengadaan Barang/Jasa Tertentu Yang Dilaksankan Oleh Unit Kerja Kantor Pusat Dan Unit Kerja Di Kantor Cabang (Sesuai Butir 2.4) uw 12 BABI PENGERTIAN DAN KEBUAKAN UMUM. Maksud dan Tujuan Wa Pemberlakuan keputusan ini dimeksudkan untuk dipergunakan sebagai _pedoman pelaksanaan teknis dan administratf yang jelas, sehingga memudahkan bagi para perencana, pelaksana, serta pengawas dalam proses Pengadaan Barang/lasa, sesual dengan fungs, tugas, hak dan kewajiban serta peran masing-masing dengan tujuan untuk memperoleh barang atau jasa yang dioutuhkan dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat yang tepat, secara efektif dan efsien serta dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penetapan Kebijakan ini adalah meringkatkan efisiensi; mendukung penciptaan rilai tambah di Perusahaan; menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan eputusan; meningkatkan kemandirian, tanggungjawab dan _profesionalisme; meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri; meningkatkan sinergi antar BUMN dan/atau Anak Perusahaan BUMN, dengan senantiasa memperhatikan prinsippprinsip efisien, efektif, kompettif, transparan, adil dan wajar, serta akuntabel. Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) tidak tunduk tethadap Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahan- perubahannya, akan tetapi tunduk pada Peraturan Menteri BUMN tentang Pedoman ‘Umum Pengadaan Barang/Jasa Badan Usaha Milk Negara dan perubahan-perubahannya, Pengertian Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 121. 122. 123. 124, 1.25. 126. Badan Usaha Mlk Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimilki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. ‘Anak Perusahaan BUMN adalah anak peruszhaan BUMN yang sahamnya minimum 90 % (sembilan puluh persen) dimifiki oleh BUMN. Perusahaan adalah PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Direksi adalah Direks! PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Direktur Terkait adalah Direktur Utama dan Direktur PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang membidanai program kerja yang dibuat oleh Unit Kerja Pemakai. Cabang adalah Kantor Cabang dan Unit Bisnis Khusus (UBK) PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero).. 127. 128, 129, 12.10, 12M, 12:12, 1.2.13, 12.14, Pejabat yang Berwenang adalah Direksi atau Pemimpin Unit Kerja Pernakai di lingkungan Kantor Pusat atau General Manager Cabang/General Manager Unit Bisnis Khusus sesuai dengan kewenangannya. Pemimpin Unit Kerja Pemakai terdiri dari Pemimpin Unit Kerja Pemakai di Kantor Pusat dan Pemimpin Unit Kerja Pemakai di Kantor Cabang. Pemimpin Unit Kerja Pemakai di Kantor Pusat adalah Kepala SPI/ Corporate Secretary/Vice President/ Jabatan yang setara, Pemimpin Unit Kerja Pemakai di Kantor Cabang adalah General Manager Cabang. Unit Kerja Pemakai (User) adalah unit kerja yang berada di Kantor Pusat dan Cabang, selaku pengguna anggaran, pemilik dan pengusul program/kegiatan Kerja serta bertanggungjawab atas usulan dan pelaksanaan program/kegiatan kerja dimaksud. a. Unit Kerja Logistik adalah unit kerja yang cibentuk dan diberi wewenang oleh Direksi untuk penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian barang/jasa, yang pelaksanaannya berada di Kantor Pusat, disamping itu tugas Unit Kerja Logistik adalah untuk merencanakan paketisasi pengadaan barang/jasa. b. Fungsi Logistik di Cabang dilakukan oleh Unit Kerja Umum, yang berfungsi melakukah penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian barang. a Unit Kerja Pengadaan Barang/lasa adalah Unit Kerja di Kantor Pusat yang dibentuk oleh Direksi dengan Keputusan Direksi (KD) untuk melaksanakan fungsi Pengadaan Barang/lasa, yang memilki otoritas bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dalam melakukan penyediaan terhadap kebutuhan akan Barang/sasa Perusahaan di Kantor Pusat serta melakukan pembinaan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang. b. Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang adalah Penitia yang dibentuk oleh General Manager Cabang dengan Surat Perintah Tugas (SPRINT) untuk melaksanakan fungsi Pengadaan Barang/lasa, yang memilki otoritas bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dalam melakukan penyediaan terhadap kebutuhan akan Barang/Jasa Perusahaan di Cabang. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan atau RKAP adalah setiap rencana pekerjaan dan kebutuhan anggaran yang telah disusun dan ditetapkan oleh Direksi untuk 1 (satu) tahun berjalan dan telah disetujul oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan, Daftar Rencana Pengadaan atau DAP adalah daftar yang berisi perkiraan kebutuhan barang dan/atau jasa yang bersfat strategis, dalam tahun berjalan yang dibuat oleh Unit Kerja Pemakai, baik di lingkungan Kantor Pusat maupun Kantor Cabang yang di sahkan dan disetujui oleh Direksi, berdasarkan RKAP, yang berisi antara lain: spesifikasi teknis barang/jasa, satuan dan volume barang/jasa yang dibutuhkan, waktu kebutuhan ‘barang/jasa, jumlah anggaran yang tersedia dan disampaikan ke Unit Kerja Logistik. Paketisasi Pengadaan Barang/Jasa adalah pengelompokan atau penggabungan beberapa rencana pengadaan (DRP) menjadi satu paket pengadaan yang diakukan sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dikelola oleh Unit Kerja Logistik. DRP tersebut telah dllakukan assesment risflo oleh masingymasing Unit Kerja yang terlbat, dan dikoordinir oleh Unit Kerja Enterprise Risk Management, Mutu dan GCG khusus pada 1-2 12.15. 12.16, 1.2.17. 1.2.18, 12.19, 1.2.20, 1221. 4.222, 122. 1224, 12.25, pekerjaan yang bersifatstrategis. ‘Skala Ekonomis adalah tingkat efisiensi harga yang diperoleh akibat dari paketisasi pengadaan dan pemenuhan kebutuhan atas pesanan yang meningkat. Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ Badan Usaha Milk Negara untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabiltas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dan tetap memperhatikan stakeholder lain, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan rilai- nila etika, Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Unit Kerja Pemakai, Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa atau Panitia Pengadean Barang/Jasa Cabang dan Penyedia Barang/Jasa yang beri ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan praktek- praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/lasa Barang adalah semua bentuk produk (tidak termasuk kapal, tanah dan bangunan) yang dibutuhkan oleh Unit Kerja Pemakai (User). Jasa adalah semua bentuk layanan yang dibutuhkan oleh Unit Kerja Pemakai (User). Penyedia Barang/lasa adalah Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milk Negara, Badan Hukum Milk Negara, Badan Usaha Milk Daerah, Konsorsium/Joint Operation, Firma/CV, Persekutuan Perdata, Badan Usaha Luar Negeri dan/atau perorangan yang kegiatannya menyediakan barang/jasa. Rekanan Resmi adalah Penyedia Barang/Jasa yang berbentuk badan hukum maupun perorangan sebagai pemegang sertfikat rekanan resmi yang telah terdaftar dalam Daftar Rekanan Resmi (ORR). Daftar Rekanan Resmi atau DRR adalah daftar yang memuat informasi Rekanan Resmi Penyedia Barang/lasa, untuk periode 1 (satu) tahun, yang digunakan untuk proses pelaksanaan pengadaan Barang/lasa diluar metode Pelelangan Terbuka yang diouat oleh Unit Kerja Logistik untuk Kantor Pusat, dan dibuat oleh Unit Kerja Umum di Kantor Cabana. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah harga perkiraan Barang/Jasa, baik dalam jenis mata tuang rupiah maupun mata uang asing, yang dikalkulasikan secara keablian oleh Unit Kerja Pemakai (User, yang digunakan oleh Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa atau Paritia Pengadaan Barang/Jasa Cabang, sebagai acuan dalam meniai kewajaran harga yang dicantumkan dalam Surat Permintaan Pengadaan Barang/lasa (SPPB/)). Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa atau Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang, antara lain Rencana Kerja dan Syarat (RKS) sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian penawaran leh calon Peryedia Barang/Jasa serta untuk proses evaluasi penawaran dan negosiast ‘oleh Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa atau Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang, Dokumen Penawaran adalah dokumen yang dibuat dan disampaikan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa, yang terdiri dari antara lain: dokumen adiministrasi, dokumen teknis dan dokumen penawaran harga, baik dalam jenis mata uang rupiah maupun mata uang asing. 1-3 1.2.26. 12.27. 1228, 1.2.29. 1.230, 4231, 1.2.32. 1233, 1234, 1235. 1236, Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa bagi Perusahaan. Fasiitas Kritis Dermaga adelah fasiitas utama dermaga, yang apabila tidak diperbaiki segera akan menyebabkan terganggunya fungsi operasional dermaga, termasuk namun tidak terbatas pada: sistem movable bridge (IB), plengsengan, trestle, side ramp, ponton, dolphin, hidrolix, peralatan sistem penggerak MB, fender, frontal frame dan seluruh kelengkapannya Docking Kapal adalah seluruh pekerjaan/perawatan/perbaikan Kapal yang dilakukan di Galangan Kapal termasuk didalamnya jenisjenis pekerjaan tertentu, antara lain: pengadaan suku cadang mesin, jasa perbaikan sistem permesinan, pompapompa, piparisasi, AC, alatelat Keselamatan, navigesi, interior, pekerjaan konstruksi kapal, peralatan kapa, cat kapal, suratsurat kapal, mechanica/dan electrical, dan sistem propul. Barang Bekas adalah barang bekas pakai dengan koncisi baik dan layak pakai, yang meliputi, peralatan Kapal/mesin-mesin/unt suku cadang. Prakualifkasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/lasa sebelum memasukan penawaran. Pascakualiikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah memasukan enawaran. Pelelangan Terbuka adalah metode proses Pengadaan Barang/Jasa yang ditakukan secara ‘erbuka, dengan mengumumkan secara luas melalui media massa atau website atau portal BUMN guna memberi kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti pelelangan. Pemithan Langsung adalah metode proses Pengadaan Barang/Jasa yang itawarkan melalui undangan kepada beberapa pihak terbatas sekurang kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa. Penunjukan Langsung adalah metode proses Pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan secara langsung dengan menunjuk 1 (satu) Penyedia Barang/ Jasa tanpa batasan nifai atau melalui beauty contest. Pembelian Langsung adalah metode proses Pengadaan Barang/Jasa dengan cara pembelian terhadap barang/jasa yang terdapat di Perkulakan Modern/ Non Perkulakan ‘Modern dan Penyedia Jasa Modern/Non Penyedia lasa Modern, dengan demikian nifainya bberdasarkan harga pasar. Jasa Konsultansi adalah layanan keahlian profesional dalam berbagai bidang dalam rangka mencapai sasaran tertentu dan disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan Unit Kerja Pemakai, 1-4 1237. 1.238, 1.239, 1.2.40. 1241, 1.242, 1.2.43, Jasa Pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan baik berdasarkan waktu, volume maupun ruang lingkup (scope) kegiatan yang dibutuhkan Perusahaan balk yang bersifat tidak berwujud maupun yang berwujud seperti konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesikasinya ditetapkan Unit Kerja Pemakai dan proses, serta pelaksanaannya diawasi oleh Unit Kerja Pemakai. Jasa Lainnya adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Pemborongan dan Jasa Konsultansi, Perkulakan Modem/Peryedia Jasa Modern adalah Peryedia Barang/lasa_ yang ‘mempunyai reputasi nasional maupun intemasional yang telah menerapkan suatu sistem transaksi penjualan atau penyewaan yang dapat cipertanggungjawabkan secara transparan balk harga, kwaltas maupun dokumentasi pembuktian pembayaran. a Keadaan Darurat atau Emergency adalah suatu keadaan atau situasi yang dialami oleh Perusahaan yang memerlukan penanganan darurat dan membutubkan Pengadaan Barang/lasa segera, dengan ketentuan, Direksi terlebih dahulu menerbitkan pemyataan Keadaan Darurat atau Amergency dimaksud, setelah dilakukan analisa yang bersifat teknis dari Vice President dengan pertimbangen atas masukan dan justifikasi dari pinak-pihak terkait, termasuk namun tidak terbatas pada Nakhoda, General Manager Cabang, Syahbandar, dan instansi pemerintah; b Keadaan Darurat atau Zmergency adalah suatu keadaan atau situasi yang dialami leh Kantor Cabang yang memerlukan penanganan darurat dan_membutubkan Pengadaan Barang/Jasa segera, dengan ketentuan General Manager Cabang, terlebih dahuki menerbitkan pernyataan Keadaan Darurat atau Emergency dimaksud, setelah mendengarkan/menerima masukan dan justifikasi dari pihak-pihak terkait, termasuk rnamun tidak terbatas pada Nakhoda, Syahbandar, dan instansi pemerintah untuk melakukan tindakan percepatan proses pengadaan Barang/lasa, dan selanjutnya segera melaporkan kepada Direksi; Perjanjian/kontrak adalah perikatan tertuis berikut seluruh lampirannya antara Perusahaan yang diwaklli oleh Direksi atau kuasa Direksi atau Pemimpin Unit Kerja Pemakai atau General Manager Cabang sebagai Pengguna Barang/Jasa dengan pemasok sebagai Peryedia Barang/Jasa, yang memuat persyaratan dan ketentuan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak, dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Surat Pemesanan Barang/Jasa (SPB/J) adalah pemesanan untuk Pengadaan Barang/lasa dalam metode Pembelian Langsung yang dibuat dan ditandatangani oleh Pemimpin Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa atau Pemimpin Unit Kerja di Kantor Pusat sebagaimana diatur pada butir 2.4 untuk pengadaan di kantor Pusat, atau General Manager Cabang untuk pengadaan di kantor Cabang, yang memuat antara lain mengenai: lingkup pekerjaan, jumlah atau volume, harga, jangka waktu penyelesaian pekerjaan, pembayaran, dan lokasi pengitiman, Surat Pernyataan Kebenaran Harga adalah surat pernyataan yang dibuat oleh Unit Kerja Pengedaan Barang/Jasa atau Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang atau Pemimpin Unit Kerja Pemakai di lingkungan Kantor Pusat maupun di lingkungan Cabang_(fka sebagal pelaksana Pengadaan Barang/Jasa), yang melakukan Pembelian Langsung secara tunai, yang dilakukan di Perkulakan Non Modern/Penyedia Jasa Non Moder, yang berisi kebenaran harga atas barangy/jasa yang dibelitersebut. Ls 13 12.44, 1.245. 1.2.46, Standarisasi Harga Satuan adalah suatu standarisasi harga satuan deri pekerjean, yang disusun, dievaluasi, cikendalkan dan dikelola oleh Unit Kerja Logistik berdasarkan masukan/informasi dari masing-masing Unit Kerja Pemakai, baik di Kantor Pusat maupun di Kantor Cabang atau dari harga pasar, yang ditetapkan dan disahkan oleh Diels, dalam bentuk Surat Keputusan Direksi. Keadaan Memaksa (force majeure) adalah suatu keadaan diluar kemampuan Para Pihak seperti bencana alam, kebakaran, peperangan, dan hal hal lain yang disepakati Para Pihak. Sewa adalah kegiatan pemakaian sesuatu (barang/jasa) dengan membayar sejumlah ang, dalam waktu tertentu, dimana hak milik atas barang/jasa yang disewakan tetap berada pada Penyedia Barang. Kebijakan Umum 131 13.2 133 134 135 13.6 137 Pengadaan Barang/Jasa yang diperiukan untuk kegiatan Perusahaan secara efektif dan efisen dengan mengacu kepada prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan ikirm persaingan yang sehat, tertib dan terkendali, dengan cara meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Pengadaan Barang/Jasa yang diatur dalam Keputusan Direksi ini adalah pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dengan menggunakan dana yang berasal dari internal Perusahaan baik dalam jenis mata uang Rupiah maupun mata wang asing. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan dana langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Daerah (APBN/APBD) baik sebagian maupun seluruhnya dlieksanakan dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang beriaku beserta seluruh perubahannya. Dalam pengadaan bersama atau join procurement, ketentuan tata cara Pengadaan Barang/lasa akan dilakukan berdasarkan kesepakatan Para Pinak yang bekerjasama. Pengadaan Barang/Jasa yang dananya berasal dari pinjaman (kredit) dari Lembaga Keuangan Bank atau Lembaga Keuangan Non Bank atau, pemberian (hibah), maka tata cara pengadaan mengacu kepada ketentuan yang berlaku di Perusahaan, kecuall dipersyaratkan lain oleh pemberi pinjaman atau hibah. Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berleku dan dilakukan ‘oleh sumber daya manusia yang kompeten, profesional, mandiri, dan bertanggung jawab serta dilaksanakan dengan cara manual atau elektronik procurement, Pengadaan Barang/lasa yang dilaksanakan oleh Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa atau Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut 1.2.7.1. Sesual dengan Kebutuhan Perusahaan, tepat waktu, harga wajar, memenuhi persyaratan dan spesfikasi teknis yang dapat dipertanggungjawabkan; 1.3.7.2 Transaksi bisnis dapat ditunda pelaksanaannya apabila adanya _unsur penyimpangan atau kecurangan yang menimbulkan Kerugian Perusahaan, sesual ketentuan perundangundangan yang beriaku. 1-6 138 139 13.73 13.7.4 13.75 1376 1377 1378 13.79 ‘Menyederhanakan ketentuan dan tata cara dalam rangka untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam Pengadaan Barang/asa; ‘Mengacu kepada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disahkan oleh RUPS; Mentaati ketentuan hukum dan perundangundangan serta prosedur yang beriaku, dan menghindari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); ‘Mempertimbangkan aspek kualitas dan aspek finansial ekonomi; Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta perluasan kesempatan bagi usaha Kec, sepanjang kualita, harga, dan tujuannya dapat dipertanggungjawabkan; Memberikan preferensi penggunaan produksi dalam negeri dengan tetap mengindahkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;, ‘Mengutamakan sinergiantar BUMN dan/atau Anak Perusahaan BUMN sepanjang barang dan/atau jasa tersebut merupakan hasil produksi BUMN dan/atau Anak Perusahaan BUMIN yang bersangkutan, dan sepanjang kualtas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggungjawabkan. Penyedia Barang/Jasa dapat diklasifikasikan menjadi 1384 13.82 1383 1384 Rekanan Resmi yang terdaftar dalam Daftar Rekanan Resmi (DRR) Penyedia Barang/Jasa yang belum terdaftar sebagai Rekanan Resmi Perkulakan Modern/Penyedia Jasa Modern Non Perkulakan Modern/Non Penyedia Jasa Modern Pengadaan Barang/Jasa yang tidak diatur dalam Keputusan Direksi ini adalah Pengadaan Barang/lasa yang prosesnya bersifat khusus berdasarkan kebijakan Direksi dan/ateu ketentuan perundang-undangan yang berleku sepanjang dapat dipertnqgungjawabkan (accountable dan auditable). Pengadaan barang/jasa tersebut antara lain : 13.9.4 13.92 13.93 13.94 1395 Penyelenggaraan pertemuan (meeting), Rapat Kerja Perusahaan, pameran (exbhition), kegiatan peringatan hari ulang tahun Perusahaan, dan kegiatan ceremonial perusahaan lainnya; Jasa Assesment yang dilakukan oleh Pemerintah, dan jasa pengurusan surat- surat perijinan oleh Lembaga Pemerintah atau BUMN/BUMD; Jasa pemasaran produk atau publicasi; Jasa asuransi purna jabatan Direksi/Komisaris atau asuransi Jaminan Hari Tua Karyawan, kecuali Jasa Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Pengadaan tanah dan/atau bangunan untuk kebutuhan Perusahaan, antara lain pengadaan tanah dan/atau bangunan untuk rumah dinas/kentor, atau gudang, 1-7 atau perluasan area Pelabuhan ; 1.39.6 Pengadaan Kapal baru dan/atau Kapal bekas dengan menggunakan dana sendiri maupun menggunakan dana eksternal dari pinjaman kredit Lembaga Keuangan Bank/Non Bank; 1.3.9.7 Pembiayaan barang model secara sewa guna usaha dengan opsi bell (finance lease) atau sewa (operating lease) dari Lembaga Pembiayaan (Lembaga Keuangan Bukan Bank) antara lain kapal, kendareaan dinas, dan barang modal lainnya 1.3.9.8 _Jasa Perbankan untuk penempatan dana Perusahaan, untuk g: pensiun karyawan, pembiayaan kredit dan pinjamman kredit; ‘aryawan dan 1.39.9 Pelaksanaan Pekerjzan dengan proses pengadaan sebagaimana dimaksud dalam poin 1.39.1, 139.3, 1395, 13.96, 1.39.7 dan 1.39.8 dapat dilaksanakan oleh Panitia atau Tim yang di bentuk’ oleh Direksi berdasarkan Surat’ Keputusan Direksi atau Unit Kerja yang ditunjuk oleh Direksi; 14 Prinsip Pengadean Barang/Jasa 15 Pengadaan Barang/Jasa mengacu pada prinsip-prinsip berikut: 144 142 143 144 145 146 147 Efsien, Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunaken dana dan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga terendah; Efektif, Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan; Kompetitf, Pengadean Barang/Jasa harus terbuka bagi Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan diiakukan melalui persaingan yang sehat di antara Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenui syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan an prosedur yang jelas dan transparan; Transparan, semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/lasa, termasuk segala syarat yang ditetapkan; ‘Adil dan wajar, memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa; Accountable, harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga rmenjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan; Menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dalam Pengadaan Barang/Jasa untuk mencegah dan mengurangi kerugian dan/atau foss oportunity yang lebih besar bagi Perusahaan, Etika Pengadaan Barang/Jasa Para Pejabat dan seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/lasa harus mematuhietika Pengadaan Barang/asa yaitu : 1-8 15.1 152 153 154 155 156 157 158 159 Melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggung jawab dan mengedepankan pertanggungjawaban demi kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa; Bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi kejujuran, Kemandirian dan menjaga informasi yang bersifat rahasia, Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung, yang mengakibatkan perszingan yang tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan dan hasil pekerjaan; Bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kewenangennya; Mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflt of interest) pihak-pihak yang ‘erlbat langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/ass; Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian Perusahaan; Tidak menyalahgunakan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan untuk Keuntungan pribadi, golongan atau pihak lein yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan; Tidak menerima hadiah, imbalan atau berupa apa saja dari siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan Garang/iasa. ‘Apabila dalam proses pengadaan barang/jase ditemukan adanya indikasi manipulasi harga (imark up), atals proyek fiktif, atau peralsuan identitas pada penyedia barang/jasa, dan atau barang/jasa_ di bawah spesifkasi, maka pengadzan barang/jasa ditunda pelaksanaannya. 1-9 BABII KETENTUAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA. 2.1 Wewenang Pengadaan Barang/Jasa 2.1.1 Wewenang Pengadaan Barang/Jasa untuk kebutuhan Perusahaan berada pada Direks, atas dasar Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); 24.2 Wewenang Pengadaan Barang/Jasa_ untuk kebutuhan Kantor Pusat, dalam pelaksanaannya dllimpahkan oleh Direksi kepada Pemimpin Unit Kerja Pemakai di Kantor Pusat, atas dasar Rencana Kerja Fungsi (RKF) yang telah disetujui Direksi, dengan batasan rilai pengadaan maksiral Rp 200.000.000,- (Dua Ratus juta rupiah), 2.13 Wewenang Pengadaan Barang/Jasa untuk kebutuhan Cabang, dalam pelaksanaannya dilimpahkan oleh Direksi kepada General Manager Cabang atas dasar Rencana Kerja ‘Anggaran Cabang (RKAC) yang telah disetujui Direksi, dengan batasan nai pengadaan sebagai berikut : 2.13.1. General Manager Cabang Kelas A, dengan nilai maksimal Rp 5,000.000.000,- (Lima milyar rupiah); 2.132 General Manager Cabang elas 8, dengan nilai_-maksimal Rp 3.000.000.000,- (Tiga milyar rupiah); 2.1.3.3 General Manager Cabang C dan General Manager Unit Bisnis Khusus dengan rilai_maksimal Rp 2,000,000.000,- (Dua milyar rupiah); 2.14 Untuk Pengadaan Barang/asa yang tarifaya ditetapkan oleh Pemerintah, antara_lain: Bahan Bakar Minyak (BBM) keridaraan dinas dan atau operasional Kantor, BBM Genset Kantor, telepon, lstrik, dan air bersi, cilaksanakan oleh Unit Kerja Umum di Kantor Pusat maupun Cabang sesuai dengan jumlah pemakaiannya; 2415 Untuk nilai Pengadaan Barang/Jasa yang melebihi dari batasan rilai sebagaimana ddimaksud pada butir 213.1, 2.1.3.2 dan 2.1.3.3, maka General Manager Cabang wajib terlebih dahulu meminta Ijin Prinsip dari Direks. Selanjutnya pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang sesuai ketentuan yang berlaku ci Perusahaan. 22 Para Pihak Yang Tetkait, Berwenang, dan Bertanggung Jawab Dalam Tahapan Proses Pengadaan Barang/Jasa. 2.2.1 Para Pihak yang terkait dan berwenang dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Kantor Pusat adalah : 222 223 2.2.1.1 Direksi (Direktur terkait) 2.2.1.2 Unit Kerja Perakai (User) di Kantor Pusat; 2.2.1.3 Unit Kerja Keuangan di kantor Pusat; 2.2.14 Unit Kerja Logistik Barang/Jasa di Kantor Pusat 2.2.15 Unit Kerja Pengadaan Barang/lasa di Kantor Pusat 2.2.1.6 Unit Kerja Hukum di kantor Pusat Para Pihak yang terkait dan berwenang dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Cabang adalah : 2.22.1 General Manager Cabang; 2.2.2.2 Unit Kerja Pemakai (User)/Manager di Cabang; 2.2.23 Unit Fungsi Keuangan di Cabang; 2.2.24 Unit Fungs| Umum 2.225 Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang; 2.2.2.6 Unit Fungsi Umum Pihak yang berwenang dan bertanggungjawab dalam setiap tahapan proses pengadaan Barang/Jasa diatur sebagai berikut: ~~ Pihak yang berwenang 7 No | _~. Kegiatan pee : = Di Kantor Pusat * Dicabang-—~ 7 [Penyusunan Rencana | Dibuat oleh Pemimpin Unit | Dibuat oleh General Kerja dan Anggaran | Kerja Pemakal (User) dan | Manager Cabang dan (RKAP) disahkan oleh Direksi disahkan oleh Direksi | Penyusunan Dibuat oleh Pemimpin Unit | (mengikuti _standarisast Standarisasi Harga | Kerja Pemakai (User) | Harga Satuan di Kantor Satuan bersama Unit Kerja Logistik | Pusat) dan disahkan oleh Direksi dalam —bentuk Surat Keputusan Direksi (SK) 3” | Melakukan justikasi | DRP dibuat oleh Pemimpin | DRP _ dibuat oleh terhadap Kebutuhan | Unit Kerja Pemakai, dan | Manager Cabang terkait, Pengadaan Barang/ | disahkan oleh Direksi | dan disahkan oleh Jasa,Evaluasi dan | (sesuai kewenangan), serta | General Manager Penyusunan Daftar | dikelola oleh Unit Kerja | Cabang (sesuai Rencana — Pengadaan | Logistik kewenangan), __ serta (0RP) dikelola oleh Unit Fungsi Umum pial yaa Betvenaig = = DiGabang Pembuatan penandatanganan Surat Permintaan Pengadaan Barang/ Jas (SPPB/!): a. Kantor Pusat ‘* Sampai dengan Rp. 200.000.000,- (Qua ratus juta rupiah); © Nilai di atas Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta Tupiah), dan sesuai batas kewenangan. Digjukan oleh Manager, ciketahui dan disetujui serta ditandatangani Pemimpin Unit Kerja Pemakai (User), itandatangani —Pemimpin Unit Kerja. Keuangan ditujukan ke Unit Kerja Logistik. Apabila Barang/lasa tidak tersedia (tidak ada stock), maka SPPBI ditandatangani —Pemimpin Unit —Kerja_—_Logistik), kemudian citujukan kepada Pemimpin Unit Kerja Pengadaan Barang /Jasa. Diajukan oleh Pemimpin Unit Kerja Pemakai (User), diketabui dan disetujui serta itandatangani oleh Direktur Terkait, ditandatangani oleh Pemimpin Unit Kerja, Keuangan ditujukan ke Unit Kerja Logistik. Apabila Barang/Jasa tidak tersedia (tidak ada stock), maka ‘SPPBJ ditandatangani Pemimpin Unit Kerja Logistik kemudian ditujukan kepada Pemimpin Unit Kerja Pengadaan Barang/ Jasa. No Fifiak yang berwenang ‘Di Kantor Pusat Dicabang Untuk —seluruh lai pengadaan barang/jasa—_(sesuai batas _kewenangan Cabang _sebagaimana dimaksud BAB Il, Pasal 223) Diajukan oleh Manager terkait, _ditandatangani oleh Manager Keuangan, diketahui dan disetujui serta__ditandatangani ‘oleh General Manager Cabang, ——_kemudian ditujukan ke Unit Fungsi Umum, Apabila Barang/Jasa tidak tersedia tidak ada stock), maka SPPBJ | ditandatangani oleh Unit Fungs’ Umum ditujukan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Cabang 3 | Pembuatan KAK Unit Kerja Pemakai (User) | Unit Kerja Pemakal disahkan oleh Direktur | (User) disahkan oleh Terkait General Manager 6 | Menerima dan | Pemimpin Unit Kerja | Manager Keuangan ‘memverifkasi Keuangan Cabang ketersediaan anggaran terhadap Surat Permintaan Pengadaan Barang/Jasa (SPPB/)) 7, | Proses Kualfikas’ dan | Unit Kerja Logistik dibantu [Unit Fungsi Umum sertfikasiterhadap | oleh Unit Kerja Pemakai| cibantu oleh Unit Kerja Penyedia Barang/lasa | (User) dan Unit Kerja | Pemakai (User) Cabang, untuk menjadi | Pengadaan Barang/lasa. | dan Panitia Pengadaan Rekanan Resmi. (selain Barang/Jasa Cabang. metode —_Pelelangan Terbuka) 8. | Penandatangan Direksi General Manager Sertifikat. —Rekanan Cabang Resmi 3, | Pelaksanaan proses | Unit Kerja Pengadaan | Panitia ——‘Pengadaan Pengadaan Barang/Jasa Barang/Jasa Barang/Jasa Cabang, dan Supervisor _Lintasan/ Supervisor vs ~_Pihak yang berwehang ~ Sanggah (bila ada) Jaminan Pelaksanaan ‘aminan Pemeiharaan disimpan_ oleh Unit Kerja Keuangan No Kegiatan —t : Di Kantor Pusat Dicabang 70. | Penyampaian/Penyimp | Unit Kerja Pengadaan | Unit Fungsi Keuangan anan Jaminan | Barang/Jasa. khusus untuk | Cabang. Penaweran/Jaminan | Jaminan Pelaksanaan dati Penyedia Barang/Jasa 11. | Pembuatan Perjanjian atau perjanjian tambahan (addendum: Kantor Pusat: a. untuk rilai | Unit Kerja_-Pengadaan - Rp. _200.000.000,- | Barang/Jasa dan sampai_ dengan | ditandatangani oleh Rp. 1,000.000.000- | Pemimpin Unit Kerja Pengadaan Barang/sasa b. untuk nilaidiatas | Unit Kerja Hukum dan Rp. 1.000,000.000,- | ditandatangani oleh Direksi sesuai kewenangannya Kantor Cabang: 4 Unit Fungsi Umum di untuk —nilai—diatas cabang ‘dan Rp. 100.000.000,- ditandatangani General Manager Cabang 72. | Pembuatan Letter OF] Unit Kerja Pengadaan | Panitia’—_Pengadaan Intents —(¢iperiukan | Bareng/Jasa dan | Barang/asa__ Cabang apabila dalam hal | ditandatangani oleh | dan ditandatangani tertentu) Pemimpin Unit Kerja | oleh Ketua _Panitia Pengadaan Barang/lasa Pengadaan Barang/ Jasa Cabang 7B. | Pembuatan Surat Pemesanan Barang/ Jasa (SPB/)) © Sampai_—_ dengan 7 nilai Rp.25.000.000,- © Sampai dengan HZ nila Ro. 100.000.000,- © Sampaidengan | Unit Kerja_Pengadaan : nila Barang/Jasa, _ditandatangani Rp. 200.000.000- | oleh Pemimpin Unit Kerja eee eee Pengadaan Barang//asa W-5 Kegiatan > re ~~ pihak yang berwenat DiKantor Pusat 14. | Pembuatan ‘Surat | Diouat dan ditandatangani Dibuat dan Pemesanan —_Barang/ | oleh Pernimpin Unit Kerja _| ditandatangani oleh Jasa (SPB/J) Pemakai General Manager Cebang ‘© Sampai dengan nilai Rp.200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah) Sebagaimana disebutkan butir 2.4 5, | Pengawasan terhadap | Perrimpin Unit Kerja Pemakai |General Manager hast pekerjaan Cabang Pengadaan Barang/Jasa. 16. | Penerimaan hasil| Unit Kerja Logistik” atau | Unit Fungsi_ Umum pekerjaan pengadaan | Pejabat yang ditunjuk dalam | atau Pejabat yang barang dan | perjanjian dan Pemimpin | ditunjuk dalam Penandatanganan | Unit Kerja Pemakai (User) | Perjanjian, dan Unit Berita AcaraSerah ea aie rea ‘erja Pemakai (User) Cabang (Manager ‘Cabang) 17, | Penerimaan hast Pemimpin Unit Kerja Pemakai | Unit Fungsi Umum pekerjaan pengadaan | atau Pejabat yang ditunjuk | Cabang, dan Unit Kerja jasa dan dalam perjanjian Pemakai Cabang penandatanganan (Manager Cabang) Berita Acara Serah atau Pejabat yang Terma dltunjuk datam Perjanjian 18. | Penerimaan Unit Kerja Keuangan Unit Fungsi Keuangan invojceftaginan —atas | (tembusan Surat Tagihan | Cabang realisas|_pekerjaan | diserahkan ke Unit Kerja Pengadaan Pemakai) Barang/lasa 19, | Verifkasi invoice dan | Unit Kerja Keuangan Unit Fangs? Keuangan proses pembayaran Cabang 20. | Pengembalian jaminan | Unit Kerja Pengadaan | Unit Fungsi Keuangan penawaran/jaminan sanggah (bila ada)/ jaminan — pelaksanaan dan jaminan pemeliharaan kepada Penyedia barang/Jasa Barang/lasa dan Unit Kerja Keuangan Cabang re “TSE Plhak yang berwenang\?< ea Pa DiRantorPusat =o [

You might also like