Professional Documents
Culture Documents
718 725 A. Haris Ab DKK Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat - Tidur Klien Di Ruangan Vip B
718 725 A. Haris Ab DKK Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat - Tidur Klien Di Ruangan Vip B
Abstract: Technique of practice of relaxation progressive as one of technique of muscle relaxation have proven
or there are satisfying result in therapy program to muscle stress capable to overcome sigh of Anxietas,
insomnia, tired, muscle cramps, neck pain in bone and waist, high blood pressure, light phobia and stutter. The
bearing between technique of relaxation and accomplishment of requirement from sleep and rest is very hand in
glove because sleep and rest depended from muscle relaxation. This research type is Pra Eksperiment by using
approach of One Group Pra Test – Post Test Design with population are all clients of fell trouble
accomplishment of requirement of rest-sleep in room of VIP-B RSUD Bima. Intake of sample by purposive
sampling with amount of sample counted 20 responden. Instrument that the writer used is technique guidance
of progressive relaxation, kuisioner and guidance of observation. Then, gathered the data tabulation in frequency
distribution table as according to accurate sub variable and analyzed by using test of t-test. The result of research
show storey, level accomplishment of requirement of client sleep and rest before conducted by technique of
relaxation progressive reside in category sleep less (100%) and after conducted by technique of relaxation
progressive reside in category sleep enough (60%) and good sleep (40%). Pursuant to result of the test of
statistic t-test got by value of t-count equal to 11,481 with degree of freedom (df) 19 and level of significance
0,000. It is indicate that t-count > t-table (11,481 > 1,729). Therefore, Ho is refused and Ha is accepted. It means
there is technique effective of progressive relaxation to accomplishment of requirement of rest-sleep client in
room of VIP-B RSUD Bima. The conclusion of this research there is technique effective of progressive
relaxation to accomplishment of requirement of rest-sleep client in room of VIP-B RSUD Bima.
________________________________________________________________________
A. Haris AB., Muhtar: Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Kesehatan V/10 Mataram
718
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011
merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit penanganan klien dengan gangguan istirahat – tidur
kepala, dan sering menguap atau mengantuk. jarang dilakukan dan sedikit ditemui dalam catatan
Tindakan keperawatan mandiri yang bisa dokumentasi keperawatan klien.
diberikan kepada klien sebagai alternatif yang dapat Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat
dipilih untuk mengatasi gangguan istirahat–tidur pengaruh tehnik relaksasi progresif terhadap
adalah dengan menciptakan lingkungan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat–tidur klien di
yang tenang, membatasi pengunjung, menganjurkan ruangan VIP-B Rumah Sakit Umum Daerah Bima.
klien tehnik relaksasi, masase punggung, dan latihan Mengingat bahwa klien yang sakit dan dirawat
guided imageri (Mija, 1995). dirumah sakit ada kecenderungan mengalami
Tehnik latihan relaksasi progresif sebagai gangguan istirahat–tidur, sementara istirahat-tidur
salah satu tehnik relaksasi otot telah terbukti atau sangat tergantung dari kemampuan klien
terdapat hasil yang memuaskan dalam program terapi mendapatkan kenyamanan serta relaksasi otot dan
terhadap ketegangan otot yang mampu mengatasi psikisnya. Oleh karena itu, relaksasi progresif dapat
keluhan anxietas, insomnia, kelelahan, kram otot, diberikan sebagai salah satu alternatif tindakan
nyeri leher dan pinggang, tekanan darah tinggi, keperawatan untuk memenuhi kebutuhan istirahat–
phobia ringan, dan gagap (Asmadi, 2008). Kaitan tidur klien.
antara tehnik relaksasi dan pemenuhan kebutuhan
METODE
istirahat tidur sangat erat, karena istirahat dan tidur
Desain yang digunakan adalah “Quasy
tergantung dari relaksasi otot (Hirnle, 2000).
Eksperiment Design” dengan menggunakan
Perawat mempunyai kontak paling lama
dengan klien, sehingga peran perawat dalam upaya pendekatan One Group Pra Test – Post Test Design.
Penelitian ini menggunakan metode purposive
penyembuhan klien menjadi sangat penting,
sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
termasuk dalam menangani klien dengan gangguan
dari klien rawat inap yang mengalami gangguan
istirahat–tidur, perawat perlu mengetahui kebiasaan
(rutinitas) yang dilakukan klien sebelum tidur agar pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur di ruangan VIP-
B RSUD Bima. Pengumpulan data menggunakan
dapat mengatasi penyebab gangguan tidur. Perawat
instrumen berupa kuesioner dan pedoman observasi
juga perlu bertukar pikiran dengan klien tentang
serta Visual Analog Scale (VAS). Insrumen lain yang
cara-cara mengatasi masalah tidur dan memberikan
informasi tentang cara-cara memenuhi kebutuhan digunakan adalah pedoman pelaksanaan tehnik
relaksasi progresif. Analisa data menggunakan
tidur, meskipun profesi lain juga tidak kalah
statistik parametris dengan pendekatan t-test. Untuk
pentingnya. Perawat harus berani mengaplikasikan
mengetahui pengaruh tehnik relaksasi progresif
secara profesional kemampuan kognitif, ketrampilan
psikomotor dan afektifnya di tatanan klinik dengan terhadap pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur klien
di ruangan VIP-B RSUD Bima, peneliti
penuh keyakinan dan percaya diri, karena kenyataan
menggunakan taraf signifikansi (α = 0,05).
di lapangan tindakan keperawatan mandiri dalam
719
Haris, Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat – Tidur Klien
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat-Tidur Klien tidur adalah pengalaman subjektif, hanya klien yang
Sebelum Pemberian Tehnik Relaksasi Progresif dapat melaporkan apakah tidurnya cukup dan
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden nyenyak atau tidak. Tidur merupakan kondisi tidak
Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat- sadar, individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
Tidur Sebelum Pemberian Tehnik Relaksasi
Progresif di Ruangan Vip-B RSUD Bima, sensoris yang sesuai, atau juga dapat dikatakan
Oktober 2010 sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif,
No. Kategori Frekuensi (Orang) Prosentase (%) bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa
1. Tidur Baik 0 0 kegiatan, tapi lebih merupakan suatu urutan siklus
2. Tidur Cukup 0 0
3. Tidur Kurang 20 100
yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang
720
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011
cukup tidur untuk dapat tetap berpartisipasi dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Klien
Sesudah Pemberian Tehnik Relaksasi Progresif
kesibukan aktifitas yang mengisi hari-hari mereka.
Akan tetapi perubahan status kesehatan, stres fisik Tabel 3: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat-
dan psikologis, perubahan lingkungan, stres
Tidur Setelah Pemberian Tehnik Relaksasi
pekerjaan, perubahan hubungan keluarga, dan Progresif di Ruangan VIP-B RSUD Bima,
Oktober 2010
aktifitas sosial dapat menyebabkan seseorang
kesulitan memulai dan/atau mempertahankan tidur No. Kategori Frekuensi (Orang) Prosentase (%)
1. Tidur Baik 8 40
(Potter & Perry, 2006).
2. Tidur Cukup 12 60
Seseorang yang menderita penyakit tertentu 3. Tidur Kurang 0 0
dan dirawat di rumah sakit mempunyai masalah Jumlah 20 100
721
Haris, Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat – Tidur Klien
nyaman dan relaks. Perawat dapat menganjurkan dan Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat-Tidur Klien
menggunakan beberapa tindakan untuk
meningkatkan rasa nyaman seperti menganjurkan Tabel 4: Hasil Uji Statistik Perbedaan
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat-Tidur Klien
klien memakai pakaian malam yang longgar,
Sebelum dan Sesudah Perlakuan Menggunakan
menjaga tempat tidur agar tetap bersih dan kering, Uji T-Test dengan Α = 0, 05
mengatur posisi dan menopang bagian tubuh yang
p
Variabel Yang Diuji t df
menggantung untuk melindungi titik tekan dan value
722
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011
Relaksasi progresif sebagai salah satu segala sesuatu dan tidak ada pengecualian. Relaksasi
relaksasi otot pada prinsipnya adalah merelaksasikan dapat menurunkan hormone stres, meningkatkan
4 kelompok otot besar secara bertahap, yaitu 1) sistem imunisasi, meningkatkan toleransi terhadap
kelompok otot tangan, lengan bawah, biseps, 2) sakit, meningkatkan penenang alamiah,
kelompok otot kepala, muka, tenggorokan dan bahu, memungkinkan jaringan yang rusak memperbaiki
3) kelompok otot dada, lambung, otot punggung diri, dan membantu tubuh menjadi awet muda.
bawah, 4) kelompok otot paha, pantat, betis dan kaki. Relaksasi progresif juga merupakan suatu teknik
Sehingga relaksasi progresif yang diberikan kepada sistematik untuk mencapai keadaan relaksasi
klien dengan gangguan istirahat tidur mampu mendalam, teknik ini dapat digunakan untuk
meningkatkan relaksasi otot-otot besar, yang pada menidurkan diri sendiri, melawan suatu serangan
akhirnya dapat meningkatkan kenyamanan pada panik yang mengancam, menginteruksi penumpukan
klien, kebutuhan istirahat-tidur terpenuhi baik secara stres, serta mencegah gejala-gejala stres dan
kualitas maupun secara kuantitas (Kusyanti, 2003). kekhawatiran (Hart, 2003).
Kemampuan untuk dapat relaks bergantung Pemberian relaksasi progresif pada klien
pada individu, selain itu tidak ada satupun teknik yang mengalami gangguan istirahat tidur dapat
yang efektif untuk semua orang pada setiap keadaan. menurunkan ketegangan fisiologis, meningkatkan
Teknik relaksasi dapat membantu mencegah atau relaksasi otot, menurunkan kecemasan sehingga
meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Aliran darah
bekerja terlalu berlebihan, sehingga mengganggu sistemik menjadi lancar, denyut nadi menjadi
kebutuhan istirahat-tidur. Tujuan pokok teknik normal, frekuensi pernapasan menjadi normal, dan
relaksasi adalah untuk menahan terbentuknya respon mengurangi evaporasi sehingga klien menjadi
stres terutama dalam system syaraf dan hormon. nyaman dan pikiran menjadi tenang, sebagai akibat
Dengan teknik relaksasi dapat mengembalikan tubuh dari penurunan aktivitas RAS (Reticullar Activating
ke kondisi yang tenang. Beberapa teknik relaksasi System) dan peningkatan aktivitas batang otak. Hal
selain menyebabkan efek yang menenangkan fisik ini mampu mengatasi keluhan anxietas, insomnia,
juga dapat menenangkan pikiran. Teknik relaksasi kelelahan, kram otot, dan tekanan darah tinggi
dapat membuat tidur menjadi lebih baik. Relaksasi (Davis, 1987).
terdiri dari imajinasi mental, pelatihan otogenik, Untuk mendapatkan hasil yang optimal
terapi musik, latihan fisik, pernapasan diafragma, dalam relaksasi, ada 3 hal yang harus diperhatikan,
relaksasi progresif, serta meditasi (Davis,1987). yaitu: posisi yang nyaman, pikiran yang tenang,
Relaksasi penting sebagai bahan untuk lingkungan yang nyaman, sehingga relaksasi
membangun penenang alamiah di dalam otak, untuk progresif yang diberikan pada klien yang mengalami
menolak kekhawatiran atau kemungkinan panik, gangguan istirahat tidur mampu meningkatkan
mencegah penyakit stres, dan meningkatkan relaksasi otot-otot besar yang memberikan
kebutuhan istirahat tidur. Relaksasi itu baik untuk kenyamanan pada klien sehingga klien mendapatkan
723
Haris, Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat – Tidur Klien
pemenuhan kebutuhan istirahat tidurnya sesuai relaksasi progresif terhadap pemenuhan kebutuhan
kualitas dan kuantitas kebutuhannya. Terjadinya istirahat-tidur klien di ruangan VIP-B RSUD Bima.
gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur Tehnik relaksasi progresif sebagai alternatif
diduga sebagai akibat dari peningkatan aktivitas RAS, tindakan mandiri keperawatan pada klien yang
dopamine dan noreprineprine atau sebagai akibat mengalami gangguan istirahat-tidur dapat
dari penurunan aktivitas sistem batang otak (Davis, diberlakukan secara institusional dalam bentuk
1987). penetapan prosedur kerja tetap di rumah sakit
Berdasarkan uraian berbagai teori di atas sehingga meningkatkan profesionalisme perawat
dan dikaitkan dengan hasil penelitian bahwa tehnik dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
relaksasi progresif terbukti efektif dalam memenuhi
DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan istirahat-tidur klien. Hasil pengukuran
Alimul, A. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
tingkat pemenuhan kebutuhann istirahat-tidur klien
Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan.
sebelum dan sesudah diberikan tehnik relaksasi Jakarta: Salemba Medika, 2006.
progresif mengalami perubahan yang bermakna.
Asmadi. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep
Oleh karena itu, tehnik relaksasi progresif dapat Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
dijadikan sebagai salah satu alaternatif tindakan Salemba Medika, 2008.
keperawatan mandiri bagi klien yang mengalami Davis, Marta. The Relaxation & Stress Reduction
gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur Workbook, Alih Bahasa Indonesia; Achiryani
S Hamid dan Budi Anna Keliat. Jakarta: EGC,
sehingga kebutuhan istirahat tidur klien dapat 1987.
terpenuhi baik secara kualitas dan atau kuantitas.
Guyton, Arthur. Human Physiology & Mechanisms
of Disease. Alih Bahasa Indonesia : Petrus
KESIMPULAN DAN SARAN Asdrianto. Jakarta: EGC, 1995.
Pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur klien
Hardinge & Shryock. Mencapai Hidup Prima dan
sebelum diberikan tehnik relaksasi progresif Bugar. Jakarta: Indonesia Publishing House,
didapatkan bahwa 100% responden dengan kategori 2003.
724
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 5 NO.1, FEBRUARI 2011
Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental Prihardjo, R. Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas
Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik; Istirahat Pasien. Editor, Yasmin Asih. Jakarta:
Alih Bahasa, Ratna Komalasari (et al); Editor EGC, 1993.
Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester dkk.
Edisi 4. Jakarta: EGC, 2006.
725