You are on page 1of 16

Paradigma Penyuluhan Pertanian Perusahaan Swasta

(Kasus di Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat)

Agricultural Extention Paradigm Private Companies


(Case in Bandung Barat District West Java Province)
Kuswarini Sulandjari1, Ganjar Kurnia, Tarya J. Sugarda, Heppi Hapsari
1
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang
Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Bandung

Abstract

A paradigm is a set of fundamental beliefs, models, rules for how to behave, a set of rules that guide human
actions. Research Objectives: Assessing the organizers' paradigms and technical paradigms of private
enterprise agricultural extension. Qualitative research, qualitative data through interviews, observation of
document studies and FGDs. Data analysis: reading documents (SOPs, extension materials, invitations,
vouchers, coupons) reading the entire text of the interview transcription, summarizing and eliminating
duplication, classification, description, patterns, and themes. Results: The paradigm of organizing agricultural
extension of private companies is profit oriented from selling agricultural facilities, or marketing agricultural
products; Marketing officers deal with consumer farmers by using marketing techniques and extension methods
to generate attraction and maintain customer loyalty; The paradigm of agricultural extension workers
providing production facilities primarily markets products, achieves activity targets and sales targets, besides
helping farmers. Marketing company extension paradigm: Target quantity, quality and continuity of supply.
Achievement targets to determine the amount of rewards such as salaries and bonuses. Technically the method
of providing knowledge and involving stakeholders: The implementation of private extension uses the
paradigm: persuasive-participatory (solicitation and deliberation), educational-participative paradigm
(education with deliberation) through information services, consultation, guidance and assistance in
accordance with farmers' interests, with an approach of farmers equality, professionalism, satisfying farmers
and democratic. with the principle of equality.

Key words : Agriculture, Extension, Paradigm, Private Companies

Abstrak

Paradigma merupakan seperangkat keyakinan mendasar, model, ketentuan cara berperilaku, perangkat
peraturan yang memandu tindakan-tindakan manusia. Tujuan penelitian : Mengkaji paradigma penyelenggara
dan paradigma teknis penyuluhan pertanian perusahaan swasta. Penelitian kualitatif, data kualitatif diperoleh
melalui wawancara, observasi studi dokumen dan FGD. Analisis data : membaca dokumen ( SOP, materi
penyuluhan, undangan, voucher, kupon) membaca keseluruhan teks hasil transkripsi wawancara, meringkas
dan menghilangkan duplikasi, klasifikasi, deskripsi, pola, dan tema. Hasil penelitian : Paradigma
penyelenggara penyuluhan pertanian perusahaan swasta berorientasi mendapatkan keuntungan (profit
oriented) dari penjualan sarana pertanian, atau memasarkan hasil pertanian; Petugas pemasaran berhadapan
dengan petani konsumennya dengan menggunakan teknik pemasaran dan metode penyuluhan untuk
menimbulkan daya tarik dan menjaga loyalitas konsumen; Paradigma penyuluh pertanian perusahaan
penyedia sarana produksi terutama memasarkan produk, mencapai target kegiatan dan target penjualan,
disamping membantu petani. Paradigma penyuluh perusahaan pemasaran : Target kuantitas, kualitas dan
kontinyuitas pasokan. Capaian target untuk menentukan jumlah imbalan barupa gaji dan bonus. Secara teknis
metode memberikan pengetahuan dan melibatkan para stake holder : Penyelenggaraan penyuluhan swasta
menggunakan paradigma : persuasif-partisipatoris ( ajakan dan musyawarah), paradigma edukatif-partisipatif
(pendidikan dengan musyawarah) melalui layanan informasi, konsultasi, bimbingan dan pendampingan sesuai
kepentingan petani, dengan pendekatan kesetaraan, profesionalisme, memuaskan petani dan demokratis.
dengan prinsip kesetaraan.

Kata Kunci : Paradigma, Penyuluhan, Pertanian, Perusahaan Swasta

1 Korespondensi Penulis
E-mail : kuswarini_s@yahoo.com
Pendahuluan tenaga penyuluh pertanian sebanyak
30.165 orang (Pusluhtan, 2016) dalam
Upaya mencapai sukses target
pembangunan, Kementerian Pertanian Pramono1, at al., (2017). Hal tersebut
menentukan Strategi Induk Pembangunan mengakibatkan beban kerja setiap
Pertanian (SIPP) 2013-2045, diantaranya penyuluh cukup besar karena wilayah
adalah penelitian, inovasi dan sumberdaya binaan penyuluh cukup luas dan jumlah
manusia berkualitas. RPJMN tahap ke 3 kelompok tani binaan cukup banyak
(2015-2019) difokuskan untuk (Pramono et. al., 2017).
memantapkan pembangunan secara Secara kualitas diantaranya diulas
menyeluruh dengan menekankan Sufiani, at al., (2009), hasil penelitian
pembangunan kompetitif perekonomian penyuluhan di Jawa Barat menunjukkan
yang berbasis sumberdaya alam yang bawha : faktor-faktor motivator
tersedia, sumberdaya manusia yang pendorong semangat kerja penyuluh tidak
berkualitas dan kemampun penguasaan memadai yaitu motif berprestasi rendah,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak kesempatan pengembangan dan promosi
terpisahkan dengan pentahapan rencana karir rendah. Penyuluh pertanian bekerja
pembangunan jangka panjang (RPJPN) dengan faktor-faktor hygine pencegah
2005-2025. Kebijakan pembangunan ketidak puasan rendah yaitu kondisi kerja
pertanian 2015-2019 diantaranya dalam (sarana-prasarana pendukung kerja)
hal deseminasi teknologi dan kebijakan kurang baik, gaji dan honor rendah serta
dalam penyuluhan (Kementerian kurangnya supervisi/pembinaan.
Pertanian, 2014). Demikian halnya hasil penelitian Cahyono
Umali-Deininger(1997) dalam (2014) yang mengevaluasi 126 penyuluh
Syahyuti 2014 mengungkapkan bahwa pertanian pemerintah dari Badan
komersialisasi pertanian membutuhkan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
semakin meningkatnya permintaan Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Malang,
terhadap penyuluhan yang semakin menemukan hasil yang kurang
spesifik dari sisi klien dan menyenangkan. Pada level SDM,
materi(specialized client-and location- diperkirakan hanya 17,5% petugas
specific extension services). Permintaan ini penyuluh pertanian yang benar-benar
lebih tepat jika disediakan oleh penyuluh terspesialisasi sebagai penyuluh, sementara
swasta yang berbentuk for-profit firms sisanya hanya datang dari bidang-bidang
yang lebih responsif. terkait. Lebih dari itu, beban kerja dari
Dari sisi yang lain, di Indonesia penyuluh dua kali lipat dari beban ideal
secara kuantitas dan kualitas terdapat yang direkomendasikan Kementerian
kekurangan pada penyuluhan pemerintah. Pertanian. Di sisi lain, hanya 31,7% petani
Secara kuantitas salah satu kendala dalam melihat bahwa program penyuluhan
pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah pertanian bermanfaat bagi mereka.
kurangnya jumlah tenaga penyuluh. Pada Sejumlah masalah yang muncul mencakup
tahun 2016, jumlah penyuluh pertanian di masalah kurangnya partisipasti petani,
seluruh Indonesia sebanyak 47.898 orang kurangnya anggaran, tidak adanya forum
terdiri dari PNS 25.932 orang (54,14%), penyuluhan lintas sektor, kurangnya
penyuluh THL APBN 19.083 orang kecakapan kerja penyuluh pertanian dari
(39,84%) dan penyuluh THL APBD 2.883 organisasi lain, dan tidak adanya alat
orang (6,02%) sedangkan jumlah penyuluhan yang layak. 95,2% penyuluh
desa/kelurahan di seluruh Indonesia pertanian menyatakan bahwa mereka
sebanyak 78.063 sehingga untuk masih memerlukan pelatihan dalam
memenuhi kebutuhan satu desa satu berbagai bidang seperti penggunaan
penyuluh masih terdapat kekurangan teknologi informasi (75,40%), pemasaran
produk pertanian (65,87%), dan sementara penyuluh swadaya adalah
penggunaan teknologi pertanian yang pelaku utama yang berhasil dalam
sesuai (64,29%). usahanya dan warga masyarakat lainnya
Ulasan di atas menunjukkan yang dengan kesadarannya sendiri mau
besarnya tuntutan terhadap penyuluhan dan mampu menjadi penyuluh. Undang-
untuk perkembangan pertanian dan undang tersebut dapat dipersepsikan
agribisnis pada era global. Ditambah bahwa terdapat kesamaan penyuluh swasta
dengan kurangnya kuantitas dan kualitas dengan penyuluh swadaya “dengan
penyuluhan di Indonesia, maka pelibatan kesadarannya sendiri” untuk bekerja
sektor swasta menjadi penting. dengan prinsip nirlaba atau sosial
Sebagaimana pernyataan Rivera, dan Alex (Syahyuti, 2014). Pada Permentan No. 61
(2004), pemerintah sendiri tidak akan tahun 2008 dijelaskan bahwa salah satu
dapat mencapai sasaran pelayanan penyuluh swasta adalah penyuluh yang
penyuluhan sesuai dengan tuntutan. berasal dari dunia usaha. Jika
Pelayanan tersebut memerlukan peran dipersepsikan sama dengan penyuluh
lembaga swasta sehingga penyuluhan swadaya “dengan kesadarannya sendiri”.
bukan hanya program pemerintah tetapi Pertanyaan adalah : apakah dunia usaha
merupakan program banyak lembaga agar (perusahaan) menyelenggarakan
dapat melayani masyarakat untuk dapat penyuluhannya dari “kesadarannya
memperoleh pengetahuan dan informasi sendiri” dengan motif sosial/nirlaba atau
baru. Sesuai dengan Rivera and Cary sebaliknya dengan prinsip untuk
(2005) dalam Syahyuti 2014 bahwa mendapatkan laba. Jika atas kesadaran
konsep privatisasi penyuluhan dimulai sendiri dengan prinsip nirlaba diantaranya
semenjak 1980-an oleh pemerintahan di dapat disalurkan melalui tanggung jawab
berbagai negara. sosial (corporate social responsibility
Di Indonesia, pelibatan penyuluh =CSR) sebagai wujud partisipasinya
pertanian swasta telah ditetapkan dalam memenuhi kebutuhan penyuluh pertanian.
Undang Undang No 16 Tahun 2006 Selain itu perusahaan swasta
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, dimungkinkan berorientasi profit.
Perikanan, dan Kehutanan. Sasaran Dari sudut pandang (perspektif)
pelibatan masih bersifat kuantitatif, yaitu dunia usaha, prinsip nirlaba tentunya
memenuhi kekurangan tenaga penyuluh kurang sesuai. Menurut Umali-Deininger
pertanian (Syahyuti 2014). Sektor swasta dan Schwartz (1994) penyelenggara
merupakan salah satu sektor yang terlibat penyuluhan swasta adalah perusahaan
pada penyuluhan pertanian. Dalam penyedia input produksi dan perusahaan
undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pemasar hasil pertanian. Penyuluh
Penyuluh swasta adalah penyuluh yang pertanian swasta perlu mendapatkan
berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga jaminan bahwa investasi yang mereka
yang mempunyai kompetensi dalam berikan memberikan hasil. Hal ini berarti
bidang penyuluhan. Pelaksanaan pengeluaran akan lebih kecil dari
penyuluhan pertanian swasta diatur pemasukan yang diterima swasta.
dengan Permentan No 61 Tahun 2008 Pemasukan ini dipengaruhi oleh sifat
tentang Pedoman Pembinaan Penyuluh produk, derajat spesifisitas informasi atau
Pertanian Swadaya dan Swasta. teknologi, ukuran dan tingkat pertumbuan
Diantaranya menetapkan : Keterlibatan permintaan penyuluhan petani, tingkat
penyuluh swasta dilaksanakan dengan perkembangan pasar input dan output,
sistem kemitraan; Penyuluh swasta adalah derajat pembangunan infrastruktur
penyuluh yang berasal dari dunia usaha pendukung, dan derajat persaingan pada
dan/atau lembaga yang mempunyai pasar pelayanan penyuluhan swasta
kompetensi dalam bidang penyuluhan, (Umali-Deininger dan Schwartz, 1994).
Selanjutnya Umali-Deininger dan diantisipasi jika memberikan keleluasaan
Schwartz (1994) lebih dari itu bila yang besar kepada penyuluh swasta
berhadapan dengan sektor atau usaha adalah: 1. di mana sebagian besar
berisiko tinggi dan kemungkinan rugi pengetahuan termasuk tentang pertanian
secara finansial dan merugikan dari segi sesungguhnya sudah menjadi milik umum
bisnis. Pemasukan-pemasukan ini harus (public good); 2. kekhawatiran kurang
mampu menutupi dan memberikan surplus memerhatikan aspek-aspek manajemen
terhadap pengeluaran yang dipengaruhi lingkungan; 3. kekhawatiran akan kurang
oleh pasokan dan permintaan SDM memerhatikan para petani yang tergolong
penyuluhan yang berkualifikasi, ekonomi lemah (lack adequate access to
skala operasional penyuluhan, dan educational institutions); 4. kekhawatiran
ketersediaan bahan penyuluhan publik. akan kurang memberikan informasi
Umali, Feder dan Haan, 1992), dalam berkenaan dengan bagaimana menekan
Swanson dan Sammy (2002), bahwa resiko berusaha untuk petani dan juga
layanan swasta dirancang untuk menekan biaya transaksi; dan 5.
mempromosikan dan memperkuat loyalitas kekhawatiran akan kurang memerhatikan
pelanggan, dengan demikian, memperluas isu-isu kesehatan terutama dalam aplikasi
pangsa pasar perusahaan. Hal ini sesuai berbagai obat-obatan kimia terhadap
menurut pernyataan Schwatrz (1994), manusia. Privatisasi penyuluhan juga dapat
bahwa peran pemasaran bagi penyuluh mengancam keberadaan dan
dapat mengalihkan penyuluh dari tugas pendayagunaan kearifan lokal (local
utama mereka, ini menjadikan hal yang indigenous technology) yang ada pada
kontroversial dari ekstensi publik. Ferroni masyarakat.
dan Zhou ( 2018) menyatakan Ada juga Terselenggara dan tercapainya
ambivalensi tentang sektor swasta dalam tujuan penyuluhan terkait dengan cara
pertanian. Tetapi pertumbuhan pertanian pandang (paradigma) para pemangku
berhasil. kepentingan (stake holder) penyuluhan.
Sajeev dan Swamy (2008:46) juga Sesuai dengan pernyataan Guba (1990)
mengingatkan bahwa penyuluh swasta dalam Cresswell (2014),  pengertian
memiliki kelemahan karena kemungkinan paradigma adalah “a basic set of beliefs
akan menghindari petani kecil dan that guide action” sekumpulan keyakinan
marjinal yang justru paling membutuhkan, dasar yang membimbing tindakan
berfokus pada daerah yang manusia. Paradigma merupakan kerangka
menguntungkan, kurang terpelajar dan berpikir (Kamus Bahasa Indonesia
lebih berorientasi pada meraih keuntungan Online). Kata “Paradigma" dalam bahasa
sebesar-besarnya, berfokus lebih pada Inggris adalah "paradigm" yang berarti
tanaman yang menguntungkan mereka, "model" (Echols dan Shadily, 1992:417).
dan elemen-elemen komersial akan besar Sedangkan Barker (Barker, 1999:38),
pada kontak antara petani dan penyuluh menyatakan bahwa kata "paradigma"
pertanian swasta. Selain itu, Sushama dan berasal dari bahasa Yunani
Bhaskaran (2008:41) mengingatkan yaitu "Paradeigma", yang juga berarti
potensi penyuluh swasta untuk model, pola, dan contoh, paradigma
mengeksploitasi petani. Sementara itu, sebagai seperangkat peraturan dan
Jose (2008:31) juga mengingatkan potensi ketentuan (tertulis maupun tidak)
kalau penyuluh swasta dapat tidak peduli yang melakukan dua hal: (1) ia
dengan prinsip keberlanjutan dan bahkan menciptakan atau menentukan batas-batas;
dapat mendorong eksploitasi sumber daya dan (2) cara untuk berperilaku di dalam
alam semaksimal mungkin. batas-batas tersebut agar menjadi orang
Syahyuti (2014) mengulas adanya yang berhasil (Barker, 1999: 38-40).
permasalahan lain yang perlu pula
Menurut Redfield (1956) dan atau fakta yang berdiri sendiri, terlepas
Koentjaraningrat (1979) dalam Sitorus at dari persoalan apakah individu-individu
al. ada tiga wujud kebudayaan yaitu : menyukainya atau tidak menyukainya.
wujud ideal, wujud aktifitas dan wujud Masyarakat dalam strukturnya (bentuk
kebendaan. Ditinjau dari wujud pengorganisasian, peraturan, hirarki
kebudayaan tersebut, paradigma kekuasaan, peranan-peranan, nilai-nilai,
merupakan wujud ideal kebudayaan. dan apa yang disebut sebagai pranata-
Paradigmamerupakan pola pikir. Menurut pranata sosial) merupakan fakta yang
Koentjaraningrat (1969) dalam LIPI terpisah dari individu, namun
(1969) dalam (Sayogyo dan Pudjiwati mempengaruhi individu tersebut.
Sayogyo, 1999) pola-pola berpikir Sesuai dengan “paradigma
mempengaruhi tindakan-tindakan dan sosiologi fakta sosial” paradigma
kelakuan mereka (anggota masyarakat), penyelenggaraan pnyuluhan pertanian
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun diilustrasikan pada gambar berikut.
dalam hal membuat keputusan yang
penting dalam hidup. Perusahaan Organisasi Sosial
Suatu perusahaan merupakan
Paradigma Perusahaan Formalitas Pengendalian
organisasi sosial. Salah satu ciri organisasi
sosial menurut Berelsen dan Steiner (1964)
dalam Sitorus at al. (1998) adalah adanya
formalitas yaitu perumusan tertulis Paradigma Penyuluhan Formalitas/aturan
mengenai tujuan dan aturan-aturan,
kebijakan dan ketentuan serta keputusan Paradigma Penyelenggaraan
dan lainnya. Termasuk ketentuan berkaitan Penyuluhan
dengan pengendalian anggotanya. Untuk
pengendalian anggota organisasi menurut
Etzioni (1965) dalam Sitorus at al., Penyuluh
terdapat kategori sarana yaitu 1. Sistm
pengendalian yang memanfaatkan Sasaran Penyuluhan
kekuatan memaksa (coercisive power) ; 2.
Pengendalian yang memanfatkan ganjaran Sumber : Dokumen Pribadi
material uang atau benda (utilitarian Gambar 1. Alur Paradigma Penyuluhan
power); 3. Sistem pengendalian yang Perusahaan Swasta
memanfatkan simbol-simbol, prestise,
tanda jasa (sosial power). Berdasarkan Bardasarkan ulasan di atas
pernyataan Etzioni tersebut berarti permasalahan penelitian ini adalah : 1.
perusahaan swasta juga menerapkan sistim Bagaimana kondisi paradigma
pengendalian terhadap karyawannya. penyelenggara penyuluhan perusahaan
Penyuluhan pertanian perusahaan swasta ? 2. Bagaimana kondisi paradigma
swasta dilakukan oleh petugas pemasaran, teknis penyuluhan pertanian perusahaan
atau petugas pembeli hasil pertanian. swasta ?.
Tugas mereka ditentukan oleh perusahaan Sudah ada beberapa penelitian
sesuai dengan tujuan dan paradigma tentang penyuluhan pertanian swasta.
perusahaan. Paradigma penyelenggara Talib, at al. (2018), Publick and Private
penyuluhan swasta terwujud pada aturan Extension Services as a Source of Informatin
for Small Farmer Capacity Buildings in
tentang penyelelenggaraan penyuluhan,
Pakistan. Tujuan penelitian adalah untuk
misalnya standar oprasional prosedure menguji efektivitas teknologi informasi dan
(SOP). Hal ini sesuai dengan “paradigma komunikasi (TIK) yang digunakan oleh
sosiologi fakta sosial” Durkheim (1895), penyedia penyuluhan pertanian publik dan
memandang masyarakat sebagai kenyataan swasta bagi petani kecil di Pakistan”.
Nagarajan, at al., (2015), tentang pertimbangan bahwa lokasi tersebut
“Empirical Analysis on the Impact of merupakan zona agriekosistem dataran
Private-sector R&D on Cotton tinggi yang secara geografis maupun
Productivity in India” Tujuan penelitian : demografis adalah sentra produksi sayuran
berupaya memperkirakan dampak dataran tinggi yang intensif akan berdaya
diferensial dari penerapan Kapas Hibrida serap tinggi dalam penggunaan input luar
Bt. Anchaver (2015) mengadakan baik alat dan mesin pertanian, benih,
penelitian yang berjudul “The Role of pupuk, bahan media tanam, perangsang
Private Extension Services in Developing pertumbuhan, pestisida dan lainnya
Nigerian Agriculture”. Studi melalui (Williams, at al., 1993). Di daerah
penelitian ini bertujuan untuk tersebut terdapat sekitar 100 perusahaan
mengeksplorasi fenomena ekstensi swasta, swasta yang memasarkan produknya dan 5
faktor-faktor yang menentukan ke sektor perusahaan pemasaran hasil pertanian.
ini di Nigeria dan dampaknya terhadap Selain itu di Kecamatan Lembang terdapat
pengembangan pertanian khususnya dalam sekitar 30 buah kios sarana produksi
menggantikan lembaga-lembaga publik. pertanian.
Ayansina et al (2013), penelitian tentang Penelitian ini merupakan penelitian
“Assessment of Public and Private kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
Extension Administration in Southwestern suatu proses penelitian dan pemahaman
Nigeria” Studi penelitian ini bertujuan yang berdasarkan pada metodologi yang
mengeksplorasi fenomena ekstensi swasta menyelidiki suatu fenomena sosial dan
di Nigeria dan dampaknya terhadap masalah manusia. Pada pendekatan ini,
pengembangan pertanian khususnya dalam peneliti membuat suatu gambaran
menggantikan lembaga-lembaga publik. kompleks, meneliti kata-kata, laporan
Ali et al (2011), tentang “Role of Private terinci dari pandangan responden, dan
Extension System in Agricultural melakukan studi pada situasi yang alami
Development Through Advisory Services (Creswell, 2014). Pada penelitian ini,
in the Punjab, Pakistan” Penelitian ini Individu dan kelompok individu tersebut
menganalisis jenis layanan penyuluhan adalahpelaksana penyuluhan swasta dan
yang diberikan oleh sistem penyuluhan sasaran penyuluhan adalah petani.
swasta kepada petani. Bogdan dan Taylor (Moleong,
Dibandingkan dengan penelitian- 2007:3) mengemukakan bahwa
penelitian di atas, penelitian ini menitik metodologi kualitatif merupakan prosedur
beratkan pada pemahaman penyuluhan penelitian yang menghasilkan data
pertanian swasta dari sisi paradigmanya. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun
Tujuan Penelitian : 1. Mengetahui kondisi lisan dari orang-orang dan perilaku yang
paradigma penyelenggara penyuluhan diamati. Konstruktivisme adalah suatu
pertanian perusahaan swasta. 2. Mengkaji filsafat pengetahuan yang memiliki
paradigma teknis penyuluhan pertanian anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil
perusahaan swasta. dari konstruksi manusia itu sendiri.
Manusia mengkonstruksi pengetahuan
.
mereka melalui interaksi dengan obyek,
fenomena, pengalaman dan lingkungan
Metode Penelitian
mereka. Suatu pengetahuan dianggap
Berdasarkan fokus penelitian benar bila pengetahuan itu dapat berguna
tersebut, maka secara sengaja (purposive) untuk menghadapi dan memecahkan
penelitian dilakukan di lokasi yang banyak persoalan yang sesuai (Suparno, 2008).
terdapat penyuluh dari perusahaan yaitu di Penelitian ini menggunakan
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung pendekatan kualitatif. Pendekatan
Barat, Jawa Barat. Penentuan dengan kualitatif dipandang paling sesuai dengan
permasalahan yang diangkat karena Sugiyono (2011) adalah teknik
mampu melihat dan mengkontruksi pengambilan sumber data (nara sumber)
paradigma penyuluhan perusahaan swasta. yang pada awalnya jumlahnya sedikit,
Selain itu pendekatan kualitatif dapat lama-lama menjadi besar. Hal tersebut
melihat pada proses yang berlangsung, dilakukan karena dari jumlah sumber data
khususnya terkait dengan aspek yang sedikit belum mampu memberikan
paradigma. Pendekatan kualitatif juga data yang memuaskan, maka mencari
untuk mengetahui penyelenggaraan orang lain lagi yang dapat digunakan
penyuluhan menurut perspektif petani dan sebagai sumber data (Sugiyono, 2011:
pihak pemerintah. Hal ini sejalan dengan 218). Nasution (1988) dalam Sugiyono
pendapat Raco (2010) bahwa penelitian (2011: 220) penentuan nara sumber
kualitatif mencari pengertian yang dianggap telah memadai apabila telah
mendalam tentang suatu gejala, fakta, atau sampai kepada taraf “redundancy”
realita, yangdalam hal ini adalah (datanya telah jenuh, bila ditambah lagi
paradigma penyuluhanpertanian swasta tidak memberikan informasi yang baru).
menurut individu. Individu tersebut adalah Narasumber (informan) dalam
: penyuluh pertanian swasta, petani dan penelitian ini adalah : Penyuluh dari
atau kelompok tani sasaran beserta perusahaan swasta yang melakukan
steakholder terkait dengan penyuluhan di Kecamatan Lembang. Dari
penyelenggaraan penyuluhan swasta. sekitar 100 perusahaan yang memasarkan
Pengambilan data dilaksanakan produknya. dan 5 perusahaan pemasaran.
sekitar bulan April tahun 2017 hingga Perusahaan memasarkan produk : benih,
bulan Oktober tahun 2019. Data pada pupuk dan nutrisi tanaman serta
penelitian ini merupakan data kualitatif perusahaan pestisida. Terdapat 25
baik yang empiris maupun bermakna. perusahaan yang menugaskan tenaga
Menurut Sugiyono (2018), data kualitatif pemasaran (penyuluh) di wilayah
adalah data yang berbentuk kalimat, Lembang. Dari 25 penyuluh terdapat 11
gambar, foto, gerak tubuh, ekspresi wajah. orang penyuluh swasta (sales asisten dan
Kualitatif empiris adalah data sebagaimana sales eksekutif) yang dijadikan nara
adanya, sedangkan data kualitatif sumber, dengan pertimbangan : penyuluh
bermakna adalah data yang perlu dimaknai yang bersedia diwawancara dan ada akses
dari data yang tampak . Data kualitatif untuk berinteraksi dengan penyuluh
empiris pada penelitian ini mengenai tersebut; Penyuluh pemerintah yang
penyelenggaraan penyuluhan. Sedangkan dijadikan nara sumber adalah Penyuluh
data kualitatif bermakna yaitu data Pertanian Lapangan Kecamatan Lembang
mengenai aturan-aturan penyuluhan dan Penyuluh Pengendalian Organisme
(SOP), dan pendapat atau sikap penyuluh Pengganggu Tumbuhan (POPT); Dua
serta petani. orang pemilik kios; Satu orang
Narasumber ditentukan secara distributor; Satu orang ketua Gapoktan;
purposif berdasarkan pertimbangan dan Empat orang ketua kelompok tani ; Lima
tujuan tertentu setelah peneliti mamasuki belas orang petani.
situasi sosial penyuluhan pertanian swasta. Teknik pengumpulan data dengan
Pertimbangan tertentu ini adalah yang triangulasi. Triangulasi merupakan teknik
dianggap paling tahu tentang apa yang pengumpulan data yang bersifat
diharapkan, atau yang memudahkan menggabungkan dari berbagai teknik
peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial pengumpulan data dan sumber data yang
yang diteliti. Untuk menentukan nara telah ada. Triangulasi untuk sumber data
sumber berikutnya dilakukan dengan maupun triangulasi teknik pengumpulan
metode snowball. Snawball sampling data (Sugiyono, 2018). Berbagai teknik
(Bogdan dan Biklen (1982) dalam pengumpulan tersebut adalah : 1.
Wawancara ditranskripsikan dan menggunakan panduan wawancara. Sesuai
dianalisis lebih lanjut; Wawancara dengan Nasution (1988) dalam Sugiyono
mendalam dan diskusi dengan nara sumber (2018), bahwa dalam penelitian kualitatif
penyuluh swasta dan petani serta pihak tidak ada pilihan lain bahwa manusia
terkait. Wawancara merupakan dalam hal ini peneliti sebagai instrumen
“percakapan antara dua orang dengan satu penelitian utama. Wawancara dirancang
orang mencoba mengarahkan percakapan secara spesifik untuk masing-masing
untuk mendapatkan informasi dengan kelompok responden. Walau begitu, pada
tujuan spesifik” (Gorden, 2008). dasarnya instrumen penelitian menanyakan
Wawancara dilakukan secara aktif untuk isu yang sama hanya dari perspektif yang
memaksimalkan hasil dan ini dilaksanakan berbeda-beda.
dengan membangun secara kolaboratif Untuk menjawab tujuan penelitian,
makna dari narasi wawancara (Gorden, analisis data dilakukan dengan metode
2008:9) ; 2. Diskusi mendalam dilakukan kualitatif. Tahapan analisis data yaitu
melalui focus group discusion (FGD) membaca dokumen yaitu SOP, materi
penyuluh pertanian swasta. FGD penyuluhan, contoh undangan, voucher,
dimaksudkan untuk memperoleh data dari kupon, dan lainnya. Selain itu juga
dari suatu kelompok berdasarkan hasil membaca keseluruhan teks hasil
diskusi yang terpusat pada isu tertentu. transkripsi wawancara, diiringi dengan
Selain itu juga untuk menghimpun data meringkas dan menghilangkan duplikasi.
sebanyak-banyaknya dari nara sumber, Selanjutnya, peneliti melakukan klasifikasi
mengenai informasi kelompok, sikap terhadap hasil wawancara agar intisari
kelompok, pendapat kelompok dan hasil wawancara diperoleh. Dari hasil
keputusan kelompok. Peserta FGD adalah klasifikasi, diperoleh deskripsi, pola, dan
penyuluh swasta, petani dan individu yang tema yang kemudian dilaporkan sebagai
banyak mengetahui penyelenggaraan temuan hasil penelitian (Raco, 2010:76).
penyuluhan swasta, berpengalaman praktis
pada focus masalah, pribadi yang terlibat
dalm focus masalah yaitu petani, tokoh Hasil dan Pembahasan
otoritas terhadap kasus yang didiskusikan ; Paradigma Penyelenggara Penyuluhan
3. Observasi atau pengamatan di lapangan Pertanian Perusahaan swasta
serta pengamatan dilakukan pada
beberapa kasus yang dianggap penting dan Proses Manajemen Penyuluhan
menarik, sebagai bahan pendukung yang
Penyelenggaraan penyuluhan
akan memberikan gambaran spesifik. perusahaan swasta dilakukan melalui proses
Observasi pada acara acara field farmer manajemen. Manajemen penyuluhan
meeting (FFM), dan demonstrasi plot PT perusahaan swasta, meliputi perencanaan,
Agriconi dan Nuefarm serta pada saat pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
penyuluh mengadakan kunjungan ke Perencanaan penyuluhan dibuat oleh
petani ; 4. Studi dokumentasi dilakukan petugas pemasaran (penyuluh prusahaan).
untuk mendapatkan informasi tentang Perencanaan penyuluhan perusahaan penjual
prosedur pelaksanaan standar atau sarana produksi pertanian ( benih, pupuk dan
standart operasional prosedure (SOP), nutrisi tanaman, pestisida) cenderung
waktu, kehadiran dan catatan berkaitan didesain /dirancang secara top down. Secara
dengan penyelenggaraan penyuluhan umum dasar perencanaan perusahaan
swasta yang ada di perusahaan atau pemasaran sarana produksi pertanian
penyuluh serta dokumentasi yang ada di meliputi : produksi secara nasional,
kelompok tani. permintaan dealer, permintaan Region
Instrumen yang digunakan dalam seles manager (RSM), kebutuhan petani,
penelitian ini adalah peneliti dengan permasalahan petani. Isi perencanaan :
jenis kegiatan, frekuensi, komoditi sasaran, Untuk menimbulkan daya tarik dilakukan
petani sasaran, jenis benih, sasaran dan pemberian hadiah-hadiah serta hiburan
jumlah sasaran, tempat alat, bahan dan kepada peserta. Untuk membina loyalitas
konsumsi dan biaya penyuluhan. konsumen dilakukan layanan konsultasi,
Perencanaan penyuluhan perusahaan bimbingan, pendampingan dan layanan
pemasaran hasil pertanian meliputi : purna jual. Dengan demikian metodenya
penentuan jenis komoditi yang akan gabungan antara metode penyuluhan
disalurkan atau diekspor, memperhatikan dengan teknik pemasaran. Pelaksanaan
permintaan pasar domestik dan ekspor, penyuluh perusahaan pemasaran input
penentuan target ekspor, kesepakatan pertanian : Materi penyuluhan tentang :
harga beli dan harga jual produk yang akan budidaya tanaman, lingkungan, kualifikasi
diekspor. Isi perencaraan penyuluhan produk, spesifikasi produk, kuantitas,
perusahaan pemasaran mencakup : wilayah produk, kontinyuitas pasokan, harga,
sasaran, luas areal, petani dan waktu. negosiasi, perjanjian, menjaga kuantitas
Penyuluhan perusahaan sarana dan kualitas produk, penanganan pasca
produksi pertanian dan pemasaran hasil panen; Metode penyuluhan : anjangsono,
cenderung diorganisasi secara internal, diskusi, konsultasi.
namun ada yang bekerja sama dengan Evaluasi penyuluhan meliputi:
penyuluh input lainnya serta jumlah petani yang hadir, capaian target
berkoordinasi dengan penyuluh kegiatan dan capaian penjualan. Evaluasi
pemerintah, tokoh tani dan pemilik kios penyuluhan pemasaran hasil : capaian
sarana produksi pertanian setempat. kuantitas dan kualitas serta kontinyuitas
Pengorganisasian penyuluhan perusahaan pasokan produk, realisasi perjanjian.
benih, pupuk dan nutrisi tanaman serta Proses manajemen penyuluhan
perusahaan pestisida meliputi : biaya tersebut di atas menunjukkan bahwa
pemasaran termasuk dalam biaya produksi penyuluhan perusahaan penjual sarana
sehingga merupakan komponen untuk produksi pertanian bertujuan
menentukan harga jual Pelaksanaan memasarkan dan menjual produk untuk
penyuluhan bersama petani ada kalanya mencapai omzet penjualan sebanyak-
bersama kios. Penyuluh ada yang banyaknya dan mempertahankan loyalitas
menghubungi penyuluh pemerintah, konsumen sesuai dengan kebutuhan
menghubungi kelompok tani, key farmer, petani. Kotler (2001) mengemukakan bahwa
invluerer, kios. Selain itu juga melakukan pemasaran berarti bekerja dengan pasar
distribusi undangan, menyiapkan tempat sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang
alat dan bahan, pemasangan atribut potensial dengan maksud memuaskan
promosi, dan menyiapkan konsumsi. kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga
dapat dikatakan bahwa keberhasilan
Pengorganisasian perusahaan pemasaran :
pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari
interaksi dengan petani pemasok secara
suatu perusahaan. Menurut Stanton
personal adakalanya secara kelompok,
(2001), definisi pemasaran adalah suatu
koordinasi dengan pembeli dan persiapan
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
admisistrasi.
bisnis yang ditujukan untuk
Pelaksanaan penyuluhan
merencanakan, menentukan harga,
perusahaan penjual sarapa produksi
mempromosikan dan mendistribusikan
pertanian : Materi sebagian besar tentang
barang atau jasa yang memuaskan
produk yang dipasarkan, budidaya
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
tanaman serta lingkungan; Metode
maupun pembeli potensial.  Perusahaan
penyuluhan : anjangsono, demplot,
pemasaran hasil bertujuan
farmers meeting, farmers day, Fieldtrip.
mempertahankan kualitas, kuantitas dan
Teknik pemasaran : one day promo,
kontinyuitas pasokan.
luonching product, dan lain-lainnya.
Proses Penyuluhan komersial, kunjungan niaga, aktifitas yang
Menurut penjelasan pihak terkait dengan bisnis perusahaan, atau
perusahaan (Staf Perusahaan Swasta meningkatkan hubungan bisnis; 2. Dalam
Sarana Produksi Pertanian) bahwa fungsi kegiatan wajib
petugas penyuluh perusahaan adalah : 1. mempresentasikan /memaparkan product
Melakukan promosi secara langsung knowledge bisa salah satu atau beberapa
dengan cara memperkenalkan produk jenis merek produk dengan penggolongan :
perusahaan sesuai komoditi yang ditanam ; merek wajib, merek prioritas, merek
2. Memberikan bimbingan mengenai penting, produk baru, merek lain yang
teknik budidaya tanaman ; 3. Membantu sampelnya masih ada ; 3. Pemberian
memberikan solusi mengenai sampel-sampel produk; 4. Dapat
permasalahan yang dihadapi petani. dilakukan penjualan produk biasanya
Pedoman pelaksanaan kegiatan meminjam dari retailer atau kios ; 5.
penyuluh swasta adalah standart Ditentukan target kegiatan setiap kuartal
operational prosedure (SOP). Tujuan dan atau setiap tahun untuk setiap penyuluh
pelaksanaan penyuluhan pertanian swasta dan untuk satu perusahaan; 6. Terdapat
dapat dilihat dari (SOP) penyuluh swasta ketentuan sasaran, jumlah sasaran, waktu,
yang dibuat oleh perusahaan. Berikut biaya, tekhnik penyelenggaraan, serta
ulasan SOP dari salah satu perusahaan ketentuan pembuatan perencanaan
swasta. Menurut penyuluh dari 5 penyuluh untuk mendapat persetujuan.
perusahaan lainnya bahwa secara Untuk terlaksananya kegiatan
substansi SOP tersebut sama dengan SOP sesuai dengan SOP diperlukan prasarana,
dari perusahaannya, namun ada perbedaan sarana dan biaya. Menurut penjelasan
redaksi dan ketentuan standar capaian, seorang Sells Executif salah satu
jenis dan jumlah imbalan serta sangsi pada perusahaan pestisida dan seorang Sells
masing perusahaan. SOP tersebut Asisten salah satu perusahaan pestisida :
menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan “Bahwa biaya yang digunakan untuk
yang terdapat dalam standar operasional kegiatan mereka adalah biaya dari
prosedur penyuluhan perusahaan sarana perusahaan termasuk dalam biaya
produksi swasta bersifat agresif promotion pemasaran. Menurut penjelasan staf
dan massive promotion. Sasaran perusahaan benih bahwa biaya petugas
penyuluhan adalah : petani kunci, petani, lapang pemasaran (penyuluh) termasuk
kios, dan perkebunan, dan petani pada budget biaya promosi. Biaya promosi
umumnya. Kegiatan tersebut meliputi : tersebut diperhitungkan untuk
demo solution, demo, techno & menentukan harga jual. Biasanya nilainya
commercial meeting key farmers, techno tidak lebih dari 1,5 % dari harga jual.
& comercial meeting retailer, techno & Dengan demikian biaya penyuluhan tidak
comercial meeting distributor, techno & termasuk dalam biaya “corporate social
comercial meeting plantation, field responsibility (CSR)”.
monthly meeting, farmer meeting, key Biaya pemasaran/penyuluhan
farmers meeting, technical meeting digunakan untuk menentukan harga
followup demo plantation, retailer produk. Sesuai dengan pernyataan Umali
meeting, field trip, solution expo, Deininger dan Schwartz (1994), berikut. :
harvesting festival, big harvesting festival, cara untuk memperoleh pendapatan yang
one day promo, plantation event, farmers digunakan penyuluhan swasta berbeda-
on event, product launching. beda mulai dari memasukkan biaya
Standart operasional tersebut penyuluhan pada harga produk mereka
menunjukkan : 1. Sesuai dengan hingga memberikan tarif langsung pada
definisinya, bahwa setiap kegiatan pemerintah atau petani untuk jasa
merupakan aktifitas promosi, demo
penyuluhan (Umali-Deininger dan harapan perusahaan, penyuluh
Schwartz, 1994:38). mendapatkan sanksi.
Kegiatan petugas pemasaran SOP suatu perusahaan, diantaranya
perusahaan melalui penyuluhan mencantumkan :
merupakan pengejawantahan/perwujudan Pemberian kelas kendaraan oprasional
paradigma dalam tindakan. Roda 4: Kelas 1 (kendaraan senilai
>Rp.300jt) utk marketing dengan omset
Tujuan kegiatan menurut penyuluh : rata2Rp.500jt/bulan.
“......... mengadakan kegiatan dengan
petani bertujuan : memperkenalkan produk Kelas 2 (kendaraan senilai >Rp.200jt) utk
baru, meningkatkan penjualan produk, marketin dengan omset rata-rata Rp.300jt/
meningkatkan penjualan produk yang bulan. Kelas 3 (kendaraan senilai
turun omsetnya, menjaga supaya jumlah >Rp.150jt) utk marketing dengan omset
penjualan produk tidak turun........ rata2 Rp.200jt/bulan. Kelas 4
“(Penyuluh swasta/SE). (kendaraan senilai >Rp.100jt) untuk
marketing dengan omset rata2
Sebelum melaksanakan kegiatan, penyuluh Rp.100jt/Bulan diberikan minimal rata2
membuat perencanaan. selama 9 bulan atau mencapai Target
Triwulan Berturut-turut 3kali.
“....................Perencanaan yang dibuat Evaluasi kinerja berdasarkan SOP :
berdasarkan pada target. Ada dua macam 1) Marketing dengan penjulan terbaik per
target yaitu target sales dan target Tahun akan diberi catatan khusus (untuk
marketing. Target sales berupa tonase penilaian pada system Index Kinerja di
penjualan (omset). Target sales HRD); 2) Marketing yang menjual
(penjualan) dicapai dengan target memenuhi target Triwulan 3 kali berturut-
marketing (pemasaran). Dengan turut akan langsung diberikan fasilitas
mengoptimalkan promosi pada spot yang kendaraan operasional;3)Bila Marketing
telah ditentukan.......” ( Penyuluh dalam masa percobaan, sudah bisa menjual
perusahaan pupuk dan pestisida ) pada 3 dealer/agent atau senilai Rp.100 jt
. maka Otomatis langsung diangkat menjadi
“....................untuk melaksanakan kegiatan pegawai dalam evaluasi Prestasi dan
ada sejumlah penjualan yang harus dicapai menerima fasilitas perusahaan seperti
yaitu target petugas lapang Rp. 200 juta jaminan kesehatan keluarga dll; 4)Dalam
per bulan..........” (Penyuluh perusahaan 1bulan tidak mempunyai nilai penjualan
pestisida) akan di beri catatan khusus untuk;
5)Penilaian penundaan kenaikan pada
Penyuluh swasta melaksanakan system Index Kinerja di HRD; 6) Apabila
tugasnya untuk memasarkan produk. 4 kali dalam satu tahun terdapat penjualan
Motivasi penyuluh dalam melaksanakan bulanan yang kosong akan di beri surat
tugas tersebut untuk memperkenalkan teguran;. 7) Marketing dalam 2 bulan
produk baru, meningkatkan penjualan berturut turut tidak mempunyai nilai
produk, meningkatkan penjualan produk penjualan maka akan di beri surat
yang turun omzet serta menjaga omzet peringatan SP I; 8)Marketing yang telah
penjualan produk. melewati masa evaluasi prestasi, apabila
Dalam melaksanakan perannya dalam 3 bulan berturut-turut tidak ada
pemyuluh mendapatkan imbalan bila penjualan maka akan di Putus Hubungan
sesuai dengan yang diharapkan Kerja; 9) Bila pada masa evaluasi
perusahaan. Apabila capaian penjualan Marketing tidak ada nilai perjualan sama
penyuluh kurang atau tidak sesuai dengan sekali dalam jangka waktu 2 bulan berturut
turut akan di berikan SP III dan Pemutusan
Hubungan Kerja; 10) Bila pada masa SOP Marketing suatu Perusahaan tentang
evaluasi prestasi dalam 1 tahun pertama Perhitungan fee Marketing: a) Regional
tidak memenuhi Target; 11) Penjualan, Marketing 75%., b) Regional Marketing
perusahaan akan memutuskan Hubungan Coordinator 15%., c) Marketing Distric
Kerja.; 12) Bila sudah mendapatkan surat Manager 3.5%., d) Marketing Manager
peringatan Ketiga artinya sekaligus 1.5%., e) Aplikator / Product Promotor 5
merupakan surat Pemutusan Hubungan %
Kerja; 13) Marketing mendapat catatan Menurut penjelasan penyuluh swasta
khusus dianggap salah baca kondisi pasar “............... Saya bekerja terutama untuk
sehingga merugikan perusahaan. Apabila memasarkan produk perusahaan
terdapat toko mereturn(mengembalikan) berdasarkan SOP dan petunjuk teknis dari
barang karena barang tidak laku; perusahaan, dengan adanya fee marketing
14)Apabila lebih dari 3 kali terdapat toko menjadi semangat mencapai omzet
yang return barang karena barang tidak penjualan, selain itu juga membantu
laku, marketing yang membawahi dealer mengatasi permasalahan tanaman petani”
tersebut; 15)Bila Marketing wilayah(RM)/
KoordinatorMarketing Wilyah (RMC)/ SOP dan penjelasan penyuluh
Marketing Distric Manager(MDM) tidak swasta tersebut di atas menunjukkan
dapat bekerjasama dengan pihak Pabrik, bahwa dalam melaksanakan tugasnya para
pihak Pabrik berhak mengajukan penyuluh berdasarkan pada aturan pada
pengganti staf baru yang lebih dapat SOP yang bertujuan memasarkan produk
bekerjasama dengan baik kepada direktur perusahaan dan bersifat promosi dengan
perusahaan; 16) Evaluasi Kinerja ini dana termasuk dalam biaya produksi.
berlaku pada Marketing setelah masa Penilaian kinerja penyuluh berdasarkan
percobaan tiga bulan; 17)Marketing yang kemampuan memasarkan dan menjual
melanggar aturan akan diberikan sanksi produk perusahaan. Penyuluh
dari Surat Teguran sampai pemberian mendapatkan insentif imbalan berupa
Surat Peringatan SP I s/d SP III. bonus sesuai target penjualan. Penyuluh
mendapatkan peringatan atau sangsi bila
“.............Penempatan atau mutasi kurang dan tidak sesuai harapan
penyuluh juga berdasarkan omset, ada perusahaan.
penyuluh yang dipindah tugaskan karena Paradigma penyelenggara
omzet turun atau rendah atau seorang penyuluhan adalah : Penyuluhan swasta
penyuluh dipindah tugaskan untuk merupakan aktifitas promosi. Ketentuan
meningkatkan omset penjualan.........” penyelenggaraannya dibuat oleh
(penyuluh swasta/Sales Asisten) perusahaan terkait dengan bisnis
perusahaan. Sarana dan biaya penyuluhan
“.............Target 2 milyar/tahun/wilayah termasuk dalam komponen biaya
kerja untuk perusahaan besar sampai 1,2 pemasaran produksi, bukan dana CSR.
milyar/3 bulan...............” (Penyuluh Tujuan penyuluhan untuk memasarkan
nutrisi tanaman) produk, meningkatkan penjualan produk
yang turun omzet serta menjaga omzet
“ ..........Selain gaji pokok juga penyuluh penjualan produk. Penyuluhan perusahaan
diberi insentif berdasarkan omset pemasar hasil bertujuan untuk
penjualan misalnya bonus bulanan, bonus mendapatkan laba. Hal tersebut tidak
tahunan, demikian juga jika omset rendah sesuai dengan rumusan Clear et al.
atau turun ada sangsi misalnya, diberi bahwa penyuluhan merupakan jenis
peringatan, dipindah tugas.........“ khusus pendidikan pemecahan masalah
(penyuluh swasta) (problem solving) yang berorientasi pada
tindakan, mengajarkan sesuatu,
mendemostrasikan, dan memotivasi, tapi agribisnis, 4. Pendekatan Kelompok, 5.
tidak melakukan pengaturan (regulating) Fokus pada kepentingan petani. 6.
dan juga tidak melaksanakan program Pendekatan humanistik-egaliter, 7.
yang non-edukatif (Nasution, 1990). Profesionalisme, 8. Akuntabilitas, 9.
Pendapat Kelsey dan Hearne (1955) dalam Memuaskan petani. Paradigma
Siswanto (2012), bahwa penyuluhan tidak penyuluhan tercantum pada Pasal 2 UU 16
menciptakan ketergantungan, tetapi harus tahun 2006 bahwa “Penyuluhan
mampu mendorong semakin terciptanya diselenggarakan berasaskan demokrasi,
kreativitas.  Salah satu dari panca etika manfaat, kesetaraan, keterpaduan,
penyuluh pertanian yang ditetapkan pada keseimbangan, keterbukaan, kerja sama,
konggres Perhiptani 1986 adalah : partisipatif, kemitraan, berkelanjutan,
Penyuluh Pertanian senantiasa berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung
menempatkan keinginan dan kebutuhan gugat”.
petani – nelayan sebagai dasar utama Pelaksana penyuluhan pertanian
pertimbangan dalam mengembangkan perusahaan swasta adalah petugas
program apapun bersama petani – nelayan pemasaran. Penyuluhan yang dilakukan
beserta keluarganya. penyuluh perusahaan swasta diterima oleh
Paradigma penyelenggaraan sasarannya yaitu petani. Penjelasan petani
penyuluhan sesuai dengan ketentuan tentang penyuluhan tersebut adalah :
perusahaan, ukuran kinerja penyuluh yaitu
capaian kegiatan dan omset penjualan. “........... Biasanya pada acara yang
Kinerja penyuluh menentukan imbalan diadakan penyuluh perusahaan baik
dan insentif serta sangsi dari perusahaan. perusahaan pupuk, pestisida, maupun
Penyuluhan bersifat informatif, edukatif, benih menginformasikan tentang produk-
konsultatif, bimbingan, pendampingan. produk perusahaannya, meliputi
pemberian layanan (services), hiburan, kandungan, manfaat, keunggulan, cara
untuk kepentingan perusahaan sesuai penggunaan, dengan cara menunjukkan /
dengan kebutuhan petani. membuktikan dengan demplot,
mengirformasikan harga yang pada
akhirnya memasarkan produk dan
Paradigma Teknis Penyuluhan adakalanya menjual produk..............”
Pertanian Perusahaan Swasta (Wawan, petani dan pemilik kios)

Berdasarkan metode, tersedia “..............penyuluhan diadakan di lokasi


empat paradigma penyuluhan berdasarkan sawah, kebun dengan demplot, di kios
dua dimensi yaitu cara memberikan dan di tempat-tempat istimewa misalnya di
pengetahuan dan cara melibatkan para rumah makan, hotel...........”(Gungun,
stakeholder. Menurut NAFES 2005 : 5, petani)
ada empat paradigma yaitu : 1. Persuasif-
paternalistik : ajakan yang memaksa; 2. “............. Pada acara yang dilaksanakan
(Transfer Teknologi). Persuasif- penyuluh perusahaan sering ada hadiah-
partisipatoris : ajakan dan musyawarah hadiah untuk petani yang hadir dapat
(Pemberian Saran); 3. Edukatif- berupa kaos, sepatu kerja, topi, sampel
paternalistik : pendidikan yang memaksa, produk, minyak goreng, minuman ringan,
(Pengembangan SDM); 4. Edukatif- mi instan dan sebagainya” (Yana, petani)
partisipatif: pendidikan dengan “............... Pada jumlah pembelian tertentu
musyawarah (Pemberdayaan). ada hadiah-hadiah bisa berupa barang-
Paradigma Baru Penyuluhan barang atau voucher hiburan misalnya
Pertanian (Slamet, 2003) adalah : 1. Jasa mancing.......... “(Ohir, Cucu, Ade dan
informasi, 2. Lokalitas, 3. Berorientasi petani lainnya)
selain promosi juga memberi tahu cara
“..........Dalam satu tahun 2 kali pembelian memberikan obat hama dengan dosis yang
jumlah tertentu mendapat tiket mancing dianjurkan, jangan berlebihan karena akan
atau tergantung permintaan kelompok tani menimbulkan hama yang tahan dan
(kelompok tani biasanya pada satu merusak lingkungan.............”Yana (petani)
kios).................” (Penyuluh swasta)
“.........Penyuluh menunjukkan cara
Ulasan petani dan penyuluh memupuk, memberantas hama, menjawab
tersebut di atas menunjukkan bahwa jika ditanya masalah tanaman, jika petani
penyuluhan bersifat persuasif atau ajakan melaksanakan demplot atau menggunakan
mengusahakan tanaman dengan baik, produknya diberi bimbingan dan saran jika
mengatasi permasalahan tanaman tanaman tidak subur atau kena
menggunakan produk perusahaan. Ajakan hama .......” (Gungun, petani).
tersebut bersifat langsung secara verbal Ulasan di atas menunjukkan bahwa
maupun tidak langsung menimbulkan daya penyuluhan merupakan jasa informasi.
tarik dengan pemberian hadiah-hadiah. Selain itu penyuluhan juga memberikan
Hadiah merupakan hadiah kehadiran pada jasa konsultasi melalui pemberian saran
suatu acara dan hadiah pembelian bila ada permasalahan yang dihadapi oleh
sejumlah produk. Hadiah dapat berupa petani. Berdasarkan metode, dalam
potongan harga pembelian produk, memberikan pengetahuan dan melibatkan
voucher untuk hadiah dan voucher untuk para stakeholder penyuluhan swasta
membeli produk. Hal ini ditunjukkan menggunakan paradigma persuasif-
hasil wawancara dengan petani. partisipatoris yaitu ajakan dan musyawarah
“.................. Ilmu yang diberikan banyak (pemberian saran). Selain itu penyuluhan
dari produk, pertumbuhan tanaman, swasta juga menggunakan paradigma
kesuburan tanah, hama, efek residu, Edukatif-partisipatif yaitu pendidikan
dibimbing dengan akrab sehingga bisa dengan musyawarah (pemberdayaan).
konsultasi cara mengatasi masalah pada Penyuluhan memberikan jasa informasi
kondisi yang tepat..............” (Deni dan konsultasi, bimbingan dan
Budiman petani) pendampingan sesuai kepentingan petani,
dengan pendekatan kesetaraan,
“......................penyuluh swasta juga profesionalisme, berusaha memuaskan
memberi tahu tentang teknik budidaya petani dan demokratis.
tanaman yang kurang baik dirubah
menjadi lebih baik, kondisi lingkungan, Kesimpulan
serangan hama dan predator, obatnya tidak
boleh dicampur...........” (Ade Sofyan Paradigma penyelenggara
(petani) penyuluhan pertanian perusahaan swasta
“.............Petani kalau diundang hampir berorientasi untuk mendapatkan
pasti datang misalnya yang diundang 20 keuntungan (profit oriented) dari penjualan
atau 30 orang, aktifitas di ruangan juga sarana pertanian, atau memasarkan hasil
baik, tanya jawab, diskusi, jika membeli pertanian. Petugas pemasaran berhadapan
pada saat acara sering ada bonus, tidak dengan petani konsumennya dengan
memaksa, ada hiburan, makan, tetapi jika menggunakan teknik pemasaran dan
tidak membeli tidak apa atau bisa metode penyuluhan untuk menimbulkan
membeli di kios....” (Cucu Hermawan, daya tarik dan menjaga loyalitas
petani) konsumen. Paradigma penyuluh pertanian
perusahaan perusahaan penyedia sarana
“.........................pada saat pertemuan atau produksi adalah memasarkan produk untuk
berbincang-bincang, penyuluh swasta mencapai target kegiatan dan target
penjualan. Paradigma penyuluh
perusahaan pemasaran adalah target
kuantitas, kualitas dan kontinyuitas
pasokan. Capaian target tersebut untuk
menentukan jumlah imbalan barupa gaji
dan bonus.
Secara teknis metode, dalam
memberikan pengetahuan dan melibatkan
para stake holder ; Penyelenggaraan
penyuluhan swasta menggunakan
paradigma persuasif-partisipatoris yaitu
ajakan dan musyawarah (Pemberian
Saran). Selain itu penyuluhan swasta juga
menggunakan paradigma Edukatif-
partisipatif yaitu pendidikan dengan
musyawarah (pemberdayaan). Penyuluhan
memberikan jasa informasi dan konsultasi,
bimbingan dan pendampingan sesuai
kepentingan petani, dengan pendekatan
kesetaraan, profesionalisme, memuaskan
petani dan demokratis, dengan prinsip
humanistik egaliter (kesetaraan).

Daftar Pustaka

You might also like