You are on page 1of 7

FALSAFAH 

HIDUP DALAM KONSEP KOSMOLOGI
TRI HITA KARANA
I Wayan Padet
dan
Ida Bagus Wika Krishna
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
ABSTRACT
Tri Hita Karana is a Philosophy of life,has a concept that can preserve the cultural
and  environmentaldiversity  amid  globalizastion  and  homoginisasi  lacing.Basically  Tri  Hita
Karana emphasize the three relationships in this life is a relationship with fellow humans being,the
relationship with the surrounding nature and relationship with divinity interrelated with each
other. The essence of Tri Hita Karana fundamental implies three causes of well-being that comes
on  the  harmonious  relationship  between  human  and  God,human  and  nature  and  human
environment with other cultivate Tri Hita Karana will be able to wife out the views that encourage
consumerism,srife and turmoil. In addition Balinesse society teaches uphold the concept of Tri
Hita Karana (concept teachings in Hinduism) and implementasi in daily life.Tri Hita Karana
means three and the causes of happiness means to achieve balance and harmony. Tri Hita Karana
which  consist  of  :  Parhyangan  is  a  balanced  relationship  between  man  and  God
Almighty,Pawongan means a harmonious relationships Between humans and other humans and
palemahan means harmonious relationship between human and the natural environment as a
work of art photography exploration. Tri Hita Karana is a concept visually very menumental
and are valuable,jets of very high aesthetic value,provide a very strong attraction for the artists
to raise it as a source of inspiration in the process its creation.Tri Hita Karana Bali as a source
of ideas for the creation of works of art is very unique ceremonies and aesthetic with full variation
found in each of the ceremonies in Bali.

Keywords : Tri Hita Karana, Philosophy of Life, Cosmology Concept

I.PENDAHULUAN
Konsep  kosmologi  Tri  Hita  Karana harus seimbang,selaras antara satu dan lainnya.
merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah Apabila keseimbangan tercapai,manusia
tersebut  memiliki  konsep  yang  dapat akan hidup dengan mengekang daripada segala
melestarikan  keanekaragaman  budaya  dan tindakan  berakses  buruk.  Hidupnya  akan
lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan seimbang,tentram,dan damai.Hubungan antara
homogenisasi.Pada dasarnya hakikat ajaran Tri manusia dengan alam lingkungan perlu terjalin
Hita  Karana  menekankan  tiga  hubungan secara  harmonis,bilamana  keharmonisan
manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga tersebut  dirusak  oleh  tangan-tangan  yang
hubungan  itu  meliputu  hubungan  dengan jahil,bukan  mustahil  alam  akan  murka  dan
sesame  manusia,hubungan  dengan  alam memusuhinya. Jangan salahkan bilamana terjadi
sekeliling ,dan hubungan dengan Tuhan yang musibah,kalau ulah manusia suka merusak alam
saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan lingkungan.  Tidak  disadari  bahwa  alam
memiliki pedoman hidup menghargai sesame lingkungan  telah  memberikan  kebebasan
aspek  sekelilingnya.  Prinsip  pelaksanaannya

37
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

kepada manusia untuk dimanfaatkan sebesar- upacara-upacaranya  sangat  unik  dan  estetik


besarnya guna kesejahteraan hidupnya. dengan  penuhvariasi  yang  ditemukan  dalam
Hakikat  mendasar  Tri  Hita  Karana setiap upacara-upacara yang ada di Bali.
mengandung  pengertian  tiga  penyebab Originalitas dalam penciptaan karya ini
kesejahteraan  itu  bersumber  pada adalah tidak meniru sebuah karya yang telah
keharmonisan  hubungan  antara  manusia ada,tetapi menciptakan sebuah karya fotografi
dengan  Tuhannya,manusia  dengan  alam seni sebagai sumber ide dari aktivitas upacara
lingkungannya,dan  manusia  dengan masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan yang
sesamanya.  Dengan  menerapkan  falsafah berlandaskan  Tri  Hita  Karana.  Dengan
tersebut  diharapkan  dapat  menggantikan Demikian  betapa  perlunya  kita  untuk
pandangan  hidup  modern  yang  lebih mengamalkan Tri Hita Karana. Untuk menjaga
mengedepankan  individualism  dan keharmonisan  hubungan  antara  manusia
materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana dengan  Tuhan,manusia  dengan  manusia,dan
akan  dapat  memupus  pandangan  yang manusia dengan lingkungan.
mendorong  konsumerisme,pertikaian  dan
gejolak. II. PEMBAHASAN
Selain  itu,  masyarakat  Bali 2.1 Pengertian Tri Hita Karana
mengajarkan  masyarakatnya  dan  memegang Istilah  Tri  Hita  Karana  pertama  kali
teguh konsep Tri Hita Karana (konsep ajaran muncul pada tanggal 11 Nopember  1966,pada
dalam  agama  Hindu),  dan waktu  diselenggarakan  Konferensi  Daerah  I
mengimplementasikannya  dalam  kehidupan Badan Perjuangan Umat Hidu Bali bertempat
sehari-hari.  Tri  berarti  tiga  dan  Hita  Karana di Perguruan  Dwijendra Denpasar. Konferensi
berarti penyebab kebahagiaan untuk mencapai tersebut diadakan berlandaskan kesadaran umat
keseimbangan dan keharmonisan. hindu  akan  dharmanya  untuk  berperan  serta
Tri  Hita  Karana  terdiri  dari  : dalam  pembangunan  bangsa  menuju
Parahyangan  yaitu  hubungan  yang  seimbang masyarakat  sejahtera,adil,dan  makmur
antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan  Pancasila.  Kemudian  istilah  Tri
Pawongan  artinya  hubungan  yang  harmonis Hita  Karana  ini  berkembang,meluas,dan
antara  manusia  dengan  manusia  lainnya,dan memasyarakat.  Tri  Hita  Karana  bersifat
Palemahan  artinya  hubungan  yang  harmonis universal  merupakan  landasan  hidup  menuju
antara  manusia  dengan  lingkungan  alam kebahagiaan lahir dan batin.
sekitarnya sebagai bahan eksplorasi  berkarya Secara leksikal Tri Hita Karana berarti
fotografi seni. tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita
Banyak  seniman-seniman  Bali  yang =  sejahtera,  Karana  =  penyebab).  Tri  Hita
menggunakan  tema  berdasarkan  Tri  Hita Karana,  berasal  dari  bahasa  Sansekerta.
Karana,hal  imi  disebabkan  karena  Tri  Hita Pengertian  Tri  Hita  Karana  adalah  tiga  hal
Karana  secara  visual  merupakan  sebuah pokok  yang  menyebabkan  kesejahteraan  dan
konsep yang sangat menumental dan adiluhung. kemakmuran  hidup  manusia.Konsep  ini
Pancaran  nilai  estetik  yang  sangat  tinggi muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup
memberikan daya tarik yang sangat kuat bagi bemasyarakat  di  Bali.  Bukan  saja  berakibat
para  seniman  Bali  untuk  mengangkatnya terwujudnya  persekutuan  territorial  dan
sebagai  sumber  inspirasi  dalam  proses persekutuan  hidup  atas  kepentingan  bersama
penciptaannya.  Pencipta  sangat  tertarik dalam  bermasyarakat,juga  merupakan
mengangkat  Tri  Hita  Karana  di  bali  sebagai persekutuan  dalam  kesamaan  kepercayaan
sumber  ide  penciptaan  karya  seni  karena untuk memuja Tuhan atau Sang Hyang widhi.

38
FALSAFAH HIDUP DALAM KONSEP KOSMOLOGI  ...(I Wayan Padet, 37-43)
Dengan demikian suatu citi khas desa adat di b. Pegertian Buana Alit
Bali  minimal  mempunyai  tiga  unsur Buana Alit  artinya dunia kecil  atau sering
pokok,yakni : Wilayah,Masyarakat dan Tempat disebut  mikrokosmos.  Sebagai  contoh
Suci untuk memuja Tuhan /Sang Hyang Widhi. makhluk hidup yang disebut mikrokosmos
Perpaduan  tiga  unsur  itu  secara  harmonis adalah manusia.
sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup
yang nyaman,tentram,dan damai secara lahiriah 2.3 Penerapan Tri Hita Karana
maupun bathiniah. Ketimpangan  hubungan  Tri  Hita
Karana  dapat  menimbulkan  bencana  yang
2.2 Bagian-bagian Tri Hita Karana membahayakan  kehidupan  manusia.
2.2.1 Parhyangan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Parhyangan  adalah  hubungan  antara yang  telah  dicapai  disamping  memberikan
manusia  dengan  Tuhan  (Sang  Hyang  Widhi dampak  kekuatan  hidup,juga  memberikan
Wasa) dampak merugikan. Oleh karena alam tempat
hidup mnusia dan sarwa prani diperas habis-
2.2.2 Pawongan habisan  untuk  kepentingan  kenikmatan
Pawongan  adalah  manusia  dengan kehidupan  manusia.  Keseimbangan  yang
manusia.  Manusia  yang  bersifat  individu diciptakan oleh Tri Hita Karana didukung oleh
maupun sosial sehingga memerlukan hubungan ergonomic  karena  ergonomic  merupakan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya. ilmu,seni  dan  teknologi  yang  berupaya
menyerasikan  alat,cara,dan  lingkungan  kerja
2.2.3 Palemahan terhadap  kemampuan,kebolehan,dan  segala
Palemahan dalam arti yang luas,sebagai keterbatasan manusia,sehingga manusia dapat
tembat  manusia  itu  tinggal  dan  berkembang bekerja  secara  optimal.  Dari  pandangan
sesuai dengan kodratnya termasuk sarwa prani. ergonomic  bahwa  lingkungan  atau  kondisi
Dengan  terjadinya  hubungan  yang  harmonis harus seimbang,hutan lindung harus lestari agar
antara manusia dengan Tuhan,manusia dengan lingkungan  kerja  tidak  terlalu
manusia  dan  manusia  dengan  alam,maka panas,bising,lembab,cuaca  buruk  dan  lain
sebagai penyebab terjadinya atau tercapainya sebagainya.
kebahagiaan  dan  kesejahteraan  bersama.Dari
uraian konsep Tri Hita Karana dapat disimak 2.3.1  Prahyangan
dua pengertian yang saling berkaitan yaitu : Penerapan  dari  prahyangan  dapat
a. Pengertian Buana Agung ditujukan  dengan  upaya-upaya  pelaksanaan
Buana Agung berarti alam yang besar,jagat Dewa  Yadnya.  Karena  Parahyangan  itu
raya dan sering juga disebut makrokosmos. merupakan hubungan antara manusia dengan
Semua gugusan bintang,matahari,bumi dan Tuhan, maka penerapannya dapat dilaksanakan
bulan  yang  menjadi  isi  alam  semesta  ini dengan  Dewa  Yadnya.  Misalnya  dengan
disebut  Buana Agung.Tuhan  adalah  jiwa membersihkan pura-pura,rajin sembahyang dan
dari  jagat  raya  ini  sehingga Tuhan  sering juga dengan melaksanakan ajaran ajaran agama
bergelar Seru Sekalian Alam. Akibat Tuhan dan  menjauhi  larangan-larangan  Tuhan.
memberikan  jiwa  pada  ciptaanya  maka Penerapan  Parahyangan  di  tingkat  daerh
Tuhan  juga  yang  mengatur  gerak  atau adalah berupa Kahyangan Jagat.
peredaran alam semesta ini. Sesuai  arti  harafiahnya,  Pura
Kahyangan Jagat adalah pura yang universal.
Seluruh  umat  ciptaan  Tuhan  sejagat  boleh

39
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

bersembahyang ke sana. Pura Kahyangan Jagat sangat fungsional  bagi upaya pelestarian  dan


tersebar  di  seluruh  dunia.  Di  Bali  karena penyelarasan kebudayaan Bali yang dibangun
berkaitan dengan sejarah yang berusia panjang, atas dasar landasan konsepsi Tri Hita Karana
Pura Kahyangan Jagat digolong-golongkankan (tiga  penyebab  kesejahteraan  hidup)yaitu
dengan beberapa kerangka (konsepsi),misalnya Parahyangan(tempat  pemujaan),  pawongan
kerangka  Rwa  Bineda,kerangka  Catur  Loka (manusia), dan pelemahan (wilayah).
Pala  dan  sebagainya.  Pura  Kahyangan  Rwa Kahyangan Tiga merupakan salah satu
Bineda  seperti  :  Purusa  (lambing  laki-laki) unsur dari Tri Hita Karana yaitu unsur dari Tri
seperti  pura  besakih  (terdapat  di Hita Karana yaitu unsur prahyangan dari setiap
Karangasem,Bali)  Pradana(lambing desa  adat  di  Bali.  Pada  Kahyangan  Tiga
perempuan)  seperti  Pura  Ulun  Danu  Batur masyarakat  desa  memohon  keselamatan  dan
(terdapat di Bangli,Bali). kesejahteraan untuk desa dan masyarakatnya.
Umumnya,yang  kita  sebut  dengan Unsur yang kedua dan tiga dari Tri Hita Karana
jagat,sesuai  dengan  pengertian  leluhur  kita disebut  dengan  palemahan  dan  pawongan.
adalah Bali. Padahal kini kebanyakan dari kita Dengan demikian maka di dalam mewujudkan
yang berpandangan jagat adalah dunia,bahkan rasa  ama,tentram,sejahtera  lahir  batin  dalam
ada  yang  langsung  berasumsi  bahwa  jagat kehidupan  desa  adat  berlandaskan  tiga
adalah  kawasan  semesta,lengkap  dengan hubungan  yang  harmonis  yaitu  hubungan
seluruh  konstelasi  bintang,nebula,komet manusia  dengan  alam  atau  hubungan  karma
sampai  lubang  hitam.  Sedangkan  di  tingkat desa  dengan  wilayah  desa  adat,hubungn
desa berupa kahyangan Tiga. Secara etimologi manusia  yang  satu  dengan  manusia  yang
kata Kahyangan Tiga berasal dari du kata yaitu lainnya dalam desa adat dan hubungan karma
kahyangan  dan  tiga.  Kahyangan  berasal  dari desa dengan Hyang Widhi sebagai pelindung.
kata Hyang yang berarti suci mendapat awalan Inilah yang dinamakan Tri Hita Karana dalam
ka dan akhiran an,menunjukan tempat dan tiga desa adat di Bali.
artinya tiga. Arti selemgkapnya adalah tiga buah Dengan tercakupnya unsur Ketuhanan
tempat suci,yaitu Pura Desa atau disebut Pura dalam kehidupan desa adat di Bali,maka desa
Bale Agung,Pura Puseh dan yang ketiga adalah adat di Bali mencakup pula pengertian sosio-
Pura Dalem. religius. Maka dari itu perpaduan antara adat
Desa  adat  sebagai  lembaga  social dengan  agama  Hindu  di  Bali  erat  sekali
tradisional  adalah  pengelompokan  social sehingga sulit memisahkan secara tegas unsur-
berdasarkan  kesatuan  territorial  ditandai unsur  adat  dengan  unsur  agama,karena  adat
mereka bertempat tinggal dalam wilayah yang istiadat di Bali  dijiwai oleh agama Hindu.
sama, mempunyai tugas dalam kegiatan gotong
royong dan melaksanakan tugas pasukadukaan. 2.3.2 Pawongan
Pengelompokan  yang  lain  berdasarkan Contoh  penerapan  pawongan  adalah
genealogis  apa  yang  disebut  tunggal terjaga dan terjalin hubungan   yang  baik
kawitan,tunggal  sanggah,pengelompokan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
social yang disebut sisya yang didasarkan atas Hal  ini  dapat  muncul  dengan  adanya  sikap
siapa yang dijadikan pimpinan di dalam suatu tenggang  rasa  saling  memiliki  antara  umat
upacara keagamaan. Lembaga social tradisional beragama ,saling  menghargai  dan  saling
yang  lain  adalh  subak(kesatuan  petani  yang tolong-menolong dengan setiap orang. Jika hal
ssawahnya  menerima  air  dari  satu  sumber tersebut  telah  dilaksanakan  maka  akan
irigasi  yang  sama),dan  sekaha(kesatuan terciptalah hubungan yang harmonis dan selaras
sukarela). Keseluruhan lembaga tradisional tadi antara  masyarakat  baik  itu  yang  sama  sama

40
FALSAFAH HIDUP DALAM KONSEP KOSMOLOGI  ...(I Wayan Padet, 37-43)
agamanya maupun yang beda agama. Dengan Palemahan,yaitu hubungan yang harmonis dan
saling  menjaga  hubungan  yang  baik  antar seimbang antara manusia dengan alam. Kaitan
manusia  maka  manusia  tersebut  akan  dapat Tri Hita Karana dengan falsafah Tri Murti ,Tri
menciptakan  suasana  kehidupan  yang Kahyangan,dan  Tri  Kaya  Parisudha,adalah
aman,nyaman,damai  dan  tentram.  Sehingga untuk  mencapai  tujuan  hidup  yang  sejahtera
tujuan hidup manusia dapat terpenuhi dengan lahir dan bathin(mokshartam jagaditaya ca iti
baik. dharmah),manusia  hendaknya  mampu
melaksanakan  Tri  Kaya  Parisudha  :  pikiran
2.3.3 Palemahan yang baik,perkataan yang baik dan benar,dan
Palemahan  merupakan  hubungan perbuatan  yang  baik  untuk  dapat  terwujud
manusia  dengan  alam  lingkungannya.Seperti kesehatan jasmani dan rohani. Bali yang sejak
yang  kita  ketahui  sekarang  ini  telah  banyak abad ke-11 ditata dengan konsep-konsep Mpu
terjadi  bencana  alam  .  hal  ini  sebenarnya Kuturan seperti itu  berhasil mencapai  zaman
disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Kita keemasan  yang  memuncak  pada  masa
hendaknya tetap menjaga kelestarian alam agar pemerintahan  Raja  Dalem  Waturenggong
tidak  terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan (1460-550). Sebagai rasa baktidan terima kasih
seperti bencana alam yang terjadi kebanyakan atas jasa-jasa Mpu Kuturan yang telah menata
ini. Kita harus menjaga kebersihan alam ,kita kehidupan rakyat Bali,maka di setiap Pura dan
tidak boles menguras isi alam itu saja dan tidak Sanggah  Pemerajan  dibangunlah  pelinggih
memperhatikannya  .  kita  sebagai  manusia Manjangan  Saluwang  sebagai  stana  dan
hendaknya dapat membedakan mana sebaiknya pemujaan pada Mpu Kuturan.
yang mesti kita lakukan dan mana yang tidak Upaya  manusia  untuk  menjaga
patut  untuk  dilakukan.  Agar  Tuhan  tidak kelestarian  alam  (palemahan)  tidak  mungkin
murka,maka  kita  harus  menjaga  ciptaanNya dapat terwujud dengan baik bila ia melupakan
dengan  baik.Alam  ini  merupakan  ciptaan bhakti kepada Tuhan (parhyangan), dan tidak
Tuhan yang patut dijaga kelestariaannya. menebarkan cinta kasih kepada sesama umat
manusia  (pawongan).  Oleh  karena  umat
2.4 Tujuan Tri Hita Karana manusia sedunia heterogen dalam dalam artian
Desa  Pakraman  yang  merupakan memeluk  berbagai  agama  dan
komunitas  Hindu-Bali  dibangun  dengan kepercayaan,maka  konsep  Tri  Hita  Karana
kepercayaan Tri Murti dimana Ida Sang Hyang dapat  saja  disesuaikan  dengan  agama  dan
Widhi  dalam  manifestasi-Nya  sebagai kepercayaan  masing-masing.  Kitab  suci  dari
Brahma,Wisnu  dan  Siwa.  Pura  Desa  tempa berbagai  agama  mungkin  saja  telah
istana Dewa Brahma,Pura Puseh sebagai istana menyebutkan hal itu,atau mungkin lebih tegas
Dewa  Wisnu  dan  Pura  Dalem  tempat  istana lagi bahwa : Bila manusia merusak alam atau
Dewa Siwa. Atas dasar itu dikembangkan pula lingkungan  ,maka  alampun  akan
konsep  Tri  Hita  Karana  yang  mengambil menghancurkan manusia. Ini adalah hubungan
peranan manusia sebagai sentral atau penentu sebab akibat yang sangat logis,dengan berbagai
terwujudnya  kebaikan  dan  kesejahteraan. Tri contoh bencana-bencana alam yang disebabkan
Hita  Karana  bermakna  sebagai  tiga  hal  yang karena  ulah  manusia.  Perubahan  iklim  dunia
mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan yakni (Word  climate  change)  bersumber  pada
Parhyangan,yaitu  hubungan  yang  harmonis perusakan  alam  oleh  teknologi  modern
yang seimbang antara manusia dengan Tuhan, manusia. Alam  yang  dimaksud  adalah  alam
Pawongan,yaitu  hubungan  yang  harmonis semesta  meliputi  daratan,lautan,angkasa,dan
antara  manusia  dengan  sesama  manusia,dan atmosfir.perusakan  daratan  terjadi  karena

41
GENTA HREDAYA Volume 2, No. 2, September 2018 ISSN : 2598-6848

pertambahan  penduduk  dunia  yang nya  dengan  baik.  Usaha  yang  dapat
mengakibatkan  berkurangnya  daerah  hijauan dilakukan  manusia  untuk  menjaga
hutan dan tanaman. Intinya tujuan dari Tri Hita kesehatan  manusia  dan  kelestarian  alam
Karana itu adalah untuk menjaga segala unsur- adalah :
unsur yang ada di alam ini baik itu unsur biotik 1) Pengolahan air limbah dan penertiban
maupun abiotic. Selain itu Tri Hita Karana juga pembuangan sampah
digunakan  untuk  menjaga  keselarasan Setiap  pabrik  harus  mengolah  air
hubungan  antara  manusia  dengan limbahnya  sebelum  dibuang  karena
Tuhan,hubungan  manusia  dengan  manusia limbah  pabrik  biasanya  mengandung
serta  hubungan  antara  manusia  dengan  alam zat-zat  kimia.  Kebiasaan  masyarakat
lingkungannya. membuang  sampahdi  saluran
air,sungai,atau  selokan  adalah
2.5 Cara menjaga Kelestarian Alam kebiasaan yang harus di rubah. Hal itu
Alam  memiliki  kemampuan  untuk perlu di cegah sedini mungkin untuk
memberikan kehidupan bagi penduduk dunia. menghindari  terjadinya  pencemaran
Kemampuan  (potensi)  yang  ada  pada  alam air.
untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup  manusia 2) Program kali bersih
alam atau natural resources bumi dengan segala Program ini mempunyai tujuan utama
isinya  yang  terkandung  di  dalamnya  disebut untuk  menurunkan  atau  mengurangi
pula dengan alam dunia. Bila kita perhatikan beban  pencemaran  perairan
alam  dunia  dapat  dikelompokan  menjadi  5 sungai,khususnya limbah industri yang
bagia yang berupa : banyak  mengandung  zat-zat  kimia
a. Atmosfer,lapisan udara yang mengelillingi beracun.
bumi 3) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
b. Hidrosfir,lapian  air  yang  ada  di  bumi  Pengelolaan DAS menekankan usaha
berupa  laut,danau,sungai,rawa,air konservasi  pertanian  lahan
tanah,es,dan air di atmosfer kering,peningkatan  pendapatan
c. Litosfer,lapisan  batuan  yang  menyusun masyarakat melaui peningkatan lahan
kulit bumi termasuk di dalam tanah kering,peningkatan  di  luar  ekspor
d. Biosfer,kehidupan di bumi yang terdiri dari pertanian  ,perlindungan  daerah
dari tumbuhan dan binatang nonbudi  daya,pengembangan
e. Antrofosfer,yaitu  manusia  (penduduk irigasi,dan pengendalian bahaya banjir.
bumi).  Semua  itu  merupakan  sumber 4) Pengelolaan lautan dan daerah pesisir
kehidupan  bagi  manusia  kesemuanya Usaha  mengelola  lautan  dan  daerah
memiliki potensi yang saling terkait dalam pesisir  hendaknya  memperhatikan
mendukung  kehidupan  penduduk  dunia kebijaksananaan  sebagai  berikut.
yang terus bertambah,potensi alam dunia Itulah  usaha-usaha  yang  sudah  dan
yang tersedia jumlahnya amat banyak dan harus  dilakukan  oleh  manusia  untuk
beraneka  ragam.  Mineral,  energi, menjaga  kelestarian  dan  kesehatan
tumbuhan,  binatang,  udara,  iklim,  air, potensi alam dunia.
bentang alam berupa dataran, pegunungan,
bahkan gurun pun memiliki potensi untuk
mendukung  kehidupan  penduduk  dunia III. PENUTUP
asalkan  manusia  mampu  memanfaatkan Tri Hita Karana adalah tiga hubungan
yang  menyebabkan  terjadinya  kebahagiaan.

42
FALSAFAH HIDUP DALAM KONSEP KOSMOLOGI ...(I Wayan Padet, 37-43)
Unsur –unsur dari Tri Hita Karana yaitu antara Sukardika,K.2004.Menata  Bali  kedepan
lain : kebijakan  kultural.  Pendidikan  dan
1) Prahyangan  hubungan  antara  manusia Agama.Editor  Jiwa Atmaja.  Denpasar  :
dengan Tuhan CV.Bali  Media Adbikarsa.Widnyana,I
2) Pawongan  hubungan  antara  manusia Made.1999.Pemberdayaan Lembaga Adat
dengan manusia Dalam  Menghadapi  Era
3) Palemahan yaitu hubungan antara manusia Globalisasi,materi  –materi  kuliah  Pra
dengan lingkungan Pasca.Denpasar : Program Pasca Sarjana
Kajian Budaya,Universitas Udayana.
Tujuan  adanya Tri  Hita  Karana  yaitu
agar  terciptanya  kehidupan  yang
aman,nyaman,dan  sejahtera  antara  manusia
dengan buana agung maupun buana alit.dengan
demikian  manusia  harus  senantiasa  menjaga
keselarasan  hubungannya  dengan
Tuhan,sesame manusia dan lingkungan tempat
hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda  Kusuma,Sri  Resi.1981-1986.Kamus


Bahasa Bali-Bahasa Indonesia.Denpasar
: Kayumas.
Dharamita,Siwa-Budha  Dhaksa  Ida  Pandita
Mpu.2006.Bhisama Bhatara Ajeg Hindu
Bali Rajya.Denpasar : Bali Post.
Geria,I Wayan.2009.Transformasi Kebudayaan
Bali  Memasuki  Abad  XXI  .    Surabaya  :
Paramitha.
Lingga,I  Gusti  Bagus.1998.  Pembina
Pendidikan  Agama  Hindu.  Denpasar  :
Kanwil Departemen Agama Provinsi Bali.
Nurkancana,Wayan  2009.  Menjadi  Tabir
Perkembangan Agama Hindu. Denpasar :
Pustaka Bali Post.
Oka  puniyatmadja,Drs.I.B.1976.Cilakrama.
Jakarta : Parisadha Hindu Dharma Pusat.
Putra.2005. Cudaman Kumpulan Kuliah-kuliah
Agama  Hindu.  Denpasar  :  Kanwil
Departemen Agama Provinsi Bali.
Sedhewa,Ida  Bagus
(Edit).2005.Membangkitkan  Jati  Diri
Masyarakat Bali. Denpasar : Percetakan
Bali.

43

You might also like