You are on page 1of 14

Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.

2/November 2020

PERAN PENDIDIKAN AGAMA AGAMA KRISTEN SEBAGAI STRATEGI DALAM


MENANGKAL RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA

Fredik Melkias Boiliu


Universitas Kristen Indonesia
boiliufredik@gmail.com

Abstract
This paper is an attempt to include the role of Christian religious education as a strategy in
counteracting religious radicalism in Indonesia. The role of Christian religious education is very
important in the lives of families, schools, churches and in the midst of plural society. The presence of
Christian religious education in the midst of plural society becomes very important so that believers
can live and apply their faith in daily life. The challenge of Christian religious education today is
radicalism. Radicalism is an understanding that requires a change, turnover, and penetrating a
community system to the root. Radicalism wants a total change in a condition or all aspects of
community life. Radicals assume that the plans used are the most ideal plans. The meaning of
radicalism in a religious perspective can be interpreted as a religious understanding that refers to a
very basic religious foundation with a very high religious fanaticism, so it is not uncommon for
adherents of these understandings / sects to use violence to actualize the religious understanding held
and believed. In this case, there are several characteristics that can be identified from radical attitudes
and understandings, namely, intolerance (not wanting to respect the opinions and beliefs of others),
fanatics (always feeling right on their own; think others are wrong), exclusive (assuming their religion
is the most correct) and revolutionary (tend to use violent means to achieve goals). Seeing the
development of radicalism that is increasingly developing in Indonesia, especially radicalism in
religion, we try to include Christian religious education as a strategy in counteracting religious
radicalism through teaching Christian religious education in families, churches, schools and even in
the midst of plural society.

Keywords: Christian Religious Education, Radicalism

1. PENDAHULUAN yang sebenarnya diinginkan oleh agama


Secara umum, agama adalah cara itu sendiri. Semua agama menyerukan
hidup yang diberikan Tuhan kepada perdamaian, persatuan dan
umat manusia, sehingga kehidupan persaudaraan. Namun, pada tingkat
manusia di dunia akan makmur, dan praktik, agama menunjukkan dirinya
manusia akan diselamatkan di akhirat. sebagai kekuatan yang ganas, keras,
Dalam hal ini, doktrin agama sangat ideal menyebarkan konflik, dan kadang-
dan mengharuskan penganutnya untuk kadang bahkan menyebabkan perang.
mempraktikkan doktrin dalam bentuk Dengan demikian, agama dapat
terbaiknya. Namun terkadang praktiknya digunakan sebagai faktor pemersatu atau
jauh dari bentuk ideal yang diinginkan bahkan penyebab perpecahan
oleh agama. Karena itu, agama kerap Bangsa Indonesia memiliki
memanifestasikan dirinya sebagai keberagaman agama dan agama
sesuatu yang memiliki wajah ganda, dipandang sebagai salah satu modal
dalam arti bahwa bentuk praktik ajaran pembangunan yang berperan dalam
suatu agama berbeda dengan ajaran kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Page 38
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

Indonesia adalah negara yang dikenali dari sikap dan pemahaman


berdasarkan Pancasila, yang didasarkan radikal, yaitu, intoleransi (tidak mau
pada Tuhan Yang Maha Esa yang menghargai pendapat & kepercayaan
mengakui enam agama sebagai agama orang lain), fanatik (selalu merasa dirinya
yang sah untuk dianut oleh warga sendiri; menganggap orang lain salah),
negaranya, dan masih ada kepercayaan eksklusif ( menganggap agamanya
lokal yang berkembang di negara ini. adalah yang paling benar) dan
Dalam hal ini, keragaman agama orang revolusioner (cenderung menggunakan
Indonesia, yaitu, Kristen, Islam, Katolik, cara kekerasan untuk mencapai tujuan).
Hindu, Budha dan Konhucu (Fredik Dalam hal ini, akhir-akhir ini
Melkias Boiliu, Boiliu, & Intarti, 2019). radikalisme seringkali bahkan selalu
Keragaman agama yang dimiliki dikaitkan dengan tindakan kekerasan
Indonesia menjadikan Indonesia bangsa yang berujung terror oleh segelintir
yang beragam. Keragaman agama dalam orang yang mengatasnamakan
masyarakat memiliki potensi konflik yang pembelaan agama.Hal ini disebabkan
terjadi cukup besar yang dapat oleh banyaknya fenomena sasaran
mengganggu persatuan nasional tindakan radikal berupa teror yang terjadi
termasuk yang ada di Indonesia. Karena di Indonesia dalam tahun-tahun
itu, berbagai konflik yang terjadi akibat terakhir(Yunita Dwi Pristiani, 2019).
perbedaan kesalahpahaman antar agama Fenomena radikalisme agama tercermin
yaitu radikalisme dalam agama (Fredrik dari tindakan-tindakan destruktifanarkis
M Boiliu, 2018). atas nama agama dari sekelompok orang
Radikalisme adalah pemahaman terhadap kelompok pemeluk agama lain
yang membutuhkan perubahan, (eksternal) atau kelompok seagama
pergantian, dan penetrasi sistem (internal) yang berbeda dan dianggap
komunitas ke akarnya. Radikalisme sesat.Tindakan radikalisme agama adalah
menginginkan perubahan total dalam aktifitas untuk memaksakan pendapat,
suatu kondisi atau semua aspek keinginan, dan cita-cita keagamaan
kehidupan masyarakat. Radikal berasumsi dengan jalan kekerasan. Dalam hal ini,
bahwa rencana yang digunakan adalah radikalisme agama bisa menyakiti semua
rencana yang paling ideal (Sya’Roni, pemeluk agama, tidak terkecuali di
2019). Makna radikalisme dalam sudut kalangan pemeluk agama tersebut
pandang agama dapat diartikan sebagai (Munip, 2012).
pemahaman agama yang mengacu pada Radikalisme dalam beragama di
landasan agama yang sangat mendasar Indonesia terjadi dalam kehidupan
dengan fanatisme agama yang sangat bergama yang mayoritas dan minoritas.
tinggi, sehingga tidak jarang para Hal ini dapat kita melihat gejala sikap
pengikut pemahaman ini/sekte superior, agresif, dan mau menang
menggunakan kekerasan untuk sendiri dari kelompok mayoritas
mengaktualisasikan masyarakat. terhadap kelompok minoritas. Ekspresi
pemahaman agama dipegang dan radikalisme beragama memang dirasakan
diyakini (Mufid, 2016). Dalam hal ini, ada sangat mengerikan mulai dari
beberapa karakteristik yang dapat mengkafirkan orang-orang yang tak
Page 39
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

sepaham (Junaidi Abdillah 2014). Oleh ide-ide tertulis sebagai sumber


sebab itu, gejala-gejala tersebut nampak penekanan pada interpretasi dan analisis
dalam hubungan antar umat beragama makna konsep pemikiran dalam bentuk
di mana salah satunya menjadi yang ekspresi baik ide empiris dan ide-ide
mayoritas dalam kehidupan bersama, rasional. Sumber data dalam penelitian
sementara yang lainnya menjadi yang ini adalah kontak langsung dengan
minoritas. Dengan demikian, sikap yang gagasan pendidikan agama Kristen dan
seringkali ditunjukkan oleh kelompok radikalisme agama. Selain itu, penulis
mayoritas inilah yang jelas merusak merujuk pada buku-buku oleh orang lain
kehidupan bersama dalam beragama. yang membahas wacana pendidikan
Dalam hal ini, jika kelompok mayoritas berbasis keterbukaan untuk memfasilitasi
itu bersifat eksklusif (dikatakan eksklusif, pemahaman.
sebab dalam kelompok-kelompok agama
sering ada klaim mengenai kebenaran 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
(truth claim) yang hanya ada pada Radikalisme Agama
kelompoknya sendiri), punya fanatisme Radikalisme pada dasranya
tinggi, dan militan, maka kekacauanlah merupakan suatu paham yang
yang akan terjadi (Fredik Melkias Boiliu et menghendaki adanya perubahan ,
al., 2019). Dengan demikain, realitas pengertian dan penjebolan terhadap
inilah yang telah terjadi dalam kehidupan suatu sistem masyarakat sampai ke
masyarakat Indonesia saat ini dengan akarnya. Istilah radikalisme berasal dari
sangat mendukung dan semakin bahasa Latin radix yang berarti akar,
memperkuat munculnya pemahaman pangkal, bagian bawa, atau menyeluruh,
seperti itu. Melihat fenomena radikalisme habis-habisan dan amat keras untuk
beragama yang terjadi di Indonesia pada menuntut perubahan (Rodin, 2016a).
saat ini, maka untuk mengatasinya harus Dalam bahasa inggris kata radikal
melalui pengajaran pendidikan agama. memiliki makna ekstrem, menyeluruh
Pendidikan agama Kristen merupakan fanatik, revolusioner, fundamental. Dalam
pendidikan agama yang bisa digunakan hal ini, radikalisme merupakan doktrin
untuk mengantisipasi radikalisme yang atau praktek yang menganut paham
sedang terjadi dan yang akan terjadi radikal (Febriyansah, & Wardana, 2017).
dalam kehidupan beragama di indonesia Dalam KBBI radikalisme berarti (1) paham
melalui pengajaran pendidikan agama atau aliran yang radikal dalam politik, (2)
Kristen di lingkungan keluarga, sekolah paham atau aliran yang menginginkan
dan gereja. perubahan atau perubahan sosial dengan
cara kekerasan atau drastic, (3) sikap
2. METODE ekstrem dalam aliran politik. Dalam
Menurut (Hadi, 2011) penelitian kamus politik radikal adalah orang yang
ini adalah studi kepustakaan. Ini berarti ingin membawa ide-ide politiknya ke
bahwa penelitian ini mengacu pada data akar-akarnya dan mempertegas dengan
atau bahan tertulis yang berkaitan cara yang sempurna melalui doktrin-
dengan topik diskusi yang diangkat, doktrin yang di hasilkan oleh usahanya
tentu saja penelitian ini menggunakan (Scruton, 2013).
Page 40
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

Secara etimologis kata radikal pemahaman keagamaan yang dimiliki


berasal dari kata Latin "radix" yang dan diyakini olehnya (Z. Fanani, 2002).
berarti root (pohon) " (Rodin, 2016b). Dalam hal ini, radikalisme dalam agama
Radikalisme berarti berpikir secara akhirnya menjalar ke aspek pendidikan,
mendalam dalam menelusuri akar dimana salah satu atau beberapa
permasalahan. Dalam hal ini, radikal elemen dalam pendidikan sering
sebenarnya merujuk pada sesuatu yang melakukan radikalisme yang
positif (radic = root), yang merupakan menyebabkan teror atau rasa takut para
sesuatu yang fundamental (Z. Fanani, elemen pendidikan untuk melaksanakan
2002). Dalam hal ini, radikalisme adalah tugas sebagai pendidik dan tenaga
radikal atau paham dalam ismenya, kependidikan (Mufid, 2016).
artinya radikal yang sudah menjadi Konsep "radikalisme" adalah
ideologi dan mazhab pemikiran sehingga konsep yang menganut cara radikal atau
radikalisasi seseorang akan bertumbuh pemahaman radikl persoalan keagamaan
menjadi reaktif ketika terjadi (A. F. Fanani, 2013). Dalam hal ini, terkait
ketidakadilan di masyarakat dan dengan terkait dengan radikalisme ini,
radikalisasi ini akan tumbuh berkaitan seringkali beralaskan pemahaman sempit
erat dengan ketidakadilan politik, agama yang berujung pada aksi terror
ekonomi, agama dan lainnya. Radikal bom tumbuh bersama sistem. Sikap
menganggap bahwa rencana yang ektrem ini berkembang biak di
digunakan adalah rencana yang paling tengah-tengah panggung yang
ideal (Qodir, 2018). mempertontonkan kemiskinan,
Dalam terminologi, radikalisme kesenjangan sosial, atau ketidakadilan
dapat diartikan sebagai pemahaman atau (Qodir, 2018). Dalam memahami apa itu
aliran yang menginginkan perubahan radikalisme agama, penting juga untuk
atau pembaruan sosial atau politik secara mengetahui atau memahami agama baik
drastis dengan menggunakan metode dalam etimologi maupun terminologinya.
kekerasan. Dalam hal ini, faktor-faktor Kata ágama berasal dari bahasa
yang mendorong munculnya radikalisme Sangsekerta yang berarti arah, aturan,
atau kekerasan dalam agama yaitu (a) jalan, atau penyembahan kepada Tuhan.
pergolakan sosial politik, (b) emosi Pendapat lain mengatakan bahwa agama
keagamaan dan fanatisme, (c) ideologi, terdiri dari dua kata, yaitu "A" berarti
(d) budaya, (e) ketidak mampuan tidak dan "GAMA" berarti kacau, tidak
pemimpin agama (f) propadanda media teratur sehingga ketika digabungkan,
masa (Hasyim Muhammad, Khoirul "agama" berarti tidak kacau dan teratur,
Anwar, 2015). Makna radikalisme dalam H. Abu Hamidi (Hamidi, 1991). Agama
perspektif agama dapat diartikan sebagai adalah gejala yang begitu sering
pemahaman agama yang mengacu pada “terdapat di mana-mana”, dan agama
landasan agama yang sangat mendasar berkaitan dengan usaha-usaha manusia
dengan fanatisme agama yang sangat untuk mengukur dalamnya makna dari
tinggi, sehingga tidak jarang para keberadaan diri sendiri dan
pengikut pemahaman ini menggunakan keberadaan alam semesta (Khotimah,
kekerasan untuk mengaktualisasikan 2014). Sementara menurut Jirhanuddin
Page 41
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

agama adalah cara hidup umat manusia termasuk tindakan radikalisme agama
untuk mendapatkan kebahagiaan dalam adalah kegiatan untuk memaksakan
hidup, baik dimensi hidup jangka pendek pendapat, keinginan, dan cita-cita agama
di dunia ini maupun dimensi hidup melalui kekerasan. Radikalisme agama
jangka panjang di akhirat, Jirhanuddin dapat melukai semua penganut agama,
(Jirhanuddin, 2010). tidak terkecuali di antara penganut
Thomas Groome mendefinisikan agama tersebut (Munip, 2012).
agama sebagai upaya manusia untuk Meningkatnya radikalisme dalam agama
transendensi di mana hubungan di Indonesia menjadi tentang mayoritas-
seseorang dengan dasar keberadaan minoritas, dalam hal ini, kita dapat
absolut dibawa ke dalam kesadaran dan melihat gejala superioritas, agresi, dan
diberikan ekspresi. Unsur-unsur ini, yaitu penentuan nasib sendiri mayoritas
pengakuan transenden (melampaui terhadap kelompok minoritas. Gejala-
manusia) atau disebut sebagai dasar gejala ini juga terlihat dalam hubungan
eksistensi absolut.(Groome, 2010) Dasar antara komunitas agama di mana salah
dari keberadaan absolut ini dapat satu dari mereka menjadi mayoritas
bervariasi tergantung pada agama, dapat dalam kehidupan bersama, sementara
disebut Tuhan atau Tuhan, dewa, dewa, yang lain menjadi minoritas. Sikap inilah
roh dan lain-lain (Daniel Nuhamara, yang sering ditunjukkan oleh kelompok
2007). Dalam hal ini, agama tidak dapat mayoritas yang jelas-jelas merusak
dipisahkan dari kehidupan manusia kehidupan bersama. Jika kelompok
karena agama tidak dimiliki oleh mayoritas bersifat eksklusif (dikatakan
manusia, sehingga secara alami akan eksklusif, karena dalam kelompok agama
timbul konflik yang mengklaim klaim sering ada klaim tentang kebenaran
yang benar dari setiap agama yang (klaim kebenaran) yang hanya ada dalam
dimiliki oleh semua orang. Dengan kelompok mereka sendiri), memiliki
demikian, agama adalah pedoman untuk fanatisme yang tinggi, dan militan, maka
mempercayai hal-hal gaib untuk kekacauan akan terjadi (Munip, 2012).
mencapai dunia dan kebahagiaan di Meningkatnya radikalisme agama
akhirat. Agama dan fanatisme berasal di Indonesia ditandai oleh berbagai aksi
dari keyakinan agama yang kuat dan kekerasan dan teror. Tindakan ini telah
dogmatisme dari kepercayaan mereka. menyerap banyak potensi dan energi
Mereka percaya langkah-langkah radikal manusia dan telah mengambil hak hidup
dan tanpa kompromi diperlukan untuk banyak orang, termasuk orang-orang
memenuhi mandat atau perintah Tuhan yang tidak memahami masalah ini.
(Widjaja, 2019). Meskipun berbagai seminar dan dialog
Di bidang agama, fenomena telah diadakan untuk mengeksplorasi
radikalisme agama tercermin dalam masalah ini, mulai dari pencarian
tindakan destruktif-anarkis atas nama penyebab hingga penawaran solusi,
agama dari sekelompok orang terhadap belum menunjukkan titik terang.
kelompok agama lain (eksternal) atau Fenomena radikalisme dalam agama
kelompok agama yang berbeda (internal) memang dapat dipahami dalam berbagai
dan dianggap sesat. Dalam hal ini, cara, tetapi pada dasarnya, radikalisme
Page 42
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

agama secara umum selalu dikaitkan Orangtua memiliki peran yang


dengan perbedaan pendapat yang tajam sangat penting dalam keluarga untuk
antara nilai-nilai yang diperjuangkan menangkal radikalisme beragama di
kelompok agama tertentu dengan urutan indonesia. Keluarga adalah lembaga
nilai-nilai yang berlaku atau dianggap pertama yang ditetapkan Allah di bumi.
didirikan pada saat itu. Dengan demikian, Allah mendirikan keluarga agar anak
adanya kontradiksi, gesekan atau belajar dari orang tua. Sebelum
ketegangan, pada akhirnya membentuk jemaat dan pemerintah,
menyebabkan konsep radikalisme selalu Allah menabiskan pernikahan dan
dikonotasikan dengan kekerasan fisik. keluarga sebagai bangunan dasar
Apalagi kenyataan yang saat ini terjadi masyarakat. Dalam hal ini, tidak ada
dalam kehidupan masyarakat Indonesia tempat yang lebih baik dan penting
sangat mendukung dan semakin untuk menumbuhkan iman, dan
menguatkan munculnya pemahaman menaburkan nilai-nilai kristiani selain
seperti itu. keluarga (Harianto GP, 2012). Keluarga
sebagai pelaku dan sekaligus lingkungan
Strategi Pendidikan Agama Kristen primer bagi pembentukan watak, tata
dalam Menangkal Radikalisme Agama nilai dan disiplin anak sebelum memasuki
Strategi Pendidikan Agama Kristen Di usia sekolah, dan dunia masyarakat
Lingkungan Keluarga (Sidjabat, 1994). Keluarga adalah
Peran pendidikan agama Kristen lembaga yang fenomenal dan universal,
dalam keluarga merupakan strategi yang yang di dalamnya terdapat anak-anak
tepat untuk dapat menangkal radikalisme yang dipersiapkan untuk bertumbuh
beragama di Indonesia melalui peran Paulus Lilik Kristianto, 2006). Keluarga
orangtua dalam keluaraga. Pendidikan sebagai pendidik utama di mana
Agama Kristen adalah pendidikan yang keluarga meletakkan dasar spiritual iman
bercorakkan moral-moral Kristiani. Dalam Kristen dan moral (Lase, 2011). Keluarga
hal ini, pengajaran pendidikan agama adalah sebuah institusi pendidikan yang
Kristen berisi tentang nilai-nilai utama dan bersifat kodrati (Djamarah,
kebenaran iman Kristen (Rifai, 2012). 2013). Dengan melihat hal tersebut,
Pendidikan Agama Kristen bertujuan keluarga memiliki arti yang sangat
untuk menumbuhkan dan membimbing penting dan utama dalam mendidik anak
sikap hidup yang sesuai nilai-nilai yang dianugerahkan Tuhan kepada
Kristiani supaya terbentuk pribadi Kristen setiap orang tua, sehingga anak tersebut
yang sejati Homrighausen, 2012). bertumbuh di dalam pengenalan akan
Pendidikan Agama Kristen berfungsi Kebenaran Firman Tuhan dan memiliki
sebagai penyampaian kebenaran yang kepribadian yang sesuai dengan
dinyatakan Tuhan dalam Alkitab. Artinya kebenaran Firman Tuhan yang menjadi
bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa, dasar dan pedoman dalam setiap
tanggung jawab Pendidikan Agama langkah kehidupan anak tersebut.
Kristen pertama-tama dan terutama Peran pendidikan agama Kristen
terletak pada orang tua, yaitu ayah dan dalam keluarga senagai strategi untuk
ibu (Amsal 1:8) (Nainggolan, 2009). menangkal radikalisme beragama di
Page 43
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

indonesia karena keluraga dikatakan semakin sesuai dengan cita-cita Sang


sebagai setting utama dan pertama tidak Pencipta, di mana di dalamnya Roh
lain karena peranan orang tua dalam Kudus mendorong setiap orang beriman
mengasuh anak-anaknya sangat penting dan memampukannya untuk mencapai
(Nuhamara 2007). Didalam keluargalah tahap kedewasaannya dalam Kristus.
anak-anak mendapatkan pengajaran Dalam hal ini, keluarga adalah
iman dan nilai-nilai moral (Hastuti, 2013). lingkungan sosial pertama yang akan
Artinya bahwa di dalam keluarga anak- sangat mempengaruhi pembentukan
anak mendapatkan pengajaran agama karakter, mentalitas, dan karakter anak.
yang baik sehingga meraka memiliki Karena itu, orangtua harus memahami,
paham yang benar tentang cara hidup salah satu faktor penyebab pemikiran
beragama dan menghargai agama lain keagamaan radikal adalah pemahaman
serta tidak menganggap agamanya agama yang sempit. Oleh karena itu,
paling benar dan agama lain adala sesat. orang tua harus berusaha menanamkan
Dengan bersandar kepada anugerah pemahaman damai tentang agama pada
Tuhan, orang tua mendidik anak-anaknya anak-anak mereka. Orang tua sebagai
sejak kecil dengan pola Alkitabiah mediator utama harus dapat menjadi
sehingga mereka memiliki karakter tempat yang aman dan mampu
Kristus.(Santoso, 2014) Dengan demikian memenuhi kebutuhan anak sehingga
pendidikan agama dimulai dari keluarga keluarga dapat hidup dan menjadi
sehingga anak harus dididik dan keluarga yang terpenuhi sehingga anak
didorong untuk menerapkan semua nilai- menjadi dewasa dan mampu menerima
nilai sebagaimana diajarkan firman pendidikan agama Kristen dengan baik
Tuhan, dan dijauhkan dari segala hal dari orang tuanya (Chandra, 2006).
yang dilarang firman Tuhan.(Gulo, 2017) Keluarga memiliki bentuk peran, yaitu:
Oleh sebab itu, orang tua dalam keluarga membangun persekutuan keluarga,
memegang peranan yang sangat penting melayani kehidupan dan mendidik anak-
untuk mendidik anak khususnya terkait anak pada siswa Kristen melalui nasihat
sikap toleransi beragama di indonesia. dan teguran Alkitab (Harianto GP, 2012).
Meskipun orang tua memiliki peran yang Dalam hal ini, orang tua sebagai objek
sangat penting dalam pertumbuhan dalam pendidikan agama Kristen harus
kerohanian anak, tetapi orang tua harus menghabiskan lebih banyak waktu di
menyadari bahwa Tuhanlah yang keluarga untuk memberikan pendidikan
mengubah hati anak, orang tua hanya agama Kristen kepada anak-anak dan
alat yang dipakai Tuhan dalam proses itu diharapkan dapat mendorong orang
Scottdan Joanne Miller, 2014). Artinya untuk bertanya secara kritis dan
bahwa sebagaimana yang dijelaskan memberikan jawaban tentang pluralisme,
dalam I Korintus 3:6 bahwa, Paulus agama, dan masalah dalam masyarakat
menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah dari sudut pandang iman Kristen
yang memberi pertumbuhan. Kerohanian
adalah sikap hidup yang mengamalkan
daya Roh kudus dalam diri kita, supaya
kita berkembang menjadi citra Allah yang
Page 44
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

Strategi Pendidikan Agama Kristen di agama Kristen di gereja, adalah: (a)


Lingkungan Gereja proses menemukan kebenaran firman
Peran pendidikan agama Kristen Allah yang pada gilirannya jemaat
di gereja sebagai strategi untuk mengalami pembaharuan perilaku dan
menangkal radikalisme beragama di menjalani kebenaran, (b) membuat umat
indonesia. Pendidikan agama Kristen di Allah menjadi individu yang bijak dengan
gereja memiliki peran yang sangat menjalaninya dengan iman di dalam
penting untuk mengajar, membina dan Kristus (c) memberikan pendidikan
mendampingi jemaat. Pendidikan Agama kepada jemaat untuk dilengkapi dan
Kristen di gereja adalah pendidikan yang mengalami perubahan perilaku menuju
memasuki persekutuan iman yang hidup kesempurnaan hidup.
dengan Tuhan sendiri dan terhisap pula Dalam hal ini, tujuan utama
pada persekutuan jemaat-Nya yang pendidikan agama Kristen di gereja
mengakui dan mempermuliakan nama- adalah untuk membimbing anggota
Nya disegala waktu dan tempat gereja untuk percaya dan mengenal
(Homrighausen, 2012). Dalam hal ini, Alkitab, memperbarui perilaku, menjadi
tujuan pendidikan agama Kristen di orang-orang bijak di dalam Kristus yang
gereja yakni (a) menjadikan jemaat menuntun pada kesempurnaan hidup
percaya dan mengenal Alkitab (b) proses Harianto GP, 2012). Dengan demikian
penemuan kebenaran firman Tuhan yang memperlengkapi mereka untuk layanan
pada gilirannya jemaat mengalami yang efektif. Dalam hal ini, Pendidikan
pembaharuan tingkah laku dan Agama Kristen di gereja ditujukan untuk
menghidupi kebenaran. (c) menjadikan anak-anak, remaja dan orang dewasa.
umat Tuhan menjadi pribadi yang Menurut (Kristianto, 2006)
bijaksana dengan menghidupi iman di pendidikan agama Kristen dimulai dari
dalam Kristus. (d) dengan pendidikan anak-anak dan target utama adalah anak
kepada jemaat diharapkan warga gereja yang mengetahui dan menerima Kristus
diperlengkapi dan mengalami perubahan sebagai Juruselamat pribadinya. Dengan
perbuatan menuju kesempurnaan hidup. demikian, pendidikan Kristen anak-anak
Menurut Daniel Nuhamara tujuan utama menjadi sangat penting. Secara sosial,
pendidikan agama Kristen di gereja anak-anak belajar berhubungan dengan
adalah untuk membimbing warga gereja orang lain dalam konteks sosial. Secara
agar percaya dan mengenal Alkitab, spiritual, anak-anak dapat memahami
pembaharuan tingkah laku, menjadi dan menggunakan konsep dan prinsip
pribadi yang bijaksana dalam Kristus Alkitab dalam kehidupan mereka sesuai
yang menuju kesempurnaan hidu dan dengan konsep yang diajarkan sesuai
memperlengkapi mereka demi pelayanan dengan tingkat intelektual mereka dan
yang efektif (Daniel Nuhamara, 2007). terkait dengan pengalaman sehari-hari
Secara umum, gereja adalah mereka. Secara fisik, anak-anak tumbuh
tempat orang dipanggil untuk menjadi dengan cepat ketika mereka menerima
umat Kristus, dan Kristus sebagai makanan bergizi dan kesehatan mereka
kepalanya. Menurut Daniel Muhamara terjaga dengan baik. secara mental, anak-
(Daniel Nuhamara, 2007) Pendidikan anak berkembang secara bertahap dari
Page 45
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

lahir hingga usia 11 tahun. Secara emosional, mental, sosial dan spiritual
intelektual, anak-anak mengalami dan mereka dapat meningkatkan
kesulitan memahami pemikiran dan kemampuan mereka untuk menetapkan
simbol-simbol abstrak. Sementara itu, dan mencapai tujuan hidup mereka.
menurut (Homrighausen, 2012a) tujuan Sudirman Las,2011). Pendidikan agama
pendidikan agama Kristen kepada anak- Kristen adalah persyaratan yang sangat
anak di gereja adalah bahwa mereka diperlukan untuk perkembangan dan
mengenal Tuhan sebagai pencipta dan pertumbuhan orang dewasa. Bagi orang
pemerintahan seluruh alam semesta ini, dewasa, mempelajari dan menerapkan
dan Yesus Kristus sebagai penebus, Alkitab tidak pernah berakhir karena
pemimpin dan penolong mereka, dan pendidikan agama Kristen adalah upaya
mengasihi sesama mereka dan bertobat terus menerus sepanjang hidup. Dengan
karena dosanya sehingga ia ingin demikian, peran pendidikan agama
bertobat juga. Kristen di gereja dalam mengajarkan
Peran pendidikan agama Kristen nilai-nilai kekristenan pada remaja dan
di gereja sebagai strategi untuk orang dewasa akan memiliki pemahaman
menangkal radikalisme beraga di yang baik tentang agama dan cara hidup
indonesia melalui pengajaran pendidikan beragama sesuai dengan standar Firman
agama Kristen pada remaja dan orang Tuhan yakni menjadi garam dan terang
dewasa di gereja. Pendidikan agama dunia dan mengasihi sesame seperti
Kristen remaja adalah pendidikan yang mengasihi diri sendiri.
berupaya membantu kaum muda untuk
hidup dalam terang Injil, menemukan Strategi Pendidikan Agama Kristen di
kepribadian yang tepat dan menerima Lingkungan Sekolah
tanggung jawab atas makna dan nilai- Peran pendidikan agama Kristen
nilai yang menjadi jelas bagi mereka di lingkungan sekolah sebagai strategi
ketika mereka mengidentifikasi diri yang tepat untuk menangkal radikalisme
mereka dengan tujuan dan misi dari beragama di Indonesia. Fenomena
gereja di dunia. Pendidikan agama radikalisme agama yang terus
Kristen pada remaja di gereja ini berkembang saat ini di Indonesia,
bertujuan untuk membuat remaja sumber pemikiran radikal agama berasal
tumbuh sebagai anak-anak Allah dalam dari pendidikan agama di sekolah. Dalam
persekutuan Kristen, memenuhi hal ini, benih radikalisme agama
panggilan umum sebagai murid Yesus di tertanam ketika anak-anak mendapatkan
dunia dan tetap dalam harapan Kristen. informasi palsu dari guru agama.(Fredik
(Rifai, 2012) Pendidikan agama Kristen Melkias Boiliu, Noh Ibrahim Boiliu, 2019)
untuk orang dewasa menjangkau orang Dalam hal ini, di sekolah
dewasa untuk dapat hidup di usia tanggung jawab mendidik anti-
dewasa karena pendidikan formal yang radikalisme ada pada guru baik melalui
mereka terima di sekolah pada dasarnya pembelajaran di kelas terutama studi
telah selesai, dicapai, dan diwujudkan. agama dan melalui berbagai bentuk
Dalam hal ini, mereka dapat tumbuh, interaksi di lingkungan sekolah. Oleh
berubah, dan kadang-kadang secara karena itu, para guru diharapkan
Page 46
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

menanamkan pemahaman agama yang Thomas Lickona mengatakan "Tentu saja


damai dan toleran pada siswa di sekolah. pendidikan karakter bukan hanya
Selain itu, guru juga diharapkan menjadi tanggung jawab sekolah. Dalam hal ini, ia
mitra bagi orang tua yang dapat adalah tugas bersama semua orang yang
membantu memperkuat dan mengasah bersentuhan dengan nilai-nilai dan
sikap toleran anak-anak dalam agama di kehidupan kaum muda, mulai dengan
lingkungan sekolah dan luar sekolah. keluarga, dan meluas ke komunitas
Dengan demikian, pengetahuan, agama."(Liclona, 2013)
pemahaman, dan karakter anak-anak Menurut Saragih (2008: 27)
tentang agama secara damai dan toleran seorang guru pendidikan agama Kristen
benar-benar terbentuk dengan kuat tidak boleh mengabaikan perannya
karena didukung oleh sinergi orang tua sebagai guru yang memiliki tanggung
di rumah dan para guru di sekolah. jawab untuk membentuk karakter anak
Pendidikan agama Kristen di didiknya. Dalam hal ini guru pendidikan
sekolah-sekolah Kristen atau sekolah agama Kristen tidak sekedar mengajar,
negeri dan swasta lainnya, diperlakukan tetapi memberikan kontribusi yang lebih
sebagai bidang studi atau pengetahuan. bernilai dari sekedar mengajar, yaitu
(Ismail, 1998) Tujuan pendidikan agama berusaha membentuk karakter siswa.
Kristen tidak hanya untuk mengetahui Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan
atau mengetahui tentang agama, tetapi antara peran guru dan karakter. Guru
agar siswa memiliki iman kepada Tuhan, Kristen dapat berarti mereka yang
bahkan mencapai kepribadian yang mengajarkan prinsip dan praktik iman
dewasa dan lengkap. Artinya pendidikan Kristen, atau guru yang beragama Kristen
agama Kristen yang dilakukan di kelas yang mengajar mata pelajaran apa pun,
perlu diikuti dengan kegiatan lain yang tetapi fokus utamanya adalah
mengasuh, merawat, dan membina, baik pembangunan karakter. Oleh karena itu,
di lingkungan sekolah dan di luar sekolah banyak faktor yang dapat membentuk
seperti di jemaat, sekolah, dan karakter siswa, antara lain kondisi siswa,
masyarakat majemuk. Dalam hal ini, ketersediaan sarana prasarana, metode
Alasan untuk gerakan pendidikan pembelajaran yang baik, dan peran guru.
karakter atau perhatian utama “Dari semua faktor tersebut guru
pendidikan agama Kristen adalah bahwa merupakan komponen yang sangat
perilaku menyimpang yang penting dan perlu mendapat perhatian
membombardir kita setiap hari, misalnya khusus”. Dengan demikian, guru memiliki
kekerasan, keserakahan, korupsi, peran dan pengaruh yang sangat
ketidaksopanan, penyalahgunaan dominan dalam pembentukan karakter
narkoba, amoralitas seksual, dan etika siswa, tidak hanya dipengaruhi oleh
kerja yang buruk, memiliki inti yang sama situasi dan kondisi tetapi bagaimana
yaitu tidak adanya karakter yang baik. seorang guru menjadikan dirinya sebagai
Perilaku yang terjadi di lingkungan siswa teladan bagi siswa sehingga dalam
saat ini harus menjadi perhatian utama pengajarannya perannya dapat
sekolah sebagai institusi pendidikan, berpengaruh secara signifikan terhadap
yang harus membentuk karakter siswa. pembentukan karakter siswa.
Page 47
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

Mahakuasa tidak lain adalah berakar


Pendidikan Agama Kristen Dalam pada realitas pluralisme agama yang
Masyarakat Majemuk dianut oleh bangsa Indonesia. Dalam
Harianto GP menjelaskan bahwa konteks kebangsaan, masyarakat, dan
pendidikan agama Kristen adalah upaya agama di Indonesia berdasarkan
sadar dan terencana untuk menempatkan Pancasila ada enam agama yang diakui di
Yesus Kristus dalam pertumbuhan iman Indonesia. Islam, Kristen , Katolik, Hindu,
Kristen dengan menciptakan suasana Budha dan Konfusianisme. Dalam hal ini,
belajar dan proses belajar sehingga siswa pluralisme agama di negara ini adalah
secara aktif mengembangkan potensi realitas empiris yang tidak dapat
mereka untuk memiliki kekuatan spiritual disangkal. Oleh karena itu, warga negara
, yaitu berdasarkan pengendalian diri, ini harus toleran, menghormati
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, perbedaan dan menjunjung tinggi
dan keterampilan yang dibutuhkan oleh perbedaan, termasuk pluralisme agama
dirinya dan masyarakat. Orang Kristen Dalam menangani pluralisme , ada
yang hidup dan hidup dalam masyarakat beberapa hal yang harus dipegang oleh
majemuk. Dalam hal ini, keberagaman umat Kristen, terutama dalam kaitannya
meliputi agama, adat istiadat, gereja, dengan pengajaran. (Widjaja & Boiliu,
tingkat sosial, dan kelas. Oleh karena itu, 2019) Yang harus dilakukan dalam
sentuhan kepercayaan akan saling memenggal pergerakan pluralisme
mempengaruhi baik secara langsung adalah mengeksplorasi dan ketahui
maupun tidak langsung. Sentuhan ini kebenaran agama Kristen sebaik
dapat melalui pendidikan formal-non- mungkin. Pengetahuan sejati tentang
formal, atau pengaruh lingkungan kebenaran adalah modal dasar yang kuat
masyarakat. Ini telah menjadi sumber untuk menghadapi penipuan.
konflik internal dan eksternal.(Harianto
GP, 2012) Dengan demikian, agar hal ini
tidak terjadi di Indonesia, pemahaman 4. KESIMPULAN
agama perlu diberikan untuk Sesuai dengan pembahasa peran
menciptakan harmoni dan menghindari pendidikan agama Kristen sebagai
konflik. Ini diharapkan dapat strategi dalam menangkal radikalime
memperkaya iman, menciptakan suasana beragama di indobesiam maka dapat
damai dan persaudaraan di antara umat disimpulkan bahwa pendidikan agama
beragama di Indonesia. Karena itu, Kristen memiliki peran yang sangat
pendidikan agama Kristen sangat perlu penting untuk dapat menangkal
disediakan bagi masyarakat Indonesia. radikalisme dalam beraga yang sedang
Indonesia adalah "pertemuan" terjadi dalam kehidupan masyarakat
sekaligus "pertemuan berbagai agama indonesia saat ini dan yang akan terjadi
yang membawa pengaruh ke sejumlah kedapan melalui pengajaran pendidikan
agama dunia. Pilihan Pancasila sebagai agama Kristen di lingkungan keluarga,
dasar Negara mencerminkan keberadaan gereja, sekolah dan masyarakat majemuk.
pluralisme agama di Indonesia. Peran pendidiakan agama Kristen yang
Perenungan sila-sila agama Allah yang perlu di lakukan dalam keluarga untuk
Page 48
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

menangkal radikalisme dalam beragama agama Kristen dalam lingkungan


di indonesia melalui pengajaran masyarakat majemuk untuk menangkal
pendidikan agama Kristen di keluarga. radikalisme dalam beragama di indonesia
Dalam hal ini, di lingkungan keluarga yang perlu dilakukan ialah saling apa pun
orang tua yang berperan sebagai agamanya tetap saling menghargai dan
pengajar, pendidik dan pendampingan menghormati satu sama lain berdasarkan
bagi anak dalam mengajar, mendidik dan nilai-nilai pancasila.
mendampingi anak sehinga tidak berpikr
dan bersikap radikal atau fanatik
terhadap agama laian namun memiliki 5. DAFTAR PUSTAKA
sikap toleransi dalam umat beragama di Boiliu, Fredik Melkias, Boiliu, N. I., &
indonesia berdasarkan pancasila. Intarti, E. R. (2019). Pendidikan
Peran pendidikan agama Kristen Agama Kristen Antisipatif
di lingkungan gereja sebagai strategi Radikalisme Dalam Beragama Di
untuk menangkal radikalisme beragama Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama
di idonesia dengan pengajaran Kristen Regula Fidei, Vol 4(No), 130.
pendidikan agama Kristen, dalam hal ini Boiliu, Fredrik M. (2018). Model
gereja mengajarkan kepada jemaat agar Pendidikan Yang Cocok Dalam
menghargai dan menghormati agama Masyarakat Majemuk di Indonesia:
lain sesuai dengan teladan Yesus Kristus Model Pendidikan Agama yang
dan memiliki sikap toleransi dalam Inklusif dan Pendidikan Agama Yang
beragama dalam kehidupan sehari- Multikultural. Prosiding Revitalisasi
sehari. Secara iman jemaat hanya Indonesia Melalui Identitas
beriman kepada Yesus Kristus sebagai Kemajemukan Berdasarkan
Tuhan dan Juruslamat secara pribadi Pancasila, 179.
namun dalam bersosialisasu tetap saling Chandra, R. I. (2006). Pendidikan Menuju
menghargai agama lain dan jangan Manusia Mandiri. Bandung: Generasi
menganggap agamanya paling benar Infomedia.
dari semua agama. Peran pndidikan Daniel Nuhamara. (2007). Pembimbing
agama Kristen di sekolah untuk dapat Pendidikan Agama Kristen. Bandung:
menangkal radikalisme beragama di Jurnal Info Media.
indonesia melalui peran guru sebagai Djamarah, S. B. (2013). Pola Asuh Orang
pengajar, pendidik untuk mengajarkan Tua dan Komunikasi dalam
siswa-siswa dalam membina toleransi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
beragama di lingkungan sekolah Fanani, A. F. (2013). Fenomena
berdasarkan pancasila. artinya berbeda Radikalisme Di Kalangan Mudah,
beda agama tetapi tetap satu yaitu satu Jurnal Maarif Vol 8.No 1, 2013, 5.
bangsa indonesia dan mengajarkan Maarif, 8(1), 270.
mereka agar tidak bersikap fanatic Fanani, Z. (2002). Radikalisme Agama dan
terhadap agama lain serta jangan Perubahan Sosial. Surakarta:
menganngap agamanya paling benar Universitas Muhammadiyah Press.
dan paling layak masuk surga sedangkan Fredik Melkias Boiliu, Noh Ibrahim Boiliu,
agama yang lain tidak benar. Pendidikan E. R. I. (2019). Pendidikan Agama
Page 49
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

Kristen Antisipatif Radikalisme (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka


Dalam Beragama Di Indonesia,. Pelajar.
Jurnal Regulafidei, Vol 4(No 2), 124- Khotimah. (2014). Agama dan Civil
136. Society. JURNAL USHULUDDIN,
Groome, T. H. (2010). Christian Religious XXI(1), 121–132.
Education-Pendidikan Agama Kristianto, P. L. (2006). Prinsip & Praktik
Kristen. Jakarta: BPK-Gunung Mulia. Pendidikan Agama Kristen No Title.
Gulo, S. (2017). Prinsip Pendidikan Agama Yogyakarta: ANDY.
Kristen Dalam Keluarga Bagi Lase, S. (2011). Pendidikan Agama Kristen
Keluarga Banua Niha Keriso Kepada Orang Dewasa. Medan:
Protestan (Bnkp) Gunungsitoli,. Mitra.
Jurnal Global Edukasi, 1(3), 452 – Liclona, T. (2013). Educating for Character.
456. Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi, S. (2011). Metode Penelitian (2nd Mochamad Nurhuda Febriyansah, Lailatul
ed.). Yogyakarta: Andi Offset Khodriah, R. K., & Wardana. (2017).
Yogyakarta. Upaya Deradikalisasi Narapidana
Hamidi, A. (1991). Agama Komparatif Terorisme di Lembaga
(17th ed.). Rineka Cipta. Pemasyarakatan (Lapas) Kedung
Harianto GP. (2012). Pendidikan Agama Pane Semarang. Seminar Nasional
Kristen dalam Alkitab & Dunia Hukum Universitas Negeri
Pendidikan Masa Kini. Yoyakarta: Semarang, 3(1), 91-108.
ANDY. Mufid, F. (2016). Radikalisme Islam Dan
Hastuti, R. (2013). Pendidikan Agama Perspektif Epistimologi. Addin, 10(1),
Kristen Dalam Keluarga Sebagai 368.
Pusat Bermisi. Antusias Jurnal Munip, A. (2012). Menangkal Radikalisme
Teologi Dan Pelayanan, 4(2), 1–15. Agama Di Sekolah. Pendidikan Islam
Hasyim Muhammad, Khoirul Anwar, M. Z. UIN Sunan Kalijaga, 1(2), 162.
E. (2015). DISKURSUS Nainggolan, J. M. (2009). Pendidikan
DERADIKALISASI AGAMA: Pola Agama Kristen Dalam Masyarakat
Resistensi Pesantren terhadap Majemuk. Bandung: Bina Media
Gerakan Radikal. Walisongo, 23(1), Informasi.
197–222. Qodir, Z. (2018). Kaum Muda, Intoleransi,
Homrighausen. (2012a). Pendidikan dan Radikalisme Agama. Jurnal Studi
Agama Kristen. Jakarta: BPK-Gunung Pemuda, 5(1), 429.
Mulia. https://doi.org/10.22146/studipemu
Homrighausen. (2012b). Pendidikan daugm.37127
Agama Kristen. Jakarta: BPK-Gunung Rifai, E. (2012). Pendidikan Kristen Dalam
Mulia. Membangun Karakter Remaja di
Ismail, A. (1998). Ajarlah mereka Sekolah Menengah,”. Antusias Jurnal
melakukan: kumpulan karangan Teologi Dan Pelayanan, 2(2), 1–17.
seputar pendidikan agama kristen. Rodin, D. (2016a). Islam dan Radikalisme:
Jakarta: BPK Gunung Mulia. Telaah atas ayat-ayat Al-Qur an.
Jirhanuddin. (2010). Perbandingan Agama Addin, 10(1), 368.
Page 50
Jurnal Rontal Keilmuan PKn Vol.6/No.2/November 2020

Rodin, D. (2016b). ISLAM DAN Turansky, S. J. M. (2014). Menjadi Orang


RADIKALISME: Telaah atas Ayat-ayat Tua Kristen. Jakarta Barat: Nafiri
“Kekerasan” dalam al-Qur’an. Addin, Gabriel.
10(1), 29. Widjaja, F. I. (2019). Pluralitas dan
https://doi.org/10.21043/addin.v10i Tantangan Misi: Kerangka
1.1128 Konseptual untuk Pendidikan
Santoso, M. P. (2014). Reaching Family’s Agama Kristen dalam Masyarakat
Sinergity With Christian Church And Majemuk. Pendidikan Agama Kristen
School To Educate Kid Having Regula Fidei, 4(1), 591.
Christ’s Character. Scientific Widjaja, F. I., & Boiliu, N. I. (2019). Misi
Repository Petra Christian University dan Pluralitas Keyakinan di
Surabaya, 04, 1–23. Indonesia (1st ed.). Yogyakarta: Andi
Scruton, R. (2013). Kamus Politik. Offset.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yunita Dwi Pristiani, S. N. L. (2019). Komik
Sidjabat, S. (1994). Strategi Pendidikan Digital Sebagai Salah Satu Alternatif
Kristen. Yogyakarta: ANDY. Pembelajaran Anti Paham
Sya’Roni, M. (2019). Strategi Intergrasi Radikalisme Untuk Siswa SMP Di
Pendidikan Anti Radikalisme dalam Kedir. Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian
Kurikulum SMA/MA. Kependidikan, Inovasi Pembelajaran, 5(1), 108–117.
Pembelajaran Dan Pengembangan,
1(1), 82.

Page 51

You might also like