You are on page 1of 10

Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 |161

Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni dengan Penambahan


Ekstrak Daging Buah Pepaya
Transparent Soap from Virgin Coconut Oil with Addition of Papaya Fruit Flesh
Extract
Juangga Joseph A. Marpaung1, Dewi Fortuna Ayu1a, dan Raswen Efendi1

1JurusanTeknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12.5
Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Riau
aKorespondensi: Dewi Fortuna Ayu, Email: fortuna_ayu2004@yahoo.com

(Diterima oleh Dewan Redaksi: 29 – 06 - 2019)


(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 30 – 10 - 2019)

ABSTRACT
This research was aimed to get the best transparent soap from virgin coconut oil with addition of
papaya fruit flesh extract. Research method used completely randomized design (CRD) which
consisted of five treatments and repeated three times. Addition of papaya fruit extract were 10 g,
20 g, 30 g, and 40 g into 200 g soap stock. Data were analyzed by using analysis of variance then
with duncan’s new multiple range test at 5%. Parameters of the transparent soap observed were
chemical properties and organoleptic test. Result of ANOVA showed that free fatty acid, free alkali,
and insoluble material in ethanol had met the standard of solid soap SNI 3532-2016 except for
water content and total fatty acid. Based on this research, the best formula of transparent soap
was with addition of papaya fruit flesh extract 40 g which had 29.87% moisture content, 30.46%
total fatty acid, 1.06%, insoluble material in ethanol, 0.15% free fatty acid, 0% free alkali, 9.03 pH,
89.43% foam stability, and 349.55µg/ml antioxidant activity. Sensory assessment of soap by
panelist showed that the soap had an orange color, papaya scented, soft texture, and overall
hedonic was a little bit liked by panelist.
Keywords: Virgin Coconut Oil (VCO), papaya, transparent soap

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk memperoleh sabun transparan terbaik berbahan dasar minyak kelapa
murni dengan menambahkan ekstrak daging buah pepaya. Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Penambahan ekstrak buah pepaya
sebanyak 0 g, 10 g, 20 g, 30 g, dan 40 g ke dalam 200 g stok sabun. Data dianalisis secara statistik
dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) lalu dilanjutkan dengan duncan’s new multiple
range test (DNMRT) pada level 5%. Parameter yang diamati adalah karakteristik kimia dan uji
organoleptik. Hasil analysis of variance (ANOVA) menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas,
alkali bebas, dan bahan tidak larut etanol telah memenuhi standar sabun padat SNI 3531-2016
kecuali kadar air dan total asam lemak. Berdasarkan penelitian ini, formula sabun transparan
terbaik adalah penambahan daging buah pepaya sebanyak 40 g yang mengandung kadar air
29,87%, total asam lemak 30,46%, bahan tidak larut etanol 1,06%, asam lemak bebas 0,15%, alkali
bebas 0%, pH 9,03, stabilitas busa 89,43%, dan aktivitas antioksidan 349,55µg/ml. Evaluasi
sensori menunjukkan bahwa sabun berwarna jingga cerah, beraroma pepaya, bertekstur lunak,
dan penerimaan kesukaan secara keseluruhan agak disukai.
Kata Kunci: Minyak kelapa murni (VCO), pepaya, sabun transparan
Marpaung, Juangga Joseph A, Dewi Fortuna Ayu, Raswen Efendi. 2019. Sabun Transparan Berbahan
Dasar Minyak Kelapa Murni dengan Penambahan Ekstrak Daging Buah Pepaya. Jurnal Agroindustri
Halal 5(2): 161-170.
162| Marpaung et al. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni

PENDAHULUAN komponen bioaktif. Salah satu komponen


bioaktif yang biasanya digunakan adalah
Riau merupakan daerah penghasil
antioksidan.
kelapa di Indonesia dengan luas perkebunan
sebesar 510.925 ha dan produksi buah Antioksidan merupakan komponen yang
kelapa sebanyak 415.927ton pada tahun dapat mengurangi aktivitas radikal bebas.
2017 (BPS 2018). Areal perkebunan yang Antioksidan dapat diterapkan pada kulit untuk
luas ini sangat potensial untuk mensuplai menjaga serta merawat kesehatan kulit.
produk hasil tanaman kelapa. Radikal bebas mampu merusak DNA kulit dan
menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan
Produk utama hasil tanaman kelapa
bertambah keriput. Salah satu produk nabati
adalah buah kelapa. Kelapa tua umumnya
yang banyak mengandung antioksidan adalah
diolah menjadi santan. Santan kelapa
buah pepaya.
merupakan cairan yang bersumber dari
hasil perasan kelapa parut. Santan Penambahan antioksidan pada
umumnya digunakan sebagai tambahan pembuatan sabun transparan telah dilakukan
dalam pembuatan makanan dan minuman oleh beberapa peneliti. Setiawan (2018)
serta dapat diolah lagi lebih lanjut menjadi menyatakan bahwa penambahan ekstrak lidah
minyak kelapa murni atau virgin coconut oil buaya sebanyak 30 g menggunakan
(VCO). konsentrasi alkali sebesar 30% menghasilkan
sabun dengan aktivitas antioksidan sebesar
Virgin Coconut Oil adalah minyak
138,379 µg/µl dan pH 9,0. Menurut Sukeksi et
berasal dari santan buah kelapa tua tanpa
al. (2018), penambahan ekstrak buah
proses pemanasan dan penambahan bahan
mengkudu 30 g dengan konsentrasi alkali
kimia. Minyak dengan kualitas yang tinggi
sebesar 26% menghasilkan sabun dengan
kaya akan vitamin C serta asam laurat. Asam
aktivitas antioksidan sebesar 153,58 µg/µl
laurat dapat melembutkan kulit apabila
dan pH 8,6. Berdasarkan penjabaran di atas,
diterapkan langsung pada permukaan kulit.
peneliti melakukan penelitian yang bertujuan
Vitamin yang terkandung dalam minyak
untuk memperoleh formulasi penambahan
kelapa murni juga digunakan sebagai
ekstrak daging buah pepaya terbaik terhadap
pelembab dan mampu mempercepat
mutu sabun padat transparan.
penyembuhan luka (Lucida et al. 2008).
Oleh karena itu, minyak kelapa murni sangat
baik apabila dimanfaatkan sebagai bahan MATERI DAN METODE
baku sabun padat transparan. Tempat dan Waktu
Sabun merupakan surfaktan yang Penelitian telah dilaksanankan di
mampu untuk mencuci serta membersihkan Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian
ketika digunakaan bersamaan dengan air. Fakultas dan Laboratorium Analisis Hasil
Sabun terbagi dalam dua berdasarkan Pertanian, Universitas Riau Pekanbaru. Waktu
bentuknya yaitu sabun cair dan sabun padat. penelitian berlangsung selama empat bulan
Sabun yang sedang diminati masyarakat yaitu bulan Februari hingga Juni 2019.
adalah sabun transparan. Sabun transparan
mempunyai tampilan yang berkilau dan Bahan dan Alat
menghasilkan lebih banyak busa yang Bahan yang digunakan dalam penelitian
lembut terhadap kulit (Widyasanti dan ini adalah santan dan buah pepaya dari Pasar
Hasna 2016). Sabun transparan merupakan Raya Simpang Baru Panam, gula pasir (merk
hasil dari reaksi penyabunan antara minyak gulaku), akuades, asam stearat, natrium
dengan alkali serta menambahkan bahan hidroksida (NaOH), etanol 96%,
yang mampu membentuk kondisi dietanolamida (DEA), dan natrium klorida
transparan pada sabun. Efektifitas sabun (NaCl). Bahan yang digunakan dalam analisis
transparan dalam menjaga kulit dapat adalah KOH 0,1 N alkoholis, HCl 0,1 N
ditingkatkan lebih lanjut dengan alkoholis, n-heksan, indikator fenolftalein 1%,
menambahkan bahan yang mengandung dan indikator metil jingga.
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 |163

Peralatan yang digunakan dalam lunak, serta aroma pepaya segar yang tercium
penelitian ini adalah timbangan, pisau, di pangkal buah. Buah pepaya dicuci bersih
juicer, baskom, spatula, kain saring, menggunakan air yang mengalir dan dikupas
saringan, hotplate, magnetic stirrer, batang kulitnya serta dipotong kecil. Ekstraksi daging
pengaduk, termometer, gelas piala, sarung buah pepaya mengacu pada Setiarto et al.
tangan karet, cetakan silikon panci, kertas (2018) yaitu dengan cara menghaluskan
label, dan timbangan analitik. Alat yang daging buah yang sudah dipotong kecil
digunakan untuk analisis diantaranya pH menggunakan juicer. Sari buah disaring dan
meter, gelas ukur, kertas saring, pipet tetes, disentrifugasi pada kecepatan 8500 rpm
corong pemisah, buret, erlenmeyer, kurang lebih 15 menit dan diambil
penangas air, tabung reaksi, pendingin balik, supernatannya.
dan booth. c. Pengamatan
Metode Penelitian Pengamatan sabun transparan adalah
Penelitian dilakukan secara kadar air, total lemak, bahan tak larut etanol,
eskperimen menggunakan rancangan acak asam lemak bebas, alkali bebas, dan pH yang
lengkap (RAL) yang tersusun atas lima mengacu pada SNI 3532-2016 (sabun mandi
perlakuan dengan tiga kali pengulangan padat). Uji stabilitas busa yang mengacu pada
yaitu SV1 (penambahan ekstrak daging buah Piyali et al. (1999), aktivitas antioksidan
pepaya 0 g), SV2 (penambahan ekstrak mengacu pada Zhang et al. (2006), dan analisis
daging buah pepaya 10 g), SV3 sensori mengacu pada Setyaningsih et al.
(penambahan ekstrak daging buah pepaya (2010).
20 g), SV4 (penambahan ekstrak daging d. Kadar Air
buah pepaya 30 g), dan SV5 (penambahan
ekstrak daging buah pepaya 40 g) ke dalam Sebanyak 2 g sampel ditimbang lalu
200 g stok sabun. dimasukkan ke dalam cawan porselen yang
telah diketahui beratnya (sebelum cawan
Pelaksanaan Penelitian porselen digunakan, terlebih dahulu
a. Pembuatan Minyak Kelapa Murni dikeringkan dala oven menggunakan suhu
Pembuatan minyak kelapa murni kurang lebih 105 °C selama 3 jam dan
mengacu pada Anwar dan Salima (2016). didiamkan selama 30 menit di dalam desikator
Kelapa tua dipilih dan diparut. Hasil parutan dan ditimbang. Sampel beserta cawan
daging kelapa ditambahkan air dengan kemudian dipanaskan kembali menggunakan
perbandingan 1:1,5 yaitu 1liter air setiap 1 oven kurang lebih 30 menit kemudian
½ buah kelapa dan diperas dan diperoleh didinginkan kembali menggunakan desikator
santan. Santan disimpan dalam wadah dan ditimbang. Penimbangan diulangi lagi
selama kurang lebih 1 jam dan terbentuk 2 sampai berat konstan yaitu selisih
lapisan yaitu krim dan skim. Krim diambil penimbangan kecil atau sama dengan 0,2 mg.
dan dilakukan sentrifugasi pada kecepatan Kadar air dihitung menggunakan rumus:
10.000 rpm kurang lebih 20 menit sehingga 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (%)
terbentuk lapisan minyak, blondo, dan air. 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
= (1)
Minyak disaring dan dimurnikan dengan 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙
zeolit sehingga diperoleh minyak kelapa × 100%
murni.
b. Pembuatan Ekstrak Daging Buah Pepaya e. Total Lemak
Pembuatan ekstrak daging buah Sampel sebanyak 5 g ditimbang, diambil,
pepaya dimulai dengan pemilihan pepaya dan dilarutkan menggunakan 100 ml akuades
madu yang cukup matang, kulit buah panas pada suhu 70-80°C kemudian
berwarna jingga dan berwarna hijau di dituangkan ke dalam corong pemisah. Sampel
beberapa bagian, tekstur daging yang agak dalam corong pisah kemudian beberapa tetes
164| Marpaung et al. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni

larutan metil jingga ditambahkan serta g. Alkali Bebas dan Asam Lemak Bebas
larutan H2SO4 sebanyak 5 ml berlebih. Indikator fenoftalein 1% ditambahkan
Sampel diekstraksi sebanyak 3 kali dengan sebanyak 0,5 ml pada filtrat hasil uji bahan tak
pelarut n-heksan 100 ml, 50 ml, dan 50 ml. larut etanol yang telah dipanaskan. Larutan
Ekstrak dikumpulkan dalam gelas piala, dititrasi dengan KOH alkoholis 0,1 N sampai
kemudian dicuci 3 kali menggunakan berubah menjadi merah muda, apabila
akuades. Pelarut n-heksan diuapkan dan bersifat asam dicatat sebagai V. Larutan
residu yang terbentuk dilarutkan dalam 20 dititrasi menggunakan HCl alkoholis 0,1 N
ml etanol netral 95% kemudian ditambah sampai tidak terdapat warna merah apabila
beberapa tetes indikator fenolftalein. bersifat alkali. Hitung menjadi NaOH apabila
Larutan dititrasi menggunakan KOH alkali dan hitung menjadi asam oleat apabila
alkoholis kemudian dicatat. Larutan asam.
alkoholis dari hasil titrasi diuapkan, residu 282 × 𝑉 × 𝑁
yang terbentuk kemudian dipanaskan 𝐴𝐿𝐵% = × 100% (4)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
menggunakan oven dengan suhu kurang
lebih 103 ºC kemudian ditimbang bobotnya
sampai didapatkan bobot tetap. Total lemak h. Stabilitas Busa
dihitung dengan rumus : Sampel sebanyak kurang lebih 1 g
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 (%) ditimbang dan dilarutkan menggunakan 9 ml
= [𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 akuades, lalu dikocok selama 30 detik di dalam
− (𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝑁 (2) tabung reaksi. Diukur tinggi busa. Sampel
× 0,038)]
100 dibiarkan selama 1 jam, kemudian diukur
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 tinggi busanya kembali. Apabila sampel yang
diukur jumlahnya melebih satu, harus
f. Bahan Tak Larut Etanol digunakan tabung-tabung reaksi yang
Sebanyak 5 g sampel ditimbang (b1). volumenya sama. Pengukuran stabilitas busa
Sampel kemudian dilarutkan dengan 200 ml diulang 3 kali.
etanol netral dan dipanaskan dalam
rangkaian alat refluks sampai sabun larut 𝑆𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑠𝑎% =
seluruhnya. Kertas saring dipanaskan
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑢𝑠𝑎 (𝑐𝑚) (5)
× 100%
menggunakan oven pada suhu kurang lebih 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑏𝑢𝑠𝑎
100-105 ºC dengan durasi 30 menit dan i. Derajat Keasaman
kemudian ditimbang. Proses pengeringan
Derajat keasaman diukur menggunakan
kertas saring diulangi hingga beratnya stabil
pH meter yang telah melalui proses kalibrasi.
dan didapat bobot kertas saring (b0).
Sampel sebanyak 1 g ditimbang lalu
Sampel yang telah larut disaring
ditambahkan akuades sebanyak 9 ml dan
menggunakan kertas saring. Sampel yang
kemudian disimpan dalam botol kaca kecil.
tersisa dalam labu didih dicuci dengan
Sampel diukur dengan merendam elektroda
menggunakan larutan etanol netral. Dicuci
ke dalam larutan lalu dibiarkan hingga didapat
residu yang terdapat di kertas saring dengan
pembacaan nilai yang stabil. Nilai pH dapat
menggunakan larutan etanol netral sampai
langsung dibaca pada skala pH meter.
bebas terhadap sabun. Kertas saring dan
residu kemudian dikeringkan menggunakan j. Aktivitas Antioksidan
oven kurang lebih 3 jam dengan suhu kurang Uji aktivitas antioksidan dilakukan
lebih 100-105 ºC. Kertas saring didinginkan menggunakan microplate reader twofold
lalu ditimbang beratnya (b2). Total bahan dilution dengan metode DPPH (1,1- diphenyl-2-
tak larut etanol dihitung menggunakan picryl hydrazyl) menggunakan panjang
rumus: gelombang 520 nm. Plate terdiri atas baris A
𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 (%) = hingga H yang berjumlah 12 sumur. Sebanyak
𝑏2 − 𝑏0 (3) 2 mg sampel ditimbang lalu dilarutkan
× 100% menggunakan 2 ml MeOH, dalam hal ini
𝑏1
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 |165

konsentrasi sampel 1000 μg/ml. Sebanyak semua sampel, kemudian panelis diminta
100 μl sampel dimasukkan pada baris A. 50 menilai masing-masing sampel pada lembaran
μl MeOH dimasukkan pada sumur baris B kuisioner yang diberikan.
hingga F. Analisis Data
Sampel pada baris A diambil sebanyak Data yang diperoleh dari pengamatan
50 μl dan ditambahkan ke baris B, dianalisis secara statistik menggunakan
selanjutnya sampel pada baris B diambil 50 analisis sidik ragam (ANOVA). Apabila Fhitung >
μl ditambahkan ke baris C dan diulangi Ftabel maka akan dilakukan uji lanjut dengan
sampai baris F. Sampel pada baris F dipipet Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT)
50 μl dan dibuang, sehingga didapat pada taraf 5%.
konsentrasi 1000, 500, 250, 125, 62.5 dan
31.25 μg/ml. Sedangkan pada baris G-H diisi
dengan 50 μl MeOH, khusus pada baris H HASIL DAN PEMBAHASAN
diisi hanya sumur 1-6. Baris A-G Hasil sidik ragam berupa kadar air, total
ditambahkan DPPH sebanyak 80 μl dengan lemak, bahan tak larut etanol, alkali bebas,
konsentrasi 40 μg/ml, kemudian diinkubasi asam lemak bebas, stabilitas busa, derajat
kurang lebih 30 menit. Aktivitas antioksidan keasaman, aktivitas antioksidan sabun, dan
diukur sebagai penurunan absorbansi DPPH analisis sensori tertera pada Tabel 1.
hasil pengukuran dengan microplate reader.
Nilai aktivitas antioksidan dihitung dengan Kadar Air
rumus sebagai berikut: Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai kadar
air sabun transparan mengalami peningkatan
%
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 − 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 dari 16,13% menjadi 29,87%. Kadar air
= (6) bertambah seiring dengan penambahan
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
× 100% ekstrak daging buah pepaya pada pembuatan
sabun transparan. Kadar air tertinggi terdapat
k. Analisis Sensori pada perlakuan SV5 yaitu 29,87% dan berbeda
Analisis sensori mengacu pada nyata terhadap perlakuan SV1, SV2, SV3, dan
Setyaningsih et al. (2010). Penilaian sensori SV4. Hal ini disebabkan karena ekstrak daging
untuk uji deskriptif dilakukan oleh 30 orang buah pepaya yang ditambahkan merupakan
panelis semi terlatih yaitu mahasiswa supernatan berupa cairan hasil sentrifugasi.
Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Nilai kadar air penelitian ini belum
Pertanian Universitas Riau yang telah memenuhi SNI sabun padat yaitu maksimum
mengikuti dan lulus Mata Kuliah Evaluasi 15%. Hal ini dapat disebabkan karena adanya
Sensori, sedangkan untuk uji hedonik penambahan bahan yang memiliki sifat
dilakukan oleh 80 orang panelis tidak higroskopis yaitu menyerap air yang berada di
terlatih yaitu mahasiswa Fakultas Pertanian udara seperti gliserin, larutan gula, dan etanol.
Universitas Riau. Uji deskriptif bertujuan Penambahan bahan-bahan tersebut diduga
untuk mendapatkan karakteristik sabun mengakibatkan sabun menjadi mudah
transparan yang meliputi warna, aroma, dan menyerap uap air dari udara sehingga
tekstur. Uji hedonik bertujuan untuk menghasilkan kadar air melebihi standar yang
mengetahui tingkat kesukaan panelis ditetapkan SNI sabun mandi padat. Kadar air
terhadap sabun yang diuji meliputi warna, sabun yang tinggi menghasilkan sabun yang
aroma, tekstur, dan penilaian keseluruhan. lunak dan cepat habis jika digunakan.
Penilaian sensori dilakukan dengan cara Setiawan (2018) menyatakan bahwa sabun
sampel ditimbang dan diletakkan sebanyak dengan kadar air berlebih dapat mengalami
5 g dalam wadah bersih dan ditandai penyusutan berat pada saat pengemasan.
menggunakan kode angka acak. Panelis Selain itu sabun dengan kadar air berlebih
menilai warna, aroma, dan tekstur untuk akan mudah menyusut dan cepat habis pada
saat digunakan.
166| Marpaung et al. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni

Tabel 1. Hasil sidik ragam terhadap parameter yang diuji


SNI Perlakuan
Pengamatan SV1 SV2 SV3 SV4 SV5
3532-2016 0g 10 g 20 g 30 g 40 g
Analisis kimia
Kadar air (%) Maks. 15 16,13a 19,43b 22,74c 26,77d 29,87e
Total Lemak (%) Min. 65,0 46,10d 33,53c 32,68b 30,70a 30,46a
Bahan tidak larut etanol
Maks. 5,0 0,59a 0,66a 0,71a 0,84b 1,06c
(%)
Alkali bebas (%) Maks. 0,1 0,06a - - - -
Asam lemak bebas (%) Maks. 2,5 - 0,56 d 0,44 c 0,29b 0,15a
Stabilitas busa (%) - 53,80a 67,90b 75,13bc 84,26cd 89,43d
Derajat keasaman - 10,76e 10,23d 9,76c 9,36b 9,03a
Aktivitas antioksidan
- 876,72e 697,30c 549,43c 361,18b 349,55a
(µg/ml)
Penilaian Deskriptif
Warna Normal 1,03a 2,20b 3,17c 4,37d 4,53d
Aroma Normal 1,47a 2,03 b 2,70 c 3,53d 3,57d
Tekstur Normal 1,87a 1,97a 2,47b 3,47c 4,13d
Penilaian hedonik Normal 2,84 a 2,88 a 3,24b 3,33b 3,41b
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji DNMRT
pada taraf 5%

Total Lemak bahwa total lemak yang tinggi menghasilkan


Tabel 1 menunjukkan bahwa total sabun dengan sifat terkesan licin, lebih lembut,
asam lemak sabun transparan mengalami dan lembab.
penurunan yaitu dari 46,10% menjadi Bahan Tak Larut Etanol
30,46%. Total lemak sabun transparan Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat
mengalami penurunan seiring penambahan kenaikan nilai bahan tidak larut etanol dari
esktrak daging buah pepaya. Total lemak 0,59% menjadi 1,06%. Nilai bahan tidak larut
paling tinggi terdapat pada SV1 yaitu etanol mengalami kenaikan akibat
46,10% dan berbeda nyata berdasarkan penambahan ekstrak daging buah pepaya
perlakuan lainnya. dimana kadar bahan tidak larut etanol
Nilai total lemak pada penelitian ini tertinggi terdapat pada perlakuan SV5 yaitu
belum sesuai dengan SNI sabun padat yaitu 1,06% dan berbeda nyata terhadap semua
minimal 65%. Penurunan total lemak sabun perlakuan. Hal ini dapat disebabkan karena
transparan disebabkan karena adanya ekstrak daging pepaya masih mengandung
bahan tambahan pada formulasi sabun komponen yang tidak dapat larut dalam etanol
transparan yang mampu membentuk seperti serat, vitamin C, dan β-karoten.
struktur transparan pada sabun sehingga Hambali et al. (2005) menyatakan bahwa
sabun akan mengandung lebih sedikit stok kadar bahan tak larut dalam etanol akan
sabun dibandingkan sabun mandi biasa meningkat disebabkan oleh serat yang masih
(Mitsui 1997). terkandung dalam bahan. Bahan lain yang
Lemak berperan dalam mengatur juga tidak larut etanol adalah vitamin C.
konsistensi sabun. Lemak bersifat sukar Ningsih (2017) menyatakan bahwa vitamin C
untuk larut air. Semakin sedikit kadar lemak bersifat mudah larut air dan sulit larut dalam
suatu sabun, maka lebih mudah sabun untuk etanol. Buah pepaya memiliki kadar vitamin C
hancur ketika digunakan karena mudah yang tinggi yaitu 78 mg/100 g bahan, sehingga
menyerap air. Sari (2012) menyatakan semakin banyak jumlah ekstrak daging buah
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 |167

pepaya, maka semakin banyak vitamin C di penambahan antioksidan pada sabun


dalam sabun. Nilai bahan tak larut etanol transparan yang menggunakan ekstrak yang
pada penelitian ini telah memenuhi SNI mengandung saponin menghasilkan
3532-2016 sabun mandi padat yaitu kestabilan busa yang meningkat. Saponin
maksimal 5,0% (BSN 2016). adalah senyawa bahan alam penghasil busa
yang dapat dimanfaatkan pada industri
Alkali Bebas dan Asam Lemak Bebas
deterjen, sabun dan shampoo (Thoha et al.
Tabel 1 menunjukkan bahwa sabun 2009). Kandungan saponin dalam ekstrak
transparan tanpa penambahan esktrak daging pepaya memiliki peranan untuk
pepaya menghasilkan sabun yang meningkatkan kestabilan busa, oleh karena itu
mengandung alkali bebas yaitu 0,06%, terjadi peningkatan stabilitas busa sabun
sementara sabun yang ditambahkan ekstrak transparan seiring meningkatnya jumlah
daging buah pepaya mengandung asam ekstrak pepaya yang ditambahkan.
lemak bebas dari 0,56% menjadi 0,15%.
Kadar alkali bebas terdapat pada SV1 Derajat Keasaman (pH)
sementara kadar asam lemak bebas Tabel 1 menunjukkan adanya penurunan
terdapat pada SV2 sampai SV5 dimana derajat keasaman sabun seiring dengan
semakin banyak jumlah ekstrak daging buah jumlah ekstrak daging buah pepaya yaitu dari
pepaya yang ditambahkan, maka semakin 10,77 menjadi 9,03. Derajat keasaman sabun
menurun kadar asam lemak bebas dalam mengalami penurunan seiring dengan
sabun. Kandungan alkali bebas dalam sabun penambahan ekstrak daging buah pepaya. Hal
dapat disebabkan karena asam lemak bebas ini dapat disebabkan karena nilai pH sari
masih kurang untuk bereaksi membentuk daging buah pepaya yang masih bersifat asam
sabun. sehingga semakin banyak ekstrak yang
Ariono et al. (2017) menyatakan ditambahkan, maka akan semakin rendah pH
bahwa adanya antioksidan yang sabun. Neswati (2013) menyatakan bahwa
mendonorkan hidrogen sehingga asam sari daging buah pepaya memiliki nilai derajat
lemak ikatan rangkap tidak stabil cenderung keasaman sebesar 5,9.
akan bereaksi dengan asam lemak bebas Nilai derajat keasaman pada peneilitian
akibat hidrolisis sehingga asam lemak bebas ini sudah cukup baik yaitu antara 9,03 sampai
akan berkurang. Budiyanto et al. (2010) 10,77. Menurut Hernani et al. (2010), pH
menyatakan bahwa keberadaan β-karoten untuk sabun mandi yang baik berkisar antara
akan memperlambat pembentukan asam 9-11 dengan pH terbaik adalah 9,2, apabila pH
lemak bebas. lebih tinggi, warna sabun akan menjadi lebih
gelap. Wasiatmadja (1997) menyatakan
Stabilitas Busa
bahwa pH yang terlalu tinggi atau rendah
Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin dapat meningkatkan daya absorbsi kulit
banyak jumlah esktrak buah pepaya yang sehingga kulit menjadi iritasi.
ditambahkan maka semakin stabil busa
pada sabun yaitu dari 53,8% menjadi Aktivitas Antioksidan
89,43%. Peningkatan angka stabilitas busa Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
terjadi seiring jumlah ekstrak daging buah inhibitor concentration50 (IC50) sabun
pepaya yang ditambahkan dimana busa transparan semakin kuat dari 876,72 menjadi
paling stabil terdapat pada SV5 yaitu 349,55 µg/ml. Setiap perlakuan berbeda
89,43% dan berbeda tidak nyata terhadap nyata dibandingkan perlakuan lainnya dimana
SV4 serta berbeda nyata terhadap SV1, SV2, terjadi peningkatan aktivitas antioksidan
dan SV3. Hal ini dikarenakan masih terdapat seiring dengan jumlah esktrak daging buah
senyawa aktif saponin dalam ekstrak daging pepaya. Nilai IC50 sabun transparan SV4 dan
buah pepaya. SV5 adalah 361,16 µg/ml dan 349,55 µg/ml
Fitriani (2017) menyatakan bahwa yang berarti lemah. Putri dan Hidajati (2015)
menyatakan bahwa IC50 antara 250-500 ppm
168| Marpaung et al. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni

bersifat lemah. Nilai IC50 SV1, SV2, dan SV3 penilaian deskriptif terhadap aroma sabun
secara berurutan adalah 876,72 µg/ml, dari 1,47 menjadi 3,57 yang berarti sabun
697,30 µg/ml, dan 549,43 µg/ml, yang sangat beraroma kelapa hingga agak
berarti antioksidan di dalam sabun sudah beraroma pepaya. Skor paling tinggi terdapat
tidak aktif. Menurut Molyneux (2004), pada perlakuan SV5 yaitu 3,57 yang berbeda
senyawa antioksidan sudah tidak aktif jika nyata terhadap perlakuan SV1, SV2, dan SV3,
nilai IC50 lebih dari 500 µg/ml. namun berbeda tidak nyata dengan SV4.
Aktivitas antioksidan sabun Penilaian sensori deskriptif terhadap aroma
transparan lebih rendah jika dibandingkan semakin beraroma pepaya seiring dengan
dengan aktivitas antioksidan pepaya. Hal ini jumlah ekstrak daging buah pepaya. Hal ini
dapat disebabkan karena terjadi kerusakan dapat diakibatkan karena di dalam pepaya
antioksidan pada saat proses pengolahan terdapat senyawa volatil berupa linolool
dan ekstraksi daging buah pepaya serta sehingga semakin besar jumlah ekstrak daging
pemanasan pada saat saponifikasi. Sukeksi buah pepaya, maka semakin banyak senyawa
et al. (2018) menyatakan bahwa penurunan berisfat volatil pada sabun dan semakin kuat
kemampuan antioksidan dapat terjadi aroma pepaya yang dihasilkan. Wijaya dan
dikarenakan adanya proses pemanasan Chen (2012) juga menyatakan bahwa pepaya
suhu tinggi saat pembuatan sabun sehingga mengandung senyawa volatil dominan berupa
senyawa antioksidan menjadi rusak. linalool dan benzyl isothiocyanate.
Warna Tekstur
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
penilaian panelis secara deskriptif terhadap penilaian panelis deskriptif terhadap tekstur
warna sabun yang dihasilkan dari 1,03 sabun yaitu dari 1,87 menjadi 4,13 yang
menjadi 4,53 yaitu berwarna putih hingga berarti memiliki tekstur keras hingga lunak.
jingga. Perlakuan SV5 berbeda nyata Perlakuan dengan skor tertinggi terdapat pada
dengan perlakuan SV1, SV2, dan SV3 tetapi perlakuan SV5 yaitu 4,13, yang berbeda nyata
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan dengan perlakuan SV1, SV2, SV3, dan SV4,
SV4. Perubahan warna sabun dipengaruhi sementara perlakuan SV1 dan SV2 berbeda
oleh ekstrak daging buah pepaya. Semakin tidak nyata. Perbedaan tekstur sabun berbeda
banyak ekstrak daging buah pepaya yang seiring dengan jumlah ekstrak daging buah
ditambahkan, semakin jingga warna sabun. pepaya. Semakin banyak ekstrak pepaya yang
Perbedaan warna sabun dapat dilihat pada ditambahkan, maka semakin lunak sabun yang
Gambar 1. dihasilkan. Hal ini disebabkan karena kadar
air ekstrak daging buah pepaya yang
ditambahkan mengandung masih tergolong
tinggi sehingga mempengaruhi tekstur sabun
yang dihasilkan.
Hedonik Penerimaan Keseluruhan
Gambar 1. Warna sabun setiap perlakuan Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
Poerwanto (2003) menyatakan buah penilaian hedonik secara keseluruhan
pepaya memiliki β-karoten yang berperan memiliki skor 2,84 hingga 3,41, yaitu suka
sebagai antioksidan. β-karoten adalah hingga agak suka. Perlakuan dengan skor
pigmen berwarna merah-jingga. tertinggi terdapat pada perlakuan SV5 yaitu
Penambahan ekstrak daging buah pepaya agak suka dan berbeda nyata dengan
selain dapat menambah aktivitas perlakuan SV1 dan SV2, tetapi berbeda tidak
antioksidan, juga memberikan warna pada nyata terhadap perlakuan SV3 dan SV4.
sabun. Semakin besar jumlah penambahan ekstrak
Aroma daging buah pepaya maka panelis semakin
kurang menyukai sabun yang dihasilkan. Hal
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
ini diakibatkan karena semakin banyak jumlah
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 5 Nomor 2, Oktober 2019 |169

ekstrak daging buah pepaya, maka semakin ekstrak bahan alami antioksidan terhadap
tinggi kadar air pada sabun yang dihasilkan laju oksidasi minyak kelapa. Jurnal Reaktor.
sehingga tekstur sabun menjadi lunak dan 17(3): 157-165.
mempengaruhi penilaian panelis. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik
Indonesia 2018. www.bps.go.id. Diakses
pada 13 Maret 2019.
KESIMPULAN DAN SARAN
Budiyanto, D. Silsia, Z. Efendi, R Janika. 2010.
Kesimpulan Perubahan kandungan β-karoten, asam
Penambahan ekstrak daging buah lemak bebas dan bilangan peroksida
pepaya berpengaruh terhadap kadar air, minyak sawit merah selama pemanasan.
total lemak, bahan tak larut etanol, alkali Jurnal AGRITECH. 30(2): 75-79.
bebas, asam lemak bebas, stabilitas busa, [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2016. SNI
derajat keasaman, dan aktivitas antioksidan, (3532-2016) Sabun Padat. Standardisasi
serta penilaian deskriptif dan hedonik sabun Departemen Perindustrian. Jakarta.
transparan secara keseluruhan. Sabun
Fitriani D. 2017. Karakteristik dan aktivitas
transparan dengan penambahan ekstrak
antifungi sabun padat transparan dengan
daging buah pepaya yang telah diuji sudah
bahan aktif ekstrak daun buas-buas
memenuhi beberapa parameter standar SNI
(Premna cordifolia Linn.). Jurnal
dan penilaian sensori secara keseluruhan.
EnviroScienteae. 13(1): 40-46.
Perlakuan terpilih dari penelitian ini adalah
SV5 yaitu penambahan esktrak daging buah Hambali E, Bunasor TK, Suryani A, Kusumah
pepaya sebanyak 40 g dalam 200 g stok GA. 2005. Aplikasi dietanolamida dari asam
sabun. Sabun transparan yang dihasilkan laurat minyak inti sawit pada pembuatan
memiliki kadar air 29,87%, total lemak sabun transparan. Jurnal Teknologi Industri
30,46%, bahan tak larut etanol 1,06%, alkali Pertanian. 15(2): 46-53.
bebas tidak ada, asam lemak bebas 0,15%, Lucida H, Salman, Sukma Hm. 2008. Uji daya
stabilitas busa 89,43%, derajat keasaman peningkatan penetrasi virgin coconut oil
9,03, dan akivitas antioksidan 349,55 µg/ml (VCO) dalam basis krim. Jurnal Sains dan
dengan karakteristik berwarna jingga, agak Teknologi Farmasi. 13(1): 23-30.
beraroma pepaya, memiliki tekstur yang Hernani K, Bunasor T, Fitriati. 2010. Formula
lunak, dan penilaian keseluruhan agak sabun transparan antijamur dengan bahan
disukai panelis. aktif ekstrak lengkuas (Alpinia galanga L.
Saran Swartz). Jurnal Buletin Littro. 21(2): 192-
205.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
untuk menghasilkan sabun padat Mitsui T. 1997. New Cosmetic Science.
transparan dengan penambahan ekstrak Elsevier. Amsterdam.
daging buah pepaya yang memenuhi kadar Molyneux P. 2004. The use of the stable free
air dan total lemak sesuai dengan SNI-3235- radical diphenyl plerylhydrazyl (DPPH)
2016 sabun padat. for estimating antioxidant activity. Jurnal
Science and Technology. 26(2): 211-219.
DAFTAR PUSTAKA Neswati. 2013. Karakteristik permen jelly
pepaya (Carica papaya L.) dengan
Anwar C dan Salima R. 2016. Perubahan penambahan gelatin sapi. Jurnal
rendemen dan mutu virgin coconut oil Agroindustri. 3(2): 105-115.
(VCO) pada berbagai kecepatan putar dan
Ningsih UD. 2017. Perbedaan kadar vitamin C
lama waktu sentrifugasi. Jurnal Teknotan.
pada buah kersen (Mutingia calabura L.)
10(2): 51-60.
berwarna merah dan hijau muda. Skripsi.
Ariono D, Christian PM, Irfan SM, Suharno, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Tamara A. 2017. Pengaruh penambahan Semarang
170| Marpaung et al. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni

Poerwanto. 2003. Pengelolaan Tanah dan Setyaningsih D, Anton A, Maya PS. 2010.
Pemumpukan Kebun Buah-Buahan. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan
Bahan Ajar Budidaya Buah-Buahan Agro. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.
Modul VII. Institut Pertanian Bogor. Sukeksi L, Sianturi M, Setiawan L. 2018.
Bogor. Pembuatan sabun transparan berbasis
Piyali G, Bihrud RG, Kumar VV. 1999. minyak kelapa dengan penambahan
Detergency and foam studies on linear ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia)
alkylbenzene sulfonate and secondary sebagai bahan antioksidan. Jurnal Teknik
alkyl sulfonate. Jurnal Surfactant and Kimia. 7(2): 33-39.
Detergent. 2(4): 489-493. Thoha MY, Sitanggang AF, Hutahayan DRS.
Putri ASP dan Hidajati N. 2015. Uji aktivitas 2009. Pengaruh pelarut isopropil alkohol
antioksidan senyawa fenolik ekstrak 75% terhadap ekstraksi saponin dari biji
methanol kulit batang tumbuhan nyiri teh dengan variabel waktu dan temperatur.
batu (Xylocarpus moluccencis). Jurnal Jurnal Teknik Kimia. 3(16): 1-10.
Kimia Universitas Negri Surabaya. Wasiatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu
4(1):37-42. Kosmetik Medik. Universitas Indonesia
Sari VI. 2012. Pemanfaatan strearin dalam Press. Jakarta.
proses pembuatan sabun mandi padat. Widyasanti A dan Hasna AH. 2016. Kajian
Jurnal Sagu. 11(1): 1-10. pembuatan sabun padat transparan basis
Setiarto RHB, Widhyastuti N, Octavia ND, minyak kelapa murni dengan penambahan
Himawan HC. 2018. Produksi sari pepaya bahan aktif ekstrak teh putih. Jurnal
(Carica papaya) fermentasi sebagai Penelitian Teh dan Kina. 19(2): 179-195.
minuman probiotik Wijaya CH dan Chen F. 2012. Flavour of papaya
antihiperkolesterolemia. Jurnal Litbang (Carica papaya L.) fruit. Jurnal BIOTROPIA.
Industri. 8(1): 23-30. 20(1): 50-71.
Setiawan L. 2018. Pembuatan Sabun Zhang Q, Zhang J, Shen J, Silva A, Dennis,
Transparan Berbasis Minyak Kelapa Barrow. 2006. A simple 96-well microplate
dengan Penambahan Ekstrak Lidah method for estimation of total polyphenol
Buaya (Aloe vera) sebagai Bahan content in seaweeds. Jurnal Applied
Antioksidan. Skripsi. Universitas Phycology. 18: 445-450.
Sumatera Utara. Medan.

You might also like