You are on page 1of 15

158 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No.

2 November 2020

BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan


Received: May 02, 2020; Reviewed july 28, Accepted August 19, 2020.
To cite this article: Mustofa, FC 2020, ‘Evaluasi pengembangan sistem informasi pertanahan di Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional?’, Bhumi, Jurnal Agraria dan Pertanahan, Vol.6, no.2,
hlm. 158-171.
Copyright: ©2020 Fahmi Charish Mustofa. All articles published in Jurnal Bhumi are licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license.

EVALUASI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN DI


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
EVALUATION OF LAND INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT IN THE
MINISTRY OF AGRARIAN AFFAIRS AND SPATIAL PLANNING/ NATIONAL LAND
AGENCY

Fahmi Charish Mustofa


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta
Jl. Tata Bumi No. 5 Sleman Yogyakarta
Koresponden e-mail: fahmicmdw@stpn.ac.id

Abstract: The development of information and communication technology creates opportunities to provide a
more reliable and eff icient Land Information System (SIP). Users of land data and information demand the
provision of good land information services. The Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National
Land Agency (Kementerian ATR/BPN) as a government agency providing land information services has tried to
accommodate these demands. Since several decades ago the development of SIP has been carried out. There is a
lack number of research paper documented the development of SIP within Kementerian ART/BPN, so the aim of
this paper is to documenting the development.The critical analysis approach used is based on the Information
System Structure Theory, System Development Life Cycle (SDLC) and Geographic Information System Enterprise
Technology (GIS), which are used as an evaluation approach to SIP development in Kementerian ATR/BPN. The
results of this study provide portraits of SIP from various perspectives and underline some of the opportunities
and challenges of developing SIP in the future.
Keywords: Land Information System, Information System Structure, System Development Life Cycle, Enter-
prise GIS

Intisari: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuka peluang untuk menyediakan Sistem
Informasi Pertanahan (SIP) yang lebih handal dan ef isien. Pengguna data dan informasi pertanahan menuntut
penyediaan layanan informasi pertanahan yang baik. Kementarian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (Kementerian ATR/BPN) sebagai lembaga pemerintah penyedia layanan informasi pertanahan telah
berusaha mengakomodasi tuntutan tersebut. Sejak beberapa dekade silam pengembangan SIP telah dilaksanakan.
Tidak banyak dokumentasi berupa paper ilmiah yang merekam pengembangan SIP di lingkungan Kementerian
ART/BPN. Paper ini disusun dengan tujuan mendokumentasikan perjalanan pengembangan tersebut disertai
ulasan kritis berdasar teori-teori pengembangan sistem. Pendekatan analisis kritis yang digunakan bersifat
deskriptif kualitatif berdasar Teori Struktur Sistem Informasi, System Development Life Cycle (SDLC) dan
Teknologi Enterprise Sistem Informasi Geograf is (SIG), yang digunakan sebagai pendekatan evaluasi
pengembangan SIP di Kementerian ATR/BPN. Hasil penelitian ini menjelaskan SIP dari berbagai perspektif dan
menggarisbawahi beberapa peluang dan tantangan pengembangan SIP di masa yang akan datang.
Kata kunci: Sistem Informasi Pertanahan, Struktur Sistem Informasi, System Development Life Cycle, Enter-
prise SIG
Fahmi Charis Mustofa, ‘Evaluasi Pengembangan SIP di BPN ...’ 158-171 159
A. Pendahuluan Tidak dapat dipungkiri peran Sistem Informasi
Bidang tanah yang terdaftar di Kementerian (SI) yang dikembangkan di lingkungan Kemen-
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terian ATR/BPN berperan dalam mempermudah
sampai dengan tahun 2013, bidang tanah yang ter- dan mempercepat pemetaan dan pendaftaran
daftar di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ bidang tanah di seluruh wilayah Indonesia. Hal
Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/ ini sejalan dengan fungsi atau tujuan SI dalam
BPN), terdapat sekitar 44,5 juta bidang tanah (Ke- organisasi, yakni: mendukung pengambilan
menterian ATR/BPN, 2015a) dari sekitar 126-130 juta keputusan, pengawasan, dan membantu analisis
bidang tanah di wilayah Indonesia (Kompas.com permasalahan, menggambarkan sesuatu yg rumit
2016; Sindonews.com 2017). Secara kualitas, berda- sehingga mudah dipahami, dan menciptakan
sar data yang tersedia di website Kementerian ATR/ produk baru (Laudon dan Laudon 2007).
BPN tahun 2014, menggambarkan kondisi data per- Pengembangan SI dalam lingkup bidang
tanahan yang kurang optimal. Gambar 1 menje- pertanahan, lebih dikenal sebagai Sistem Infor-
laskan bentuk hubungan berikut: tanah yang ada masi Pertanahan (SIP), di Kementerian ATR/BPN
> tanah terdaftar > tanah terdaftar terpetakan seca- telah melalui berbagai tahapan. Perkembangan-
ra digital > tanah terdaftar lengkap dan terhubung nya dinamis mengikuti apa yang disebut oleh De-
antar data spasial dan data atributnya. Zeeuw dan Salzmann (2011) sebagai gaya tarik
sosial dan gaya dorong teknologi, yang diadaptasi
oleh Mustofa (2019) dalam sebuah infograf is
(Gambar 2). Faktor-faktor utama pendukung
pengembangan sistem informasi adalah adanya
kebutuhan pengguna di satu sisi, dan keterse-
D diaan sumberdaya pendukung di sisi lain.
Di sisi lain, tersedianya data spasial dan data
C
atribut yang baik, sebagai hasil dari proyek-proyek
B sistematik maupun pelayanan rutin, membantu
dalam proses pengambilan kebijakan yang rasio-
A
nal dalam pembangunan Indonesia. Kebutuhan
A
Jumlah keseluruhan
= bidang tanah C =
Bidang tanah terpetakan
secara digital
data dan atau informasi awal dalam pengambilan
Bidang tanah terdaftar / Informasi spasial dan atribut
keputusan seringkali melibatkan sejumlah besar
B = D =
bersertipikat bidang tanah lengkap
data dan atau informasi, sementara aktivitas
Gambar 1. Infograf is kondisi data pertanahan pengambilan keputusan berlangsung berulang-ulang.
(diolah dari Kementerian ATR/BPN 2015)
Perlu suatu sistem informasi untuk mengelolanya
agar pengelolaan dan pemanfatannya lebih efektif
Tujuh tahun kemudian, tahun 2020, jumlah
dan efisien, di titik ini pembangunan SIP menjadi
bidang tanah terdaftar telah meningkat secara
suatu kebutuhan mendesak.
signifikan, bertambah sejumlah lebih dari 22 juta
bidang tanah, sehingga total menjadi lebih dari 67
juta bidang tanah (Kementerian ATR/BPN, 2020).
Masih terdapat sekitar 59-63 juta bidang tanah
belum terdaftar. Peningkatan jumlah bidang tanah Pengembangan
Sistem

terdaftar tak lepas dari program Presiden Republik Technological Push


Societal Pull
Masyarakat dan pemerintah

Indonesia melalui Kementerian ATR/BPN yang GPS, Fotogrametri , Remote


sensing, SIG, Internet , Mobile
semakin membutuhkan data
pertanahan yang mudah
diakses dan handal

mencanangkan Pendaftaran Tanah Sistematik


Lengkap (PTSL). Target yang ditetapkan adalah SIP yang lebih efektif dan efisien

bidang tanah seluruh Indonesia terdaftar lengkap Gambar 2. Gaya tarik sosial dan gaya dorong
pada tahun 2025 (Sindonews.com 2017). teknologi. (Sumber: Mustofa 2019)
160 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 2 November 2020

Kementerian ATR/BPN menjawab tantangan


SIG
ini dengan membangun aplikasi layanan perta-
nahan sebagai bagian dari pembangunan SIP.
Evolusi pembangunan SIP dimulai dari Land Of-
f ice Computerization (LOC), Standing Alone Sys-
tem (SAS) dan Komputerisasi Kegiatan Perta- SIP
nahan (KKP) merupakan rekam jejak yang sangat
baik untuk dicatat dalam sebuah dokumentasi.
Paper ini merekam kilasan sejarah aplikasi layanan
pertanahan dari waktu ke waktu disertai analisis
Gambar 3. Ilustrasi hubungan antara SIP dengan SIG
kritis dari perspektif Teori Struktur Sistem Infor- (diolah dari: ESRI 2017; Mustofa, Aditya dan Sutanta
masi, System Development Life Cycle (SDLC) dan 2018)
Teknologi Enterprise Sistem Informasi Geograf is
(SIG). B.1 Struktur Sistem Informasi (SI)
Sistem Informasi (SI) menurut O’Brien dan
B. Sistem Informasi Pertanahan (SIP) Marakas (2011) adalah “kombinasi yang terorga-
Berbicara mengenai SIP, tidak dapat dilepaskan nisir atas sumber daya manusia, perangkat keras,
dari pembahasan mengenai SIG. Terkait ter- perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber
minologi, SIP adalah bagian dari SIG yang fokus data, kebijakan dan prosedur yang berurusan
pada data terkait dengan pertanahan yang men- dengan proses penyimpanan, pengambilan/
cakup perekaman aspek temporal, aspek legal pemanfaatan, perubahan dan penyajian infor-
riwayat penguasaan dan pemilikan tanah (Heo masi dalam suatu organisasi”. Peran SI dalam
2001), atau dalam def inisi lain, SIP digunakan ter- suatu organisasi tidak bisa terlepas dari fungsi dan
kait pendaftaran tanah dan pemetaan peng- tujuannya. Menurut (Laudon dan Laudon 2007)
gunaan tanah (Ioannidis dkk. 2015). Pendapat fungsi dan tujuan SI adalah: (a) mendukung
tersebut sejalan dengan penjelasan ESRI (Envi- pengambilan keputusan; (b) mendukung penga-
ronmental Systems Research Institute) yang wasan; (c) membantu analisis permasalahan; dan
menyebutkan bahwa SIP merupakan bagian SIG (d) membantu menggambarkan sesuatu yang
yang khusus berkenaan dengan pemetaan kadas- rumit sehingga mudah dipahami dan membantu
tral dan penggunaan tanah (ESRI 2017). Ilustrasi menciptakan produk baru. Peran SI berbeda-beda
bentuk hubungan tersebut dapat dijelaskan dalam suatu organisasi (Askenäs dan Westelius
dalam Gambar 3. 2003; O’Brien dan Marakas 2011). Level manajer
Sistem Informasi Pertanahan merupakan utama memiliki karakter tugas-tugas yang bersifat
perangkat untuk pengambilan keputusan baik di strategik dan perencanaan. Level manajer me-
bidang legal, administrasi dan ekonomi, maupun nengah memiliki karakter tugas-tugas yang
sebagai alat bantu untuk kegiatan perencanaan bersifat penerjemahan kebijakan utama dalam
dan pembangunan (Dale dan McLaughlin 1988; pengambilan keputusan operasional. Level opera-
Ali dan Shakir 2012). Elemen-elemen penting SIP, tor memiliki karakter tugas-tugas yang bersifat
antara lain: basisdata, data spasial berbasis bidang operasional rutin sehari-hari.
tanah yang bergeoreferensi, prosedur dan metode Struktur SI terdiri dari: perangkat keras,
pengumpulan, pembaruan, pemrosesan dan perangkat lunak, sumberdaya manusia, prosedur
distribusi data kepada pengguna menggunakan dan data. Pelaksanaan aktivitas/kegiatan dalam
cara yang ef isien (Dale dan McLaughlin 1988). SI: (1) Input: kegiatan perekaman atau pengum-
pulan data mentah; (2), Pemrosesan: mengubah
data mentah menjadi bentuk yang memiliki arti;
dan (3) Output: penyediaan informasi hasil proses
Fahmi Charis Mustofa, ‘Evaluasi Pengembangan SIP di BPN ...’ 158-171 161
untuk kepentingan pengguna (Laudon dan Lau- hasilkan produk, informasi dan atau layanan (U.S.
don 2007). Sementara itu, Rainer dan Cegielski House of Representatives 1999).
(2012) mendef inisikan SI dengan dua parameter,
yakni struktur dan fungsi. Secara struktur SI
terdiri atas komponen-komponen: hardware,
software, liveware (user, developer, operator), pro-
sedur dan data. Ditinjau dari parameter fungsi,
SI berfungsi untuk mendukung kegiatan mana-
jerial (pengambilan keputusan).
Istilah SI merujuk kepada interaksi antara
orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Tek-
nologi dalam pengertian tidak hanya merujuk
pada penggunaan organisasi teknologi informasi
dan komunikasi (TIK), namun juga merujuk pa-
da cara di mana orang berinteraksi dengan tekno-
logi ini dalam mendukung proses bisnis. Lebih Gambar 4. SDLC spiral (sumber: Boehm, 2000)
jauh, dalam pengembangan SI perlu diperhatikan
4 (empat) isu utama: (1) Time to market, yang Pendekatan SDLC waterfall dianggap kurang
pertama memasarkan produk/inovasi umumnya fleksibel menghadapi perubahan-perubahan ke-
memimpin pasar; (2) Productivity (produktivitas); butuhan organisasi. Perlu pendekatan pengem-
(3) Reliability (kehandalan); dan (4) Maintain- bangan sistem yang mampu mengakomodasi
ability (kemudahan perawatan) (Yourdon 2006). perubahan-perubahan. Pendekatan pengem-
bangan sistem model spiral mampu memberikan
B.2 System Development Life Cycle (SDLC) ruang akomodasi untuk kemungkinan peru-
Teori pengembangan SDLC menyediakan bahan yang akan terjadi (Gambar 4).
proses yang terstruktur dan terstandar terhadap
B.3 Enterprise SIG
setiap tahap dari usaha pengembangan sistem.
Tahap-tahap pengembangan sistem informasi: (1) Arsitektur enterprise digunakan dalam
Analisis fisibilitas, perencanaan sistem dan konsep pengembangan SIG dewasa ini dengan tujuan
pengembangan; (2) Pendef inisian akuisisi dan memberikan pengembangan SIG sesuai karakter
kebutuhan; (3) Desain sistem; (4) Pengembangan; enterprise. Karakterisitik teknologi enterprise
(5) Integrasi dan tes sistem; (6) Penerapan awal antara lain: (1) kuncinya adalah pencapaian tu-
dan penerimaan; (7) Penerapan f inal dan pro- juan; (2) skalabilitas, ekstensibilitas, reliabilitas dan
duksi; dan (8) Pengistirahatan sistem (USA Na- keamanan; (3) terbuka, interoperabel dan berbasis
tional Archives 2020). standar; (4) bisa secara efektif diintegrasikan da-
Dalam tinjauan SDLC klasik (waterfall), setiap lam perusahaan; (5) kompleksitas dalam imple-
aplikasi layanan pertanahan dianggap berdiri mentasi sehingga membutuhkan perencanaan
sendiri. Aplikasi layanan pertanahan ditinjau dari dan dukungan yang baik; dan (6) memberikan
perspektif SDLC waterfall terdapat 3 tahap besar kembalian investasi secara cepat (Busser dan
SDLC, yakni: konsepsi proyek, desain-pengem- Wrazien 2008). Arsitektur enterprise disediakan
bangan-ujicoba dan implementasi. Konsepsi pro- dalam service-service. Def inisi service adalah: (a)
yek pada umumnya memuat kebutuhan orga- bentuk logik dari aktivitas bisnis berulang yang
nisasi. Untuk memenuhi kebutuhan organisasi menghasilkan keluaran yang spesif ik; (b) bisa
perlu didef inisikan tujuan organisasi yang men- terdiri dari kumpulan service lain; dan (c) meru-
jadi dasar perumusan kebutuhan sistem. Selan- pakan kotak hitam bagi pengguna terhadap
jutnya SDLC memainkan perannya dalam meng- layanan itu sendiri (The-Open-Group 2013).
162 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 2 November 2020

Menurut Busser dan Wrazien (2008) yang Sub-sistem Klien


dimaksud dengan istilah enterprise adalah ga-
bungan dari pengampu kepentingan dan alur
kerja terkait yang mendukung misi sebuah orga-
nisasi atau komunitas. Sebuah enterprise terdiri Browser internet
atas sumberdaya manusia, proses dan sistem yang
Sub-sistem Penghubung
terlibat dalam suatu organisasi yang memung-
kinkan tersedianya pertukaran informasi yang
INTERNET
tepat. Karakteristik teknologi enterprise antara
lain: (1) kunci pencapaian tujuan; (2) skalabilitas, Java EE, .NET
(XML/ SOAP)
ekstensibilitas, reliabilitas dan keamanan; (3)
terbuka, interoperabel dan berbasis standar; (4) Sub-sistem Server
bisa secara efektif diintegrasikan dalam perusa-
haan; (5) kompleksitas dalam implementasi se-
Aplikasi Web Aplikasi Web
hingga membutuhkan perencanaan dan du-
kungan yang baik; dan (6) memberikan kemba- Server Aplikasi
lian investasi secara cepat. Dukungan SIG bisa Server Basisdata

berupa, antara lain: (1) integrasi data dan aplikasi Basis


Basis Basis
terdistribusi; (2) menjalin hubungan inter dan data data data

antar komunitas serta memungkinkan kolaborasi;


(3) mendukung operasi real-time; (4) makin
memberdayakan spesialis dan menjangkau gen- Gambar 5. Skema arsitektur Enterprise SIG
eralis; dan (5) memberikan kemampuan menye- (adaptasi dari: Busser dan Wrazien 2008)
lesaikan misi lebih tepat. Sementara itu, standar
Arsitektur enterprise disediakan dalam service-
infrastruktur teknologi informasi dari Enterprise
service. Def inisi service adalah: (a) bentuk logis
SIG: (1) Web clients: aplikasi web browser, smart
dari aktivitas bisnis yang berulang sehingga meng-
clients; (2) Other clients: desktop, mobile, browser;
hasilkan keluaran yang spesif ik; (b) bisa terdiri
(3) Server Aplikasi: berperforma tinggi, terinteg-
atas kumpulan service lain; dan (c) merupakan
ritas, diatur berdasar kebutuhan; dan (4) Server
kotak hitam bagi pengguna terhadap layanan itu
Basisdata: tabel generik, multi-user.
sendiri (The-Open-Group 2013). Aplikasi KKP
Arsitektur enterprise digunakan dalam
disediakan dalam bentuk service-service pada
pengembangan SIG dewasa ini dengan tujuan
server aplikasi sebagaimana Gambar 5 yang men-
memberikan pengembangan SIG sesuai karakter
jelaskan bahwa Aplikasi KKP saat ini sudah sesuai
enterprise. Karakteristik teknologi enterprise an-
dengan layer-layer dalam skema arsitektur enter-
tara lain: (1) kuncinya adalah pencapaian tujuan;
prise.
(2) skalabilitas, ekstensibilitas, reliabilitas dan
keamanan; (3) terbuka, interoperabel dan berbasis C. Tinjauan ringkas Pengembangan
standar; (4) bisa secara efektif diintegrasikan da-
Aplikasi Layanan Pertanahan sebagai
lam perusahaan; (5) kompleksitas dalam imple-
implementasi Sistem Informasi
mentasi sehingga membutuhkan perencanaan
dan dukungan yang baik; serta (6) memberikan Pertanahan
kembalian investasi secara cepat (Busser dan Pengembangan SIP di Kementerian ATR/BPN
Wrazien 2008). ditandai dengan penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dalam proyek kompute-
risasi sistem layanan pertanahan pada tahun 1997
(Kementerian ATR/BPN 2015a). Implementasi
Fahmi Charis Mustofa, ‘Evaluasi Pengembangan SIP di BPN ...’ 158-171 163
dilakukan secara bertahap, diawali 12 Kantor Per- spasial, berorientasi objek, dapat terintegrasi
tanahan (Kantor Pertanahan) pada tahun 1997, dengan aplikasi lain yang memerlukan data spasial
hingga kwartal akhir tahun 2014 telah diimple- serta berteknologi Java dengan memanfaatkan
mentasikan di 396 dari seluruh 451 Kantor DBMS Oracle Spasial (General Electric 2014). Pada
Pertanahan di Indonesia (Kementerian ATR/BPN akhir masa kontrak CIMSA di tahun 2009, LOC
2015b). Perbaikan sistem terus menerus dilakukan telah diimplementasikan pada 325 kantor yang
sebagai respon adanya dinamika internal dan tersebar di seluruh Republik Indonesia yang terdiri
eksternal (Gambar 6). dari tiga tingkatan, yaitu: Kantor Pusat, 27 Kantor
Wilayah Provinsi dan 297 Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota (CIMSA 2015).
Mengakomodir kondisi beberapa Kantor Per-
tanahan dengan sumber daya yang tidak mema-
dai, maka dibangun aplikasi sebagai bentuk seder-
hana dari LOC. Aplikasi tersebut adalah aplikasi
Gambar 6. Linimasa sejarah pengembangan Sistem
SAS (Standing Alone System). Aplikasi SAS bisa
Informasi Pertanahan di lingkungan Kementerian
ATR/BPN. (Sumber: Adaptasi dari Mustofa dkk. 2018) dijalankan dengan satu komputer berperan seba-
gai server dan beberapa komputer lainnya ber-
Saat ini, aplikasi layanan pertanahan telah di- peran sebagai client. Instalasi jaringan tidak terlalu
bangun dengan pemrograman berbasis web. Pro- rumit bahkan bisa berjalan dengan baik dengan
gram-program komputerisasi yang diterapkan di model hubungan peer to peer atau jaringan lokal
Kementerian ATR/BPN secara kronologis dapat sederhana dengan bantuan switch hub yang mu-
ditulis sebagai berikut: LOC, SAS, KKP-Desktop, rah. SAS dinilai tepat dan ef isien untuk Kantor
Geo-KKP dan KKP-Web (Gambar 6). Perubahan Pertanahan dengan dukungan sumber daya yang
program atau nama program mengindikasikan terbatas. Salah satu keuntungan menggunakan
perubahan-perubahan terhadap sistem yang dite- aplikasi SAS, yakni dimungkinkan membangun
rapkan. Perubahan sistem dapat berupa peru- aplikasi berbasis web yang dapat meningkatkan
bahan alir pelayanan dalam aplikasi, perubahan pelayanannya. Namun karena jaringan lokal se-
platform aplikasi maupun perubahan perangkat hingga tidak cukup cepat dalam mengakomodasi
lunak pendukung. sinkronisasi dengan pusat data di BPN Pusat.

C.1 Land Off ice Computerization (LOC) C.2 Komputerisasi Kegiatan Pertanahan
Komputerisasi layanan pertanahan dimulai (KKP)
tahun 1997 dengan implementasi LOC atau Setelah masa kontrak dengan CIMSA berakhir
komputerisasi kantor pertanahan (Badan Perta- pada tahun 2009, dimulai perombakan atas sis-
nahaan Nasional/BPN 2005). LOC dikembangkan tem, aplikasi dan basis data. Perombakan ditandai
oleh BPN bersama dengan CIMSA. LOC menye- dengan diadopsinya Land Administration Domain
rap dana sejumlah 700 milyar rupiah yang terdiri Model (LADM, ISO-19152) sebagai struktur inti
atas tiga fase: Fase 1, Fase 2A dan Fase 2B (CIMSA basis data, penggunaan arsitektur aplikasi N-Tier,
Ig AIE 2015). Masing-masing fase ditandai dengan antarmuka pengguna berbasis web, basis data
kelompok kantor yang mulai mengimplemen- terpusat di Kantor Pusat Kementerian ATR/BPN-
tasikan LOC dan perbaikan-perbaikan perangkat RI, perawatan dan pemeliharaan aplikasi dilaku-
lunak LOC. LOC dibangun dengan bantuan kan secara mandiri serta satu basis data digunakan
perangkat lunak pengelola basis data spasial untuk data tekstual dan spasial (Kementerian
Smallworld yang merupakan aplikasi spasial ATR/BPN 2015a). Proses pengembangan KKP dila-
buatan General Electric. Smallworld memiliki lui dalam etape implementasi awal (KKP-Desk-
karakteristik yang mampu mengelola basis data top), penambahan f itur geo-referensi (Geo-KKP)
164 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 2 November 2020

dan terakhir aplikasi berbasis web/KKP-Web. data tekstual/atribut (Badan Pertanahaan Nasio-
KKP-Desktop merupakan bentuk implemen- nal/BPN 2011b). Tiga kelas teratas KW1, KW2 dan
tasi awal KKP yang dimulai dengan aplikasi KW3 (saat ini disebut sebagai data K1, K2 dan K3)
layanan pertanahan yang dibangun menggu- diklasif ikasikan sebagai data pertanahan yang
nakan pemrograman berbasis desktop, sehingga baik. Data kelas KW4, KW5 dan KW6 (saat ini
dikenal sebagai KKP-Desktop. Komunikasi antara digabung dan disebut sebagai data K4) dianggap
Kantor Pertanahan dan Pusat Data dan Informasi masih belum layak dijadikan data pertanahan
(Pusdatin) BPN melalui sambungan internet yang baik dan oleh karenanya perlu mendapat
antara server Kantor Pertanahan dan server Pus- perhatian untuk perbaikan (Juknis Dirjen IK
datin BPN. Komunikasi data antara server Kantor Nomor 01/JUKNIS-300/I, 2018, hal. 7 dan Lam-
Pertanahan dengan PC workstation diselengga- piran 4b).
rakan melalui jaringan LAN Kantor Pertanahan.
Proses sinkronisasi data Pusdatin dengan Kantor Tabel 1. Kelas Kualitas Data Pertanahan
Pertanahan dilakukan secara periodik. Skenario KW Bidang Tanah Data Spasial Data Tekstual Buku Tanah
sinkronisasi periodik sangat sesuai dengan kon- 1 Ada Ada Ada Ada
2 Ada Tidak ada Ada Ada
disi jaringan internet yang beragam di berbagai 3 Ada Tidak ada Tidak ada Ada
Kantor Pertanahan. Pemrograman menggunakan 4 Tidak ada Ada Ada Ada
5 Tidak ada Tidak ada Ada Ada
server lokal memungkinkan berbagai inovasi
6 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada
pemanfaatan basis data pertanahan berkembang
(Adaptasi dari: Satriya, Sudarsono and Sasmito 2014)
di level Kantor Pertanahan. Semisal perancangan
aplikasi berbasis web services untuk kemudahan
Server
pelaksanaan tugas Pejabat Pembuat Akta Tanah Basisdata
Server Aplikasi

(Mustofa 2008) dan pembuatan peta online ber- Services:

LAN CariNoBerkas
basis partisipasi masyarakat (Malasari 2010). Server Server
InputSubyek INTERNET

Perawatan server Kantor Pertanahan yang Basis


data
Basis
data
InputBerkas

Dll...

tersebar di berbagai Kabupaten/Kota memerlukan


sumber daya yang besar. Menimbang kendala ini,
Pusdatin BPN mulai memikirkan kemungkinan Gambar 7. Skema aplikasi KKP-Web.
migrasi ke aplikasi berbasis web (Badan Perta- (Adaptasi dari: Badan Pertanahaan Nasional, 2011a)
nahaan Nasional/BPN 2011a). Sebelum bermigrasi
ke aplikasi berbasis web, dibangun Geo-KKP yang KKP-Web dibangun sebagai jawaban menga-
merupakan program lanjutan dari KKP-Desktop. tasi kelemahan aplikasi KKP-Desktop. Skema
Implementasi Geo-KKP bertujuan menyediakan aplikasi disajikan dalam Gambar 7. Aplikasi berbasis
informasi spasial bersama dengan informasi web yang dibangun memudahkan administrator
yuridis atau tekstual dalam suatu referensi sistem KKP-Web dalam pemeliharaan dan perawatan
koordinat (Badan Pertanahaan Nasional/BPN aplikasi (Badan Pertanahaan Nasional/BPN 2011a).
2011c). Tahap ini arsitektur sistem tidak menga- Hal ini dimungkinkan karena aplikasi berbasis
lami banyak perubahan. web menggunakan satu pusat server yang menge-
Aplikasi Geo-KKP memicu digitalisasi seluruh lola input-processing dan output aplikasi layanan
peta bidang tanah yang ada di setiap kantah. Seba- pertanahan di seluruh Kantor Pertanahan di
gai alat kontrol kualitas maka ditentukan kuali- lingkungan BPN. Sesuai dengan prinsip
f ikasi data pertanahan yang menurut Pusdatin pengembangan aplikasi/sistem informasi yang
BPN dapat dikategorikan dalam enam kelas berkesinambungan, SDLC, pembangunan aplikasi
kualitas. Enam tingkat kualitas tersebut (Tabel 1) semestinya menyesuaikan dengan sistem yang
dibedakan berdasar ketersediaan data mengenai sudah berjalan (U.S. House of Representatives
bidang tanah, baik terkait data spasial maupun 1999).
Fahmi Charis Mustofa, ‘Evaluasi Pengembangan SIP di BPN ...’ 158-171 165
D. Evaluasi Pengembangan SIP dari Patut diperhatikan adalah perubahan penge-
Perspektif Struktur Sistem Informasi lolaan basis data pada item Data (baris 4), terda-
pat 4 tonggak perubahan. Pada awal pengem-
Struktur SI sebagaimana telah disinggung
bangan (LOC Phase I dan II, dan SAS) menerap-
dalam uraian terdahulu, terdiri dari: perangkat
kan pengelolaan data spasial dan data atribut yang
keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia,
terpisah. Selanjutnya sejak pengembangan KKP-
prosedur dan data. Dinamika struktur SI dalam
Desktop mulai terintegrasi data spasial dan data
pengembangan SIP di BPN dijelaskan dalam Tabel
atribut, yang kemudian pada masa pengem-
2. Item Perangkat Keras (baris 1), terjadi loncatan
bangan Geo-KKP, pengelolaan data spasial makin
yang cukup revolusioner, di mana pada 3 periode
disempurnakan dengan f itur georeferensi. Lini-
awal menerapkan paradigma jaringan semi-
masa terbaru, pengelolaan data dilakukan secara
terpusat yang kemudian bermigrasi ke paradigma
terpusat dengan manipulasi dan pemanfaatannya
terpusat murni. Kemudian pada item Perangkat
menggunakan web services.
Lunak (baris 2), migrasi terlihat dalam peng-
gunaan aplikasi pengolah data spasial (Smallworld
E. Evaluasi pengembangan SIP dari
ke AutoCAD Map), dan aplikasi pengelola
Perspektif SDLC
basisdata (Smallworld ke Oracle). Item SDM dan
Prosedur (baris 3 dan 4), tidak terlalu nampak Layanan aplikasi pertanahan yang diterapkan
perubahannya. Awalnya dilaksanakan oleh BPN di Kementerian ATR/BPN dapat dianggap sebagai
dan Cimsa, kemudian sejak 2010 dilaksanakan penanda jalan (milestone) dalam pengembangan
oleh BPN saja. Landasan hukum di bagian prose- SIP. Aplikasi LOC menjadi awal, sementara itu,
dur hanya menambahkan peraturan baru inter- aplikasi KKP-Web merupakan format terbaru dari
nal BPN, yakni Peraturan Kepala Badan Pertanahan pengembangan SIP di Kementerian ATR/BPN.
Nasional nomor 1 tahun 2010. Namun meski tidak Dalam perspektif SDLC spiral, aplikasi layanan per-
terlihat signifikan penambahan landasan hukum- tanahan dipandang sebagai satu sistem dengan
nya, penambahan ini mempengaruhi konsepsi versi yang berubah dari waktu ke waktu. Perspek-
proyek (kebutuhan organisasi) yang perlu diako- tif spiral memberikan gambaran yang lebih realis-
modasi dalam pengembangan sistem berikutnya. tis dalam memandang pengembangan tersebut
Pertimbangan perlu dilakukan dengan cermat (Gambar 8). LOC, SAS dan KKP dipandang seba-
untuk menentukan apakah perlu dirombak total gai metamorfosis sistem menuju kematangannya.
atau cukup diperbaiki sebagian. Konsepsi proyek dan penetapan tujuan organisasi
mengawali proses pengembangan sistem (kuad-
Tabel 2. Pengembangan SIP di BPN ditinjau ran 1). Penetapan tujuan dirumuskan dari pera-
dari Struktur SI turan perundangan yang mengatur layanan per-
Struktur
LOC I & II SAS
KKP- Geo-
KKP-web
tanahan di lingkungan Kementerian ATR/BPN.
SI Desktop KKP
Server pusat, server
Perangkat
Server pusat, server kantor, PC wokrstation kantor, PC wokrstation
keras
laptop, mobile
Desktop
Perangkat Desktop programming, Web programming,
programming,
lunak AutoCAD, Oracle AutoCAD, Oracle
Smallworld
SDM BPN & CIMSA BPN
PP 24/1997, PMNA
3/1997, Kep.KBPN
Prosedur PP 24/1997, PMNA 3/1997, Perkaban 1/2010
5/2005, Perkaban
6/2008
Data
Data
spasial
spasial Data spasial
dikelola
Data spasial dan dan bergeoeferensi dan data
dalam
Data atribut dikelola atribut atribut yang ada bisa
satu
terpisah mulai dimanfaatkan melalui
peta
dikelola teknologi web services
dasar
bersama
digital LEGENDA: A. Project Research and Conception , B. LOC & SAS,
C. KKP Desktop & Geo, D. KKP Web, E. Next development
(Sumber: Sintesis berbagai sumber)
Gambar 8. Pengembangan SIP di lingkungan
Kementerian ATR/BPN dalam model SDLC spiral
166 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 2 November 2020

Kuadran 2 memuat aplikasi layanan perta- (pusat) terdiri atas server basis data sebagai tempat
nahan, yang dipandang sebagai prototipe, dari penyimpanan data dan server aplikasi yang
waktu ke waktu. Tahapan pengembangan aplikasi berlaku sebagai aplikasi penghubung (middleware)
memasuki kuadran 3 untuk menyempurnakan antara sub-sistem pusat dengan sub-sistem klien.
desain sistem dan pengkodean program aplikasi, Server basis data dikelola oleh perangat lunak
integrasi keseluruhan sub-sistem yang ada, uji- DBMS Oracle versi 11g. Server aplikasi berbasis web
coba dan penerapan di kantor pertanahan. Kuad- dikelola dengan menggunakan teknologi web-
ran 4 aplikasi memasuki masa pensiun. Dinamika service yang memiliki keunggulan dalam hal
gaya tarik sosial dan gaya dorong teknologi meng- interoperabilitasnya. Pengembangan layanan data
hendaki evaluasi performa sistem. Hasil evaluasi dan informasi BPN via internet di masa depan
menjadi bahan untuk persiapan perencanaan banyak terletak dalam inovasi pengelolaan dan
tahap berikutnya. penyediaan service-service di lapisan server apli-
kasi ini.
F. Evaluasi Pengembangan SIP dari
Perspektif Enterprise SIG Server
Basisdata KKP
Server Aplikasi KKP

Karakteristik Teknologi Enterprise sebagian


Services:

LAN/WAN CariNoBerkas
INTERNET

besar diakomodasi dalam aplikasi KKP. Dalam hal Server Server


InputSubyek

InputBerkas
Basis Basis

pencapaian tujuan aplikasi KKP mendukung ter-


data data Dll...

laksananya tugas pokok dan fungsi BPN menye-


diakan layanan di bidang pertanahan (Badan Gambar 9. Skema alur komunikasi antar sub-sistem.
Pertanahaan Nasional/BPN 2005). Dalam hal ska- (Sumber: Mustofa dkk. 2018)
labilitas dikembangkan untuk dapat diimplemen-
tasikan di seluruh kantor pertanahan di Indone- Sub-sistem klien merupakan ujung tombak
sia. Dalam hal ekstensibilitas layanan (service) layanan dimana terjadi aktivitas pemasukan,
yang disediakan bisa ditambah sesuai kebutuhan. representasi dan pengeluaran data. Interaksi
Dalam hal reliabilitas sub-sistem penghubung komputer klien dengan server pusat dibantu oleh
(jaringan internet), banyak faktor eksternal yang perangkat lunak browser Internet (Mozilla
mempengaruhi dimana pengelolaannya di luar Firefox, Internet Explorer, dan lain sebagainya).
kendali Kementerian ATR/BPN. Dalam hal ke- Sub-sistem penghubung adalah media transpor-
amanan aplikasi dibangun dengan metode tasi data yang memungkinkan komunikasi antar
pemisahan layer data dan layer aplikasi sehingga dua sub-sistem. Sub-sistem penghubung berupa
menjamin basisdata tidak terganggu (Badan jaringan kabel komunikasi yang disediakan oleh
Pertanahaan Nasional (BPN) 2011c). pihak ketiga (Telkom, BizNet, atau yang lainnya).
Aspek keterbukaan, interoperabel dan standa- Berdasar uraian tersebut dapat dirangkum
risasi aplikasi KKP dikembangkan dengan tekno- kelebihan dan kekurangan aplikasi KKP berikut
logi web-services yang memiliki karakter unggul ini. Kelebihan Aplikasi KKP adalah: (1) Imple-
dalam interoperabilitas, standar internasional mentasi lebih mudah karena pengguna hanya
(Badan Pertanahaan Nasional BPN 2011c). Secara cukup memasang penjelajah internet di komputer
efektif diintegrasikan dalam penyediaan service- dan sudah bisa menjalankan aplikasi KKP; (2)
service yang menyesuaikan kebutuhan (Pusat Kontrol dan error-handling lebih mudah; (3) SOP
Data dan Informasi Kementerian ATR/BPN 2017). dijalankan dengan konsisten. Kekurangan Apli-
Elemen sistem yang terlibat dalam operasional kasi KKP adalah: (1) Implementasi awal (sisi server)
aplikasi terdiri dari tiga sub-sistem: (a) Sub-sistem sangat mahal; (2) Kelancaran operasional layanan
pusat; (b) Sub-sistem klien; dan (c) Sub-sistem di kantor pertanahan sangat tergantung pada baik
penghubung. Skema alur antar sub sistem ini tidaknya jaringan internet; (3) Kustomisasi apli-
ditampilkan pada Gambar 9. Sub-sistem server kasi tidak dimungkinkan dalam kasus-kasus di
Fahmi Charis Mustofa, ‘Evaluasi Pengembangan SIP di BPN ...’ 158-171 167
wilayah yang memiliki karakteristik unik sehingga penghubung (Gambar 10). Sub-sistem pusat
ketiadaan f itur kustomisasi ini cukup menyulit- terdiri dari server basisdata sebagai tempat
kan; (4) Sangat tergantung pada ketersediaan lis- penyimpanan data dan server aplikasi yang ber-
trik; dan (5) Pengguna seringkali teledor menjaga laku sebagai aplikasi penghubung (middleware)
passwordnya, apakah itu tidak mengganti pass- antara sub-sistem pusat dengan sub-sistem klien.
word default atau tidak mengikuti prosedur logout
yang benar, sehingga dapat menempatkan aplikasi Tabel 3. Aplikasi KKP dan Teknologi Enterprise
dan basis data dalam bahaya penyusup. SIG
Aplikasi KKP meski menyimpan potensi yang No Karakteristik Teknologi Kesesuaian Aplikasi KKP
Enterprise
luar biasa untuk masa depan layanan pertanahan 1. Pencapaian tujuan Mendukung terlaksananya tugas pokok
dan fungsi BPN menyediakan layanan di
dan pengelolaan basis data pertanahan, terdapat bidang pertanahan.
2. Skalabilitas, Skalabilitas: dikembangkan untuk dapat
hambatan dan tantangan dalam implementasinya ekstensibilitas, reliabilitas diimplementasikan di seluruh kantor
dan keamanan pertanahan di Indonesia.
di tiap kantor pertanahan. Hambatan bisa dise- Ekstensibilitas: layanan yang disediakan
butkan antara lain: (1) kehandalan/reliabilitas bisa ditambah sesuai kebutuhan.
Reliabilitas: masih menjadi kendala karena
sistem yang tergantung pada baik tidaknya kuali- tergantung sub-sistem penghubung
(jaringan internet)
tas jaringan internet; (2) ketidakstabilan pasokan Keamanan: dibangun dengan metode
pemisahan layer data dan layer aplikasi
listrik pada beberapa kantor pertanahan di daerah sehingga menjamin basisdata tidak
terganggu.
terpencil. Tantangan bisa disebutkan antara lain: 3. Terbuka, interoperabel Dikembangkan dengan teknologi web-
dan berbasis standar services yang memiliki karakter unggul
(1) perubahan paradigma pengguna dari pola pikir dalam interoperabilitas, standar
internasional.
aplikasi berbasis desktop menjadi aplikasi berbasis 4. Dapat secara efektif Dikembangkan dengan penyediaan
web sangat menentukan keberlangsungan apli- diintegrasikan dalam
perusahaan
layanan-layanan yang menyesuaikan
kebutuhan kantor.
kasi, hal ini terutama dalam hal reduksi terhadap 5. Kompleksitas dalam Implementasi awal sangat mahal (LOC
implementasi sehingga saja menghabiskan dana 700 milyar
kemungkinan penyusup sistem; (2) perlu adanya membutuhkan rupiah) dan perlu pendampingan
perencanaan dan konsultan profesional.
antisipasi risiko bencana terhadap basis data yang dukungan yang baik
6. Memberikan kembalian Dengan ketersediaan data belum 100%
dapat diatasi dengan membangun basis data investasi secara cepat maka kembalian investasi sulit untuk
ditentukan.
cadangan di lokasi yang berbeda. Aplikasi KKP
disediakan dalam bentuk service-service sebagai- (Sintesis berbagai sumber)
mana dijelaskan dalam bagian terdahulu. Gambar Server basis data dikelola oleh perangkat lunak
di atas menjelaskan bahwa Aplikasi KKP saat ini DBMS (database management system) Oracle
sudah sesuai dengan layer-layer dalam skema arsi- versi 11g. Server aplikasi dikelola berbasis web
tektur enterprise. Berikut disajikan kesesuaian dengan menggunakan teknologi web-service yang
Aplikasi KKP dengan karakteristik Teknologi En- memiliki keunggulan dalam hal interoperabilitas-
terprise SIG (Tabel 3). nya. Pengembangan layanan data dan informasi
Aplikasi KKP memiliki sebagian besar karak- BPN melalui sambungan internet di masa depan
teristik teknologi enterprise. Ketidaksesuian terda- banyak terletak pada inovasi pengelolaan dan
pat dalam hal reliabilitas (nomor 2) dan kembalian penyediaan service-service di lapisan server aplikasi
investasi (nomor 6). Reliabilitas lebih disebabkan ini.
sistem aplikasi KKP sangat tergantung pada baik
tidaknya kualitas jaringan internet sebagai sub- G. Tantangan di masa yang akan datang
sistem penghubung. Proyeksi kembalian investasi
Tahap pengumpulan data pertanahan, yang
juga masih cukup sulit ditentukan mengingat data
sampai saat ini masih terus berlanjut, berhadapan
pertanahan yang terkumpul saat ini belum men-
dengan tahap pemanfaatan (data mining) seolah
capai 100%.
saling berkejaran. Hal ini mendapat perhatian
Elemen sistem yang terlibat dalam operasional
Presiden Jokowi yang mengaitkannya dengan era
aplikasi terdiri dari 3 sub-sistem: (a) Sub-sistem
Revolusi Industri 4.0. Salah satu strategi yang
pusat; (b) Sub-sistem klien; dan (c) Sub-sistem
perlu mendapat perhatian adalah mempersiapkan
168 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 2 November 2020

sumberdaya manusia agar siap mengoptimalkan Kepegawaian 8 serta aplikasi-aplikasi lainnya.


peluang dengan kecepatan yang sangat tinggi, Aplikasi-aplikasi tersebut umumnya didesain
artif icial intelligence, big data, advance robotic berbasis web. Sayangnya aplikasi-aplikasi tersebut
(Kompas.com 2019). Sejalan dengan itu, Presiden seakan masih terpisah-pisah. Untuk memperoleh
Jokowi mencanangkan Peta Jalan Industri 4.0 informasi dan layanan yang diinginkan pengguna
yang diharapkan bisa memandu dalam mencapai mesti meloncat-loncat dari aplikasi satu ke aplikasi
tujuan secara terukur, jelas dan terintegrasi (Kan- yang lain.
tor Staf Presiden 2019).
Tren pengguna internet semakin berkembang H. Kesimpulan
sebagaimana disebutkan dalam Indeks Tetra Pak Evolusi aplikasi layanan pertanahan, dari LOC
2018, diperkirakan tumbuh mencapai 119 juta di hingga KKP-Web, memberikan gambaran
tahun 2020 (Tetra Pak 2018), terutama di masa- pengembangan SIP di Kementerian ATR/BPN
masa pandemik Covid-19 yang memaksa masya- dari waktu ke waktu. Gaya tarik kebutuhan orga-
rakat untuk berkegiatan di rumah. Berdasarkan nisasi dan masyarakat (sosial-ekonomi-kultural)
riset tersebut, sebanyak 1,2% konsumen di Jakarta dan gaya dorong teknologi memicu metamorfosis
telah berbelanja pangan secara online pada tahun yang dinamis. Dinamika tersebut telah terdoku-
2016 dan angka ini diharapkan untuk terus tum- mentasi dalam uraian di atas.
buh hingga 5,4% pada tahun 2030. Sementara itu Tahapan implementasi awal yang menguras
kegiatan belanja di pasar tradisonal mungkin akan sumberdaya telah dilalui, Aplikasi KKP-Web seba-
menurun pada tahun 2030 menjadi 46,6% dari gai bentuk terkini pengembangan SIP di ling-
sebelumnya di angka 56,3% pada tahun 2016 kungan Kementerian ATR/BPN terdapat beberapa
(Suarakarya.co.id 2018). Selain itu, fenomena potensi kendala. Faktor kelalaian manusia, ben-
Internet of Things (IoT) dan prinsip one-stop shop cana alam, ketersediaan jaringan listrik dan inter-
(Samborsky and Popiv 2015) memaksa semua lini, net, perlu mendapat perhatian.
baik pemerintah maupun swasta, mesti bersiap Kondisi sebagaimana disebut dalam Bab F,
dengan inovasi-inovasi berbasis internet. Sudah mendorong perlunya dibangun sebuah aplikasi
umum diketahui bahwa f ilosof i dunia digital satu pintu. Tagline “informasi pertanahan tersedia
yakni create once, use many, menawarkan efisien- dalam satu genggaman” perlu dipahami dan
si yang menjanjikan. Sekaligus mendasari para- dimaklumi bersama sebagai suatu keniscayaan.
digma satu data satu peta (one map policy) (UU Bersamaan dengan itu otorisasi penyediaan Web
Nomor 4 2011; Perpres Nomor 9 2016). Services sebagai bagian tak terpisahkan dari SIG
Beberapa aplikasi yang memanfaatkan tekno- Enterprise, perlu dipersiapkan dengan cermat,
logi Web Services dikembangkan oleh Kemen- baik dari aspek teknologi-informasi maupun dari
terian ATR/BPN antara lain: JDIH1, Peta Online2, aspek hukum.
Gistaru3, Siwastek4, LP2B5, Sentuh Tanahku6, Sur-
vey Tanahku7, Absensi dan Sistem Informasi

Daftar Pustaka
1
https://jdih.atrbpn.go.id/
Ali, Z and Shakir, M 2012, ‘Implementing GIS-
2
https://www.atrbpn.go.id/Peta-Bidang-Tanah
3
http://gistaru.atrbpn.go.id/rtronline/ Based cadastral and land information sys-
4
https://pengendalian.atrbpn.go.id/siwastek tem in Pakistan’, Journal of Settlements and
5
https://lppbv2.atrbpn.go.id/lppb/
Spatial Planning, 3 (1), pp. 43–49, http://
6
https://www.atrbpn.go.id/Layanan-Publik/
APLIKASI-SENTUH-TANAHKU jssp.reviste.ubbcluj.ro.
7
https://www.atrbpn.go.id/Berita/Siaran-Pers/ Askenäs, L and Westelius, A 2003, ‘Five roles of an
aplikasi-survey-tanahku-inovasi-percepatan-pendaftaran- information system: A social constructionist
tanah-dalam-satu-genggaman-100306
8
https://simpeg.atrbpn.go.id/app/index.php approach to analysing the use of erp systems,
Fahmi Charis Mustofa, ‘Evaluasi Pengembangan SIP di BPN ...’ 158-171 169
informing science’, Informing Science: The ESRI 2017, Land information sytem, https://
International Journal of an Emerging Trans- support.esri.com/en/other-resources/gis-
discipline, 6, pp. 209–220. dictionary/term/land information system
Badan Pertanahaan Nasional 2005, Land Off ice (diakses: 12 December 2017).
Computerization (LOC),” workshop LOC di General Electric 2014, Smallworld Core. http://
Jakarta. www.gedigitalenergy.com/Geospatial/cata-
Badan Pertanahaan Nasional 2011a, Grand design log/smallworld_core.htm (diakses: February
TIK BPN-RI, Workshop KKP di Kanwil BPN 28, 2015).
Provinsi D.I. Yogyakarta tanggal 5 Desember Heo, J 2001, Devlopment and Implementation of
2011. A Spatio-Temporal Data Model for Parcel-
Badan Pertanahaan Nasional 2011b, Pem- Based Land Information Systems, Disserta-
bangunan basis data pertanahan yang terin- tion. University of Wisconsin-Madison. doi:
tegrasi untuk mendukung sistem informasi 10.16953/deusbed.74839.
dan manajemen pertanahan nasional. Ioannidis, C. et al. 2015, ‘5D Multi-Purpose Land
Badan Pertanahaan Nasional 2011c, Pem- Information System’, Eurographics Workshop
bangunan GeoKKP, Workshop KKP di Kanwil on Urban Data Modelling and Visualisation.
BPN Provinsi D.I. Yogyakarta tanggal 5 doi: 10.2312/udmv.20151344.
Desember 2011. Kantor Staf Presiden 2019, Presiden Jokowi bahas
Bodnar, G and Hopwood, W 1998, Acounting in- implementasi Peta Jalan Industri 4.0., http:/
formation system, Prentice Hall Bussiness / k s p. go. i d / p r e s i d e n - j o kow i - b a h a s -
Publishing. implementasi-peta-jalan-industri-4-0/
Boehm, B 2000, Spiral development: experience, index.html (diakses: 20 April 2020).
principles , and ref inements, Edited by W. J. Kementerian ATR/BPN 2015a, Komputerisasi
Hansen. CMU/SEI-2000-SR-008. Pittsburgh, Layanan Pertanahan, http://www.bpn.go.id/
Pennsylvania, US: Software Engineering In- Publikasi/Inovasi/Komputerisasi-Layanan-
stitute, Carnegie Mellon University. Pertanahan (diakses: 1 Februari 2015).
Busser, D and Wrazien, D 2008, Enterprise GIS: Kementerian ATR/BPN 2015b, Layanan Online
Principles, architectures, and strategies, ESRI Kantor Pertanahan (LOKET) dan Pelayanan
Technical Workshops. Mandiri Akta Pertanahan (PERMATA),
CIMSA Ig AIE 2015, Komputerisasi Badan Per- www.bpn.go.id. http://www.bpn.go.id/Berita/
tanahan Nasional (LOC) - Indonesia, http:// Siaran- Pers/layanan-onl ine- kantor-
www.cimsaig.com, diakses: 12 Mei 2015. pertanahan-loket-dan-pelayanan-mandiri-
Costley, P 2019, What is industry 4.0 and its im- akta-tanah-permata-diresmikan-4786
pacts on education, London, UK: MentalUp (diakses: 10 Maret 2015).
Ltd, https://www.mentalup.co/blog/indus- Kementerian ATR/BPN 2020, Data Pertanahan.
try-4-and-its-impact-on-education. https://www.atrbpn.go.id/Publikasi/
Dale, P and McLaughlin, JD 1988, Land informa- STATISTIK/Sertipikat-Hak-Atas-Tanah
tion management: an introduction with spe- (diakses: 1 Mei 2020).
cial reference to cadastral problems in third Kompas.com 2016, Catat, baru 45 juta bidang
world countries, Oxford, England: Clafendon tanah di Indonesia yang telah bersertifikat,
Press. Surat Kabar Online: kompas.com, jurnalis:
De-Zeeuw, K and Salzmann, M 2011, Cadastral Arimbi Ramadhiani, http://
innovation driven by society: evolution or properti.kompas.com/read/2016/10/09/
revolution?, in FIG Working Week 2011: 160000321/catat.baru.45.juta (diakses: 7
Bridging the Gap between Cultures. Desember 2017).
Marrakech, Morocco. Kompas.com 2019, Hadapi Revolusi Industri 4.0,
170 Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 6 No. 2 November 2020

Jokowi Tekankan Pembangunan SDM, Surat Tata Ruang dan LP2B, Kementerian ATR/
Kabar Online: kompas.com, jurnalis: Dylan BPN.
P Rachman. https://nasional.kompas.com/ Rainer, RK & Cegielski, CG 2012, Introduction to
read/2019/02/17/21020351/hadapi-revolusi- Information Systems: Enabling and Trans-
industri-40-jokowi-tekankan- forming Business. 4th ed. Wiley Global Edu-
pembangunan-sdm (diakses: 30 April 2020). cation.
Laudon, KC and Laudon, JP 2007, Management Samborsky, A & Popiv, I 2015, Developing a con-
Information Systems. 10th ed. Pearson Edu- cept of integrated information system for real
cation, Inc. property registration and cadastre for Uzbe-
Malasari, O 2010, Perancangan dan penerapan tek- kistan’, International Journal of Geoinfor-
nik pemetaan partisipatif data f isik dan data matics, 11(4), pp. 9–13.
yuridis pada peta online BPN, Tesis S-2, Mag- Satriya, PG, Sudarsono, B, Sasmito, B 2014, ‘Kajian
ister Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Efektivitas pemanfaatan sistem GeoKKP un-
Mada. tuk penerbitan sertipikat di Kantor Perta-
Marr, B 2018, What is Industry 4.0? Here’s A Su- nahan Kabupaten Kendal Provinsi Jawa
per Easy Explanation For Anyone, Forbes. Tengah’, Jurnal Geodesi Undip, 3(2), pp. 54–
Forbes Media LLC. https://www.forbes.com/ 66.
sites/bernardmarr/2018/09/02/what-is-in- Sindonews.com 2017, 126 Juta bidang tanah di
dustry-4-0-heres-a-super-easy-explanation- indonesia masih belum bersertif ikat, Surat
for-anyone/#2ecb14a99788%0A Kabar Online: sindonews.com, jurnalis: Hasan
Moneter.id 2018, Strategi Energi 4.0 Hadapi Tan- Kurniawan, https://
tangan Industri 4.0, Surat Kabar Online: nasional.sindonews.com/read/1241739/15/
moneter.id, jurnalis: Eko Setiadi. https:// 126-juta-bidang-tanah.
moneter.id/57444/strategi-energi-4-0- Suarakarya.co.id 2018, Tetra Pak Index 2018 Papar-
hadapi-tantangan-industri-4-0. kan Tren Belanja di Indonesia, Surat Kabar
Mustofa, FC 2008, Perancangan Aplikasi Layanan Online: suarakarya.co.id, https://
Informasi Pertanahan untuk PPAT Berbasis suarakarya.co.id/tetra-pak-index-2018-
Web Services, Tesis Fakultas Teknik, Univer- paparkan-tren-belanja-di-indonesia/5560/
sitas Gadjah Mada. (Diakses: April 30, 2020).
____ 2019, Sistem Informasi Pertanahan Partisi- Tetra Pak 2018, The Tetra Pak Index 2018: Online
patif untuk Pemetaan Bidang Tanah, Diser- Grocery, Pully, Swiss: Tetra Pak International.
tasi, Program Doktor Pascasarjana Teknik The-Open-Group 2013, Service Oriented Archi-
Geomatika Dept. Teknik Geodesi, Universi- tecture: What Is SOA?, The Open Group, p.
tas Gadjah Mada. 2013. Tersedia di: http://www.opengroup.org/
Mustofa, FC, Aditya, T & Sutanta, H 2018, ‘Sistem soa/source-book/soa/soa.htm (Diakses: Feb-
Informasi Pertanahan partisipatif untuk pe- ruary 26, 2015).
metaan bidang tanah: tinjauan pustaka kom- Toppur, B 2019, Supply Chain Management 4.0
prehensif’, Majalah Ilmiah Globe, 20(1), pp. and the Statue of Unity, Bangalore, Tamil
1–12. doi: dx.doi.org/10.24895. Nadu, India: Rajalakhsmi School of
O’Brien, JA and Marakas, GM 2011, Management Bussiness. https://www.rsb.edu.in/blog/sup-
Information Systems. 10th ed. New York, ply-chain-management-industry-4-0/.
USA: McGraw-Hill Irwin. U.S. House of Representatives 1999, Systems De-
Pusat Data dan Informasi Kementerian ATR/BPN velopment Life-Cycle Policy, Ters http://
2017, Panduan Aplikasi KKP Prosedur La- www.house.gov/content/cao/procurement/
yanan Pendaftaran Tanah Sistematis Leng- ref-docs/SDLCPOL.pdf (Diakses: 3 Maret
kap, Versi 2. Jakarta: Pusdatin Pertanahan, 2015).
Fahmi Charis Mustofa, ‘Evaluasi Pengembangan SIP di BPN ...’ 158-171 171
USA National Archives 2020, System Develop- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9
ment Life Cycle Checklists, USA: The U.S. Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Kebijakan
National Archives and Records Administra- Satu Peta pada tingkat ketelitian Peta skala
tion. https://www.archives.gov/f iles/sdlc- 1:50.000.
checklist.pdf. Juknis Dirjen IK Nomor 01/JUKNIS-300/I 2018,
Yourdon, E 2006, Just Enough Structured Analy- Petunjuk Teknis Dirjen Infrastruktur Keag-
sis, Rev. 05140, www.yourdon.com. rariaan Kementerian ATR/BPN tentang
Peraturan Perundang-undangan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Sistematik Lengkap.
Informasi Geospasial.

You might also like