You are on page 1of 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL,

TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATERI SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KONVENSIONAL DI
KELAS XI TBSM SMK NEGERI 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN
2017/2018

I Made Adwesta Wirya1, Wiyogo2, Jhonni Rentas Duling3


1
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya
e-mail: madeadwesta78@gmail.com

ABSTRACT
Adwesta Wirya, I Made. 2018. "The Influence of the CTL Learning Model (Contextual Teaching and Learning) on
Student Learning Outcomes in the Material of the Conventional Gasoline Fuel System in TB XI Class of SMK
Negeri 1 Palangka Raya 2017/2018 Academic Year". Thesis, Mechanical Engineering Education Program,
Technology and Vocational Education Department, FKIP Palangka Raya University, Advisors: (1) Wiyogo, ST,
MT. (2) Jhonni Rentas Dulling, ST, MT.
The purpose of this study was to determine the Effect of CTL Learning Model (Contextual Teaching and Learning)
on Student Learning Outcomes in the Material of Conventional Gasoline Fuel Systems in TB XI Class of SMK
Negeri 1 Palangka Raya Academic Year 2017/2018.
The method used in this study is the Pre-Experimental Design method, the type of design used is the One-Group
Pretest-Posttest Design. In this design there is a pretest before treatment. Thus the results of the treatment can be
known more accurately, because it can compare with the situation before being treated.
The results of this study indicate that the calculation using the t-test with a significance level of α = 0.05 obtained a
t-count value of 16.19 while the t_table value was 1.992. Because t_count> t_table This means that H0 is rejected
and H1 is accepted, so it can be concluded that there are influences of student learning outcomes taught using the
CTL (Contextual Teaching and Learning) learning model on Conventional Gasoline Fuel System material in Class
XI TBSM of State Vocational School 1 Palangka Kingdom
The type of learning model is quite effective in the process of teaching in schools especially automotive lessons.

Keywords: Contextual Teaching and Learning Model, learning outcomes.

PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan
bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih
manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri),
sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. Adapun Tujuan khusus, SMK bertujuan: (1)
menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di
dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang
diminati, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan mampu
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3) membekali peserta didik dengan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik berstatus negeri maupun swasta dituntut sebagai wadah
pembentukan siswa yang memiliki kemampuan soft skill, dan hard skil yang baik serta SMK diharapkan lebih
meningkatkan proses pembelajaran khususnya dalam bidang praktik. Kompetensi yang telah siswa peroleh pada saat
pembelajaran teori dapat dipraktikan semaksimal mungkin di bengkel (workshop) yang dimiliki, akan tetapi dalam
proses pelaksanaan pembelajaran sering kali terjadi ketidak sesuaian antara teori yang diperoleh dengan proses
praktik yang dilakukan. Bahkan hasil yang telah dipelajari di sekolah baik teori maupun praktik berbeda dengan
kondisi yang ada di dunia kerja.
Untuk mencapai tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa dibutuhkan proses pendidikan yang
baik disetiap satuan pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah satuan pendidikan yang berbasis
kejuruan untuk mencetak siswa-siswa yang mempunyai kemampuan dan keterampilan dan siap masuk dunia kerja
serta menjadi tenaga kerja yang siap pakai. Dari hasil survei, di SMK NEGERI 1 PALANGKA RAYA program
keahlian salah satunya adalah Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM), program keahlian ini mempelajari tentang
sepeda motor.
Berdasarkan hasil observasi dengan beberapa guru, pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor
terdapat meteri pelajaran yang mempelajari tentang “Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional”. Hasil belajar
beberapa siswa pada materi ini di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 70. Hal ini dikarenakan, minimnya
alat penunjang belajar seperti LCD Proyektor sehingga harus bergantian dalam penggunannya, pembelajaran
monoton yang terfokus kepada guru saja, siswa juga tidak dapat menerapkan hasil dari pembelajaran, kurangnya
pemahaman siswa tentang hubungan dan manfaat dari materi tersebut sehingga siswa manjadi tidak tertarik
mengikuti pelajaran dan menganggap materi ini tidak penting karena itu proses pembelajaran tidak berjalan dengan
maksimal.
Dari kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan stimulus untuk meningkatkan semangat siswa dalam
mengikuti pelajaran pada materi “Sistem bahan bakar bensin konvensional”. Salah satu solusi pemecahannya adalah
dengan menggunakan Model CTL (Contextual Teaching and Learning), dalam penerapannya cukup mudah, Model
CTL (Contextual Teaching and Learning) digunakan untuk menarik siswa agar semangat mengikuti pelajaran,
dengan mengetahui makna dari apa yang mereka pelajari maka siswa akan cenderung menjadi ingin tahu lebih
banyak dan menjadi tertarik mengikuti pelajaran tersebut.
Model CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah pembelajaran yang mampu memberikan
pengalaman kepada siswa, bukan pembelajaran yang hanya sekedar menyuruh siswa untuk menghafal materi. Jika
siswa hanya dijejeli materi dan disuruh menghafal saja, tanpa adanya peran aktif dari siswa, maka proses belajarnya
tidak akan maksimal yang pada akhirnya akan berdampak buruk terhadap hasil belajarnya. Perlu diketahui bersama,
pengalaman dalam proses pembelajaran adalah hal yang sangat penting dan urgen demi keberhasilan siswa dalam
menguasai materi. Dengan model ini siswa menjadi mengetahui manfaat dan fungsi materi yang di pelajarinya,
sehingga siswa menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran tersebut. Hal itu bisa terjadi karena CTL (Contextual
Teaching and Learning) sesuai dengan cara kerja otak dan prinsip-prinsip yang menyokong sistem kehidupan
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KONVENSIONAL DI KELAS XI
TBSM SMK NEGERI 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2017/2018”.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan sampel berupa hasil pretest
dan hasil posttest. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-Experimental Design.
Jenis desain yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design, Pada desain ini terdapat
pretest sebalum di berikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. (Sugiyono, 2017: 74)
Pembelajaran menggunakan Model CTL (Contextual Teaching and Laerning), kata contextual
berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian,
contextual diartikan “yang berhubungan dengan suasana (konteks)”. Sehingga, contextual, teaching and
learning (CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
(mukhliscaniago.wordpress.com)
Model Pembelajaran CTL menurut Sanjaya (2006) menyatakan bahwa belajar dalam CTL bukan
hanya sekadar duduk, mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara
langsung. Lebih jauh ia mengupas bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi
yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Joyce & Weil dalam buku Rusman (2016: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lainnya.
Presedur pelaksanaan pertama melakukan Konstruktivisme (Constructivism), kedua Menemukan
(Inquiry), ketiga Bertanya (Questioning), keempat Masyarakat Belajar (Learning Community), kelima
Pemodelan (Modelling), kemudian ke enam Refleksi (Reflection),dan ketujuh Penilaian Sebenarnya
(Authentic Assessment).
Elaine B. Johnson dalam buku Rusman (2016: 187) menyatakan sebagai berikut:
“pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola–
pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual
adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari–hari siswa”.
Menurut Suhana (2014: 67) Contextual Teaching and Learning merupakan suatu proses
pembelajaran holisti yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar
secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata baik berkaitan dengan
lingungan pribadi, agama, social, ekonomi, kultur, dan sebagainya, sehingga peserta didik memperoleh
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat di aplikasian dan ditransfer dari satu konteks
permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya.

HASIL DAN DISKUSI


VALIDITAS INSTRUMEN
Setelah dilakukan uji instrumen sebanyak 1 kali di SMKN 1 Kahayan Hilir, dari 50 butir soal
yang diberikan, hanya 30 soal yang valid dan memenuhi indikator, soal yang valid adalah soal no3, 5, 6,
8, 9, 11, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 30, 31, 33, 34, 37, 38, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50. Soal
ini yang digunakan sebagai instrumen penelitian.

UJI TINGKAT KESUKARAN


Dari 50 soal yang diberikan, soal soal yang dikategorikan dalam soal yang mudah adalah soal no
1, 3, 26 dan soal-soal yang dikategorikan sedang adalah soal no 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11,15, 16, 17, 19, 20, 21,
22, 23, 24, ,25, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Jadi
kesimpulannya terdapat 3 butir soal yang mudah, 26 soal yang cukup.

UJI DAYA PEMBEDA


Daya pembeda soal digunakan untuk menganalisa antara siswa yang berkemampuan tinggi dan
siswa yang berkemampuan rendah. Dari 26 Siswa yang menjawab instrumen 13 siswa yang
berkemampuan tinggi dan 13 siswa yang berkemampuan rendah. Sementara untuk ranah soal yang daya
pembedanya sangat jelek adalah soal no 4. Soal yang daya pembedanya cukup adalah soal no 14, 27, 35,
36, 39. Soal yang daya pembedanya baik adalah soal no 13. Soal yang daya pembedanya sangat baik
adalah soal no 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49. 50.

REALIABILITAS SOAL
Dari hasil perhitungan reliabilitas didapatkan angka reliabilitas sebesar 0,72522 dengan kategori
reliabilitas Tinggi.

HASIL
Uji hipotesis dilakukan dengan statistik parametris sehingga beberapa asumsi harus terpenuhi.
Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus terdistribusi normal. Selanjutnya dalam
pengunaan salah satu tes mengharuskan data pretest dan posttest yang akan diuji harus homogen dari
populasi yang sama. Setelah data terbukti terdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen, maka
dapat dilakukan uji perbedaan rata-rata terhadap data hasil pretest dan posttest menggunakan uji-t student.
UJI NORMALITAS
Salah satu syarat dalam statistik parametris adalah asumsi bahwa setiap data yang akan dianalisis
berdistribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan pengujian dengan metode chi-kuadrat (X2), uji
normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan
pengujian, maka diperoleh data seperti pada tabel 13 berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest


Ukuran Statistika Pretest Posttest

Rata-rata 60,16 80,32

Standar Deviasi 6, 04 4,74

Varian 36,51 22,44

X2hitung 5,763 4,372

X2tabel 11,070 11,070

Kesimpulan Normal Normal

Berdasarkan pengujian normalitas data pretest siswa diperoleh X2hitung = 5,763 Sedangkan X2tabel
= 11,070 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). Dari perhitungan tersebut ternyata nilai
X2hitung lebih kecil dari nilai X2tabel yaitu 5,763 < 11,070. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest siswa
tersebut berdistribusi normal.
Selanjutnya pada pengujian normalitas data posttest siswa diperoleh X2hitung = 4,372 dan X2tabel =
11,070 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran). Dari perhitungan tersebut ternyata nilai
X2hitung lebih kecil dari nilai X2tabel yaitu 4,372 < 11,070. Maka dapat disimpulkan bahwa data posttest
siswa tersebut berdistribusi normal.

UJI HOMOGENITAS
Uji homogenitas (kesamaan varian) digunakan untuk mengetahui varian populasi, apakah
populasi yang datanya akan dianalisis mempunyai yang sama atau berbeda.

Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest


Ukuran
Pretest Posttest
Statistika

Varian 36,51 22,44

Fhitung 1,62

Ftabel 1,72

Kesimpulan Homogen

Berdasarkan perhitungan Fhitung dan nilai Ftabel diatas, diperoleh Fhitung = 1,62 < Ftabel = 1,72, maka
kesimpulannya adalah data pretest dan posttest homogen.

UJI HIPOTESIS
Setelah dilakukan uji prasyarat data diketahui hasilnya data berdistribusi normal, maka data-data
tersebut telah memenuhi syarat untuk uji statistik parametris. Dalam penelitian ini uji keseimbangan rata-
rata (uji dua pihak) menggunakan uji-t dua sampel berkorelasi. Berikut ini adalah tabel bantu untuk
digunakan dalam uji-t.

Tabel 3. Besaran Untuk Menguji Hipotesis


Kelompok Posttest (1) Pretest (2)

Rata-rata (X) 80,32 60,16

Standar Deviasi (SD) 4,74 6,04

Varian (S2) 22,44 36,51

Thitung 16,19

Ttabel 1,992

Sumber: Sugiono (2015: 138)


Keterangan:
= Rata-rata kelas eksperimen
= Rata-rata kelas kontrol
S1 = Simpangan baku kelas eksperimen
S2 = Simpangan baku kelas kontrol
n1 = Jumlah variabel kelas eksperiment
n2 = Junlah variabel kelas kontrol
Kriteria pengujian pengambilan keputusan:
Jika titung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
ttabel pada derajat kebebasan (db) = n1 + n2 – 2 dan taraf signifikan 5%.
(perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dikaji pengaruh penggunaan model Pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) terhadap hasil belajar siswa pada materi Sistem Bahan Bakar Bensin
Konvensional di kelas XI TBSM SMK Negeri 1 Palangka Raya dengan jumlah populasi sebanyak 38
orang.
Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil
pretest dengan posttest dengan selisih yang cukup besar. Dimana kemampuan awal siswa dapat dilihat
dari nilai rata-rata pretest yaitu 60,16. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,32.
Berdasarkan uji N-gain didapatkan skor gain rata-rata siswa adalah 0,49 atau peningkatan kompetensi
individu siswa rata-rata dalam kategori sedang. Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh
hasil bahwa data pretest dan posttest berdistribusi normal dan tidak homogen, sehingga pada uji hipotesis
digunakan uji-t. Berdasarkan uji statistik parametris yang dilakukan menghasilkan thitung > ttabel (16,19 >
1,992). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh pada hasil belajar siswa yang
signifikan antara sebelum penggunaan model CTL (Contextual Teaching and Learning), dengan sesudah
penggunaan medel pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) di kelas XI TBSM SMK
Negeri 1 Palangka Raya tahun Ajaran 2017/2018.”. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) lebih baik dari hasil belajar
siswa sebelum menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning).

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, diperoleh rerata nilai tes awal (pretest) sebesar
60,16 rerata nilai tes akhir (posttest) sebesar 80,32. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh
kesimpulan bahwa data pretesst - posttest berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji
hipotesis menggunakan uji-t dua sampel berkorelasi, diperoleh harga thitung > ttabel (16,19 > 1,992). Karena
thitung besar dari ttabel maka hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar
siswa pada materi Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional di kelas XI TBSM SMK Negeri 1 Palangka
Raya tahun ajaran 2017/2018.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada bapak Wiyogo, ST, MT selaku Pembimbing I dan bapak Jhonni Rentas
Duling, ST, MT selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta memberikan
masukan-masukan yang berguna bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Joni Bungai, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendiddikan
Universitas Palangka Raya.
2. Bapak Jhonni Rentas Duling, ST, MT selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya.
3. Bapak Wiyogo, ST, MT selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya.
4. Staf Pengajar di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan sebagai bekal penulis dalam menyusun prposal skripsi ini.
5. Teman-teman dan Saudara-saudaraku, dan untuk semua pihak yang tidak dapat sebutkan satu per
satu, baik dilingkungan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin maupun yang dari luar telah
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penulisan proposal skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA
10 Macam – macam Teori Belajar Dalam Psikologi. Diperoleh pada tanggal 28 Maret 2018 dari
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar-dalam-psikologi

11 Karakteristik Bahan Bakar yang Perlu diperhatikan. Diperoleh pada tanggal 9 Juli 2019 dari
https://www.cronyos.com/11-karakteristik-bahan-bakar-perlu-diperhatikan/

Arikunto, Suharsimi. 2017. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

________. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Cara Kerja Karburator. Diperoleh pada tanggal 28 Maret 2018 dari


https://www.youtube.com/watch?v=v0GaabTTtF4

Contextual Teaching and Learning. Diperoleh pada tanggal 9 Juli 2019 dari
https://mukhliscaniago.wordpress.com/2012/02/24/model-pembelajaran-ctl/
Jelaskan tentang struktur Tangki Bahan Bakar sepeda motor. Diperoleh pada tanggal 9 Juli 2019 dari
https://tugassekolahkejuruan.blogspot.com/2015/06/jelaskan-tentang-struktur-tangki-bahan.html

Jenis Tipe Karburator. Diperoleh pada tanggal 7 Juli 2019 dari


https://tugassekolahkejuruan.blogspot.com/2015/06/jelaskan-tipe-karburator.html

Jufri, A. Wahab. 2017. Belajar dan Pembelajaran Sains, Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Macam – Macam Bahan Bakar Miinyak. Diperoleh pada tanggal 9 Juli 2019 dari https://www.dinar-
energy.com/2015/02/macam-macam-bahan-bakar-minyak-bbm.html

Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Diperoleh pada tanggal 30 Januari 2018
dari http://bumipendidik.blogspot.co.id/2014/07/model-pembelajaran-ctl-contextual.html

Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2016. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada.

Saringan Udara Sepeda Motor. Diperoleh pada tanggal 9 Juli 2019 dari
https://www.google.com/search?q=saringan+udara+sepeda+motor&safe=strict&source=lnms&tb
m=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjK04WdxarjAhWGOo8KHWCZADAQ_AUIECgB&biw=1920
&bih=947

Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional. Diperoleh pada tanggal 9 Juli 2019 dari
https://blkimojokerto.wordpress.com/2009/07/01/sistem-bahan-bakar-konvensional/

Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung:
Alfabeta.

Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pmebelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Pernada Media
Grup.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

You might also like