You are on page 1of 14

Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No.

1 Tahun 2017
ISSN : 0215/9635
Published by Lab Sosio, Sosiologi, FISIP, UNS

PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PENIKMAT WARUNG KOPI

Ardietya Kurniawan
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta
Email: -

Muh Rosyid Ridlo


Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta
Email: muhrosyid@staff.uns.ac.id

Received: 2-9-2016 Accepted: 20-12-2016 Online Published: 29-5-2017

This research is a descriptive qualitative research types that focus on the


fieldresearch and did not rule out library study that aims to describe the adolescent
consumptive behavior of coffee connoisseurs in district of Plaosan, Magetan. The
sampling techniques used in this research ware purposive sampling and snowball
sampling. Samples taken in this study was the adolescent in Plaosan who were
glad to consume coffee. Data collection method used were in-depth interviews,
observation and documentation. Analysis of the data used was interactive analysis
that includes data collection, data reduction, the presentation of data, and the
withdrawal of the conclusion. The results of this study indicate that the
characteristics that stand out on a coffee connoisseur adolescent seen from
lifestyle and his social life was spent much of his time with his friends. Factors
that influence adolescents to consume coffee because of the motivation of the
individual, the individual economies, teammates and family. Motivation in
adolescents coffee connoisseur is to fulfill his wishes, supported by the economic
support and teammates who made the coffee connoisseur adolescents more
comfortable in doing the activities of consumption. Consumptive behavior was
done by adolescent coffee connoisseur is to choose the site, the types of drinks to
their favorites, choosing snacks as a friend drinking coffee, selecting friend
invitation, a time that fits their expectations, how to enjoy drinks, chatting,
smoking, the atmosphere when consuming coffee and putting aside allowance.
Keywords: adolescent, consumerist, coffee

A. Pendahuluan kehidupan manusia ikut berubah


Perkembangan globalisasi segala sesuatunya menginginkan
pada abad 21 ini telah mengalami serba cepat atau instan. Termasuk
kemajuan yang pesat, hal ini terbukti dengan minuman kopi yang sudah
dengan adanya globalisasi ekonomi, mulai serba instan. Kopi merupakan
teknologi, informasi, politik, budaya, minuman kegemaran di hampir
dan lain-lain yang dirasakan oleh setiap negara di dunia termasuk
masyarakat (Piliang, 2010 : 236). Hal Indonesia.
ini disebabkan karena semakin Industri kopi di Indonesia
kompleksnya aktivitas manusia yang dalam beberapa kurun tahun terakhir
cenderung menuntut kepraktisan. terus bergairah dengan semakin
Seiring dengan majunya zaman, bertambah dan meningkatnya

9
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

produksi kopi olahan yang dihasilkan keragaman rasa/cita rasa yang sesuai
oleh industri pengolahan kopi, dengan selera konsumen. Dengan
semakin suburnya Cafe dan Coffee meningkatnya taraf hidup dan
Shop di kota-kota besar. Produk- pergeseran gaya hidup masyarakat
produk yang dihasilkan oleh industri perkotaan di Indonesia telah
kopi pada dasarnya adalah berupa mendorong terjadinya pergeseran
kopi bubuk dan kopi instan. dalam pola konsumsi kopi khususnya
Pertembuhan produksi kopi olahan, pada kawula muda. Generasi muda
terutama kopi bubuk terus menanjak. pada umumnya lebih menyukai
Produksi kopi bubuk saat ini minum kopi instant, kopi three in
diperkirakan telah mencapai 150.000 one maupun minuman berbasis
ton, sedangkan untuk kopi instan expresso yang disajikan di cafe.
telah mencapai 20.000 ton. Data Biro Sedangkan kopi tubruk (kopi bubuk)
Pusat Statistik (BPS) mencatat masih merupakan konsumsi utama
bahwa volume ekspor kopi soluble masyarakat/penduduk di pedesaan
rata-rata dalam 5 tahun terakhir dan golongan tua.
mencapai sekitar 15.000 ton per Budaya minum kopi saat ini
tahun sedangkan ekspor kopi bubuk merupakan suatu trend baru yang
mencapai 3.000 ton per tahun (aeki- muncul diberbagai kalangan
aice.org). Sedangkan produksi kopi masyarakat. Meningkatnya
bubuk indonesia pada 2008 telah permintaan akan kopi, memancing
mencapai 132,665 ton. Dalam enam munculnya berbagai brand, cafe dan
tahun terakhir (2006-2012), coffee shop di kota-kota besar.
pertumbuhan kopi mencapai rata-rata Meskipun banyak brand yang
5% per tahun (BPS 2012). bemunculan namun pangsa pasar
Strata Industri kopi dalam yang dituju berbeda-beda. Dalam hal
negeri sangat beragam, dimulai dari ini budaya konsumsi kopi ini
unit usaha berskala home industri biasanya dilakukan masyarakat di
hingga industri kopi berskala cafe dan coffee shop di kota-kota
multinasional. Produk-produk yang besar, dan di kedai atau warung kopi
dihasilkan tidak hanya untuk pada masyarakat desa ataupun kota-
memenuhi kebutuhan konsumsi kopi kota kecil.
dalam negeri, namun juga untuk Budaya minum kopi awalnya
mengisi pasar di luar negeri. Hal itu minuman kopinya berwarna hitam
tersebut menunjukkan bahwa pekat, rasanya pahit dan panas.
konsumsi kopi di dalam negeri Selain itu, karena tempatnya berupa
merupakan pasar yang menarik bagi sebuah warung yang suasana
kalangan pengusaha yang masih tempatnya juga panas dan penuh
memberikan prospek dan peluang dengan orang-orang maka orang
sekaligus menunjukkan adanya yang minum kopi merasakan
kondisi yang kondusif dalam panasnya. Namun bagi masyarakat
berinvestasi dibidang industri kopi. Kabupaten Magetan, mengunjungi
Peningkatan konsumsi kopi warung kopi telah menjadi
domestik Indonesia, selain didukung kebutuhan dan kebiasaan. Salah satu
dengan pola sosial masyarakat dalam contohya, yakni kebiasaan ngopi di
mengkonsumsi kopi, juga ditunjang warung kopi yang menjadi salah satu
dengan harga yang terjangkau, kebutuhan bagi sebagian masyarakat
kepraktisan dalam penyajian serta yang ingin mengisi waktu luang

10
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

setelah menjalani rutinitas. Ngopi makanan tersebut merupakan titipan


adalah adalah istilah yang digunakan dari orang lain untuk dijualkan
sebagaian warga Indonesia saat disana. Warung kopi mulai buka saat
sedang santai dan menikmati semua orang memulai aktivitasnya,
makanan ringan. Namun istilah di Kabupaten Magetan bahkan ada
ngopi ini juga bisa pada arti yang warung kopi yang buka selama 24
sebenarnya yaitu “minum secangkir jam, atau hanya buka pada waktu
kopi”. Serta adanya budaya ngopi malam hari untuk melayani
dan menghias batang rokok dengan pelanggannya yang mempunyai
ampas/sisa kopi sehingga pekerjaan di malam hari (Gemilang,
menghasilkan rokok yang indah 2013 : 23).
dipandang dan nikmat dihisap karena Peminum kopi dulunya itu
adanya perpaduan aroma kopi dan orang-orang tua yang bisa membuat
rokok. mereka merasakan dan menikmati
Kopi pada dasarnya panasnya setelah minum kopi.
merupakan sesuatu yang menarik Menurut National Coffee Association
untuk dibicarakan, karena kopi United States tahun 2011, terdapat
merupakan salah satu komoditi peningkatan konsumsi kopi harian
terlaris saat ini, yang selalu diburu, pada remaja usia 18-24 tahun.
dan digandrungi oleh para peminum Sekarang warung kopi memunculkan
kopi dimanapun ia berada. Kopi suasana yang nyaman dan sederhana
dikenal sebagai minuman yang hal ini disukai oleh para remaja
sangat khas baik dari aroma maupun dikarenakan suasana dan lokasi yang
rasa yang dihasilkan. Kenikmatannya nyaman. Maka dari itu peminum
saat ini sudah menjadi bagian dari warung kopi bukan hanya para
gaya hidup sekaligus penghubung orang-orang tua saja, tetapi para
dalam berkomunikasi. Apabila kita remaja mulai ikut serta dalam
berbicara mengenai kopi, maka tidak menjamahi kenikamatan warung
terlepas dengan tempat yang kopi yang dulunya hanya dirasakan
menawarkan atau menjual aneka oleh para orang-orang tua.
minuman kopi yaitu warung kopi. Mayoritas remaja Magetan
Warung kopi merupakan melakukan kegiatan ngopi di warung
sebuah tempat yang tidak harus besar kopi favorit mereka setiap hari, hal
namun menawarkan banyak hal ini sama juga yang di lakukan remaja
disana. Siapa yang menyangka oleh para remaja di Kecamatan
keberadaan sebuah warung kopi Plaosan. Sebagai contohnya adalah
menjadi sarana bertemunya banyak para pelajar SMA, mereka sepulang
orang yang awalnya tidak kenal sekolah mampir dulu ke warung
menjadi kenal. Warung-warung kopi kopi favorit mereka bersama teman-
sering terlihat di pinggir-pinggir temannya. Ada juga pelajar yang
jalan raya, dan memiliki ciri khas pergi ke warung kopi pada saat
masing-masing dilihat dari segi waktu istirahat pelajaran guna
strategis lokasi warung kopi. sembari meminum kopi dan
Sebenarnya tidak hanya beraneka menikmati sebatang rokok. Selain
macam kopi yang ditawarkan di para remaja pelajar, ada juga remaja
sebuah warung kopi, namun ada juga lainnya yang ngopi seperti halnya
minuman instan, makanan ringan dan makan ataupun minum obat, yaitu
makanan berat. Biasanya makanan- satu hari tiga kali. Biasaya tipe

11
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

remaja yang seperti ini adalah remaja


yang sudah tidak bersekolah dan B. Metode Penelitian
sudah bekerja. Dia ngopi pada waktu Metode dalam penelitian ini
istirahat kerja sembari mengisi perut. adalah pendekatan untuk memenuhi
Karena ada anggapan kalau habis tujuan penelitian dengan melalui
makan paling enak adalah merokok. prosedur dan urutan untuk menjawab
Ada juga remaja yang rela ngopi pertanyaan penelitian (Slamet,
ketempat yang jauh dari rumahnya. 2006:25). Metode penelitian
Padahal didekat rumahnya ada kualitatif relatif mampumenganalisa
warung kopi juga. Dan ada juga rela realitas sosial secara mendalam.
ngopi jauh-jauh hanya untuk dapat Metode kualitatif dapat digunakan
merokok. Kebiasaan ngopi para untuk mempelajari, membuka, dan
remaja di Magetan memang sangat mengerti apa yang terjadi dibelakang
erat dengan kebiasaan merokok. setiap fenomena yang baru. Oleh
Budaya ngopi sambil merokok sudah karena itu metode penelitian yang
menjadi kegiatan sehari-hari dipakai dalam penelitian ini adalah
masyarakat magetan, tak tidak heran metode penelitian kualitatif.
kalau remaja ini berperilaku seperti Penelitian ini lebih
itu. difokuskan pada penelitian lapangan
Di Kecamatan Plaosan juga (fieldresearch) yang dimaksud untuk
terdapat daerah yang bisa dikatan mengetahui permasalahan dan untuk
khusus warung kopi, lokasi ini mendapatkan informasi-informasi
terletak di daerah wisata Telaga serta data yang ada di lokasi
Sarangan. Tepatnya berada di jalan penelitian. Namun demikian,
tembus raya Magetan-Karanganyar penelitian ini tidak
yang masih dalam proses pengerjaan mengesampingkan
ini. Yang biasa datang ke lokasi ini penelaahankepustakaan (library
adalah para remaja yang sedang study), terutama sekali pada saat
pacaran. Karena lokasi ini sangat awal penyusunan landasan teori dan
cocok untuk pacaran yang dekat kerangka dasar pemikiran. Oleh
dengan Telaga Sarangan. Mereka karena itu, penelitian ini berjenis
dapat melihat keindahan Telaga deskriptif dengan menggunakan
Sarangan dari lokasi ini, lokasi ini pendekatan kualitatif, yang
sangat ramai dikunjungi oleh para merupakan suatu penelitian yang
remaja pada waktu hari libur. memusatkan pada masalah-masalah
Memang pada saat ini warung aktual, dimana data yang disusun
kopi sudah mengalami pergeseran dijelaskan dan dianalisa.
makna, yang mana mengunjungi Penelitian mengenai perilaku
warung kopi bukan hanya sebagai konsumtif remaja peminum kopi ini
tempat sebagian orang melakukan mengambil lokasi di Kecamatan
aktivitas konsumsi akan tetapi Plaosan, Kabupaten Magetan.
mengunjugi warung kopi juga sudah Adapunalasanpengambilanlokasiinik
menjadi salah satu gaya hidup bagi arenaKabupaten
sebagian remaja saat ini. Maka dari Magetanmerupakansalahsatu
itu peneliti ingin melakukan kabupaten yang
penelitian mengenai perilaku dapatdikatakandengangayahiduprem
konsumtif remaja peminum warung aja yang beragam di
kopi. dalamnya.Begitu pula Kecamatan

12
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Plaosan yang menjadi bagian dari diinginkan dapat diperoleh secara


Kabupaten tepat dan cepat.
Magetansehinggakehidupanbaiksecar Untuk mengumpulkan data
a yang diperlukan dalam penelitian
langsungatausecaratidaklangsungme inimaka digunakan metode sebagai
milikiandildalampembentukansifatre berikut. Wawancara adalah
majasertagayahidupremaja yang percakapan dengan maksud tertentu.
beragam pula. Percakapan itu dilakukan oleh dua
Guna membatasi penelitian pihak, yaitu wawancara yang
ini, maka lokasi penelitian ini lebih mengajukan pertanyaan dan yang
di fokuskan pada cafe Savier yang diwawancarai yang memberikan
terletak di Kelurahan Sarangan, jawaban atas pertanyaan itu.
warung kopi Mbah Jaman, yang Observasi yaitu pengumpulan
terletak di Desa Dadi, dan cafe Kopi data yang dilakukan melalui
Pojok warung kopi Pak Ahmat yang pengamatan secara langsung
terletak di Kelurahan Plaosan. terhadap objek penelitian. Dalam hal
Sumber data yang digunakan ini observasi dilakukan secara formal
dalam penelitian ini adalah data maupun informal untuk mengamati
primer dan sekunder. Data primer secara kualitatif berbagai kegiatan
yang digunakan dalam penelitian ini dan peristiwa yang terjadi.
adalah informan. Adapun individu Dokumentasi adalah
maupun perorangan yang akan penelitian terhadap benda-benda
dijadikan informan dalam penelitian tertulis atau dokumen digunakan
ini adalah remaja yang menikmati untuk melengkapi data yang
kopi di warung kopi di Kecamatan diperlukandalam penelitian. Data
Plaosan, Kabupaten Magetan.Sumber tersebut diperoleh dari pustaka,
data sekunder adalah data tertulis majalah, catatanharian, foto, dan
seperti buku, arsip, dokumen, dan sebagainya. Penggunaan
kepustakaan yang berkaitan dengan dokumentasi ini sebagaiupaya untuk
masalah yang diteliti. menunjang data-data yang telah
Teknik sampling yang diperoleh melaluiobservasi dan
digunakan dalam penelitian ini wawancara.
adalah teknik purposive sampling Menurut Miles dan
(sampling bertujuan). Purposive Huberman, analisa penelitian
sampling adalah dimana peneliti kualitatif terdiri daritiga alur kegiatan
cenderung memilih responden yang yang terjadi secara bersamaan yaitu:
dianggaptahu dan dapat dipercaya Reduksi data, Penyajian data,
untuk menjadi nara sumber data yang Penarikan kesimpulan atau verifikasi
mantapdan mengetahui masalahnya (Slamet, 2006:140).
secara mendalam.Selain itu Ketiga alur kegiatan tersebut
digunakan teknik snowball sampling yaitu reduksi data, sajian data dan
dimana pemilihan informan pada penarikan kesimpulan aktifitasnya
waktu di lokasi penelitian berbentuk interaksi dengan proses
berdasarkan petunjuk dari informan pengumpulan data yang
kunci (key informan) dan seterusnya menggunakan proses siklus. Peneliti
bergulir sampai orang terakhir yang bergerak diantara ketiga komponen
memungkinkan seluruh data yang tersebut.

13
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Validitas data dimaksudkan Station, dan berolah raga futsal.


sebagai pembuktian bahwa data yang Selain dari kegiatan tersebut, ada
diperoleh sesuai dengan juga kegiatan menonjol lainnya yang
kenyataan/fakta. Untuk menguji dilakukan oleh beberapa remaja
kevalidan/keabsahan data yang peminum kopi ini, yaitu
terkumpul penelitimenggunakan menghabiskan waktunya degan
teknik triangulasi yaitu teknik sendiri. Contohnya adalah AK, dia
pemeriksaan keabsahan datayang menghabiskan waktunya dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain di tidur, menonton film yang ada di
luar data itu untuk laptopnya, bermain game dan
keperluanpengecekan atau sebagai mengkonsumsi kopi. Kemudian
pembanding terhadap data itu. selanjutnya adalah kegiatan
Adapun teknik triangulasi membantu orang tua seperti yang
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan oleh RRM. Dia memilki
adalah Data Triangulation dimana rasa tanggung jawab sebagai seorang
peneliti menggunakan beberapa anak harus berbakti terhadap orang
sumberdata untuk mengumpulkan tua.
data yang sama. Dengan demikian Gaya hidup yang dilakukan
data yang satu akan dikontrol dengan oleh para remaja peminum kopi ini
data yang sama dengan sumber yang mempengaruhi perubahan perilaku
berbeda. dan sikap yang masih dalam masa
perkembangan. Terutama dalam gaya
C. Hasil dan Pemabahasan hidup remaja peminum kopi dalam
Masa remaja merupakan perilaku konsumtif yang mereka
masa peralihan, dan masa mencari lakukan menimbulkan gaya hidup
identitas diri. Dimana masa peralihan santai. Gaya hidup santai ini sudah
ini tahap perkembangan menuju menjadi bagian dari kebutuhan yang
tahap berikutnya secara ingin mereka capai dan sudah
berkesinambungan. Pada masa ini melekat bagi remaja peminum kopi
remaja bukan lagi seorang anak dan dalam kegiatan sehari-hari mereka.
juga bukan seorang dewasa. Masa ini Teori yang digunakan dalam
merupakan masa yang strategis, peneiltian ini adalah teori aksi yang
karena memberi waktu kepada masuk ke dalam paradigma definisi
remaja untuk membentuk gaya hidup sosial. Teori ini menekankan pada
dan menentukan pola perilaku, nilai- tindakan sosial, pemahaman, dan
nilai, dan sifat-sifat sesuai dengan penafsiran. Tindakan sosial adalah
yang diinginkannya. Hal yang tindakan individu sepanjang
membentuk gaya hidup dapat dilihat tindakannya itu memiliki makna atau
dari kegiatan maupun kebiasaan yang arti subjektif bagi dirinya dan
sering dilakukan. (Hurlock, diarahkan kepada orang lain.
1994:121) Tindakan sosial bisa juga berupa
Mayoritas gaya hidup yang tindakan yang bersifat membatin
yang dilakukan oleh para remaja karena pengaruh positif dari situasi
peminum kopi menghabiskan tertentu. Atau merupakan tindakan
waktunya dengan melakukan perulangan yang disengaja sebagai
kegiatan bersama teman-temannya, akibat dari pengaruh situasi yang
yaitu mulai dari melakukan kegiatan sama.
mengkonsumsi kopi, bermain Play

14
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Talcott Parsons berasumsi keinginan dalam memperluas


bahwa bahwa istilah aksi berarti pergaulan, serta menampilkan
merupakan suatu aktivitas, pribadi ke muka publik dilihat dari
kreativitas, dan proses penghayatan segi gaya hidup dimana hal tersebut
diri individu. Menurut teori ini dapat mengundang perhatian banyak
manusia bertindak atau berperilaku orang mengenai status sosial. Berikut
untuk mencapai tujuan tertentu. merupakan motivasi remaja penimat
Manusia mengejar tujuan dalam kopi dalam melakukan perilaku
situasi di mana norma – norma konsumtif mengkonsumsi kopi yang
mengarahkannya dalam memilih ditemukan dalam penelitian ini.
alternatif cara dan alat untuk Pertama, ingin bertemu,
mencapai tujuan. Norma – norma itu mengobrol, dan berkumpul dengan
tidak menetapkan pilihannya teman-temannya. Remaja peminum
terhadap cara atau alat, tetapi kopi suka menghabiskan waktunya
ditentukan oleh kemampuan manusia dengan berkumpul dan berbagi cerita
untuk melakukan tindakan dalam arti kesesama temannya, entah itu
menetapkan cara dan alat dari mengobrolkan sesuatu yang
sejumlah alternatif yang tersedia berkaitan dengan hobi, masalah
dalam rangka mencapai pribadi, atau minta saran bersama
tujuannya.Dengan kata lain, tujuan teman-temannya bersamaan ketika
yang hendak dicapai seseorang mengkonsumsi kopi. Hal ini seruapa
merupakan landasan dari setiap dengan tujuan mayoritas remaja
perilakunya. peminum kopi, terutama yang
Dalam penelitian ini, dilakukan oleh AN. Dia merasa ada
mengkonsumsi kopi atau yang lebih yang kurang jika tidak
dikenal dengan istilah ngopi sudah mengkonsumsi kopi dan bertemu
mengalami pergeseran makna. serta berbicara panjang lebar dengan
Mengkonsumsi kopi atau istilah teman-temannya.
ngopi memiliki arti sebagai kegiatan Kedua, menghilangkan rasa
mengkonsumsi minuman kopi. jenuh, dan menganggur ketika berada
Namun bagi para remaja peminum dirumah, dan mencari susana baru
kopi mengkonsumsi kopi atau ngopi dengan berada ditempat ngopi.
juga dipandang sebagai cara untuk Kebanyakan dari remaja peminum
mencapai tujuan memenuhi kopi ini memiliki waktu luang yang
keinginan. Pengetahuan mengenai bisa dikatakan berlebihan. Setelah
perilaku mengkonsumsi kopi oleh pulang sekolah mereka tidak ada
remaja peminum kopi adalah kegiatan lain, jadi waktu luang yang
secangkir kopi akan lebih nikmat bila mereka miliki lebih digunakan untuk
diminum bersama-sama, dengan pergi ngopi. Dengan alasan dari pada
mengobrol, bercanda, merokok, merasa jenuh atau bosan di rumah
dengan suasana dan tempat yang mereka lebih baik pergi keluar
nyaman yang didukung fasilitas mencari suasana baru dengan pergi
wifian, dan lokasi yang strategis. ngopi bersama teman-teman. Hal ini
Selain itu juga sebagai tempat yang serupa dengan yang diungkapkan
nyaman untuk menghibur diri karena oleh RRM dalam hasil penelitian ini,
permasalahan yang dialami. Perilaku menurut dia lumayan bisa berkumpul
mengkonsumsi kopi ini merupakan dengan teman-teman dari pada
aktivitas yang dapat memenuhi dirumah tidak kerjaan dan temannya.

15
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Ketiga, sengaja untuk ini seperti yang dilakukan oleh AP.


mencari rokok dan minuman kopi Dia melakukan kegiatan
karena memang suka merokok dan mengkonsumsi ngopi atau ngopi
minum kopi. Remaja penikat kopi disebuah warung kopi ataupun cafe
lebih suka mencari rokok dan kemudian dijadikan sebuah status
minuman kopi di warung kopi atau atau mengunggah foto ketika sedang
cafe karena ingin merasakan suasana ngopi. Kegiatan ini dia lakukan
ketika meminum kopi dan merokok untuk menunjukan bahwa dia telah
di tempat mereka mengkonsumsi melakukan kegiatan ngopi di warung
kopi. Selain itu mereka juga merasa kopi atau cafe tersebut dan pada hari
siapa tahu ada teman mereka yang itu juga untuk ditunjukan kepada
sudah ada ditempat ngopi dan bisa teman-temannya. Hal ini serupa
bertemu serta mengobrol disana. Ini dengan yang dilakukan oleh AP
meruapakan tujuan utama dari untuk dijadikan personal picture di
remaja peminum kopi GWR, DAP, BBM atau diunggah ke media sosial
dan DR. lainnya.
Keempat, sebagai tempat Motivasi yang paling kuat
pelarian karena merasa tidak nyaman pada saat tertentu akan menjadi daya
dengan keadaan keluarga yang dorongan yang menggerakan
dialami. Ada beberapa remaja dalam seseorang untuk berperilaku ke arah
penelitian ini yang merasa tidak tercapainya tujuan. Apabila tujuan
begitu nyaman dengan keluarganya, tersebut sudah terpenuhi, maka
entah itu dengan permasalahan yang kekuatan tujuan tersebut akan
sering dihadapi atau bahkan merasa bergeser pada tujuan lain pula. Hal
tidak nyaman dengna perhatian yang ini sesuai dengan asumsi yang
diberikan oleh keluarga terhadap menyatakan bahwa tindakan yang
mereka. Hal ini seperti yang dialami dilakukan remaja peminum kopi
oleh MIA dan AK. MIA yang merasa bukanlah tanpa tujuan, mereka
tidak begitu nyaman dengan memiliki tujuan yang ingin mereka
permasalahan yang dialaminya capai dengan menggunakan cara-cara
dalam keluarga, menggunakan ngopi yang dianggap oleh mereka pantas
sebagai tujuan utama untuk dilakukan yaitu menggunakan
menghibur diri. Sedangkan AK yang kegiatan mengkonsumsi kopi untuk
tidak diperbolehkan untuk bertemu, mengobrol, bercanda
mengkonsumsi kopi dan rokok, dengan teman-temannya, sebagai
merasa tidak nyaman dengna pelampiasan ketika ada
perhatian yang diberikan oleh permasalahan, dan menikmati
keluarnya tersebut. Maka dari itu AK minuman kopi dan suasan yang ada
melakukan kegiatan mengkonsumsi di tempat mengkonsumsi kopi.
kopi dan merokok ditempat ngopi Perilaku mengkonsumsi kopi
biar merasa lebih nyaman ketika yang dilakukan oleh remaja
mengkonsumsi. peminum kopi sebenarnya tak lain
Kelima, mengambil lagi disetingmelalui fasilitas-fasilitas
dokumentasi yang berupa foto-foto dan nilai tamabahan yang telah
yang kemudian diunggah ke media ditawarkan oleh sebuah para penjual
sosial. Dengan majunya tekhnologi minuman kopi. Seperti yang ada
informasi menjadikan media sosial dalam lokasi penelitian ini adalah
tempat ajang pamer bagi remaja. Hal kopi pojok dan savier. Kopi pojok

16
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

yang lebih mengedepankan menu Pemahaman dan pengetahuan remaja


minuman kopi dan makanan ringan akan kopi semakin luas.
ala franchise ditambah dengan Hal lain yang membuktikan
fasilitas wifi yang dapat menarik bahwa kegiatan konsumsi yang
kaula muda yang ada di Kecamatan dilakukan para remaja peminum kopi
Plaosan. Hal ini juga disebabkan dalam penelitian ini kurang disadari
karena fasilitas wifi di Kecamatan pada faktor kebutuhan dan nilai guna
Plaosan masih terbatas, hanya ada (use value) adalah kegiatan konsumsi
beberapa saja. Fasilitas tambahan dilakukan atas dasar keinginan
wifi inilah yang dijadikan kopi pojok (want). Di pihak lain, konsumsi juga
sebagai nilai jual tambahan. dapat dipandang sebagai suatu
Sedangkan savier lebih fenomena bawah sadar (unconscious)
mengedepankan tempat dan suasana. yang dengan demikian masuk ke
Cafe yang terletak dekat dengan dalam kawasan psikoanalisis. Dalam
daerah wisata telaga sarangan, artian konsumsi dapat dipandang
berada dilereng gunung lawu yang sebagai suatu proses reproduksi
memilki view pemandangan yang hasrat (desire) dan reproduksi
telaga sarangan yang indah, pengalaman bawah sadar yang
dikelilingi pepohonan dan udara bersifat primordial (Piliang,
sejuk pegunungan menjadi nilai 2003:144 - 141).
tambahan tersendiri. Perilaku Mengkonsumsi pada
bagaimana mengkonsumsi kopi hakikatnya merupakan kepuasan
inilah yang ditanamkan kedalam yang tidak ada habisnya. Akhir dari
kesadaran remaja peminum kopi. Hal kegiatan konsumsi adalah
inilah yang akan membentuk ketidakpuasan. Seperti yang telah
pengetahuan dan pemberian makna diketahui, perkembangan mode,
mengkonsumsi kopi oleh remaja budaya, yang selalu bertambah dan
peminum kopi. berubah akan membuat seseorang
Terlebih lagi maraknya kedai untuk semakin banyak melakukan
kopi dari merek lokal hingga pemenuhan kebutuhan dengan
berbagai kedai kopi internasional mengkonsumsi. Remaja peminum
yang membantu menyebarkan kopi melakukan kegiatan konsumsi
budaya minum kopi bagi masyarakat sesuai dengan perkembangan yang
kota dan tak lain lagi bagi remaja ada di lingkungan mereka. Hal ini
peminum kopi di kecamatan Plaosan mengakibatkan remaja tidak akan
juga terkena imbas dari arus puas dengan hanya memenuhi
globalisasi. Banyaknya warung kopi kebutuhannya, tapi juga memenuhi
maupun cafe itu sendiri tak lepas dari segala keinginannya.
daya beli yang semakain tinggi Ditambah lagi remaja
dalam masayarakat dan terutama peminum kopi tersebut gemar untuk
bagi kaula muda yaitu remaja nongkrong berjam-jam, halaman
peminum kopi itu sendiri. Hal ini parkiran selalu dipenuhi oleh sepeda
tidak terlepas dari teknik informasi motor. Mereka melakukan kegiatan
yang mempengaruhi pemahaman mengkonsumsi kopi minimal sekitar
remaja tentang kopi terutama dengan 1 jam paling cepat, dan sekitar 3 jam
adanya internet, kehadiran blog, untuk yang paling lama. Hal ini
website, dan media sosial lainnya. dikarenakan kegiatan yang mereka
lakukan ktika berada di tempat

17
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

mengkonsumsi kopi pun bermacam- remaja peminum kopi yang


macam. Mayotitas yang mereka bermacam-macam ada yang biasa
lakukan adalah mengobrol, bercanda, saja sampai yang tinggi tetapi yang
curhat dengan teman-teman mereka, bisa dilihat kalau mengkonsumsi
menikati suasana dan merokok, serta kopi itu tidak juga menaikkan status
mengabadikan momen ketika sosial tetapi memuaskan
mengkonsumsi kopi dengan cara keinginannya. Sehingga tidak
berfoto bersama yang kemudian di memperhatikan status sosial yang
unggah kem media sosial. Waktu nantinya bisa dihasilkan tetapi lebih
yang digunakan untuk kepada kepuasan pada rasa puas
mengkonsumsi kopi pun seperti yang mereka dapatkan.
wajib dalam setiap harinya. Ada Pendapatdari Veblen tentang
yang sehari melakukan kegiatan masyarakat yang mengejar status
mengkonsumsi kopi sekali, dua kali, sosial dengan sedikit untuk
dan bahkan sampai tiga kali. Waktu kebahagiaan mereka sendiri.
yang sering digunakan untuk Beberapa merk dan toko dianggap
mengkonsumsi kopi adalah pagi, sebagai “kelas tinggi” dari pada yang
ketika siang atau sore sepulang lain, dan orang mungkin membeli
sekolah dan malam hari. ketika orang lain tidak mampu
Di dalam Leisure class yang melakukannya. Bisa dilihat dari
diartikan oleh Veblen sebagai kelas pernyataan Veblen ini bahwa
pemboros yang mengeluarkan mengejar status sosial agar menjadi
banyak uang demi menghabiskan lebih tinggi itu untuk
waktu luang. Dengan menghabiskan kebahagiaannya sendiri yang
uang dan waktu luang maka akan berusaha mengejar status sosial. Ini
memunculkan suatu konsumsi yang memang dibenarkan dalam remaja
berlebihan (high consumption). peminum kopi, mendapatkan
Leisure Class mengalami kebahagiaan berupa kepuasan
perkembangan pengertian, yaitu dengan apa yang mereka dapatkan
suatu kelas pemboros yang setelah mengkonsumsi kopi, tetapi
mengeluarkan banyak cost demi tidak dalam mengejar status sosial.
mengaktualisasikan keinginan atau Berarti bisa dikatakan bahwa
hasrat dalam penggunaan waktunya. gaya hidup yang santai bagi remaja
Oleh karena itu, kelompok yang peminum kopi ini tercipta karena
disebut sebagai Leisure Class merasa puas dengan apa yang
menjadikan gaya hidup mereka mereka dapatkan ketika
sebagai bagian identitas diri. mengkonsumsi minuman kopi.
Veblen memang Motivasi individu sebagai awal
menambahkan kalau konsumsi tujuan yang ingin mereka capai, serta
berlebihan ini diartikan sebagai didukung oleh faktor ekonomi invidu
pemakaian uang atau sumber daya dan teman sepermainan yang
yang lain dengan tujuan mendukung mereka melakukan
meningkatkan status sosial. Tetapi perilaku konsumtif yang bisa
yang perlu diperjelas lagi bahwa dikatakan berlebihan. Pengaruh yang
remaja peminum kopi ini tidak diberikan oleh teman sepermainan
merasa kalau dengan mengkonsumsi juga sangatlah besar. Teman
kopi itu status sosialnya menjadi sepermainan bisa dikatakan sebagai
lebih tinggi. Dilihat dari status sosial tempat dimana remaja peminum kopi

18
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

bisa merasa nyaman dengan menjadi teman, melakukan kegiatan


diri mereka sendiri dan teman-teman mengkonsumsi kopi, bermain
yang selalu menemani dalam Play Station, dan berolah raga
melakukan kegiatan mengkonsumsi futsal. Sedangkan untuk
kopi. Apabila keberadaan dari teman kehidupan sosial remaja
sepermainan ini dihilangkan peminum kopi, mayoritas
mungkin akan berpengaruh besar mereka adalah remaja yang
terhadap perilaku konsumtif yang supel dan suka bergaul, dan aktif
mereka lakukan. dalam kegiatan kemasyarakatan.
Bagi remaja peminum kopi Namun ada juga yang pendiam,
keberadaan warung kopi atau cafe sulit bergaul dan tidak aktif
tidak hanya sebagai pemuas rasa dalam kegiatan kemasyarakatan.
lapar, melainkan sebagai sarana Karakteristik remaja peminum
untuk membangun kehidupan sosial, kopi ini mempengaruhi perilaku
nongkrong, atau hangout. Aktivitas konsumtif pada minuman kopi
minum kopi di warung kopi atau cafe yang dilakukan remaja peminum
juga sebagai sarana mengkonfirmasi kopi. Bertujuan untuk memenuhi
identitas dan kebanggaan bagi remaja keinginannya mereka melakukan
peminum kopi. Adanya budaya kegiatan mengkosumsi kopi
ngopi tersebut telah melahirkan pola sebagai cara untuk memuaskan
interaksi langsung antar sesama. keinginannya.
Maka dengan berbagai 2. Faktor internal yang terdapat
permasalahannya yang diobrolkan, pada remaja peminum kopi yang
warung kopi atau cafe ibarat wadah mendorong mereka melakukan
atau ruang publik dengan berbagai kegiatan mengkonsumsi
informasi dari beragam kalangan. minuman kopi ada dua, yaitu
Hal ini menunjukkan bahwa warung motivasi individu dan ekonomi
kopi dan cafe merupakan tempat individu. Motivasi individu yang
yang enak dan nyaman untuk dimaksud disini adalah dorongan
kumpul, diskusi maupun hanya yang timbul dari dalam diri.
sekedar nongkrong saja. Motivasi yang ditemukan dalam
penelitian ini adalah pertama,
D. Kesimpulan remaja peminum kopi ingin
Berdasarkan hasil penelitian bertemu, mengobrol, dan
yang berjudul Perilaku Konsumtif berkumpul dengan teman-
remaja Peminum Kopi dapat temannya. Kedua,
disimpulkan sebagai berikut : menghilangkan rasa jenuh, dan
1. Karakteristik yang menonjol menganggur ketika berada
pada remaja peminum kopi dirumah, dan mencari susana
adalah gaya hidup dan baru dengan berada ditempat
kehidupan sosial mereka. Dalam ngopi. Ketiga, sengaja untuk
gaya hidup yang dilakukan oleh mencari rokok dan minuman
remaja peminum kopi mayoritas kopi karena memang suka
suka menghabiskan dengan merokok dan minum kopi.
melakukan kegiatan bersama keempat, mengambil
teman-temannya. Kegiatan dokumentasi yang berupa foto-
tersebut adalah mulai dari keluar foto yang kemudian diunggah ke
dan berkumpul dengan teman- media

19
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

sosial. Kelima, sebagai tempat sekolah. Dan sekerang ini


pelarian karena merasa tidak pengaruh yang diberikan teman
nyaman dengan keadaan sepermainan terhadap remaja
keluarga yang peminum kopi adalah mengajak
dialami.Sedangkan ekonomi dengan cara menghubungi
individu merupakan sumber melalui handphone maupun
daya yang dimiliki individu smartphone. Menggunakan
untuk melakukan kegiatan pesan singkat SMS atau pun
konsumsi. Sumber daya chat via BBm mereka mengajak
ekonomi berkaitan dengan dengan janjian waktu dan tempat
kemampuan ekonomi konsumen yang mereka ingin tujuan untuk
yang digunakan untuk membeli mengkosumsi kopi.
barang atau produk yang mereka 3. Perilaku konsumtif yang
inginkan. Semakin besar sumber dilakukan remaja peminum kopi
daya yang dimilki maka dapat lebih mementingkan faktor
membuat konsumen lebih keinginan dari pada kebutuhan
termotivasi melakukan kegiatan dan individu cenderung dikuasai
konsumsi karena merasa nyaman oleh hasrat kesenangan semata.
dengan apa yang mereka miliki Hal ini terbukti dari temuan
dan mereka lakukan. dalam penelitian ini, bagi para
Faktor eksternal individu berupa remaja peminum kopi
keluarga dan teman mengkonsumsi kopi atau ngopi
sepermainan. Keluarga juga dipandang sebagai cara
merupakan jendela pertama yang untuk mencapai tujuan
di lalui individu. Seperti yang memenuhi keinginan.
terjadi pada remaja peminum Pengetahuan mengenai perilaku
kopi, kebiasaan yang dilakukan mengkonsumsi kopi oleh remaja
keluarga maupun keluarga dapat peminum kopi adalah secangkir
menjadi kebiasaan anggota kopi akan lebih nikmat bila
keluarga lainnya. Ada remaja diminum bersama-sama, dengan
peminum kopi yang mengobrol, bercanda, merokok,
mengkonsumsi minuman kopi dengan suasana dan tempat yang
karena meniru kebiasaan yang nyaman yang didukung fasilitas
dilakukan orang tuannya, serta wifian, dan lokasi yang strategis.
ada juga remaja peminum kopi Selain itu juga sebagai tempat
yang mengkonsumsi minuman yang nyaman untuk menghibur
kopi karena memilki diri karena permasalahan yang
disharmonisasi dengan dialami. Dalam melakukan
keluarganya.Teman sepermainan perilaku konsumtif, hal pertama
mempengaruhi remaja peminum yang mereka lakukan adalah
kopi dalam pergaulannya. memilih tempat mengkonsumsi
Mayoritas remaja peminum kopi kopi. Tempat yang mereka
mengkonsumsi kopi ketika kunjungi untuk mengkonsumsi
masih SMP. Hal ini dikarenakan kopi berkaitan dengan harga,
mereka para remaja peminum menu, fasilitas, dan kenyamanan
kopi diajak teman-temannya satu tempat. Tempat yang menjadi
kelas mengkonsumsi kopi di favorit remaja peminum kopi di
warung kopi setelah sepulang Kecamatan Plaosam adalah

20
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

warung makan Mbah jaman, kopi. Minuman kopi bagi remaja


Warung Pak Ahmad, cafe Kopi peminum kopi ada dua macam,
Pojok dan cafe Savier. Warung yaitu yang lebih terasa kopinya
makan Mbah Jaman dan Pak seperti kopi tubruk atau kopi
Ahmad menjadi favorit karena blend, dan yang terasa manis
terletak dipinggir jalan, harga seperti minuman kopi instan.
pas untuk kantong remaja, menu Dari jenis minuman kopi ini
yang disediakan cukup memunculkan cara dalam
bervariasi dari makanan ringan menikmati minuman kopi.
serta ada rokok berbagai macam mayoritas remaja peminum kopi
rokok ecernya. Sedangkan untuk menikmati minuman kopi
cafe Kopi Pojok terdapat dengan cara merokok, mulai dari
fasilitas wifinya. Dan untuk cafe dituang ke lepek, kemudian
savier lebih kesuasana diminum sedikit-sedikit, ampas
tempatnya, terletak di jalan kopi yang terdapt dalam gelas
tembus Magetan Karanganyar kopi mereka gunakan untuk
dengan pemandangan telaga nyete. Selain minum kopi,
sarangan. Hal berikutnya adalah remaja peminum kopi memilih
berkaitan dengan waktu yang jajanan sebagai teman minum
diguanakan remaja peminum kopi, mulai dari jajanan
kopi untuk mengkonsumsi kopi. gorengan dan rokok.Kegiatan
Remaja peminum kopi seperti yang dilakukan remaja peminum
memliki interval waktu yang kopi di tempat mengkonsumsi
sering mereka gunakan untuk minuman kopi pun bermacam-
melakukan kegiatan macam, mulai dari mengobrol,
mengkonsumsi kopi. Waktu bercanda, curhat dengan teman-
yang sering mereka gunakan temannya, merokok dan
adalah pagi, itu pun kalau hari menikmati suasana tempat
libur atau ketika berangkat mengkonsumsi kopi sehingga
sekolah. Siang, ketika sepulang membuat waktu untuk
sekolah, dan malam. Dalam mengkonsumsi kopi terasa lebih
sehari remaja peminum kopi bisa nikmat. Maka dari itu, dalam
dua sampai tiga kali melakukan melalukan kegiatan konsumtif
kegiatan mengkonsumsi kopi, mengkonsumsi minuman kopi,
yang pasti mereka melakukan remaja peminum kopi bisa
setiap harinya. Lama waktu yang menghabiskan biaya yang lebih
digunakan remaja peminum kopi besar dari pada pemasukan yang
dalam melakukan kegiatan mereka dapatkan dari uang saku
mengkonsumsi kopi pun juga yang mereka terima.
bervariasi, ada yang paling cepat
sekitar satu jam, itu tergantung Daftar Pustaka
dari teman-teman atau mau ada Baudrillard, Jean P. 1998.
kepenitngan lainnya. Sekitar dua Masyarakat Konsumsi.
jam atau tiga jam itu adalah Yogyakarta: Kreasi Wacana.
waktu yang biasa digunakan Bisri, Hasan. 1995. Remaja
remaja peminum kopi dalam Berkualitas. Yogyakarta :
mengkonsumsi kopi.Selanjutnya Pustaka Belajar.
adalah memilih jenis minuman

21
https://jurnal.uns.ac.id/dilema, Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017

Darajad, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa


Agama. Jakarta: Bulan
Bintang.
______.1995. Remaja Harapan dan
Tantangan. Jakarta: Ruhana.
Dewi, Desintya. 2012. Sehat Dengan
Secangkir Kopi. Surabaya:
Stomata
Gemilang, J. 2013. Rahasia Meracik
Kopi Ternikmat Dari
Berbagai Penjuru Dunia.
Yogyakarta : Araska.
Redaksi Health Secret. 2012. Khasiat
Bombastis Kopi. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.
Slamet, Yulius. 2006. Metode
Penelitian Sosial. Surakarta:
UNS Press.
Sunyoto, Danang. 2013. Perilaku
Konsumen : Panduan Riset
Sederhana untuk Mengenali
Konsumen. Yogyakarta :
CAPS.
Sutopo, HB. 2002. Metode
Penelitian Kualitatif.
Surakarta : Sebelas Maret
University Pers.
Suyanto, Bagong. M. Khusna Amal.
2010. Anatomi dan
perkembangan teori sosial.
Malang: Aditya Media.
Zamroni. 1992. Pengantar
Pengembangan Teori Sosial .
PT. Tiara Wacana.

22

You might also like