Professional Documents
Culture Documents
Musran Munizu
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Surachman
Ubud Salim
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Solimum
Fakultas MIPA Universitas Brawijaya
Abstract: The purpose of this research is to investigate the TQM practices effect on quality culture, competi-
tiveness, and firm performance both directly and indirectly at Manufacturing Industry in Makassar. Com-
pany as unit of analysis in this research. There are 114 companies as sample, where company manager as
respondent. Method of Analysis used in testing hypothesis is Structural Equation Modeling (SEM). Then,
qualitative information used to find the addition explanation to support the result of hypothesis examina-
tion. The results shows that TQM practices have significant effect on quality culture, competitiveness, and
company performance directly. Quality culture has significant effect on competitiveness directly. Competi-
tiveness has direct effect on firm performance. Quality culture hasn’t significant effect on firm performance
directly, but quality culture can be able to improve the firm performance by competitiveness. TQM practices
can be able to improve the firm performance by competitiveness. While, the indirect effect of TQM practices
on firm performance by quality culture aren’t significant.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menguji konsistensi pengaruh praktik TQM terhadap budaya kualitas,
daya saing, dan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung pada Industri
Manufaktur di Kota Makassar. Unit analisis penelitian adalah perusahaan. Responden yang dijadikan sampel
sebanyak 114 orang manajer perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah
Structural Equation Modeling (SEM). Informasi kualitatif digunakan untuk menggali tambahan penjelasan
berkaitan dengan hasil pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik TQM berpengaruh
langsung terhadap budaya kualitas, daya saing, dan kinerja perusahaan. Budaya kualitas berpengaruh langsung
terhadap daya saing. Daya saing berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan. Budaya kualitas
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja, tetapi budaya kualitas meningkatkan kinerja melalui daya saing.
Praktik TQM meningkatkan kinerja melalui daya saing. Praktik TQM berpengaruh tidak signifikan terhadap
kinerja perusahaan melalui budaya kualitas.
Kata Kunci: praktik TQM, budaya kualitas, daya saing, kinerja perusahaan
Alamat Korespondensi:
Musran Munizu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Makassar
e-mail: m3.feunhas@gmail.com
Setiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing oleh seorang manajer PT KIMA (Kawasan Industri
melalui kapabilitas yang dimiliki dalam organisasi. Makassar) bahwa perusahaan manufaktur di Kawas-
Kemampuan bersaing setiap perusahaan mengacu an Industri Makassar (KIMA) telah mengadopsi dan
pada posisi relatif perusahaan tersebut dibandingkan menjalankan program dan praktik total quality ma-
dengan perusahaan lain dalam pasar lokal atau glo- nagement (TQM) sejak tahun 1990-an. Namun
bal (Kuncoro, 2008). Keunggulan daya saing dapat demikian, derajat implementasi praktik TQM pada
diperoleh apabila setiap perusahaan memiliki kemam- setiap aspek relatif dapat berbeda-beda antara satu
puan untuk menyajikan setiap proses dalam operasi perusahaan dengan perusahaan lainnya.
bisnisnya secara lebih baik dalam menghasilkan ba-
rang dan jasa yang mempunyai kualitas tinggi dengan Total Quality Management (TQM)
harga yang bersaing. Sehingga produk yang dihasilkan Konsep Total Quality Management (TQM) di
mampu bersaing baik dari sisi kualitas, harga, penye- samping sebagai filofosi dan prinsip-prinsip manaje-
rahan produk, dan fleksibilitas dibandingkan pesaing- men, juga merupakan seperangkat strategi dan praktik
nya di pasar (Heizer dan Render, 2004). yang dapat digunakan dalam meningkatkan daya saing
Menurut Forum Ekonomi Dunia (World Eco- dan kinerja perusahaan melalui pemenuhan kebutuhan
nomic Forum) 2010-2011, daya saing Indonesia pada dan kepuasan pelanggan. Menurut Gasperzs (2005),
tahun 2010 berada pada peringkat ke-44, dan pada bahwa di dalam pasar global yang berubah secara
tahun 2011 peringkat daya saing Indonesia mengalami terus menerus, disamping pengiriman yang cepat
penurunan menjadi peringkat 46. Diantara negara- (speed of delivery), kualitas produk juga menjadi
negara ASEAN, setelah Singapura, Malaysia menem- salah satu elemen yang penting bagi perusahaan untuk
pati posisi teratas yakni peringkat ke 21, disusul oleh dapat bersaing (competition). TQM merupakan
Thailand ke-39. Walaupun secara makro hal tersebut pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi
lebih banyak disebabkan oleh krisis global/eropa, tetapi masa kini untuk memperbaiki kualitas produk, mene-
secara mikro hal tersebut merupakan indikasi bahwa
kan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.
daya saing perusahaan-perusahaan manufaktur di
Implementasi TQM juga berdampak positif terhadap
Indonesia mengalami penurunan.
biaya produksi dan pendapatan perusahaan.
Industri manufaktur yang beroperasi di Kota
Chase, et al. (2005), menegaskan bahwa TQM
Makassar merupakan bagian dari industri nasional
merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis
secara langsung juga mengalami kondisi tersebut.
yang berupaya memaksimumkan daya saing organi-
Pertumbuhan industri manufaktur di Kota Makassar
sasi melalui fokus pada kepuasan konsumen, keterli-
dipengaruhi berbagai faktor penting. Faktor bahan
batan seluruh karyawan, dan perbaikan secara
baku, sumber daya manusia, teknologi produksi, pe-
berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia,
ngendalian kualitas, pemasaran, adalah faktor-faktor
proses dan lingkungan organisasi. TQM telah diaplika-
internal. Masalah ketersediaan sarana prasarana,
sikan secara luas oleh banyak perusahaan dengan
iklim investasi dan kebijakan pemerintah yang pro
tujuan meningkatkan kinerja seperti kualitas, produkti-
bisnis merupakan faktor-faktor eksternal yang
vitas dan profitabilitas (Krajewski, et al., 2010).
mendorong pertumbuhan kinerja industri manufaktur
Studi empiris yang menguji pengaruh praktik
di Kota Makassar (LP-Unhas, 2006).
TQM terhadap kinerja perusahaan telah banyak
Perusahaan manufaktur di Kota Makassar seba-
dilakukan pada penelitian sebelumnya. Beberapa hasil
gai bagian dari industri nasional secara terus-menerus
penelitian menyimpulkan bahwa TQM sebagai salah
berupaya untuk meningkatkan mutu dan daya saing
satu pendekatan best practice untuk meningkatkan
produknya dengan mengadopsi praktik-praktik terbaik
kinerja perusahaan (Terziovski dan Samson, 1999;
dalam kegiatan operasi perusahaan khususnya total
Huarng dan Yao, 2002; Lakhal, et al., 2006; Prayogo
quality management (TQM). Praktik TQM telah
dan Hong, 2008; Ramlawati, 2010). Penelitian lainnya
menjadi kebutuhan utama dalam perusahaan untuk
menemukan bahwa praktik TQM tidak mempunyai
menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Hal ini ditegaskan
(Mohrman, et al., 1995; dan Sila, 2007).
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini meng- H6 : Semakin tinggi daya saing, maka akan sema-
konfirmasi dan menguji konsistensi pengaruh praktik kin meningkat kinerja yang dicapai perusa-
TQM terhadap kinerja perusahaan melalui peran haan.
mediasi variabel budaya kualitas, dan daya saing pada H7 : Praktik Total Quality Management (TQM)
Industri Manufaktur di Kota Makassar. yang semakin efektif akan mampu mening-
Adapun kerangka konsep yang dibangun dan katkan kinerja perusahaan melalui budaya
diuji hubungannya dalam penelitian ini secara lengkap kualitas yang semakin kuat.
disajikan pada Gambar berikut.
Budaya
Kualitas 5
1
(Y 1)
4
Praktik Kinerja
3 Perusaha an
TQM
(Y 3)
(X 1)
6
2
Daya Saing
(Y 2)
sebesar 0,006 yang lebih kecil dari nilai dengan nilai probabilitas (p) sebesar
α=0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa 0,030 yang lebih kecil dari nilai α=0,05.
hipotesis 1 yang diajukan diterima. Arah Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis
pengaruh memiliki nilai positif dan signi- 4 yang diajukan diterima. Arah pengaruh
fikan yang berarti bahwa implementasi memiliki nilai positif dan signifikan yang
praktik TQM yang efektif dapat mem- berarti bahwa budaya kualitas yang kuat
bawa pada terciptanya budaya kualitas dapat membawa pada peningkatan daya
dalam perusahaan. saing perusahaan.
Hipotesis 2 : Semakin efektif praktik Total Quality Hipotesis 5 : Semakin kuat budaya kualitas organisasi,
Management (TQM) dijalankan, maka maka akan semakin meningkat kinerja
akan semakin meningkat daya saing yang dicapai perusahaan. Pengaruh
yang dicapai perusahaan. Pengaruh langsung (direct effect) variabel budaya
langsung (direct effect) variabel praktik kualitas terhadap kinerja perusahaan
TQM terhadap daya saing perusahaan dapat dilihat dari nilai koefisien jalur
dapat dilihat dari nilai koefisien jalur (standardized) sebesar 0,088 dengan
(standardized) sebesar 0,582 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,494 yang
nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 yang lebih besar dari nilai α=0,05. Hasil ini
lebih kecil dari nilai α=0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 5 yang
menunjukkan bahwa hipotesis 2 yang diajukan ditolak. Arah pengaruh memiliki
diajukan diterima. Arah pengaruh nilai positif dan tidak signifikan yang
memiliki nilai positif dan signifikan yang berarti bahwa budaya kualitas mempu-
berarti bahwa implementasi praktik nyai pengaruh yang lemah terhadap
TQM yang efektif dapat membawa pada peningkatan kinerja perusahaan.
peningkatan daya saing perusahaan. Hipotesis 6 : Semakin tinggi daya saing perusahaan,
Hipotesis 3 : Semakin efektif praktik Total Quality maka akan semakin meningkat kinerja
Management (TQM) dijalankan, maka yang dicapai perusahaan. Pengaruh
akan semakin meningkat kinerja yang langsung (direct effect) variabel daya
dicapai perusahaan. Pengaruh langsung saing terhadap kinerja perusahaan dapat
(direct effect) variabel praktik TQM dilihat dari nilai koefisien jalur (standard-
terhadap kinerja perusahaan dapat dilihat ized) sebesar 0,494 dengan nilai proba-
dari nilai koefisien jalur (standardized) bilitas (p) sebesar 0,010 yang lebih kecil
sebesar 0,317 dengan nilai probabilitas dari nilai α=0,05. Hasil ini menunjukkan
(p) sebesar 0,042 yang lebih kecil dari bahwa hipotesis 6 yang diajukan
nilai α=0,05. Hasil ini menunjukkan bah- diterima. Arah pengaruh memiliki nilai
wa hipotesis 3 yang diajukan diterima. positif dan signifikan yang berarti bahwa
Arah pengaruh memiliki nilai positif dan daya saing yang semakin tinggi dapat
signifikan yang berarti bahwa imple- membawa pada peningkatan kinerja
mentasi praktik TQM yang efektif dapat perusahaan.
membawa pada peningkatan kinerja Hipotesis 7 : Praktik Total Quality Management
perusahaan. (TQM) yang efektif akan mampu
Hipotesis 4 : Semakin kuat budaya kualitas organisasi, meningkatkan kinerja perusahaan
maka akan semakin meningkat daya melalui budaya kualitas yang kuat dalam
saing yang dicapai perusahaan. Penga- perusahaan. Pengaruh tidak langsung
ruh langsung (direct effect) variabel (indirect effect) variabel praktik TQM
budaya kualitas terhadap daya saing terhadap kinerja perusahaan melalui
perusahaan dapat dilihat dari nilai koefi- variabel budaya kualitas adalah perkalian
sien jalur (standardized) sebesar 0,282 antara koefisien jalur pengaruh langsung
variabel praktik TQM terhadap budaya secara simultan variabel-variabel dalam implementasi
kualitas (0,388) dengan koefisien jalur praktik total quality management (TQM) mem-
pengaruh langsung variabel budaya punyai pengaruh yang positif terhadap budaya kualitas
kualitas terhadap kinerja perusahaan perusahaan.
(0,088). Sehingga diperoleh nilai Kemudian praktik TQM berpengaruh signifikan
koefisien jalur pengaruh tidak langsung terhadap daya saing perusahaan. Hal ini berarti bahwa
variabel praktik TQM terhadap kinerja semakin baik implementasi praktik TQM dijalankan
perusahaan melalui budaya kualitas maka daya saing perusahaan semakin meningkat.
sebesar 0,034. Karena nilai koefisien Hasil penelitian ini memperkuat hasil studi yang
jalur pengaruh variabel budaya kualitas dilakukan Sila (2007) bahwa efek dari praktik TQM
terhadap kinerja perusahaan tidak signi- terhadap efektifitas organisasional adalah positif, juga
fikan, maka dapat disimpulkan bahwa sejalan dengan temuan Han, et al. (2007); dan
hipotesis 7 yang diajukan ditolak, atau Ramlawati (2010) bahwa praktik TQM berpengaruh
tidak didukung oleh fakta empirik. positif terhadap daya saing perusahaan. Semakin baik
Hipotesis 8 : Praktik Total Quality Management penerapan praktek TQM maka semakin meningkat-
(TQM) yang efektif akan mampu me- kan daya saing perusahaan. Oleh karena itu, daya
ningkatkan kinerja perusahaan melalui saing perusahaan dapat ditingkatkan melalui imple-
daya saing perusahaan yang tinggi dalam mentasi praktik TQM secara efektif. Rosana (2009)
perusahaan. Pengaruh tidak langsung menegaskan bahwa budaya kualitas adalah budaya
(indirect effect) variabel praktik TQM yang kondusif untuk pengembangan kualitas. Budaya
terhadap kinerja perusahaan melalui kualitas yang kuat akan mendukung daya saing
variabel daya saing adalah perkalian organisasi yang excellent dalam jangka panjang.
antara koefisien jalur pengaruh langsung Praktik TQM mampu meningkatkan kinerja
variabel praktik TQM terhadap daya perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin baik
saing perusahaan (0,582) dengan koefi- implementasi praktik TQM dijalankan maka kinerja
sien jalur pengaruh langsung variabel perusahaan yang dicapai semakin meningkat. Hasil
daya saing terhadap kinerja perusahaan penelitian ini memperkuat beberapa penelitian
(0,494). Sehingga diperoleh nilai sebelumnya yang menemukan bahwa praktik TQM
koefisien jalur pengaruh tidak langsung mempunyai dampak positif terhadap kinerja perusa-
variabel praktik TQM terhadap kinerja haan (Terziovski dan Samson, 1999; Lakhal, et al.,
perusahaan melalui daya saing sebesar 2006; Prajogo and Hong, 2008; Ramlawati, 2010).
0,288. Karena itu, hipotesis 8 yang diaju- Integrasi filosofi dengan piranti TQM berpengaruh
kan diterima. Dengan kata lain bahwa signifikan terhadap kinerja bisnis (Huarng dan Yao,
praktik Total Quality Management 2002).
(TQM) yang dijalankan semakin efektif Budaya kualitas berpengaruh terhadap daya
mampu meningkatkan kinerja perusaha- saing perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin kuat
an melalui peran mediasi daya saing budaya kualitas perusahaan maka daya saing perusa-
perusahaan. haan yang dicapai semakin meningkat. Hasil peneli-
tian ini memperkuat temuan Lakhal (2009) bahwa
PEMBAHASAN daya saing diperoleh tidak cukup hanya dengan faktor
disain kualitas, alat-alat pengendalian dan perbaikan
Hasil penelitian menujukkan bahwa praktik TQM
kualitas, tetapi adopsi sebuah budaya TQM sangat
berpengaruh signifikan terhadap budaya kualitas. Hal
dibutuhkan. Temuan penelitian ini membuktikan secara
ini berarti bahwa semakin efektif implementasi praktik
empiris pendapat Rosana (2009) bahwa budaya
TQM dijalankan maka semakin kuat budaya kualitas
kualitas yang kuat dalam organisasi perusahaan akan
yang tercipta dalam perusahaan. Hasil ini penelitian
mendukung daya saing perusahaan dalam jangka
ini memperkuat temuan Wicaksono (2006) bahwa
panjang.
Selanjutnya budaya kualitas berpengaruh tidak menentukan kinerja bisnis. Keunggulan daya saing
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Budaya kuali- yang tercipta karena praktik TQM seharusnya mampu
tas yang terbentuk sebagai hasil transformasi budaya meningkatkan kinerja perusahaan.
pada konteks praktik TQM belum memberikan man-
faat yang berarti bagi perusahaan dalam meningkat- Keterbatasan Penelitian
kan kinerjanya. Hasil penelitian ini berbeda dengan Penelitian ini memiliki keterbatasan yakni pene-
proposisi yang dikemukakan Kanji dan Wong (1998) litian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan
bahwa adopsi TQM akan memberikan kinerja yang manufaktur yang beroperasi di Kota Makassar,
lebih baik dengan menciptakan budaya kualitas dalam sehingga temuan-temuan yang dihasilkan memiliki
seluruh bagian organisasi. Budaya kualitas sebagai keterbatasan dalam hal kemampuan generalisasi hasil
bagian dari budaya organisasi seharusnya mampu temuan penelitian ini pada industri manufaktur di
meningkatkan kinerja perusahaan. daerah lain, dan pada perusahaan jasa.
Daya saing berpengaruh terhadap kinerja peru-
sahaan. Hal ini berarti bahwa daya saing perusahaan
KESIMPULAN DAN SARAN
membawa pada tercapainya kinerja perusahaan yang
lebih baik. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Kesimpulan
Han, et al. (2007), bahwa kinerja perusahaan dapat Praktik TQM yang efektif dapat menghasilkan
meningkat ketika perusahaan menjadi lebih kuat daya budaya kualitas yang kuat, daya saing yang tinggi,
saingnya. Juga sejalan dengan penelitian temuan dan peningkatan kinerja pada industri manufaktur di
penelitian Li, et al., (2006); dan Lakhal (2009) bahwa Kota Makassar. Budaya kualitas dapat menghasilkan
daya saing perusahaan yang diukur melalui price/cost, daya saing yang tinggi. Budaya kualitas mempunyai
delivery dependability, product innovation, dan peran yang sangat rendah dalam mendukung pening-
time to market mempunyai pengaruh langsung katan kinerja perusahaan. Namun demikian, budaya
terhadap kinerja perusahaan. kualitas mampu meningkatkan kinerja perusahaan
Pengaruh tidak langsung (indirect effect) variabel secara tidak langsung melalui daya saing perusahaan.
praktik TQM terhadap kinerja perusahaan melalui Daya saing dapat mendukung tercapainya kinerja
variabel budaya kualitas adalah positif tetapi tidak perusahaan yang lebih baik. Budaya kualitas sebagai
signifikan dengan nilai koefisien jalur (standardized) variabel mediasi antara praktik Total Quality Ma-
sebesar 0,034. Hal ini berarti bahwa budaya kualitas nagement (TQM) dengan kinerja perusahaan mem-
memberikan peran yang kurang penting dalam berikan peran yang masih lemah dalam mendukung
meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini peningkatan kinerja perusahaan pada industri manu-
berbeda dengan hasil penelitian Kanji dan Wong faktur di Kota Makassar. Daya saing sebagai variabel
(1998) yang menegaskan bahwa adopsi praktik TQM mediasi antara praktik Total Quality Management
dalam organisasi perusahaan mampu memberikan (TQM) dengan kinerja perusahaan dapat memberikan
kinerja yang lebih baik dengan menciptakan budaya peran yang sangat penting dalam mendukung pe-
kualitas dalam seluruh bagian organisasi. ningkatan kinerja perusahaan pada industri manu-
Pengaruh tidak langsung (indirect effect) variabel faktur di Kota Makassar.
praktik TQM terhadap kinerja perusahaan melalui
variabel daya saing adalah positif dan signifikan Saran
sebesar 0,288. Hal ini berarti bahwa implementasi
praktik TQM yang efektif dapat meningkatkan kinerja Penelitian kedepan diharapkan dapat memperluas
perusahaan melalui variabel daya saing. Hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian pada
penelitian ini memperkuat temuan Han et al. (2007) industri manufaktur yang telah menerapkan secara
bahwa dalam implementasi praktik TQM, kinerja formal praktik TQM atau pada perusahaan yang telah
perusahaan dapat meningkat ketika perusahaan memiliki sertifikasi jaminan mutu ISO 9001, sehingga
menjadi lebih kuat daya saingnya. Gasperz (2005) hasilnya memiliki daya generalisasi pada lingkup yang
menegaskan bahwa daya saing suatu organisasi dapat lebih luas.
Kebijakan kualitas memiliki peranan penting Kujala, J., and P. Lillrank. 2004. Total Quality Management
dalam pelaksanaan praktik TQM. Budaya kualitas as a Cultural Phenomenon. www.asq.org. pp.43–55.
lebih dominan dibentuk oleh hakikat realitas dan Kuncoro, E.A. 2008. Leadership sebagai Primary Forces
kebenaran. Kecepatan pengiriman memiliki peranan dalam Competitive Strength, Competitive area, Com-
petitive Result guna meningkatkan Daya Saing
yang penting dalam mendukung daya saing, dan
Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.
produktivitas tenaga kerja merupakan indikator penting Lakhal, L. 2009. Impact of quality on competitive advan-
dalam meningkatkan kinerja. Manajemen perusahaan tage and organizational performance, Journal of the
disarankan lebih memfokuskan perhatiannya pada Operational Research Society, Vol. 60, pp. 637–645.
indikator-indikator tersebut, dengan tetap memper- Lakhal, L., Pasin, F., and M. Liman. 2006. Quality manage-
baiki indikator-indikator yang dianggap masih kurang ment practices and their impact on performance. In-
pelaksanaannya seperti: pelatihan mutu, misi organisasi ternational Journal of Quality and Reliability
dan hubungannya dengan lingkungan, inovasi produk, management.Vol ,23.No. 6:,pp.625–646.
dan pertumbuhan penjualan guna mendapatkan Lembaga Penelitian Unhas (LP-Unhas) 2006. Kajian
praktik TQM yang efektif, budaya kualitas yang kuat, Indikator Pertumbuhan Industri Manufaktur di Kota
Makassar.
daya saing yang tinggi, dan kinerja perusahaan yang
Li, Suhong, Bhanu, R.N., T.S. Ragu Nathan, Subba Rao.
lebih baik. 2006. The Impact of Supplay Chain Management
Practices on Competitive Advantage and organiza-
DAFTAR RUJUKAN tional Performance, Omega (34), pp. 107–124.
Badan Pusat Statistik. 2010. Kota Makassar dalam Angka. Mohrman, S.A., Tenkasi, R.V., Lawler, E.E. III, and Ledford,
Brah, S., and Lim, H. 2006. The effects of technology and G.G. Jr. 1995 .Total quality management: practice and
TQM on the performance of logistics companies, In- outcomes in the largest US firms. Employee Rela-
ternational Journal of Physical Distribution & Lo- tions, Vol. 17 No. 3, pp. 26–41.
gistics Management, Vol. 36 No. 3, pp. 192–209. Porter, M.E. 1998. Keunggulan Bersaing; Menciptakan
Chase, Richard, B., Nicholas, J., Aquilano, F., Robert, J. dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta:
2005. Operation Management for Competitive Ad- Binarupa Aksara.
vantage, Eleventh Edition, McGraw-Hill Inc. USA. Prajogo, D.I., and S.W. Hong. 2008. The effect of TQM on
Gaspersz, V. 2005, Total Quality Management. Jakarta: performance in R&D environments: A perspective
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. from South Korean firms, Technovation 28: pp. 855–
Han, S.B., Chen,S.K. Maling Ebrahimpour. 2007. The Im- 863.
pact of ISO 9000 on TQM and Business Performance. Ramlawati. 2010. Implikasi Praktek Total Quality Man-
Journal of Business and Economic Studies, Vol. 13, agement (TQM) Terhadap Daya Saing, Kepuasan
No. 2, Fall 2007. Konsumen, dan Kinerja Bisnis Pada Perusahaan
Hair, Jr., Yoseph, F., Rolph, E. Anderson, Ronald, L. Papham, Manufaktur di Kota Makassar, Disertasi PPs. FE-
William Black. 1998. Multivariate Data Analysis, 5th Universitas Brawijaya, Malang.
edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Rosana, D. 2009. Pengembangan Budaya Kualitas Melalui
Hardjosoedarmo, S. 2004. Total Quality Management. Penerapan ISO 9001:2000 di Universitas Negeri
Yogyakarta: Andi Offset. Yogyakarta, Cakrawala Pendidikan, Th. XXVIII, No.
Heizer, J., and B. Render. 2004. Operation Management, 3.
Seventh Edition, Pearson Prentice Hall Inc. USA. Sila, I. 2007. ”Examining the effects of contextual factors
Huarng, F., and Yao, T. 2002, ”Relationships of TQM phi- on TQM and performance through the lens of orga-
losophy, methods and performance: a survey in Tai- nizational theory: an empirical study”, Journal of
wan”. Industrial Management & Data Systems. 102 Operations Management,Vol. 25 No. 1, pp. 83–109.
(4):226–234. Solimun. 2006. Modul Metode Kuantitatif untuk Manaje-
Kanji, Gopal, K., and Alfred, W. 1998. Quality culture in the men, Materi Program Doktor Manajemen.
construction industry Total Quality Management; Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.
Jul 1998; 9, 4/5; ABI/INFORM Global pg. S133. Terziovski, M., and Samson, D. 1999.The link between to-
Krajewski, Lee, J., Larry, P.R., K. Malhotra. 2010. Opera- tal quality management practice and organizational
tion Management: Processes and Supply Chains, performance. International Journal of Quality & Re-
Ninth Edition, Pearson Prentice Hall Inc. USA. liability Management, Vol. 16 No. 3.
Tjiptono, F., dan A. Diana. 2003. Total Quality Manage- Tesis Program Pascasarjana Universitas Brawijaya,
ment, Edisi Ke-4. Yogyakarta: Penerbit Andi. Malang.
Wicaksono, S. 2006. Pengaruh Implementasi Total Qual- World Economic Forum. 2011. The Global Competitive-
ity Management (TQM) Terhadap Budaya Kualitas ness Report 2011–2012.
(Studi pada PT Hari Terang Industry - Surabaya);