You are on page 1of 12

JURNAL

PIKOM
(Penelitian Komunikasi dan Pembangunan) Vol. 18 No. 1 Juni 2017

PERAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN TRADISIONAL PADA


MASYARAKAT PESISIR (PMP) DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

THE ROLE OF COMMUNICATION ON TRADITIONAL FISHERMAN EMPOWERMENT


AT THE COASTAL COMMUNITIES (PMP) IN SOUTHEAST MALUKU

Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun


Politeknik Perikanan Negeri Tual
Jl. Raya Langgur – Sathean, Km. 6 Kabupaten Maluku Tenggara 97611
cawalinya_84@yahoo.com ; elisabeth_c_ohoiwutun@yahoo.com

Diterima : 11 Januari 2017 Direvisi : 30 Mei 2017 Disetujui : 22 Juni 2017

ABSTRACT
The coastal areas of Southeast Maluku Regency has an abundant natural resources. The utilization of the coastal
ecosystem and resources in Southeast Maluku Regency is not yet optimal. This condition is caused by the limited ability
of the community in both financial and knowledge aspects; limited access to capital, technology, information and
markets: community welfare improvement programs through coastal community development programs (PMP) which
have not been able to reach all levels of communities living in coastal areas of Southeast Maluku. The purpose of this
research is to analyze the role and strategy of communication in the implementation of the program of empowerment of
fishermen in coastal communities in Southeast Maluku, and to analyze the most possible internal and external factors
for the development of fishermen empowerment in coastal communities in Southeast Maluku Regency. The data used in
this study are primary and secondary data. The respondents in this study are picked based on purposive sampling:
there are 30 respondents, consisting of local fishery boards and fishery business groups in Ohoi Letvuan, Ohoi Namar,
and Ohoi Ohoidertutu. Data in this study are processed using descriptive and SWOT analysis. Based on the results of
the analysis, the implementation of fishermen empowerment programs on coastal communities in Southeast Maluku has
not been optimal. This condition happens because the empowerment program conducted on the group business has not
reached the final step which is the marketing of the products. The most likely alternate strategy is exploiting good
teamwork between group members to avoid threats and seizing. Opportunities to improve businesses by minimizing
indirectly paid sales.

Keywords: Communications, Coastal Communities, Traditional Fisherman Empowerment, Development Strategies

ABSTRAK
Wilayah pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Pemanfaatan
ekosistem dan sumber daya alam pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara sampai saat ini belum optimal. Kondisi ini
terjadi karena keterbatasan kemampuan masyarakat baik secara finansial maupun pengetahuan; terbatasnya akses
terhadap modal, teknologi, informasi dan pasar program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program
pembangunan masyarakat pesisir (PMP) yang dilakukan belum dapat menjangkau semua lapisan masyarakat yang
hidup di wilayah pesisir Kabupaten Maluku Tenggara. Tujuan dari penelitian ini menganalisis peran dan strategi
komunikasi terhadap pelaksanaan program pengembangan pemberdayaan nelayan pada masyarakat pesisir di
Kabupaten Maluku Tenggara serta menganalisis faktor internal dan eksternal yang paling memungkinkan untuk
pengembangan pemberdayaan nelayan pada masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan
teknik purposive sampling yang berjumlah 30 responden yang terdiri dari Dinas Kelautan dan kelompok-kelompok
usaha perikanan di Ohoi Letvuan, Ohoi Namar dan Ohoi Ohoidertutu. Pengolahan data pada penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis, pelaksanaan program pemberdayaan
nelayan pada masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara belum optimal. Kondisi ini terjadi karena program
yang dilakukan terhadap usaha kelompok tidak sampai pada tahap akhir yaitu pemasaran hasil penjualan. Alternatif
strategi yang paling memungkinkan adalah memanfaatkan kerja sama yang baik antar anggota kelompok untuk
menghindari ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan usaha dengan meminimalkan
penjualan yang tidak dibayar secara langsung.

Kata Kunci : Komunikasi, Masyarakat Pesisir, Pemberdayaan Nelayan Tradisional, Strategi Pengembangan

31
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017

PENDAHULUAN pasar; belum terlibatnya masyarakat dalam


Masyarakat pesisir yang sebagian besar proses pengambilan keputusan dalam
merupakan masyarakat nelayan, pada pemanfaatan sumber daya alam pesisir dan
umumnya adalah kelompok masyarakat pulau-pulau kecil; serta program peningkatan
tertinggal yang berada pada level paling kesejahteraan masyarakat melalui program
bawah, baik tertinggal secara ekonomi, sosial, Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP)
maupun budaya. Rendahnya taraf hidup yang dilakukan belum dapat menjangkau
masyarakat pesisir dan akses yang terbatas semua lapisan masyarakat yang hidup di
akan aset serta sumber-sumber pembiayaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
bagi nelayan kecil merupakan persoalan Kabupaten Maluku Tenggara.
utama di kawasan pesisir. Dengan Dalam mengatasi persoalan yang
penghasilan yang masih tergantung pada dihadapi masyarakat nelayan, berbagai upaya
kondisi alam, maka sulit bagi mereka untuk telah dilakukan oleh pemerintah untuk
mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. berusaha meningkatkan kesejahteraan, baik
Sebagai nelayan tradisional, mereka bukan melalui pemberian bantuan alat tangkap,
saja dihadapkan dengan ketidakpastian kemudahan akses permodalan, maupun
pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan melalui program pembangunan masyarakat
yang panjang, namun juga dengan persoalan pesisir. Program Pembangunan Masyarakat
manajemen keuangan dan pemasaran hasil Pesisir (PMP) merupakan kerja sama
produksinya. Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di International Fund for Agricultural
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki Development (IFAD). Program ini
kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan
karena didukung oleh adanya ekosistem dan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat
sumber daya alam hayati, di mana ekosistem dalam kegiatan kelautan dan perikanan di
dan sumber daya alam tersebut dapat wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
memberikan kontribusi bagi peningkatan Hasil yang diperoleh belum sesuai
pendapatan masyarakat terutama dari sektor dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan
perikanan yang menunjang perekonomian karena program pembangunan masyarakat
daerah. Namun secara umum, pemanfaatan pesisir yang dilakukan secara bertahap dan
ekosistem dan sumber daya alam pesisir dan tidak menyeluruh pada semua masyarakat
pulau-pulau kecil di Kabupaten Maluku pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara.
Tenggara sampai saat ini belum optimal. Salah satu permasalahan yang dihadapi
Sebagian besar penduduk yang hidup di saat ini adalah bahwa proses komunikasi
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di pembangunan belum berlangsung simultan
Kabupaten Maluku Tenggara saat ini masih dan masyarakat pesisir masih dihadapkan
tergolong berada di bawah garis kemiskinan. pada persoalan klasik seperti keterbatasan
Kondisi ini terjadi karena keterbatasan akses pada sumber-sumber permodalan dan
kemampuan masyarakat baik secara finansial distribusi hasil olahan perikanan ke pasar.
maupun pengetahuan; terbatasnya akses Tujuan dari penelitian ini adalah
terhadap modal, teknologi, informasi dan mengidentifikasi kinerja yang berpengaruh

32
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun

terhadap pelaksanaan program pengembangan 4. Kebutuhan hidup penduduknya sangat


pembangunan masyarakat pesisir di terbatas sehingga semua dapat dipenuhi
Kabupaten Maluku Tenggara dan sendiri tanpa bergantung pada pasar diluar.
menganalisis strategi faktor internal dan Masyarakat pesisir yang berjenis desa
eksternal yang paling memungkinkan untuk pantai dan desa terisolasi dicirikan oleh sikap
pengembangan pembangunan masyarakat mereka terhadap alam dan manusia.
pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang
Manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai tinggal di wilayah pesisir baik sebagai
sarana informasi bagi pemerintah daerah, nelayan, pengolah maupun pedagang ikan
stakeholders, masyarakat pesisir dan semua dalam kegiatan usaha perikanan. Program
pihak yang berkaitan dengan pentingnya pembangunan masyarakat pesisir atau disebut
program pembangunan masyarakat pesisir Coastal Community Development Project -
(PMP) di Kabupaten Maluku Tenggara. International Fund for Agricultural
Kusnadi (2002) mengemukakan bahwa Development (CCDP-IFAD) merupakan kerja
kemiskinan yang melanda kehidupan nelayan sama Kementerian Kelautan dan Perikanan
disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. dengan IFAD berdasarkan Financing
Faktor-faktor tersebut tidak hanya berkaitan Agreement antara Pemerintah Republik
dengan fluktuasi musim ikan, keterbatasan Indonesia dengan IFAD yang ditandatangani
sumber daya manusia, modal serta akses, pada tanggal 23 Oktober 2012. Program
jaringan perdagangan ikan yang eksploitatif tersebut sebagai respon langsung terhadap
terhadap nelayan sebagai produsen, tetapi kebijakan Pemerintah Indonesia, khususnya
juga disebabkan oleh dampak negatif Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk
modernisasi perikanan yang mendorong pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga
terjadinya pengurasan sumber daya laut kerja, pertumbuhan ekonomi, dan
secara berlebihan. pembangunan yang berkelanjutan yang
Dalam kenyataan, perbedaan sejalan dengan program IFAD (DKP
masyarakat pesisir atau pemukiman sukar Kabupaten Maluku Tenggara, 2015).
dibedakan karena sifat masyarakat yang Program ini dimaksudkan untuk
memiliki mata pencaharian yang saling meningkatkan pendapatan rumah tangga
bertumpang tindih. Masyarakat menurut masyarakat pesisir yang terlibat dalam
Satria (2002) yaitu masyarakat desa terisolasi kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah
(masyarakat pulau kecil). Komunitas kecil pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan sasaran
tersebut memiliki beberapa ciri yaitu: terfasilitasinya 70.000 rumah tangga, 320.000
1. Mempunyai identitas yang khas orang di 180 desa pesisir dan pulau-pulau
2. Terdiri dari penduduk dengan jumlah yang kecil di dua belas kabupaten atau kota,
cukup terbatas sehingga saling mengenal sepuluh provinsi; dan terfasilitasinya pusat
sebagai individu yang berkepribadian pembelajaran di satu kabupaten yaitu
3. Bersifat beragam dengan diferensiasi Kabupaten Bandung (DKP Kabupaten
terbatas Maluku Tenggara, 2015).
Kabupaten Maluku Tenggara
merupakan salah satu dari dua belas

33
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017

kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki dan mentransfer kekuatan dari lingkungannya.


kesempatan untuk mengelola Proyek Sebagai suatu proses, pemberdayaan adalah
Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP) usaha yang terjadi terus menerus sepanjang
berdasarkan keberhasilan Maluku Tenggara hidup manusia.
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan proyek Bowling dan Barbara (dalam Amanah,
sebelumnya, termasuk perbaikan sejumlah 2007) mengemukakan bahwa program
masyarakat miskin pesisir dan pulau kecil, penyuluhan dapat membentuk perubahan
potensi dalam meningkatkan pendapatan dari perilaku melalui prinsip berbagi pengetahuan,
hasil kelautan dan perikanan lainnya, dan dan pengalaman dengan masyarakat.
cakupan dalam meningkatkan kegiatan di Bersama–sama masyarakat, dapat dilakukan
kabupaten. berbagai kegiatan yang mengarah pada
Penelitian Amanah (2007) tentang pembentukan perilaku masyarakat.
pengembangan masyarakat pesisir Pemberdayaan sebagai sebuah program
mengungkapkan bahwa terdapat korelasi mempunyai makna bahwa pemberdayaan
positif yang nyata antara kompetensi merupakan tahapan–tahapan kegiatan untuk
komunikasi yang dimiliki oleh penyuluh mencapai suatu tujuan dalam kurun waktu
terhadap perilaku masyarakat pesisir dalam tertentu. Dalam konteks ini, pelaksanaan
mengelola sumber daya pesisir yang dimiliki. program pemberdayaan dibatasi waktu,
Selain faktor keterisoliran dan kompetensi sehingga tampak sebagai kegiatan
komunikasi, strategi komunikasi pun keproyekan. Kondisi seperti ini tentu tidak
berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi. menguntungkan bagi pelaksana program
Harris (Bessete & Rajasunderam, 1996) maupun komunitas target, karena sering
menyatakan bahwa pendekatan komunikasi terjadi kegiatan terputus di tengah jalan dan
pembangunan partisipatif perlu kurangnya koordinasi antar lembaga yang
dikembangkan untuk mengembangkan terlibat dalam program.
masyarakat di tingkat bawah melalui Pemberdayaan masyarakat pesisir
pendekatan pendidikan non formal. mencakup dua dimensi, yaitu budaya dan
Pemberdayaan memiliki berbagai struktur sosial (Satria, 2002). Selain itu,
interpretasi. Pemberdayaan dapat dilihat pemberdayaan dalam komunitas nelayan akan
sebagai suatu proses dan program. Payne lebih berhasil jika menerapkan prinsip
(1997) mengemukakan bahwa pemberdayaan kejelasan tujuan, prinsip dihargainya
(empowerment) pada hakikatnya bertujuan pengetahuan dan penguatan nilai lokal,
untuk membantu klien mendapatkan kekuatan prinsip keberlanjutan, prinsip ketepatan
(daya) untuk mengambil keputusan dan kelompok sasaran atau tidak bias pada
tindakan yang akan dilakukan dan nelayan pada strata maupun golongan
berhubungan dengan diri klien tersebut, tertentu, dan prinsip kesetaraan gender,
termasuk mengurangi kendala pribadi dan artinya baik pria maupun wanita secara aktif
sosial dalam melakukan tindakan. diakui hak–haknya dalam masyarakat,
Pemberdayaan dilakukan dengan jalan memiliki status dan peran sesuai budaya
meningkatkan kapasitas, pengembangan rasa setempat dan terlibat dalam proses
percaya diri untuk menggunakan kekuatan

34
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun

pengambilan keputusan dalam keluarga dan sehingga program tidak lagi hanya bersifat
masyarakat. “ingin cepat selesai.”
Hasil penelitian Mubyarto dan Dove Salusu yang diacu dalam Purwanto
(1984) menyimpulkan bahwa modernisasi (2006) berpendapat bahwa strategi memiliki
perikanan melalui introduksi kapal-kapal determinan-determinan umum terdiri dari
motor telah menimbulkan jurang yang komponen-komponen, yaitu: (1) Tujuan dan
bertambah lebar antara mereka yang mampu sasaran, (2) Lingkungan, (3) Kemampuan
dan yang tidak mampu memanfaatkan internal, (4) Kompetisi, (5) Pembuat strategi,
teknologi tersebut, bahkan introduksi (6) Komunikasi.
budidaya tambak udang yang padat modal
hanya berpihak pada kelompok kaya atau METODOLOGI PENELITIAN
dengan perkataan lain pembangunan berakibat Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
pada menguatnya marjinalisasi kelompok Maluku Tenggara dikhususkan pada Desa
miskin. Dampak positif maupun negatif dari Letvuan untuk kelompok pengolahan rumput
modernisasi perikanan, khususnya bagi laut, Desa Namar untuk kelompok
masyarakat nelayan, petani petambak, penangkapan ikan dan Desa Ohoidertutu
maupun kelompok masyarakat pesisir yang untuk kelompok pengolahan ikan. Penelitian
lain (pengolah hasil laut, pemberi jasa wisata dilakukan selama satu tahun dengan tahapan
bahari dan lain-lain) perlu diantisipasi, yaitu tahapan sebagai berikut: survei awal,
melalui penerapan paradigma pembangunan pengumpulan data, pengolahan data dan
yang lebih menekankan pada aspek pelaporan. Jenis penelitian ini adalah
manusianya. Implikasinya adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan
pembangunan akan berkelanjutan kuantitatif analisis SWOT. Data yang
(sustainability), karena program-program digunakan dalam penelitian ini adalah data
pembangunan menciptakan manusia-manusia primer dan sekunder. Data primer didapatkan
yang berdaya dan mandiri. Soedijanto (1997) langsung melalui wawancara mendalam
menyatakan bahwa pembangunan yang hanya dengan alat bantu kuesioner terhadap pihak-
menekankan pada produktivitas, justru hanya pihak yang terlibat, yaitu masyarakat pesisir
menimbulkan ketergantungan petani pada dan instansi yang terkait dengan obyek
pemerintah. penelitian. Data sekunder diperoleh dengan
Berkaitan dengan permasalahan cara melakukan studi pustaka (library
tersebut, peran komunikasi pembangunan research) pada tesis, jurnal ilmiah, internet,
sangat dibutuhkan dalam membantu dan menggunakan informasi-informasi yang
masyarakat pesisir, khususnya nelayan dalam dihasilkan oleh instansi yang terkait dengan
menghadapi modernisasi. Upaya obyek penelitian.
pemberdayaan nelayan kecil menurut Satria Penentuan responden dalam penelitian
(2001) perlu memahami struktur sosial ini dilakukan berdasarkan teknik purposive
masyarakat nelayan, tidak hanya melihat sampling dengan persyaratan bahwa
aspek ekonomi atau teknologi saja, melainkan responden adalah pelaku (individu, atau
juga aspek sosial-budaya perlu diperhatikan, lembaga) yang memengaruhi pengambilan
kebijakan, baik langsung maupun tak

35
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017

langsung terhadap peran komunikasi dalam informasi saja, tetapi menyangkut aspek
pengembangan pemberdayaan nelayan transformasi keadaan dari kondisi sekarang
tradisional pada masyarakat pesisir di yakni nelayan yang masih terpinggirkan,
Kabupaten Maluku Tenggara. Penentuan menjadi lebih mandiri, sejahtera, dan
responden dalam penelitian ini dilakukan bermartabat.
berdasarkan teknik purposive sampling yang Komunikasi memegang peran nyata
berjumlah tiga puluh responden yang terdiri dalam mengembangkan media untuk
dari Dinas Kelautan dan kelompok - memobilisasi masyarakat dan pemerintahnya.
kelompok usaha perikanan di Ohoi Letvuan, Fenomena berlangsung di salah satu desa
Ohoi Namar dan Ohoi Ohoidertutu. Dalam yakni Ohoi Namar yakni kerja sama antara
penelitian, tahapan penelitian bobot dan nelayan dengan penyuluh/pendamping dalam
rating faktor internal dan eksternal pengelolaan kelestarian sumberdaya laut,
melibatkan perwakilan masyarakat pesisir dalam hal ini bantuan berupa alat penagkapan
(khusus pada desa-desa yang diteliti) dan serta cara penggunaannya. Akan tetapi, masih
dinas pemerintah daerah Kabupaten Maluku belum ada pengawasan dari pihak terkait
Tenggara yang berkaitan dengan penelitian. untuk area penangkapan di Ohoi Namar.
Pengolahan serta metode analisis data Seperti pada hasil wawancara dengan Bapak
dilakukan dengan menganalisis peran dan Abner Ohilira yang merupakan ketua
strategi komunikasi dalam pengembangan kelompok pengkapan ikan “Kump. Kakap”:
pemberdayaan nelayan tradisional pada “Kami butuh pengawasan di area
masyarakat pesisir, dan analisis perumusan penangkapan ikan karena masih ada yang
strategi yang melalui tahapan: (1) analisis menggunakan pengeboman dalam mencari
matriks IFE-EFE; (2) analisis matriks IE; (3) ikan, sehingga karang-karang hancur dan
dan analisis matriks SWOT. kami tidak bisa menangkap ikan yang
banyak.”
HASIL DAN PEMBAHASAN Keluhan lainnya terjadi pada kelompok
Program pemberdayaan pembangunan pengolahan rumput laut dan kelompok
yang dapat dikomunikasikan untuk pengolahan abon ikan. Berdasarkan hasil
menghadapi permasalahan masyarakat pesisir wawancara, salah satu komentar dari Ibu
di tiga desa yang menjadi lokasi penelitian Yohana yang merupakan Ketua Kelompok
serta merupakan desa binaan yang mendapat Pengolahan Rumput Laut “ Vat-Vat Kanew”
bantuan dari pemerintah yakni peningkatan di Ohoi Letvuan mengatakan bahwa
keterampilan nelayan dalam menggunakan “pergantian pendamping/penyuluh membuat
teknologi penangkapan, mampu mengelola kurangnya komunikasi dan kami harus
hasil tangkapan tersebut dan peningkatan beradaptasi lagi dengan pendamping baru.”
kemampuan manajemen usaha, pemasaran Pernyataan lainnya dari Ketua Kelompok
produk serta membangun jejaring (network) Pengolahan Abon Ikan “ kump. Melati” di
dengan mitra usaha guna memperluas usaha Ohoi Ohoidertutu, Ibu Evelina, dalam
tersebut. Dengan demikian, pesan-pesan atau wawancara pada 24 Mei 2016 mengatakan
materi dalam komunikasi pembangunan bahwa: “belum ada tempat untuk
masyarakat pesisir tidak sekedar mentransfer memasarkan produk kami.”

36
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun

Pernyataan-pernyataan tersebut Potensi yang dapat dimanfaatkan untuk


memperlihatkan bahwa nelayan memiliki pengembangan masyarakat di tiga desa yakni
kepedulian atas degradasi lingkungan yang Ohoi Letvuan, Ohoi Namar dan Ohoidertutu
adalah hasil tangkapan ikan, pengolahan
dipicu oleh kebutuhan ekonomis. Nelayan
rumput lau dan pengolahan abon ikan. Jika
mengeluhkan minimnya penegakan hukum pesan yang disampaikan oleh komunikator
dan belum adanya distribusi pemasaran hasil dapat menjawab permasalahan yang dihadapi
produk yang jelas. maka yang terjadi adalah perubahan
Terdapat beberapa hal yang pengetahuan, keterampilan dan sikap bahkan
menyebabkan kurangnya peluang untuk terjadi perubahan peningkatan pendapatan.
mengelola usaha pengolahan yaitu kebutuhan Hal ini berarti tujuan komunikasi
pembangunan untuk menyampaikan informasi
uang yang mendesak, keterbatasan waktu dan
atau ide-ide pembangunan yang membawa
modal usaha, dan pemasaran produk. Dengan perubahan masyarakat dapat tercapai. Dengan
demikian, orientasi komunikasi pembangunan adanya perubahan tersebut, masyarakat akan
di kawasan pesisir cukup berat karena bukan mengubah perilakunya, semakin berdaya dan
hanya dituntut mampu mengubah mandiri untuk menyelesaikan masalah dan
pengetahuan, tetapi juga mengubah sikap dan memenuhi kebutuhan mereka dengan
membantu memperkuat struktur sosial memanfaatkan potensi yang ada tanpa ada
ketergantungan dari pihak lain.
ekonomi nelayan, sehingga lebih kuat dalam
menghadapi tantangan. Tabel 1. Pesan Komunikasi Dalam Program
Strategi komunikasi pembangunan Pemberdayaan Nelayan
bukan hanya menyangkut meningkatkan Masalah Pesan Efek
Komunikasi
partisipasi masyarakat tetapi bagaimana Kurangnya Penyuluhan dan Perubahan
menciptakan ide atau pesan melalui pengetahuan penerangan pengetahuan
tentang tentang bentuk-
penyebaran informasi yang berguna sesuai pemasaran bentuk promosi
dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat (promosi)
Minimnya Demontrasi Perubahan
sehingga membawa perubahan pengetahuan, pengetahuan penggunaan pengetahuan,
keterampilan dan sikap sehingga mampu masyarakat teknologi dalam kerampilan &
mengenai teknik penangkapan sikap
melihat masalahnya dan menyelesaikan penggunaan
teknologi
masalahnya sendiri tanpa bergantung dari Penangkapan
pihak lain. Penangkapan Penyuluhan dan Perubahan
hasil perikanan penerangan yang pengetahuan
Pada program community development, yang tidak ramah intensif tentang
pesan komunikasi harus dapat memandirikan lingkungan. bahaya dari
penggunaan
masyarakat agar dapat meningkatkan taraf bahan kimia
hidupnya, mengoptimalkan SDM dan SDA terhadap diri
sendiri,
sebaik mungkin. Merencanakan suatu pesan kesinambungan
pembangunan dilakukan dengan hasil tangkapan
dan lingkungan
mengidentifikasi masalah yang menjadi Minimnya Demontrasi Perubahan
kebutuhan sasaran dengan mengenal kondisi pengetahuan penggunaan pengetahuan,
masyarakat teknologi dalam kerampilan &
sosial komunitas setempat dan keadaan alam mengenai teknik penangkapan sikap
setempat untuk dapat memecahkan masalah. penggunaan
teknologi
Penangkapan

37
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017

Kurangnya Penyuluhan Perubahan kelompok. Faktor ini menjadi salah satu


pengetahuan pembuatan abon pengetahuan
tentang ikan dan kekuatan yang sangat penting pada peran
pengolahan hasil pengolahan komunikasi dalam pemberdayaan nelayan
laut rumput laut
Kurangnya Penyuluhan Perubahan tradisional pada masyarakat pesisir (PMP) di
pengetahuan tentang pengetahuan, Kabupaten Maluku Tenggara.
tentang pengelolaan keterampilan &
pengelolaan keuangan sikap Pada faktor kelemahan, hasil penjualan
keuangan rumah Penyuluhan
tangga. tentang manfaat
tidak dibayar secara langsung memiliki nilai
menabung tertimbang tertinggi, yaitu 0,148. Hasil
Keterbatasan alat Bantuan Peralatan Perubahan
tangkap Tangkap Pendapatan
penjualan tidak dibayar secara langsung
Tidak tersedia Bantuan outlet / Perubahan sangat memengaruhi dalam usaha perikanan
pasar untuk tempat Pendapatan
distribusi hasil memprmosikan yang dilakukan, karena secara langsung akan
olahan hasil olahan memengaruhi perputaran modal usaha. Bobot
skor total diperoleh adalah 2,598. Hal ini
Sumber : Data Primer Diolah. 2016.
menunjukkan bahwa peran komunikasi dalam
pemberdayaan nelayan tradisional pada
Tabel 2. Hasil Analisis Matriks IFE
Bobot Rating Skor
masyarakat pesisir (PMP) di Kabupaten
Faktor Internal
(A) (B) (AxB) Maluku Tenggara memiliki posisi internal
KEKUATAN
Adanya kerjasama
yang sedang.
yang baik pada
anggota kelompok 0,170 4 0,682
Adanya Tabel 3. Hasil Analisis Matriks EFE
komunikasi yang Bobot Rating Skor
Faktor Eksternal
baik antara (A) (B) (AxB)
anggota kelompok PELUANG
dengan Sudah memiliki surat
pendamping atau izin dari Balai POM dan
penyuluh 0,091 4 0,364 memiliki status halal 0,200 4 0,8
Bahan baku Lokasi strategis untuk
mudah diperoleh 0,125 3,5 0,438 penyediaan bahan baku 0,144 4 0,578
SDM baik 0,114 3,5 0,398 Tersedia rumah
KELEMAHAN produksi 0,133 4 0,533
Produksi Hasil produksi sudah
dilakukan pernah diikutsertakan
berdasarkan pada pameran 0,056 3 0,167
pesanan 0,136 1 0,136 ANCAMAN
Hasil penjualan Belum menggunakan
tidak dibayar listrik pada rumah
secara langsung 0,148 1 0,148 produksi 0,111 1 0,111
Modal terbatas 0,102 2 0,205 Belum memiliki
Kesulitan pada persediaan air sendiri
penyediaan pada kegiatan produksi 0,078 2 0,156
plastik kemasan 0,114 2 0,227 Belum memiliki tempat
TOTAL 1,000 21 2,598 khusus untuk penjualan
Sumber : Data Primer Diolah. 2016. hasil produksi 0,144 1 0,144
Pemasaran masih
bersifat lokal 0,133 1 0,133
Berdasarkan hasil perhitungan matriks TOTAL 1,000 20 2,622
IFE pada Tabel tersebut, dapat dilihat bahwa Sumber : Data Primer Diolah. 2016.
faktor kekuatan yang menduduki peringkat
pertama dengan nilai tertimbang 0,682 adalah Berdasarkan hasil perhitungan matriks
adanya kerjasama yang baik pada anggota EFE pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa

38
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun

faktor peluang yang menduduki peringkat Peran Komunikasi Dalam


pertama dengan nilai tertimbang 0,8 adalah pemberdayaan nelayan pada Masyarakat
sudah memiliki surat izin dari Balai POM dan Pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara
memiliki status halal. Faktor ini menjadi salah menempati posisi Sel V. Sel V ini
satu peluang yang sangat penting dalam peran menggambarkan bahwa posisi peran
komunikasi dalam Pemberdayaan komunikasi dalam Pemberdayaan
Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP) di Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP) di
Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini juga Kabupaten Maluku Tenggara berada pada
didukung oleh faktor-faktor peluang lainnya, posisi menjaga dan mempertahankan Strategi
yang merupakan peluang cukup penting untuk yang tepat bagi program ini yang berada di sel
diperhatikan. ini (V) adalah strategi pengembangan.
Pada faktor ancaman, belum memiliki
tempat khusus untuk penjualan hasil produksi Tabel 5. Matriks SWOT Peran Komunikasi
memiliki nilai tertimbang tertinggi, yaitu Dalam Pemberdayaan Nelayan Pada
0,144 dan menjadi ancaman utama bagi usaha Masyarakat Pesisir
perikanan di Kabupaten Maluku Tenggara. Faktor-faktor Kekuatan Kelemahan
(Strenghts-S) (Weakness-W)
Ancaman ini menjadi penghambat usaha Faktor Internal 1. Adanya 1. Produksi
(Internal Factor) kerjasama yang dilakukan
perikanan bagi masyarakat pesisir di baik pada anggota berdasarkan
kelompok (S1) pesanan (W1)
Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini 2. Adanya 2. Hasil penjualan
menunjukkan bahwa faktor ini diharapkan komunikasi yang tidak dibayar
baik antara secara langsung
segera dapat diatasi dan diharapkan adanya anggota (W2)
kelompok dengan 3. Modal terbatas
suatu strategi yang akan dilaksanakan untuk pendamping atau (W3)
dapat segera mengatasi masalah tersebut. penyuluh (S2) 4. Kesulitan pada
3. Bahan baku penyediaan
Bobot skor total pada faktor eksternal adalah mudah diperoleh plastik
(S3) kemasan (W4)
2,622. Hal ini menunjukkan bahwa peran 4. SDM baik (S4)
Faktor Eksternal
komunikasi dalam pemberdayaan nelayan (External Factor)
tradisional pada masyarakat pesisir (PMP) di Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities-O)
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki posisi 1. Sudah memiliki Memanfaatkan Memanfaatkan
surat izin dari kerjasama yang baik peluang yang ada
eksternal yang sedang. balai POM dan pada anggota untuk mengambil
memiliki status kelompok untuk keuntungan pada
halal (O1) mendapatkan usaha yang sudah
Tabel 4. Hasil Analisis Matriks IE 2. Lokasi strategis keuntungan dari memiliki surat
untuk penyediaan usaha yang izin dari balai
bahan baku (O2) dilakukan yang POM dengan
3. Tersedia rumah sudah memiliki surat memperbaiki
produksi (O3) izin dari balai POM proses penjualan
4. Hasil produksi dan memiliki status yang tidak dibayar
sudah pernah halal (S1, O1) secara langsung
diikutsertakan (W2, O1)
pada pameran
(O4)
Ancaman (Threats- Strategi S-T Strategi W-T
T)
1. Belum Memanfaatkan Meningkatkan
menggunakan hubungan kerjasama usaha dengan
listrik pada rumah yang baik pada meminimalkan
produksi (T1) anggota kelompok penjualan yang
2. Belum memiliki untuk menghindari tidak dibayar
Sumber : Data Primer Diolah. 2016. persediaan air adanya ancaman secara langsung
sendiri pada pada usaha yang dan menghindari

39
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017

kegiatan produksi belum memiliki ancaman yang ada melakukan pendampingan sampai pada tahap
(T2) tempat penjualan dengan memiliki
3. Belum memiliki (S1, T3) tempat khusus akhir, yaitu pada pemasaran hasil penjualan.
tempat khusus untuk penjualan
untuk penjualan (W2, T3) Pelaksana program IFAD harus dapat
hasil produksi
(T3) menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
4. Pemasaran masih masing masing kelompok usaha, seperti hasil
bersifat lokal (T4)
Sumber : Data Primer Diolah. 2016. penjualan yang tidak dibayar secara langsung
dan tidak adanya tempat khusus untuk
KESIMPULAN DAN SARAN penjualan hasil usaha kelompok.
Dari hasil pembahasan dapat
disimpulkan secara umum bahwa kinerja UCAPAN TERIMA KASIH
pelaksanaan program pengembangan Penulis mengucapkan terima kasih
pembangunan masyarakat pesisir di kepada pihak – pihak terkait yang telah
Kabupaten Maluku Tenggara dapat dikatakan membantu memberikan dukungan dalam
belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh terselesaikannya penelitian ini.
program yang dilakukan terhadap usaha
kelompok tidak sampai pada tahap akhir, DAFTAR PUSTAKA
yaitu pemasaran hasil penjualan. Amanah, S. (2007). Kearifan Lokal dalam
Alternatif strategi yang paling Pengembangan Komunitas Pesisir.
Bandung: CV. Citra Praya.
memungkinkan untuk peran komunikasi
Beteste dan Rajasunderam, C. V. (Ed.).
dalam Pemberdayaan Pembangunan
(1996). Participatory Development
Masyarakat Pesisir (PMP) di Kabupaten
Communication: A West African
Maluku Tenggara antara lain : memanfaatkan
Agenda. The International Development
kerjasama yang baik pada anggota kelompok
Research Center: Science for Humanity.
untuk mendapatkan keuntungan dari usaha
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
yang dilakukan yang sudah memiliki surat Maluku Tenggara. (2012). Program
izin dari Balai POM dan memiliki status Pembangunan Masyarakat Pesisir
halal, memanfaatkan peluang yang ada untuk Kabupaten Maluku Tenggara. (ID):
mengambil keuntungan pada usaha yang DKP, Kabupaten Maluku Tenggara.
sudah memiliki surat izin dari Balai POM Kusnadi. (2002). Konflik Sosial Nelayan:
Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya
dengan memperbaiki proses penjualan yang
Perairan. LKiS, Yogyakarta.
tidak dibayar secara langsung, memanfaatkan Mubyarto dan Dove, M. (1984). Nelayan dan
hubungan kerjasama yang baik pada anggota Kemiskinan (Studi Ekonomi
kelompok untuk menghindari adanya Antropologi di Dua Desa). Jakarta :CV
ancaman pada usaha yang belum memiliki Rajawali.
tempat penjualan, dan meningkatkan usaha Payne, M. (1997). Modern Social Work
dengan meminimalkan penjualan yang tidak Theory. Edisi Kedua. London :
McMillanPress Ltd.
dibayar secara langsung dan menghindari
Purwanto, I. (2006). Manajemen Strategik.
ancaman yang ada dengan memiliki tempat Bandung (ID): Yrama Widya
khusus untuk penjualan. Satria, A. (2001). Sosiologi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan Pesisir. Jakarta: PT Pustaka Cidesindo.
pelaksana program IFAD dapat tetap

40
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun

Satria, A. (2002). Pengantar Sosiologi Penyuluhan untuk Mendukung


Masyarakat Pesisir. PT. Pustaka Pembangunan Pertanian di Awal
Cidesindo. Jakarta. Datangnya Millenium Baru. Presentasi
Soedijanto. (1997). Sekolah Lapangan Pertemuan Penyegaran Pemandu
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Lapangan. Malang : Univ. Brawijaya.
Sebagai Salah Satu Alternatif Model

41
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017

42

You might also like