Professional Documents
Culture Documents
866 3171 1 PB
866 3171 1 PB
PIKOM
(Penelitian Komunikasi dan Pembangunan) Vol. 18 No. 1 Juni 2017
ABSTRACT
The coastal areas of Southeast Maluku Regency has an abundant natural resources. The utilization of the coastal
ecosystem and resources in Southeast Maluku Regency is not yet optimal. This condition is caused by the limited ability
of the community in both financial and knowledge aspects; limited access to capital, technology, information and
markets: community welfare improvement programs through coastal community development programs (PMP) which
have not been able to reach all levels of communities living in coastal areas of Southeast Maluku. The purpose of this
research is to analyze the role and strategy of communication in the implementation of the program of empowerment of
fishermen in coastal communities in Southeast Maluku, and to analyze the most possible internal and external factors
for the development of fishermen empowerment in coastal communities in Southeast Maluku Regency. The data used in
this study are primary and secondary data. The respondents in this study are picked based on purposive sampling:
there are 30 respondents, consisting of local fishery boards and fishery business groups in Ohoi Letvuan, Ohoi Namar,
and Ohoi Ohoidertutu. Data in this study are processed using descriptive and SWOT analysis. Based on the results of
the analysis, the implementation of fishermen empowerment programs on coastal communities in Southeast Maluku has
not been optimal. This condition happens because the empowerment program conducted on the group business has not
reached the final step which is the marketing of the products. The most likely alternate strategy is exploiting good
teamwork between group members to avoid threats and seizing. Opportunities to improve businesses by minimizing
indirectly paid sales.
ABSTRAK
Wilayah pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Pemanfaatan
ekosistem dan sumber daya alam pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara sampai saat ini belum optimal. Kondisi ini
terjadi karena keterbatasan kemampuan masyarakat baik secara finansial maupun pengetahuan; terbatasnya akses
terhadap modal, teknologi, informasi dan pasar program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program
pembangunan masyarakat pesisir (PMP) yang dilakukan belum dapat menjangkau semua lapisan masyarakat yang
hidup di wilayah pesisir Kabupaten Maluku Tenggara. Tujuan dari penelitian ini menganalisis peran dan strategi
komunikasi terhadap pelaksanaan program pengembangan pemberdayaan nelayan pada masyarakat pesisir di
Kabupaten Maluku Tenggara serta menganalisis faktor internal dan eksternal yang paling memungkinkan untuk
pengembangan pemberdayaan nelayan pada masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan
teknik purposive sampling yang berjumlah 30 responden yang terdiri dari Dinas Kelautan dan kelompok-kelompok
usaha perikanan di Ohoi Letvuan, Ohoi Namar dan Ohoi Ohoidertutu. Pengolahan data pada penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis, pelaksanaan program pemberdayaan
nelayan pada masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara belum optimal. Kondisi ini terjadi karena program
yang dilakukan terhadap usaha kelompok tidak sampai pada tahap akhir yaitu pemasaran hasil penjualan. Alternatif
strategi yang paling memungkinkan adalah memanfaatkan kerja sama yang baik antar anggota kelompok untuk
menghindari ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan usaha dengan meminimalkan
penjualan yang tidak dibayar secara langsung.
Kata Kunci : Komunikasi, Masyarakat Pesisir, Pemberdayaan Nelayan Tradisional, Strategi Pengembangan
31
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017
32
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun
33
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017
34
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun
pengambilan keputusan dalam keluarga dan sehingga program tidak lagi hanya bersifat
masyarakat. “ingin cepat selesai.”
Hasil penelitian Mubyarto dan Dove Salusu yang diacu dalam Purwanto
(1984) menyimpulkan bahwa modernisasi (2006) berpendapat bahwa strategi memiliki
perikanan melalui introduksi kapal-kapal determinan-determinan umum terdiri dari
motor telah menimbulkan jurang yang komponen-komponen, yaitu: (1) Tujuan dan
bertambah lebar antara mereka yang mampu sasaran, (2) Lingkungan, (3) Kemampuan
dan yang tidak mampu memanfaatkan internal, (4) Kompetisi, (5) Pembuat strategi,
teknologi tersebut, bahkan introduksi (6) Komunikasi.
budidaya tambak udang yang padat modal
hanya berpihak pada kelompok kaya atau METODOLOGI PENELITIAN
dengan perkataan lain pembangunan berakibat Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
pada menguatnya marjinalisasi kelompok Maluku Tenggara dikhususkan pada Desa
miskin. Dampak positif maupun negatif dari Letvuan untuk kelompok pengolahan rumput
modernisasi perikanan, khususnya bagi laut, Desa Namar untuk kelompok
masyarakat nelayan, petani petambak, penangkapan ikan dan Desa Ohoidertutu
maupun kelompok masyarakat pesisir yang untuk kelompok pengolahan ikan. Penelitian
lain (pengolah hasil laut, pemberi jasa wisata dilakukan selama satu tahun dengan tahapan
bahari dan lain-lain) perlu diantisipasi, yaitu tahapan sebagai berikut: survei awal,
melalui penerapan paradigma pembangunan pengumpulan data, pengolahan data dan
yang lebih menekankan pada aspek pelaporan. Jenis penelitian ini adalah
manusianya. Implikasinya adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan
pembangunan akan berkelanjutan kuantitatif analisis SWOT. Data yang
(sustainability), karena program-program digunakan dalam penelitian ini adalah data
pembangunan menciptakan manusia-manusia primer dan sekunder. Data primer didapatkan
yang berdaya dan mandiri. Soedijanto (1997) langsung melalui wawancara mendalam
menyatakan bahwa pembangunan yang hanya dengan alat bantu kuesioner terhadap pihak-
menekankan pada produktivitas, justru hanya pihak yang terlibat, yaitu masyarakat pesisir
menimbulkan ketergantungan petani pada dan instansi yang terkait dengan obyek
pemerintah. penelitian. Data sekunder diperoleh dengan
Berkaitan dengan permasalahan cara melakukan studi pustaka (library
tersebut, peran komunikasi pembangunan research) pada tesis, jurnal ilmiah, internet,
sangat dibutuhkan dalam membantu dan menggunakan informasi-informasi yang
masyarakat pesisir, khususnya nelayan dalam dihasilkan oleh instansi yang terkait dengan
menghadapi modernisasi. Upaya obyek penelitian.
pemberdayaan nelayan kecil menurut Satria Penentuan responden dalam penelitian
(2001) perlu memahami struktur sosial ini dilakukan berdasarkan teknik purposive
masyarakat nelayan, tidak hanya melihat sampling dengan persyaratan bahwa
aspek ekonomi atau teknologi saja, melainkan responden adalah pelaku (individu, atau
juga aspek sosial-budaya perlu diperhatikan, lembaga) yang memengaruhi pengambilan
kebijakan, baik langsung maupun tak
35
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017
langsung terhadap peran komunikasi dalam informasi saja, tetapi menyangkut aspek
pengembangan pemberdayaan nelayan transformasi keadaan dari kondisi sekarang
tradisional pada masyarakat pesisir di yakni nelayan yang masih terpinggirkan,
Kabupaten Maluku Tenggara. Penentuan menjadi lebih mandiri, sejahtera, dan
responden dalam penelitian ini dilakukan bermartabat.
berdasarkan teknik purposive sampling yang Komunikasi memegang peran nyata
berjumlah tiga puluh responden yang terdiri dalam mengembangkan media untuk
dari Dinas Kelautan dan kelompok - memobilisasi masyarakat dan pemerintahnya.
kelompok usaha perikanan di Ohoi Letvuan, Fenomena berlangsung di salah satu desa
Ohoi Namar dan Ohoi Ohoidertutu. Dalam yakni Ohoi Namar yakni kerja sama antara
penelitian, tahapan penelitian bobot dan nelayan dengan penyuluh/pendamping dalam
rating faktor internal dan eksternal pengelolaan kelestarian sumberdaya laut,
melibatkan perwakilan masyarakat pesisir dalam hal ini bantuan berupa alat penagkapan
(khusus pada desa-desa yang diteliti) dan serta cara penggunaannya. Akan tetapi, masih
dinas pemerintah daerah Kabupaten Maluku belum ada pengawasan dari pihak terkait
Tenggara yang berkaitan dengan penelitian. untuk area penangkapan di Ohoi Namar.
Pengolahan serta metode analisis data Seperti pada hasil wawancara dengan Bapak
dilakukan dengan menganalisis peran dan Abner Ohilira yang merupakan ketua
strategi komunikasi dalam pengembangan kelompok pengkapan ikan “Kump. Kakap”:
pemberdayaan nelayan tradisional pada “Kami butuh pengawasan di area
masyarakat pesisir, dan analisis perumusan penangkapan ikan karena masih ada yang
strategi yang melalui tahapan: (1) analisis menggunakan pengeboman dalam mencari
matriks IFE-EFE; (2) analisis matriks IE; (3) ikan, sehingga karang-karang hancur dan
dan analisis matriks SWOT. kami tidak bisa menangkap ikan yang
banyak.”
HASIL DAN PEMBAHASAN Keluhan lainnya terjadi pada kelompok
Program pemberdayaan pembangunan pengolahan rumput laut dan kelompok
yang dapat dikomunikasikan untuk pengolahan abon ikan. Berdasarkan hasil
menghadapi permasalahan masyarakat pesisir wawancara, salah satu komentar dari Ibu
di tiga desa yang menjadi lokasi penelitian Yohana yang merupakan Ketua Kelompok
serta merupakan desa binaan yang mendapat Pengolahan Rumput Laut “ Vat-Vat Kanew”
bantuan dari pemerintah yakni peningkatan di Ohoi Letvuan mengatakan bahwa
keterampilan nelayan dalam menggunakan “pergantian pendamping/penyuluh membuat
teknologi penangkapan, mampu mengelola kurangnya komunikasi dan kami harus
hasil tangkapan tersebut dan peningkatan beradaptasi lagi dengan pendamping baru.”
kemampuan manajemen usaha, pemasaran Pernyataan lainnya dari Ketua Kelompok
produk serta membangun jejaring (network) Pengolahan Abon Ikan “ kump. Melati” di
dengan mitra usaha guna memperluas usaha Ohoi Ohoidertutu, Ibu Evelina, dalam
tersebut. Dengan demikian, pesan-pesan atau wawancara pada 24 Mei 2016 mengatakan
materi dalam komunikasi pembangunan bahwa: “belum ada tempat untuk
masyarakat pesisir tidak sekedar mentransfer memasarkan produk kami.”
36
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun
37
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017
38
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun
39
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017
kegiatan produksi belum memiliki ancaman yang ada melakukan pendampingan sampai pada tahap
(T2) tempat penjualan dengan memiliki
3. Belum memiliki (S1, T3) tempat khusus akhir, yaitu pada pemasaran hasil penjualan.
tempat khusus untuk penjualan
untuk penjualan (W2, T3) Pelaksana program IFAD harus dapat
hasil produksi
(T3) menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
4. Pemasaran masih masing masing kelompok usaha, seperti hasil
bersifat lokal (T4)
Sumber : Data Primer Diolah. 2016. penjualan yang tidak dibayar secara langsung
dan tidak adanya tempat khusus untuk
KESIMPULAN DAN SARAN penjualan hasil usaha kelompok.
Dari hasil pembahasan dapat
disimpulkan secara umum bahwa kinerja UCAPAN TERIMA KASIH
pelaksanaan program pengembangan Penulis mengucapkan terima kasih
pembangunan masyarakat pesisir di kepada pihak – pihak terkait yang telah
Kabupaten Maluku Tenggara dapat dikatakan membantu memberikan dukungan dalam
belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh terselesaikannya penelitian ini.
program yang dilakukan terhadap usaha
kelompok tidak sampai pada tahap akhir, DAFTAR PUSTAKA
yaitu pemasaran hasil penjualan. Amanah, S. (2007). Kearifan Lokal dalam
Alternatif strategi yang paling Pengembangan Komunitas Pesisir.
Bandung: CV. Citra Praya.
memungkinkan untuk peran komunikasi
Beteste dan Rajasunderam, C. V. (Ed.).
dalam Pemberdayaan Pembangunan
(1996). Participatory Development
Masyarakat Pesisir (PMP) di Kabupaten
Communication: A West African
Maluku Tenggara antara lain : memanfaatkan
Agenda. The International Development
kerjasama yang baik pada anggota kelompok
Research Center: Science for Humanity.
untuk mendapatkan keuntungan dari usaha
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
yang dilakukan yang sudah memiliki surat Maluku Tenggara. (2012). Program
izin dari Balai POM dan memiliki status Pembangunan Masyarakat Pesisir
halal, memanfaatkan peluang yang ada untuk Kabupaten Maluku Tenggara. (ID):
mengambil keuntungan pada usaha yang DKP, Kabupaten Maluku Tenggara.
sudah memiliki surat izin dari Balai POM Kusnadi. (2002). Konflik Sosial Nelayan:
Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya
dengan memperbaiki proses penjualan yang
Perairan. LKiS, Yogyakarta.
tidak dibayar secara langsung, memanfaatkan Mubyarto dan Dove, M. (1984). Nelayan dan
hubungan kerjasama yang baik pada anggota Kemiskinan (Studi Ekonomi
kelompok untuk menghindari adanya Antropologi di Dua Desa). Jakarta :CV
ancaman pada usaha yang belum memiliki Rajawali.
tempat penjualan, dan meningkatkan usaha Payne, M. (1997). Modern Social Work
dengan meminimalkan penjualan yang tidak Theory. Edisi Kedua. London :
McMillanPress Ltd.
dibayar secara langsung dan menghindari
Purwanto, I. (2006). Manajemen Strategik.
ancaman yang ada dengan memiliki tempat Bandung (ID): Yrama Widya
khusus untuk penjualan. Satria, A. (2001). Sosiologi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan Pesisir. Jakarta: PT Pustaka Cidesindo.
pelaksana program IFAD dapat tetap
40
Peran Komunikasi Dalam Pemberdayaan Nelayan Tradisional Pada Masyarakat Pesisir (PMP) Di Kabupaten .................
Cawalinya Livsanthi Hasyim dan Elisabeth Cory Ohoiwutun
41
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 18 No. 1 Juni 2017
42