You are on page 1of 11

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN HIV/AIDS DAN

PERILAKU SEKS TIDAK AMAN PADA REMAJA USIA 15–24 TAHUN DI


INDONESIA

Niniek Lely Pratiwi1 dan Hari Basuki2

ABSTRACT
Backgrounds: AIDS claimed to have caused death as much as 2.4 to 3.3 million in 2005, and more than 570,000
people of whom are children. One of the phases that have a high vulnerability to HIV/AIDS is adolescence, a period
which has the highest social mobility than at any other age. Methods: This study aims to analyze the relationship of
knowledge of behavior modes of transmission of HIV/AIDS with sexual behavior adolescents aged 15–24 years. Analysis
method based on the type of data knowledge of HIV prevention and AIDS as an independent variable that teen sexual
behavior as the dependent variable is nominal, then the test analysis through two stages of analysis, univariate, bivariate
relationship between two variables for the analysis followed by analysis of the second stage of Regression binomial.
The analysis results showed that there was a significant association significantly between knowledge of HIV/AIDS on the
sexual behavior of adolescents first with a P value = 0.000. But there is no significant relationship between knowledge
about HIV/AIDS with sexual behavior was first adolescents aged 15–24 years. Active participation among society as a
cadre of reproductive health in the introduction of prevention of HIV/AIDS in target coverage to supervision, and monitoring
in a variety of outreach activities at the risk of HIV/AIDS, including the facilitation of the existence of VCT tests for teens,
parents, leaders society, health cadres. It Needs to increase the quantity of VCT tests easier so that people easier access
extension to increase the preventive HIV/AIDS.

Key words: HIV/AIDS, Sexual Behavior of Youth, VCT test

ABSTRAK
AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 , dan lebih dari 570.000
jiwa di antaranya adalah anak-anak. Salah satu fase yang mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap penularan HIV
AIDS adalah masa remaja, suatu masa yang mempunyai mobilitas sosial yang paling tinggi dibandingkan masa usia
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan perilaku cara penularan HIV/AIDS dengan
Perilaku seksual remaja usia 15–24 tahun. Metode analisis berdasarkan jenis data pengetahuan pencegahan HIV/AIDS
sebagai variabel independen dan perilaku seks remaja yang bersifat nominal sebagai variabel dependen, maka uji analisis
melalui 2 tahap yaitu Analisis, univariat, bivariat untuk analisis hubungan dua variabel yang kemudian dilanjutkan dengan
analisis tahap ke dua Analisis Regressi binomial. Hasil Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara
signifikan antara pengetahuan pencegahan HIV/AIDS terhadap perilaku seksual pertamakali remaja dengan nilai P = 0,000
dengan alfa 0,05. Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ttg tes HIV/AIDS dengan perilaku
seksual pertamakali remaja usia 15–24 tahun. Peran serta aktif masyarakat sebagai kader-kader kesehatan reproduksi
dalam upaya sosialisasi pencegahan penularan HIV/AIDS dalam melakukan target cakupan supervisi, dan monitoring
dalam berbagai kegiatan penyuluhan pada kelompok risiko HIV/AIDS, termasuk fasilitasi pemerintah keberadaan VCT
Tes bagi remaja, orang tua, tokoh masyarakat, kader kesehatan. Perlu peningkatan kuantitas VCT Test agar masyarakat
lebih mudah aksessibilitas penyuluhan untuk peningkatan upaya preventif HIV/AIDS.

Kata kunci: HIV/AIDS, Perilaku Seksual Remaja, VCT test

1 Peneliti pada Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI, Jl. Indrapura 117 Surabaya, 60176
Alamat korespondensi: niniekpratiwi@yahoo.com
2 Dosen pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Kampus C, Jl. Mulyorejo, Surabaya

192
Analisis Hubungan Pengetahuan Pencegahan HIV/AIDS (Niniek Lely Pratiwi dan Hari Basuki)

PENDAHULUAN dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan


lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)�������
turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau
adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom)
sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Salah satu fase
manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-
yang mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap
virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya
penularan HIV AIDS adalah masa remaja, suatu masa
(SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama
yang mempunyai mobilitas sosial yang paling tinggi
Human Immunodeficiency Virus/HIV yaitu virus
dibandingkan masa usia lainnya.
yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
M�����������������������������������
asa remaja adalah perpaduan antara
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
perkembangan usia psikologis dan usia biologis
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena
sehingga sangat dipengaruhi multifaktor yang terjadi di
tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
berbagai bidang dalam masyarakat. Perubahan yang
memperlambat laju perkembangan virus, namun
terjadi tersebut, baik karena faktor ekonomi, politik,
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
budaya dan terlebih lagi faktor perubahan sosial yang
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya
sangat memengaruhi perilaku remaja. Masalah yang
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan
berkaitan dengan perilaku dan reproduksi remaja
kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah,
seperti bertambahnya kasus penyakit menular seksual
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
terutama HIV/AIDS, kematian ibu muda yang masih
darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal,
sangat tinggi, merebaknya praktek aborsi karena
dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui
kehamilan yang tidak diinginkan dan kecenderungan
hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),
remaja masa kini untuk melakukan hubungan seksual
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
sebelum nikah (Abdul Jalil Amri Arma, 2008�� )�.
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan
namun tidak terjadi dengan sendirinya melainkan
cairan-cairan tubuh tersebut. Para ilmuwan umumnya
didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal
berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-
yang tidak dapat diamati secara langsung (tidak kasat
Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit.
mata). Dengan demikian individu tersebut tergerak
AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di
untuk melakukan perilaku seks pranikah�����������
(Tina NK,
seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja
Dwia Aries 1999)�.
sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS
Infeksi menular seksual memerlukan pengamatan/
telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang
deteksi dini yang terus-menerus karena Infeksi
sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981.
menular seksual (IMS) adalah salah satu pintu
Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu
untuk memudahkan terjadinya penularan HIV.
wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim
Secara khusus mempunyai tujuan mendapatkan
telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga
gambaran epidemiologi penyakit IMS, dan faktor yang
3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari
berpengaruh terhadap perkembangan penyakit, agar
570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.
secara terus-menerus dan sistematis memberikan
Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika
dukungan informasi epidemiologi terhadap
Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan
penyelenggaraan penanggulangan. Monitoring tingkat
ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya
kedaruratan melalui analisa kesakitan bila mungkin
manusia di sana (Holmes CB, Losina E, Walensky RP,
kematian. Mengikuti trend insidens, faktor risiko dan
Yazdanpanah Y, Freedberg KA. (2003).
CFR penyakit guna deteksi dan penanggulangan
Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat
dini kejadian luar biasa. Menjamin alokasi sumber
mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi
daya pada kelompok rawan (Divisions of HIV/AIDS
HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut
Prevention 2003).
tidak tersedia di semua negara [http:///wikipedia.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
org/wiki/Aids 2006.note-palela 5]. Hukuman sosial
menganalisis hubungan perilaku pencegahan HIV/
bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila

193
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 192–202

AIDS dengan perilaku seksual remaja usia 15–24 Pengetahuan HIV/AIDS: Pengetahuan penyakit
tahun di Indonesia. Sedangkan secara khusus�: HIV/AIDS, Pengetahuan pencegahan penularan.
1) Menganalisis perilaku
��������������������������������
pencegahan tentang HIV/ Analisis kuesioner data Riskesdas terlebih
AIDS dan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja didahului melalui proses coding, editing, entry data
usia 15–24 tahun; 2) Menganalisis hubungan perilaku oleh Tim manajemen data Riskesdas, analisis lanjut
seks remaja usia 15–24 tahun dengan perilaku terhadap variabel dilakukan oleh Tim Peneliti.
pencegahan HIV/AIDS. Analisis data berdasarkan deskripsi karakteristik
Analisis lanjut Riskesdas ������������������������
MDG’S th 2010 ini dapat dari:
memberikan beberapa faktor determinan yang dapat 1. Variable RKD RT blok 1V Keterangan anggota RT
memengaruhi perilaku seks remaja dan beberapa (variabel 3,5,8,9,10) jenis data ordinal, nominal
hubungan dengan pengetahuan perilaku pencegahan (ya, tidak) pada variabel 10 (RKD) 10.RT.
HIV/AIDS, dan dapat menghasilkan beberapa opsi 2. Pengetahuan dan Perilaku berisiko HIV AIDS
kebijakan untu memberikan masukan bagi pengelola RKD10 IND, C01-C22 jenis data adalah
program kesehatan reproduksi. nominal.
3. Perilaku seksual, RKD10 IND, variabel Df01-
M������
ETODE Df06.

Kerangka Konsep Analisis Definisi Operasional


Pertanyaan Perilaku seksual diperlukan untuk
menangkap usia termuda melakukan hubungan
seksual sehingga bisa dilakukan upaya preventif
berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Pengetahuan dan perilaku HIV/AIDS:Pengetahuan
dan perilaku responden dalam upaya pencegahan
HIV/AIDS.
HIV/AIDS: AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) disebabkan karena virus HIV(Human
Immunodeficiency Virus) yg melemahkan sistem
imunitas, yg membuat tubuh tidak mampu untuk
Jenis Analisis
sembuh dari penyakit oportunistik dan mengarah ke
Berdasarkan jenis data perilaku seks remaja kematian.
yang bersifat nominal sebagai variabel dependen, Kesehatan reproduksi merupakan sistem
dan pengetahuan pencegahan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi, serta fungsi maupun prosesnya
reproduksi, dengan jenis data yang bersifat nominal (ICPD/International Conference on population and
maka uji analisis melalui 2 tahap. development, Cairo, 1994).
Analisis univariat, bivariat untuk analisis hubungan Pengetahuan pencegahan HIV/AIDS kategori
dua variabel yang kemudian dilanjutkan dengan baik jika menjawab ya pada 3 poin pertanyaan
analisis tahap kedua. pencegahan. Jika kurang dari 3 yang menjawab ya
Desain Analisis: Design analisis adalah analisis pada poin pertanyaan pencegahan termasuk kategori
hubungan dengan Regressi ordinal. kurang.
Populasi adalah seluruh masyarakat Indonesia, Sikap bila ada anggota keluarga menderita HIV/
yang dapat mewakili propinsi dan representatif untuk AIDS baik Jika menjawab benar 3 keatas, termasuk
data nasional. Pengambilan sample memakai sample kategori pengetahuan pencegahan HIV/AIDS baik.
Susenas Modul 2010. Sebaliknya maka kategori jelek.
Variabel yang dianalisis. Perilaku
������������������������
Seks: Mengenal
lawan jenis, Penget.Koitus, penget. Pencegahan
penyakit menular Seks.

194
Analisis Hubungan Pengetahuan Pencegahan HIV/AIDS (Niniek Lely Pratiwi dan Hari Basuki)

HASIL Tabel 3. Pengetahuan Cara pencegahan HIV/AIDS


Berdasarkan Data Riskesdas MDG’S Tahun
Pengetahuan dan Perilaku Responden tentang
2010
HIV/AIDS.
Tidak
a. Pengetahuan mengenai HIV/AIDS Cara pencegahan Ya Tidak
tahu
Tabel 1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS Berdasarkan - berhubungan seksual hanya 86,0% 7,1% 7,0%
Data Riskesdas MDG’S Tahun 2010 dengan satu pasangan tetap
yang tidak berisiko
Mengetahui tentang - berhubungan seksual 87,0% 6,6% 6,4%
Frekuensi Persen
HIV/AIDS dengan suami/istri saja
Ya 28898   75,1 - tidak melakukan hubungan 65,1% 24,6% 10,3%
Tidak   9603   24,9 seksual sama sekali
Total 38501 100,0 - menggunakan kondom 73,8% 14,2% 12,0%
saat berhubungan seksual
Dari tabel di atas tampak bahwa remaja usia dengan pasangan berisiko
15–24 tahun yang kebanyakan 75,1% mengetahui - tidak menggunakan jarum 78,9% 11,7% 9,4%
suntik bersama
tentang HIV/ AIDS.
- melakukan sunat/sirkumsisi 31,8% 38,0% 30,2%
Tabel 2. Pengetahuan tentang HIV/AIDS dan Umur
Berdasarkan Data Riskesdas MDG’S Tahun Dari tabel di atas tampak bahwa pengetahuan
2010 remaja tentang cara pencegahan HIV/AIDS dengan
berhubungan seksual hanya dengan satu pasangan
Mengetahui tentang tetap yang tidak berisiko persentasenya 86,0%,
Umur HIV/AIDS Total
sedangkan pengetahuan remaja bahwa cara
Ya Tidak
pencegahan dengan tidak menggunakan jarum suntik
15–17 tahun   9415 3309 12724
   74,0%   26,0%   100,0%
bersama baru 78,9% remaja.
18–21 tahun 11420 3506 14926 Pengetahuan tentang Pencegahan HIV/AIDS
   76,5%   23,5%   100,0%
22–24 tahun   8064 2788 10852 Tabel 4. Pengetahuan Pencegahan HIV/AIDS
   74,3%   25,7%   100,0% Berdasarkan Data Riskesdas MDG’S Tahun
Total 28899 9603 38502 2010
   75,1%   24,9%   100,0%
Pengetahuan mengenai
Frekuensi Persen
pencegahan HIV/AIDS
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa pada Kurang 16929   44,0
remaja akhir yaitu kelompok umur 18–21 tahun Baik 21572   56,0
pengetahuan ttg HIV/AIDS lebih besar persentasenya
Total 38501 100,0
dibandingkan pada kelompok remaja usia 15–17
tahun dan remaja usia 22–24 tahun.
Tampak bahwa pengetahuan remaja tentang
pencegahan HIV/AIDS kategori baik persentasenya
56,0%.

195
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 192–202

a. Sikap Bila Ada Anggota Keluarga Menderita besar menyatakan merahasiakannya hampir 44,7%
HIV/AIDS untuk wilayah kota, desa 42,8%. 82,5% responden
Tabel 5. Sikap Bila ada Anggota Keluarga menderita kota, 77,1% responden desa membicarakan dengan
HIV/AIDS Berdasarkan Data Riskesdas anggota keluarga yang lain bila ada keluarga menderita
MDG’S Tahun 2010 HIV/AIDS.

Sikap bila ada anggota


Frekuensi Persen b. Pengetahuan mengenai adanya tes HIV/AIDS
keluarga menderita HIV/AIDS
Kurang 17124   44,5 secara sukarela yang didahului dengan
Baik 21377   55,5 konseling
Total 38501 100,0
Tabel 7. Distribusi Frekuensi menurut Mengetahui
pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV/AIDS Tes Sukarela HIV/AIDS dan Konseling
kategori baik persentasenya 55,5%. Berdasarkan Data Riskesdas MDG’S Tahun
2010
Tabel 6. Sikap bila ada anggota keluarga menderita
Mengetahui tes
HIV/AIDS Berdasarkan Data Riskesdas sukarela HIV/AIDS + Frekuensi Persen
MDG’S Tahun 2010 konseling
Ya   2923   10,1
Wilayah
Sikap Kategori Total Tidak 25975   89,9
Kota Desa Total 28898 100,0
- Merahasiakan Ya 44,7% 42,8% 44,0%
Tidak 52,4% 53,0% 52,6% Dari tabel di atas tampak bahwa pengetahuan
Tidak 2,9% 4,2% 3,4% remaja tentang mengetahui Tes Sukarela HIV/
tahu AIDS +konseling baru 10,1%, masih banyak tugas
- Membicarakan Ya 82,5% 77,1% 80,4% penyuluh kesehatan pada masyarakat khususnya
dengan Tidak 15,8% 19,4% 17,2% pada kelompok remaja.
anggota
Tidak 1,7% 3,5% 2,4%
keluarga yang
tahu Tabel 8. Tabulasi Silang Hubungan Signifikasi perilaku
lain
- Konseling dan Ya 95,0% 90,8% 93,4% Seksual dengan Pengetahuan pencegahan
pengobatan Tidak 3,1% 5,6% 4,1% HIV/AIDS menurut Data Riskesdas MDG’S
Tidak 1,9% 3,7% 2,6%
Tahun 2010
tahu Pengetahuan Perilaku Seks
- Mencari Ya 76,8% 73,7% 11,6% pencegahan Total
pengobatan Tidak aman Aman
Tidak 20,3% 21,8% 84,8% HIV/AIDS
alternatif Kurang 2067 14862 16929
Tidak 2,9% 4,5% 3,6%
tahu   12,2%    87,8%   100,0%
- Mengucilkan Ya 11,1% 12,6% 11,6% Baik 1564 20008 21572
Tidak 86,3% 82,3% 84,8%    7,3%    92,7%   100,0%
Total 3631 34870 38501
Tidak 2,6% 5,1% 3,6%
tahu    9,4%    90,6%   100,0%
χ2corr = 272,583 p = 0,000 Prev. ratio = 1,684 (95% CI = 1,582–
- Bersedia Ya 77,4% 72,6% 75,5%
1,793)
merawat di Tidak 18,4% 20,7% 19,3%
rumah
Tidak 4,2% 6,7% 5,2% Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada
tahu
hubungan yang bermakna secara signifikan antara
perilaku seksual dengan pengetahuan pencegahan
Dari tabel di atas tampak bahwa sikap remaja bila
HIV/AIDS dengan nilap p = 0,000 pada alfa 0,05.
ada anggota keluarga menderita HIV/AIDS sebagian

196
Analisis Hubungan Pengetahuan Pencegahan HIV/AIDS (Niniek Lely Pratiwi dan Hari Basuki)

Tabel 9. Tabulasi Silang Hubungan Signifikasi Tabel 11. Analisis regressi Logistik Berganda
perilaku Seksual dengan Pengetahuan Beberapa Variabel yang berhubungan
mengenai Tes HIV/AIDS Berdasar Data dengan Perilaku Seksual Remaja Umur
Riskesdas MDG’S Tahun 2010 15–24 tahun

Mengetahui tes Perilaku Seks Koefisien


Variabel Signifikansi
sukarela HIV/ Tidak Total Regresi
Aman
AIDS + konseling aman Pengetahuan Penularan
Ya 252 2671 2923 HIV/AIDS
8,6% 91,4% 100,0% - Baik 0,409 0,000
Tidak 3379 32200 35579 - Buruk (ref)
9,5% 90,5% 100,0% Pengetahuan
Pencegahan HIV/ AIDS
Total 3631 34871 38502
- Baik 0,229 0,000
9,4% 90,6% 100,0% - Buruk (ref)
χ2corr = 2,325 p = 0,127 Prev. ratio = 0,908 (95% CI = 0,803– Pengetahuan mengenai
1,026) tes HIV/AIDS
- Tahu -0,192 0,007
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa tidak - Tidak tahu (ref)
ada hubungan yang bermakna secara signifikan Jenis kelamin
dengan p = 0,127 pada alfa 0,05 antara perilaku - Laki-laki 0,619 0,000
- Perempuan (ref)
seksual tidak aman dengan pengetahuan mengenai
Wilayah tempat tinggal
tes HIV/AIDS, yang berarti, tidak ada hubungan - Kota 0,438 0,000
yang bermakna antara perilaku seksual tidak aman - Desa (ref)
dengan remaja yang kurang pengetahuan mengenai Konstanta 1,463 0,000
tes HIV/AIDS.
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada
Tabel 10. Tabulasi Silang Hubungan Signifikasi hubungan yang bermakna secara signifikan dengan
Perilaku Seksual dengan Sikap terhadap masing-masing p = 0,000, p = 0,000 dan p = 0,019.
Penderita HIV/AIDS menurut Data pada alfa 0,05 antara perilaku seksual tidak aman
Riskesdas MDG’S Tahun 2010 dengan pengetahuan penularan HIV/AIDS dan
Sikap terhadap Perilaku Seks pengetahuan pencegahan HIV/AIDS, pengetahuan
penderita HIV/ Tidak Total mengenai tes HIV/AIDS dengan regressi logistik
AIDS Aman berganda dengan counfounding variabel jenis kelamin
aman
Kurang 1955 15169 17124 dan tempat tinggal.
11,4% 88,6% 100,0%
Baik 1675 19702 21377
PEMBAHASAN
  7,8% 92,2% 100,0%
Total 3630 34871 38501 Hubungan tentang Perilaku Pencegahan HIV/
  9,4% 90,6% 100,0% AIDS dengan P������������������������������
erilaku Seks pada Remaja usia
χ2corr =142,375 p = 0,000 Prev. ratio = 1,457 (95% CI = 1,369– 15–24 tahun
1,550)
Dengan hasil uji analisis ada hubungan yang
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada bermakna antara perilaku pencegahan HIV/
hubungan yang bermakna secara signifikan dengan AIDS dengan perilaku seksual remaja Penelitian
p = 0,000 pada alfa 0,05 antara perilaku seksual tidak menunjukkan bahwa obat antiretrovirus, bedah
aman dengan sikap terhadap penderita HIV/AIDS, caesar, dan pemberian makanan formula mengurangi
yang berarti, ada hubungan yang bermakna antara peluang penularan HIV dari ibu ke anak (mother-to-
perilaku seksual tidak aman dengan remaja yang child transmission, MTCT). Jika pemberian makanan
sikap terhadap penderita HIV/AIDS kurang. pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan dengan
Hasil analisis regresi logistik berganda diperoleh mudah, terjangkau, berkelanjutan, dan aman, ibu
hasil sebagai berikut (dengan confounding variable) yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui anak

197
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 192–202

mereka. Namun demikian, jika hal-hal tersebut tidak produsen menyarankan menggunakan pelumas
dapat terpenuhi, pemberian ASI eksklusif disarankan berbahan dasar air. Pelumas berbahan dasar minyak
dilakukan selama bulan-bulan pertama dan selanjutnya digunakan dengan kondom poliuretan http///www.
dihentikan sesegera mungkin. [5] Pada tahun 2005, Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-Durex-61).
sekitar 700.000 anak di bawah umur 15 tahun terkena Kondom wanita adalah alternatif selain
HIV, terutama melalui penularan ibu ke anak; 630.000 kondom laki-laki dan terbuat dari poliuretan, yang
infeksi di antaranya terjadi di Afrika. Dari semua memungkinkannya untuk digunakan dengan pelumas
anak yang diduga kini hidup dengan HIV, 2 juta anak berbahan dasar minyak. Kondom wanita lebih besar
(hampir 90%) tinggal di Afrika Sub Sahara.[UNAIDS, daripada kondom laki-laki dan memiliki sebuah
2006]. ujung terbuka keras berbentuk cincin, dan didesain
HIV dan AIDS memperlambat pertumbuhan untuk dimasukkan ke dalam vagina. Kondom wanita
ekonomi dengan menghancurkan jumlah manusia memiliki cincin bagian dalam yang membuat kondom
dengan kemampuan produksi (human capital). tetap di dalam vagina — untuk memasukkan kondom
[UNAIDS, 2006] Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas wanita, cincin ini harus ditekan. Kendalanya ialah
kesehatan dan obat yang ada di negara-negara bahwa kini kondom wanita masih jarang tersedia
berkembang, orang di negara-negara tersebut dan harganya tidak terjangkau untuk sejumlah besar
menjadi korban AIDS. Mereka tidak hanya tidak wanita. Penelitian awal menunjukkan bahwa dengan
dapat bekerja, tetapi juga akan membutuhkan tersedianya kondom wanita, hubungan seksual dengan
fasilitas kesehatan yang memadai. Ramalan bahwa pelindung secara keseluruhan meningkat relatif
hal ini akan menyebabkan runtuhnya ekonomi dan terhadap hubungan seksual tanpa pelindung sehingga
hubungan di daerah. Di daerah yang terinfeksi berat, kondom wanita merupakan strategi pencegahan
epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim piatu HIV yang penting (http///www.Wikipedia.org/wk/
yang dirawat oleh kakek dan neneknya yang telah AIDS#cite_note-PATH-62).
tua (http///www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note- Penelitian terhadap pasangan yang salah satunya
Greener-115). terinfeksi menunjukkan bahwa dengan penggunaan
Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan kondom yang konsisten, laju infeksi HIV terhadap
seksual tanpa pelindung antara individu yang salah pasangan yang belum terinfeksi adalah di bawah 1%
satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual per tahun (http///www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_
adalah modus utama infeksi HIV di dunia http/// note-whOCondoms-63). Strategi pencegahan
www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-59). Selama telah dikenal dengan baik di negara-negara maju.
hubungan seksual, hanya kondom pria atau kondom Namun, penelitian atas perilaku dan epidemiologis di
wanita yang dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi Eropa dan Amerika Utara menunjukkan keberadaan
HIV dan penyakit seksual lainnya serta kemungkinan kelompok minoritas anak muda yang tetap melakukan
hamil. Bukti terbaik saat ini menunjukkan bahwa kegiatan berisiko tinggi meskipun telah mengetahui
penggunaan kondom yang lazim mengurangi risiko tentang HIV/AIDS, sehingga mengabaikan risiko yang
penularan HIV sampai kira-kira 80% dalam jangka mereka hadapi atas infeksi HIV (http///www.Wikipedia.
panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom org/wk/AIDS#cite_note-DIAS-64). Namun demikian,
digunakan dengan benar dalam setiap kesempatan transmisi HIV antarpengguna narkoba telah menurun,
http///www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-Cayley- dan transmisi HIV oleh transfusi darah menjadi cukup
60). Kondom laki-laki berbahan lateks, jika digunakan langka di negara-negara maju.
dengan benar tanpa pelumas berbahan dasar minyak, Pada bulan Desember tahun 2006, penelitian yang
adalah satu-satunya teknologi yang paling efektif menggunakan uji acak terkendali mengkonfirmasi
saat ini untuk mengurangi transmisi HIV secara bahwa sunat laki-laki menurunkan risiko infeksi HIV
seksual dan penyakit menular seksual lainnya. Pihak pada pria heteroseksual Afrika sampai sekitar 50%.
produsen kondom menganjurkan bahwa pelumas Diharapkan pendekatan ini akan digalakkan di banyak
berbahan minyak seperti vaselin, mentega, dan lemak negara yang terinfeksi HIV paling parah, walaupun
babi tidak digunakan dengan kondom lateks karena penerapannya akan berhadapan dengan sejumlah
bahan-bahan tersebut dapat melarutkan lateks dan isu sehubungan masalah kepraktisan, budaya, dan
membuat kondom berlubang. Jika diperlukan, pihak perilaku masyarakat. Beberapa ahli mengkhawatirkan

198
Analisis Hubungan Pengetahuan Pencegahan HIV/AIDS (Niniek Lely Pratiwi dan Hari Basuki)

bahwa persepsi kurangnya kerentanan HIV pada ketakutan atas kekerasan, telah mencegah banyak
laki-laki bersunat, dapat meningkatkan perilaku orang untuk melakukan tes HIV, memeriksa bagaimana
seksual berisiko sehingga mengurangi dampak dari hasil tes mereka, atau berusaha untuk memperoleh
usaha pencegahan ini(http///www.Wikipedia.org/wk/ perawatan; sehingga mungkin mengubah suatu sakit
AIDS#cite_note-NIAIDScircumcision-65).[ kronis yang dapat dikendalikan menjadi "hukuman
Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah mati" dan menjadikan meluasnya penyebaran HIV.
terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 Stigma AIDS lebih jauh dapat dibagi menjadi tiga
sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua kategori:
juta [1,5–3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak Stigma instrumental AIDS - yaitu refleksi ketakutan
yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dan keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan
dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV dengan penyakit mematikan dan menular.
ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat
Stigma simbolis AIDS - yaitu penggunaan HIV/AIDS
(76%) dari semua wanita hidup dengan HIV. Pada
untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok
tahun 2005, terdapat 12,0 juta [10,6–13,6 juta] anak
sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap
yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara.[5] Asia
berhubungan dengan penyakit tersebut.
Selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua
yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak- Stigma kesopanan AIDS - yaitu hukuman sosial atas
anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau
HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn perkiraan orang yang positif HIV.
5,7 juta infeksi (perkiraan 3,4–9,4 juta) (0,9% dari Stigma AIDS sering diekspresikan dalam satu
populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang atau lebih stigma, terutama yang berhubungan
sebesar 5,5 juta (4,9–6,1 juta) (11,9% dari populasi) dengan homoseksualitas, biseksualitas, pelacuran,
infeksi, membuat negara ini dengan jumlah terbesar dan penggunaan narkoba melalui suntikan.
infeksi HIV di dunia. Di 35 negara di Afrika dengan Di banyak negara maju, terdapat penghubungan
perataan terbesar, harapan hidup normal sebesar antara AIDS dengan homoseksualitas atau
48,3 tahun–6,5 tahun sedikit daripada akan menjadi biseksualitas, yang berkorelasi dengan tingkat
tanpa penyakit. prasangka seksual yang lebih tinggi, misalnya sikap-
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke sikap anti homoseksual. Demikian pula terdapat
dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata anggapan adanya hubungan antara AIDS dengan
lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan hubungan seksual antar laki-laki, termasuk bila
daging.[105] Teori yang lebih kontroversial yang dikenal hubungan terjadi antara pasangan yang belum
dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan terinfeksi.
bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-
an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Dampak ekonomi
Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun
demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat
bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-
bukti yang ada. http///id.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_
note-berry-108).
Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat
di berbagai belahan dunia terhadap pengidap AIDS
terdapat dalam berbagai cara, antara lain tindakan-
tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan
penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi
HIV; diwajibkannya uji coba HIV tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu atau perlindungan
kerahasiaannya; dan penerapan karantina terhadap
orang-orang yang terinfeksi HIV. Kekerasan atau Gambar 1. Grafik Harapan Hidup Aids di Afrika

199
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 192–202

Perubahan angka harapan hidup di beberapa Tidak Ada hubungan antara perilaku seksual
negara di Afrika. Botswana, Zimbabwe, Kenya, Afrika tidak aman dengan pengetahuan mengenai tes
Selatan, Uganda. HIV/AIDS
HIV dan AIDS memperlambat pertumbuhan Tes HIV merupakan pengujian untuk mengetahui
ekonomi dengan menghancurkan jumlah manusia apakah HIV ada dalam tubuh seseorang. Tes HIV
dengan kemampuan produksi (human capital). Tanpa yang umumnya digunakan adalah yang mendeteksi
nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan obat yang ada antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan
di negara-negara berkembang, orang di negara-negara tubuh dalam merespons HIV, karena antibodi itu
tersebut menjadi korban AIDS. Mereka tidak hanya lebih mudah (dan lebih murah) dideteksi dibanding
tidak dapat bekerja, tetapi juga akan membutuhkan pendeteksian virus itu sendiri. Antibodi diproduksi
fasilitas kesehatan yang memadai. Ramalan bahwa oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons suatu
hal ini akan menyebabkan runtuhnya ekonomi dan infeksi.
hubungan di daerah. Di daerah yang terinfeksi berat, Bagi sebagian besar orang, antibodi tersebut
epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim memerlukan waktu tiga bulan untuk berkembang.
piatu yang dirawat oleh kakek dan neneknya yang Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, antibodi
telah tua. ini perlu sampai enam bulan untuk berkembang.
Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) Di Indonesia tempat tes HIV/AIDS yaitu VCT
di suatu daerah akan menyebabkan mengecilnya test penyebarannya masih terbatas pada daerah
populasi pekerja dan mereka yang berketerampilan. perkotaan, tidak semua wilayah kabupaten mempunyai
Para pekerja yang lebih sedikit ini akan didominasi tempat VCT test. Setiap kota baru rerata mempunyai
anak muda, dengan pengetahuan dan pengalaman 1 tempat VCT test, keberadaannyapun belum semua
kerja yang lebih sedikit sehingga produktivitas akan masyarakat mengetahuinya. Sebagai contoh di
berkurang. Meningkatnya cuti pekerja untuk melihat propinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kabupaten,
anggota keluarga yang sakit atau cuti karena sakit kota baru memiliki tempat VCT test sebanyak 19
juga akan mengurangi produktivitas. Mortalitas yang tersebar di seluruh kabupaten, kota di Jatim.
yang meningkat juga akan melemahkan mekanisme Responden yang mengetahui keberadaan VCT test
produksi dan investasi sumber daya manusia (human baru mencapai 6,2%, yang tidak tahu keberadaan
capital) pada masyarakat, yaitu akibat hilangnya VCT test 93,8% responden. Oleh karenanya wajar bila
pendapatan dan meninggalnya para orang tua. Karena hasil analisis ditemukan tidak ada hubungan antara
AIDS menyebabkan meninggalnya banyak orang perilaku seksual dengan pengetahuan mengenai tes
dewasa muda, ia melemahkan populasi pembayar HIV/AIDS.
pajak, mengurangi dana publik seperti pendidikan
dan fasilitas kesehatan lain yang tidak berhubungan
SIMPULAN
dengan AIDS. Ini memberikan tekanan pada
keuangan negara dan memperlambat pertumbuhan 1. Ada hubungan yang bermakna antara Karakteristik
ekonomi. Efek melambatnya pertumbuhan jumlah responden (tempat tinggal, umur, pendidikan,
wajib pajak akan semakin terasakan bila terjadi jenis kelamin status perkawinan) dengan perilaku
peningkatan pengeluaran untuk penanganan orang seksual tidak aman.
sakit, pelatihan (untuk menggantikan pekerja yang 2. Ada hubungan yang bermakna antara perilaku
sakit), penggantian biaya sakit, serta perawatan yatim seksual tidak aman terhadap kesehatan reproduksi
piatu korban AIDS. Hal ini terutama mungkin sekali remaja terutama yang belum pernah memperoleh
terjadi jika peningkatan tajam mortalitas orang dewasa penyuluhan kesehatan reproduksi.
menyebabkan berpindahnya tanggung-jawab dan 3. Ada hubungan yang bermakna antara perilaku
penyalahan, dari keluarga kepada pemerintah, untuk pencegahan IMS dengan perilaku seksual remaja
menangani para anak yatim piatu tersebut (http///www. pada usia 15–24 tahun.
Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-Greener-115).

200
Analisis Hubungan Pengetahuan Pencegahan HIV/AIDS (Niniek Lely Pratiwi dan Hari Basuki)

4. Ada hubungan yang bermakna antara perilaku Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini
seksual pertamakali remaja usia 15–24 tahun dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dengan pengetahuan dan penularan tentang dilakukan.
HIV/AIDS dan pengetahuan dan pencegahan HIV/ Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual
AIDS. Tidak ada hubungan pengetahuan tentang tidak hanya hubungan seksual melalui alat kelamin.
tes HIV/AIDS dengan perilaku seksual pertamakali Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak
remaja usia 15–24 tahun. oral-genital, dan pemakaian “mainan seksual”,
seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak
SARAN/REKOMENDASI seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai
“seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks
1. Perlu meningkatkan penyuluhan kesehatan aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam
reproduksi pada kelompok remaja usia 15–24 konteks hubungan monogamy di mana kedua
tahun, penyuluhan yang dapat meningkatkan individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”.
peer groupnya, simpati dan afektif serta kognitif Kebanyakan orang menganggap berciuman
para remaja, karena usia remaja ini merupakan sebagai aktivitas yang aman. Sayangnya, sifilis,
suatu usia kematangan kelenjar seksual/gonad herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular
dengan berkembangnnya psikologis, biologis lewat aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya
yang seringkali suka mencoba sesuatu hal yang ini. Semua bentuk lain kontak seksual juga
baru. Pengaruh peer group sangat berpengaruh berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan
terhadap perilaku seks remaja.�������������������
Pada masa remaja, perlindungan terhadap IMS. Kondom sangat
kedekatannya dengan peer-groupnya sangat tinggi berguna dalam mencegah beberapa penyakit
karena selain ikatan peer-group menggantikan seperti HIV dan gonore. Namun kondom kurang
ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan
afeksi, simpati, dan pengertian, saling berbagi klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap
pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil
mencapai otonomi dan independensi. Penyakit��������� kelamin.
menular seksual, atau PMS adalah berbagai 2. Diperlukan mengembangkan pemberdayaan
infeksi yang dapat menular dari satu orang ke masyarakat dengan peningkatan pengetahuan
orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut tentang upaya pencegahan HIV/AIDS pada
the Centers for Disease Control (CDC) terdapat kelompok masyarakat, kader kesehatan reproduksi
lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun. baik melalui ibu-ibu PKK, karang taruna, tokoh
Kelompok remaja dan dewasa muda (15–24 agama dan budayawan setempat agar meraka
tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko dapat berperan serta sebagai figure dalam
paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru memberikan keteladanan, sikap, afektif serta
tiap tahun adalah dari kelompok ini. paternalistik yang dapat menjadi contoh para
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, remaja agar berperilaku seks yang aman dan
bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore sehat untuk upaya pencegahan IMS, HIV/AIDS.
telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik Peran serta aktif masyarakat sebagai kader-kader
generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, kesehatan reproduksi dalam upaya pencegahan
dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang penularan HIV/AIDS dalam melakukan target
disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. cakupan supervisi, dan monitoring dalam berbagai
Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak kegiatan penyuluhan pada kelompok risiko HIV/
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan AIDS. Risiko dapat dihitung berdasarkan = hazard x
dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, kerentanan/competency, atau dapat pula memakai
herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya pendekatan Risiko = lingkungan hidup x impact.
sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Diharapkan dengan mengurangi faktor kerentanan
Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai dan meningkatkan kompetensi masyarakat dapat
kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), memperkecil risiko penularan.
kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.

201
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 14 No. 2 April 2011: 192–202

3. Diperlukan sosialisasi keberadaan VCT Tes bagi San Francisco AIDS Foundation (2006-04-14). "How HIV
remaja, orang tua, tokoh masyarakat, PKK dan is spread". http://www.sfaf.org/aids101/transmission.
peningkatan kuantitas VCT Test agar masyarakat html. Diakses pada 23 Mei 2006.
UNAIDS, 2006. "Overview of the global AIDS epidemic"
lebih mudah aksessibilitas penyuluhan untuk
(PDF). 2006 Report on the global AIDS epidemic.
peningkatan upaya preventif HIV/AIDS.
http://data.unaids.org/pub/GlobalReport/2006/2006_
GR_CH02_en.pdf. Diakses pada 8 Juni 2006. 
DAFTAR PUSTAKA Holmes CB, Losina E, Walensky RP, Yazdanpanah
Y, Freedberg KA, 2003. "Review of human
Abdul Jalil Amri Arma, 2008 Universitas Sumatera Utara
immunodeficiency virus type 1-related opportunistic
Pengaruh Perubahan Sosial terhadap Perilaku Seks
infections in sub-Saharan Africa". Clin. Infect. Dis. 36
Remaja (189–197).
(5): 656–662. PubMed.
Tina NK, Dwia Aries, 1999. Menopause dan seksualitas.
WHO, 2001. "Blood safety....for too few". http://www.who.
Yogyakarta: Kerja sama Ford Foundation dengan
int/inf-pr-2000/en/pr2000-25.html. Diakses pada 17
Pusat Penelitian dan Kependudukan, Universitas
Januari 2006.
Gadjah Mada, Bachmann GA et al. Epidemiology
http///www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-Greener-115,
and physiology in the older woman. In Female
diunduh 8 agustus 2010.
sexuality during the menopause, Supplement, OBG
http///www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-WBank-116
Management May 2000: 17–18.
8 Agustus 2010.
Boone A. Sarah, Kelly M. Shields. Dietery Supplements
http///www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-120,121,122
for Female Sexual Disfungtion. American Journal of
8 Agustus 2010.
System Pharmacy . Vol. 62 March.15, 2005.
http///www.Wikipedia.org/wk/AIDS#cite_note-PATH-62,
The WHO definition of Reproductive Health. Http://www.
diunduh tgl 2 September 2010.
rho.org/html/definition_.htm. Diakses 5 September
h t t p / / / w w w. W i k i p e d i a . o r g / w k / A I D S # c i t e _ n o t e -
2005.
whOCondoms-63 diunduh tgl 2 September 2010.
Divisions of HIV/AIDS Prevention, 2003. "HIV and Its
h t t p / / / w w w. W i k i p e d i a . o r g / w k / A I D S # c i t e _ n o t e -
Transmission". Centers for Disease Control &
NIAIDScircumcision-65 diunduh tgl 2 September
Prevention. http://www.cdc.gov/HIV/pubs/facts/
2010.
transmission.htm. Diakses pada 23 Mei 2006. 

202

You might also like