Professional Documents
Culture Documents
NIM : 97918013
FACULTY OF LITERATURE
INTRODUCTION
A. Introduction
The State symbol in the form of the image as it is today is the Eagle Rajawali Garuda
Pancasila, which is the national identity and the identity of the Unitary State of the Republic
of Indonesia. This symbol is a reflection of the state's sovereignty in the social arrangement
with other countries and is a reflection of the independence and existence of an independent,
united, sovereign, just and prosperous Indonesian state. Thus, the state symbol, is not only an
acknowledgment of Indonesia as a nation and state, but also a symbol or symbol of the state
that is respected and proud of Indonesian citizens.
Why do the authors use the term Eagle Rajawali Garuda Pancasila? Because based on the
results of the author's search and research, that is the name of the state symbol of the
Republic of Indonesia. Pay attention to President Soekarno's statement regarding the state
symbol of the Republic of Indonesia, which has the image it is today? President Soekarno in
his State Address on 22 July 1958 stated emphatically: "Ladies and gentlemen, look at the
symbol of our country behind this, how majestic, how great and beautiful. The Eagle Eagle,
an eagle with 17 wings on its right and left wings, 8 tails on the 17th, 8th month and wearing
a shield over which the shield depicts Pancasila
The symbol of the Republic of Indonesia in semiotics is the visualization of the idea of
Pancasila as the basic philosophy of the state and the concept of reading the Pancasila Shield.
"What is meant by" Garuda Pancasila "is a symbol of the eagle that has been known through
ancient mythology, namely a bird that resembles an eagle. Garuda is used as the symbol of
the Unitary State of the Republic of Indonesia to illustrate that Indonesia is a great nation and
a strong country.
A. Pendahuluan
Lambang Negara yang bentuk gambar seperti sekarang ini adalah Elang Rajawali
Garuda Pancasila, merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik
Indonesia. simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan
dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan demikian, lambang
negara, bukan hanya sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan
negara, melainkan menjadi simbol atau lambang negara yang dihormati dan dibanggakan
warga negara Indonesia.
Lambang Negara Republik Indonesia secara semiotika adalah visualisasi ide Pancasila
sebagai filsafat dasar negara dan konsep pembacaan Perisai Pancasila. “ Yang dimaksud
dengan “Garuda Pancasila” adalah lambang berupa burung garuda yang sudah dikenal
melalui mitologi kuno yaitu burung yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda
digunakan sebagai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menggambarkan
bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
\
CHAPTER II
DISCUSSION
B. Discussion
Garuda appears in various stories, especially in Java and Bali. In many stories Garuda
symbolizes virtue, knowledge, strength, courage, loyalty and discipline. As Vishnu's vehicle,
Garuda also has the character of Vishnu as the preserver and guardian of the universe. In
Balinese tradition, Garuda is exalted as "Lord of all flying creatures" and "great king of
birds". In Bali he is usually described as a creature that has a head, beak, wings and eagle
claws, but has a human body and arms. Usually depicted in delicate and intricate carvings
with a bright golden color, depicted in the position as the vehicle of Vishnu, or in scenes of
fighting against the Dragon. Garuda's noble position in Indonesian tradition since ancient
times has made Garuda the national symbol of Indonesia, as the embodiment of the Pancasila
ideology. Garuda was also chosen as the name of the Indonesian national airline Garuda
Indonesia. Apart from Indonesia, Thailand also uses Garuda as a national symbol.
“Garuda muncul dalam berbagai kisah, terutama di Jawa dan Bali. Dalam banyak kisah
Garuda melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan, dan
disiplin. Sebagai kendaraan Wishnu, Garuda juga memiliki sifat Wishnu sebagai pemelihara
dan penjaga tatanan alam semesta. Dalam tradisi Bali, Garuda dimuliakan sebagai "Tuan
segala makhluk yang dapat terbang" dan "Raja agung para burung". Di Bali ia biasanya
digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kepala, paruh, sayap, dan cakar elang, tetapi
memiliki tubuh dan lengan manusia. Biasanya digambarkan dalam ukiran yang halus dan
rumit dengan warna cerah keemasan, digambarkan dalam posisi sebagai kendaraan Wishnu,
atau dalam adegan pertempuran melawan Naga. Posisi mulia Garuda dalam tradisi
Indonesia sejak zaman kuno telah menjadikan Garuda sebagai simbol nasional Indonesia,
sebagai perwujudan ideologi Pancasila. Garuda juga dipilih sebagai nama maskapai
penerbangan nasional Indonesia Garuda Indonesia. Selain Indonesia, Thailand juga
menggunakan Garuda sebagai lambang negara”.
Regarding the State Symbol in the elucidation of Article 3 The eagle, which is hung with
the shield, is a symbol of the building power (creatif vermogen) as it is known in Indonesian
civilization. According to the Indonesian feeling, the garuda bird from mythology is close to
the eagle. The bird is depicted in Dieng, Prambanan and Panataran. There are times when
using a painting in the form of a human with the beak of a bird and wings (Dieng); dicandi
Prambanan and dicandi East Java look like birds, with long beaks, giant hair and claws. Look
at the eagle paintings in Mendut, Prambanan and in the Sukuh temples, Kedal in East Java.
Generally, the Garuda is well known by Indonesian archeology, literature and mythology.
The Garuda badge was worn by Perabu Airlangga in the eleventh century, with the name
Garudamukha. According to the statue of Belah, he is depicted riding an eagle. The Young
Indonesia Movement (1928) once used an eagle wing banner in the middle of which stood a
keris on three lines. The eagle has 17 wings (17th) and 8th hairy tail (8th month = August).
The symbol of the Republic of Indonesia is divided into three parts, namely: 1. Garuda
bird, which looks with its head straight to the right; 2. A shield in the form of a heart hanging
by a chain around Garuda's neck; 3. The slogan is written on the ribbon that is gripped by
Garuda. Then Article 4 states that in the middle of the shield, which is in the form of a heart,
there is a thick black line which means to describe the equator (aequator).
“Tentang Lambang Negara pada penjelasan Pasal 3 Burung garuda, yang digantungi
perisai itu, ialah lambang tenaga pembangun (creatif vermogen) seperti dikenal pada
peradaban Indonesia. Burung garuda dari mythologi menurut perasaan Indonesia
berdekatan dengan burung elang rajawali. Burung itu dilukiskan dicandi Dieng, Prambanan
dan Panataran. Ada kalanya dengan memakai lukis berupa manusia dengan berparuh
burung dan bersayap (Dieng); dicandi Prambanan dan dicandi Jawa Timur rupanya seperti
burung, dengan berparuh panjang berambut raksasa dan bercakar. Lihatlah lukisan garuda
dicandi Mendut, Prambanan dan dicandi-candi Sukuh, Kedal di Jawa Timur. Umumnya
maka garuda terkenal baik oleh archeologi, kesusasteraan dan mythologi Indonesia.Lencana
garuda pernah dipakai oleh perabu Airlangga pada abad kesebelas, dengan bernama
Garudamukha. Menurut patung Belahan beliau dilukiskan dengan mengendarai seekor
garuda. Pergerakan Indonesia Muda (1928) pernah memakai panji-panji sayap garuda yang
ditengah-tengahnya berdiri sebilah keris di atas tiga gurisan garis. Sayap garuda berbulu 17
(tanggal 17) dan ekornya berbulu 8 (bulan 8 = Agustus).
Lambang Negara Republik Indonesia terbagi atas tiga bagian, yaitu : 1. Burung Garuda,
yang menengok dengan kepalanya lurus kesebelah kanannya; 2. Perisai berupa jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda; 3. Semboyan ditulis di atas pita yang
dicengkeram oleh Garuda. Kemudian Pasal 4 menyatakan ditengah-tengah perisai, yang
berbentuk jantung itu, terdapat sebuah garis hitam tebal yang maksudnya melukiskan
katulistiwa (aequator)”.
The following is a semiotic analysis of the legal emblem of the Republic of Indonesia
form as follows:
The symbol of the Indonesian state is taken from Indonesian mythology, symbology and
literature, namely the Garuda bird, according to Indonesia's feelings, being close to an
eagle or a bird that resembles an eagle.
The bird symbol that resembles the eagle Rajawali by the state law text named
Garuda Pancasila is golden yellow, symbolizing the greatness of the nation symbolizing
the greatness of the nation or the nobility of the State, while the meaning of the state
symbol as a whole is a symbol of the building power (creative vermogen) and as the
symbol of the Unitary State of the Republic of Indonesia for illustrates that Indonesia is a
great nation and a strong country.
The number of eagle wings with 17 feathers, 8 hairy tails, 19 hairy tails, and 45
”hairy necks are the symbol of August 17, 1945, which is the time to announce the
proclamation of independence of the Republic of Indonesia and historically as a symbol
of movement that has been used by the Indonesian people in the Young Indonesia
Movement. (1928) wore the banner of an eagle wing in the middle of which stood a keris
on three lines. The eagle has 17 wings (17th) and 8th hairy tail (8th month = August).
Simbol burung yang menyerupai elang Rajawali itu oleh teks hukum negara
dinama Garuda Pancasila berwarna kuning emas, melambangkan kebesaran bangsa
melambangkan keagungan bangsa atau keluhuran Negara, sedangkan makna lambang
negara secara keseluruhan sebagai lambang tenaga pembangun (creatif vermogen) dan
sebagai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menggambarkan bahwa
Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Jumlah sayap garuda berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan
leher berbulu 45” adalah lambang tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan waktu
pengumandangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan secara historis
sebagai simbol pergerakan yang pernah dipakai oleh bangsa Indonesia dalam
Pergerakan Indonesia Muda (1928) memakai panji-panji sayap garuda yang ditengah-
tengahnya berdiri sebilah keris di atas tiga gurisan garis. Sayap garuda berbulu 17
(tanggal 17) dan ekornya berbulu 8 (bulan 8 = Agustus).
Burung Elang Rajawali Garuda Pancasila tersebut dikalungi perisai atau tameng
yang dikenal oleh kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai senjata dalam
perjuangan mencapai tujuan dengan melindungi diri. Perisai adalah perkakas
perjuangan yang sedemikian dijadikan lambang; wujud dan artinya tetap tidak berubah-
ubah, yaitu lambang perjuangan dan perlindungan. Dengan mengambil bentuk perisai
itu, maka Republik Indonesia berhubungan langsung dengan peradaban Indonesia Asli.
Perisai dalam kebudayaan asli Indonesia adalah sebagai bagian senjata yang
melambangkan perjuangan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan”.