00:05

I met 273 start-up founders last year. And each one was looking for money. As a tech investor, my goal
was to sort through everyone that I met and make a quick determination about which ones had the
potential to make something really big.

00:21

But what makes a great founder? This is a question I ask myself daily. Some venture capitalists place
bets based on a founder's previous background. Did they go to an Ivy League school? Have they worked
at a blue-chip company? Have they built out a big vision before? Effectively, how smart is this person?

00:38

Other VCs asses a founder's emotional quotient, or EQ. How well will this person build teams and build
rapport across customers and clients?

00:48

I have a different methodology to assess start-up founders, though, and it's not complicated. I look for
signs of one specific trait. Not IQ, not EQ. It's adaptability: how well a person reacts to the inevitability of
change, and lots of it. That's the single most important determinant for me. I subscribe to the belief that
adaptability itself is a form of intelligence, and our adaptability quotient, or AQ, is something that can be
measured, tested and improved.

01:20

AQ isn't just useful for start-up founders, however. I think it's increasingly important for all of us.
Because the world is speeding up. We know that the rate of technological change is accelerating, which
is forcing our brains to react. Whether you're navigating changing job conditions brought on by
automation, shifting geopolitics in a more globalized world, or simply changing family dynamics and
personal relationships. Each of us, as individuals, groups, corporations and even governments are being
forced to grapple with more change than ever before in human history.
01:54

So, how do we assess our adaptability? I use three tricks when meeting with founders. Here's the first.
Think back to your most recent job interview. What kind of questions were you asked? Probably some
variation of, "Tell me about a time when," right? Instead, to interview for adaptability, I like to ask "what
if" questions. What if your main revenue stream were to dry up overnight? What if a heat wave
prevented every single customer from being able to visit your store? Asking "what if," instead of asking
about the past, forces the brain to simulate. To picture multiple possible versions of the future. The
strength of that vision, as well as how many distinct scenarios someone can conjure, tells me a lot.

02:38

Practicing simulations is a sort of safe testing ground for improving adaptability. Instead of testing how
you take in and retain information, like an IQ test might, it tests how you manipulate information, given
a constraint, in order to achieve a specific goal.

02:57

The second trick that I use to assess adaptability in founders is to look for signs of unlearning. Active
unlearners seek to challenge what they presume to already know, and instead, override that data with
new information. Kind of like a computer running a disk cleanup. Take the example of Destin Sandlin,
who programed his bicycle to turn left when he steered it right and vice versa. He called this his
Backwards Brain Bike, and it took him nearly eight months just to learn how to ride it kind of, sort of
normally. The fact that Destin was able to unlearn his regular bike in favor of a new one, though, signals
something awesome about our adaptability. It's not fixed. Instead, each of us has the capacity to
improve it, through dedication and hard work.

03:44
On the last page of Gandhi's autobiography, he wrote, "I must reduce myself to zero." At many points in
his very full life, he was still seeking to return to a beginner's mindset, to zero. To unlearn. In this way, I
think it's pretty safe to say Gandhi had a high AQ score.

04:05

(Laughter)

04:06

The third and final trick that I use to assess a founder's adaptability is to look for people who infuse
exploration into their life and their business. There's a sort of natural tension between exploration and
exploitation. And collectively, all of us tend to overvalue exploitation. Here's what I mean. In the year
2000, a man finagled his way into a meeting with John Antioco, the CEO of Blockbuster, and proposed a
partnership to manage Blockbuster's fledgling online business. The CEO John laughed him out of the
room, saying, "I have millions of existing customers and thousands of successful retail stores. I really
need to focus on the money."

04:47

The other man in the meeting, however, turned out to be Reed Hastings, the CEO of Netflix. In 2018,
Netflix brought in 15.8 billion dollars, while Blockbuster filed for bankruptcy in 2010, directly 10 years
after that meeting. The Blockbuster CEO was too focused on exploiting his already successful business
model, so much so that he couldn't see around the next corner. In that way, his previous success
became the enemy of his adaptability potential.

05:17

For the founders that I work with, I frame exploration as a state of constant seeking. To never fall too far
in love with your wins but rather continue to proactively seek out what might kill you next. When I first
started exploring adaptability, the thing I found most exciting is that we can improve it. Each of us has
the capacity to become more adaptable. But think of it like a muscle: it's got to be exercised. And don't
get discouraged if it takes a while. Remember Destin Sandlin? It took him eight months just to learn how
to ride a bike.

05:50

Over time, using the tricks that I use on founders -- asking "what if" questions, actively unlearning and
prioritizing exploration over exploitation can put you in the driver's seat -- so that the next time
something big changes, you're already prepared.

06:06

We're entering a future where IQ and EQ both matter way less than how fast you're able to adapt. So I
hope that these tools help you to raise your own AQ.

06:17

Thank you.

06:18

(Applause)

 Define adaptability.
2. Why is adaptability especially important for us in our current society?
3. What is the difference between exploration and exploitation?
4. What are the three ways to measure adaptability?
1. Tentukan kemampuan beradaptasi.

2. Mengapa kemampuan beradaptasi sangat penting bagi kita dalam masyarakat kita saat ini?

3. Apa perbedaan antara eksplorasi dan eksploitasi?

4. Apa tiga cara untuk mengukur kemampuan beradaptasi?

00:04

Tahun lalu saya bertemu 273 pendiri startup. Mereka semua mencari modal. Sebagai investor teknologi,
tujuan saya adalah memilah setiap orang yang saya temui dan segera memutuskan siapa yang
berpotensi menghasilkan sesuatu yang besar.

00:20

Apa faktor penentunya? Saya selalu menanyakan itu pada diri sendiri. Beberapa pemodal ventura
bertaruh berdasarkan rekam jejak seorang pendiri. Apa mereka lulusan kampus ternama? Atau bekerja
di perusahan bonafide? Apa mereka pernah memiliki visi besar? Ringkasnya, seberapa pintar orang
tersebut.

00:38

Penanam modal lain mempertimbangkan kecerdasan emosional, atau EQ. Seberapa baik orang itu
membangun tim dan menjalin relasi dengan pelanggan dan klien?

00:48

Saya punya metodologi berbeda untuk menilai pendiri startup, dan itu tidak rumit. Saya mencari satu
sifat khusus. Bukan IQ atau EQ. Kemampuan beradaptasi. Sebaik apa seseorang bereaksi terhadap
perubahan yang tidak terelakkan, dalam jumlah besar. Bagi saya, itu adalah faktor penentu. Saya
meyakini bahwa kemampuan beradaptasi adalah suatu bentuk kecerdasan, dan kecerdasan beradaptasi,
atau AQ, adalah sesuatu yang dapat diukur, diuji dan ditingkatkan.

01:19

AQ tidak hanya berguna bagi pendiri startup. Kurasa itu penting bagi kita semua. Dunia bergerak
semakin cepat. Kita tahu bahwa perubahan teknologi berlangsung semakin cepat, hingga memaksa otak
kita bereaksi. Mungkin Anda beradaptasi dengan otomatisasi di pekerjaan Anda, pergeseran geopolitik
di dunia yang semakin global, bahkan perubahan dinamika dalam hubungan keluarga dan pribadi. Kita,
sebagai individu, kelompok, perusahaan dan bahkan pemerintah dipaksa bergulat dengan lebih banyak
perubahan yang pernah ada dalam sejarah manusia.

01:53
Jadi, bagaimana cara menilai kemampuan beradaptasi kita? Ada tiga trik yang saya gunakan saat
bertemu pendiri startup. Ini trik pertama. Ingatlah saat Anda melakukan wawancara kerja. Apa
pertanyaan yang diajukan? Mungkin pertanyaan tentang suatu masa di hidup Anda, 'kan? Sebagai
gantinya, untuk mengetahui kemampuan beradaptasi, Saya suka menanyakan pengandaian. Bayangkan
sumber pendapatan utama Anda macet dalam semalam. Bayangkan jika gelombang panas membuat
pelanggan tidak bisa datang ke toko Anda. Daripada menanyakan masa lalu, melakukan pengandaian
merangsang otak kita. Membayangkan berbagai kemungkinan di masa depan. Kekuatan pandangan
tersebut, ditambah ragam skenario yang tercetus, memberiku banyak informasi.

02:37

Melatih simulasi adalah cara yang cukup aman untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi.
Kemampuan Anda memahami dan mengingat informasi tidak diuji. seperti pada tes IQ, melainkan
kemampuan Anda memanipulasi informasi, ketika ada kendala, guna mencapai sebuah tujuan.

02:56

Trik kedua yang saya terapkan dalam menilai para pendiri startup adalah kemampuan mengubah
pemahaman. Maksudnya adalah kemampuan untuk meragukan pemahaman, dan menggantinya dengan
pemahaman baru. Seperti komputer yang melakukan pembersihan. Ambil contoh Destin Sandlin, dia
memprogram agar sepedanya belok ke kiri saat disetir ke kanan dan sebaliknya. Dia menyebutnya
Backwards Brain Bike, dan dia butuh waktu hampir delapan bulan untuk belajar mengemudikannya
seperti biasa. Fakta bahwa Destin dapat mengubah pemahamannya tentang cara mengemudikan
sepeda, menunjukkan bahwa kemampuan berdaptasi kita luar biasa. Hal tersebut dapat berubah.
Ternyata, kita mampu meningkatkannya, melalui dedikasi dan kerja keras.

03:44

Pada halaman terakhir autobiografinya, Gandhi menulis "Aku harus turun ke titik nol." Sepanjang
hidupnya yang bermakna, dia masih berusaha berpikir seperti pemula, kembali ke titik nol. Berusaha
mengubah pemahaman. Oleh karena itu, saya bisa bilang bahwa Gandhi memiliki nilai AQ yang tinggi.

04:05

Trik ketiga dan terakhir untuk menilai kemampuan beradaptasi adalah mencari orang yang menerapkan
eksplorasi ke dalam kehidupan dan bisnis mereka. Eksplorasi dan eksploitasi sering kali bertentangan.
Secara umum, kita cenderung mengagungkan eksploitasi. Begini maksud saya. Pada tahun 2000,
seorang lelaki menipu agar dapat bertemu dengan John Antioco, CEO Blockbuster, dan mengajukan
kemitraan untuk mengelola bisnis daring rintisan Blockbuster. John menertawakan tawaran tersebut
dan berkata, "Aku punya jutaan pelanggan dan ribuan toko ritel yang sukses. Aku harus fokus pada
uang."

04:46
Namun rupanya, peserta rapat lainnya adalah Reed Hastings, CEO Netflix. Di tahun 2018 Netflix
memperoleh 15,8 miliar dolar, sedangkan Blockbuster bangkrut pada 2010, sepuluh tahun setelah
pertemuan tersebut. CEO Blockbuster terlalu fokus mengeksploitasi model bisnisnya yang sudah
berhasil, sehingga dia tidak bisa melihat lebih jauh. Dalam hal ini, keberhasilannya menjadi musuh dari
potensi adaptasinya.

05:17

Saya sampaikan kepada para mitra, bahwa eksplorasi adalah upaya pencarian yang konstan. Jangan
sampai terlena dengan kesuksesan kita, melainkan terus mencari sesuatu yang berpotensi
menghancurkan kita. Saat pertama kali memahami kemampuan beradaptasi, hal yang menarik adalah
kita dapat meningkatkannya.

Kita punya kapasitas untuk beradaptasi dengan lebih mudah. Anggap saja seperti otot: hal tersebut
harus dilatih. Jangan patah semangat jika butuh waktu lama. Ingat Destin Sandlin? Dia butuh delapan
bulan untuk belajar mengendarai sepeda.

05:49

Seiring waktu, jika Anda menggunakan trik yang saya gunakan, berandai-andai, berusaha mengubah
pemahaman dan memprioritaskan eksplorasi dibanding eksploitasi, maka Anda bisa memegang kendali.
Jadi jika suatu saat ada perubahan besar, Anda sudah siap.

06:06

Kita memasuki masa depan di mana IQ dan EQ tidak lebih penting dibanding kecepatan beradaptasi.
Semoga cara ini dapat membantu Anda meningkatkan AQ.

06:16

Terima kasih.

06:17

(Tepuk tangan)