You are on page 1of 15

JURNAL

FUNGSI KODE ETIK KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN


WEWENANG SEBAGAI APARAT PENEGAK HUKUM

Diajukan oleh :

LUNDU HARAPAN SITUMORANG


NPM : 11 05 10579
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2016
JURNAL

FUNGSI KODE ETIK KEPOLISIAN DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN


WEWENANG SEBAGAI APARAT PENEGAK HUKUM

Lundu Harapan Situmorang

Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta

Email : lunduharapan@gmail.com

Abstract

This study titled Function Code of Police in Preventing Abuse of Authority As Law
Enforcement Officers. The problems of this research is the police code of ethics Is already be
applicable to members of the police as law enforcement officers and Are there any obstacles in
implementing sanctions against members of the police who violate the code of ethics of the police.
The benefits of this research are expected to be useful for the development of legal science in general
and in particular to the criminal procedure law of the functioning of the code of conduct of the
police in preventing abuse of authority as law enforcement officers. The method used in this study is
the use of normative legal research. This study examines the Police Code of Conduct. The
conclusion of this study is the regulation of the Police Professional Code of Conduct is not provided
an adequate explanation even no explanation at all, the lack of capacity of personnel members
Bidpropam as the developer for the internal control function can cover all of that is in charge in the
police force. Suggestions from this study is the police who violate the code of ethics police, then
penindakannya must be processed in a transparent, firm and responsible. Police as a state apparatus
that has a number of police discretion has the potential to violate the law so that the necessary
supervision.

Keywords :Function , The Code of Police , Enforcement , Province of Yogyakarta Special Region

1.PENDAHULUAN berfungsinya norma-norma hukum secara nyata


sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau
Seperti yang kita ketahui, semua hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan
Negara pasti mempunyai peraturan- peraturan bermasyarakat dan bernegara.ditinjau dari
dan hukum, begitu juga dengan Negara subjeknya,penegakan hukum itu dapat
Indonesia. Negara Indonesia adalah Negara dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula
hukum, yang mempunyai peraturan - peraturan diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh
hukum,yang sifatnya memaksa seluruh subjek dalam arti yang terbatas atau
masyarakat Indonesia harus patuh terhadap sempit.dalam arti luas,proses penegakan hukum
peraturan-peraturan atau kebijakan-kebijakan itu melibatkan semua subjek dalam setiap
hukum di Indonesia bahkan juga memaksa hukum.siapa saja yang menjalankan aturan
orang asing yang berada di wilayah hukum normative atau melakukan sesuatu atau tidak
Indonesia.penegakan hukum adalah proses melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri
dilakukannya upaya untuk tegaknya atau pada norma aturan hukum yang berlaku berarti

1
dia menjalankan atau menegakkan aturan warga masyarakat yang memerlukan pelayanan
hukum.dalam arti sempit dari segi subjeknya dibidang hukum dengan beretika.
itu,penegakan hukum itu hanya diartikan
sebagai upaya aparatur penegakan hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia
tertentu untuk menjamin dan memastikan adalah sebagai aparatur negara dan birokrasi
bahwa suatu aturan hukum berjalan pemerintahan.fungsi polisi secara universal
sebagaimana seharusnya.dalam memastikan adalah membasmi kejahatan (fighting crime),
tegaknya hukum itu,apabila diperlukan aparatur memelihara ketertiban (maintaining law and
penegakan hukum itu diperkenankan untuk order) dan melindungi warga dari bahaya
mengugunakan daya paksa.polisi sebagai garda (protecting people).karenanya Polisi lazim
terdepan dalam penegakan hukum memiliki dirumuskan sebagai badan penegakan hukum
tanggung jawab yang cukup besar untuk (law enforcement agency) sebagai pemelihara
mensinergikan tugas dan wewenangnya1. ketertiban (order maintenance) sebagai juru
damai (peace keeping official) dan pelayanan
Kepolisian Negara Republik Indonesia public (public servant). polisi oleh hokum
sebagai alat negara yang menjalankan salah diberikan wewenang penggunan kekerasan jika
satu fungsi pemerintahan terutama dibidang terpaksa dengan tujuan untuk penyelamatan
pemeliharaan keamanan dan ketertiban dan penertiban masyarakat. Wewenang ini
masyarakat melalui pemberian perlindungan, hanya dioperasionalkan secara terbatas (bukan
pengayoman, serta pelayanan pada masyarakat penggunaan kekerasan kekerasan total seperti
serta penegakan hukum.Kepolisian merupakan yang dimiliki oleh TNI/militer) karena itu etika
institusi penting dalam mendukung terciptanya profesi kepolisian diharapkan dapat
penegakan hukum yang adil, yang berdiri di menghindarkan petugas polisi dari tindakan
garda utama dalam penegakan hukum. lembaga yang emosi, semangat kesukuan, keagamaan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan atau semangat sectarian lainya .
memiliki etika profesi dalam melaksanakan
wewenangnya demi tercapainya tugas dan Tinjauan umum kode etik kepolisian
fungsi pemerintahan dari kepolisian itu
sendiri.Etika profesi itu ada untuk menciptakan Kode etik adalah norma atau asas yang
kepolisian sebagai aparat penegak hukum yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
profesional, memiliki kredibilitas, serta landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat
beretika. hal tersebut diatur dalam Pasal 34 ayat maupun ditempat kerja. Sistem norma atau asas
(1) Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tersebut dibuat secara tertulis dan secara tegas
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan apa yang benar atau salah,
yang berbunyi: “ Sikap dan perilaku pejabat perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
Kepolisian Negara Republuik Indonesia terikat yang harus dihindari. kode etik profesi lahir
pada kode etik profesi Kepolisian Negara dari dalam lembaga atau organisasi profesi itu
Republik Indonesia”. pengemban profesi sendiri yang kemudian mengikat secara moral
kepolisian selain memiliki keahlian dalam bagi seluruh anggota yang tergabung dalam
bidangnya, haruslah bersikap dan berperilaku organisasi profesi tersebut, oleh karena itu
sesuai kode etik yang mengikat mereka, oleh antara organisasi profesi yang satu dengan
karena itu setiap professional kepolisian harus organisasi lainnya memiliki rumusan kode etik
secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan profesi yang berbeda-beda, baik unsur
normanya maupun ruang lingkup dan wilayah
berlakunya.
1
https;//rumputteki.wordpress.com/10, diakses 5
mei 2016

2
Kode etik kepolisian Negara Indonesia pekerjaan polisi. Sebagaimana diketahui
pada dasarnya merupakan pedoman bagi bahwa polisi memiliki kewenangan diskresi
pengemban fungsi kepolisian lainnya dalam dsalam menjalankan tugasnya, akibat diskresi
melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang dimiliki kepolisian sering menimbulkan
perundang – undangan yang berlaku di kewenang-wenangan. polisi dalam setiap
lingkungannya.oleh karena itu, kode etik tindakannya dibatasi oleh sebuah peraturan
profesi memliki peranan penting dalam yaitu kode etik profesi. kode etik berperan
mewujudkan polisi yang professional. dari sebagai penjaga kehormatan profesi kepolisian.
pengertian kode etik profesi tersebut, maka pengertian asas diskresi yaitu asas yang
dapat dikatakan bahwa kode etik kepolisian memberikan kewenangan kepada pejabat
adalah pengaturan tentang pedoman sikap, sendiri, dalam rangka kewajiban umumnya
tingkah laku dan perbuatan anggota-anggota menjaga, memelihara ketertiban dan
profesi kepolisian dalam melaksanakan tugas menjamin keamanan umum. Beberapa
dalam kehidupan sehari-hari.profesi kepolisian peristiwa menunjukkan bahwa Polri dan
mempunyai kode etik yang berlaku bagi polisi jajarannya belum mampu memperikan
dan pemegang fungsi kepolisian. kode etik bagi pelayanan dengan baik dan memuaskan
profesi kepolisian tidak hanya didasarkan pada kepada masyarakat.
kebutuhan profesional, tetapi juga telah diatur
secara normatif dalam Undang Undang No. 2 Selama ini Polri sering dituding
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara melindungi anggotanya yang tidak serius
Republik Indonesia yang ditindaklanjuti menangani kasus-kasus korupsi, HAM, illegal
dengan Peraturan Kapolri, sehingga kode etik logging, narkoba, perjudian, dan lainnya.
profesi polri berlaku mengikat bagi setiap Keanehan proses hukum kasus-kasus berskala
anggota Polri2. besar yang menjadi perhatian publik di tubuh
Polri, bukan lagi sekadar menyangkut oknum,
Tinjauan umum kepolisian melainkan Polri sebagai institusi. Untuk
itu,Kepala Polri harus memulai tradisi baru
Keberhasilan pelaksanaan tugas untuk memihak dan menghargai anggota Polri
Kepolisian Negara Repubklik Indonesia dalam yang bekerja sungguh-sungguh, jujur, dan
memelihara keamanan dan ketertiban berotak cemerlang.
masyarakat, menegakkan hukum dan
melindungi, mengayomi serta melayani Sehingga dari penjelasan diatas maka dapat
masyarakat. selain ditentukan oleh perilaku ditarik rumusan masalah sebagai berikut
terpuji setiap anggota kepolisian ditengah
masyarakat. Terkait dengan kode etik profesi 1. Apakah kode etik kepolisian sudah
polisi ada beberapa hal yang menjadi sorotan berfungsi terhadap anggota kepolisian selaku
masyarakat terhadap institusi kepolisian itu aparat penegak hukum ?
sendiri. Kepolisian Negara Republik Indonesia
dibebani harapan oleh masyarakat terhadap 2. Apakah ada kendala dalam menerapkan
pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Indonesia sanksi terhadap anggota polisi yang melanggar
yang harus semakin meningkat dan berorientasi kode etik kepolisian ?
pada masyarakat yang dilayaninya. 2.METODE
profesionaslisme polisi mengacu pada adanya
sejumlah kemahiran dan pengetahuan khusus Penelitian ini menggunakan penelitian
yang menjadi ciri pelaku, tujuan dan kualitas hukum normatif, terfokus pada norma hukum
positif yang berupa Peraturan Perundang-
2 undangan tentang Kode Etik Kepolisian. Dalam
Suwarni, 2009, Perilaku Polisi, Nusa Media, Hlm 5.

3
jenis penelitian hukum ini akan dilakukan 3. Bahan Hukum Tersier
abtraksi melalui proses deduksi yang kemudian
akan dilanjutkan proses deskripsi, sistematisasi, a. Kamus Bahasa Hukum
analisis, interpretasi, dan melalui hukum
positif. b. Kamus Besar Bahasa Indonesia

a. Sumber data b. cara pengumpulan data

Dalam penelitian hukum normatif data 1. Study Kepustakaan, yaitu dengan


berupa data sekunder,terdiri atas : mempelajari bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder yang cara
1. Bahan hukum primer terdiri dari : memperoleh datanya dilakukan dengan
mencari,menemukan berbagai peraturan
a. Undang-Undang Republik Indonesia perundang undangan maupun pendapat
Nomor 2 Tahun 2002 hukum yang berupa literatur,internet,
tentangKepolisian Negara Republik jurnal hasil penelitian,surat kabar dan
Indonesia. majalah ilmiah.

b. Peraturan Kepala Kepolisian Negara 2 Wawancara dengan narasumber


Republik Indonesia Nomor 7 Tahun ,wawancara yang dilakukan terhadap
2006 tentang Kode Etik Profesi narasumber yang berpedoman pada
Kepolisian Negara Republik daftar pertanyaan yang bersifat
Indonesia. terbuka artinya bahwa pertanyaan
belum disertai dengan jawabannya,
c. Peraturan Kepala Kepolisian Negara sehingga narasumber menjawab
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun berdasarkan pada keahlian profesi atau
2011 tentang Kode Etik Profesi jabatannya.
Kepolisian Negara Republik
Indonesia. c. Analisia data

d. Kitab Undang-undang Hukum Pidana data yang diperoleh di kumpulkam dan


(KUHAP) dipilah-pilah sesuai dengan permasalahan
kemudia diambil yang diperlukan.setelah
e. Undang-undang Dasar Negara dikelompokkan sesuai dengan permasalahan
Republik Indonesia 1945 kemudian dianalisis dengan memahami dan
merangkai kata yang dikumpulkan secara
2. Bahan hukum sekunder meliputi : sistematis,sehingga memperoleh gambaran
Bahan-bahan hukum sekunder berupa yang jelas tentang apa yang diteliti
pendapat hukum yang diperoleh dari kemudian data yang diperoleh disajikan
buku-buku, makalah, artikel tentang secara deskriptif.
kode etik Kepolisian, tugas dan d. Proses berpikir
wewenang Kepolisian, yang bertujuan Dalam menarik kesimpulan,proses berpikir
untuk mengetahui Fungsi Kode Etik atau prosedur bernalar digunakan secara
Kepolisian dalam Mencegah deduktif yaitu menarik kesimpulan dari
Penyalahgunaan Wewenang Sebagai penjelasan hal hal yang bersifat umum
aparat Penegakkan Hukum menuju hal hal penjelasan yang bersifat

4
khusus. Maka disebut proses berfikir secara Pengertian fungsi Kepolisian di atas
deduktif. sebagai salah satu fungsi pemerintahan Negara
di bidang pemeliharaan keamanan dan
3.HASIL DAN PEMBAHASAN ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
pelindung, pengayom dan pelayanan kepada
A.Tinjauan Mengenai Pengertian masyarakat,dan dalam hal ini pengertian
Kepolisian Kepolisian sebagai suatu lembaga adalah organ
pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu
1.Pengertian Kepolisian lembaga yang diberikan kewenangan
menjalankan fungsinya berdasarkan peraturan
Mengacu pada pasal 1 ayat (1) perundang-undangan.sehingga pengertian
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang kepolisian mencakup tentang fungsi kepolisian
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai fungsi pemerintahan dan kepolisian
mengenai pengertian dari berbagai hal yang sebagai organ pemerintahan atau suatu lembaga
berkaitan dengan kepolisian. tentang kepolisian pemerintahan.
tidak dirumuskan secara lengkap karena hanya
menyangkut soal fungsi dan lembaga polisi 2.Tugas Dan Wewenang Kepolisan
sesuai yang diatur dalam perundang-undangan
ini yang berbunyi yaitu Kepolisian adalah Tugas pokok dari Kepolisian Negara
segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi Republik Indonesia dinyatakan dalam Pasal 13
dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
perundang-undangan3. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
berikut :
Secara umum fungsi Kepolisian adalah
menyelenggarakan keamanan dan ketertiban a. Memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, masyarakat
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam b. Menegakkan hukum
negeri.fungsi kepolisian yang ada di c. Memberikan perlindungan,pengayoman
masyarakat menjadi aman, tentram, tertib, dan pelayanan kepada masyarakat
damai dan sejahtera. fungsi kepolisian (POLRI)
terkait erat dengan Good Governance, yaitu Tugas Kepolisian Negara Republik
sebagai alat Negara yang menjaga kamtibmas Indonesia tersebut berkaitan dengan tugasnya
(keamanan dan ketertiban masyarakat) yang dalam proses penegakan hukum. dalam rangka
bertugas melindungi, mengayomi dan melayani proses penegakan hukum pidana, wewenang
masyarakat serta menegakkan hukum yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia selain
sebagai salah satu fungsi pemerintahan hukum, terdapat dalam KUHAP juga terdapat dalam
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan Pasal 16 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
kepada masyarakat yang diperoleh secara tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
atributif melalui ketentuan Undang-Undang ( dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya
Pasal 30 UUD 1945 dan pasal 2 Undang- Kepolisian Negara Republik Indonesia harus
Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang POLRI). mendasarkan setiap tindakannya pada norma
hukum, agama, kesopanan dan kesusilaan serta
menjunjung tinggi hak asasi manusia.
diperlukan adanya kode etik profesi Kepolisian
3
M. Karjadi, 1978, Polisi ( Filsafat Dan yang dapat membatasi sikap dan perilaku aparat
Perkembangan Hukumnya ), Politeia, Hlm 101. Kepolisian dalam mengemban tugas dan

5
wewenangnya di dalam masyarakat maupun di l. memberikan bantuan pengamanan dalam
dalam kesatuan korps Kepolis4ian. sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta
Sedangkan wewenang Kepolisian kegiatan masyarakat;dan
terdapat di dalam Pasal 15 Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian m. menerima dan menyimpan barang
Negara Republik Indonesia secara umum temuan untuk sementara waktu.
berwenang:
Tugas Polri masih cukup luas karena
a. menerima laporan dan/atau pengaduan; keterlibatannya pada wewenang administrasi
negara (public administration), wewenang
b. membantu menyelesaikan perselisihan administrasi pengamanan keamanan negara
warga masyarakat yang dapat (security and defance administration) dan
mengganggu ketertiban umum; wewenang administrasi peradilan pidan
(administration of criminal judtice). dalam hal
c. mencegah dan menanggulangi mengadakan tindakan yang bertanggungjawab
tumbuhnya penyakit masyarakat; sebagaimana yang diharapkan agar tidak
d. mengawasi aliran yang dapat bertentangan dengan suatu aturan hukmn, yang
menimbulkan perpecahan atau berarti selaras dengan kewajiban hukum yang
mengancam persatuan dan kesatuan melandasi dilakukannya tindakan tersebut.
bangsa; Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya
Kepolisian Negara Republik Indonesia harus
e. mengeluarkan peraturan kepolisian mendasarkan setiap tindakannya pada norma
dalam lingkup kewenangan administratif hukum, agama, kesopanan dan kesusilaan serta.
kepolisian; menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Diperlukan adanya kode etik profesi Kepolisian
f. melaksanakan pemeriksaan khusus yang dapat membatasi sikap dan perilaku aparat
sebagai bagian dari tindakan kepolisian Kepolisian dalam mengemban tugas dan
dalatn rangka pencegahan; wewenangnya di dalam masyarakat maupun di
dalam kesatuan korps Kepolisian.
g. melakukan tindakan pertama di tempat
kejadian; Sehingga Polisi dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya harus berlandaskan
h. mengambil sidik jari dan identifikasi pada etika moral dan hukum, bahkan menjadi
lainnya serta memotret seseorang komitmen dalam batin dan nurani bagi setiap
insan polisi, sehingga penyelenggaraan fungsi,
i. mencari keterangan dan barang bukti;
tugas dan wewenang kepolisian bisa bersih dan
j. menyelenggarakan Pusat Informasi baik. Dengan demikian akan terwujud konsep
Kriminal Nasional; good police sebagai prasyarat menuju good-
governance.
k. mengeluarkan surat ijin dan/atau surat
keterangan yang diperlukan dalam B. Tinjauan Mengenai Kode Etik Kepolisian
rangka pelayanan masyarakat;
1.Pengertian Kode Etik

kode etik adalah suatu sistem norma


4
http://sosbud.kompasiana.com,diakses26 mei 2016 atau nilai dan juga aturan profesional tertulis
jam 21.00 yang secara tegas menyatakan apa yang benar

6
dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak kemudian mengikat secara moral bagi seluruh
baik bagi profesional. kode etik menyatakan anggota yang tergabung dalam organisasi
perbuatan apa saja yang benar atau profesi tersebut, oleh karena itu antara
salah,perbuatan apa yang harus dilakukan dan organisasi profesi yang satu dengan organisasi
perbuatan apa yang harus dihindari atau secara lainnya memiliki rumusan kode etik profesi
singkatnya definisi kode etik yaitu suatu pola yang berbeda-beda, baik unsur normanya
aturan, tata cara, tanda, pedoman etis ketika maupun ruang lingkup dan wilayah berlakunya.
melakukan suatu kegiatan atau suatu pekerjaan.
kode etik merupakan pola aturan atau tata cara 2.Pengertian Kode Etik Kepolisian
sebagai pedoman berperilaku.
Kode etik bagi profesi Kepolisian tidak
kode etik adalah suatu sistem norma hanya didasarkan pada kebutuhan profesional,
atau nilai dan juga aturan profesional tertulis tetapi juga telah diatur secara normatif dalam
yang secara tegas menyatakan apa yang benar Undang Undang No. 2 Tahun 2002 tentang
dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
baik bagi profesional. kode etik menyatakan ditindaklanjuti dengan Peraturan Kapolri,
perbuatan apa saja yang benar atau sehingga Kode Etik Profesi Polri berlaku
salah,perbuatan apa yang harus dilakukan dan mengikat bagi setiap anggota Polri. Terdapat
perbuatan apa yang harus dihindari atau secara pada Pasal 1 angka 5 Peraturan Kepala
singkatnya definisi kode etik yaitu suatu pola Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 14
aturan, tata cara, tanda, pedoman etis ketika Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi
melakukan suatu kegiatan atau suatu pekerjaan. Kepolisian Negara Republik Indonesia
kode etik merupakan pola aturan atau tata cara disebutkan bahwa,norma-norma atau aturan-
sebagai pedoman berperilaku5. aturan yang merupakan kesatuan landasan etik
atau filosofis yang berkaitan dengan perilaku
Sedangkan Kode etik profesi maupun ucapan mengenai hal-hal yang
adalahpedoman sikap, tingkah laku dan diwajibkan, dilarang, patut, atau tidak patut
perbuatan dalam melaksanakan tugas dalam dilakukan oleh Anggota Polri dalam
kehidupan sehari-hari atau merupakan daftar melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung
kewajiban dalam menjalankan suatu profesi jawab jabatan.
yang disusun oleh para anggota profesi itu
sendiri dan mengikat mereka dalam praktik. Polisi adalah hukum yang hidup
Kode etik profesi berisi nilai-nilai etis yang melalui polisi ini, janji-janji dan tujuan hukum
ditetapkan sebagai sarana pembimbing dan untuk mengamankan dan melindungi
pengendati bagaimana seharusnya atau masyarakat menjadi suatu kenyataan. Sebagai
seyogyanya pemegang profesi bertindak atau suatu profesi maka di dalam kepolisian
berperilaku ataa berbuat dalam menjalankan diperlukan upaya pemolisian profesi, karena
profesinya. Jadi, nilai-nilai yang terkandung polisi merupakan suatu pekerjaan yang
dalam kode etik profesi adalah nilai-nilai etis. memiliki kedudukan yang strategis dalam
bidang penegakan hukum. Profesi Polri
Kode etik profesi lahir dari dalam memiliki standar persyaratan yang bermacam-
lembaga atau organisasi profesi itu sendiri yang macam dalam bidang perekrutannya dan
merupakan salah satu organisasi yang
mengembangkan sendiri suatu pengetahuan
5
Satjipto Rahardjo, (dalam Sitorus), 2003, Mengkaji teoritis.kepolisian juga merupakan suatu badan
Kembali Peran Dan Fungi Polri Dalam Era yang mempunyai dan melaksanakan kode etik
Reformasi, Makalah Seminar Nasional, Jakarta, , dan memiliki otonomi politik untuk mengontrol
h.27-28

7
nasibnya sendiri. kode etik diperlukan untuk dan berwibawa, dihargai dan dicintai
melindungi kalangan profesi ini dari hal-hal masyarakat.
yang tidak diinginkan.
Untuk mendukung tujuankepolisian di atas,
Dari penjelasan di atas, kode etik juga polisi juga memiliki tugas- tugas tertentu
dapat berfungsi sebagai alat perjuangan untuk sebagaimana tercantum dalam Pasal 2Peraturan
menjawab persoalan-persoalan hukum yang ada Kepala Kepolisian Republik Inddonesia
di dalam masyarakat.wujud kode etik polri mengenai tujuan Kode Etik Polisi adalah
tersebut sangat erat kaitannya dengan tugas dan sebagai berikut :
fungsi Polri yaitu menjaga ketertiban,
keamanan, dan kesejahteraan masyarakat. kode a Menerapkan nilai-nilai Tribrata dan
etik yang dimiliki Kepolisian Republik Catur Prasetya dalam pelaksanaan tugas
Indonesia tidak bisa lepas dari keberadaannya dan wewenang umum kepolisian.
sebagai pengayom masyarakat, sehingga
hubungan antara masyarakat dan Kepolisian b Memantabkan
harus berjalan dengan erat dan baik, karena profesionalisme,integritasdan
akan mustahil, kode etik polri terwujud apabila akuntabilitas Anggota Polri
masyarakat tidak bisa diajak bekerjasama. c Menyamakan pola pikir,sikap dan tindak
tentunya juga, Kepolisian dalam menjalankan Anggota Polri
kode etik Kepolisian harus memahami6 prinsip-
prinsip etika profesi luhur Kepolisian. d Menerapkan standar profesi Polri dalam
pelaksanaan tugas Polri dan
3.Tujuan Kode Etik Kepolisian
e Memuliakan profesi Polri dengan
Pada dasarnya tujuannya adalah penegakan KEPP
berusaha meletakkan Etika Kepolisian secara
proposional dalam kaitannya dengan C.Tinjauan Mengenai Mekanisme
masyarakat.sekaligus juga bagi polisi berusaha Penerapan Kode Etik Kepolisian
memberikan bekal keyakinan bahwa
internalisasi Etika kepolisian yang benar, baik 1.Mekanisme Penerapan Kode Etik
dan kokoh, akan merupakan sarana untuk :
Sebagaimana proses penegakan hukum
a Mewujudkan kepercayaan diri dan pada umumnya dalam penerapan Kode Etik
kebanggan sebagai seorang polisi, yang Profesi Polri juga tidak terlepas dari lima faktor
kemudian dapat menjadi kebanggan bagi yang saling terkait dengan eratnya karena
masyarakat. merupakan esensi dari penegakan hukum itu
sendiri. Mulai dari faktor hukumnya, faktor
b Mencapai sukses penugasan. penegak hukumnya, faktor masyarakat dalam
hal ini anggota Polri sebagai objek dari
c Membina kebersamaan, kemitraan penegakan hukum Kode Etik Profesi Polri dan
sebagai dasar membentuk partisipasi faktor kebudayaan dalam organisasi Polri
masyarakat. maupun dalam masyarakat pada umumnya, dan
d Mewujudkan polisi yang professional, untuk mengetahui sejauh mana kelima faktor
efektif, efesien dan modern, yang bersih tersebut sebagai tolak ukur bagi efektivitas
penegakan hukum Kode Etik Profesi Polri.
Berangkat dari teori inilah faktor-faktor yang
menjadi mempengaruhi penerapan Kode Etik
6
Ibid, Hlm.49.

8
Profesi Kepolisian sebagai bentuk akuntabilitas pembimbing perilaku anggota Polri dalam
kinerja Polri. menjalankan pengabdian profesinya dan
sebagai pengawas hati nurani agar anggota
Terkait dengan penyimpangan polisi di Polri tidak melakukan perbuatan tercela yang
Indonesia pada dasarnya telah diantisipasi oleh bertentangan dengan nilai-nilai etis dan tidak
Polri melalui berbagai instrumen pengawasan melakukan penyalahgunaan wewenang atas
terhadap personil polisi. Pertama, melalui profesi Kepolisian yang dijalankannya. Kode
keberadaan instrumen legal berupa etik profesi kepolasian merupakan kristalisasi
peraturan.Selain pelanggaran pidana yang dari nilai-nilai Tribata yang dilandasi dan
secara umum diatur dalam KUHP, dalam dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jati
melaksanakan fungsi pengawasan terhadap diri setiap anggota Polri dalam wujud
personilnya, Polri memiliki dua landasan utama komitmen moral yang meliputi etika
yaitu melalui keberadaan peraturan disiplin dan kepribadian, etika kenegaraan, etika
kode etik profesi.Peraturan disiplin anggota kelembagaan dan etika dalam, hubungan
Polri diatur melalui PP No. 2 Tahun dengan masyarakat. Pada peraturan sebelumnya
2003.Landasan kedua adalah Kode Etik Profesi etika profesi Polri hanya meliputi etika
Polri yang diatur dalam Peraturan Kapolri pengabdian, etika kelembagaan dan etika
Nomor 14 Tahun 2011. Permasalahannya kenegaraan.
adalah sulit untuk memisahkan secara tegas
antara berbagai aturan intern tersebut, selalu 2.Sanksi Terhadap Polisi Yang Melakukan
ada warna abu-abu, selalu ada sisi terang dan Pelanggaran Kode Etik Kepolisian
sisi gelap, akan selalu ada tumpang tindih
antara berbagai aturan tersebut. Permasalahan Dalam Perkap Nomor 14 Tahun 2011
lain selain masalah di atas adalah Tentang Kode Etik Profesi Polri Pasal 21
seringnyaperaturan yang mengatur tentang dijelaskan bahwa ada tujuh (7) jenis sanksi
Kode Etik Profesi Polri ini dilakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dimana
perubahan. Sebagaimana diketahui sebelum anggota Polri yang dinyatakan sebagai
ditetapkannya Peraturan Kapolri Nomor 14 Pelanggar sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi 20 ayat (2) Peraturan Kapolri Nomor 14 tahun
Kepolisian, sebelumnya sudah ada dua 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian
Peraturan Kapolri yang mengatur tentang hal Negara Republik Indonesia dikenakan sanksi
yang sama, yaitu Keputusan Kapolri No.Pol: pelanggaran Kode Etik Profesi Polri berupa :
KEP/32/VII/2003 dan Peraturan Kapolri
Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2006. a Perilaku Pelanggar dinyatakan sebagai
Artinya, peraturan tentang Kode Etik Profesi perbuatan tercela.
Kepolisian ini sudah dua kali mengalami b Kewajiban Pelanggar untuk meminta
perubahan. Di samping itu, Peraturan tentang maaf secara lisan dihadapan Sidang
Kode Etik Profesi Kepolisian yang baru ini Komisi Kode Etik Profesi dan/atau
tidak tersedia penjelasan yang memadai bahkan secara tertulis kepada pimpinan Polri dan
tidak ada penjelasan sama sekali. Akibat pihak yang dirugikan.
peraturan yang multitafsir tersebut masing-
masing pihak akan memiliki penafsiran yang c Kewajiban Pelanggar untuk mengikuti
berbeda-beda, sehingga dapat membuka pembinaan mental kepribadian,
peluang terjadinya manipulasi dalam kejiwaan, keagamaan dan pengetahuan
penegakan hukum yang pada akhirnya profesi, sekurang-kurangnya 1 (satu)
menimbulkan ketidakpastian hukum.Fungsi minggu dan paling lama 1 (satu) bulan.
Kode Etik Profesi Polri adalah sebagai

9
d Dipindahtugaskan ke jabatan berbeda f Melakukan perbuatan dan berperilaku
yang bersifat Demosi sekurang- yang dapat merugikan dinas kepolisian,
kurangnya 1 (satu) tahun. antara lain berupa :

e Dipindahtugaskan ke fungsi berbeda 1 Kelalaian dalam melaksanakan tugas


yang bersifat Demosi sekurang- dan kewajiban, dengan sengaja dan
kurangnya 1 (satu) tahun. berulang-ulang dan tidak menaati
perintah atasan, penganiayaan
f Dipindahtugaskan ke wilayah berbeda terhadap sesama anggota Polri,
yang bersifat Demosi sekurang- penggunaan kekuasaan diluar batas,
kurangnya 1 (satu) tahun dan/atau sewenang-wenang, atau secara salah,
sehingga dinas atau perseorangan
g PTDH sebagai anggota Polri. menderita kerugian.
Pasal 21 ayat (3) Peraturan Kapolri 2 Perbuatan yang berulang-ulang dan
Nomor 14 tahun 2011 sanksi administrasi bertentangan dengan kesusilaan yang
berupa rekomendasi PTDH sebagaimana dilakukan di dalam atau di luar dinas
dimaksud pada ayat (1) huruf g dikenakan dan
kepada Pelanggar KEPP yang melakukan
Pelanggaran meliputi : 3 Kelakuan atau perkataan dimuka
khalayak ramai atau berupa tulisan
a Dipidana penjara berdasarkan putusan yang melanggar disiplin.
pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dan menurut g Melakukan bunuh diri dengan maksud
pertimbangan pejabat yang berwenang menghindari penyidikan dan/atau
tidak dapat dipertahankan untuk tetap tuntutan hukum atau meninggal dunia
berada dalam dinas Polri; sebagai akibat tindak pidana yang
dilakukannya.
b Diketahui kemudian memberikan
keterangan palsu dan/atau tidak benar h Menjadi anggota dan atau pengurus
pada saat mendaftarkan diri sebagai partai politik yang diketahui kemudian
calon anggota Polri; telah menduduki jabatan atau menjadi
anggota partai poltik dan setelah
c Melakukan usaha atau perbuatan yang diperingatkan ditegur masih tetap
nyata-nyata bertujuan mengubah mempertahankan statusnya itu dan
Pancasila, terlibat dalam gerakan, atau
melakukan perbuatan yang menentang i Dijatuhi hukuman disiplin lebih dari 3
Negara dan/atau Pemerintah Republik (tiga) kali dan dianggap tidak patut lagi
Indonesia. dipertahankan statusnya sebagai anggota
Polri.
d Melanggar sumpah/janji anggota Polri,
sumpah/janji jabatan dan/atau Kode Etik Selain diatur dalam peraturan kode etik
Profesi Polri. profesi Polri, tingkah laku anggota juga diatur
dalam peraturan disiplin yang harus ditaati.
e Meninggalkan tugasnya secara tidak sah apabila anggota tersebut melanggar peraturan
dalam waktu lebih dari 30 (tigapuluh) disiplin maka anggota akan dikenakan sanksi
hari kerja secara berturut-turut. disiplin sesuai dengan yang diamanatkan dalam
PP No 2 tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin

10
Anggota Kepolisian Negara Republik D.Tinjauan Mengenai Kendala Yang Di
Indonesia. bagi anggota yang melanggar Hadapi Pimpinan Polisi Dalam Menerapkan
peraturan disiplin maka dapat dikenakan sanksi Sanksi
berupa tindakan disiplin atau hukuman
disiplin7. Sikap tegas seorang pemimpin sangat
diperlukan oleh sebuah organisasi besar seperti
Tindakan disiplin sesuai yang diatur Polri.Kode etik kepolisian dalam
dalam Pasal 8 undang-undang diatas berupa pelaksanaannya untuk mencega
teguran lisan dan tindakan fisik dan yang penyalahgunaan wewenang kepolisian dewasa
berhak untuk menjatuhkan tindakan ini adalah ini sudah berfungsi dan berjalan sebagaimana
ankum dari anggota tersebut dan hukuman mestinya tetapi belum maksimal, akan tetapi
disiplin sesuai yang diatur dalam pasal 9 banyak faktor yang menyebabkan masih
undang-undang diatas dapat dikenakan sanksi banyaknya pelanggaran kode etik yang masih
berupa: kerap dilakukan anggota kepolisian.
Kode etik membatasi ruang gerak anggota polri
a Teguran tertulis. untuk melakukan penyimpangan-
penyimpangan didalam wewenangnya.
b Penundaan mengikuti pendidikan paling Sehingga banyak faktor yang menyebabkan
lama 1 tahun. kode etik tidak berjalan secara maksimal.
c Penundaan kenaikan gaji berkala.
 Seperti yang dialamai anggota
Bidpropam Polda DIY kompol Muhammad
d Penundaan kenaikan pangkat untuk
Sumarno mengatakan, kendala yang dihadapi
paling lama 1 tahun.
 Bidpropam dalam menegakkan Kode Etik
e Mutasi yang bersifat demosi. Profesi Polri antara lain sulitnya untuk
melakukan pemahaman yang dilakukan oleh
f Pembebasan dari jabatan. anggota Bidpropam untuk memisahkan secara
tegas antara aturan intern Polri seperti antyara
g Penempatan dalam tempat khusus paling peraturan disiplin dan Kode Etik Profesi.
lama 21 hari. kendala selanjutnya mencakup tentang faktor
kesadaran dan kepatutan dari anggota Polri
Dari uraian di atas, sebagai bentuk dalam hal ini sebagai objek dalam penegakan
akuntabilitas kinerja Polri serta agar hukum Kode Etik Profesi Polri.Dimana tingkat
memberikan efek jera bagi setiap anggota Polri kesadaran dan kepatutan anggota Polri tersebut
yang melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi atas peraturan Kode Etik Profesi Polri yang
Polri, maka penindakan harus diproses secara mengikat dan berlaku bagi setiap anggota Polri
transparan, tegas dan bertanggung jawab. masih relatif rendah sehingga pelanggaran
Sehingga setiap anggota Polri yang melakukan Kode Etik Profesi Polri tetap terjadi.Maka
pelanggaran disiplin dan pelanggaran sebagai upaya pemulihan dan penegakan
administratif dapat menerapkan sanksi tersebut hukum pimpinan dalam hal ini dituntut untuk
sebagaimana mestinya. memberikan sanksi kepada anggota Polri yang
melakukan pelanggaran Kode Etik itu sendiri
melalui siding Kode Etik.kendala yang terakhir
mencakup tentang faktor budaya yang melekat
bagi setiap anggota Polri, yaitu adanya rasa
7 segan dari Bidpropam Polda DIY dalam
Warsito Hadi Utomo, 2005, Hukum Kepolisan Di
Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta, hlm 174. memeriksa anggota Polri yang melakukan

11
pelanggaran Kode Etik Profesi Polri.Sehingga L, J., & Sulivan. (1992). Pengantar Ilmu
belum terciptanya supremasi hukum yang Kepolisian. Jakarta: PPTIK.
diinginkan.
Nuh, M. (2011). Etika Profesi Hukum. Jakarta:
Pustaka Setia.

4.KESIMPULAN Sadjijono. (2010). Memahami Hukum


Kepolisian. Jakarta: Laksbang Pressindo.
1. Kode Etik Kepolisian sebagaimana
diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor Suhrawardi K. Lubis, S. (2006). Etika Profesi
14 Tahun 2011 sudah berfungsi terhadap Hukum. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
anggota kepolisian selaku aparat penegak
hukum. Sehingga dengan berfungsinya Suparlan, & Parsudi. (2007). Kode Etik Polri
kode etik kepolisian tersebut maka bisa Guna Menunjang Profesionalisme
menekan pelanggaran-pelanggaran Kepolisian. Jakarta: Jurnal Polisi
terhadap kode etik kepolisian yang Indonesia.
berkaitan dengan etika kenegaraan, etika
kelembagaan, etika kemasyarakatan dan Utomo, W. H. (2008). Hukum Kepolisian di
etika kepribadian.dan setiap anggota Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka.
kepolisian tersebut harus tunduk pada Peraturan Perundang-undangan:
kode etik tersebut.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
2. Kepolisian di dalam upaya menerapkan Kepolisian Negara Republik Indonesia
sanksi bagi pelaku pelanggaran Kode
Etik Kepolisian ternyata mengalami Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
kendala, antara lain : Indonesia Nomor 7 Tabun 2006 Tentang
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
a Masih rendahnya pemahaman tentang Republik Indonesia.
Kode Etik oleh anggota kepolisian
dan pemahaman dari Bidpropam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
sendiri mengenai tipisnya perbedaan Indonesia Nomor 14 Tahun 2011
antara aturan intern Polri dan Kode Tentang Kode Etik Kepolisian Negara
Etik Profesi. Republik Indonesia.
b Masih adanya rasa segan dari Website:
Bidpropam untuk memeriksa
koleganya sendiri. http://e31.blogspot.com/2011/10/makalah-
kode-etik-profesi.html.
5.DAFTAR PUSTAKA
http://www.polri.go.id Tentang Polri, 6
Buku : september 2011
Koesparmono, I. (2000). Polri Mandiri dan www.suarapembaruan.com/News/2011/08/07/E
Kebudayaannya. Jakarta: Jurnal Polisi ditor/edit01
Indonesia.
www.kamusbahasaindonesiaonline.com/11/11/
Kunarto. (2004). Perilaku Organisasi Polri. 2011
Jakarta: Citra Manunggal.
http://www.propam.polri.go.id/?mnu=2

12
13

You might also like