Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This research is backgrounded by some environmental problems which increasingly worries day plus the problem of
management of natural resources that are not friendly and tend to be greedy. The rapid pace of development and
population growth in the past decade has led to the conversion of forest and agricultural land into industrial,
plantation and residential areas, resulting in degradation of uncontrolled environmental damage and pollution. The
main purpose of this research is to know how environmental management conducted by Pondok Pesantren SPMAA
Lamongan, East Java. In addition, the purpose of this study to find out how the implementation of environmental
management conducted by the boarding school as a mirror of concern for the surrounding environment. This
research uses qualitative approach. This means that the data collected is not a number, but the data comes from
interviews, personal documents, memo notes, field notes, and other official documents. So that the purpose of this
study is to describe the empiric reality behind the phenomenon in depth, detailed, and thorough. This research
concludes that every pesantren has its own characteristic in running the concept of ekopesantren that exist, and in
this pesantrenen pesantren SPMAA ekopesantren understood as pesantren that can coexist with nature and full of
lesson will utilize resources wisely and wisely. Although this boarding school has not fully implemented
ekopesantren. This is seen from ecopesantren indicator that has been fulfilled and that has not been fulfilled.
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa masalah lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, ditambah masalah pengelolaan sumber
daya alam yang penuh eksploitasi. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat dalam dekade terakhir telah menyebabkan konversi hutan dan
lahan pertanian menjadi kawasan industri, perkebunan dan pemukiman, yang mengakibatkan degradasi kerusakan dan pencemaran
lingkungan yang tidak terkendali. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan lingkungan dilakukan
oleh Pondok Pesantren SPMAA Lamongan, Jawa Timur. Selain itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan
manajemen lingkungan yang dilakukan oleh pesantren sebagai cermin kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Ini berarti bahwa data yang dikumpulkan bukan angka, tetapi datanya berasal dari wawancara,
dokumen pribadi, nota memo, catatan lapangan, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan
realitas empiris dibalik fenomena secara mendalam, mendetail, dan menyeluruh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap pesantren
memiliki karakteristik tersendiri dalam menjalankan konsep ekopesantren yang ada, dan di pesantren pesantrenen SPMAA ini
ekopesantren dipahami sebagai pesantren yang dapat hidup berdampingan dengan alam dan penuh pelajaran akan memanfaatkan sumber
daya secara bijak dan bijaksana. Meskipun pesantren ini belum sepenuhnya menerapkan ekopesantren. Hal ini terlihat dari indikator
ecopesantren yang telah terpenuhi dan yang belum terpenuhi.
melalui ekopesantren. Pondok pesantren telah dicangakan oleh UNESCO, 2010 yaitu
institusi penting dan fleksibel sebagai solusi jangka panjang pada perubahan
lembaga yang dibutuhkan dan dekat dengan perilaku manusia agar dapat hidup
lingkungan dan dapat berpengaruh pada sesuai dengan MoU antara Kementrian
modal sosial yang terus diberikan penguatan Peran Lembaga Pendidikan Islam dalam
lembaga pendidikan tradisional Islam yang Indonesia akan menjadi sebuah proyek
Pada konferensi yang digelar pada 9- lahan dengan kegiatan ramah lingkungan,
10 April 2010 tersebut dihadiri oleh 23 pengelolaan sanitasi dan MCK yang bersih
delegasi asing dari 14 negara termasuk dari dan sehat, rancangan pembangunan fisik
Mesir, Libya, Filipina, Amerika Serikat, yang ramah lingkungan.
Malay-sia,Yordania, Inggris, serta 75 Kedua, pengembangan kegiatan
peserta dari berbagai pesantren di Indonesia. lingkungan berbasis partisipatif. Dalam hal
Konferensi tersebut membahas masalah ini pesantren harus berpartisipasi langsung
pengelolaan lingkungan yang akan dalam meberikan pendidikan lingkungan
diterapkan pada pondok hidup kepada santri dan juga masyarakat
pesantren/“ecopesantren” (Pradini, 2017). sekitar pondok pesantren tersebut, misalnya
Terkait beberapa indikator “ecopesantren”, dengan turut ikut dalam kegiatan menanam
Fahruddin Majeri Mangunjaya (2006), pohon di daerah dimana pondok pesantren
mengatakan bahwa dalam mewujudkan tersebut berada, dan mengikuti program
“ecopesantren”. ada beberapa indikator padam satu jam dalam kampanye “earth
yang ditetapkan sebagai berikut: hour” yang diadakan oleh WWF.
Pertama, pengelolaan sarana Ketiga, Pengembangan kurikulum
pendukung pesantren ramah lingkungan. berbasis lingkungan.Penyampaian materi
Tentunya untuk mewujudkan ekopesantren lingkungan hidup kepada para santri dapat
harus memiliki sarana dan prasarana dilakukan melalui kurikulum secara
pendukung yang mumpuni dan terintegrasi dan terpadu, ataupun mata
mencerminkan upaya-upaya pengelolaan pelajaran tersendiri.
lingkungan hidup. Pengembangan sarana Model pembelajaran dan metode
pendukung pondok pesantren untuk belajar yang bervariasi dilakukan untuk
pendidikan lingkungan hidup, peningkatan memberikan pemahaman kepada santri
kualitas pengelolaan lingkungan hidup di tentang lingkungan hidup yang dikaitkan
dalam dan di luar pondok pesantren, dengan rutinitas sehari-hari. Pengembangan
penghematan sumber daya alam (listrik, air, kurikulum berbasis lingkungan hidup dapat
kertas), peningkatan kualitas pelayanan dicapai dengan hal-hal berikut;
makan halal dan sehat, pengembangan Pengembangan model pembelajaran
sistem pengelolaan sampah, pemanfaatan yang terintegrasi,dan pengembangan materi
Volume XIX Nomor 1 Maret 2018 e- ISSN : 2580-9199
76
tentang lingkungan hidup yang ada di melalui media pembinaan mental spiritual.
masyarakat, pengembangan metode belajar Pondok Pesantren SPMAA lahir dari
berbasis lingkungan Islami, pengembangn keprihatinan Bapak Guru MA. Muchtar atas
kegiatan kurikuler untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat di daerah
pengetahuan dan kesadaran santri tentang tertinggal yang secara kuantitatif masih
lingkungan hidup, pengamalan ajaran Islam mendominasi sistem sosial masyarakat.
tentang lingkungan hidup dalam kegiatan Ironisnya kala itu masih sedikit lembaga
ekopesantren. yang mau menjamah dan memfasilitasi
Keempat, kebijakan pesantren berbagai permasalahan dan kebutuhan
peduli dan berbudaya lingkungan.di sini masyarakat tersebut. Mengacu pada realitas
pesantren dianjurkan untuk mengeluarkan yang demikian itu, maka di awal kiprahnya,
kebijakan dan memfasilitasi santri nya prakarsa untuk mewujudkan gagasan
dalam meneyelenggarakan ketertiban tersebut dikembangkan melalui pesantren
lingkungan hidup secara administratif. sebagai sumber inspirasi, motivasi dan
Misalnya dengan membuat Ikatan Santri inovasi dalam pembangunan masyarakat.
Madrasatul Islamiyah (ISMI) yang Pondok Pesantren SPMAA
membawahi berbagai seksi kegiatan mempunyai potensi yang besar untuk
lingkungan, antara lain: pertanian, disiplin, menjadi Pondok Pesantren yang menerapkan
bahasa, dan kesehatan lingkungan konsep ekopesantren, serta dapat
(kebersihan). mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
Studi Kasus Penelitian ini adalah melestarikan lingkungan dan menanggulangi
Pondok Pesantren Sumber Pendidikan kerusakan lingkungan yang sesuai dengan
Mental Agama Allah. Pondok Pesantren nilai-nilai Agama Islam.
Sumber Pendidikan Mental Agama Allah, Pesantren ini memiliki visi sebagai
atau yang lebih dikenal sebagai Pondok beriku: “Bersama Para Pihak
Pesantren SPMAA dikenal sebagai sebuah Mengembalikan Nilai-nilai, Hak Manusia,
lembaga pengembangan swadaya Bumi, Alam dan Isinya Pada Aslinya”. Dari
masyarakat nirlaba yang bergerak dalam visi dijabarkan menjadi misi antara lain: (1)
bidang sosial, pendidikan, lingkungan hidup menjadikan 3 proyek besar umat manusia
dan peningkatan ekonomi masyarakat sebagai arah hidup manusia dan kebijakan
Volume XIX Nomor 1 Maret 2018 e- ISSN : 2580-9199
77
global para pengambil keputusan di dunia; metode observasi atau wawancara untuk
dan (2) Menciptakan situasi kerja yang memperkuat data yang diperoleh.
belajar, bekerja dan berdo’a secara simultan Teknik pengumpulan data yang
dengan mindset ingat Allah, ingat Mati, dan dipergunakan dalam penelitian ini
kasih sesama. menggunakan dokumen dan
Jika jangka panjang hidup tanpa nilai wawancara.Wawancara ditujukan kepada
ketuhanan dan lamanya dari kepemimpinan masing-masing unit dan masyarakat sekitar
umat serta orientasi hidup sesaat menjadi terkait dengan Islam yang dipahami dan
rusaknya tatanan nilai, budaya, hukum, akal ditransformasikan yang diterjemahkan
budi, sosial dan lingkungan. Dengan dalam berbagai aktivitas (dakwah). Analisis
demikian maka diperlukan strategi baru dan penelitian ini terdapat tiga hal utama yang
besar untuk mengembalikan pada aslinya menurut Miles dalam J Moeleong Lexy
secara cepat, tepat, terencana, teroganisir, (2001), untuk menganalisis data yaitu:
dan benar untuk mengimplementasikan 5 reduksi data, penyajian data, dan penarikan
(lima) strategi dasar, yakni memanusiakan kesimpulan/ verifikasi sebagai suatu yang
manusia, mengagamakan agama, jalin-menjalin pada saat sebelum, selama,
mengislamkan Islam, mengimankan iman dan sesudah pengumpulan data dalam
dan mengalamkan alam. bentuk yang sejajar, untuk membangun
wawasan umum yang disebut analisis.
METODOLOGI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian
Berdasarkan analisis konten Eco-
lapangan (Kualitatif). Lokasi penelitiannya
pesantren dan studi kasus di pesantren
di Pondok Pesantren Sumber Pendidikan
SPMAA Lamongan, Jawa Timur, maka
Mental Agama Allah Jalan Raya Turi No.61,
ditemukan beberapa hal sebagai berikut:
RT.01 / RW.01, Turi, Kabupaten Lamongan,
Jawa Timur 62252. Sumber penelitian ini A. Konsep Ecopesantren
dikelompokkan menjadi dua, yaitu data Menurut berbagai refensi terkait,
primer dan data sekunder. Selain itu bahwa konsep Eco-Pesantren berasal dari
ditambah dengan metode wawancara dan dua kata, yaitu Eco dan Pesantren. Eco
Volume XIX Nomor 1 Maret 2018 e- ISSN : 2580-9199
78
diambil dari kata ecologi yang merupakan yang tidak menghargai lingkungan bahkan
terminology yang erat kaitannya dengan sampai merusaknya menandakan lemahnya
lingkungan hidup. Sedangkan pesantren keimanan mereka. Sebaliknya, semakin
adalah definisi yang dipahami dan terjaganya ekosistem menggambarkan
digunakan untuk institusi pendidikan khas kuatnya iman mereka, minimal dengan
Indonesia yang mengajarkan ilmu-ilmu upaya ini kesadaran bahwa lingkungan dan
keislaman. Maka eco-pesantren diartikan manusia menjadi satu kesatuan.
sebagai sebuah institusi pendidikan Islam Proses belajar yang banyak
yang mempunyai kepedulian terhadap dilakukan pesantrenpun tidak pernah
lingkungan hidup dan melakukan aktivitas- terlepas dari alam. sejak dahulu, santri sudah
aktivitas untuk pelestarian dan perlindungan dibiasakan menerima proses belajar
sumberdaya alam dan lingkungan hidup. mengajar dengan kondisi yang tidak pernah
Pesantren tentu tidak bisa dilepaskan lepas dari alam bebas. Sebagian kecil saja
dari nilai dan tradisi keislaman. Begitu proses belajar terjadi di dalam kelas
mulianya tradisi ini sehingga menjadi sedangkan sisanya banyak mendorong
panduan hidup yang dijalani oleh seluruh interaksi dengan alam. Banyak juga
komponen didalam pesantren. Sebut saja, pesantren yang menggunakan sepeda
beberapa Pesantren di Jakarta meskipun di sebagai alat transportasi keseharian mereka,
dalamnya tumbuh bangunan yang padahal disisi lain banyak masyarakat
menjulang, tetapi keasrian dan kearifan berlomba mengkoleksi kendaraan yang
lingkungan tetap terjaga. Pola kehidupan menggunakan bahan bakar.
yang terbangun didalamnya juga dirasa Pada tahun 2008 Kementrian
sangat menghargai alam (Irawan, 2014). Lingkungan Hidup RI telah meluncurkan
Di saat sekolah konvensional banyak program Eco-Pesantren sebagai salah satu
mengajarkan bagaimana muridnya program yang melibatkan setiap warga
menghargai lingkungan, pesantren melalui pondok pesantren untuk berperan aktif
kata sakti sang Kyai sudah mengajarkan dalam kegiatan mewujudkan lingkungan
bahwa kebersihan dan penghargaan hidup yang bersih dan sehat. Peluncuran
lingkungan menjadi salah satu bagian dari program Eco-Pesantren, tanggal 5-6 maret
keimanan. Ini berarti bahwa bagi siapapun 2008 di Asrama Haji Pondok Gede yang
Volume XIX Nomor 1 Maret 2018 e- ISSN : 2580-9199
79
hanya dibuang begitu saja maka sampah Dalam masa pengabdian santri putra
tersebut tidak memiliki nilai dan hanya (taruna) akan dikirim keluar pondok di
menjadi sampah. Namun, jika sampah yang daerah-daerah terpencil di seluruh pelosok
berserakan dapat diolah, maka sampah Indonesia dengan hanya dibekali dengan
tersebut menjadi berkah dan menjadi nilai surat pengantar dan tiket keberangkatan,
ibadah. tanpa membawa alat komunikasi dan uang.
Taruna baru boleh menghubungi pondok
Dalam Pengembangan kurikulum
pesantren pusat setelah dua bulan di tempat
Ponpes SPMAA berbasis Islam di
yang dituju. Program ini dimaksudkan untuk
antaranya:
mengasah kemampuan santri untuk
1. Pengembangan model pembelajaran mengamalkan ilmunya dalam bertahan
yang terintegrasi, ketika menginjak hidup di tempat yang belum pernah
tahun-tahun terakhir santri akan didatangi.
diarahkan ke bidang minat bakat Selanjutnya, dalam Kegiatan
yang meliputi pertanian, peternakan, lingkungan berbasis partisipatif Ponpes
komputer, dan elektro. Santri akan SPMAA mengadakan kegiatan
diajarkan kemampuan khusus pada ekstrakulikuler berbasis lingkungan.
minat dan bakat asing-masing. Ekstrakulikuler pondok pesantren selalu
2. Penggalian dan pengembangan diarahkan kepada basis lingkungan,
materi dan persoalan yang ada di walaupun ekstrakulikuler tersebut adalah
masyarakat. Setelah menyelesaikan pramuka. Akan tetapi, pesantren memiliki
tahap-tahap pendidikan, santri akan kegiatan tidak tertulis yang dilakukan secara
diwajibkan melakukan pengabdian berkala di setiap musimnya. Ketika musim
dan santri akan mendapatkan tanam atau musim panen pesantren
panggilan Taruna untuk santri putra mewajibkan seluruh santrinya untuk turut
dan Taruni untuk santri putri masa serta membantu prosesi petani. Kegiatan ini
pengabdian dilakukan selama dua disambut baik oleh petani dan menjadi
tahun. bahan belajar para santri. Para santri juga
diberikan pelatihan untuk menanam padi
organik, tambak organik, pembuatan pupuk
Volume XIX Nomor 1 Maret 2018 e- ISSN : 2580-9199
85
pondok pesantren yang mendukung itu pihak pondok pun telah ikut serta dalam
terwujudnya pondok pesantren yang bersih memperbaiki lingkungan sekitar dengan
dan sehat dengan membuat peraturan dan selalu melaksanakan kegiatan pembagian
tata tertib yang mengatur hal itu juga dengan bibit pohon kepada warga setiap tahunnya.
papan pemberitahuan tentang pentingnya Selanjutnya pengembangan sarana dan
menjaga lingkungan yang tersebar di setiap prasarana ramah lingkungan yang terdapat
sudut pesantren. di pondok pesantren sudah cukup baik,
Kurikulum berbasis lingkungan di dilihat dari aspek peningkatan kualitas
pondok pesantren SPMAA Lamongan pengelolaan lingkungan didalam dan diluar
belum terdapat kurikulum yang spesifik kawasan ponpes seperti tersedianya ruang
menjadikan pengelolaan lingkungan sebagai terbuka hijau yang luas di pondok pesantren,
salah satu aspek yang harus dipelajari santri. dan juga penghematan sumber daya air.
Hal ini disebabkan karena pondok pesantren
ini masih menjadikan kurikulum Pondok
Pesantren Gontor sebagai acuan dan Pondok DAFTAR PUSTAKA
Pesantren Darunnajah 2, yang juga belum
Anonim. 2010. dalam , Pusat Penelitian
memiliki kurikulum murni yang disusun Kebijakan Balitbang , Kementerian
oleh pihak yayasan sendiri. Meskipun Pendidikan Nasional, Jakarta.
http://www.UNESCObkk.org/index.
demikian terdapat hidden curiiculum yang Php.id = 3808
menggabungkan mata pelajaran tentang
Abdullah Mudhofir. 2010. Al-Quran dan
lingkungan dengan mata pelajaran lainnya Konservasi Lingkungan, Jakarta:
yang memang sudah termasuk dalam Dian Rakyat.