You are on page 1of 8

E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN DAN DAMPAK


SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA PADA SEKOLAH
ADIWIYATA
Karma Iswasta Eka1, Suwarno2
Pusat Studi Lingkungan Universitas Muhammadiyah Purwokerto1,2
eka2001id@icloud.com 1, pemangkulongsor@gmail.com 2

ABSTRAK
Karakter seseorang sangat mempengaruhi perbuatan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu karakter yang ingin dibentuk di sekolah dasar adalah kepedulian lingkungan.
Kepedulian lingkungan dapat dibentuk melalui bermacam-macam cara, salah satunya melalui
sekolah Adiwiyata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dampak sekolah
Adiwiyata terhadap karakter peduli lingkungan siswa. Lokasi penelitian di sekolah Adiwiyata SDN 2
Sokaraja Kulon dan SD Locondong. Pengambilan data melalui observasi nonpartisipan,
wawancara semiterstruktur, dan pencermatan dokumen serta observasi obyek penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) lingkungan sekolah sekarang masih menunjukkan sebagai
sekolah Adiwiyata yang diraih beberapa tahun yang lalu, 2) penanaman sikap peduli lingkungan
dilakukan melalui kegiatan akademik maupun non akademik, 3) karakter sikap peduli lingkungan
siswa terbentuk dengan baik melalui kegiatan akademik dan non akademik.

Kata kunci : Karakter; Peduli Lingkungan; Adiwiyata

ABSTRACT
Character is an act of person based on attitudes and behavior. Simon in Mu’in (2011: 160) says
that character is a collection of values that lead to a system, which underlies the thoughts,
attitudes, and behaviors displayed. A person's character greatly influences actions and behavior in
daily life. One of the characters who want to be formed in elementary schools is environmental
care. Environmental care can be formed through a variety of ways, one of which is through
Adiwiyata schools. The purpose of this study was to obtain a picture of the impact of Adiwiyata
School on the students' environmental care character. The study location was at Adiwiyata School,
SDN 2 Sokaraja Kulon and SD Locondong. The retrieval of data through non-participant
observation, semi-structured interviews, and scrutinizing documents and observations of research
objects.The research instrument is the researcher himself. The results showed that 1) the school
environment is still showing as an Adiwiyata school which was achieved a few years ago, 2)
planting an attitude of caring for the environment is done through academic and non-academic
activities, 3) The character of the environmental care attitude of students is well formed through
academic and non-academic activities.
Keywords : Attitudes; Environmental Care; Adiwiyata

PENDAHULUAN Pendidikan karakter yang harus


Pendidikan di Indonesia, ditanamkan pada sistem pendidikan di
khususnya pada jenjang pendidikan Indonesia ada 18 karakter, dan hal ini
dasar pada kurikulum 2013 lebih tercantum dalam rujukan yang
ditekankan pada pendidikan karakter. dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum
Pendidikan karater lebih ditekankan Pendidikan Nasional tahun 2010. Salah
karena diperlukan untuk membentuk satu pendidikan karakter yang perlu
karakter anak didik di masa depannya. ditanamkan dalam diri siswa adalah
Oleh karena itu penanaman pendidikan sikap peduli lingkungan yang tertera
karakter di jenjang sekolah dasar dalam karakter ke 16 dari 18 karakter
diterapkan melalui proses pembelajaran yang ada.
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 650
E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)


Karakter merupakan suatu dapat membentuk sikap siswa dengan
tindakan seseorang yang dilandasi cara mengintegrasikan dalam kegiatan
dengan sikap dan perilaku. Simon dalam sehari-hari dan kegiatan khusus yang
Mu’in (2011: 160) mengatakan bahwa diprogramkan. Oleh karena itu sikap
karakter adalah kumpulan tata nilai yang peduli lingkungan siswa dapat diajarkan
menuju pada suatu sistem, yang sejak anak-anak, salah satunya melalui
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku sekolah Adiwiyata.
yang ditampilkan. Karakter seseorang Banyak cara dapat diterapkan
sangat mempengaruhi perbuatan dan untuk meningkatkan kepedulian
perilaku dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan, misalnya melalui
termasuk sikap peduli lingkungan. pembelajaran di kelas sekolah dasar
Sikap peduli lingkungan adalah yang disisipkan dalam mata pelajaran,
tindakan yang selalu berupaya khususnya pada mata pelajaran yang
mencegah kerusakan pada lingkungan sesuai. Mata pelajaran yang dapat
alam di sekitarnya, dan mengembangkan disisipi pendidikan lingkungan misalnya
upaya-upaya untuk memperbaiki mapel pendidikan kewarganegaraan
kerusakan alam yang sudah terjadi untuk nilai demokrasi dan patriotisme
(Puskurnas, 2010). Sikap peduli dan pembelajaran IPA (Muchlas Samani
lingkungan perlu diajarkan sejak dini dan Hariyanto, 2012: 54). Pendidikan
karena banyaknya kerusakan lingkungan lingkungan juga dapat melalui
yang terjadi di Indonesia. pengenalan secara langsung dengan
Istilah sikap peduli lingkungan program sekolah hijau. Program sekolah
mengandung tiga istilah yaitu sikap, hijau yang banyak digunakan sekolah
peduli dan lingkungan. Hakikat sikap dasar diantaranya dengan dilahirkannya
peduli lingkungan dapat ditinjau dari sekolah Adiwiyata.
dasar pengertian sikap, peduli dan Sekolah Adiwiyata adalah
lingkungan serta keterkaitan antara Sekolah yang peduli lingkungan yang
ketiganya. Beberapa ahli mendefinisikan sehat, bersih serta lingkungan yang
sikap (attitude) berbeda-beda. Sikap indah. Dengan adanya program
menurut Arifin (2013 :159) merupakan Adiwiyata diharapkan seluruh
kecenderungan tingkah laku untuk masyarakat di sekitar sekolah dapat
berbuat sesuatu dengan cara, metode, menyadari bahwa lingkungan yang hijau
teknik dan pola tertentu terhadap adalah lingkungan yang sehat bagi
sekitarnya. Sikap menitik beratkan kesehatan tubuh kita. Adiwiyata berasal
kepada perbuatan atau perilaku dari 2 kata sansekerta yaitu Adi dan
seseorang tetapi tidak semua perbuatan Wiyata. Adi sendiri mempunyai arti
identik dengan sikap. besar, agung, baik, ideal atau sempurna,
Mushlich (2011) menjelaskan sedangkan Wiyata mempunyai arti
strategi pembentukan karakter yang tempat ketika seseorang mendapatkan
dapat dilakukan melalui langkah-langkah ilmu pengetahuan, norma dan
berikut ini, yaitu, 1) Pengintegrasian etika. Adiwiyata artinya tempat yang
dalam kegiatan sehari-hari, 2) besar, agung, baik dan indah yang
Pengintegrasian dalam kegiatan yang dimana tempat itu digunakan oleh
diprogramkan. Strategi ini dilaksanakan seseorang untuk mendapatkan ilmu
dengan terlebih dahulu guru membuat pengetahuan, norma, dan etika
perencanaan atas nilai-nilai yang akan (Adiwiyatasmasa,2014). Tujuan sekolah
diintegrasikan dalam kegiatan tertentu. Adiwiyata adalah membentuk sekolah
Hal tersebut diperlukan jika guru peduli dan berbudaya lingkungan yang
menganggap perlu memberikan mampu berpartisipasi dan melaksanakan
pemahaman atau prinsip-prinsip moral upaya pelestarian lingkungan dan
yang diperlukan. Oleh karena itu sekolah pembangunan berkelanjutan bagi
yang memiliki tujuan membentuk sikap,

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 651
E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)


kepentingan generasi sekarang maupun pembangunan yang berkelanjutan.
yang akan datang. Tujuan lainnya adalah mendorong dan
Dua sekolah dasar Adiwiyata membantu sekolah untuk dapat turut
skala nasional yang ada di Kabupaten serta di dalam melaksanakan upaya
Banyumas adalah SDN 2 Sokaraja Kulon pemerintah demi melestarikan
dan SDN Locondong,Losari,Rawalo. lingkungan hidup dalam pembangunan
SDN 2 Sokaraja Kulon dan SDN yang berkelanjutan, berwawasan
Locondong menjadi wakil Banyumas lingkungan demi hadirnya kepentingan
untuk maju dalam lomba sekolah generasi yang akan datang.
Adiwiyata tingkat nasional pada tahun Persyaratan menjadi sekolah
2016. Berdasarkan hasil observasi dan Adiwiyata yaitu warga sekolah harus
wawancara di kedua sekolah, di SDN punya komitmen untuk berperilaku peduli
Locondong diperoleh data bahwa SDN dan berbudaya lingkungan. Sasaran
Locondong menjadi gugus inti sekolah Adiwiyata adalah lingkungan pendidikan
Adiwiyata di wilayah Banyumas, dan formal setingkat SD, SMP, SMA. Kriteria
meraih penghargaan nasional. penilaian penghargaan meliputi 4 aspek,
SDN Locondong selain sebagai yakni aspek kesatu kebijakan sekolah
sekolah Adiwiyata juga sekolah yang berbasis lingkungan hidup, aspek kedua
menerapkan konsep MBS (Manajemen pengembangan kurikulum berbasis
Berbasis Sekolah). Konsep MBS lingkungan Aspek ketiga kegiatan
menerapkan pada 3 pilar yaitu lingkungan di sekolah berbasis
manajemen sekolah, peran sertaa partisipatif. Aspek keempat yaitu
masyarakat dan pembelajaran PAKEM. pengelolaan sarana dan prasarana
Penerapaan MBS sekaligus sebagai pendukung sekolah yang ramah
sekolah Adiwiyata mengharuskan kepala lingkungan (DE, 2017).
sekolah harus menata kondisi sekolah Sekolah Adiwiyata adalah
agar terlihat bersih,sehat,sejuk (konsep sekolah yang berbasis pada lingkungan
Adiwiyata) sekaligus mengelola peran atau green school. Green school atau
serta masyarakatnya (konsep MBS). sekolah hijau menurut Sumarmi (2008)
Berdasarkan hasil penelitian Ali dapat digunakan sebagai alternatif
dkk (2019) di Sulawesi ditemukan 2 pendidikan lingkungan bagi anak. Hasil
sekolah dari 14 sekolah Adiwiyata yang Penelitian Kadorodasih (2017)
diteliti tidak melaksanakan literasi menunjukkan bahwa program Adiwiyata
ekologi. Hasil penelitian ini menunjukan dilaksanakan dengan mengelola
bahwa sekolah Adiwiyata belum tentu beberapa kebijakan sekolah yang
melaksanakan penanaman konsep memuat upaya perlindungan dan
kepedulian terhadap lingkungan. pengelolaan limbah, implementasi
Tujuan sekolah Adiwiyata yang pembelajaran berbasis lingkungan, guru
secara umum menerangkan dalam dan siswa menghasilkan karya hasil
mewujudkan masyarakat sekolah yang pengelolaan limbah dan lingkungan,
peduli serta juga berbudaya dalam pelaksanaan kegiatan aksi lingkungan,
lingkungan dengan menciptakan kondisi kegiatan ekstrakurikuler terintegrasi
yang lebih baik bagi pada sekolah untuk Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH),
menjadi wadah pembelajaran serta juga adanya kerjasama sekolah, dan
penyadaran segenap warga sekolah pengelolaan sarana dan prasarana yang
diantaranya murid, guru, orang tua/wali ramah lingkungan.
murid, dan juga lingkungan masyarakat Hasil penelitian Rezkita dan
demi terciptanya upaya pelestarian Wardani (2018) yang dilakukan di SD
lingkungan hidup. Warga sekolah juga Bayangkara mendapatkan gambaran
turut bertanggung jawab dalam bahwa pendidikan lingkungan hidup
mengupayakan penyelamatan merupakan bagian dari pendidikan
lingkungan hidup serta juga kecakapan hidup mencakup kecakapan

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 652
E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)


pribadi, kecakapan sosial dan kecakapan dalam bentuk foto dan video. Dalam
akademik. Pendidikan lingkungan di SD mengumpulkan data peneliti berperan
Bayangkara menurut Rezkita dan sebagai instrumen utama dibantu
Wardani (2018) diintegrasikan dalam dengan pedoman wawancara, pedoman
pendidikan ekstrakurikuler seperti observasi, tape rekorder, kamera dan
kepramukaan, english club dan Palang alat tulis untuk mengumpulkan data.
Merah Remaja. Kegiatan Pengambilan data dilakukan dengan
pengintegrasian dalam bentuk lain yaitu observasi nonpartisipan, wawancara
dalam hal pengelolaan sampah sekolah. semiterstruktur, dan pencermatan
Berdasarkan latar belakang tersebut di dokumen serta observasi obyek
atas maka rumusan masalah yang akan penelitian.
diteliti adalah Analisis data dilakukan dengan
1. Apakah sebutan sekolah Adiwiyata teknik analisis interaktif Miles dan
yang diperoleh masih sesuai dengan Huberman yang terdiri atas kondensasi
kondisi lingkungan sekolah yang data, penyajian data, dan penarikan
sekarang kesimpulan. Menurut Milles and
2. Bagaimana penerapan pendidikan Huberman, analisis data tertata dalam
lingkungan pada sekolah Adiwiyata situs ditegaskan bahwa kolom pada
diterapkan pada siswa ? sebuah matriks tata waktu disusun
3. Apakah raihan sebagai sekolah dengan jangka waktu, dalam susunan
Adiwiyata berpengaruh terhadap tahapan, sehingga dapat dilihat kapan
sikap peduli lingkungan siswa ? gejala tertentu terjadi.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini merupakan penelitian SDN 02 Sokaraja Kulon berada di
studi kasus. Rahardjo (2017) tengah-tengah perkampungan yang
menyatakan bahwa studi kasus ialah cukup padat, sehingga kondisi di sekitar
suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang sekolah cukup ramai. Halaman sekolah
dilakukan secara intensif, terinci dan memang tidak terlalu luas,namun
mendalam tentang suatu program, program penghijauan berjalan dengan
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat baik. Banyak tanaman peneduh ditanam
perorangan, sekelompok orang, di sekitar halaman sekolah, sehingga
lembaga, atau organisasi untuk nuansa sebagai sekolah Adiwiyata cukup
memperoleh pengetahuan mendalam menonjol. Selain suasana yang sejuk,
tentang peristiwa tersebut. lingkungan sekolah juga nampak bersih.
Tempat penelitian di SDN Konsep pendidikan lingkungan
Locondong Rawalo dan SDN Sokaraja yang diberikan di sekolah ini melalui
Kulon Purwokerto. Kedua sekolah pendekatan akademik dan non
tersebut dipilih karena pernah akademik. Pendekatan akademik
mendapatkan predikat sebagai sekolah dengan memberikan prinsip lingkungan
Adiwiyata, namun sekarang sudah tidak hidup yang baik melalui mata
lagi menerapkan prinsip tersebut dan pelajaran,sedangkan non akademik
berpengaruh pada sikap siswa. Oleh melalui penugasan dan kegiatan
karena itu apakah bisa diterapkan ekstrakurikuler. Pendekatan ini sudah
kembali dengan melakukan serangkaian menghasilkan sikap anak yang peduli
uji coba penerapan program untuk terhadap lingkungan. Sikap peduli
membentuk karakter peduli lingkungan. lingkungan pada anak dapat dilihat dari
Penelitian dilaksanakan bulan Januari perilaku siswa selama berada di
sampai Agustus 2020. lingkungan sekolah dan hasil analisis
Data yang diperoleh dalam wawancara.
penelitian ini berupa deskriptif dan visual

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 653
E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)


Beberapa contoh sikap peduli pembentukan karakter yang dapat
lingkungan dari anak misalnya siswa dilakukan diantaanya melalui langkah-
membuang sampah sudah dengan cara langkah berikut ini, yaitu, 1)
dipilah. Siswa setiap pagi melakukan Pengintegrasian dalam kegiatan sehari-
kegiatan menyirami tanaman yang ada hari, 2) Pengintegrasian dalam kegiatan
di lingkungan sekolah. Apabila papan yang diprogramkan.
tulis kotor siswa akan membersihkan SDN Locondong berada di
sebelum pelajaran dimulai. Selain itu perdesaan sehingga halaman
apabila menemukan sampah yang sekolahpun masih terasa luas dan
tercecer siswa akan mengambil dan lapang, karena di belakang dan kanan
membuangnya ke tempat sampah. Sikap sekolah berupa persawahan. Kondisi ini
peduli siswa juga didukung oleh pihak menyebabkan sekolah bernuansa desa
sekolah. Salah satu cara yang dilakukan sangat terasa dengan pepohonan yang
misalnya siswa juga diikut sertakan lebih banyak dibanding yang berada di
dalam kegiatan bersih–bersih sekolah, perkotaan. Banyaknya pepohonan dan
menanam pohon, dan kegiatan lain yang tanaman di sekitar sekolah
berhubungan dengan lingkungan. menyebabkan kondisi sekolah menjadi
Kondisi lingkungan dan proses lebih teduh dan sejuk. Halaman juga
pembelajaran yang diberikan sesuai terawat kebersihannya,di samping
dengan apa yang ditulis DE (2017) yaitu terawatnya pohon dan tanaman yang
salah satu persyaratan menjadi sekolah ada di sekolah (gambar 1 dan gambar
Adiwiyata yaitu warga sekolah harus 2). Keasrian SDN Locondong karena
punya komitmen untuk berperilaku peduli memiliki halaman sekolah yang lebih
dan berbudaya lingkungan. Kriteria luas dibanding SDN yang berada di
penilaian penghargaan meliputi 4 aspek, perkotaan.
yakni aspek kesatu kebijakan sekolah SDN Locondong menerapkan
berbasis lingkungan hidup. Aspek kedua konsep Adiwiyata sejak adanya GNBN
pengembangan kurikulum berbasis (Gerakan Nasional Bersih Negeriku)
lingkungan. Aspek ketiga kegiatan kurang lebih tahun 2009 dimulai dengan
lingkungan di sekolah berbasis penghijauan lingkungan, dan pernah,
partisipatif. Aspek keempat yaitu mendapat penghargaan Adiwiyata pada
pengelolaan sarana dan prasarana tahun 2014. Dalam hal pengelolaan
pendukung sekolah yang ramah sampah SDN Locondong sampai
lingkungan. sekarang masih melakukan pemilahan
Berkaitan dengan bagaimana sampah dan juga penghijauan
menanamkan kepedulian lingkungan lingkungan. Melalui pembiasaan yang
kepada siswa, di SDN Locondong siswa ditanamkan oleh guru dari kelas masing–
dibekali pengetahuan secara teori masing. Hanya saja hal tersebut kurang
pengenalan tanaman yang ada di sekitar maksimal karena masing–masing guru
rumah. Siswa diperintahkan untuk punya keinginan yang berbeda.
membawa tanaman yang mereka punya Penerapan yang dilakukan juga berbeda,
di rumah untuk ditanam. Siswa juga jadi ada anak yang tahu ada yang tidak.
diajari tentang pengolahan tanah dan terutama untuk siswa di kelas rendah.
pupuk baik dengan media dan non
media untuk siswa bisa menanam,
merawat, dan memelihara tanaman
seperti merawat diri sendiri.
Sikap peduli lingkungan siswa
terbentuk melalui pembelajaran dan
kegiatan yang diadakan sekolah tersebut
sesuai dengan pendapat Mushlich
(2011) yang menjelaskan bahwa strategi

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 654
E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)

Gambar 1. Pojok halaman sekolah SDN 02 Gambar 3. Siswa membuang sampah pada
Sokaraja Kulon tempatnya.

Sikap siswa terhadap sampah baik


sebelum masuk kelas maupun pada saat
istirahat juga sudah menunjukkan ada
sikap peduli lingkungan. Siswa sudah
baik dalam memilah sampah saat
mereka beristirahat dan membeli
makanan, sampah yang mereka dapat
selalu mereka buang sesuai dengan
Gambar 2. Salah satu sudut halaman tempat yang sesuai seperti plastik ke
sekolah SDN Locondong tempat sampah anorganik. Selain itu
siswa juga selalu mencuci tangan
Dari hasil observasi menyeluruh, sebelum dan sesudah memakan jajan
wawancara kondisi lingkungan bersih yang mereka beli dari luar. Sikap peduli
dan hijau, di bagian samping ruang kelas lingkungan siswa sesuai dengan yang
terdapat taman sekolah yang terdapat sudah dijabarkan dalam Puskurnas
beberapa tanaman hijau, untuk
(2010) yaitu sikap peduli lingkungan
kebersihan lingkungan sekolah sudah
bersih meski ada beberapa sampah kecil adalah tindakan yang selalu berupaya
yang masih terlihat di buang tidak pada mencegah kerusakan pada lingkungan
tempatnya. Pengisian angket untuk alam di sekitarnya, dan mengembangkan
analisis lanjutan tidak bisa dilakukan upaya-upaya untuk memperbaiki
karena kendala Covid-19 sehingga kerusakan alam yang sudah terjadi.
pembelajaran tidak bisa dilaksanakan Sehingga dapat mengintegrasikan
secara normal. lingkungan dan memaksimalkan dampak
SDN Locondong juga sudah positifnya (Zulianto, M., Puji, R.P.N.,
menerapkan pembuangan sampah Zaini, Wiyoko,T., & Sholeh, B., 2020:2)
terpisah yang ditunjukkan adanya tempat Secara umum langkah-langkah
sampah dengan 3 jenis yaitu sampah yang ditempuh oleh SDN 02 Sokaraja
organik,sampah anorganik dan sampah Kulon maupun SDN Locondong yang
daur ulang. Kepedulian lingkungan juga sama-sama pernah mendapatkan
ditunjukkan dengan adanya tempat cuci penghargaan sekolah Adiwiyata relatif
tangan di setiap kelas. Kondisi kamar sama. Kedua sekolah sama-sama
mandi cukup bersih, meskipun masih menanamkan sikap peduli lingkungan
ditemukan 1–2 kamar mandi yang pada siswa melalui pembelajaran mata
kurang bersih dari beberapa kamar pelajaran. SDN 02 Sokaraja
mandi yang tersedia di sekolah. mengajarkan kepada siswa melalui
sisipan di setiap pejaran, selain mata
pelajaran lingkungan hidup itu sendiri

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 655
E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)


sebagai muatan lokal. Konsep tersebut Kulon maupun SDN Locondong jika
sesuai dengan Ambroise (Azwar, 2002) dilihat kondisi lingkungannya memang
bahwa dengan melihat pola tingkah laku menunjukkan sebagai sekolah Adiwiyata
yang dilakukan secara yang baik. Kedua sekolah memliki ruang
berkesinambungan akan membentuk terbuka hijau yang baik. Sekeliling
kepribadian. Hal itulah yang SDN 02 sekolah dan halaman sekolah ditumbuhi
Sokaraja Kulon harapkan dapat dengan tanaman-tanaman peneduh, pot
terbentuk pada siswanya, yaitu tanaman dan taman,meskipun dalam hal
menggunakan pendekatan 3 komponen. luasan,SDN Locondong lebih baik,
Pendekatan 3 komponen memandang namun kondisisnya bisa disetarakan,
sikap sebagai kombinasi reaksi afektif, karena sama-sama sebagai sekolah
perilaku, dan kognitif terhadap suatu Adiwiyata. Sekolah Adiwiyata adalah
objek yang mengorganisasikan sikap sekolah yang berbasis pada lingkungan
individu. atau green school. Green school atau
Perbedaan ada pada SDN sekolah hijau menurut Sumarmi (2008)
Locondong yang menerapkan dapat digunakan sebagai alternatif
pendidikan lingkungannya disisipkan pendidikan lingkungan bagi anak.
dalam materi IPA serta kegiatan di luar Berkaitan dengan pembinaan
kelas. Perbedaan SD Locondong adalah karakter untuk anak didik, kedua sekolah
pada penerapan prinsip praktek menunjukkan kepedulian untuk
langsung dalam merawat tanaman, hal memahamkan pada siswa dengan
yang tidak dilakukan di SDN 02 Sokaraja memasukan pendidikan lingkungan
Kulon. dalam sisipan mata pelajaran saat
Penerapan pendidikan pembelajaran dan kegiatan
lingkungan hidup yang dilakukan SDN ekstrakurikuler. Penanaman kepedulian
Locondong sesuai dengan hasil terhadap lingkungan kedua sekolah
penelitian Rezkita dan Wardani (2018) mempunyai kekuatan yang berbeda.
yang dilakukan di SD Bayangkara yang SDN 02 Sokaraja Kulon pendidikan
mendapatkan gambaran bahwa lingkungan hidup selain disisipkan pada
pendidikan lingkungan hidup merupakan mata pelajaran juga ada mata pelajaran
bagian dari pendidikan kecakapan hidup pendidikan lingkungan tersendiri, namun
mencakup kecakapan pribadi, kurang dalam prakteknya karena
kecakapan sosial dan kecakapan keterbatasan lahan, sebaliknya SDN
akademik. Pendidikan lingkungan di SD Locondong meskipun tidak ada mata
Bayangkara diintegrasikan dalam pelajaran khusus tentang pendidikan
pendidikan ekstrakurikuler seperti lingkungan namun prakteknya siswa
kepramukaan, english club dan Palang diajarkan cara merawat tanaman mulai
Merah Remaja. dari awal. Konsep ini yang kemudian
Perbedaan dalam penerapan dibawa pulang anak untuk dipraktekkan
praktek langsung sekaligus di rumah.
memahamkan siswa akan arti dan fungsi
tanaman inilah yang tidak dilakukan di KESIMPULAN
SDN 02 Sokaraja Kulon. Jika melihat
kondisi lingkungan yang ada maka Dari penelitian yang sudah dilakukan
alasan utamanya adalah keterbatasan dapat diambil simpulan sebagai berikut
lahan di SDN 02 Sokaraja, sedangkan di 1. Kondisi lingkungan sekolah yang
SDN Locondong ada penerapan praktek sekarang masih sesuai dengan
langsung karena memiliki halaman yang raihan sebagai sekolah adiwayata,
lebih luas dan berada di kawasan yang berarti kondisi lingkungan
perdesaan. masih dipertahankan meskipun
Sekolah Adiwiyata yang ada dan raihan sebagai sekolah Adiwiyata
dalam penelitian, baik SDN 2 Sokaraja sudah berselang beberapa tahun.

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 656
E-ISSN 2621-0703

P-ISSN 2528-6250 Jurnal Muara Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2020)


2. Cara penerapan pendidikan Mu’in, F. (2011). Pendidikan Karakter
lingkungan pada sekolah Adiwiyata Konstruksi Teoretik & Praktik.
di SDN 02 Sokaraja Kulon dengan Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
SDN Locondong mempunyai
perbedaan konsep. SDN 02 Mushlich, M. (2011). Pendidikan
Sokaraja Kulon menggunakan Karakter menjawab Tantangan
pendekatan akademik dan Krisis Multidimensional. Jakarta:
pembentukan karakter, sedang SDN Bumi Aksara.
Locondong menggunakan Puskurnas. (2010). Bahan Pelatihan
pendekatan akademik, Penguatan Metodologi
pembentukan karakter dan praktek Pembelajaran Berdasarkan Nilai-
langsung dalam kegiatan sehari-hari nilai Budaya untuk Membentuk
baik di sekolah maupun di Daya Saing dan Karakter Bangsa.
lingkungan rumah masing-masing. Pusat Kurikulum Departemen
3. Sebagai sekolah Adiwiyata, SDN 02 Pendidikan Nasional.
Sokaraja Kulon dan SDN Locondong
mewarnai sikap peduli lingkungan Rahardjo, Mudjia. (2017). Studi Kasus
siswa dalam kehidupan sehari-hari Dalam Penelitian Kualitatif, Konsep
dan Prosedurnya. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim : Malang
Ali, AM, A.Akbar, Kamarudin, Manan, Rezkita, S dan Wardani, K. (2018).
Saifudin, E.Noer. (2019). The Role Pengintegrasian Pendidikan
of Schools in Building Student Lingkungan Hidup Membentuk
Awareness of Environment Karakter Peduli Lingkungan di
Through Adiwiyata Program. IOP Sekolah Dasar. Jurnal pendidikan
Coference Series :Earth and keSDan Vol 4 No 2, Januari 2018.
Environmental Science, Volume Hal 327-331
343. Conference. IOP Publishing
Company. Samani, M & Hariyanto. (2012). Konsep
dan Model Pendidikan Karakter.
Azwar,S. (2002). Sikap Manusia Teori Bandung: PT Remaja Rosdakarya
dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Sumarmi, (2008). Sekolah Hijau Sebagai
Alternatif Pendidikan Lingkungan
DE. 2017. Syarat Sekolah Adiwiyata Hidup Dengan Pendekatan
dalam https://www.kabar- Konstekstual. Jurnal Ilmu
banten.com/syarat-mengikuti- Pendidikan. Jilid 15 No 1 Februari
sekolah-Adiwiyata-sekolah-harus- 2008, hal 19-25
peduli-terhadap-lingkungan/,
diakses 26 Nopember 2019 Zulianto, M., Puji. R.P.N., Zaini, Wiyoko,
T., & Sholeh, B. (2020).
Huberman, AM dan Miles, MB. (1992). Sustainable tourism in Bangsring
Analisis Data Kualitatif. UI Press : Underwater Banyuwangi. IOP
Jakarta Conf. Series: Earth and
Kadorodasih (2017), Implementasi Environmental Science 485 (2020)
Pendidikan Lingkungan Hidup 012046
Melalui program Adiwiyata di SDN http://Adiwiyatasmasa2014.blogspot.com
Giawangan Yogyakarta, Jurnal /2014/03/pengertian-singkat-
Hanata Widya Volume 6 Nomor 4 Adiwiyata.html, diakses 21
Tahun 2017, hal 43-51 Nopember 2019

ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/mp 657

You might also like