You are on page 1of 10

PREDIKSI UMUR SIMPAN TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.

) INSTAN DI DALAM
KEMASAN PLASTIK

SHELF-TIME PREDICTION OF INSTANT CORN FLOUR (Zea mays L.) WITHIN THE
PLASTIC PACKAGE

Bambang Sigit Amanto1) , Windi Atmaka1) dan D. Rachmawati 2)


1)
Staf Pengajar Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNS Surakarta
2)
Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT
Corn has a large potential to increase and to develop, as either the food material, cattle feed, or
industrial raw material. One product of corn is instant flour, constituting a semi-finished material for food
industry raw basic material in the subsequent processing. The instant maize flour becomes an alternative to the
processing based on the consideration of objective, usage, easiness in transportation, and storage efficiency. The
preparation of instant maize flour is intended as an attempt of increase the food variability as well as
diversification of corn-processed product, attempt of improving the economic value and corn product
preservation as well as use practicality. Principally, a variety of flour type has hygroscopic property so that it is
easily damaged due to the -time is
by packaging. The packaging material employed in this research was the polypropylene and polyethylene
plastics with various thicknesses. This research was done with descriptive analysis so that it can describe the
product of puffing in several corn varieties so that to prediction of best shelf-life is in the use of polypropylene
plastic. The result of research showed that prediction of best shelf-life is in the use of polypropylene plastic with
0.05 thicknesses as the package. The shelf-life obtained with polypropylene 0.05 package for the instant yellow
maize flour was 153 days, while for the white one was 107 days.
Keywords: instant maize flour, plastic package, shelf-time
ABSTRAK
Jagung mempunyai potensi besar untuk ditingkatkan dan dikembangkan, baik sebagai bahan pangan,
pakan maupun bahan baku industri. Salah satu bentuk produk dari jagung adalah tepung instan,yang merupakan
salah satu bahan setengah jadi untuk bahan baku industri pangan dalam pengolahan lanjut. Tepung jagung instan
menjadi alternatif pengolahan berdasarkan pertimbangan tujuan
pemakaian, kemudahan dalam transportasi, dan efisiensi penyimpanan. Pembuatan tepung jagung instan
dimaksudkan sebagai upaya menambah keanekaragaman pangan serta diversifikasi produk olahan jagung, usaha
peningkatan nilai ekonomi dan pengawetan produk jagung serta kepraktisan penggunaan. Pada prinsipnya
berbagai jenis tepung mempunyai sifat higroskopis sehingga selama penyimpanan mudah mengalami kerusakan
akibat penyerapan uap air dari lingkungannya. Salah satu upaya untuk memperpanjang umur simpan tepung
adalah dengan pengemasan. Bahan pengemas yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik polipropilen
dan polietilen dengan berbagai macam ketebalan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif
sehingga dapat menjelaskan prediksi umur simpan tepung jagung instan yang berasal berbagai variaetas jagung
pada kemasan plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi umur simpan yang paling baik adalah pada
penggunaan pengemas plastik polipropilen dengan ketebalan 0,05. Umur simpan yang diperoleh dengan
pengemas polipropilen 0,05 untuk tepung jagung kuning instan sebesar 153 hari. Sedangkan untuk tepung
jagung putih instan sebesar 107 hari.
Kata kunci : kemasan plastik, tepung jagung instan, umur simpan

PENDAHULUAN ketahanan pangan dan gizi nasional (Djafar,


2007).
Permasalahan pangan dan gizi Upaya pemenuhan kebutuhan
mengalami perkembangan yang sangat cepat pangan harus terus dilakukan. Untuk itu perlu
dan komplek. Perkembangan lingkungan mencari alternatif dengan memanfaatkan
global seperti adanya global climate change bahan baku lokal yaitu membuat tepung dari
dan meningkatnya harga minyak dunia telah jagung. Tepung jagung merupakan butiran-
mendorong kompetisi penggunaan hasil butiran halus yang berasal dari jagung kering
pertanian untuk pangan (food), bahan energi yang digiling. Pengolahan jagung menjadi
(fuel) dan pakan ternak (feed) yang makin tepung untuk memudahkan membuat aneka
tajam, dikhawatirkan akan mengancam ragam makanan dasar jagung. Selain itu
tepung jagung mempunyai kelebihan yaitu

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011 74


lebih tahan disimpan, mudah dicampur Manfaat penelitian yang dapat diperoleh
dengan bahan lain, dapat diperkaya dengan diantaranya memberikan informasi ilmiah
zat gizi, lebih praktis dan mudah digunakan yang bermanfaat bagi masyarakat tentang
untuk proses pengolahan lanjutan (Indrie pengembangan teknologi proses pengolahan
Ambarsari, 2008 ). tepung jagung instan khususnya mengenai
Selain untuk pengadaan pangan dan umur simpan yang dikemas dalam berbagai
pakan, jagung juga banyak digunakan kemasan plastik sehingga dapat diketahui
industri makanan, minuman, kimia, dan batas pengkonsumsian tepung instan yang
farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan dihasilkan.
kandungan nutrisi, jagung mempunyai
prospek sebagai pangan dan bahan baku METODE PENELITIAN
industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan
Bahan
baku industri akan memberi nilai tambah
bagi usaha tani komoditas tersebut. (Suarni, Bahan yang digunakan dalam
2005 ). pembuatan tepung jagung adalah jagung
Salah satu teknologi proses yang putih dan jagung kuning. Bahan utama yang
dikembangkan pada jagung untuk memberi digunakan untuk menentukkan umur simpan
nilai tambah bagi usaha pertanian adalah adalah tepung jagung instan. Bahan untuk
brondong jagung. Brondong jagung ternyata pengemas adalah jenis plastik polietilen (PE)
tidak hanya dikonsumsi sebagai makanan dengan ketebalan 0,03 mm; dan 0,05 mm;
ringan saja, tetapi juga dapat dikembangkan plastik polipropilen (PP) dengan ketebalan
sebagai tepung jagung. Pada zaman yang 0,02 mm; 0,03 mm; 0,05 mm. Sedangkan
serba cepat menuntut adanya produk cepat bahan kimia yang digunakan dalam
saji atau instan, salah satu alternatif produk penelitian ini adalah LiCl, MgCl 2, K2CO3,
yang cocok untuk perkembangan zaman NaNO3, NaCl, KCl serta untuk mengukur
pada saat ini adalah dapat berupa pembuatan permeabilitas kemasan digunakan silica gel.
tepung instan yang terbuat dari jagung. Prediksi umur simpan dilakukan dengan
Tepung jagung instan yang merupakan metode Isoterm Sorbsi Lembab.
suatu bahan makanan yang bersifat kering, Analisis Data
dan sering terjadi perubahan komponen.
Perubahan sifat bahan makanan yang Dari data yang diperoleh akan
dikeringkan dapat dipengaruhi oleh dilakukan analisa secara deskriptif sehingga
komposisi kimia dan kondisi lingkungannya. dapat menjelaskan hasil pembrondongan
Kondisi lingkungan di Indonesia yang (puffing) pada berbagai jenis varietas
memiliki kelembaban antara 50-98%, terhadap hasil prediksi umur simpan.
mengakibatkan perubahan sifat dari tepung
jagung terutama karena terjadinya HASIL DAN PEMBAHASAN
penyerapan uap air yang cukup besar. Jika
kenaikan kadar air tepung jagung akibat Jagung merupakan komoditas penting
penyerapan uap air dari lingkungan tersebut dalam industri pangan, kimia maupun
mencapai kadar air kritis, maka tepung industri manufaktur. Jagung dapat diolah
jagung diasumsikan akan mengalami menjadi berbagai macam produk, salah
kerusakan yaitu tumbuhnya jamur pada satunya adalah tepung. Pada zaman yang
tepung jagung. Salah satu upaya untuk serba cepat menuntut adanya produk cepat
mencegah kerusakan pada tepung adalah saji atau instan.
dengan pengemasan. Bahan pengemas yang A. Prediksi Umur Simpan
digunakan dalam penelitian ini adalah
plastik, karena kemasan plastik mudah 1. Isotherm Sorpsi Lembab (ISL)
diperoleh serta harganya yang relatif lebih Isotherm Sorpsi Lembab (ISL) dalam
murah. Penelitian ini bertujuan untuk pengolahan dan penyimpanan bahan
mengetahui umur simpan tepung jagung makanan mempunyai arti sangat penting
instan yang dikemas dalam kemasan plastik. adalam pengolahan dan penyimpanan.
Kegunaan tersebut antara lain untuk

75 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011


Tabel 1. Hasil Analisa Air Seimbang Tepung Jagung Instan dalam
Berbagai aw pada Suhu 28oC
Kadar Air Seimbang (%)
aw
Tepung Jagung Kuning Tepung Jagung Putih
0,1124 2,7599 2,6501
0,3256 5,6584 5,3427
0,4412 9,3827 9,5200
0,6495 13,6552 14,1900
0,7562 20,0419 19,9496
0,8447 25,3023 25,3477

memprediksi perubahan perubahan yang bentuk sigmoid (seperti huruf S). Hal
ditandai dengan tidak berubahnya kadar air tersebut sesuai dengan teori yang
bahan makanan atau dikatakan telah tercapai dikemukakan oleh Labuza (1984), yaitu
kadar air seimbang. bahwa bahan makanan kering mempunyai
Kurva Isotherm Sorpsi lembab (ISL) kurva ISL berbentuk sigmoid. Tepung jagung
menyatakan hubungan antara Aktivitas Air instan merupakan salah satu bahan makanan
(aw) dan kadar air seimbang (Equilibrium kering sehingga kurva ISL nya berbentuk
Moisture Content/EMC). Tepung jagung sigmoid.
instan yang disimpan dalam ruangan yang Bentuk sigmoid terjadi karena
telah dikondisikan dalam berbagai perbedaan keterikatan air dalam bahan
kelembaban relatif akan menyerap uap air pangan. Air dalam bahan pangan terdapat
sampai terjadi kesetimbangan kandungan dalam tiga jenis yaitu air terikat primer, air
airnya dengan lingkungan. terikat sekunder, dan air terikat tersier
Pencapaian kadar air seimbang dalam (Labuza, 1984 ).
setiap kondisi penyimpanan dengan larutan
2. Kadar Air Lapis Tunggal
garam jenuh (berbagai tingkatan a w) pada
suhu 280C memerlukan waktu yang Kadar air lapis tunggal merupakan
bervariasi. Selama penyimpanan akan terjadi kadar air suatu bahan dimana air berada
pelepasan uap air dari larutan garam dan dalam posisi terikat primer. Kadar air lapis
penyerapan uap air oleh tepung jagung instan tunggal mempunyai peranan penting dalam
maupun sebaliknya. Kadar air seimbang penyimpanan dan distribusi bahan makanan.
tepung jagung instan berbeda-beda sesuai Reaksi-reaksi kimia penyebab kerusakan
dengan kondisi aktivitas airnya. bahan makanan sangat kecil terjadi pada
Dari data pada Tabel 1 dapat diketahui kadar air di bawah kadar air lapis tunggal.
bahwa semakin tinggi a w maka kadar air Kadar air lapis tunggal dapat
seimbang tepung jagung instan juga akan ditentukan dengan menggunakan persamaan
semakin menigkat. Semakin meningkatnya Brunauer-Ermet-Teller (BET) yang dapat
kadar air seimbang dikarenakan banyak dihitung dari kadar air seimbang ISL-nya.
sedikitnya uap air yang diserap dipengaruhi Untuk menghitung kadar air lapis tunggal
oleh lingkungan. Semakin tinggi tingkat BET diperlukan data aw dan aw/(1-aw).ka
aktivitas air (a w) maka jumlah uap air yang seperti tertera dalam Tabel 2. Kurva regresi
diserap bahan untuk mencapai keseimbangan linear hubungan antara aw dengan [aw /(1-
semakin besar. Dari data table 4.9 di atas aw).Ka] ditunjukkan pada Gambar 3.
dapat diplotkan dalam kurva hubungan a w Data aw dan aw / (1-aw). Ka diatas
dengan kadar air seimbang tepung jagung dihubungkan dalam sebuah persamaan garis
instan maka diperoleh kurva ISL ( Isotherm lurus dengan a w sebagai sumbu x dan a w / (1-
Sorpsi Lembab ) akan terlihat seperti aw). Ka sebagai sumbu Y, seperti Gambar 3.
Gambar 1 dan Gambar 2. Berdasarkan persamaan garis lurus hubungan
Berdasarkan klasifikasi kurva ISL antara aw dan aw (1-aw). Ka diketahui nilai
menurut sifat bahan, dapat diketahui bahwa slope (S) dan nilai intersep (I) untuk tepung
kurva ISL tepung jagung instan mendekati jagung kuning instan masing-masing sebesar

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011 76


30 Kurva ISL Tepung Jagung Kuning

25
20
15
10
5
0

Aktivitas Air (aw)

Gambar 1. Kurva Isoterm Sorpsi Lembab Tepung Jagung Kuning Instan pada suhu
28oC

Kurva ISL Tepung Jagung Putih

Aktivitas Air (aw)

Gambar 2. Kurva Isoterm Sorpsi Lembab Tepung Jagung Putih Instan pada suhu
28oC

Tabel 2. Analisa Kadar Air Lapis Tunggal dengan Persamaan BET

Tepung Jagung Kuning Tepung Jagung Putih


aw Ka Aw / (1-aw). Ka Aw / (1-aw).
ka ka
0,1124 2,7599 0,0458 2,6501 0,0478
0,3256 5,6584 0,0852 5,3427 0,0904
0,4412 9,3827 0,0842 9,5200 0,0829
0,6495 13,6552 0,1356 14,1900 0,1306
0,7562 20,0419 0,1546 19,9496 0,1556
0,8447 25,3023 0,2150 25,3477 0,2144

77 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011


0,208 dan 0,011, sedangkan untuk tepung kemampuan proteksi terhadap uap air yang
jagung putih instan masing-masing sebesar berbeda-beda. Kemampuan proteksi
0,202 dan 0,014. Dengan persamaan kadar pengemas ditentukan oleh permeabilitas dan
air lapis tunggal BET, diperoleh nilai kadar konstanta permeabilitas. Untuk menghitung
air lapis tunggal untuk tepung jagung kuning permeabilitas kemasan terhadap uap air,
sebesar 4,56 (%db) dan untuk tepung jagung menurut Labuza (1984) digunakan rumus
putih sebesar 4,62 (%db). sebagai berikut

Kadar Air Lapis Tunggal k/x=


Tepung Jagung Kuning

Keterangan :
k/x = permeabilitas kemasan
y = 0.208x + 0.011 (gr H2O /hari.ms. mmHg)
R² = 0.912
W/ = slope (gr H2O / hari)
A = luas penampang kemasan (m 2)
Pout = tekanan uap air pada suhu
penyimpanan x RH (mmHg)
Aktivitas Air (Aw)
Permeabilitas kemasan terhadap uap air
(a) dinyatakan dalam kecepatan uap air (WVTR/
Kadar Air Lapis Tunggal
Water Vapour Transmission Rate ) yaitu
Tepung Jagung Putih banyaknya uap air yang dapat melewati suatu
kemasan per hari pada kondisi atmosfer
tertentu. Semua kemasan yang digunakan
dalam uji permeabilitas mempuyaai diameter
y = 0.202x + 0.014 11,4 cm sehingga didapatkan luas sebesar
R² = 0.895 1,0202.10-2 m2.
Penentuan permeabilitas tersebut
dilakukan pada suhu 28oC menggunakan
larutan NaCl yang memiliki RH sebesar
Aktivitas Air (Aw) 75,62 %. Sedangkan tekanan uap pada suhu
28oC sebesar 28,349 mmHg. Jadi Pout dalam
penelitian ini adalah 28,349 x 0,7562 =
(b) 21,438 mmHg. Nilai konstanta permeabilitas
bahan pengemas plastik yang digunakan
Gambar 3. Kurva Hubungan antara a w dalam dilihat dalam Tabel 3.
dengan [aw /(1- aw)M] (a) Tepung Jagung Dari data tersebut juga dapat
Kuning Instan (b) Tepung Jagung Putih diketahui bahwa kemasan polipropilen
Instan dengan ketebalan 0,05 mm memiliki
3. Permeabilitas Pengemas permeabilitas terhadap uap air yang paling
rendah dibandingkan kemasan yang lainnya.
Pengemasan adalah penempatan
Jika dibandingkan menurut ketebalannya
produk dalam suatu wadah untuk
baik untuk kemasan polipropilen maupun
memberikan proteksi sehingga produk
polietilen, semakin tebal kemasan untuk jenis
tersebut menjadi lebih awet, mudah dalam
kemasan yang sama, maka semakin rendah
penyimpanan, distribusi, pemakaian, promosi
permeabilitasnya terhadap uap air.
dan jaminan kepastian kepada konsumen.
Bahan pengemas yang digunakan 4. Prediksi Umur Simpan
adalah polietilen dan polipropilen dengan Umur simpan adalah selang waktu
ketebalan masing-masing untuk polietilen sejak barang diproduksi hingga produk
0,03 mm dan 0,05 m, untuk polipropilen tersebut tidak layak diterima atau telah
dengan ketebalan 0,02; 0,03; dan 0,05 mm. kehilangan sifat khususnya. Umur simpan
setiap pengemas tersebut mempunyai

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011 78


Tabel 3. Hasil Analisa Permeabilitas Kemasan Terhadap Uap Air
Kemasan Ketebalan Luas Slope WVP(k/x)
(mm) (m2) (gH2O/hari) (gH2O/hari
m2mmHg)
-2
PE 0,03 1,0202.10 0,465 2,13
0,05 1,0202.10-2 0,377 1,73
-2
PP 0,02 1,0202.10 0,74 3,38
0,03 1,0202.10-2 0,362 1,65
-2
0,05 1,0202.10 0,268 1,22

sebuah poduk dalam kemasan dapat Kadar air awal yang digunakan untuk
diprediksi berdasarkan teori difusi atau memprediksi umur simpan tepung jagung
penyerapan gas oleh atau dari produk instan adalah kadar air lapis tunggal BET
tersebut. Teori tersebut dijabarkan dalam yaitu untuk tepung jagung kuning instan dan
persamaan matematika sebagai berikut : tepung jagung putih instan masing
masing sebesar 4,56% dan 4,62% (gr air/
bahan kering).
Kadar air kritis tepung jagung instan
yang digunakan dalam memprediksi umur
simpannya adalah kadar air dimana tepung
Keterangan :
jagung instan mulai mengalami kerusakan
Me = kadar air pada kondisi seimbang
yaitu pada saat mulai terdapat pertumbuhan
dengan suhu dan RH udara luar ( gr
jamur. Kadar air kritis untuk tepung jagung
air / 100 gr bahan kering )
instan ditentukan dengan menggunakan a w
Mo = kadar air awal produk (gr air /gr
kritis untuk pertumbuhan mikroorganisme.
bahan kering)
Menurut Labuza (1984), aw kritis untuk
Mc = Kadar air kritis ( gr air/gr bahan
pertumbuhan jamur adalah berkisar 0,6
kering )
sampai 0,7. Jika kadar air kritis
k/x = konstanta permabilitas ( gr H 2O/ hari.
menggunakan aw 0,6 melalui kurva ISL
m2. mmHg)
diperoleh kadar air kritisnya masing-masing
A = Luas permukaan ( m 2)
sebesar untuk tepung jagung kuning sebesar
Ws = berat kering produk dalam kemasan
13,6% dan untuk tepung jagung putih instan
(gr)
sebesar 13,05 %.
Po = tekanan uap air murni pada suhu
Perhitungan Me didasarkan pada kadar
penyimpanan (mmHg)
air di daerah kerja Isotherm Sorpsi Lembab
B = slope kurva ISL di daerah operasi
yang diwakili oleh sebuah persamaan garis
penyimpanan ( gr air / gr
lurus pada kurva ISL yang melalui kadar air
bahan kering )
awal (Mo) dan kadar air kritis (Mc).
= umur simpan ( hari )
Berdasarkan kurva ISL tepung jagung instan
(Labuza 1984)
pada suhu 28oC pada RH 78%, dipoeroleh
kadar air kondisi setimbang dengan suhu dan
Umur simpan tepung jagung instan
RH udara penyimpanan (Me) pada aw 0,78
dipengaruhi oleh sifat tepung jagung,
sebesar 16,5 % untuk tepung jagung kuning
permeabilitas kemasan yang digunakan dan
instan dan 18,3 % untuk tepung jagung putih
kondisi lingkungan penyimpanan. Sifat
instan. Persamaan garis lurus yang melaui
tepung jagung instan antara lain mencakup
kadar air awal (Mo) dan kadar air kritis (Mc)
kadar air awal dan kadar air kritisnya. Sifat
pada Gambar 4 mempunyai slope (b) 0,2511
ditentukan melalui kurva Isotherm Sorpsi
untuk tepung jagung kuning dan 0,2600
Lembab ( ISL ). Persamaan BET digunakan
untuk tepung jagung putih.
untuk menentukan kadar air lapis tunggal
Untuk penyimpanan tepung jagung
tepung jagung instan. Kadar air lapis tunggal
instan, ukuran kemasan yang digunakan
merupakan batas terjadinya reaksi-reaksi
mengacu pada ukuran kemasan plastik yang
kimia penyebab kerusakan.
79 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011
Aktivitas Air

(a)

Aktivitas Air

(b)

Gambar 4. Penentuan Me Tepung Jagung Kuning Instan pada Suhu 28 0C dan RH 78%
menggunakan kurva ISL (a) Tepung Jagung Kuning Instan (b) Tepung Jagung Putih Instan

biasa digunakan untuk mengemas tepung, yaitu untuk tepung jagung kuning instan dan
yaitu kemasan dengan ukuran 24 cm x 14 tepung jagung putih instan secara berturut-
cm, sehingga luas permukaan sebesar 0,0672 turut selama 153 hari dan 107 hari. Hal ini
m2 dengan berat kemasan 1000 dipengaruhi oleh nilai permeabilitas
gram. Dengan memasukkan data-data yang kemasan. Hasil permeabilitas kemasan
diperoleh ke dalam rumus, maka umur plastik yang terendah adalah pada pengemas
simpan tepung jagung instan dalam berbagai plastik polipropilen 0,05, yakni sebesar 1,22
kemasan ditunjukkan pada Tabel 4. gr.H2O/hari m2mmHg. Sehingga kemampuan
Hasil yang diperoleh menunjukan proteksi terhadap uap air lebih besar
bahwa pengemasan tepung jagung instan dibanding pengemas plastik lain. Makin
baik yang tepung jagung kuning maupun rendah konstanta permeabilitas kemasan
tepung jagung putih dengan menggunakan maka kemampuan proteksi terhadap
pengemas plastik polipropilen 0,05 penyerapan uap air makin besar sehingga
mempunyai umur simpan yang paling lama umur simpan produk pangan dalam kemasan
dibanding jenis pengemas plastik yang lain tersebut semakin lama.
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011 80
Tabel 4. Umur Simpan Tepung Jagung Instan dalam Berbagai Kemasan Plastik

TEPUNG JAGUNG KUNING INSTAN


Jenis Mo Mc Me k/x A Ws Po Slope Umur
kemasan (%db) (%db) (%db) (m2) (gr) (mmHg) ISL Simpan
(Hari)
PP 0,02 4,56 13,6
16,5 3,38 0,0672 1000 28,349 0,2511 55
PP 0,03 4,56 13,6
16,5 1,65 0,0672 1000 28,349 0,2511 113
PP 0,05 4,56 13,6
16,5 1,22 0,0672 1000 28,349 0,2511 153
PE 0,03 4,56 13,6
16,5 2,13 0,0672 1000 28,349 0,2511 87
PE 0,05 4,56 13,6
16,5 1,73 0,0672 1000 28,349 0,2511 107
TEPUNG JAGUNG PUTIH INSTAN
Jenis Mo Mc Me k/x A Ws Po Slope Umur
kemasan (%db) (%db) (%db) (m2) (gr) (mmHg) ISL Simpan
(Hari)
PP 0,02 4,62 13,05 18,3 3,38 0,0672 1000 28,349 0,2600 38
PP 0,03 4,62 13,05 18,3 1,65 0,0672 1000 28,349 0,2600 79
PP 0,05 4,62 13,05 18,3 1,22 0,0672 1000 28,349 0,2600 107
PE 0,03 4,62 13,05 18,3 2,13 0,0672 1000 28,349 0,2600 61
PE 0,05 4,62 13,05 18,3 1,73 0,0672 1000 28,349 0,2600 73

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
a
Anonym . 2009 . JAGUNG.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung.
Karakteristik Fisikokimia Tepung Jagung Diakses pada tanggal 20 Februari
(Zea mays L.) Instan pada Beberapa Varietas 2009.
Jagung dan Prediksi Umur Simpan dalam
Anonym b . 2009. Penanganan dan
ini adalah dengan
Pengolahan Serealia dan Palawija.
pendekatan kurva Isotherm sorpsi lembab,
http://www.bkpjatim.or.id/pages/penga
dapat diprediksi bahwa umur simpan tepung
nekaragamanpangan/anekapangan/jagu
jagung kuning instan dalam kemasan plastik
ng.php. Diakses pada hari Selasa
yang paling lama adalah pada pengemas
tanggal 16 Juni 2009.
plastik polipropilen (PP) 0,05 dengan umur
simpan 153 hari. Sedangkan pada tepung Anonim c. 2009. Tepung Jagung Berdaya
instan jagung putih umur simpan tepung Saing. http://www.sinartani.com.
jagung putih instan yang dikemas dengan Diakses pada hari Selasa tanggal 16
plastik Polipropilen (PP) 0,05 mm dengan Juni 2009.
umur simpan 107 Anonim d. 2005. Struktur, Komposisi, dan
Berdasarkan penelitian yang telah Nutrisi Jagung. Balai Penelitian
dilakukan perlu adanya penelitian untuk Tanaman Serealia. Maros
aplikasi produk pangan olahan dengan bahan
dasar tepung jagung instan dan perlu Antarlina, S. 2006. Teknologi Pengolahan
dilakukan penelitian selanjutnya mengenai Komoditas Unggulan Mendukung
perkiraan umur simpan tepung jagung instan Pengembangan Agroindustri Di Lahan
dengan menggunakan parameter kadar air Lebak,.Http://Balittra.Litbang.Deptan.
kritis yang lain misalnya pertumbuhan Go.Id/Prosiding06/Document27.Pdf.
serangga pada tepung jagung instan. Diakses Pada hari Kamis tanggal 11
Juni 2009.
Arphah, M. et al. 2002. Penerapan Uji DUC
(Days Until Caking) Dalam Penentuan

81 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011


Waktu Kadaluwarsa Tepung. Jurnal Kritis). Modul Pelatihan Pendugaan
Teknologi dan Industri Pangan. dan Pengendalian Masa Kadaluarsa
Volume XIII No.3 Tahun 2002. (Shelf Life) Produk Pangan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Benning, C.J., 1983. Plastik Film for
Packaging Technology Application and Labuza, T.P, 1984. Moisture Sorption:
Prosses Economics. Thecnomic Practical Asepticts of Isotherm
Publishing Co. Inc, London. Measurement and Use. American
Association of Cereal Chemists, St
Buckle, K.A., Edwars R.A., Hileet G., dan
Paul, Minnesota
Woottom M., 1987. Food Science. UI
Press. Jakarta Llyod w Rooner, et al. 2002, Snack Foods
Processing. CRC press Washington
Cruess, W. V., 1948. Commercial Fruit &
DC.
Vegetable Products. Mc. Graw Hill
Company Inc., New York, Toronto, Meng Xie. 2005. Puffing Of Okara Rice
London. Blends Using A Rice Cake
Machine.Http://Www.Springerlink.Co
Desrosier, N. W., 1988. The Technology of
m/Content/N1833821350xg157/Fulltext
Food Preservation. The AVI
.Pdf. Diakses Pada Tanggal 29
Publishing Company, Inc. Westport,
Oktober 2009.
Connecticut.
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy
Djafar, Titik F.2007. Cemaran Mikroba pada
Efendi, dan Sri Sunarti. 2005.
Produk Pertanian, Penyakityang
Morfologi Tanaman dan Fase
Ditimbulkan dan Pencegahannya.
Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian
http:www.pustaka-
Tanaman Serealia, Maros.
deptan.go.id/publikasi/bt082031.pdf.
Diakses pada tanggal 29 Oktober Oktavia, Devi Ambarwaty. 2008. Kajian
2009. Makanan Ringan Ekstrudat. Jurnal
Standarisasi Pusat Penelitian dan
DS.Damardjati, et al. 2005. Teknologi
Pengembangan. Vol. 9 No.1 Tahun
Pengolahan Brondong Beras untuk
2007: 1-9.
Menunjang Agroindustri. Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Prastowo, Budi. 2007. Peningkatan Laju
Pangan. Bogor. Pengeringan Bijian Jagung Dengan
Menggunakan Perlakuan Awal Puffing
Hall. 1971. Introduction to Food
Udara. Skripsi. Fakultas Teknologi
Engineering, Second Edition,
46 Pertanian. Universitas Gajah Mada.
Academic Press: London.
Yogyakarta.
Indrie Ambarsari. 2008. Pembuatan Tepung
Purwanto. 1995. Alat dan Mesin.
Jagung.
http:www.billyjoeadam.blogspot.com/2
http://www.jateng.litbang.deptan.go.id
008/05/alatdan-mesin.html. Diakses
Diakses pada tanggal 29 Oktober
tanggal 20 Desember 2009
2009.
Suarni dan I.GP. Sarasutha. 2001. Teknologi
Jufri, Mahdi dkk, 2006. Studi kemampuan
Pengolahan Jagung untuk
pati biji durian sebagai bahan pengikat
Meningkatkan Nilai Tambah dalam
dalam ketoprofen secara granulasi
Pengembangan Agroindustri. Prosiding
basah. Jurnal ilmu kefarmasian . Vol
Seminar Nasional. BPTP Sulawesi
III. No.2. agustus 200678-86 ISSN:
Tengah.
1693-9883
Suarni et al. 2005. Teknologi Pengolahan
Kusnandar, Feri. 2005. Desain Percobaan
Jagung. Prosiding Seminar Nasional
Dalam Penetapan Umur Simpan
Teknologi Inovatif Pascapanen untuk
Produk Pangan dengan Metode ASLT
(Model Arrhenius dan Kadar Air

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011 82


Pengembangan Indusri Berbasis Syarief, Rizal dan Anies Irawati, 1988.
Pertanian. P. 521-536. Pengetahuan Bahan Untuk Industri
Pertanian. Mediyatama Sarana Prakasa.
Suarni. 2004. Pemanfaatan Tepung Sorgum
Jakarta.
untuk Produk Olahan. Jurnal Penelitian
dan Pengembangan, 23(4). Winarno, FG.2002. Kimia Pangan dan Gizi.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Suryatmo Effendi. 1980. Bercocok Tanam
Jakarta.
Jagung. CV Yasaguna. Jakarta.

83 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2011

You might also like