You are on page 1of 9

Jurnal Agroteknologi, Vol. 6 No.

2, Februari 2016 : 15 - 22

RESPONS FISIOLOGI, PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN SERAPAN P BAWANG


MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN TRICHOKOMPOS TANDAN
KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERFORMULASI DAN PUPUK P DI LAHAN GAMBUT

(Physiologcal Responses, Growth, Production and P Uptake by Shallots (Allium ascalonicum L.)
Against Application of Trichokompos Oil Palm Empty Fruit Bunch (PEFB) Formulated and P Fertilizer
on Peatlands)

ZALDI ARMAN1*, NELVIA2 DAN ARMAINI2

1Program Studi Ilmu Pertanian Fascasarjana Universitas Riau


2 Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru (28293)
*Penulis Korespondensi : email zaldi.a.tt@gmail.com

ABSTRACT

The study aims to determine the effect of formulated PEFB trichokompos and P fertilizers on growth,
physiology, production and P uptake of onion in peatlands. This research used experimental factorial
randomized completely block design and three replications. Trichokompos PEFB formulated as the
first factor is composed of four levels (0, 5, 10 and 15 ton ha -1) and P fertilizers as the second factor
consists of four levels (0, 120, 180 and 240 kg ha-1 P₂O5). Parameters measured were chlorophyll
content, photosynthesis rate, stomataH2Oconductivity , the concentration of CO 2 in the cell,
transpiration rate, plant height, number of tillers, number of tubers per hill, the diameter of the bulbs,
fresh weight of tuber per hill, plant dry weight and P uptake. The results showed trichokompos PEFB
formulated 15 ton ha-1 can increase the response of onion production as tuber diameter and fresh
weight per hill and P uptake response respectively by 25.58%, 74.92% and 76.39%. While the
physiological responses seen to decrease thestomatal H 2O conductivity and transpiration rate of
respectively 21.43% and 28.79% compared with no PEFB formulatedtrichokompos. Provision of
fertilizer P 120 P2O5 ha-1 can improve physiological responses such as H 2O on stomatal conductivity,
increased growth responses such as plant height, such as the production response tuber diameter
and fresh weight per hill and P uptake response respectively by 7.69%, 22.25%, 26.23%, 56.21% and
44.26% compared with no fertilizer P. combination trichokompos PEFB formulated 15 ton ha -1 with
manure P 120 P2O5 ha-1 is the best treatment combination, with the highest production response
namely 7.65 g (1.91 ton ha-1) fresh weight per hill and increased 214.81% compared with no treatment
trichokompos PEFB formulated and fertilizer P.

Keywords: Response of Shallots (Allium ascalonicum L.), Trichokompos PEFB formulated, phosphate
fertilizer and peat

PENDAHULUAN (Sasli, 2011), adanya asam-asam fenolat yang


meracun bagi tanaman yang berasal dari
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) biodegradasi senyawa lignin (Tan, 1986).
merupakan salah satu tanaman hortikultura Kehilangan air pada gambut di musim
yang bernilai ekonomis tinggi dan kemarau sangat cepat, sehingga perlu upaya
kebutuhannya selalu meningkat. Produksi pemberian trichokompos tandan kosong
bawang merah di Riau masih rendah yaitu 12 kelapa sawit (TKKS) terformulasi dan pupuk P
ton tahun-1 (BPS Provinsi Riau, 2013). Hal ini sebagai sumber hara.
disebabkan kurangnya pengetahuan petani Trichokompos TKKS terformulasi
tentang teknik budidaya terutama di lahan adalah kompos TKKS yang didekomposisi
gambut, padahal Provinsi Riau berpotensi dengan Trichoderma sp dan diperkaya dengan
untuk pengembangan bawang merah karena zeolit. Trichokompos TKKS terformulasi
memiliki lahan gambut mencapai ± 50% dari mengandung hara lengkap. Menurut Puspita
luas daratannya, yaitu 3.867.413 ha (2014) 24,5 % C-organik, 2,10 % N, 11,7 C/N,
(BBPPSLP, 2011). 2,16 % P2O5, 2,49 % K, 0,55 % Mg dan 0,99 %
Tanah gambut memiliki sifat fisik yang Ca, 6,8 pH, dan 48,6 % kadar air. Hasil
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan penelitian Idwar et al. (2014) menunjukkan
umbi bawang merah, namun sifat kimianya bahwa pemberian kompos TKKS 1,45 kg
merupakan kendala. Kendala sifat kimia setiap 2,88 m2 (5 ton ha-1) di lahan gambut
gambut adalah pH, kejenuhan basa, hara menunjukkan jumlah polong kedelai per
makro dan mikro rendah terutama hara P tanaman paling tinggi yaitu 23,67 polong.

15
Respons Fisiologi, Pertumbuhan, Produksi, dan Serapan P Bawang Merah (Zaldi Arman, et al)

Trichoderma sp sebagai dekomposer sehingga yang digunakan : bibit umbi bawang merah
dapat mendekomposisi bahan organik di lahan varietas Bangkok, trichokompos TKKS
gambut menjadi sempurna. Zeolit berperan terformulasi, pupuk TSP, urea, dan KCl
meningkatkan kemampuan tanah menyerap (sumber P, N dan K), Dithane M-45 dan Sevin
air. Biyantoro et al. (2000) menyatakan zeolit 85 S. Alat yang digunakan : Chlorophyl meter,
dapat digunakan sebagai penyerap/adsorben, Portable Photosyntesis System LI-6400XT,
penukar kation dan mengkatalisasi suatu AAS dan Spektrofotometer.
reaksi. Penelitian dalam bentuk eksperimen
Hara P sangat esensial peranannya dengan rancangan acak kelompok faktorial.
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Faktor pertama adalah Trichokompos TKKS
Menurut Havlin et al. (2005) P berperan dalam terformulasi (0, 5, 10 dan 15 ton ha-1) dan
pembentukan inti sel, pembelahan dan faktor kedua adalah pupuk P (0, 120, 180 dan
perbanyakan sel, esensial pada proses 240 kg P₂O5 ha-1). Parameter yang diamati
fotosintesis dan metabolisme karbohidrat adalah responfisiologi yang meliputi
sebagai fungsi regulator pembagian hasil kandungan klorofil, laju fotosintesis, daya
fotosintesis antara sumber dan organ hantar H2O pada stomata, konsentrasi CO2
reproduksi. Hasil penelitian Hamdani (2008) dalam sel dan laju transpirasi. Respons
menunjukkan pemberian pupuk fosfat pada pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman dan
tanah ultisol sebanyak 180 kg P2O5 ha-1 dapat jumlah anakan. Respons produksi yang
meningkatkan laju pertumbuhn relatif, bobot meiputi jumlah umbi per rumpun, diameter
kering brangkasan, bobot umbi per rumpun umbi, bobot segar umbi per rumpun dan bobot
(59,08 g rumpun-1 atau 14,6 ton ha-1) dan kering tanaman, serta respons serapan P.
memberikan indeks panen tertinggi pada Data hasil pengamatan dianalisis secara
tanaman bawang merah. Oleh sebab itu, statistik dengan analisis ragam dan dilanjutkan
dilakukan penelitian “respons fisiologi, dengan uji jarak berganda Duncan 5 %.
pertumbuhan, produksi dan serapan P bawang
merah (Allium ascalonicum L.) terhadap
pemberian trichokompos TKKS terformulasi HASIL DAN PEMBAHASAN
dan pupuk P di lahan gambut”.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui Tabel 1 menunjukkan bahwa reaksi
pengaruh pemberian trichokompos TKKS tanah tergolong masam. Hal ini disebabkan
terformulasi dan pupuk P serta kombinasi gambut banyak mengandung asam organik,
keduanya terhadap respons fisiologi, terutama gambut yang didominasi oleh kayu.
pertumbuhan, produksi dan serapan P bawang Tsutsuki dan Kondo (1995) menyatakan
merah di lahan gambut. dekomposisi kayu-kayuan yang kaya lignin
dalam keadaan anaerob menghasilkan
BAHAN DAN METODE senyawa asam organik dan asam fenolat.
Asam-asam organik selalu menyumbangkan
Penelitian dilakukan di lahan gambut ion H+. Menurut Noor (2001) ion H+ pada
kebun percobaan dan Laboratorium Ilmu asam-asam organik mudah terdisosiasi
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Riau, sehingga reaksi tanah menjadi masam.
mulai April sampai Juni 2015. Bahan

Tabel 1. Sifat kimia tanah gambut lokasi penelitian


Sifat kimia tanah Satuan Nilai Kriteria
pH H2O 4,80 Masam
pH KCl 3,92 Sangat masam
C organik % 28,07 Sangat tinggi
N total % 0,66 Sedang
C/N 42,52 Sangat tinggi
P potensial (HCl 25%) µg g-1 (ppm) 20,06 Sedang
K potensial (HCl 25 %) cmol(+) kg-1 48,18 Sangat tinggi
P tersedia (P-Bray 1) µg g-1 (ppm) 8,77 Rendah
Ca-dd cmol(+) kg-1 3,67 Rendah
K-dd cmol(+) kg-1 0,20 Rendah
Mg-dd cmol(+) kg-1 0,77 Tinggi
Na-dd cmol(+) kg-1 0,12 Rendah
KTK cmol(+) kg-1 91,38 Sangat tinggi
Kejenuhan Basa (KB) % 5,21 Sangat rendah
Kriteria : Pusat Penelitian Tanah (Laboratorium Tanah Bogor, 1983)

16
Jurnal Agroteknologi, Vol. 6 No. 2, Februari 2016 : 15 - 22

Fosfor tersedia tergolong rendah gambut dengan ciri KTK sangat tinggi, tetapi
karena P terikat lemah sehingga mudah persentase KB sangat rendah, akan
tercuci. Fosfor tidak dapat terjerap pada koloid menyulitkan penyerapan hara, terutama basa-
karena P dan koloid sama-sama bermuatan basa yang diperlukan oleh tanaman.
negatif. Menurut Stevenson (1994) sebagian
besar P pada gambut dalam bentuk P-organik, Respon Fisiologi Tanaman
yang mengalami proses mineralisasi menjadi Tabel 2 menunjukkan bahwa
P-anorganik oleh jasad mikro. Yon (1994) kandungan klorofil, laju fotosintesis dan daya
menyatakan fosfor organik di dalam tanah hantar H2O pada stomata tidak berbeda pada
terdapat sekitar 50 % dari P total tanah dan pemberian trichokompos TKKS terformulasi 5
bervariasi sekitar 15 – 80% pada kebanyakan hingga 15 ton ha-1 dan pupuk P 120 hingga
tanah. Bentuk-bentuk fosfat ini berasal dari 240 kg P2O5 ha-1 serta kombinasi
sisa tanaman, hewan dan mikroba. Fosfor trichokompos TKKS terformulasi dengan
dalam tanah yang diserap oleh tanaman pupuk P. Hal ini disebabkan P tidak termasuk
sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, unsur yang berperan sebagai penyusun klorofil
keadaan iklim dan kemampuan tanaman untuk sehingga pemberian pupuk P dan
menyerap hara dari tanah. trichokompos TKKS terformulasi tidak
Kation basa seperti Ca-dd, K-dd dan berpengaruh terhadap kandungan klorofil.
Na-dd tergolong rendah rendah. Hal ini Hara yang berperan menyusun klorofil adalah
disebabkan senyawa asam organik sangat Mg. Menurut Dwijoseputro (1980) bahwa
tinggi dan tinggi kapasitas tukar kation (KTK). faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
Ratmini (2012) menyatakan asam-asam pembentukan klorofil adalah faktor
organik mengandung gugus karboksil dan pembawaan, cahaya, oksigen, karbohidrat,
fenolik, dimana gugus fungsi karboksil dan hara nitrogen, magnesium dan besi.
fenolik sebagai sumber muatan negatif. Tanah

Tabel 2. Kandungan klorofil, laju fotosintesis, daya hantar H 2O pada stomata, konsentrasi CO2 dalam sel dan laju
transpirasi bawang merah pada pemberian trichokompos TKKS terformulasi dan pupuk P
Trichokompos Pupuk P (kg P2O5 ha-1)
Rata-rata
(ton ha-1) 0 120 180 240
---------- Kandungan klorofil (μmol m ) --------
-2

0 6,13a 5,38a 4,85a 5,57a 5,48a


5 5,93a 5,42a 4,29a 4,61a 5,06a
a a a a
10 5,13 5,48 6,78 5,23 5,65a
15 5,07a 5,82a 6,12a 5,07a 5,52a
Rata-rata 5,57 a 5,52a 5,51a 5,12a
--------- Laju fotosintesis (μmol CO2 m-2 s-1) -------
0 4,35 a 0,90a 2,01a 9,75a 4,25a
5 0,36a 1,80a 0,99a 3,31a 1,62a
a a a a
10 1,26 3,11 8,66 8,45 5,37a
15 2,75a 14,78a 0,28a 1,38a 4,80a
a a a
Rata-rata 2,18 5,15a 2,98 5,72
--------- Daya hantar H2O pada stomata (mol H2O m-2 s-1) -------
0 0,23a 0,16a-d 0,07de 0,08c-e 0,14a
5 0,04e 0,05de 0,10b-e 0,08c-e 0,07b
de ab b-e c-e
10 0,07 0,20 0,11 0,09 0,12a
15 0,19a-c 0,14a-e 0,06de 0,04e 0,11ab
a a ab b
Rata-rata 0,13 0,14 0,09 0,07
-------- Konsentrasi CO2 dalam sel (μmol CO2 mol-1) -------
0 276,1a 354,4a 405,9a 552,2a 397,2a
a a a a
5 346,2 396,4 375,4 317,0 358,8a
10 392,8a 339,1a 227,1a 458,7a 354,4a
15 351,8a 349,6a 367,9a 442,9a 378,0a
a a a a
Rata-rata 341,7 359,9 344,1 442,7
------------ Laju transpirasi (mmol H2O m-2 s-1) -------------
0 4,66a 4,28a-c 1,98d-f 2,02c-f 3,23a
f ef a-f d-f
5 1,06 1,21 2,76 1,77 1,70b
10 2,14b-f 4,31ab 3,46a-e 2,48a-f 3,10a
15 3,75a-d 2,67a-f 1,83def 0,94f 2,30b
a a ab b
Rata-rata 2,90 3,12 2,51 1,80
Ket. Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap perlakuan utama dan kombinasinya, tidak
berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan 5%

17
Respons Fisiologi, Pertumbuhan, Produksi, dan Serapan P Bawang Merah (Zaldi Arman, et al)

Kandungan klorofil dan konsentrasi penutup mengontrol diameter stomata dengan


CO2 yang tidak berbeda dapat menyebabkan cara mengubah bentuk yang akan melebarkan
laju fotosintesis juga tidak berbeda. Hal ini dan menyempitkan celah di antara kedua sel
disebabkan klorofil sangat berperan pada tersebut. Ketika sel penutup mengambil air
proses fotosintesis. Menurut Lakitan (2011) melalui osmosis, sel penutup akan
salah satu yang berpengaruh terhadap laju membengkak dan semakin dalam keadaan
fotosintesis adalah klorofil dan CO2. Laju turgid. Perubahan tekanan turgor yang
fotosintesis dipengaruhi oleh serapan P. Nilai menyebabkan pembukaan dan penutupan
korelasi antara laju fotosintesis dengan stomata terutama disebabkan oleh
serapan P yaitu r = 0,585. Fosfor sangat pengambilan dan kehilangan ion Kalium
berperan pada proses fotosintesis, dimana secara reversibel oleh sel penutup.
proses fotosintesis membutuhkan energi
dalam bentuk ATP. Hasil penelitian Singh dan Respon Pertumbuhan
Reddy (2014) kekurangan P secara konsisten Tabel 3 menunjukkan bahwa tinggi
dapat menurun fotosintesis. tanaman dan jumlah anakan tidak berbeda
Konsentrasi CO2 dalam sel dipegaruhi pada pemberian trichokompos TKKS
oleh daya hantar H2O pada stomata. Nilai terformulasi 5 hingga 15 ton ha-1 dan pupuk P
korelasi konsentrasi CO2 dalam sel dengan 120 hingga 240 kg P2O5 ha-1 serta kombinasi
daya hantar H2O pada stomata sebesar r = trichokompos TKKS terformulasi dengan
0,640. Sewaktu tanaman memfiksasi CO2 dari pupuk P, kecuali pemberian pupuk P 120
udara, tanaman mengeluarkan H2O sehingga hingga 240 kg P2O5 ha-1 dapat meningkatkan
peningkatan daya hantar H2O pada stomata tinggi tanaman. Hal ini disebabkan
dapat meningkatkan konsentrasi CO2 dalam pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah
sel. Menurut Von dan Farquhar (1981) molekul anakan lebih dominan dipengaruhi oleh hara
H2O yang berdifusi keluar dari stomata N, sedangkan N pada tanah gambut tergolong
mempengaruhi masuknya molekul CO2. sedang (Tabel 1) dan mudah tercuci akibat
Tabel 2 menunjukkan nilai daya hantar KTK tanah gambut tergolong sangat tinggi
H2O pada stomata dan laju transpirasi pada (Tabel 1) sehingga tidak tersedia bagi
pemberian trichokompos TKKS terformulasi 5 tanaman. Menurut Agus dan Subiksa (2008)
hingga 15 ton ha-1 dan pupuk P 120 hingga KTK tinggi menunjukkan kapasitas jerapan
240 kg P2O5 ha-1 serta kombinasi (sorbtion capacity) gambut tinggi, namun
trichokompos TKKS terformulasi dengan kekuatan jerapan (sorbtion power) lemah,
pupuk P. Pemberian trichokompos TKKS sehingga kation-kation yang tidak membentuk
terformulasi dan pupuk P terlihat bahwa nilai ikatan koordinasi akan mudah tercuci.
daya hantar H2O pada stomata paling tinggi Hasil penelitian Jumini et al. (2010)
yaitu 0,23 mol H2O m-2 s-1 dan cenderung menunjukkan tinggi tanaman bawang merah
meningkat dibandingkan kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata pada pemberian pupuk
lainnya. Peningkatan daya hantar H2O stomata organik. Tinggi tanaman dapat dipengaruhi
pada tanpa pemberian trichokompos TKKS oleh meningkatnya laju fotosintesis. Nilai
terformulasi dan pupuk P berkisar 15 – 475 % korelasi antara tinggi tanaman dengan laju
dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya. Hal fotosintesis adalah r = 0,569. Laju fotosintesis
ini diduga disebabkan tegangan turgor sel yang meningkat dapat meningkatkan fotosintat
penutup stomata meningkat pada tanpa yang dapat ditranslokasikan ke bagian batang
pemberian trichokompos TKKS terformulasi daun sehingga tinggi tanaman meningkat.
dan pupuk P, sehingga menyebabkan stomata Hasil penelitian Saputro (2011) menunjukkan
membuka. Membukanya stomata dapat bahwa peningkatan laju fotosintesis tanaman
meningkatkan daya hantar H2O pada stomata. kedelai sebesar 17,52 %, berdampak pada
Menurut Tjitrosomo (1984) stomata akan peningkatan produksi tanaman kedelai
membuka apabila turgor sel penutup tinggi dan sebesar 40,68%.
apabila turgor sel penutup rendah maka Pemberian pupuk P 120 hingga 240 kg
stomata akan menutup. P2O5 ha-1 dapat meningkatkan tinggi tanaman.
Kombinasi perlakuan tanpa Peningkatan tinggi tanaman paling tinggi pada
trichokompos TKKS terformulasi dan pupuk P pemberian pupuk P 120 kg P2O5 ha-1 dan
terlihat bahwa laju transpirasi paling tinggi meningkat 22,25% dibanding tanpa pupuk P.
yaitu 4,66 mmol H2O m-2 s-1 dan cenderung Hal ini disebabkan P berperan dalam
meningkat 8,12 – 339 % dibandingkan pembelahan dan perbanyakan sel sehingga
kombinasi perlakuan lainnya. Hal ini tinggi tanaman dapat meningkat. Fosfor juga
disebabkan turgiditas sel pada stomata berperan mendorong pertumbuhan akar
meningkat sehingga laju transpirasi dapat tanaman sehingga meningkatkan penyerapan
meningkat. Menurut Cambell et al. (2003) sel hara P pada tanaman. Peningkatan

18
Jurnal Agroteknologi, Vol. 6 No. 2, Februari 2016 : 15 - 22

penyerapan P pada tanaman dapat perbanyakan sel sedangkam menurut


meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman. Rosmarkam dan Yuwono, (2002) P dapat
Havlin et al. (2005) menyatakan P berperan mendorong pertumbuhan akar tanaman.
dalam pembetukan inti sel, pembelahan,

Tabel 3. Tinggi tanaman dan jumlah anakan bawang merah pada pemberian trichokompos TKKS terformulasi
dan pupuk P
Trichokompos Pupuk P (kg P2O5 ha-1)
-1 Rata-rata
(ton ha ) 0 120 180 240
---------- Tinggi tanaman (cm) -----------
0 18,78a 19,34a 18,78a 20,78a 19,42a
a a a a
5 16,78 21,78 22,67 21,67 20,72a
10 17,89a 21,67a 21,89a 21,11a 20,64a
15 19,00a 25,77a 22,44a 20,34a 21,89a
b a a a
Rata-rata 18,11 22,14 21,44 20,97
---------------- Jumlah anakan (batang) -----------------
0 5,93a 7,27a 6,90a 9,12a 7,30a
a a a a
5 7,86 7,49 7,38 8,41 7,78a
10 7,38a 7,60a 9,12a 9,60a 8,42a
a a a a
15 8,24 7,46 7,12 7,27 7,52a
a a a a
Rata-rata 7,35 7,45 7,63 8,60
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap perlakuan utama dan kombinasinya, tidak
berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan 5%

Respon Produksi oleh faktor genetik. Menurut Gardner et al.


Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah (1991) salah satu faktor yang mempengaruhi
umbi per rumpun tidak berbeda pada pertumbuhan tanaman adalah faktor genetik.
pemberian trichokompos TKKS terformulasi 5 Jumlah umbi per rumpun dapat dipengaruhi
hingga 15 ton ha-1 dan pupuk P 120 hingga oleh jumlah anakan per rumpun. Nilai korelasi
240 kg P2O5 ha-1 serta kombinasi antara jumlah umbi per rumpun dengan jumlah
trichokompos TKKS terformulasi dengan anakan sebesar r = 1,00, sehingga
pupuk P. Hal ini diduga disebabkan jumlah peningkatan jumlah anakan mempengaruhi
umbi per rumpun lebih dominan dipengaruhi meningkatnya jumlah umbi per rumpun.

Tabel 4. Jumlah umbi per rumpun, diameter umbi, bobot segar umbi per rumpun dan bobot kering tanaman
bawang merah pada pemberian trichokompos TKKS terformulasi dan pupuk P
Trichokompos Pupuk P (kg P2O5 ha-1)
Rata-rata
(ton ha-1) 0 120 180 240
--------------- Jumlah umbi per rumpun ----------------
0 6,00a 7,33a 7,00a 9,22a 7,39a
5 7,89a 7,55a 7,45a 8,44a 7,83a
a a a a
10 7,45 7,67 9,22 9,67 8,50a
15 8,34a 7,56a 7,22a 7,33a 7,61a
a a a a
Rata-rata 7,42 7,53 7,72 8,67
------------------ Diameter umbi (mm) ----------------
0 7,73a 7,78a 8,35a 8,80a 8,17b
5 7,43a 8,99a 10,92a 10,15a 9,37ab
10 8,24a 10,91a 10,46a 9,44a 9,76a
15 8,32a 12,36a 10,23a 10,14a 10,26a
Rata-rata 7,93b 10,01a 9,99a 9,63a
---- -------Bobot segar umbi per rumpun (g) ----------
0 2,43i 2,79hi 3,31e-i 3,60f-i 3,03b
5 2,98g-i 4,79c-g 7,08ab 5,74bc 5,15a
10 3,57e-i 4,92c-f 5,55b-d 5,45b-d 4,87a
15 3,89d-i 7,65a 5,21c-e 4,44c-h 5,30a
b a a a
Rata-rata 3,22 5,03 5,29 4,81
------------------ Bobot kering tanaman (g) ---------------
0 0,40a 0,42a 0,53a 1,45a 0,71a
a a a a
5 0,50 0,99 1,61 1,02 1,03a
10 0,55a 1,07a 1,15a 1,10a 0,97a
15 0,63a 1,85a 0,86a 0,88a 1,05a
b a a a
Rata-rata 0,52 1,08 1,04 1,11
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap perlakuan utama dan kombinasinya, tidak
berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan 5%

19
Respons Fisiologi, Pertumbuhan, Produksi, dan Serapan P Bawang Merah (Zaldi Arman, et al)

Pemberian trichokompos TKKS diduga dapat meningkatkan luas permukaan


terformulasi 5 hingga 15 ton ha-1 dan pupuk P daun, sehingga fotosintesis juga meningkat.
120 hingga 240 kg P2O5 ha-1 dapat Fotosintesis yang meningkat dapat
meningkatkan diameter umbi. Hal ini meningkatkan fotosintat yang dapat
disebabkan peningatan hara P dapat ditranslokasikan ke umbi tanaman. Translokasi
meningkatkan pembelahan sel pada umbi fotosintat semakin cepat karena P berperan
sehingga dapat meningkatkan diameter umbi. sebagai regulator translokasi fotosintat dari
Menurut Munawar (2011) P berperan dalam organ penghasil ke umbi tanaman sehingga
pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein bobot segar umbi per tanaman meningkat.
yang ada dalam inti sel. Pemberian pupuk P Pemberian pupuk P 120 sampai 240
120 kg P2O5 ha-1 merupakan diameter umbi kg P2O5 ha-1 terlihat cenderung meningkatkan
yang paling tinggi yaitu 10,01 mm dan bobot kering tanaman sebesar 100 - 113,46 %
meningkat secara nyata sebesar 26,23% dibadingkan tanpa pemberian pupuk P. Bobot
dibandingkan tanpa pemberian pupuk P. Hal kering tanaman yang paling rendah pada
ini disebabkan P berperan dalam transfer tanpa pemberian pupuk P yaitu 0,52 g. Hal ini
fotosintat dari ke seluruh organ tanaman disebabkan hara P kurang tersedia untuk
termasuk umbi. Peningkatan energi dalam pertumbuhan tanaman sehingga dapat
bentuk ATP dan ADP sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman seperti
meningkatkan translokasi fotosintat ke bagian pembelahan sel, pengembangan sel dan
umbi sehingga umbi tanaman meningkat. metabolisme tanaman. Marschner (1986);
Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa Havlin et al. (2005) menyatakan kekurangan P
fosfor berperan penting dalam metabolisme sangat menghambat sebagian besar
energi, karena keberadaannya dalam ATP, pertumbuhan akar, serapan hara dan air,
ADP dan pirofosfat. pembelahan sel dan pengembangan sel,
Kombinasi trichokompos TKKS respirasi dan fotosintesis.
terformulasi 15 ton ha-1 dengan pupuk P 120
kg P2O5 ha-1 merupakan bobot segar umbi per Serapan P
rumpun paling tinggi yaitu 7,65 g (1,91 ton ha- Tabel 5 menunjukkan bahwa
1) dan meningkat 8,05 – 214,81% pemberian trichokompos TKKS terformulasi 5
dibandingkan kombinasi trichokompos TKKS sampai 15 ton ha-1 meningkatkan serapan P
terformulasi dengan pupuk P lainnya. Hal ini sebesar 76,39% dibandingkan tanpa
dipengaruhi oleh meningkatnya tinggi tanaman trichokompos TKKS terformulasi. Hal ini
dan serapan P. Nilai korelasi antara bobot disebabkan karena pemberian trichokompos
segar umbi per rumpun dengan tinggi tanaman TKKS terformulasi dapat meningkatkan
dan serapan P masing-masing sebesar r = ketersediaan hara P. Trichokompos TKKS
0,889 dan 0,927. Peningkatan tinggi tanaman terformulasi mengandung 2,16% P2O5.

Tabel 5. Serapan P (g 100 g-1 tanaman) tanaman bawang merah pada pemberian trichokompos TKKS
terformulasi dan pupuk P
Trichokompos Pupuk P (kg P2O5 ha-1)
-1
(ton ha ) 0 120 180 240
0 1,276 1,432 1,584 1,978
5 1,653 2,288 3,499 2,910
10 1,937 2,240 2,710 3,153
15 2,445 4,603 2,617 1,395
Ket : tidak dianalisis sidik ragam

Pemberian pupuk P 120 sampai 240 mengganggu serapan hara lain seperti hara
kg P2O5 ha-1 meningkkan serapan P 28,96 - makro (nitrat dan sulfat) dan mikro (Zn, Mn dan
44,26% dibandingkan tanpa pupuk P. Hal ini Bo). Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan
disebabkan pemberian pupuk P dapat tanaman tidak optimal dan kemampuan
meningkatkan ketersediaan hara P sehingga tanaman menyerap P menjadi terganggu.
dapat meningkatkan serapan P. Peningkatan Serapan P yang paling tinggi terlihat
pupuk P 180 sampai 240 kg P2O5 ha-1 pada pada pemberian trichokompos TKKS
Trichokompos TKKS terformulasi 15 ton ha-1 terformulasi 15 ton ha-1 dan pupuk P 120 kg
terlihat serapan P cenderung menurun. Hal ini P2O5 ha-1 yaitu 4,603 g 100 g-1 tanaman.
disebabkan kemampuan tanaman dalam Peningkatan seraan P dapat mempengaruhi
menyerap P secara optimal diperoleh pada tinggi tanaman, laju fotosintesis, diameter
kondisi keseimbangan hara. Hasil penelitian umbi, bobot segar umbi dan bobot kering
Zulfutra (2015) menunjukkan bahwa tanaman. Nilai korelasi antara serapan P
pemberian P pada dosis yang lebih tinggi akan dengan tinggi tanaman, laju fotosintesis,

20
Jurnal Agroteknologi, Vol. 6 No. 2, Februari 2016 : 15 - 22

diameter umbi, bobot segar umbi dan bobot aspek Lingkungan. Balai Penelitian
kering tanaman masing-masing r = 0,828, Tanah, Badan Penelitian dan
0,585, 0,798, 0,927 dan 0,819. Tinggi Pengembangan Pertanian.
tanaman, laju fotosintesis, diameter umbi, Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi
bobot segar umbi dan bobot kering tanaman Produktivitas Bawang Merah. Riau
yang meningkat, maka konsentrasi P dalam dalam angka. Pekanbaru.
tanaman dapat berkurang, sehingga tanaman Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
perlu meningkatkan serapa P secara difusi. Sumberdaya Lahan Pertanian. 2011.
Hasil penelitian secara keseluruhan Laporan Tahunan 2011, Konsorsium
menunjukkan bahwa tinggi tanaman 16,78 Penelitian Dan Pengembangan
sampai 25,77 cm, jumlah anakan 5,93 – 9,12 Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian.
anakan, produksi umbi hektar-1 1,91 ton. Hasil BBPPSLP. Bogor.
tersebut lebih rendah dibandingkan deskripsi Biyantoro, D., M.V. Purwani dan Muzakky.
tanaman bawang merah varietas Bangkok 2000. Penyerapan Stronsium dan
yaitu tinggi tanaman 29,2 – 40,8 cm, jumlah Zirkonium pada Tanah Gambut dengan
anakan 9 – 17 anakan dan produksi umbi Zeolit dan Senyawa Humat. In.
hektar-1 berkisar 17,6 – 22,3 ton pada tanah Prosiding Pertemuan dan Presentasi
mineral. Hal ini disebabkan karena jenis Ilmiah Penelitian Dasar IImu
tanahnya berbeda, pH sangat masam yaitu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir.
3,92 (Tabel 1), sehingga ketersediaan hara, P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli
serapan hara rendah dan dapat 2000.
mengakibatkan pertumbuhan serta produksi Cambell, N.A, J.B. Reece and L.G.Mitchell.
bawang merah menjadi rendah. Sutarya dan 2003. Biologi. Alih Bahasa :L.Rahayu,
Grubben (1995) menyatakan pH yang cocok E.I.M Adil, N Anita, Andri ,W.F Wibowo,
untuk tanaman bawang merah berkisar 5,5 – W.Manalu. Erlangga. Jakarta.
6,5. Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi
Tumbuhan.Gramedia. Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Gardner, F.P., R.B. Fearce dan R.L. Mitchell.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI
Kesimpulan Press. Jakarta.
1. Pemberian trichokompos TKKS Hamdani, J.S. 2008. Pertumbuhan dan Hasil
terformulasi 15 ton ha-1 dapat Bawang Merah Kultivar Kuning pada
meningkatkan diameter umbi dan bobot Status Hara P Total Tanah dan Dosis
segar per rumpun serta respon serapan P Fosfat yang Berbeda. Jurnal Agrikultura,
masing-masing sebesar 25,58%, 74,92% 19 (1) : 42-49.
dan 76,39%. Sedangkan daya hantar H2O Havlin, J.L., J.P. Beaton., S.L. Tisdale and
pada stomata dan laju transpirasi masing- W.L. Nelson. 1999. Soil Fertility dan
masing sebesar 21,43% dan 28,79% Fertilizer. An Introduction to Nutrient
dibandingkan tanpa trichokompos TKKS Management. Sixth ed. Prentice Hall.
terformulasi. New Jersey.
2. Pemberian pupuk P 120 P2O5 ha-1 dapat Idwar, Nelvia dan R. Arianci. 2014. Pengaruh
meningkatkan daya hantar H2O pada Campuran Kompos Tandan Kosong
stomata, tinggi tanaman, diameter umbi, Kelapa Sawit, Abu Boiler dan
bobot segar per rumpun dan serapan P Trichoderma Terhadap Pertanaman
masing-masing sebesar 7,69%, 22,25%, Kedelai pada Sela Tegakan Kelapa
26,23%, 56,21% dan 44,26% Sawit yang Telah Menghasilkan di
dibandingkan tanpa pupuk P. Lahan Gambut. Jurnal Teknobiologi, (1)
3. Kombinasi trichokompos TKKS : 21 – 29.
terformulasi 15 ton ha-1 dengan pupuk P Jumini, Y. Sufyati dan N. Fajri. 2010.
120 P2O5 ha-1 merupakan kombinasi Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit dan
perlakuan terbaik, dengan bobot segar Jenis Pupuk Organik Terhadap
per rumpun paling tinggi yaitu 7,65 g (1,91 Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah.
ton ha-1) dan meningkat 214,81% Jurnal Floratek, 5 : 164 – 171.
dibanding tanpa perlakuan trichokompos Lakitan, B. 2011. Dasar-dasar Fisiologi
TKKS terformulasi dan pupuk P. Tumbuhan. PT. RajaGrafindo Persada.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition of
Higher Plant. Academic Press. London.
Agus, F. dan I.G.M. Subiksa. 2008. Lahan Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan
gambut : Potensi untuk pertanian dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.

21
Respons Fisiologi, Pertumbuhan, Produksi, dan Serapan P Bawang Merah (Zaldi Arman, et al)

Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut. photosynthesis and the gas exchange of
Potensi dan Kendala. Kanisius. leaves. Planta, 153 : 376 – 387.
Yogyakarta. Yon, R. Md. 1994. Introduction. p. 1-4. In. : R.
Puspita, F. 2014. Hasil Analisis Kandungan Md. Yon (Ed). Papaya Fruit
Hara Trichokompos Tandan Kosong Development, Postharvest, Physiology,
Kelapa Sawit Terformulasi. Fakultas Handling and Market in ASEAN.
Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. Zulfutra. 2015. Efisiensi Serapan P dan
Ratmini, S. 2012. Karakteristik dan Respon Tanaman Padi Gogo (Oryza
Pengelolaan Lahan Gambut untuk sativa L.) terhadap Pemberian Silikat
Pengembangan Pertanian. Jurnal Lahan dan Pupuk Fosfat pada Tanah Ultisol.
Suboptimal, 1 (2) : 197 – 206. Tesis. Ilmu Pertanian Pascasarjana
Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Universitas Riau. Pekanbaru.
Kesuburan Tanah. Kanisius.
Yogyakarta.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi
Tumbuhan. Terjemahan D.R. Lukman
dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung.
Saputro, A.S.H. 2011. Pengaruh Aplikasi
Bakteri Fotosintetik Synechococcus
Sp.Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman
Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Jember. Tidak
dipublikasikan.
Sasli, I. 2011. Karakterisasi Gambut Dengan
Berbagai Bahan Amelioran dan
Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisik dan
Kimia Guna Mendukung Produktivitas
Lahan Gambut. Jurnal Agrovigor, 4 (1) :
42-50.
Singh, S. K. and V. R. Reddy. 2014. Combined
effects of phosphorus nutrition and
elevated carbon dioxide concentration
on chlorophyll fluorescence,
photosynthesis, and nutrient efficiency of
cotton. J. Plant Nutr. Soil Sci. (177) :
892–902.
Stevenson, F.J. 1994. Humus
Chemistry.Genesis, Composition, and
Reactions.John Wiley and Sons.Inc.
New York.
Sutarya, R. dan G. Grubben. 1995. Pedoman
Bertanam Sayuran Dataran Rendah.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tan, K.H. 1986. Degredasi Mineral Tanah Oleh
Asam Organik. Di dalam Huang, P. M.
Dan M. Schnitzer, editor. Kombinasi
Mineral Tanah dengan Organik Alami
dan Mikroba. Soil. Sci. Soc. Am. J. (17) :
1-40.
Tjitrosomo, S.S. 1990. Botani Umum. PT
Angkasa. Bandung.
Tsutsuki, K. dan R. Kondo. 1995. Lignin-
Derived Phenolic Compounds in
Different Types of Peat Profiles in
Hokkaido. Japan. Soil Sci. and Plant
Nutr. 41 (3) : 515 – 527.
Von, C. and Farquhar. 1981. Some
relationship between biochemistry of

22
Volume 6 Nomor 2, Februari 2016 PRINT ISSN 2087-0620
ONLINE ISSN 2356-4091

ANALISIS SERAPAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI


KABUPATEN PELALAWAN
Analysis of Labour Absorption and Income Palm Farmers in Pelalawan District
Irsyadi Siradjuddin .................................................................................................................................. 1-8

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NT45 DAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH
Effect of NT45 and Phosphate Fertilizer on Growth and Yield of Peanut
Nilla Kristina ............................................................................................................................................. 9-14

RESPONS FISIOLOGI, PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN SERAPAN P BAWANG MERAH


(Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN TRICHOKOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT (TKKS) TERFORMULASI DAN PUPUK P DI LAHAN GAMBUT
Physiologcal Responses, Growth, Production and P Uptake by Shallots (Allium ascalonicum L.)
Against Application of Trichokompos Oil Palm Empty Fruit Bunch (PEFB) Formulated and P
Fertilizer on Peatlands
Zaldi Arman, Nelvia, dan Armaini .......................................................................... 15-22

PENINGKATAN EFISIENSI PUPUK FOSFAT MELALUI APLIKASI MIKORIZA PADA KEDELAI


Increasing of Phosphor Efficiency by Mychorriza Application on Soybean
Indah Permanasari, Kartika Dewi, M. Irfan, dan Ahmad Taufiq Arminuddin .......................................... 23-30

KANDUNGAN HARA MAKRO TANAH GAMBUT PADA PEMBERIAN KOMPOS Azolla pinata
DENGAN DOSIS BERBEDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
KANGKUNG (Ipomea reptans Poir)
Effect of Azolla pinata Compost with Different Doses for Macro Fertility of Peat Soil and It’s
Aplication in Plant Growth Kale (Ipomea reptans Poir)
Ervina Aryanti, Hadisa Novlina, dan Robbana Saragih .......................................................................... 31-38

UJI PESTISIDA NABATI TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


Test of Biopesticide on The Crop Pest and Disease
Mokhamad Irfan ....................................................................................................................................... 39-45

You might also like