You are on page 1of 17

RISIKO NUKLIR DAN RESPON PUBLIK TERHADAP BENCANA

NUKLIR FUKUSHIMA DI JEPANG1

NUCLEAR RISK AND PUBLIC RESPONSE TO FUKUSHIMA NUCLEAR


DISASTERS IN JAPAN

Upik Sarjiati
Pusat Penelitian Sumberdaya Regional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI)
E-mail: upik.sarjiati@gmail.com

Diterima: 11-2-2018 Direvisi: 31-3-2018 Disetujui: 29-4-2018

ABSTRACT

In the post-Fukushima nuclear disaster, the use of nuclear as safe, cheap and reliable energy resources
is contested. Some actors are considered that nuclear energy is danger for human and environment for long
term period. On the other hand, other actors are believed that nuclear is still important energy resources for
Japan’s economic development. Risk arises as consequences of science and technology development. Some studies
explained Fukushima nuclear disaster focusing on disaster management, energy politics, and technical aspect.
Different to previous studies, this article aims to analyze contestation of knowledge in risk nuclear construction in
the post-Fukushima nuclear disaster. Risk is not only real, but also constructed by various institution and actors
such as government, academicians, bureaucrats, scientists, and Tokyo Electric Power Company (TEPCO) as
nuclear reactor operator. Contestation of knowledge in nuclear risk construction comprises spreading and impact
of nuclear radiation, the food safety standard, and a victim categorization that determine the parties entitled
compensation. Contestation of knowledge and construction of nuclear risk urge new uncertainty in modern society.
Thus, public take strategies cope with the new uncertainty by carrying out anti-nuclear movement and citizen
science.

Keywords: risk society, nuclear, Fukushima, Japan

ABSTRAK

Pascabencana nuklir Fukushima, pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi yang aman, murah dan dapat
diandalkan kembali diperdebatkan. Berbagai pihak menilai energi nuklir dapat membahayakan kehidupan manusia
dan lingkungan dalam jangka panjang. Di sisi lain, beberapa pihak berpendapat bahwa nuklir masih menjadi
sumber energi yang penting bagi pembangunan ekonomi Jepang. Risiko nuklir merupakan salah satu bentuk risiko
yang timbul sebagai konsekuensi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa penelitian telah membahas
bencana nuklir dari sudut pandang manajemen bencana, politik energi, dan teknik. Berbeda dengan penelitian
sebelumnya, artikel ini menggunakan pendekatan risk society untuk mengkaji kontestasi pengetahuan dalam
konstruksi risiko nuklir pasca bencana nuklir Fukushima yang melibatkan pemerintah, akademisi, media, birokrat,
ilmuwan, dan Tokyo Electric Power Company (TEPCO) sebagai operator reaktor nuklir. Kontestasi pengetahuan
dalam konstruksi risiko nuklir mencakup penyebaran dan dampak radiasi nuklir, standar keamanan pangan, dan
kategorisasi korban bencana nuklir untuk menenentukan pihak yang berhak mendapatkan kompensasi. Kontestasi
pengetahuan dan konstruksi risiko nuklir menyebabkan suatu ketidakpastian baru dalam masyarakat modern.
Oleh karena itu, publik melakukan strategi untuk menghadapi risiko nuklir dan ketidakpastian dengan melakukan
gerakan anti-nuklir dan citizen science.

1
Artikel ini adalah bagian dari laporan penelitian “Bencana, Risiko dan Modernitas di Jepang” yang didanai oleh DIPA Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI). Penelitian ini dilakukan di Jepang pada tahun 2013.

46 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018 46


Kata kunci: masyarakat berisiko, nuklir, Fukushima, terhadap konsep risiko. Pendekatan realis
Jepang memahami risiko sebagai sebuah peristiwa nyata
atau bahaya yang dilihat secara objektif tanpa
PENDAHULUAN melihat faktor sosial yang berpengaruh (Zinn,
Pada tanggal 3 Maret 2011 gempa 2008, 5). Di sisi lain, pendekatan governmentality
berkekuatan 8,9 skala richter mengguncang yang dipengaruhi oleh argumen Foucoult
wilayah selatan pantai Jepang yang diikuti tentang pengetahuan dan kuasa memahami
diikuti oleh terjadinya tsunami. Gempa dan risiko sebagai hasil konstruksi sosial berbagai
tsunami memicu terjadinya kecelakaan reaktor aktor tanpa melihat risiko sebagai hal yang riil.
nuklir Fukushima. Terjadinya bencana alam dan Selain itu, pendekatan governmentality melihat
bencana teknologi secara bersamaan yang dikenal risiko sebagai teknologi atau cara tertentu untuk
dengan bencana 3/11 merupakan bencana terbesar mengatasi suatu masalah yang diimajinasikan
dalam sejarah Jepang. Jepang dikenal sebagai melalui teknik statistik penghitungan probabilitas
negara yang memiliki manajemen bencana yang (O’Malley, 1993, 57; Zinn, 2008, 7). Berbeda
handal dan menjadi salah satu model pengelolaan dengan kedua pendekatan di atas, artikel ini akan
bencana di dunia. Namun, Pemerintah Jepang menjelaskan risiko nuklir dengan menggunakan
tidak siap dalam menghadapi terjadinya bencana pendekatan risk society atau masyarakat berisiko
3/11. Ketidaksiapan Pemerintah Jepang dalam yang dikembangkan oleh Ulrich Beck. Risiko
menghadapi bencana 3/11 terlihat dari kurang menurut Beck (1999) adalah suatu hal yang riil
adanya koordinasinya antar lembaga pemerintah atau nyata sebagai hasil dari kemajuan ilmu
dan perusahaan operator reaktor nuklir dalam pengetahuan dan teknologi. Selain itu, risiko
menangani bencana nuklir Fukushima. Selain itu, dipahami sebagai hasil konstruksi sosial oleh
Pemerintah Jepang mengalami kesulitan dalam berbagai aktor dengan pengetahuan yang dimiliki
memprediksi dampak kecelakaan reaktor nuklir (Sarjiati, 2014; Sarjiati, 2015).Dalam kasus
yang ditimbulkan. bencana nuklir Fukushima, bagaimana risiko
radiasi nuklir dibentuk, dan bagaimana pula
Radiasi nuklir bersifat tidak dapat
publik merespon risiko tersebut?
dirasakan oleh panca indera, dan manusia pada
tingkat tertentu dapat berdampak panjang, Dengan menggunakan konsep risk
lintas generasi, dan lintas geografi sehingga society, artikel ini mengkaji perdebatan
dapat membahayakan kehidupan manusia dan pengetahuan dalam mendefinisikan risiko
lingkungan. Karakteristik tersebut menyebabkan radiasi nuklir pasca bencana nuklir Fukushima
masyarakat tidak mengetahui apakah mereka yang melibatkan berbagai aktor seperti Tokyo
terpapar radiasi atau tidak sehingga hal tersebut Electric Power Company (TEPCO), Pemerintah
menyebabkan ketakutan dan kepanikan Jepang, NGO, ahli nuklir, dan masyarakat umum.
masyarakat pascabencana nuklir Fukushima. Selain itu, artikel ini menjelaskan hal-hal yang
Selain itu, berbagai macam informasi terkait diperdebatkan seperti penyebaran dan dampak
penyebab, cakupan dan dampak yang ditimbulkan radiasi nuklir terhadap lingkungan dan kesehatan
oleh bencana nuklir Fukushima disampaikan oleh manusia serta kategorisasi korban bencana nuklir
berbagai pihak seperti politisi LDP, birokrat, yang berhak mendapatkan kompensasi. Bagian
akademisi, ilmuwan, TEPCO, media massa, akhir artikel ini menjelaskan respons publik
lembaga nonpemerintah, aktivis, dan masyarakat terhadap risiko nuklir dan ketidakpastian yang
biasa. Kesimpangsiuran informasi memperburuk terjadi.
situasi pasca bencana nuklir Fukushima.
Sebelum bencana nuklir Fukushima METODE PENELITIAN
terjadi, energi nuklir dianggap sebagai energi Penelitian konstruksi risiko nuklir pasca
yang aman, bersih dan dapat diandalkan. Namun, bencana nuklir Fukushima ini menggunakan
bencana nuklir Fukushima mengungkapkan fakta metode kualitatif. Data dikumpulkan dari
lain tentang bahaya energi nuklir. Kasus bencana berbagai sumber antara lain internet, buku,
nuklir Fukushima dapat memberikan pemahaman laporan pemerintah, dan jurnal terkait dengan

Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 47
bencana nuklir Fukushima. Data sekunder dari risiko tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan
berbagai sumber digunakan untuk menganalisis berperan penting dalam mengenali sebuah risiko
permasalahan konstruksi risiko nuklir. Penelitian sekaligus mendefinisikan risiko.
lapangan dilakukan di Tokyo selama dua minggu Menurut Foucault pengetahuan dan
pada bulan September 2013, dan dua minggu kekuasaan saling berkaitan di mana pengetahuan
pada bulan Oktober 2014. Penelitian lapangan dapat digunakan untuk menjalankan kekuasaan
dengan waktu yang terbatas digunakan untuk (Rouse, 2005). Foucault melihat kekuasaan
melakukan wawancara mendalam dengan aktor- bukan sebagai kelompok institusi dan mekanisme
aktor yang terlibat dalam perdebatan tentang yang menyebabkan orang tunduk terhadap
risiko nuklir seperti akademisi, NGO yakni negara melalui hukum dan peraturan atau
Citizen Nuclear Information Center (CNIC), sebuah dominasi satu pihak ke pihak lain, namun
orang tua, dan mahasiswa. Wawancara mendalam kekuasaan muncul dalam setiap interaksi sosial
dilakukan untuk melengkapi data dan informasi bahkan dalam hubungan yang paling intim
yang telah dimiliki oleh penulis melalui studi dan sejajar (Lynch, 2011, 19). Pengetahuan
pustaka. yang diproduksi oleh kekuasaan tidak
mengandung kebenaran abadi tetapi kebenaran
PEMBAHASAN yang dikonstruksikan yang bertujuan untuk
mempengaruhi publik melalui berbagai strategi.
Jepang dalam Masyarakat Berisiko
Oleh karena itu, kontestasi pengetahuan berbagai
Studi ini dilakukan dengan aktor terjadi dalam upaya mengkonstruksikan
mengembangkan konsep risk society atau sebuah risiko untuk mencapai tujuan-tujuan
masyarakat berisiko yang dikemukakan tertentu.
oleh Ulrich Beck. Konsep risk society yang
Beck (1992) menjelaskan bahwa faktor
dikemukakan oleh Beck dalam bukunya yang
ekonomi merupakan salah satu aspek yang
berjudul Risk Society: Toward New Modernity
memengaruhi konstruksi sebuah risiko. Dalam
diterbitkan pertama kali di Jerman pada tahun
rangka meningkatkan produktivitas, seorang
1986. Buku tersebut terbit sesaat setelah bencana
aktor akan memprediksi, mengembangkan,
nuklir Chernobyl terjadi sehingga pemikiran Beck
menguji dan menggali kemungkinan manfaat
mempengaruhi perdebatan tentang risiko sebagai
ekonomi dari suatu proses produksi, namun
konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
sering mengabaikan risiko yang ada. Oleh
teknologi. Argumen utama dari risk society yakni
karena itu, secara sistematis tercipta sebuah
peningkatan kesejahteraan dalam masyarakat
situasi economic blinded to risk atau risiko
modern diiringi oleh munculnya risiko baru
yang dibutakan oleh aspek ekonomi. Meskipun
(Beck 1992, 19). Beck memahami risiko
secara riil risiko itu ada, namun ada upaya untuk
sebagai kemungkinan terjadinya kerusakan atau
menutupi risiko sehingga risiko tersebut tidak
bencana akibat dari proses teknologi, politik,
terlihat. Kecenderungan mengabaikan risiko
sosial, komunikasi, dan proses lainnya. Risiko
yang dianggap kecil justru akan memperbesar
tidak hanya dianggap suatu hal yang riil seperti
risiko yang mengancam pada masa yang akan
ancaman radiasi nuklir, polusi udara, makanan
datang. Intangible threat (ancaman yang tidak
yang berasal dari rekayasa genetika, dan pupuk
terlihat) dapat dirasakan langsung apabila terjadi
kimia, namun risiko dipahami juga sebagai
sebuah kecelakaan atau bencana. Dengan kata
sebuah konstruksi sosial oleh insitusi-institusi
lain, pengalaman menjadi faktor penting untuk
sosial. Konstruksi risiko merupakan sebuah
mengetahuai adanya sebuah risiko.
proses politis yang akan mempengaruhi kebijakan
dan tindakan yang diambil oleh berbagai aktor Kecelakaan atau bencana akan membantu
(ilmuwan, pengusaha, NGO, media massa, terungkapnya intangible threat atau ancaman
dan ahli hukum) seperti penetapan pihak yang yang tersembunyi sehingga dapat memunculkan
bertanggungjawab jika terjadi kecelakaan, pengetahuan dan kesadaaran baru terkait
penetapan pihak yang dianggap sebagai korban, suatu ancaman atau risiko. Kesadaran risiko
pengajuan klaim kompensasi, dan pemilihan yang dialami oleh pihak yang terkena dampak

48 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018


bencana sering diekspresikan dalam gerakan transparannya informasi yang diberikan oleh
lingkungan dan kritik terhadap industri (Beck, pemerintah dan TEPCO atas dampak radiasi
1992, 72). Hubungan pengetahuan dan gerakan yang ditimbulkan oleh kecelakaan nuklir. Selain
sosial dapat terjadi dikarenakan tiga hal, yakni itu, universitas, media massa, organisasi lokal
perdebatan klaim ilmiah, usaha mendapatkan dan organisasi internasional menyampaikan
dukungan dari ilmuwan untuk membenarkan informasi yang berbeda-beda mengenai tingkat
sikap politik yang diambil, penolakan terhadap dan dampak radiasi nuklir. Salah satunya adalah
metodologi dan klaim yang dipakai oleh ilmuwan informasi yang disampaikan oleh Sekretaris
(Epstein, 1996). Selain itu, Beck melihat proses Kabinet Yukio Edano pada tanggal 15 Maret
individualisasi dalam masyarakat berisiko di 2011 atau sehari setelah reaktor nuklir tiga Daichi
mana setiap individu merespon bencana dengan Fukushima meledak. Edano mengumumkan
pengetahuan yang mereka miliki. bahwa tingkat radiasi nuklir mencapai 400
mSv per jam. Namun, informasi tersebut tidak
menjelaskan secara detil tentang dampak
terhadap tubuh manusia sehingga menimbulkan
RISIKO RADIASI NUKLIR DAN kepanikan masyarakat (Hiroshe 2011, 59).
PERDEBATANNYA
Fukushima Prefecture merupakan daerah
Bencana nuklir Fukushima
terparah yang terpapar radiasi nuklir. Kota
mengandung sebuah ketidakpastian sehingga
Okuma, Futaba, Tamioka, dan Namie menjadi
muncul pertentangan dan kompleksitas dalam
daerah terlarang karena tingkat kontaminasinya
mendefinisikan risiko nuklir. Di satu sisi, segala
sangat tinggi, yakni 1000 kBq/m2 hingga lebih
keputusan mengenai risiko dan hazards radiasi
dari 3000 kBq/m 2. Paparan radiasi dengan
nuklir terkait dengan produksi pengetahuan yang
tingkat yang tinggi di Fukushima Prefecture
mencakup syarat, hipotesis, metode, prosedur,
menyebabkan penduduk lokal mengungsi ke
dan acceptable value. Di sisi lain, keputusan
beberapa daerah. Hingga tanggal 29 Agustus
tersebut sekaligus terkait dengan penetapan
2011 jumlah pengungsi dari 12 daerah di
orang yang terkena dampak (korban), jenis dan
Fukushima Prefecture mencapai 146.520 orang.
cakupan bahaya, elemen yang mengancam,
Pencemaran zat radioaktif yang dilepaskan oleh
potensi dampak yang ditimbulkan dalam
reaktor nuklir Fukushima dapat melalui udara, air
jangka panjang, metode pengukuran yang harus
hujan yang mengandung partikel zat radioaktif,
dilakukan, pihak yang bertanggungjawab, dan
dan air laut. Oleh karena itu, zat radioaktif tidak
klaim untuk kompensasi (Beck, 1992, 54).
hanya mencemari Fukushima Prefecture saja,
Dengan pengetahuan yang dimiliki, berbagai
namun juga beberapa daerah di Jepang. Bahkan
kelompok mencoba mendefinisikan risiko radiasi
zat radioaktif berhasil dideteksi di beberapa
nuklir sebagai upaya mempengaruhi kebijakan
negara seperti Filipina dan Amerika.
dalam penanganan krisis nuklir. Bagian ini akan
menjelaskan perdebatan berbagai aktor tentang Hasil survei yang dirilis oleh Ministry
risiko radiasi pascabencana nuklir Fukushima of Education, Culture, Sports, Science and
yang mencakup penyebaran radiasi nuklir, Technology (MEXT) pada tanggal 25 November
dampak radiasi nuklir terhadap keamanan pangan 2011 menunjukkan pencemaran tertinggi
dan keshatan, dan penetapan pihak yang dapat zat radioaktif cesium 134 dan cesium 137
dikelompokkan sebagai korban bencana nuklir ditemukan di Hitachinaka, Ibaraki Prefecture
yang berhak mendapatkan kompensasi. pada level 40.801 Bq/m2. Selain itu, kandungan
zat radioaktif sebesar 22.570 Bq/m2 ditemukan
di Yamagata Prefecture, dan 17.354 Bq/m2 di
Paparan Radiasi Nuklir dan Penyebarannya
Shinjuku ward Tokyo, dan beberapa di daerah
Bencana gempa dan tsunami yang diikuti lain di Uto Kumamoto Prefecture, Osaka,
oleh terjadinya kecelakan nuklir Fukushima Chugoku, Kyushu, Nagano, Chiba, Gunma,
menempatkan masyarakat dalam kondisi Nigata dan Tochigi. Air hujan yang membawa
ketidakpastian. Hal tersebut dipicu oleh tidak partikel zat radioaktif menjadi salah satu media

Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 49
penyebaran radioaktif yang dilepaskan oleh berada pada tingkat 4, kemudian berubah menjadi
reaktor nuklir Fukushima (Ishizuka, 2011). tingkat 5 dan 7 (skala 1-7 berdasarkan standar
internasional). Koide melihat hal tersebut sebagai
upaya TEPCO untuk menutupi informasi yang
sebenarnya dan untuk mengurangi kepanikan
masyarakat. Namun, apa yang dilakukan oleh
TEPCO justru memperlambat penanganan krisis
yang terjadi (Hiroaki, 2011).
Citizen Nuclear Information Center
(CNIC) yang berdiri pada tahun 1975
menjadi salah satu NGO di Jepang yang
aktif menyampaikan informasi tentang energi
nuklir termasuk isu keamanan, proliferation
dan ekonomi melalui majalah dan seminar
publik jauh sebelum bencana nuklir Fukushima
terjadi. Ketika bencana nuklir Fukushima
terjadi, CNIC menerima ratusan telepon dan
email yang meminta informasi terkait bencana
tersebut. CNIC memanfaatkan media online
seperti Ustream untuk menyampaikan informasi
dan analisis tentang bencana nuklir kepada
masyarakat yang lebih luas. beberapa hari
setelah ledakan pertama pada reaktor nuklir,
Sumber: Ishizuka 2011 CNIC telah menganalisis kemungkinan yang
Gambar 1. Peta penyebaran zat radioaktif di Jepang akan terjadi pada reaktor nuklir satu dan tiga.
Namun, hal tersebut baru disadari oleh TEPCO
dan Pemerintah Jepang dua bulan kemudian.
Selain itu, pada tanggal 18 Maret 2011 CNIC
Sebelum bencana nuklir Fukushima
memberikan masukan kepada pemerintah untuk
terjadi, ahli nuklir dari Universitas Kyoto,
mengevakuasi penduduk yang berada di radius 30
Koide Hiroaki, telah mengungkapkan bahaya
km karena adanya bahaya paparan radiasi tetapi
energi nuklir. Argumentasi Koide dituangkan
baru dilakukan oleh pemerintah pada tanggal 22
dalam bukunya yang berjudul “Going Beyond
April 2011 (Liscutin, 2011).
the Realities of Radioactive Contamination”
yang ditulis pada tahun 1992, dan “Genpatsu Bocornya pipa reaktor nuklir Daichi
no uso” (the Lies of nuclear Power) yang Fukushima dan pembuangan limbah air radioaktif
ditulis pascabencana Fukushima (Harlan ke laut menyebabkan air dan produk laut tercemar
2011, Hiroaki, 2011). Koide menjadi salah oleh zat radioaktif. TEPCO menyatakan air
satu ahli nuklir yang memberikan penjelasan limbah radioaktif yang dibuang ke laut mencapai
mengenai bencana nuklir sekaligus memberikan 300 ton per hari sejak tahun 2011. TEPCO
kritikan kepada pemerintah dan TEPCO. dan pemerintah menyatakan pembuangan
Koide berpendapat bahwa ledakan reaktor limbah radioaktif tersebut tidak melebih batas
Fukushima no 4 menyebabkan kontaminasi keamanan yang ditetapkan oleh pemerintah
cesium 137 mencapai 14.000 kali lebih besar dari sehingga pencemaran radioaktif dalam dosis yang
konataminasi yang disebabkan oleh bom atom rendah tidak membahayakan kesehatan. Namun,
Hiroshima (Reuters, 2013). Di sisi lain, TEPCO beberapa peneliti mengungkapkan pendapat
memberikan pernyataan yang tidak konsisten yang berbeda. Limbah radioaktif yang dibuang
terkait dengan tingkat keparahan kecelakaan oleh TEPCO sebanyak 300 ton per hari belum
nuklir. Pada awalnya, TEPCO menyatakan termasuk limbah yang mengalir akibat kebocoran
tingkat keparahan kecelakaan nuklir Fukushima pipa reaktor nuklir.

50 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018


Terkontaminasinya Bahan Pangan 2011). Pemerintah pusat memerintahkan kepada
Makanan dan minuman menjadi media pemerintah lokal untuk melakukan pengujian
pencemaran zat radioaktif. Oleh karena itu, persediaan makanan apakah mengandung zat
makanan menjadi hal penting yang sangat radioaktif atau tidak. Pada tanggal 1 April-19
diperhatikan oleh masyarakat Jepang. Pasca September 2012, pemerintah lokal melakukan
meledaknya reaktor nuklir Daichi Fukushima, pengujian pada 105.913 sampel makanan yang
Ministry of Health, Labor and Welfare (MHLW) setengahnya berasal dari Fukushima Prefecture.
pada tanggal 17 Maret 2011 menetapkan Dari sampel tersebut sebesar 12% dari 1.360
Provisional Regulatory Values (PRVs) sebagai jenis makanan mengandung cesium melebihi
standar untuk menentukan batas kandungan zat batas yang ditentukan dan setengahnya berasal
radioaktif dalam makanan. Berdasarkan standar dari Fukushima Prefecture (Aoki, 2012).
tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi apabila Pengujian makanan untuk mengetahui
kandungan cesium lebih dari 200 Bq/kg untuk air kandungan zat radioaktif tidak hanya dilakukan
minum, susu, dan produk susu lainnya, dan 500 oleh pemerintah, namun dilakukan pula oleh
Bq/kg untuk sayuran, gandum, daging, telur dan perusahaan, NGO, dan individu. Greenpeace
ikan. Pada tanggal 19 Maret 2011 Pemerintah menguji makanan laut dari lima supermarket
Jepang mengumumkan ditemukannya kandungan besar dengan mengambil 60 sampel dari
zat radioaktif yang melebihi batas dalam beberapa toko yang berbeda. Hasil pengujian tersebut
makanan seperti, bayam dan susu. Informasi menunjukkan 34 sampel mengandung cesium
tersebut menambah kepanikan masyarakat akibat yang mencapai 88 Bq/kg atau masih di bawah
bencana yang terjadi. Kepala Sekretaris Kabinet, standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun,
Yukio Edano, berusaha untuk menenangkan Greenpeace menyatakan bahwa makanan yang
masyarakat dengan menyatakan bahwa radiasi terkontaminasi, sekecil apa pun, menunjukkan
yang ditimbulkan tidak akan mengancam adanya risiko kesehatan, terutama bagi anak-anak
kesehatan masyarakat. Namun, pernyataan dan ibu hamil (CNN, 2011).
Yukio Edano tidak dapat menenangkan publik Kimura (2012) menjelaskan adanya
menghadapi risiko radiasi nuklir. perbedaan standar yang digunakan oleh
Penelitian yang dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta, dan asosiasi konsumen
pemerintah berdasarkan standar baru mendapat untuk menentukan food safety atau keamanan
kritikan terkait dengan kurangnya jumlah pangan pascabencana nuklir Fukushima. Standar
peralatan yang digunakan, terbatasnya jumlah pemerintah PRVs digunakan oleh beberapa
sampel makanan, lebih longgarnya standar yang perusahaan, seperti House Food Inc, KFC,
digunakan, standar yang digunakan hanya dapat Moss Burger, Ajinomoto General Foods, Meiji
menjelaskan kandungan cesium dan iodine, Co. Perusahaan tersebut melakukan pengujian
sedangkan zat lain strontium yang lebih berbahaya terhadap beberapa produk yang mereka hasilkan
tidak dilihat, dan tidak ditelitinya semua makanan atas dasar inisiatif perusahaan maupun atas dasar
(Kimura, 2012; The National Diet of Japan, 2012, permintaan konsumen untuk memastikan tingkat
88). Kritik tersebut direspon oleh Pemerintah kandungan zat radioaktif. Lebih lanjut Kimura
Jepang dengan memerintahkan kepada Food (2012) menjelaskan bahwa Supermarket AEON
Society Commission (FSC) agar meneliti dampak dan Maxvalue melakukan pengujian berdasarkan
radiasi terhadap kesehatan. Hasil penelitian FSC AEON Standard di mana kandungan zat radioaktif
menunjukkan lebih dari 100 milisivert radiasi dalam makanan yang aman dikonsumsi adalah
akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan. di bawah 50 Bq/kg. Supermarket AEON dan
Pada tanggal 1 April 2012 MHLW menetapkan Maxvalue menggunakan AEON Standard
standar baru keamanan pangan. Standar tersebut sebagai bagian dari strategi pemasaran dan upaya
menetapkan batas tertinggi kandungan cesium pembedaan produk. Seikatsu Club Consumer
sebesar 10 Bq/kg untuk air minum, 50 Bq/kg Cooperative (SCCC) menggunakan standar
untuk susu, 100 Bq/kg untuk makanan umum, radiasi 37 Bq/kg pasca kecelakaan reaktor
dan 50 Bq/kg untuk makanan bayi (MHLW, nuklir Chernobyl. Namun, pascabencana nuklir

Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 51
Fukushima SCCC menggunakan standar PRV’s itu, external exposure terjadi ketika zat radioaktif
untuk megetahui tingkat keamanan pangan, dan mengenai langsung melalui kulit tubuh.
hal itu dilakukan untuk melindungi produsen. Beberapa zat radioaktif ada yang dengan
Pada bulan April 2012 SCCC merevisi standar mudah diserap tubuh dan bertahan. Iodin akan
yang digunakan dengan menetapkan kandungan diserap oleh kelenjar tyroid, sedangkan strontium
radioaktif sebesar 10 Bq/kg untuk susu, air akan diserap oleh tulang. Zat radioaktif tersebut
minum, makanan bayi dan beras, 20 Bq/kg untuk dapat merusak gen sehingga sebagian gen akan
daging dan telur, dan 50 Bq/kg untuk sayuran. mati, rusak, atau bermutasi. Hal yang paling
Perubahan dilakukan oleh SCCC setelah menuai membahayakan dari radiasi nuklir adalah
kritik dari konsumen yang tergabung dalam tidak dapat dirasakan oleh lima pancaindera
SCCC. manusia. Ketika kita terpapar radiasi nuklir, kita
Te r k o n t a m i n a s i n y a m a k a n a n d i tidak merasakan apa-apa dan gejalanya timbul
beberapa daerah yang dekat dengan reaktor bisa seminggu, setahun, atau beberapa tahun
nuklir Fukushima tidak hanya mencemaskan kemudian. Gejala yang sering timbul adalah
penduduk lokal, namun juga penduduk di mual, muntah, kelelahan, rambut rontok, diare,
daerah lain. Paparan radiasi menyebabkan dan gejala tersebut tergantung dari level paparan
terganggunya food supply chain (rantai pasokan radiasi. Radiasi nuklir juga dapat menyebabkan
pangan) di Jepang secara nasional. Fukushima timbulnya penyakit kanker dan leukimia.
Prefecture menjadi pemasok keempat terbesar Ancaman radioaktif telah dirasakan oleh
produk pertanian ke Tokyo dan wilayah lainnya masyarakat Jepang ketika bom atom menghantam
sehingga hasil pertanian dari daerah tersebut kota Hiroshima dan Nagasaki pada bulan
dikhawatirkan terkontaminanasi zat radiokatif. Agustus 1945. Kedua bom atom tersebut telah
Selain itu, teh yang berasal dari beberapa daerah meluluhlantakkan kedua kota, menyebabkan
seperti Shizukoka, Saitama Ibaraki, Kanagawa, lebih dari dua ratus ribu orang meninggal dunia,
Chiba dan Tochigi Prefecture mengandung zat menyisakan orang-orang yang sakit akibat
radioaktif sehingga dilarang untuk diekspor ke paparan radiasi nuklir dan ratusan anak yang lahir
Perancis pada periode bulan April 2011-Maret dengan sakit atau cacat bawaan. Selain sakit yang
2012 (Tanimura, 2013). Bencana Fukushima seketika diderita akibat pengeboman, bom atom
berdampak besar terhadap sektor perikanan tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah
di Jepang. Penelitian yang dilakukan oleh penderita kanker, keloids, a-boms cataracts,
Fisheries Agency terhadap 14.773 sampel produk perubahan kromosom, dan meningkatnya jumlah
perikanan dari Fukushima Perfecture, dan 24.360 kematian ibu hamil (Atomic Bomb Museum,
sampel dari laut menunjukkan 53 persen dari 2014).
sampel yang ditangkap pada perioder Maret-Juni
Dampak radiasi nuklir terhadap
2011 mengandung radioktif lebih dari 100 Bq/kg
kesehatan tidak lepas dari perdebatan para ahli.
(Yoshida, 2013).
Seorang ahli medis, Prof. Yamashita Shunici,
telah melakukan survei tentang dampak radiasi
Dampak Radiasi terhadap Kesehatan terhadap kesehatan di Fukushima Perfecture.
Beberapa zat radioaktif yang terkandung Dari survei yang telah dilakukan, tidak diperoleh
dalam atom nuklir adalah iodine 131, cesium sampel yang terpapar radiasi dalam dosis tinggi
127, dan strontimum 90 yang memaparkan sinar sehingga disimpulkan bahwa bahwa radiasi
alpha, beta, dan gamma. Masing-masing sinar nuklir Fukushima hanya berdampak kecil pada
radioaktif memiliki karakteristik dan kekuatan kesehatan manusia. Manurut Yamashita hasil
yang bebeda-beda. Paparan radioaktif dapat survei tersebut sesuai dengan penelitian yang
terjadi melalui dua cara, yakni internal exposure dilakukannya pasca bencana nuklir Chernobyl
dan external exposure. Internal exposure terjadi (Wataru et.al., 2012). Penelitian yang dilakukan
apabila zat radioaktif masuk ke tubuh melalui oleh U.N Scientific Committee on the Effect of
mulut bersama dengan makanan dan minuman, Atomic Radiation (UNSCEAR) (2013) juga
atau melalui hidung ketika bernafas. Sementara menunjukkan bahwa radiasi nuklir Fukushima

52 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018


tidak berdampak pada kesehatan. Hasil penelitian City, dan Iwaki City. TEPCO memberikan
tersebut telah dibantah oleh beberapa ahli dari kompensasi yang terdiri dari kompensasi
PBB dan meminta UNSCEAR mengkaji ulang sementara dan kompensasi tetap. Setiap orang
hasil penelitian tersebut (Japan Daily Press 2013). atau keluarga mendapatkan kompensasi sebesar
Di sisi lain, laporan WHO yang dirilis pada 750 ribu hingga 1 juta yen sebagai pengganti
bulan Februari 2013 menyebutkan bahwa jumah biaya mengungsi seperti biaya transportasi,
penduduk Fukushima yang menderita kanker akomodasi, kesehatan dan hilangnya pekerjaan
diperkiraan akan meningkat akibat dari paparan (TEPCO, 2011b). Selain itu, kompenasi diberikan
radiasi nuklir sehingga diperlukan monitoring juga kepada petani, nelayan, dan pengusaha yang
dalam jangka panjang. Selain itu, dampak dirugikan akibat kerusakan yang ditimbulkan
bencana nuklir terhadap gangguan psikologi akibat bencana nuklir dan pengusaha yang
perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah dirugikan akibat hilangnya kesempatan ekonomi.
(WHO, 2013). Kompensasi dapat diberikan kepada
pengusaha dan petani apabila komoditas yang
Siapa Korban Bencana Nuklir Fukushima? diperdagangkan termasuk kategori komoditas
yang dilarang untuk dipasarkan. Hal tersebut
Kompensasi menjadi isu serius ketika
menyebabkan banyak petani yang tidak dapat
terjadi bencana teknologi. Pada kasus bencana
memenuhi kriteria yang ditetapkan meskipun
nuklir Fukushima, penentuan seseorang
secara riil mereka mengalami kerugian yang
dikategorikan sebagai korban atau bukan korban
besar akibat bencana nuklir. Kelompok lain
bencana tidak mudah dilakukan (Sarjiati, 2014:
yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan
226) Hal ini disebabkan karena dampak yang
kompensasi dari TEPCO adalah penduduk yang
ditimbulkan, sebaran radiasi yang mencapai
mengungsi secara sukarela dan penduduk di luar
berbagai wilayah di Jepang dan dampaknya yang
Fukushima Prefecture yang mengalami gangguan
bersifat jangka panjang yang tidak dapat diketahui
psikologis akibat ancaman radiasi nuklir (Sarjiati,
beberapa saat setelah terjadinya bencana. TEPCO
2014). Dengan adanya kritikan dari berbagai
menyusun kriteria untuk menentukan seseorang
pihak, pada bulan Juni 2012 TEPCO memberikan
sebagai korban bencana atau bukan. Dibalik
kompensasi atas gangguan emosional kepada
status sebagai korban bencana nuklir Fukushima
pengungsi sukarela sebesar 200.000 yen (TEPCO
terdapat hak-hak korban dan kewajiban TEPCO
2011c).
untuk memberikan kompensasi atas kerugian dan
penderitaan akibat bencana nuklir Fukushima Beberapa kelompok korban yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa hal tersebut dikategorikan sebagai unacknowledge victims
merupakan keputusan politis (Sarjiati, 2014). atau korban yang tidak diakui adalah penduduk
TEPCO menyediakan form aplikasi yang terdiri dan pekerja TEPCO yang terpapar radiasi
dari 54 halaman yang ahrus diisi oleh penduduk melebih standar kesehatan yang ditetapkan oleh
jika ingin mengajukan hak-haknya sebagai pemerintah, namun tidak atau belum mengalami
korban. Rumitnya prosedur untuk mendapatkan gangguan kesehatan dalam jangka pendek
kompensasi dari TEPCO menyebabkan sebagian (Sarjiati, 2014). Dampak radiasi nuklir dapat
dari korban membatalkan tuntutuan kompensasi diketahui dalam jangka panjang seperti timbulnya
kepada TEPCO. penyakit kanker. Sebaliknya apakah penyakit
kanker hanya disebabkan oleh radiasi nuklir
Pengungsi atas perintah pemerintah
atau tidak sulit untuk dibuktikan. TEPCO hanya
yang berasal dari area dengan radius 20 km dari
memberikan kompensasi atas biaya pengobatan
PLTN Daichi Fukushima, 10 km dari PLTN Daini
yang dikeluarkan oleh penderita tetapi tidak
Fukushima, dan area dengan radius 20-30 km dari
menanggung biaya pengobatan atas penyakit yan
PLTN Daichi Fukushima berhak mendapatkan
timbul dalam jangka panjang. Selain itu, radiasi
kompensasi. Area tersebut adalah Minami Soma
tidak dapat dirasakan oleh pancaindera sehingga
City, Iitate Village, Namie Town, Futaba Town,
memungkinkan masyarakat tidak menyadari
Okuma Town, Tamioka Town, Hirono Town,
apabila dirinya terpapar radiasi.
Katsurao Village, Kawauchi Village, Tamura

Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 53
RESPONS PUBLIK TERHADAP RISIKO diragukan kebenarannya. Oleh karena itu,
DAN KETIDAKPASTIAN BENCANA masyarakat berinisiatif untuk menggali informasi
NUKLIR sebanyak-banyaknya dari berbagai media,
Bencana nuklir Fukushima menyebabkan seperti buku, media massa, internet, blog,
kerusakan kehidupan manusia dan lingkungan twitter, dan televisi. Untuk memahami secara
serta menimbulkan situasi yang serba tidak benar apa yang terjadi dengan bencana nuklir,
pasti. Kesimpangsiuran informasi yang masyarakat mulai mempelajari hal-hal yang
disampaikan berbagai pihak seperti birokrat, terkait dengan nuklir, seperti zat radioaktif
TEPCO, media massa, NGO dan ilmuwan cesium, iodine, strontium, plutonim, serta ukuran
menyebabkan kebingungan dan kepanikan dosis radioaktif seperti bacquerel and sievert.
masyarakat. Koordinasi antara pemerintah dan Selain itu, publik mulai mempelajari peristiwa
TEPCO dalam menangani kecelakaan reaktor kecelakaan nuklir Chernobyl pada tahun 1986
nuklir terlihat tidak efektif. Hal-hal tersebut sebagai dasar untuk memahami bencana nuklir
menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat Fukushima. Pengetahuan tersebut penting untuk
terhadap pemerintah dalam penanganan bencana menilai dan memilah informasi yang benar dan
nuklir Fukushima. Oleh karena itu, masyarakat tidak. Masyarakat mulai meragukan kebenaran
melakukan berbagai strategi untuk menghadapi kampanye nuklir sebagai energi yang “safe,
bencana nuklir Fukushima seperti mengungsi cheap, and reliable” yang telah dilakukan oleh
ke daerah yang lebih aman, memilih makanan nuclear village.
dari daerah tertentu, dan mendeteksi adanya CNIC merupakan salah satu NGO
radiasi nuklir di kawasan tertentu. Kemajuan antinuklir yang menyediakan berbagai informasi
teknologi informasi membantu masyarakat untuk mengenai energi nuklir. CNIC didirikan oleh
mengumpulkan dan menyebarkan berbagai seorang ahli nuklir, Dr. Jinzaburo Takagi, pada
informasi terkait dengan bencana nuklir melalui tahun 1975. CNIC secara aktif mengumpulkan
internet, media sosial, website, dan telepon dan menganalisis informasi terkait dengan
seluler. Oleh karena itu, publik mendapatkan energi nuklir dari aspek keamanan, ekonomi,
pemahaman baru tentang energi nuklir yang tidak dan isu proliferation serta melakukan berbagai
aman digunakan untuk mendukung industrialisasi penelitian terkait dengan isu nuklir. CNIC
dan pembangunan. Pemahaman baru tentang telah menerbitkan majalah cetak dan online,
energi nuklir dan risiko didalamnya menjadi salah menyelenggarakan seminar pendidikan publik
satu faktor yang menggerakan massa melakukan untuk menginformasikan hasil penelitiannya.
gerakan anti-nuklir. Bagian ini akan menjelaskan Pascabencana 3/11, CNIC mendapatkan banyak
dua tipe respons publik terhadap risiko radiasi permintaan dari masyarakat mengenai informasi
nuklir seperti munculnya citizen science, dan bencana nuklir Fukushima. Oleh karena itu,
meningkatnya gerakan anti-nuklir pasca bencana CNIC membuat program berita di Ustream
nuklir Fukushima untuk menyebarkan informasi bencana nuklir
Fukushima. CNIC memberikan pernyataan
bersama terkait krisis nuklir dan mengkritisi
Distribusi Pengetahuan dan Citizen Science
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Ketidakjelasan informasi mengenai CNIC berpendapat bahwa TEPCO telah
radiasi nuklir Fukushima yang disampaikan menyembunyikan berbagai informasi tentang
oleh pemerintah, TEPCO, peneliti, dan media kerusakan reaktor nuklir dan kemungkinan
massa menciptakan ketidakpastian. Penyebaran terjadinya kecelakaan. Terkait dengan keselamatan
berbagai informasi yang sangat cepat mengenai penduduk, CNIC memberi masukan kepada
bencana nuklir Fukushima melalui media pemerintah untuk mengevakuasi penduduk
massa, televisi, internet dan media sosial seperti yang berada dalam radius 30 km dari PLTN
twitter dan Ustream menyebabkan kepanikan Fukushima (CNIC, 2011a) dan meningkatkan
dan ketakutan masyarakat. Ketidakpercayaan batas maksimum dosis radiasi menjadi dari 50
masyarakat terhadap pemerintah dan TEPCO mSv menjadi 250 mSv bagi pekerja TEPCO
menyebabkan informasi yang disampaikan

54 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018


(CNIC, 2011b). Selain itu, CNIC berpendapat sebuah film dokumenter yang berisi pengalaman
bahwa reaktor nuklir TEPCO di Kashiwazaki- penduduk Fukushima dan beberapa jurnalis
Kariwa dihentikan pengoperasiannya (CNIC, yang meliput berita di Fukushima. Film tersebut
2011c). CNIC juga melakukan penelitian terkait menggambarkan kesulitan yang dihadapi oleh
dengan food safety atau keamanan pangan dan penduduk Fukushima yang harus mengungsi
memberikan kesempatan kepada masyarakat secara paksa maupun sukarela. Selain itu, web
untuk menguji makanan di laboratorium tersebut mengumpulkan dokumentasi berbagai
CNIC apakah mengandung zat radioaktif atau diskusi dan seminar yang dilakukan oleh berbagai
tidak. CNIC sebagai salah satu penyelanggara NGO sehingga web tersebut dapat berfungsi
demonstrasi menjadi bagian penting dalam sebagai hub antara media independen. Twitter
menyukseskan demonstrasi besar pada tanggal selain sebagai media untuk menyebarkan
19 September 2011 dan 16 Juli 2012. Dengan informasi terkait radiasi nuklir, dimanfaatkan
sumber informasi, pengetahuan dan jaringan pula untuk membangun jaringan dan alat
yang dimiliki, CNIC berhasil memobilisasi massa mobilisasi massa. Follower twitter Iwakumi
untuk berpartisipasi dalam demonstrasi antinuklir yang mencapai 80.000 orang berkoordinasi untuk
tersebut. mengikuti unjuk rasa antinuklir yang diadakan di
Selain CNIC, jurnalis menjadi bagian Tokyo.
penting dalam menyebarkan informasi mengenai Geiger Counter yakni alat pendeteksi
radiasi nuklir melalui internet. Liscutin (2012) paparan radiasi menjadi fenomena pascabencana
menjelaskan peranan media dan gerakan anti nuklir Fukushima. Geiger counter digunakan
nuklir di Jepang pasca bencana Fukushima. untuk mengetahui tingkat paparan radiasi di suatu
Independent Web Journal yang dibangun oleh area. Bencana nuklir Fukushima memicu gerakan
Jurnalis Iwakumi Yasumi dan OurPlanet-TV citizen science dimana publik secara aktif
(tv berbasis internet) yang dibangun oleh berpartisipasi dalam pengukuran tingkat radiasi
mantan jurnalis Asahi Shimbun, yakni Shiraishi nuklir di berbagai wilayah. Hasil pengukuran
Hajime adalah contoh dari media massa yang tersebut dianalisis oleh masyarakat berdasarkan
peduli terhadap penyebaran informasi bencana pengetahuan yang mereka ketahui. Sebelumnya,
nuklir Fukushima. OurPlanet-TV membuat pengetahuan mengenai nuklir dan paparan
program yang membahas isu tentang radiasi, radiasi hanya diketahui oleh seorang ahli. Hasil
seperti dampak radiasi pada tingkat yang rendah pengukuran secara sukarela yang dilakukan oleh
terhadap anak-anak dan dewasa. Program individu terkumpul dalam jaringan Safecast.
tersebut didukung dengan penyebaran 500 Data tersebut dimanfaatkan untuk membuat peta
kuesioner untuk mengetahui gejala yang dialami sebaran radiasi dari berbagai wilayah dan peta
oleh penduduk yang terpapar radiasi. Hasil survei tersebut dapat diakses secara online. Komunitas
didiskusikan dengan aktivis antinuklir Chernobyl pengguna Safecast memanfaatkan mailing list
sehingga dapat memberikan gambaran jelas untuk mendiskusikan krisis Fukushima serta
dampak bencana nuklir Fukushima. Dengan menyebarkan informasi yang berasal dari
mengangkat isu dampak radiasi terhadap anak pemerintah dan TEPCO (Murillo, 2012).
dan wanita hamil, Our Planet-TV telah berhasil Ketidakpastian informasi mengenai
membangun jaringan dan memobilisasi massa radiasi nuklir mendorong masyarakat untuk
yang tergabung dalam Fukushima network for menggali informasi dari berbagai sumber. CNIC,
saving children untuk melakukan aksi protes anti OurTv Planet, IWJ dan Safecast hanya sebagian
nuklir. Selain itu, kelompok tersebut bernegosiasi contoh kecil sumber informasi bencana nuklir
dengan pemerintah untuk mengevakuasi anak- dan radiasi pascabencana Fukushima yang
anak di Fukushima ke tempat yang aman. dapat diakses secara mudah oleh masyarakat
Berdasarkan penelitian etnografi umum. Informasi yang diperoleh akan diserap
yang dilakukan Liscutin (2012), Independen dan dipilah-pilah hingga membentuk sebuah
Web Journal (IWJ) memberikan informasi pengetahuan yang mereka percayai kebenarannya
mengenai radiasi nuklir dengan membuat dan mendorong mereka melakukan sebuah

Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 55
tindakan. Informasi yang diperoleh memberikan nuklir sebagai energi yang aman digunakan.
pandangan yang berbeda tentang krisis Fukushima Sejak tahun 1950-an Pemerintah Jepang bersama
serta bahaya radiasi yang ditimbulkan. Terdapat dengan media massa, politikus, birokrat,
dua jenis pengetahuan yang muncul dari dan akademisi mengkampanyekan nuklir
perdebatan krisis nuklir, yakni pengetahuan sebagai energi yang “safe, cheap, and reliable”.
yang muncul dari kelompok masyarakat yang Nuklir dianggap sebagai sumber energi yang
terkena dampak yang diliputi oleh rasa takut, dapat mendukung proses industrialisasi yang
cemas, depresi, dan simpati di antara mereka dan sedang dilaksanakan oleh Jepang pascaperang
pengetahuan yang berasal dari kelompok rezim dunia kedua. Selain itu, keterbatasan sumber
nuklir atau nuclear village (Kohso, 2012). energi yang dimiliki serta usaha pengurangan
ketergantungan luar negeri atas minyak mentah
Gerakan Antinuklir Di Jepang menjadi pendorong Pemerintah Jepang untuk
mengembangkan nuklir sebagai salah satu
Bencana nuklir Fukushima memberikan
strategi menjaga ketahanan energi Jepang.
pemahaman baru bagi masyarakat Jepang
Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan
mengenai energi nuklir. Bagi sebagian besar
industri energi nuklir terlihat dengan dibangunnya
masyarakat Jepang, nuklir tidak lagi dianggap
54 reaktor nuklir di berbagai wilayah di Jepang,
sebagai energi yang aman, namun energi yang
seperti di Fukushima, Onagawa, Kashiwazaki
membahayakan. Meskipun paparan radiasi nuklir
Kariwa, Miihama, Tsuruga, Monju, Takahama,
Fukushima sampai saat ini tidak menyebabkan
Shika, Tomari, Higashidori, Hamaoka, Sendai,
kematian manusia secara langsung, paparan
Genkai, dan Ikata. Kenyataannya, terjadi
radiasi yang dilepaskan dianggap sebagai
kerusakan pada beberapa reaktor nuklir yang
ancaman bagi kesehatan manusia dalam
berisiko menyebabkan terjadinya pencemaran zat
jangka panjang. Seperti yang telah diuraikan
radioaktif. Namun, berbagai cara di tempuh oleh
sebelumnya, perdebatan mengenai radiasi nuklir
operator PLTN dan pemerintah untuk menutupi
pasca bencana Fukushima yang melibatkan
kasus tersebut untuk menjaga citra nuklir
banyak aktor menciptakan sebuah kondisi
sebagai sumber energi yang aman bagi manusia
ketidakpastian bagi masyarakat. Selain itu,
dan lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat
hilangnya kepercayaan terhadap pemerintah
percaya terhadap pemanfaatan nuklir sebagai
Jepang dalam penanganan bencana nuklir
sumber energi yang aman. Hal ini terlihat dari
Fukushima mendorong masyarakat melakukan
hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perdana
berbagai strategi untuk menghadapi kondisi
Menteri pada tahun 2009 yang menunjukkan 60%
ketidakpastian serta untuk melindungi diri dan
dari jumlah penduduk mendorong penambahan
keluarganya terhadap ancaman radiasi nuklir.
jumlah reaktor nuklir di Jepang (Aldrich, 2013).
Beberapa strategi yang dilakukan adalah
melakukan protes, demonstrasi massal, dan Sebelum terjadinya bencana Fukushima,
negosiasi menuntut Pemerintah Jepang untuk gerakan anti nuklir bersifat lokal seperti
menghentikan pemanfaatan nuklir sebagai gerakan lingkungan lain yang berkembang pada
sumber energi di Jepang. tahun 1960-an seiring terjadinya pencemaran
lingkungan akibat dari proses industrialisasi.
Demonstrasi antinuklir yang dilakukan
Lesbirel (1998) dan Aldirch (2008) menggunakan
oleh puluhan orang hingga ribuan orang di Tokyo
konsep politik Not in My Backyard Please
dan daerah lain merupakan pemandangan yang
(NIMBY) untuk melihat gerakan sosial di Jepang
biasa di Jepang pascabencana nuklir Fukushima.
sebagai respon rencana pembangunan fasilitas
Demonstrasi yang menuntut dihentikannya
publik, termasuk pembangunan reaktor nuklir.
operasi PLTN di Jepang diikuti oleh berbagai
Gerakan antinuklir terjadi di berbagai wilayah
kalangan seperti artis, akademisi, peneliti,
yang akan dibangun reaktor nuklir dan diikuti
pengacara, aktivis, ibu rumah tangga, orang tua,
oleh berbagai pihak seperti, petani dan nelayan.
pekerja kantoran, anak muda dan lain sebagainya.
Penyebabnya, pembangunan reaktor nuklir
Gerakan tersebut merupakan bentuk dari
dianggap akan menganggu kehidupan ekonomi
ketidakpercayaan masyarakat Jepang terhadap

56 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018


masyarakat lokal seperti kasus penolakan pendudukan kantor METI menuntut penghentian
pembangunan reaktor nuklir di Kaminoseki pengoperasian reaktor nuklir di seluruh wilayah
di Yamaguchi Prefecture, Ashihama di Mie Jepang. Selain itu, Muto bersama penduduk
Prefecture, Tomari di Hokkaido Prefecture, dan Fukushima menuntut TEPCO di pengadilan
Maki di Nigata Prefecture. Pemberian kompensasi untuk bertanggung jawab atas bencana nuklir
kepada masyarakat lokal menjadi salah satu cara yang terjadi (Yamaguchi and Ruiko, 2012).
untuk mengatasi terjadinya konflik. Selain itu, Nuklir menyumbang setidaknya 30
perusahaan nuklir membangun berbagai fasilitas persen kebutuhan energi di Jepang. Pascabencana
publik seperti rumah sakit, sekolah, tempat Fukushima, tiga perempat dari 54 reaktor nuklir
olah raga, dan taman untuk masyarakat lokal di Jepang tidak beroperasi sehingga menganggu
(Onistuka, 2012) persediaan energi di Jepang. Daerah Kansai
Persepsi masyarakat terhadap energi mengalami kekurangan pasokan 20 persen
nuklir sebagai energi yang berbahaya bagi akibat dihentikannya reaktor nuklir Oi di Fukui
kesehatan dan lingkungan mendorong mereka Prefecture. Hasil survei yang dilakukan oleh
berpartisipasi dalam gerakan antinuklir. Kantor Perdana Menteri Noda menunjukkan
Kelompok intelektual yang bergabung dalam lebih dari setengah responden menyatakan
“Sayonara nukes” yang terdiri dari Katsuto menolak rencana pengoperasian kembali reaktor
Uchihasi, Kenzaburo Oe, Keikeo Ochiai, Oi. Namun, Perdana Menteri Noda pada tanggal
Satoshi Kamata, Hisae Sawachi, Jakucho 8 Juni 2012 memutuskan pengoperasian kembali
Setauchi, Shunsuki Tsurumi, dan Ryuichi reaktor nuklir Oi. Rencana tersebut mendapat
Sakamato berinisiatif untuk mengumpulkan penolakan dari masyarakat Jepang sehingga
tanda tangan petisi yang bertujuan untuk demonstrasi antinuklir semakin sering dilakukan
membatalkan pembangunan reaktor baru, dan dengan melibatkan puluhan orang sampai puluhan
menghentikan operasi PLTN termasuk reaktor ribu orang. Sejak akhir Maret 2012, setiap Jumat
nuklir Monju yang menggunakan plutonium. sore demonstran yang mencapai dua ratus
Kelompok tersebut juga menyelenggarakan ribu orang berkumpul di depan kantor Perdana
demonstrasi besar “Sayonara genpatsu atau Menteri untuk mengekrepesikan penolakan
Goodbye to Nuclear Power Plants” pada tanggal rencana PM Noda tersebut. Demonstrasi tersebut
19 September 2011 di Meiji Park, Tokyo. dikoordinasi oleh Metropolitan Coalition Againts
Demonstrasi tersebut berhasil mengumpulkan Nuke yang dibentuk pada bulan September 2011.
60.000 massa dari berbagai kalangan (Penney, Pada tanggal 16 Juli 2012 di Yoyogi Park, Tokyo
2011). salah satu kelompok Sayonara nukes sekaligus
Salah satu tokoh penting dalam penerima penghargaan Nobel Kesusastraan 1994,
demonstrasi antinuklir adalah Muto Ruiko, Kenzaburo Oe, di depan 170.000 demonstran anti
seorang aktivis antinuklir yang tinggal di Tamura- nuklir menyampaikan penolakannya atas rencana
cho, Fukushima Prefecture sekitar 45 km dari pemerintah mengaktifkan kembali reaktor
reaktor nuklir Daichi Fukushima. Muto telah nuklir Oi yang sempat dihentikan sementara
terlibat dalam gerakan anti nuklir sejak terjadinya operasinya pasca bencana Fukushima. Menurut
bencana nuklir Chernobyl dan telah melakukan Oe, pengaktifan kembali reaktor nuklir sebagai
protes di Fukushima dan di Rokkassho sebelum bentuk pengkhianatan terhadap demokrasi
bencana nuklir Fukushima terjadi. Dalam (McCurry, 2012).
demonstrasi di Meiji Park, Muto mengidentikkan Meskipun terjadi penolakan penggunaan
dirinya sebagai hibakusha (kelompok korban bom energi nuklir, Pemerintah Jepang di bawah
atom hidrogen Hiroshima dan Nagasaki beserta pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe dari
keluarganya dan menyatakan penolakannya Liberal Democratic Party (LDP) menggantikan
terhadap keberadaan reaktor nuklir yang telah Perdana Menteri Yoshihoka Noda menetapkan
membahayakan kehidupan pada masa datang. nuklir sebagai energi alternatif yang penting.
Pada bulan Oktober 2011, Muto bersama 100 Pada tanggal 1 Maret 2013, Perdana Menteri
perempuan dari Fukushima melakukan aksi Shinzo Abe berencana untuk mengoperasikan

Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 57
kembali enam reaktor nuklir di Jepang pada akhir yang bersumber dari biogas, air, angin dan sinar
tahun 2013. Pasca bencana nuklir Fukushima, 48 matahari belum dapat menggantikan energi
reaktor nuklir di Jepang dinonaktifkan sementara nuklir. Oleh karena itu, kontestasi pengetahuan
waktu dan akan dioperasikan kembali setelah risiko nuklir merupakan relasi kekuasaan antar
mendapatkan pemeriksaan. Pada peringatan aktor yang akan mengarah pada penyusunan
dua tahun bencana nuklir, ribuan masyarakat pemanfaatan kebijakan energi nuklir di Jepang
menggelar demonstrasi antinuklir di Tokyo di masa yang akan datang.
Park. Demonstrasi anti nuklir dilakukan juga di Kemajuan teknologi informasi
Hakodate City, Hokkaido Prefecture yang diikuti meningkatkan percepatan penyebaran informasi
oleh 400 orang, Ehime Prefecture diikuti 400 terkait dengan bencana nuklir Fukushima.
orang dan di Osaka City diikuti oleh 11.000. Aksi Produksi dan distribusi pengetahuan pasca
tersebut dilakukan untuk menolak pengoperasian bencana nuklir Fukushima menjadi salah satu
kembali reaktor nuklir yang berada di wilayahnya pemicu gerakan sosial seperti munculnya citizen
(Japan Press Weekly, 2013). Pada bulan April science dan gerakan antinuklir sebagai strategi
2015, dua reaktor nuklir Kyushu Electic Co di untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian
Sendai, Kagoshima Perfecture akan diaktifkan yang terjadi. Gerakan sosial tersebut merupakan
kembali setelah dinyatakan lulus pemeriksaan respons dari menurunnya ketidakpercayaan
oleh Nuclear Regulation Authority (NRA) (The publik terhadap Pemerintah Jepang dalam
Asahi Shimbun, 2015). menangani bencana nuklir Fukushima.
Risiko dalam masyarakat modern
PENUTUP dipahami sebagai risiko yang dikonstruksi.
Perdebatan risiko nuklir pasca bencana Meskipun secara riil risiko nuklir itu ada, pada
Fukushima yang melibatkan banyak aktor akhirnya risiko adalah hasil dari konstruksi
memperlihatkan kompleksitas masalah yang yang diperdebatkan oleh berbagai aktor.
ditimbulkan oleh bencana. Masing-masing Beck (1992) berpendapat bahwa risiko dapat
aktor berusaha mengkonstruksikan risiko nuklir diubah, didramatisasi, dibesar-besarkan atau
untuk mencapai tujuannya dan melindungi diperkecil dengan pengetahuan. Oleh karena
kepentingannya. Dengan pengetahuan risiko itu, media massa, ilmuwan, dan legal profession
nuklir yang dimiliki, setiap aktor akan memilah berperan penting dalam mendefinisikan atau
dan memilih informasi yang digunakan untuk mengkonstruksi sebuah risiko. Kontestasi
mengkonstruksikan risiko nuklir. Perdebatan pengetahuan dalam mendefinisikan risiko
risiko nuklir yang terjadi pasca bencana nuklir muncul dari pihak yang terkena dampak atau
Fukushima mencakup besaran besarnya bencana, dirugikan dan dari pihak yang mendapatkan
dampak bencana nuklir terhadap lingkungan, dan keuntungan. Dalam kasus bencana industri dan
kesehatan manusia, standar keamanan pangan teknologi seperti bencana nuklir Fukushima,
dan pengelompokan korban bencana nuklir yang kontestasi pengetahuan dalam mengkonstruksi
berhak mendapatkan kompensasi. Perdebatan risiko terlihat jelas karena dalam bencana tersebut
risiko nuklir terseut akan berlangsung dalam harus ada pihak yang bertanggung jawab atas
jangka panjang. Di satu sisi, radiasi nuklir yang bencana yang terjadi.
ditimbulkan oleh bencana nuklir Fukushima
berdampak panjang dan dapat diketahui akibatnya PUSTAKA ACUAN
setelah jangka waktu yang lama. Hal ini terjadi
pada bencana industrial penyakit Minamata pada
Aldrich, D.P. (2008). Site Fights: Divisive Facilities
tahun 1960an dimana para korban dan keluarga and Civil cociety in Japan and the West. New
hingga kini masih menuntut kompensasi dari York: Cornell Univeristy Press.
pemerintah dengan memberikan bukti dan --------- (2013). “Post-Fukushima Nuclear Politics
justfikasi yang berbeda. Di sisi lain, kebutuhan in Japan, part 3: Empowerd Anti-nuclear sen-
energi untuk industrialisasi dan pembangunan timent.” The Monkey Cage, 3 April. Diakses
ekonomi Jepang semakin besar. Energi altrnatif tanggal 10 Januari 2014 (http://themonkeycage.

58 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018


org/2013/04/03/post-fukushima-nuclear-pol- new-debate/2011/07/16/gIQATh5QNI_story.
itics-in-japan-part-3-empoweed-anti-nuclear- html).
sentiment/). Hiroaki, K. (2011). “The Truth about Nuclear Power:
Almeida, P. & Stearns, L. B. (1998). “Political op- Japanese Nuclear Enginer Calls for Abolition.
portunities and local grassroots environmental The Asia-Pacific Journal 9, No. 31. Diakses
movements: The case of Minamata”. Sociologi- tanggal 13 Maret 2013 (http://www.japanfocus.
cal Problem 45, 1: 37-60. org/-Satoko-NORIMATSU2/3582).
Aoki, M. (2012). “Cesium Contamination in Food Japan Daily Press (JDP). (2013). “Human Right
Apperas to be on Wane”. Japan Times, 19 Sept. Experts Call for Revision to UN Report on
Diakses tanggal 15 Januari 2013 (http://www. Fukushima Radiation”. Diakses tanggal 17
japantimes.co.jp/news/2012/09/25/reference/ Januari 2014 (http://japandailypress.com/hu-
cesium-contamination-in-food-appears-to-be- man-rights-experts-call-for-revisions-to-un-re-
on-wane/) port-on-fukushima-radiation-2538523/)
Atomic Bomb Museum. (2014). “Health Effect”. Japan Press Weekly. (2013). “Anti-nuclear Power
Diakses tanggal 20 Oktober 2014 (http://atom- Action Commemorating Fukushima Acci-
icbombmuseum.org/3_health.shtml) dent Held Nationwide”. Diakses tanggal 17
Epstein, S. (1996). Impure Science: AIDS, Activism, Januari 2014 (http://www.japan-press.co.jp/s/
and the Politics of Knowledge. Berkeley: Uni- news/?id=5347).
versity of California Press. Jasanoff, S. (2008). “Bhopal’s Trials of Knowledge
Beck, U. (1992). Risk Society: Towards a New Mo- and Ignorance”. New England Law Review
dernity. London: SAGE publication 42(4): 679-692.
------------(1999). World Risk Society. Cambridge: Jenks, A.L. (2011). Perils of Progress: Environmen-
Polity Press. tal disasters in twentieth century. Boston: Pren-
tice-Hall.
CNN. (2011). “New Survey Finds Radiation in To-
kyo Food Supply”. CNN, 21 Oktober. Diakses Kohso, S. (2012). “Rise of the New Collective Intel-
tanggal 12 Oktober 2012 (http://travel.cnn.com/ lect-from Apocalyptic Disaster and Mass Inusr-
tokyo/eat/greenpeace-survey-finds-radiation- rection (2011)”. Inter-Asia Cultural Studies 13,
tokyo-food-supply-330402) No. 1, 159-164.
CNIC. (2011a). “Statement by Scienties and Engi- Lesbirel, H.S. (1998). NIMBY politics in Japan: En-
neers Concerning Fukushima Daichi Nuclear ergy Sitting and the Management of Environe-
Plant”. Diakses tanggal 13 Maret 2013 (http:// mental Conflict. Cambridge: MIT Press.
www.cnic.jp/english/topics/safety/earthquake/ Lynch, R.A. (2011). “Foucault’s Theory of Power”.
fukukk23mar11.html) dalam D. Taylor (ed.), 2011. Michel Foucault:
--------. (2011b). Petition Concerning Radiological Key Concept. Durham, UK: Acumen
Impact of Fukushima Daichi Nuclear Power. Murillo, L.FR. (2012). “New Expert Eyes over Fu-
Diakses tanggal 12 Oktober 2011 (http://www. kushima: Open Sources Responses to the Nu-
cnic.jp/english/topics/safety/earthquake/fuku- clear Crisis in Japan”. Diakses tanggal 3 Juni
rad28mar11.html) 2011 (https://fukushimaforum.wordpress.com)
-------- (2011c). Statement by scienties and engineer Ministry of Health, Labor and Welfare (MHLW).
concerning Fukushima Daichi nuclear plant. (2012). “New Standard Limits for Radio-
Diakses tanggal 12 Oktober 2012. (http://www. nuclides in Foods”. Diakses tanggal 12 Ma-
cnic.jp/english/topics/safety/earthquake/fukuk- ret 2013 (http://www.mhlw.go.jp/english/
k19may11.html). topics/2011eq/dl/new_standard.pdf)
Ishizuka, H. (2011). “Cesium from Fukushima Plant Oiwa, K. (2001). Rowing the eternal sea: The story of
Fell all over Japan”. Asahi Shimbun, 26 No- a Minamata Fishermen. Maryland: Rowman &
vember 2011. Diakses tanggal 13 Maret 2013 Littlefield Publisher, Inc.
(http://ajw.asahi.com/article/0311disaster/fuku- Onitsuka, H. (2012). “Hooked on Nuclear Power:
shima/AJ201111260001) Japanese State-local Relation and the Vicious
Harlan, C. (2011). “In Japan, Nuclear Bestseller Re- Cycle on Nuclear Dependence.” The Asia-Pa-
flect New Debate”. The Washington Post. 19 cific Journal 10, no. 1 (January). Diakses tang-
Juli 2011. Diakses tanggal 13 Maret 2013 gal 10 Agustus 2012 (http://www.japanfocus.
(http://www.washingtonpost.com/world/asia- org/-Hiroshi-Onitsuka/3677).
pacific/in-japan-nuclear-bestsellers-reflect- Penney, M. (2011). “The Voices of Ten Million: Anti-
nuclar Petition Movement Launched in Japan”.

Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 59
Diakses tanggal 10 Agustus 2012 ( http://www. The Asahi Shimbun. (2015). “Editorial: Consesus-
japanfocus.org/events/view/102) building Process Needed for Nuclear Policy
Petryna, A. (2002). Life Exposed: Biological Citizens Decision”. The Asahi Shimbun. Diakses tang-
after Chernobyl. Princeton: Princeton Univer- gal 4 Februari 2015 http://ajw.asahi.com/article/
sity Press. views/editorial/AJ201501060058
Reuters. (2013). “Insight: After Disaster, the Dead- The National Diet of Japan. 2012. Official Report of
liest Part of Japan’s Nuclear Clean-up”. Re- The Fukushima Nuclear Accident Independent
uters, Agustus 2013. Diakses tanggal 13 Investigation Commission.Tokyo: The National
Maret 2014 (http://www.reuters.com/arti- Diet of Japan
cle/2013/08/14/us-japan-fukushima-insight- UNSCEAR. (2013). “No Immediate Health Risks
idUSBRE97D00M20130814). from Fukushima Nuclear Accident Says UN
Sarjiati, U. (2014). “Kontestasi Pengetahuan dan Kon- Expert Science Panel”. Press Release, 2013
struksi Resiko Bencana: Kasus Minamta dan May 31. Diakses tanggal 19 November 2013
Nuklir Fukushima”. Jurnal Global & Strategis, (http://www.unis.unvienna.org/unis/en/press-
8 (2): 215-231. rels/2013/unisinf475.html).
Sarjiati, U. (2015). “Nuclear Village and Risk Con- Wataru, I. et.al. (2012). “Tyroid Cancer in Fukushi-
struction in Japan: A Lesson Learned for Indo- ma: Science Subverted in the Service of State”.
nesia”. Journal of Indonesian Social Sciences Diakses tanggal 14 Maret 2013 (http://www.ja-
and Humanities, 5: 39-52. panfocus.org/-Iwata-Wataru/3841).
Soranse, M.P. & Christiansen, A. (2013). Ulrich Beck: World Health Organization (WHO). (2012). Prelimi-
An introduction to the theory of second moder- nary Dose Estimation from Nuclear Accident
nity and the risk society. New York: Routledge. after the 2011 Great East Japan Earthquake and
Tsunami. Geneva: WHO. Diakses tanggal 19
Tanimura, N. (2013). “Radioaktif Contamination of
November 2013 (http://apps.who.int/iris/bitstr
Japanese Tea After the Fukushima Nuclear Ac-
eam/10665/44877/1/9789241503662_eng.pdf)
cident”. Nuke Info Tokyo 152, Jan/Feb. Diak-
ses tanggal 20 Oktober 2013 (http://www.cnic. Yorifuji, T. et al. (2013). “Minamata Disease: A
jp/english/newsletter/nit152/nit152articles/02_ Challenge for Democracy and Justice”. Late
Japanesetea.html). Lessons from Early Warnings: Science, Pre-
caution, Innovation. Copenhagen, Denmark:
TEPCO. (2011a). “Payment of Temporary Compensa-
European Environment Agency. Diakses tang-
tion for Damages Caused by Evacuation”. Press
gal 27 Agustus 2013 (http://www.eea.europa.
Release, 15 April 2011. Diakses tanggal 12 Ma-
eu/publications/late-lessons-2).
ret 2013 (http://www.tepco.co.jp/en/press/corp-
com/release/11041501-e.html). Yoshida, R. (2013). “Experts Play Down Fish Ra-
diation Fear”. The Japan Times, Oct 20, 2013.
--------- (2011b). “Permanent Compensation for Nu-
Diakses tanggal 14 Maret 2014 (http://www.
clear Damages by the Accident at Fukushima
japantimes.co.jp/news/2013/10/20/national/
Daichi Nuclear Power Station and Fukushima
experts-play-down-fish-radiation-fear/)
Daini Nuclear Power Station”. Press Release,
30 Agustus 2011. Diakses tanggal 12 Maret Zinn, J.O. (2008). “Introduction: The Contribution
2013 (http://www.tepco.co.jp/en/press/corp- of Sociology to Discourse on Risk and Uncer-
com/release/11083007-e.html). tainty”. dalam Zinn, Jens.O (ed.), 2008. Social
Theories of Risk and Uncertainty: An Introduc-
-------- (2012). “Start of Compensation Payouts
tion. Malden, MA: Blackwell Publishing
for Voluntary Evacuees from Southern Fu-
kushima Prefecture”. Press Release, 11 Juni
2012. Diakses tanggal 14 Maret 2013 (http://
www.tepco.co.jp/en/press/corp-com/re-
lease/2012/1205326_1870.html).
Tomomi, Y&Ruiko, M. (2012). “Muto Ruiko and the
Movement of Fukushima Resident to Pursue
Criminal Charges Againts TEPCO Executive
and Government Officials.” The Asia-Pacific
Journal 10, 27 (2). Diakses tanggal 14 Ma-
ret 2013 (http://japanfocus.org/-Muto-Rui-
ko/3784).

60 | Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 9 No.1, 2018


Upik Sarjiati | Risiko Nuklir dan Respon Publik Terhadap Bencana Nuklir Di Fukushima .. | 61

You might also like