You are on page 1of 8

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 5 Nomor 3 Desember 2017

Sistem Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru


di Puskesmas Kabupaten Kudus

Ari Setiawan*, Sutopo Patria Jati**, Farid Agushybana**


*Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo, Jambi
**Staf Pengajar Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email : ari_paster@yahoo.co.id
Manajemen Kesehatan
Manajemen Kesehatan
ABSTRACT in the database system. In addition to that, the
Indonesia
Treatment records of patients with medical treatment report for patients with
pulmonary tuberculosis (TB) in Kudus District pulmonary TB was recapitulated, and the
Puskemas have not gone well, especially in patient's treatment chart was also in
terms of treatment schedules. Where on the accordance with those in the Puskesmas.
medication recording sheet there is a sheet
that is kept by the officer and there is a sheet Keywords: Information System, Pulmonary TB,
that is taken by the patient. In sending Public Health Service
messages to patients, officers still have to find
patient contact through patient records stored PENDAHULUAN
in the data box manually. This has caused Tuberculosis atau TB Paru masih
officers to experience problems in monitoring menjadi salah satu masalah kesehatan
patients for treatment schedules. The purpose masyarakat, meskipun strategi pengobatan
of this study is to develop the related dengan metode DOTS sudah dilaksanakan
Information Systems that can be used to sejak tahun 1995, jumlah kasus TB Paru
monitor patient treatment, send reminder meningkat dan banyak yang tidak berhasil
messages and produce report recaps to disembuhkan, terutama pada negara yang
support the evaluation of the Pulmonary TB dikelompokkan dalam 22 negara dengan
Program in Kudus Regency. masalah TB besar (high burden countries).
The type of research used is research Menyikapi hal tersebut, pada tahun 1993,
actions in the form of system development. WHO mencanangkan TB Paru sebagai
System development uses the FAST method kedaruratan dunia (global emergency)1.
(Framework for the Application of System Indonesia berada pada ranking kelima
Techniques). The research subjects consisted negara dengan beban TB tertinggi di dunia.
of 5 respondents consisting of the head of the Untuk mencapai tujuan penanggulangan TB
infectious disease management section, the paru ditetapkan program jangka panjang,
manager of pulmonary TB in the Health Office yaitu menurunkan angka kesakitan dan angka
and 3 officers of the Pulmonary Pulmonary TB kematian penyakit TB dengan cara
Unit. memutuskan rantai penularan.
The result of this development is a web- Puskesmas di wilayah Kecamatan
based information system with the SMS Kota pada Kabupaten Kudus pada Tahun
gateway feature. With this system, officers are 2014 (3 Puskesmas), jumlah kasus TB dengan
easier to monitor patient treatment. In the BTA positif sebanyak 41 kasus, meningkat
patient list you can see the treatment schedule menjadi 54 kasus pada tahun 2016. Untuk
based on the date desired by the officer. In pasien yang mengalami konversi dari tahun
sending reminder messages it is easier to do 2015 (32,6%) masih jauh dari target yang
because the patient's mobile number is stored
11
ditentukan (80%), demikian juga untuk tahun satu contoh uji positif, hasil pemeriksaan ulang
2016 baru mencapai 50%.2 3 dahak tersebut dinyatakan positif. Pemeriksaan
Perkembangan teknologi yang semakin ulang dahak pasien TB BTA positif merupakan
pesat dewasa ini memungkinkan semua orang suatu cara terpenting untuk menilai hasil
dapat berperan dalam membantu program kemajuan pengobatan.. Pada semua pasien TB
penanggulangan penyakit TB Paru. Salah Paru BTA positif, pemeriksaan ulang dahak
satunya adalah tekhnologi Short Message selanjutnya dilakukan pada bulan ke 5.6
Service (SMS). Teknologi ini telah lama Sistem adalah sekumpulan dari
dikenal dan di gunakan oleh masyarakat, komponen-komponen yang saling
sebelum muncul teknologi-teknologi berhubungan satu dengan yang lain
pengiriman pesan yang sekarang beragam membentuk satu kesatuan untuk mencapai
jenisnya. Data dari Kementerian Komunikasi tujuan tertentu. Komponen-komponen sistem
dan Informasi menyebutkan bahwa di atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
Indonesia ada sekitar 338.948.340 penduduk subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
yang menggunakan handphone sebagai alat Komponen tersebut terdiri dari lima sumber
komunikasi pada tahun 2015.4 daya yang dikenal sebagai komponen sistem
Berdasarkan studi pendahuluan dan informasi. Kelima sumber daya tersebut adalah
anlisa terhadap pencatatan pengobatan pasien manusia, hardware, software, data, dan
TB paru terdapat beberapa kelemahan. Antara jaringan. Kelima komponen tersebut
lain, jadwal minum pasien yang dicatat pada memainkan peranan yang sangat penting
lembar TB 01 disimpan di Puskesmas, dalam suatu sistem informasi, tapi dalam
sedangkan jadwal pengambilan obat kembali kenyataannya tidak semua sistem informasi
dan jadwal pemeriksaan dahak ulang mencakup kelima komponen tersebut.
disimpan oleh pasien. Dari kondisi ini petugas Pada proses pengembangan sistem
mengalami kendala dalam memantau berapa terdapat beberapa tahapan. Tahapan pada
jumlah pasien yang harus kembali dan jadwal metode FAST meliputi, studi pendahuluan,
pemeriksaan dahak pasien. analisis masalah, analisis kebutuhan, analisis
Dari penjabaran diatas, perlu adanya keputusan, tahap perancangan sistem, tahap
suatu sistem informasi yang dapat pembangunan sistem, tahap penerapan/ujicoba
menghasilkan informasi tentang jadwal sistem dan evaluasi sistem.7 8
pengambilan obat, jadwal minum obat, jadwal SMS Gateway adalah sistem yang
pemeriksaan dahak ulang untuk keberhasilan digunakan untuk mempermudah seseorang
pengobatan TB Paru di Puskesmas Kabupaten atau sebuah perusahaan mengirimkan pesan
Kudus. SMS yang sama dalam waktu yang bersamaan
Tuberkulosis adalah suatu infeksi pada banyak orang. SMS Gateway dapat
menular dan menahun dan bisa berakibat fatal, terhubung ke media lain seperti perangkat
yang disebabkan oleh Mycobacterium SMSC dan server milik Content Provider
tuberculosis, Mycobacterium bovis atau melalui link IP untuk memproses suatu layanan
Mycobacterium africanum. Mycobacterium SMS. Sebuah sistem SMS Gateway, umumnya
tuberculosis termasuk basil gram positif, terdiri komponen hardware (server/komputer
berbentuk batang, dinding selnya yang dilengkapi dengan perangkat jaringan)
mengandung komplek lipidaglikolipida serta dan software (Aplikasi yang digunakan untuk
lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia. pengolahan pesan). Untuk sebuah sistem yang
Umumnya Mycobacterium tuberculosis besar umumnya dapat menggunakan database
menyerang paru dan sebagian kecil organ untuk penyimpanan data. 9, 10
tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat
khusus, yakni tahan terhadap asam pada METODE PENELITIAN
pewarnaan.5 Penelitian ini menggunakan dua
Pemantauan kemajuan dan hasil metode penelitian yaitu kualitatif dan
pengobatan dilaksanakan dengan pemeriksaan kuantitatif. Metode kualitatif pada penelitian
ulang dahak secara mikroskopis. Untuk ini digunakan untuk membantu proses
memantau kemajuan pengobatan dilakukan identifikasi pada setiap tahapan
pemeriksaan dua contoh uji dahak. Hasil pengembangan sistem, dimana hasil akhirnya
pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 terbentuk suatu rancangan sistem informasi
contoh uji dahak tersebut negatif. Bila salah
12
pemantauan pengobatan pasien di Puskesmas proses dan output dari sistem saat ini. Dari
Kabupaten Kudus. Metode kuantitatif hasil wawancara mendalam masalah yang ada
digunakan untuk melakukan evaluasi kualitas dalam pemantauan pengobatan pasien TB paru
ketergunaan sistem informasi setelah adalah 1) kendala tentang informasi jadwal
dikembangkan. pengobatan, jadwal pengambilan obat dan
Subyek pada penelitian ini terdiri dari jadwal pemeriksaan dahak, 2) pencatatan
1 orang Kepala Seksi Penanggulangan dalam lembaran kertas, sehingga untuk
Penyakit Menular, 1 orang Wakil Supervisor menyajikan output belum sesuai kebutuhan
TB Paru di Dinas Kesehatan, 3 orang pimpinan, 3) keterlambatan informasi
pemegang program TB Paru di Puskesmas, penyampaian pesan kepada pasien.
sedangkan untuk evaluasi ketergunaan sistem Peluang dapat dilihat dari keinginan
informasi sebanyak 12 petugas TB Paru di para petugas yang terkait dengan sistem
Puskesmas. informasi program TB untuk meningkatkan
Pada proses pengembangan sistem mutu kegiatan pelayanan kesehatan penderita
menggunakan metodologi tahapan FAST TB dengan mengoptimalkan fungsi teknologi
(Framework for application of system saat ini dengan adanya komputer, internet dan
tehnique). Tahapan FAST meliputi studi telepon, karena selama ini untuk melihat dan
pendahuluan, analisis masalah, analisis mengingatkan pasien harus melihat secara
kebutuhan, analisis keputusan, tahap manual dari berkas-berkas catatan manual.
perancangan sistem, tahap pembangunan Dari hasil observasi dan wawancara
sistem, tahap penerapan/ujicoba sistem dan diperoleh hasil ruang lingkup cakupan
evaluasi sistem. pengembangan sistem informasi pemantauan
Pengumpulan data dilakukan dengan pengobatan pasien TB Paru adalah jadwal
observasi dan wawancara mendalam serta minum obat, jadwal pengambilan obat dan
menggunakan kuesioner. Analisis isi jadwal pemeriksaan dahak ulang yang dapat
digunakan untuk menganalisis data kualitatif menghasilkan output berupa pesan kepada
yang berasal dari hasil wawancara mendalam pasien TB Paru tentang jadwal
dan pengamatan. Analisis deskriptif digunkan pengobatannya, rekapan pelaporan program
untuk mengukur tingkat persetujuan TB Paru berupa tabel, grafik penderita TB
pengguna terhadap item-item pertanyaan Paru per desa, dan pemetaan penyebaran
kuesioner dengan bentuk score tujuh poin pasien di puskesmas.
skala likert, sehingga diperoleh data yang Kelayakan untuk pengembangan
memudahkan untuk penghitungan. Penelitian sistem informasi ini di dukung oleh
ini dibatasi sampai pada tahap ujicoba sistem. kelayakan teknis, berupa fasilitas CPU,
laptop, server, printer dan petugas di
HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas. Sedangkan untuk kelayakan
Pengembangan yang akan dilakukan pada operasi di dukung oleh kemampuan petugas
sistem Informasi pemantauan pengobatan yang bisa mengoperasikan komputer,
pasien TB paru yaitu dengan memperbaiki kemampuan sistem menghasilkan informasi
sistem yang ada. Faktor-faktor yang dan efisiensi waktu petugas dalam
mendorong pengembangan sistem yang lama megingatkan pasien.
adalah adanya masalah, peluang dan arahan Selain kelayakan teknis dan operasional,
dari pemegang program di Puskemas dan di dilihat dari sistem informai juga melihat
Dinas Kesehatan. Tahapan yang digunakan kelayakan ekonomi. Hal ini untuk digunakan
dalam pengembangan pada sistem ini dengan untuk mengukur apakah sistem informasi ini
menggunakan metode FAST (Framework for dapat dibiayai dan memberikan manfaat dalam
the Application of System Technique). membangun sistem ini. Dari hasil wawancara
diperoleh bahwa dinas kesehatan kudus
1. Identifikasi Model Sistem mempunyai anggaran dan pemeliharaan,
Mengidentifikasi masalah merupakan sedangkan evaluasi sistem dilakukan pada saat
langkah awal yang dilakukan pada tahapan evaluasi program triwulanan.
analisis masalah. Hasil identifikasi masalah 2. Pengembangan Sistem Informasi
inilah yang dijadikan dasar dalam melakukan Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru
pengembangan sistem tersebut dari input, Model pengembangan sistem informasi
yang dikembangkan dilakukan melalui
13
pendekatan top down. Pendekatan ini dengan Diagram Konteks

melibatkan pengguna dari petugas TB Paru di Data Pengpobatan Pasien TB Paru


Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus dan Puskesmas

petugas TB Paru di Puskesmas dalam proses


desainnya, sehingga model sistem informasi
yang dikembangkan mudah dipahami dan Sistem Informasi

diterima pengguna.7 Laporan Hasil Pengobatan


Pemantauan
Pengobatan
Pasien TB Paru
Pesan Pengobatan

Sistem informasi ini meliputi hal-hal sebagai


berikut: Pasien TB Paru
Laporan Hasil Pengobatan
1. Sistem informasi ini dapat memantau
jadwal pengobatan pasien dalam
minum obat, pengambilan obat Dinas Kesehatan
Kabupaten Kudus
kembali dan pemeriksaan dahak ulang.
2. Output dari system informasi ini Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Informasi
berupa pesan pengingat, tabel, dan Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru
grafik. Entitas yang terdapat pada sistem informasi
Sistem operasi merupakan program yang imunisasi di atas dapat dijelaskan sebagai
bertindak sebagai perantara antara pemakai berikut:
komputer dan perangkat keras komputer. 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus
Tujuan sistem operasi adalah menyediakan Entitas ini harus melakukan Log In terlebih
lingkungan yang memungkinkan pemakai dahulu, kemudian system akan
dapat menjalankan program apapun menyediakan informasi berupa rekapan
dengan mudah11. Pada penelitian ini hasil pengobatan sesuai yang di inginkan.
penentuan sistem operasi pada sistem a. Rekapan pengobatan pasien TB Paru
informasi pemantauan pengobatan pasien TB berdasarkan puskesmas.
Paru di Puskesmas Kabupaten Kudus b. Grafik Pasien TB Paru secara
menggunakan sistem operasi Microsoft (MS) keseluruhan kabupaten dan per desa.
Windows. Sistem ini dipilih karena dari hasil c. Pemetaan penyebaran pasien
pengamatan pengoperasian perangkat berdasarkan puskesmas.
komputer di Puskesmas maupun di Dinas
Kesehatan Kabupaten Kudus menggunakan 2) Puskemas
sistem ini untuk pekerjaan sehari-hari, Entitas ini melakukan Log In terlebih
sehingga petugas sudah terbiasa dengan sistem dahulu, kemudian menginput data pasien
operasi ini. yang berobat, menginput jadwal tanggal
Sedangkan software (tools) yang dapat pengambilan obat, tanggal pengambilan
digunakan untuk membangun sistem obat kembali, dan jadwal pemeriksaan
informasi program TB antara lain dahak. Selanjutnya sistem akan
Microsoft Visual Basic (MS VB), Hypertext menyediakan data list pasien yang sedang
Preprocessor (PHP), dan Borland Delphi. dalam pengobatan, jadwal pengiriman
Kelebihan bahasa pemrograman adalah PHP12: pesan pengingat, rekap pasien TB Paru
a. PHP dikategorikan sebagai bahasa yang berobat, dan grafik pengobatan per
pemrograman yang mudah dimengerti desa.
oleh manusia dan berbasis visual.
3) Pasien TB Paru
b. PHP merupakan bahasa pemrograman
Entitas ini menerima pesan berdasarkan
yang open source (gratis)
jadwal pengobatan yang disediakan oleh
Untuk basis data menggunakan MySQL,
sistem informasi.
karena sesuai dengan system operasi MS
Setelah diagram konteks digambarkan
Windows dan open source.
maka diagram konteksakan diturunkan dalam
Berdasarkan hasil identifikasi maka model
bentuk yang lebih rinci yang disebut Diagram
sistem informasi pemantauan pengobatan
Alir Data (DAD) yang bertujuan untuk
pasien TB Paru dapat dikembangkan sebagai
mendefinisikan proses apasaja yang terdapat
berikut:
dalam sistem yang akan dibangun.

14
Petugas Dinas Daftar Pengobatan Pasien 1.0 Input Simpan informasi, output yang dihasilkan adalah pesan
Data Pengobatan Pasien
kepada pasien TB Paru tentang jadwal
pengobatannya, rekap list pasien Puskesmas,
rekap pasien semua Puskesmas, dan grafik.
Petugas
Puskesmas
Data Pengobatan Pasien

Data Pengiriman SMS


Berikut ini adalah tampilan hasil
Daftar Pengiriman SMS 2.0 SMS
pengembangan sistem informasi pemantauan
pengobatan Pasien TB Paru:
Data Pengirimann SMS Pasien

a. Menu login
Dafar Pengiriman SMS

Data SMS

Mengirim Pesan
Mengirim
Data Laporan
Daftar Laporan
Validasi
3.0 Cetak
Laporan

Cetak Laporan
Cetak Laporan

Gambar 2. Diagram Alir Data Level 0 Sistem


Informasi Pemantauan Pengobatan Pasien TB
Paru
Sistem informasi pemantauan
pengobatan pasien TB Paru dapat dibagi atas
tiga komponen penting yaitu :
a) Input Gambar 3 Menu Login Sistem Informasi
Pada proses input ini, yang memasukkan Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru
data ke dalam sistem informasi dilakukan oleh
petugas pengelola data TB Paru di Puskesmas. Halaman login digunakan untuk
Data yang dimasukkan meliputi data NIK, membatasi hak akses penggunanya dalam hal
nama pasien, alamat pasien, no hp, tanggal melakukan pengoperasian sistem untuk
mulai minum obat, tanggal pengambilan obat mendukung keamanan data dan informasi dari
kembali, tanggal pemerikaan dahak ulang, dan pengaksesan yang tidak diinginkan. Pada
hasil pengobatan. sistem ini terdapat dua level pengguna, yaitu
b) Proses Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Proses atau transaksi adalah kegiatan
mengolah data input berupa menjumlah, b. Menu beranda
merekap, dan lain - lain yang menghasilkan
output berupa laporan pengobatan pasien TB
paru, pengiriman pesan pengingat kepada
pasien TB tentang jadwal pengobatan.
c) Output
Output adalah hasil dari proses yang pada
sistem ini menyediakan output dalam bentuk
pesan pengingat pengobatan, tabel, grafik
maupun pemetaan untuk informasi penyebaran
pasien TB Paru. sedangkan output dalam
bentuk tabel saja untuk laporan pengobatan
pasien dan data list pasien.
a. Tahap pengembangan Sistem
Tujuan dari tahap ini adalah Gambar 4 Menu Utama Sistem Informasi
membangun (pemrograman) dan menguji Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru
sistem sesuai kebutuhan dan spesifikasi
rancangan, mengimplementasikan interface Setelah login dengan memasukkan
sistem baru. Sistem yang dikembangkan username dan password untuk level puskesmas
terdiri dari proses yang terdiri dari input data maka akan muncul tampilan menu utama
pasien, jadwal pengobatan, jadwal sebagai Puskesmas yang menyajikan menu
pengambilan obat dan jadwal pemeriksaan data input, laporan, grafik, pemetaan, setting
dahak ulang. Setelah diproses oleh sistem data pengguna, SMS Gateway dan log out.

15
c. Menu input pasien e. Menu SMS Gateway

Gambar 7 Tampilan menu Pengingat Minum


Obat Sistem Informasi Pemantauan
Pengobatan Pasien TB Paru

Pada menu pengingat minum obat pasien,


petugas dapat menginputkan tanggal yang
Gambar 5 Gambar Menu Input Pasien Sistem dikehendaki untuk melihat pasien mana saja
Informasi Pemantauan Pengobatan Pasien TB yang harus minum obat pada tanggal yang
Paru dikehendaki. Selain itu petugas juga dapat
melihat tanggal dan nama pasien yang
Pada tampilan menu input pasien adalah dikehendaki di menu pencarian, sehingga
NIK, nama, tempat tangal lahir, alamat, nomor dengan menu ini petugas dapat langsung
handphone, triwulan pengobatan, jadwal mengirimkan pesan pengobatan tanpa harus
pengobatan, jadwal minum obat, jadwal memasukkan nomor handphone, karena sudah
pengambilan obat dan jadwal pemeriksaan tersimpan di database.
dahak.
f. Menu Grafik
d. Menu List Pasien

Gambar 8 Menu Grafik Sistem Informasi


Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru
Gambar 6 Menu List Pasien Sistem Informasi
Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru Pada menu Grafik, petugas dapat
menginputkan periode triwulan dan tahun yang
Pada menu untuk melihat list pasien dikehendaki untuk melihat grafik jumlah
yang sedang dalam masa pengobatan di perdesa pasien penderita TB Paru.
Puskesmas. Disamping itu petugas dapat Setelah dilakukan ujicoba sistem, para
mengedit data pasien apabila diperlukan untuk pengguna diminta mengisi kuesioner
mengubah tanggal jadwal minum obat, jadwal ketergunaan sistem informasi dengan cara
pengambilan obat dan jadwal pemeriksaan memberikan checklist pada tingkat persetujuan
dahak selanjutnya. Dengan menginput edit dengan score tertinggi tujuh. Aspek usability
jadwal, petugas dapat melihat rincian setiap ini terdiri dari empat aspek, yaitu ketergunaan
pasien jadwal pengobatan masing-masing sistem (system usefulness), kualitas informasi
individu, sehingga petugas terbantu dalam (Infqual), kualitas antarmuka (interqual), dan
memantau masing-masing pasien. kepuasan secara keseluruhan (overall). Dari

16
hasil penghitungan rata –rata tertimbang, Dari hasil perhitungan tabel 2. di atas,
diperoleh hasil: selanjutnya dibandingkan dengan kategori
Ketergunaan sistem ( SysUse) penilaian tentang penyesuaian interpretasi
Ujicoba pada variabel Sysuse bertujuan skala Likert. Hasil skor yang didapatkan
untuk mengukur kelayakan tingkat adalah 71,12% dan berdasarkan tabel maka
penggunaan setelah Sistem informasi information quality sistem informasi
pemantauan pengobatan TB Paru di imunisasi termasuk kategori Layak.
ujicobakan.
b. Kualitas Antaramuka (InterQual)
Tabel 1 Rekapitulasi hasil ujicoba Sysuse Ujicoba pada variabel interqual bertujuan
Sistem Informasi Pemantauan Pengobatan untuk mengukur kelayakan tingkat kualitas
Pasien TB Paru antarmuka sistem oleh pengguna.
PERTANYAAN
Responden
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8
TOTAL Tabel 3 Rekapitulasi hasil ujicoba interqual
R1 1 1 2 2 2 2 3 2 15 Sistem Informasi Pemantauan Pengobatan
R2 7 7 5 5 6 7 7 7 51
R3 7 7 6 5 6 7 7 7 52
Pasien TB Paru
R4 6 6 6 6 6 6 6 6 48 PERTANYAAN
RESPONDEN TOTAL
R5 3 4 2 3 4 2 5 5 28 Q 16 Q 17 Q 18
R6 4 4 5 4 4 4 4 5 34 R1 3 3 2 8
R7 7 7 3 5 6 7 7 7 49 R2 6 5 6 17
R8 5 5 4 4 4 5 5 6 38 R3 5 5 6 16
R9 3 3 4 4 4 4 4 4 30 R4 6 5 6 17
R10 7 7 3 5 6 7 7 7 49 R5 6 6 6 18
R11 5 6 3 5 6 6 6 6 43
R6 4 4 4 12
R12 6 7 4 5 6 7 7 7 49
R7 5 5 6 16
JUMLAHSKOR 61 64 47 53 60 64 68 69 486 R8 5 5 6 16
JUMLAHSCORTERTINGGI =8 X7 X12 672 R9 3 3 4 10
PERSENTASE KELAYAKAN = 486 / 672 X100% 72.32 R10 5 5 6 16
Dari tabel diatas, didapat hasil R11 5 5 5 15
R12 5 5 5 15
perhitungan kelayakan sebesar 72,32%.
Selanjutnya dibandingkan dengan kategori JUMLAHSKOR 58 56 62 176
penilaian pada tabel 3.1. tentang penyesuaian JUMLAHSCORTERTINGGI =3 X7 X12 252
PERSENTASE KELAYAKAN = 176 / 252 X100% 69.84
interpretasi skala Likert. Hasil skor yang
didapatkan berdasarkan tabel maka system Dari hasil perhitungan tabel 3 di atas,
usefullnes sistem informasi pemantauan selanjutnya dibandingkan dengan kategori
pengobatan pasien TB Paru termasuk kategori penilaian tentang penyesuaian interpretasi
Layak. skala Likert. Hasil skor yang didapatkan
a. Kualitas informasi (InfoQual) adalah 69,84% dan berdasarkan tabel maka
Pada variabel infoqual, bertujuan untuk interface quality sistem informasi pemantauan
menilai kelayakan informasi Sistem oleh pengobatan pasien TB Paru termasuk kategori
pengguna setelah sistem ini diujicobakan. Layak.

Tabel 2 Rekapitulasi hasil ujicoba Infoqual c. Kepuasan secara keseluruhan (OverAll)


Sistem Informasi Pemantauan Pengobatan Hasil rekapitulasi untuk variabel system
Pasien TB Paru secara keseluruhan oleh pengguna.
PERTANYAAN
Responden TOTAL
Q 9 Q 10 Q 11 Q 12 Q 13 Q 14 Q 15 Tabel 4 Rekapitulasi hasil ujicoba Overall
R1 2 2 1 2 2 1 2 12
R2 4 6 6 7 7 7 6 43 Sistem Informasi Pemantauan Pengobatan
R3 4 5 6 7 7 7 6 42 Pasien TB Paru
R4 6 6 5 6 6 5 5 39 RESPONDEN
PERTANYAAN
TOTAL
Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 5 Q 6 Q 7 Q 8 Q 9 Q 10 Q 11 Q12 Q 13 Q 14 Q 15 Q 16 Q 17 Q 18 Q 19
R5 5 3 3 5 3 3 2 24 R1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 3 3 2 1 36
R6 3 3 4 3 4 5 4 26 R2 7 7 5 5 6 7 7 7 4 6 6 7 7 7 6 6 5 6 7 118
R3 7 7 6 5 6 7 7 7 4 5 6 7 7 7 6 5 5 6 7 117
R7 4 3 6 7 7 7 6 40
R4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5 5 6 5 6 6 110
R8 5 5 4 5 5 6 6 36 R5 3 4 2 3 4 2 5 5 5 3 3 5 3 3 2 6 6 6 6 76
R6 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 77
R9 4 3 4 4 4 4 4 27
R7 7 7 3 5 6 7 7 7 4 3 6 7 7 7 6 5 5 6 7 112
R10 4 3 6 7 7 7 6 40 R8 5 5 4 4 4 5 5 6 5 5 4 5 5 6 6 5 5 6 6 96
R11 4 3 6 7 7 7 6 40 R9 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 71
R10 7 7 3 5 6 7 7 7 4 3 6 7 7 7 6 5 5 6 7 112
R12 4 4 6 7 7 7 6 41 R11 5 6 3 5 6 6 6 6 4 3 6 7 7 7 6 5 5 5 6 104
R12 6 7 4 5 6 7 7 7 4 4 6 7 7 7 6 5 5 5 6 111
R13
JUMLAHSKOR 49 46 57 67 66 66 59 410
∑ SKOR
JUMLAHSCORTERTINGGI =7 X7 X12 588 61 64 47 53 60 64 68 69 49 46 57 67 66 66 59 58 56 62 68 1140
∑ SCORTERTINGGI =19 X7 X12 1596
PERSENTASE KELAYAKAN = 410 X588 / 100% 69.73 %KELAYAKAN =1140 / 1596 X100% 71.43

17
Dari hasil perhitungan tabel di atas, Available from:
selanjutnya dibandingkan dengan kategori www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/18
penilaian tentang penyesuaian interpretasi 44.
skala Likert. Hasil skor yang didapatkan 5. RI KK. Pedoman Nasional Pengendalian
adalah 71,43% dan berdasarkan tabel maka Tuberculosis. Jakarta: Kementerian
overall satisfaction sistem informasi Kesehatan RI; 2014.
Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru 6. RI KK. Pedoman Nasional Pengendalian
termasuk kategori Layak. Tuberculosis. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2011.
KESIMPULAN 7. JL W. Metode Desain & Analisa Sistem.
Sistem informasi sebelum dikembangkan Edisi 6. Yogyakarta: Andi; 2004.
menggunakan pencatatan pengobatan manual, 8. Mulyanto, A. Sistem Informasi Konsep dan
dimana jadwal minum obat pasien disimpan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
oleh petugas Puskesmas, sedangkan jadwal 2009.
pemeriksaan dahak ulang dan pengambilan 9. Wilieyam, Sevani GN. Aplikasi Reminder
obat dibawa oleh pasien. Pengobatan Pasien Berbasis SMS
Sistem pemantauan pengobatan pasien TB Gateway. Jurnal Inkom. 2013;Volume 7
paru yang dikembangkan berbasis website Nomor 1.
dengan pemrograman menggunakan PHP 10. Hamzah, Winardi, S. Sistem Informasi
dengan sistem operasi MS Windows. Setelah Layanan SMS Gateway bagi Bidan
sistem ini dikembangkan, petugas menjadi dalamprogram PWS-KIA. Jurnal
lebih mudah dalam memantau jadwal Teknologi Informasi 2014;Volume 8
pengobatan pasien karena pasien sudah terbagi Nomor 25 hal123-140 2014; .
berdasarkan tanggal pengobatan, baik dalam 11. Kadir, A. Pengenalan Sistem informasi.
jadwal minum obat, jadwal pengambilan obat Yogyakarta: Andi; 2003.
maupun jadwal pemeriksaan dahak ulang. 12. Sommerville, I. Rekayasa Perangkat
Selain itu dalam mengirim pesan petugas lebih Lunak Edisi 6. Jakarta: Erlangga; 2003.
mudah karena nomor hp pasien sudah
tersimpan dalam basis data.
Evaluasi sistem informasi imunisasi
menggunakan metode evaluasi berdasarkan
usability dengan menggunakan PSSUQ yang
dilihat dari respon responden terhadap 19
pertanyaan. Pengukuran ini meliputi 4 macam
yaitu sistem usefullnes yang menghasilkan skor
72,32%, information quality hasil skor yang
didapatkan adalah 69,73%, interface quality
mendapatkan skor 69,84% yang berdasarkan
tabel penyesuaian Likert termasuk kategori
Layak. Kemudian pada pengukuran secara
keseluruhan overall satisfaction menghasilkan
skor 71,43% hal ini menunjukkan bahwa
sistem informasi imunisasi termasuk kategori
Layak.

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Global Tuberculosis Report.
Prancis: WHO; 2012.
2. RI BLKK. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Kemenkes RI; 2014.
3. Laporan Tahunan program TB Paru
Kabupaten Kudus 2016.
4. Jumlah Pelanggan Telepon Indonesia
menurut Jenis Penyelenggaraan Jaringan,
2010-2015. BPS; [cited 2017 17 Januari];
18

You might also like