You are on page 1of 8

Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822

Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN


PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL
PADA ANAK BUAH KAPAL DI PELABUHAN BELAWAN

Isroni Azhari Siregar1 , Masryna Siagian2, Herbert Wau3


1,2,3
Universitas Prima Indonesia Jl Sekip Simp. Sikambing, Medan, Indonesia
Email: ariazhari426@gmail.com

DOI : https://doi.org/10.35451/jkk.v2i1.231

Abstract
Sexually transmitted infections are one of the channel infections preproduction
is transmitted through sexual contact. ABK is called the highrisk community or
men with riskhigh sxually transmitted infections disease. The purpose of this
study was to determine the relationship of knowledge and attitudes with the
prevention of sexually transmitted infections to the Boatmen (ABK) in the Port
of Belawan. This research is a type of research that uses analytic survey with
cross sectional research design. Data collection is done through primary data
using questionnaires and secondary data using other supporting data. Data
analysis using bivariate analysis using frequency distribution and multivariate
analysis using chi-square test. The results obtained that there is a relationship
of knowledge with the prevention of sexually transmitted infections in ABK in
Belawan Harbor in 2019 (p = 0.002 <0.05), and there is a relationship
between attitude and prevention of sexually transmitted infections in ABK in
Belawan Port in 2019 (p value = 0,000 <0.05). Therefore, it is expected that
ABK will increase their knowledge and attention regarding sexually transmitted
infections, namely by attending counseling from health workers, reading
books and magazines related to sexually transmitted infections and through
other media access so that prevention efforts are more optimal, so as to avoid
themselves from contracting sexually transmitted infections.

Keywords: Knowledge, Attitudes, Sexually Transmitted Infectious Diseases

1. PENDAHULUAN berupa jamur, virus, dan parasit. Salah


Infeksi Menular Seksual (IMS) satu Infeksi menular seksual yaitu
merupakan salah satu Infeksi Saluran Human Immunodeficiency Virus (HIV)/
Reproduksi (ISR) yang ditularkan Acquired Immune Deficiency Syndrome
melalui hubungan kelamin.Infeksi (AIDS) (Ardhiyanti, 2015).
saluran Infeksi Menular Seksual (IMS)
reproduksi merupakan infeksi yang merupakan salah satu pintu masuk
disebabkan oleh masuk dan HIV.Total kasus IMS yang ditangani
berkembang biaknya kuman penyebab pada tahun 2018 adalah 140.803 kasus
infeksi ke dalam saluran reproduksi. dari 430 layanan IMS.Jumlah kasus
Kuman penyebab infeksi tersebut dapat IMS terbanyak adalah di tubuh vagina

1
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

(klinis) 20.962 dan Servictis / procitis menggambarkan 50% - 80% dari


(lab) 33.205 (Kemenkes,2017) semua kasus IMS yang ada di Amerika.
Penyakit kelamin (veneral Ini mencerminkan
disease) sudah lama dikenal dan keterbatasan “screening” dan
beberapa rendahnya pemberitaan akan IMS
diantaranya sangat popular di (Sarwono, 2011)
Indonesia yaitu sifilis dan gonorhea. Kasus HIV-AIDS di Sumatera
Peningkatan insiden Infeksi Menular Utara sampai dengan Juni 2017 adalah
Seksual (IMS) dan penyebarannya di 8.399 kasus, dengan perincian HIV
seluruh dunia tidak dapat diperkirakan 3478 kasus dan AIDS 4.921 kasus, dan
secara tepat. Setiap tahun beberapa berada pada ranking ke-7 dari 33
juta kasus baru beserta komplikasi Provinsi di Indonesia. Angka prevalensi
medisnya antara lain kemandulan, HIV-AIDS di
kecacatan, gangguan kehamilan, Sumut adalah 28,97 per 100.000
gangguan pertumbuhan, kanker penduduk, artinya adalah setiap
bahkan juga kematian memerlukan 100.000 penduduk di Sumatera Utara
penanggulangan, sehingga hal ini akan terdapat 29 orang yang menderita HIV-
meningkatkan biaya kesehatan. Selain AIDS (KPA
itu pola infeksi juga mengalami Sumut, 2017).
perubahan, misalnya infeksi lamidia, Setelah Jakarta dan Surabaya
Herpes genital, dan Kondiloma Medan merupakan salah satu kota
akuminata di beberapa negara metropolitan terbesar di Indonesia.
cenderung meningkat Jumlah penduduknya banyak dan
dibandingkan dengan uretritis gonore sebagian penduduknya ada yang
dan sifilis (Fahmi dkk, 2014) memiliki perilaku seksual berisiko. Data
IMS termasuk diantara 5 yang dihasilkan
kategori penyakit dewasa yang mencari dari KPA Kota Medan menunjukkan
pelayanan kesehatan dan memiliki bahwa pada tahun 2015 jumlah laki-
dampak besar pada kesehatan seksual laki di kota Medan ada 1878 terkait
dan reproduksi. Angka kejadian paling IMS (KPA Medan, 2015) dan
tinggi tercatat di Asia Selatan dan Asia berdasarakan data yang tercatat di
Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, PKBI ada 301 laki-laki yang positif
Amerika Latin, dan Karibean.Prevalensi terkena IMS di kota Medan.
IMS di negara berkembang jauh lebih Berdasarkan kasus Infeksi
tinggi dibandingkan dengan di negara Menular Seksual Dinas Kesehatan Kota
maju. Pada perempuan hamil di dunia, Medan tahun 2015-2017. Pada tahun
angka kejadian gonore 10 – 15 kali 2015 sebanyak 426 jiwa tahun 2016
lebih tinggi, sebanyak 371
infeksi klamidia 2 – 3 kali lebih tinggi, dan pada tahun 2017 sebanyak 556
dan sifilis 10 – 100 kali lebih tinggi jika jiwa. Dinas Kesehatan Kota Medan
dibandingkan dengan angka 2018. Pada tahun 2015 sebanyak 5%
kejadiannya pada perempuan hamil di ABK positif IMS dari 696 ABK, pada
negara industri. Pada usia remaja (15 – tahun 2016 ABK yang positif 17% ABK
24 tahun) merupakan 25% dari semua dari 694 ABK pada tahun 2017
populasi yang aktif secara seksual, sebanyak 14% ABK positif dari
memberikan kontribusi hampir 50% 670.(KKP kelas I Medan , 2018)
dari semua kasus Pada tahun 2015 sebanyak 1
PMS baru yang didapat. Kasus-kasus ABK positif IMS dari 234 ABK.Pada
IMS yang terdeteksi hanya tahun 2016 sebanyak 8 ABK positif IMS

2
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

dari 3.405 ABK.Pada tahun 2017 merupakan variabel yang paling


sebanyak 8 berpengaruh terhadap kejadian IMS
ABK positif IMS dari 2.454 ABK (KKP dimana remaja yang mempunyai
kelas I Tanjung Priok, 2018). riwayat IMS,
Berbagai faktor diperkirakan kemungkinan untuk berisiko terinfeksi
merupakan faktor risiko kejadian IMS. IMS 31.4 kali lebih besar dibandingkan
Telaah beberapa jurnal membuktikan denganremaja yang tidak mempunyai
bahwa pola perilaku seksual memiliki riwayat IMS.
hubungan dengan kejadian IMS.Salah Puspita (2017), dengan judul
satu prediktor yang paling kuat adalah penelitian Analisis Faktor Yang
pengetahuan. Hasil penelitian Kusnan, Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi
menemukan bahwa ada hubungan Menular Seksual Pada Wanita Pekerja
antara pengetahuan tentang penyakit Seksual Analisis Faktor Yang
IMS dengan kejadian IMS (p=0,001). Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi
Peran media Menular Seksual. Hasil penelitian
sebagai penyalur informasi juga menunjukkan bahwa ada hubungan
diharapkan menghasilkan perubahan yang bermakna
perilaku dan antara umur (p=0,012; or=3.6), status
peningkatan pengetahuan. Media pernikahan (p=0,035; OR=3.1),
informasi mengandung nilai manfaat, penggunaan kondom (p=0.001;
merupakan salah satu faktor yang OR=5.5). Hasil analisis multivariat
memengaruhi pola pikir dan perilaku. menunjukkan bahwa
Hasil penelitian Amiruddin, dkk. penggunaan kondom paling dominan
menunjukkan bahwa ada hubungan berhubungan dengan IMS pada WPS di
peran media klinik VCT mobile Puskesmas Sukaraja
dengan hygiene perorangan terhadap dengan p value (p=0,002 dan
pencegahan infeksi menular seksual OR=7.7).
pada anak jalanan di Kota Makassar ABK disebut sebagai komunitas
(p=0,000). Beberapa faktor lainnya highrisk men atau laki-laki dengan
yang telah risiko tinggi terkena penyakit IMS
disebutkan dalam tujuan penelitian karena mereka adalah laki-laki dengan
seperti status ekonomi, akses mobilitas pekerjaan yang tinggi,
pelayanan kesehatan, dan peran tempat bekerja yang tidak menetap
petugas kesehatan juga diduga karena mengikuti rute
berhubungan dengan kejadian perjalanan kapal yang kadang
IMS. berlangsung dalam waktu yang lama.
Nari (2015), dengan judul Hasil survey
penelitian Analisis Faktor-Faktor yang pendahuluan dilakukan kepada kepada
Berhubungan dengan Kejadian IMS 2 ABK, dari hasil survey tersebut
padaRemaja di Klinik IMS Puskesmas didapat bahwa ABK kurang
Rijali dan Passo Kota Ambon.Hasil pengetahuan terkait penggunaan alat
penelitian menunjukkan bahwa bivariat kontrasepsi, sehingga
umur dan ABK dapat terkena infeksi penyakit
religiusitas berhubungan dengan menular seperti AIDS/HIV, sedangkan
perilaku seks berisiko sedangkan sikap ABK terkait penggunaan alat
perilaku seks kontrasepsi kurangnya sikap terhadap
berisoko dan riwayat IMS berhubungan penyakit yang
dengan kejadian IMS. Hasil uji regresi diderita, saat berhubungan intim tidak
logistic menunjukan riwayat IMS menggunakan kondom dan tindakan

3
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

ABK setelah melakukan hubungan perhitungan sederhana. Rumus Slovin


intim, tidak mencuci alat kelaminnya untuk menentukan sampel adalah
sehingga mudah terinfeksi menular sebagai berikut :
seksual.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap dengan N
tindakan pencegahan penyakit infeksi n=
menular seksual pada anak buah kapal 1 + N (e)2
di Pelabuhan Belawan 2018.
Keterangan:
2. METODE PENELITIAN n = Ukuran sampel/jumlah responden
Penelitian ini merupakan jenis N = Ukuran populasi
penelitian yang menggunakan survey e = Presentase kelonggaran ketelitian
analitik. Rancangan penelitian yang kesalahan pengambilan sampel yang
digunakan adalah cross sectional suatu masih bisa ditolerir; e=0,1
penelitian untuk mempelajari dinamika 254
korelasi antara faktor-faktor risiko n=
dengan efek, dengan cara pendekatan, 1 + 254 (0,1)2
observasi atau pengumpulan da suatu 254
penelitian untuk mempelajari dinamika n=
korelasi antara faktor-faktor risiko 3,54
dengan efek, dengan cara pendekatan, n= 71,75 dibulatkan 72
observasi atau pengumpulan data responden.
sekaligus pada suatu saat (point time Berdasarkan perhitungan diatas
approach) Notoadmodjo (2010). diperoleh sampel 71,75 dibulatkan
Bertujuan untuk mengetahui hubungan menjadi 72 jumlah ABK. Pengambilan
pengetahuan dan sikap serta tindakan sampel dalam penelitian ini dengan
pencegahan penyakit IMS pada ABK di teknik Stratified Random Sampling
Pelabuhan Belawan, Tahun 2018. yaitu metode pengambilan sampel
Populasi adalah keseluruhan dimana populasi dibagi-bagi dalam
subjek penelitian atau objek yang strata (Riyanto,2015).
diteliti (Notoadmodjo, 2012). Populasi Penelitian ini dilakukan pada bulan
dalam penelitian ini adalah semua ABK Juli 2019. Pengumpulan data dalam
yang bersandar di Pelabuhan Belawan penelitian dilakukan dengan wawancara
jumlah orang pada tahun 2018. dengan menggunakan alat bantu
Menurut Sugiyono (2016) teknik kuesioner. Uji Satistik pada analisis
sampling adalah teknik pengambilan data menggunakan Uji Chi Square (X2)
sampel. Untuk menentukan sampel dengan tingkat kepercayaan 95%
yang akan digunakan dalam penelitian, menggunakan program SPSS.
tedapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Adapun penelitian ini 3. HASIL PENELITIAN
menggunakan rumus Slovin karena Deskripsi Karakteristik Responden
dalam penarikan sampel, jumlahnya Tabel 1 Distribusi Frekuensi
harus representative agar hasil Karakteristik Responden
penelitian dapat digeneralisasikan dan Berdasarkan Umur, Status,
perhitungannya pun tidak memerlukan Pendidikan dan Masa Kerja pada
tabel jumlah sampel, namun dapat ABK di Pelabuhan Belawan Tahun
dilakukan dengan rumus dan 2019

4
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

Karakteristik n % berpengetahuan baik sebanyak 38


Responden
orang (52,8%), mayoritas responden
Umur :
< 30 tahun 11 15,3
bersikap negatif sebanyak 39 orang
30 – 50 tahun 38 52,8 (54,2%), dan mayoritas tindakan
> 50 tahun 23 31,9 responden baik dalam pencegahan
Status : penyakit infeksi menular seksual
Belum Menikah 28 38,9 sebanyak 42 orang (48,6%)
Menikah 44 61,1

Pendidikan: Analisis Bivariat


SMA 25 34,7
Diploma 37 51,4
Sarjana 10 13,9
Tabel 3 Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Dengan Tindakan
Masa Kerja :
≤ 1 tahun 26 36,1
Pencegahan Penyakit Infeksi
1 – 3 tahun 38 52,8 Menular Seksual pada ABK di
>3 tahun 8 11,1 Pelabuhan Belawan Tahun 2019

Tindakan
Berdasarkan tabel 1 diatas Pencegahan IMS
Nil
diketahui bahwa umur mayoritas Variab Jumlah ai
Baik Kurang
el p
tesponden adalah 30 – 50 tahun Baik
sebanyak 38 orang (52,8%), status n % n % n %
Penget
mayoritas responden adalah menikah
ahuan
sebanyak 44 orang (61,1%), Baik 29 76, 9 23, 38 100 0,0
pendidikan mayoritas responden adalah 3 7 02
Diploma sebanyak 37 orang (51,4%) Kurang 13 38, 21 61, 34 100
Baik 2 8
dan masa kerja mayoritas responden
Sikap
adalah 1 – 3 tahun sebanyak 38 orang
Positif 28 84, 5 15, 33 100 0,
(52,8%).
8 2 00
Analisa Univariat Negatif 14 35, 25 64, 39 100 0
Tabel 2 Distribusi Frekuensi 9 1
Variabel Penelitian Berdasarkan
Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Hasil uji statistic diketahui
Pencegahan Penyakit Menular pada bahwa nilai p = 0,002< 0,050 yang
ABK di Pelabuhan Belawan Tahun berarti ada ubungan yang antara
2019 pengetahuan dengan dengan tindakan
Variabel Penelitian n % pencegahan penyakit infeksi menular
Pengetahuan : seksual pada ABK di Pelabuhan
Baik 38 67,9 Belawan Tahun 2018.
Kurang Baik 34 32,1
Hasil uji statistik diketahui
Jumlah 72 100 bahwa nilai p = 0,000< 0,050 yang
Sikap : berarti ada hubungan sikap dengan
Positif 33 45,8
tindakan pencegahan penyakit infeksi
Negatif 39 54,2
menular seksual pada ABK di
Jumlah 72 100 Pelabuhan Belawan Tahun 2019.
Tindakan :
Baik 42 48,6
Kurang baik 30 51,4 4. PEMBAHASAN
Hubungan Pengetahuan Dengan
Jumlah 72 100
Tindakan Pencegahan Penyakit
Berdasarkan data pada tabel 2
diketahui bahwa mayoritas responden

5
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

Infeksi Menular Seksual pada ABK berpengetahuan baik, sebanyak 40,3%


di Pelabuhan Belawan Tahun 2019 diantaranya melakukan tindakan yang
Berdasarkan hasil uji chi-square baik dalam pencegahan IMS.
diperoleh nilai p=0,002< 0,050, yang Sedangkan dari 47,2% yang
berarti bahwaada hubungan berpengetahuan kurang, sebanyak
pengetahuan dengan tindakan 29,2% diantarnya melakukan tindakan
pencegahan penyakit infeksimenular yang kurang baik dalam pencegahan
seksual pada ABK di Pelabuhan IMS. Hal ini mengindikasikan bahwa
Belawan Tahun 2018. semakin baik tingkat pengetahuan
Hasil penelitian ini sejalan yang dimiliki ABK, akan semakin
dengan penelitian Sari (2015), meningkatkan kesadaran ABK untuk
diperoleh bahwa pengetahuan memiliki melakukan tindakan pencegahan PMS,
pengaruh terhadap perilaku diantaranya seperti menggunakan
pencegahan PMS. Nilai beta kondom saat berhubungan seksual
menunjukkan tanda positif dengan yang bukan pasangannya,
menunjukkan semakin baik menghindarkan diri dari segala sesuatu
pengetahuan ABK tentang penyakit yang menyebabkan tertular PMS,
menular seksual semakin baik pula senantiasa memeriksakan kondisi
perilaku pencegahan ABK terhadap kesehatan, melakukan pengobatan jika
penyakit menular seksual. terindikasi menderita PMS.
Notoatmodjo (2010),
mendefinisikan bahwa pengetahuan Hubungan SikapDenganTindakan
adalah hasil dari tahu dan ini terjadi Pencegahan Penyakit Infeksi
setelah orang melakukan penginderaan Menular Seksual pada ABK di
terhadap suatu objek tertentu. Pelabuhan Belawan Tahun 2018
Penginderaan terjadi melalui panca Berdasarkan hasil uji chi-square
indera manusia, yakni indera diperoleh nilai p = 0,000 < 0,050, yang
penglihatan, pendengaran, penciuman, berarti bahwa ada hubungan sikap
rasa danraba.Sebagian besar dengantindakan pencegahan penyakit
pengetahuan manusia diperoleh melalui infeksimenular seksual pada ABK di
mata dan telinga. Pelabuhan Belawan Tahun 2018.
Peningkatan pengetahuan dapat Hasil penelitian ini sejalan
diperoleh melalui pendidikan kesehatan dengan penelitian Rahamayani (2014),
yang merupakan suatu kegiatan atau diperoleh bahwa pengetahuan memiliki
usaha untuk menyampaikan pesan pengaruh terhadap tindakan
kesehatan kepada masyarakat, pencegahan PMS (p value = 0,048 <
kelompok dan individu dengan harapan 0,05). Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa individu dapat memperoleh sikap positif ABK dalam menanggapi
pengetahuan kesehatan yang lebih tindakan pencegahan PMS.
baik. Peningkatan pengetahuan melalui Menurut Arianidan Hargono
pendidikan kesehatan akan dalam Tamp (2013), sikap sangat
menghasilkan perubahan atau berkaitan erat dengan tingkat
peningkatan pengetahuan masyarakat. pengetahuan suatu individu. Sikap
Akhirnya pengetahuan tersebut seseorang terhadap suatu objek
diharapkan berpengaruh terhadap menunjukkan tingkat pengetahuan
perilakunya (Notoatmodjo, 2010). orang tersebut terhadap suatu objek.
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan teori adaptasi apabila
yang dilakukan diperoleh bahwa dari tingkat pengetahuan baik dapat
52,8% responden yang

6
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

mendorong suatu individu memiliki pengetahuan dan perhatiannya


perilaku yang baik. mengenai penyakit infeksi menular
Sikap merupakan hal yang seksual yakni dengan mengikuti
penting bukan hanya karena sikap itu penyuluhan dari tenaga kesehatan,
sulit untuk diubah, tetapi karena sikap membaca buku dan majalah yang
sangat mempengaruhi pemikiran social berkaitan dengan penyakit infeksi
individu meskipun sikap tidak selalu menular seksual. Kepada petugas
direfleksikan dalam tingkah laku yang kesehatan diharapkan memberikan
tampak dan juga karena sikap penyuluhan kepada para ABK saat
seringkali mempengaruhi tingkah laku melakukan pemeriksaan kesehatan
individu terutama terjadi saat sikap ketika kapal bersandar/berlabuh, juga
yang dimiliki kuat dan mantap (Tamp, dengan membagikan brosur maupun
2013) leaflet kepada para ABK sebagai bahan
Berdasarkan hasil penelitian bacaan yang dapat menambah
yang dilakukan diperoleh bahwa dari pengetahuan sehingga dapat dijadikan
45,8% responden yang bersikap positif, informasi dalam upaya tinakan
sebanyak 38,9% diantaranya pencegahan penyakit infeksi menular
melakukan tindakan yang baik dalam seksual.
pencegahan IMS. Sedangkan dari
54,2% yang bersikap negatif, sebanyak UCAPAN TERIMA KASIH
34,7% diantarnya melakukan tindakan
Peneliti mengucapkan terima kasih
yang kurang baik dalam pencegahan
kepada semua pihak yang telah banyak
IMS. Hal ini mengindikasikan bahwa
memberikan bantuan dan dukungan
sikap negatif ABK dalam upaya
serta ucapan terima kasih kepada
pencegahan PMS akan menyebabkan
bapak / ibu kepala Dinas Kesehatan
ABK kurang melakukan upaya tindakan
Kota Medan dan UPT Puskemas Padang
dalam pencegahan PMS, diantaranya
Bulan.
seperti tidak menggunakan kondom
saat berhubungan seksual dengan yang DAFTAR PUSTAKA
bukan pasangannya, tidak pergi ke
pelayanan kesehatan saat merasakan Amiruddin R. dkk. Determinan Sosial
adanya gejala-gejala IMS, dan malas dan Perilaku Seksual Berisiko
memeriksakan kondisi kesehatan setiap terhadap Penyakit Infeksi Menular
kapal sandar/berlabuh, kurangnya Seksual, HIV dan AIDS pada Anak
keinginan untuk menambah informasi Jalanan di Kota Makassar
tentang IMS sehingga menyebabkan Indonesia [Disertasi].Makassar :
kurangnya pengetahuan ABK tentang FKM Universitas Hasanuddin;
IMS. 2012
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian
5. KESIMPULAN DAN SARAN Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta :Rhineka Cipta.
Faktor yang berhubungan tindakan
Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku
pencegahan penyakit infeksi menular
Dalam: Sikap Manusia Teori dan
seksual pada abk di pelabuhan belawan
Pengukurannya ed. Yogyakarta:
adalah pengetahuan dan sikap
Pustaka Pelajar.
responden.
Daili, Sjaiful Fahmii. dkk. Infeksi Infeksi
Saran Penliti kepada para ABK Menular. Jakarta: FKUI, 2017.
diharapkan untuk meningkatkan David Tamp. (2013). Hubungan
Pengetahuan, Sikap dengan

7
Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
===========================================================================================
Received: 04 September 2019 :: Accepted: 26 September 2019:: Publish: 31 Oktober 2019

Tindakan Pencegahan HIV/AIDS STIKes Surya Mitra Husada


padaSiswa SMA Manado Kediri
International School. Jurnal Notoatmodjo S. Konsep Perilaku dan
Kedokteran Komunitas dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Tropik: Volume 1 Nomor 4 Fakultas Kedokteran Universitas
Desember 2013 Indonesia; 2016.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Notoatmodjo, Soekidjo, (2010). Ilmu
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Perilaku Kesehatan: Rineka
KIE Kesehatan Reproduksi untuk Cipta
Petugas Kesehatan di Tingkat Puspita, Linda. 2017, Analisis Faktor
Pelayanan Dasar. Jakarta: Yang Berhubungan Dengan
Departemen Ksehatan RI. Kejadian Infeksi Menular Seksual
Department of Health and Human Pada Wanita Pekerja Seksual
Services Centers for Disease Analisis Faktor Yang Berhubungan
Control and Prevention.Sexually Dengan Kejadian Infeksi Menular
Transmitted Diseases Treatment Seksual. Jurnal Ilmu Kesehatan 2
Guidelines, 2010. MMWR Recomm (1) 2017, 31-44.
Rep. 2010; 59 (12): 90-5 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Djuanda A., et al, 2008. Ilmu Penyakit Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Kulit Dan Kelamin. Edisi Kelima. Alfabteha: Bandung.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. WHO. 2015. Sexually Transmitted
Goldman, L., &Ausielo, D. 2008. Cecil Infections (STI’s). [update
Medicine (23rd ed.). Philadelphia 2016]:
Elsevier Available from : http://www.
Hutapea Ronald. Aids & IMS dan who.int/mediacentre/
Perkosaan.Jakarta: Rineka Cipta, factsheets/fs110
2017. /en/.
Kementerian Kesehatan. 2014. Profil
Pengendalian Penyakitdan
Penanggulangan Lingkungan
Tahun 2013. Jakarta:
Kementrian
Kesehatan
Mubarak. W. I. 2011. Promosi
Kesehatan. Jogyakarta : Graha
ilmu
Nari, Jois. 2015. Analisis Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Kejadian IMS pada Remaja di
Klinik IMS Puskesmas Rijali dan
Passo Kota Ambon. Volume 10,
No. 2, Agustus 2015
Nia Sari, Nur Cholis (2015), Faktor -
Faktor Yang Perilaku
Pencegahan Penyakit Menular
Seksual Pada anak Buah Kapal
(Abk) Di Pelabuhan Tanjung
Tembaga Probolinggo. Jurnal.

You might also like