Professional Documents
Culture Documents
id
Potensi antibakteri dari ekstrak segar daun kersen (Muntingia calabura L.) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae
Antibacterial potency of fresh extract leaves of jamaican cherry (Muntingia calabura L.)
in Inhibiting the growth of Shigella dysenteriae
Ikel Fitri Yanis1), Feskaharny Alamsjah1)*), Anthoni Agustien1), dan Tesri Maideliza2)
1. Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang – 25163
2. Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis
Padang – 25163
DOI: https://doi.org/10.25077/jbioua.8.1.14-19.2020
This article is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
YANIS ET AL. / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 8 NO. 1 (2020) 14-19
diukur dengan menggunakan jangka sorong Pada pengujian kontrol positif dan
(Goldman and Green, 2009). kontrol negatif (Gambar 2), daya hambatnya
Pengujian sampel terhadap mikroba tidak teramati (diameter daerah bebas mikroba =
Research Article
dengan metode dilusi untuk menentukan 0 mm) Hal ini membuktikan bahwa S.
Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dan dysenteriae sudah resisten terhadap ragam
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). antibiotik yang digunakan sebagai kontrol positif
Pengamatan KHM dilakukan dengan mengukur dalam penelitian yaitu AK, AML, DA, GN,
kekeruhan suspensi setelah diinkubasi selama
1x24 jam pada suhu 37oC menggunakan AMC, K, AMP, LEV, NA, SAM, CAR, F, NOR,
spektrofotometer UV-VIS pada panjang CXM, CTX, OFX, CIP, KZ, PIP, P, CT, SXT,
gelombang 600 nm. Pengamatan KBM dilakukan TE, CFM, CL, C, IPM, VA dan CLR.
dengan melihat pertumbuhan bakteri dari
suspensi KHM setelah diinkubasi selama 1x24 c
jam pada suhu 37oC (Atlas et al., 1984 cit.
Mutammima, 2017). b
Analisa data a
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis
secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
tabel dan gambar.
Gambar 1. Aktivitas antimikroba ekstrak segar daun
kersen terhadap S. dysenteriae a) zona bening; b)
kertas cakram; c) bakteri yang tumbuh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
protein, sehingga mengganggu proses Sedangkan melalui metode difusi ekstrak segar
metabolisme bakteri. Selain itu flavonoid juga daun kersen pada konsentrasi tersebut mampu
berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk daerah bebas mikroba rata-rata
membentuk senyawa kompleks terhadap protein
sebesar 13,378 mm. Pengujian selanjutnya
ekstraseluler yang mengganggu integritas
membran sel bakteri. Prasetyo dan Hadi (2014) dengan metode dilusi, ekstrak ini tidak mampu
menambahkan bahwa ekstrak segar daun kersen membunuh namun dapat menunjukkan
juga memiliki kandungan polifenol dan tanin. penghambatan pertumbuhan S. dysenteriae.
Juliantina (2009) menyatakan bahwa polifenol Dapat disimpulkan bahwa beragam konsentrasi
pada kadar tinggi dapat menyebabkan koagulasi ekstrak segar daun kersen hanya menghambat
protein dan menyebabkan sel membran pertumbuhan S. dysenteriae, namun belum
mengalami lisis. Sedangkan tanin dapat merusak
mampu untuk membunuhnya.
membran sel melalui pengerutan dinding sel,
sehingga mengganggu permeabilitas sel yang Sesuai dengan pendapat Volk dan
mengarah pada kematian (Ajizah, 2004). Diduga Wheeler (1990) yang menyatakan bahwa pada
kelompok senyawa-senyawa inilah yang konsentrasi rendah zat antimikroba akan bersifat
terkandung dalam daun kersen yang dapat
menghambat pertumbuhan S. dysenteriae. bakteriostatis dan pada konsentrasi yang tinggi
akan bersifat bakterisidal. Hal ini disebabkan
karena semakin tingginya konsentrasi ekstrak
Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan
Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) akan seiring dengan senyawa aktif antimikroba
yang terkandung di dalamnya yang berimbas
Nilai KHM dan KBM ekstrak segar daun kersen pada semakin tingginya kemampuan untuk
terhadap pertumbuhan S. dysenteriae dalam
penelitian ini tercantum pada Tabel 1 di bawah. menghambat pertumbuhan mikroba seperti yang
terlihat pada ekstrak daun kersen tersebut.
Tabel 1. Nilai KHM dan KBM ekstrak segar daun Jatiningrum (2016) melaporkan bahwa ekstrak
kersen terhadap pertumbuhan S. dysenteriae. etanol 70% daun kersen menghambat
Konsentrasi Nilai Absorban KBM pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis,
Ekstrak (%) KHM (OD) melalui kandungan senyawa aktif seperti
50 -0,084 + flavonoid, tanin dan saponin. Menurut Sulaiman,
25 -0,694 + Pudji dan Amandia (2017) semakin tinggi
12,5 -0.226 +
konsentrasi ekstrak etanol 97% daun kersen
6,25 -0,084 +
3,125 -0,258 + maka semakin besar pula zona hambat yang
Ket.+ : ada pertumbuhan bakteri. dihasilkan. Dalam penelitian ini konsentrasi 50%
dan 75% ekstrak daun kersen segar mempunyai
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa daya hambat yang lebih besar daripada kontrol
nilai KHM ekstrak segar daun kersen ditemukan positif, sedangkan konsentrasi 12,5%, dan 25%
pada konsentrasi 3,125%, dengan nilai OD yang teramati lebih rendah daya hambat mikrobanya
dihasilkan < 0 dan nilai KBM tidak teramati, daripada kontrol positif.
ditandai dengan bakteri yang tumbuh di setiap Ratnasari (2017) meneliti aktivitas
perlakuan. Menurut Dzen et al. (2003), antibakteri daun kersen dalam bentuk sediaan gel
Konsentrasi Hambat Minimum adalah terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
konsentrasi hambat terendah obat pada tabung coli. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
yang ditunjukkan dengan hasil biakan yang mulai daya antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Daya
tampak jernih atau terdapat sedikit pertumbuhan antibakteri terhadap bakteri gram positif lebih
mikroba. Sedangkan Konsentrasi Bunuh kuat dibandingkan terhadap bakteri gram negatif.
Minimum ditandai dengan hasil biakan yang Hal tersebut diduga terjadi karena bakteri gram
jernih dan tidak terdapat pertumbuhan mikroba. negatif mengandung fosfatidiletanolamin lebih
Berdasarkan hal ini, dapat diketahui bahwa nilai kuat yang menurunkan sensitivitasnya terhadap
KHM terindikasi pada konsentrasi 3,125%, suatu senyawa antibakteri, sehingga diperlukan
karena memenuhi syarat-syarat di atas. konsentrasi senyawa antibakteri yang lebih kuat.
Kusumawati (2016) menambahkan bahwa Goldman E, and Green LH. 2009. Practical
bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang Handbook of Microbiology, Second
dilapisi oleh lipopolisakarida sehingga Edition. CRC Press. Boca Raton.
Research Article
menyulitkan senyawa antimikroba melewati Jaerony. 2008. Tanaman Obat Binahong,
dinding sel tersebut. http://www.google.com/. diakses 20
Oktober 2017.
Jantiningrum. 2016. Pengaruh Konsentrasi
KESIMPULAN Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
Calabura L.) Terhadap Hambatan
Ekstrak segar daun kersen disimpulkan Pertumbuhan Enterococcus Faecalis
berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Dominan Pada Saluran Akar Secara In
patogen S. dysentriae melalui uji metode difusi Vitro. [Skripsi]. Surakarta. Universitas
dengan kategori daya hambat mikroba kuat (K). Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini juga mendapatkan Konsentrasi Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2005.
Hambat Minimum (KHM) ekstrak segar daun Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit
kersen sebesar 3,125%, sedangkan Konsentrasi Salemba Medika Jakarta.
Bunuh Minimum (KBM) tidak teramati dalam Juliantina. 2009. Manfaat Sirih Merah (Piper
metode difusi yang dilakukan. crocatum) Sebagai Agen Antibakterial
Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram
Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia 1(1).
UCAPAN TERIMA KASIH
Kusumawati, E. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri
Terimakasih diucapkan kepada Prof. Dr. Erizal Ekstrak Etanol Daun Kerehau(Callicarpa
Mukhtar atas masukan dan saran selama longifolia Lam) Terhadap Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah
penelitian dan penulisan artikel ini. Ucapan yang
Manuntung 2(2): 166-172.
sama ditujukan kepada Kemenristekdikti
Republik Indonesia atas pendanaan penelitian Linder, MC. 2006. Biokimia Nutrisi dan
Metabolisme. Universitas Indonesia
melalui Program Kreativitas Mahasiswa
Jakarta.
Penelitian Eksakta (PKM-PE).
Mawaddah, R. 2008. Kajian Hasil Riset Potensi
Antimikroba Alami dan Aplikasinya Dalam
Bahan Pangan. [Skripsi]. Bogor. Institut
DAFTAR PUSTAKA
Pertanian Bogor.
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella Milliotis MD, and Bier JW. 2003. International
typhimurium Terhadap Ekstrak Daun handbook of foodborne pathogens. Marcel
Psidium guajava L. Biosorentiae. 1:31-38. Dekker Inc. New York.
Binawati, D. K., dan Amilah, S. 2013. Effect of Mutammima, N. 2017.Uji Aktivitas Antijamur,
Cherry Leaf (Muntingia calabura L.) Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum
Bioinsecticides Extract Towards Mortality (Khm) Dan Konsentrasi Bunuh Minimum
of Worm Soil (Agrotis ipsilon) and (Kbm) Serta Klt-Bioautografi Ekstrak
Armyworm (Spodoptera exiqua) on Plant Etanol Daun Plethekan (Ruellia Tuberosa
Leek (Allium fistolum). Wahana 61(2): 51- L.) Terhadap Candida Albicans. [Skripsi].
57. Malang. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Bonang, G. dan E. S Koeswardono. 1979.
Mikrobiologi Kedokteran Untuk Naim R. 2004. senyawa antimikroba dari
Laboratorium Dan Klinik. Gramedia. tanaman.http://www.kompas.com/kompas
Jakarta. cetak/0409/15/sorotan/1265264.htm.
diakses 24 Oktober 2017.
Dzen, S.M., Roektiningsih., S. Sanarto dan W.
Sri. 2003. Bakteriologi Medik. Bayumedia Oktafiana N. 2015. Potensi Antimikroba dan
Publishing. Jakarta. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Segar Jambu