Professional Documents
Culture Documents
al)
INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K
Article History: Dengue hemorrhagic fever is one of the main problems in Indonesia, its handling on
Received: 10 Dec. 2018 chemical insecticides with insecticide resistance constraints that can inhibit vector control
Revised: 13 March 2019 efforts. Entomopathogenic fungi especially Metarhizium anisopliae is one of
Accepted: 19 March 2019 bioinsecticides that has been widely used in agriculture for controlling insect attacks,
effective in killing mosquitoes, safe for vertebrates, humans and the environment and has a
Kontribusi: small risk of resistance. Appropriate methods of formulation and application for M.
Liestiana Indriyati berperan anisopliae infection to mosquitoes suitable for mosquito bionomic and fungus
sebagai kontributor utama. characteristics are required. Experimental research with complete randomized design
Salamiah, Luthfi Fatah, Eko was conducted to test the efficacy of. M. anisopliae solution mixed olive oil and honey
Suhartono, M. Rasyid Ridha, formula applied to ovitrap, plant trap and black cotton trap in infecting adult female Ae.
Abdullah Fadily, Paisal, dan aegypti. The death of Ae. aegypti and fungal growth on cadaver was observed everyday.
Dicky Andiarsa berperan 100% Ae. aegypti death was obtained in the ovitrap method with mixed formulation of
sebagai kontributor anggota M.anisopliae and olive oil. This method was also capable of infecting Ae. aegypti in various
phases of both adults, eggs and larvae so that in this study ovitrap olive oil method was the
most effective method for infecting M. anisopliae on Ae. aegypti.
Keywords: Demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah utama di Indoneisa.
entomophatogen Penggunaan insektisida kimia sebagai upaya pengendalian DBD saat ini memiliki
Metarhizium anisopliae kendala resistensi insektisida yang dapat menghambat upaya pengendalian vektor.
Aedes aegypti Jamur entomopatogen khususnya Metarhizium anisopliae adalah salah satu
bioinsektisida yang telah digunakan secara luas di bidang pertanian untuk
pengendalian serangan serangga efektif membunuh nyamuk, aman bagi vertebrata,
Kata kunci: manusia dan lingkungan serta memiliki risiko resistensi yang kecil. Diperlukan metode
entomopatogen yang tepat baik dari formulasi maupun cara aplikasi untuk penginfeksian M.anisopliae
Metarhizium anisopliae kepada nyamuk yang sesuai dengan bionomik nyamuk dan karakteristik jamur.
Aedes aegypti Penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dilakukan untuk menguji
efektivitas formula M. anisopliae. Larutan M.anisopliae dicampur minyak zaitun dan
madu yang diaplikasikan pada ovitrap, plant trap dan black cotton trap dalam
menginfeksi Ae. aegypti betina dewasa. Pengamatan dilakukan pada kematian
Ae.aegypti dan pertumbuhan jamur pada kadaver setiap hari. Kematian Ae.aegypti
100% didapatkan pada metode ovitrap dengan formulasi campuran M. anisopliae dan
minyak zaitun. Metode ini juga mampu menginfeksi Ae. aegypti pada berbagai fase baik
dewasa, telur maupun larva sehingga pada penelitian ini metode zaitun ovitrap
dinyatakan metode yang paling efektif untuk penginfeksian M. anisopliae pada Ae.
aegypti.
https://doi.org/10.22435/vektorp.v13i1.893 33
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
34
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)
13
pada manusia. Berdasarkan beberapa hasil lama, umumnya akan mati dan inaktif karena
19
penelitian tentang efektifitas, keamanan dan radiasi oleh sinar ultraviolet.
risiko resistensi, M. anisopliae dinyatakan Selain minyak zaitun, madu juga dapat
efektif dan aman untuk pengendalian dipertimbangkan sebagai bahan campuran
serangga termasuk Ae. aegypti sebagai vektor dan perekat pada aplikasi jamur
DBD, akan tetapi diperlukan metode dan entomopatogen dengan beberapa
formulasi yang efektif untuk menginfeksikan pertimbangan. Menurut Samad dalam
M. anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti untuk Cahyana dan Rachmadi, karakteristik madu
selanjutnya dapat diterapkan di lapangan, yang kental dapat digunakan sebagai bahan
karena formulasi dan metode aplikasi konidia 20
perekat. Produk madu mudah didapatkan di
yang kurang tepat dapat menyebabkan pasaran dan merupakan nutrisi bagi konidia
konidia tidak melekat sempurna pada nyamuk 21
jamur entomopatogen. Madu diharapkan
sehingga menurunkan tingkat infeksi dan dapat menutrisi pertumbuhan jamur
kematian pada nyamuk. sekaligus sebagai attractant, sumber pakan
22
Formulasi jamur entomopatogen yang dan nutrisi bagi nyamuk. Selain formulasi
digunakan untuk penginfeksian kepada bahan carrier jamur, cara aplikasi yang tepat
serangga cukup beraga m, E ffendy juga diperlukan untuk meningkatkan
menyatakan tepung, abu atau tanah liat dapat efektivitas IJEN.
digunakan sebagai bahan pembawa formulasi Penentuan metode yang efektif dapat
b i o i n s ek t i s i d a u n t u k m e n i n g k a t ka n dilakukan dengan pendekatan bionomik
efektifitasnya. M. anisopliae berbahan carrier nyamuk Ae. aegypti. Nyamuk Ae. aegypti
tepung dedak dan glukosa serta tepung jagung betina memiliki kemampuan lebih tinggi
dan glukosa dinyatakan dapat untuk menularkan infeksi jamur
mempertahankan viabilitas konidia sampai entomopatogen dibanding dengan nyamuk
14
65,1%. Pada beberapa penelitian, konidia jantan, hal ini disebabkan nyamuk Ae. aegypti
diformulasikan dalam minyak untuk dewasa betina memiliki perilaku poliandri
melindungi konidia dari kondisi lingkungan (satu betina dapat dikawini oleh beberapa
yang buruk dan memfasilitasi adhesi pada ekor jantan) sehingga peluang kontak dengan
kutikula serangga. Penelitian yang dilakukan saat proses perkawinan lebih besar10 Nyamuk
oleh Bukhari menemukan bahwa formulasi betina Ae. aegypti bertelur pada wadah-wadah
yang paling efektif adalah formulasi konidium yang menampung air seperti tempurung
dalam minyak sintetik (Shell sol-T). 15 Akan kelapa, kelopak daun, tonggak bambu, lubang
tetapi karena Shell sol-T relatif sulit 3,23
pohon, dll, sehingga perangkap telur atau
didapatkan di Indonesia maka perlu ditelusuri ovitrap berpotensi untuk digunakan sebagai
bahan lain yang dapat digunakan sebagai salah satu metode IJEN.
bahan campuran untuk perekat yang efektif
16 Sifat dan kebiasaan nyamuk Ae. aegypti
dan efisien untuk diterapkan di lapangan.
yang suka beristirahat (resting) pada tanaman
Salah satu minyak nabati yang memiliki rendah, semak-semak dan rerumputan yang
asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi yaitu ada di sekitar lingkungan rumah dan juga pada
minyak zaitun atau olive oil (Olea europaea) benda-benda yang bergantungan di dalam
17
(77%). Minyak zaitun atau olive oil (Olea rumah seperti pakaian, dll, 3 juga
europaea) mudah ditemukan dan telah memungkinkan untuk tanaman semak
diproduksi massal di Indonesia, sering menjadi plant trap dan pakaian atau kain
digunakan sebagai bahan makanan ataupun hitam menjadi cotton trap pada aplikasi IJEN.
kosmetik juga memiliki nilai sun protector Tu j u an peneli ti an in i adalah u n tu k
factor (SPF) 7,549 sehingga baik untuk menentukan formulasi dan metode yang
digunakan sebagai perlindungan kulit. 18 efektif untuk aplikasi IJEN.
Kandungan SPF pada minyak zaitun
diharapkan dapat memberikan perlindungan
efektivitas formulasi jamur terhadap sinar BAHAN DAN METODE
matahari karena konidia yang terpapar oleh Penelitian dilakukan di Laboratorium
sinar matahari dengan periode yang cukup Entomologi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu
35
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
pada bulan Maret 2018. Penelitian yang kaus kaki hitam dan menggantung kaus kaki
dilakukan merupakan penelitian hitam pada kandang nyamuk. Kontrol
eksperimental dengan rancangan acak dilakukan dengan perlakuan yang sama
lengkap sebanyak enam perlakuan dan tiga dengan pengaplikasian pada ovitrap, plant
kali ulangan. Tiga perlakuan terdiri atas trap dan black cotton trap menggunakan
metode ovitrap, plant trap dan black cotton aquadest untuk kontrol negatif dan
trap menggunakan formula bahan campuran insektisida kimia dengan kandungan praletrin
suspensi jamur M. anisopliae dengan minyak 0,2% dan d-aletrin 0,15% untuk kontrol
zaitun dan madu. Populasi dan sampel positif. Pada aplikasi ovitrap dilakukan uji
penelitian yaitu nyamuk betina dewasa Ae. tetas telur dengan cara kertas saring berisi
aegypti yang di-rearing di Laboratorium telur nyamuk dikeringkan dengan cara
Entomologi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu diangin-anginkan, kemudian beberapa hari
berumur lima-tujuh hari. Cara pengambilan kemudian di ujicoba tetaskan.
sampel nyamuk Ae. aegypti betina secara Kandang nyamuk yang digunakan
purposive sampling sebanyak 10 ekor pada berukuran 30x30x30 cm yang berisikan 10
setiap perlakuan. nyamuk Ae. aegypti betina dan dilakukan
Koloni jam ur entomopatogen M. r e a r i n g / k o l o n i s a s i n ya m u k d e n g a n
anisopliae yang didapatkan dari pemberian pakan darah serta air gula.
Laboratorium Proteksi Tanaman Pangan dan Pengamatan dilakukan selama lima hari,
Hortikultura Dinas Pertanian Propinsi dihitung jumlah dan persentase nyamuk yang
Kalimantan Selatan. Jamur entomopatogen M. mati. Nyamuk yang mati dikumpulkan dan
anisopliae yang digunakan merupakan hasil diletakkan pada kertas saring basah di dalam
biakan berumur ± 2 bulan dengan hasil petridish, disegel dengan parafilm, dan
9
perhitungan kerapatan jamur yaitu 1,5 x 10 disimpan pada suhu kamar selama 3-4 hari,
-1 27
ml . Suspensi induk diperoleh dengan setelah itu diperiksa bukti spora jamur.
mencampurkan isolate jamur M. anisopliae Pertumbuhan jamur diamati secara visual
24
dengan 200 ml aquades dan dihitung sejak hari pertama kematian nyamuk hingga
kerapatannya menggunakan Improved dua minggu (15 hari) 28 berikutnya untuk
Haemocytometer Neubauer di bawah menemukan tanda-tanda pertumbuhan
mikroskop binokuler dengan perbesaran 40x jamur M. anisopliae yaitu jamur berwarna
untuk menentukan konsentrasi dari konidia hijau tua/pekat atau hijau zaitun untuk
per ml media cair. Standar kerapatan jamur kemudian diperiksa dibawah mikroskop
yang digunakan pada penelitian ini yaitu disecting.
1x109 ml-1 mengikuti standar kerapatan jamur Analisis menggunakan analisis statistik
pada penelitian sebelumnya. 25 Sebanyak 100 dan deskriptif. Analisis statistik
ml suspensi ditambahkan dan dihomogenkan menggunakan Kruskal Walis yang didahului
dengan 10 ml 2 6 minyak zaitun untuk uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan
mendapatkan formula 1 dan 10 ml madu Saphiro Wilk menggunakan SPSS versi 16
u nt u k men dapat kan for mu la 2 lalu yang kemudian dilanjutkan dengan uji post
diaplikasikan ke ovitrap, plant trap dan black hoc Mann Whitney U sedangkan analisis
cotton trap. deskriptif menggunakan ketetapan dari
Aplikasi pada ovitrap dilakukan dengan komisi pestisida (1995) yang menyatakan
mengoleskan suspensi jamur ke kertas saring bahwa insektisida dinyatakan baik dan efektif
yang ditempatkan pada tepi mangkuk berisi jika hasil pengujian menunjukkan kematian
29
100 ml air, lalu mangkuk diletakkan di dalam 98-100%. Koreksi jumlah persentase
kandang nyamuk. Aplikasi pada plant trap kematian nyamuk uji menggunakan formula
dilakukan dengan mengoleskan suspensi Abbot (Busvine 1971):
jamur pada media tanaman pucuk merah
( Syzygium oleina ) dan meletakkan pot Po - PC
tanaman pada kandang nyamuk. Aplikasi P= ´100%
100 - PC
black cotton trap dilakukan dengan
mengoleskan suspensi jamur pada media
36
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)
HASIL
Formulasi bahan campuran
menggunakan minyak zaitun menghasilkan
suspensi yang lebih homogen dibandingkan
(a)
dengan formulasi suspensi menggunakan
bahan campuran madu ditampilkan pada
Gambar 1.
(b) (c)
.
37
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
Adanya kematian nyamuk pada uji kontrol kematian nyamuk dan 0,066 untuk metode
negatif (5-20%) maka mengharuskan perlakuan, nilai > 0,05 bermakna bahwa
dilakukannya koreksi jumlah persentase sampel berdistribusi normal. Hasil cross check
kematian nyamuk uji menggunakan formula menggunakan uji normalitas sampel kecil
Abbot. Hasil perhitungan persentase kematian Saphiro Wilk didapatkan nilai probabilitas
nyamuk setelah dikoreksi dengan formula 0,005 dan 0,001, nilai < 0,05 hasil yang
Abbot ditampilkan pada Gambar 3. didapatkan tidak memenuhi syarat untuk
Kematian nyamuk tertinggi ditemukan dilanjutkan dengan uji One Way Annova
pada formulasi minyak zaitun menggunakan sehingga dilakukan uji Kruskal Wallis yang
ovitrap dengan kematian 100% dan kematian menghasilkan nilai p 0.037 < 0.05 yang
terendah terdapat pada formulasi madu bermakna bahwa terdapat perbedaan
menggunakan black cotton trap (20,83%). signifikan secara statistik antara metode
Analisis statisti k didahului dengan uji perlakuan dengan kelompok kontrol
normalitas dengan Kolmogorov Smirnov (H=13.418, 6.d.f, p=0.037). Hasil uji post hoc
menghasilkan nilai probabilitas 0,166 untuk Mann Whitney U disajikan pada Tabel 2.
Pada hasil uji silang antara kontrol negatif Hasil uji post hoc antar perlakuan, metode
dengan perlakuan menggunakan Mann madu ovitrap dinyatakan tidak berbeda
Whitney U, didapatkan perbedaan signifikan dengan metode zaitun ovitrap yang memiliki
antara kontrol negatif dengan zaitun ovitrap (p persentase kematian nyamuk tertinggi, dan
value 0.025), zaitun black cotton trap (p value metode lainnya (zaitun plant trap, zaitun black
0.037), madu ovitrap (p value 0.037) dan madu cotton trap, madu plant trap dan madu black
plant trap (p value 0.034), yang menunjukkan cotton trap) tidak berbeda signifikan dengan
bahwa metode-metode tersebut efektif madu ovitrap sehingga secara matematis juga
sebagai metode penginfeksian jamur M. tidak berbeda dengan zaitun ovitrap yang
anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti. mengarahkan pada pernyataan hasil analisis
38
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
39
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)
Pertumbuhan jamur Aspergilus sp juga dengan minyak kelapa. Menurut Mercola dan
ditemukan dari hasil pemeriksaan terhadap Luthana dalam Prayogo et al, hal ini
nyamuk mati non uji pada ruangan yang sama disebabkan karena kandungan asam lemak
maupun ruangan yang berbeda dengan tidak jenuh yang terdapat pada minyak kacang
nyamuk uji. Pada individu nyamuk mati tanah (82%) dan kedelai (80%) lebih tinggi
dimana terjadi pertumbuhan jamur ganda M. dibandingkan dengan minyak kelapa (10%).
aniso plia e dan Asp ergilus sp secara Minyak kelapa diketahui memiliki asam lemak
bersamaan, jamur M. anisopliae lebih sedikit jenuh yang lebih tinggi (90%) yang
ditemukan dan lebih sering tumbuh pada menyebabkan minyak sulit terhidrolisis, 35
bagian perifer yaitu pada kaki atau bagian demikian pula halnya dengan minyak kelapa
kepala sedangkan pada bagian tubuh/badan sawit. Minyak zaitun merupakan minyak
nyamuk lebih banyak ditumbuhi oleh nabati yang memiliki kandungan asam lemak
Aspergilus sp terlihat pada Gambar 6. tak jenuh yang cukup tinggi (77%) sehingga
memiliki kemampuan untuk
mempertahankan efikasi jamur M.
anisopliae.17
Kisaran persentase kematian nyamuk uji
yaitu 20%-100%, dalam hal ini masih terdapat
kemungkinan penambahan jumlah kematian
Gambar 6. Pertumbuhan Aspergilus sp pada pada hari-hari berikutnya yang diakibatkan
kadaver Ae. aegypti oleh infeksi jamur M. anisopliae, karena
berdasarkan siklus hidup M. anisopliae
membunuh nyamuk atau host yang diserang
PEMBAHASAN dalam waktu 4-16 hari. 28 Pada penelitian ini
Kerapatan jamur yang digunakan pada pengamatan dan perhitungan kematian
penelitian ini sedikit lebih tinggi daripada nyamuk dibatasi selama lima hari pengamatan
kerapatan jamur penelitian aplikasi jamur M. agar tidak melebihi umur rata-rata nyamuk Ae.
anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti dewasa aegypti yang digunakan pada penelitian yaitu
9 -1 30
sebelumnya yaitu 1x10 mL dan lebih tiga sampai tujuh hari.
rendah dari kerapatan jamur pada penelitian Keberhasilan ovitrap sebagai alat dalam
aplikasi M. anisopliae pada nyamuk An. penginfeksian jamur entomopatogen M.
gambiae yaitu 4,2x10 9 mL-1. 31 Jamur M. anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti
8 -1
anisopliae dengan kerapatan 1,6x10 mL dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
mampu menyebabkan kematian nyamuk Ae. ovitrap menyediakan kondisi lembab yang
aegypti yang terinfeksi virus dengue sebesar diperlukan oleh jamur entomopatogen untuk
78%, 32 sementara jamur M. anisoliae dengan pertumbuhannya, ovitrap merupakan media
9 -1
kerapatan 1x10 mL mampu menurunkan yang sangat dibutuhkan oleh nyamuk untuk
kelangsungan hidup nyamuk Ae. aegypti berkembangbiak serta penggunaan bahan
hingga pada tingkat persentase 24,4%.33 campuran formulasi yang juga mendukung
Formula minyak zaitun menghasilkan pertumbuhan jamur dalam hal ini minyak
suspensi yang lebih merata dibandingkan zaitun. Kelebihan lain dari aplikasi ovitrap
dengan madu, beberapa hasil penelitian untuk penginfeksian jamur entomopatogen
memang menyatakan bahwa j am ur pada nyamuk yaitu dapat menginfeksi nyamuk
entomopatogen lebih efektif diformulasikan pada berbagai fase baik fase dewasa aupun
dengan bahan campuran minyak antara lain aquatic yaitu telur dan larva didukung oleh
15
minyak Shell sol-T, minyak sayur dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa
34 33
isoparafin, minyak neem. Minyak nabati aplikasi jamur entomopatogen pada media
dinyatakan mampu mempertahankan efikasi bertelur nyamuk efektif untuk menginfeksi
jamur Lecanicillium lecanii hingga 40%, dari telur dan larva nyamuk .36,37
tiga jenis minyak nabati yang diuji, minyak O vitrap selama ini telah banyak
kacang tanah dan kacang kedelai lebih mampu digunakan sebagai perangkap nyamuk dan
meningkatkan efikasi jamur dibandingkan telur nyamuk. Ovitrap merupakan salah satu
40
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)
alat s u rveil ans vek tor dan m etode Penggunaan plant trap juga dapat diterapkan
pengendalian nyamuk vektor penyakit meskipun hasil penelitian menunjukkan
khususnya Ae. aegypti. Ovitrap dan mosquito penggunaan plant trap tidak sebaik
trap dinyatakan lebih efektif dan tepat dalam penggunaan ovitrap. Penelitian
memprediksi kejadian dengue dibandingkan menggunakan tanaman untuk aplikasi
survei larva. Ovitrap juga dinyatakan penginfeksian jamur entomopatogen yaitu
memiliki durasi efektivitas yang lebih lama pada Castor oil plant atau tanaman jarak
daripada mosquito trap.38 kepyar (Ricinus communis) dinyatakan dapat
Insecticide-threated lethal ovitrap selama dijadikan sebagai media penginfeksian jamur
43
ini telah digunakan di North Queensland, entomopatogen. Penggunaan tanaman
Australia guna pengendalian vektor demam sebagai medi a penginfeksian jamur
berdarah dimana hasil penelitian entomopatogen tampaknya lebih tepat untuk
menyatakan bahwa empat trap adalah jumlah nyamuk jantan sebagai target karena nyamuk
optimum untuk penyebaran ovitrap.39 Upaya jantan menggunakan tanaman tidak hanya
untuk mengembangkan ovitrap yang sebagai tempat resting akan tetapi juga
sederhana dan hemat biaya serta bebas menghisap gula pada berbagai tumbuhan
pestisida juga telah dilakukan antara lain khususnya pada tanaman yang memiliki
43
dengan Autocidal Gravid Ovitrap (AOG) yang kandungan gula. Pengendalian nyamuk
dinyatakan efektif dan efisien dan mampu vektor dengan nyamuk jantan sebagai target
bertahan selama delapan minggu sebagai juga dapat dilakukan karena penyebaran
perangkap telur dan nyamuk. Beberapa hal jamur entomopatogen dapat terjadi melalui
yang mempengaruhi efektifitas ovitrap transmisi horizontal, 16 perkawinan maupun
antara lain luas permukaan dan warna kontak sentuhan dengan nyamuk yang
komponen ovitrap. 40 Sebuah penelitian juga terinfeksi.
25
41
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
black cotton trap yaitu jamur entomopatogen karena justru akan dihindari oleh nyamuk.
yang rentan inefektif pada paparan sinar Hal ini juga perlu diperhatikan dalam aplikasi
matahari sehingga peletakan trap harus pada jamur entomopatogen menggunakan plant
lokasi atau tempat yang terlindung dari sinar trap pada nyamuk agar tidak menggunakan
matahari. Meskipun jamur memiliki aktivitas tanaman yang tidak disukai nyamuk sebagai
residu dan waktu hidup yang relatif singkat (± plant trap. Beberapa tanaman yang tidak
3–4 minggu), akan tetapi efektivitas jamur disukai nyamuk antara lain zodia, tembakau,
entomopatogen dalam mengendalikan serai wangi, cengkeh, 45 kemangi, 46 lavender
nyamuk vektor penyakit sebanding dengan dan jeruk,47 dan lain-lain.
keberhasilan bioinsektisida lainnya yaitu B. Pertumbuhan jamur M.anisopliae hanya
thuringiensis .44 ditemukan 30,56% pada kadaver, hal ini
Hal yang perlu diperhatikan dalam sesuai dengan literature yang menyebutkan
aplikasi suspensi jamur entomopatogen pada bahwa tidak semua infeksi jamur M.
plant trap yaitu coverage aplikasi. Aplikasi anisopliae dapat tumbuh keluarc dari tubuh
suspensi jamur entomopatogen sebaiknya serangga yang terinfeksi. Pada kondisi yang
tidak hanya dilakukan pada bagian tidak mendukung, jamur tidak keluar dari
permukaan daun saja akan tetapi pada bagian tubuh serangga, tetapi akan tetap berada di
bawah daun atau dibalik daun dan juga pada dalam tubuh serangga tanpa keluar
pot tanaman yang digunakan. Berdasarkan menembus integument. 48 Hasil penelitian
hasil pengamatan pada penelitian ini sebelumnya, pertumbuhan jamur M.
ditemukan bahwa nyamuk Ae. aegypti juga anisopliae ditemukan pada 78,17% kadaver
sering hinggap/resting pada bagian bawah An. gambiae yang telah terinfeksi jamur M.
44
atau dibalik daun dengan posisi menukik anisopliae.
keatas serta hinggap pada pot tanaman. Pertumbuhan jamur M. anisopliae yang
Kematian pada kontrol positif tergolong lebih banyak ditemukan pada kaki dan kepala
rendah disebabkan oleh ketidakcocokan kadaver sesuai dengan hasil penelitian
insektisida kimia yang digunakan dengan sebelumnya yang menyatakan bahwa konidia
trap yang digunakan. Insektisida kimia yang M. anisopliae ditemukan pada tarsal dan tibia
digunakan yaitu insektisida kimia aerosol serta probosis, kemungkinan hal ini
yang disemprotkan pada ruangan target. disebabkan oleh rendahnya proporsi konidia
Insektisida aerosol dengan ukuran tertentu yang menyerang nyamuk.49 Hal itu pula yang
mampu bertahan lama di udara dan kemungkinan besar merupakan salah satu
diharapkan mengenai nyamuk target. Pada faktor yang membuat jamur M. anisopliae
penelitian ini insektisida kimia disemprotkan tetap berada di dalam tubuh serangga tanpa
dan menempel pada trap yang digunakan keluar menembus keluar tubuh nyamuk.
sebagai uji yaitu ovitrap, plant trap dan black Rendahnya proporsi konidia yang menyerang
cotton trap dan diharapkan nyamuk terinfeksi nyamuk dapat berkaitan dengan waktu panen
saat hinggap pada trap. konidia yang digunakan. Hasil penelitian
Penyemprotan insektisida kimia pada menyatakan konidia paling baik dipanen dan
trap dilakukan di luar kandang nyamuk dan di digunakan 14–21 hari setelah proses
luar ruang uji untuk menghindari kematian 50
inokulasi, sedangkan pada penelitian ini M.
nyamuk uji akibat insektisida dan hanya anisopliae yang digunakan berumur ± 2 bulan.
mengandalkan penempelan/perlengketan Strain M. anisopliae yang digunakan juga
insektisida dan nyamuk pada trap yang turut mempengaruhi hasil uji. Hasil penelitian
digunakan. Insektisida kimia dengan cara oles infeksi jamur M. anisopliae terhadap nyamuk,
mungkin dapat digunakan sebagai kontrol sporulasi kadaver sebesar 22% dan 37% pada
positif akan tetapi mengingat insektisida strain M. anisopliae least virulent (Ma-CBG-1)
kimia oles yang ada di pasaran juga dan 85% pada M. anisopliae high virulent (Ma-
mengandung bahan tanaman yang wanginya CBG-2) 5 1 , akan tetapi hasil penelitian
tidak disukai nyamuk seperti lavender dan menyatakan bahwa M. anisopliae mampu
lain-lain maka kemungkinan besar juga tidak mempengaruhi kapasitas vektorial Ae.
akan efektif digunakan sebagai kontrol positif aegypti di lapangan dan mencapai target
42
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)
tanpa harus menggunakan high virulen ini laju pertumbuhan jamur Aspergilus sp
strain. 32 Kondisi hangat dan lembab juga lebih cepat dibandingkan dengan jamur
diperlukan konidia jamur M. anisopliae lainnya termasuk M. anisopliae sehingga
tumbuh menembus kutikula dan menyelimuti menghambat pertumbuhan M. anisopliae
tubuh nyamuk dalam hal ini yaitu kondisi pada nyamuk seperti hasil penelitian lain
optimum untuk pertumbuhan jamur M. yang menemukan bahwa pertumbuhan jamur
anisopliae. Aspergilus sp menghasilkan lebih banyak
Adanya kontaminasi Aspergilus sp pada b a n ya k s p o r a d i b a n d i n g k a n j a m u r
kadaver dapat disebabkan oleh beberapa hal, Trichorderma, 57 dan Aspergilus sp memiliki
kemungkinan kontaminasi Aspergilus sp pada daya hambat sebesar 48 a terhadap
58
ruangan laboratorium entomologi Balai pertumbuhan jamur Phytium sp .
Litbang P2B2 Tanah Bumbu ataupun kertas Kekuatan penelitian ini salah satunya
saring dan peralatan yang digunakan pada adalah menggunakan nyamuk betina kenyang
isolasi kadaver untuk mengamati darah (blood feeding) dan diberikan nutrisi
pertumbuhan jamur M. anisopliae meskipun gula sehingga bahan campuran dan trap yang
petridish yang digunakan untuk proses isolasi digunakan benar-benar teruji efektivitasnya.
telah disterilisasi menggunakan alkohol 90% Tingkat infeksi jamur entomopatogen
sebelum digunakan. Beberapa penelitian dipengaruhi oleh status nutrisi nyamuk
melakukan proses isolasi kadaver untuk kenyang darah dan gula, nyamuk yang
pengamatan pertumbuhan jamur kenyang darah dan gula akan menurunkan
entomopatogen dengan cara berbeda-beda. tingkat kerentanan infeksi nyamuk terhadap
Sebuah penelitian melakukan isolasi kadaver jamur entomopatogen. 59,60 Penelitian lainnya
nyamuk dilakukan pada kertas saring kering yang menggunakan nyamuk An. arabiensis
untuk menghindari tumbuhnya jamur tidak kenyang darah menghasilkan kematian
oportunistik lainnya. 5 2 Penelitian lain >95% pada infeksi jamur entomopatogen M.
melakukan dengan cara mencuci kadaver anisopliae dengan kerapatan konidia lebih
10 52
dengan 1% sodium hypoclorite selama 20 tinggi yaitu 3,9 x 10 . Pada penelitian ini,
detik dan air destilasi steril selama 40 detik meskipun menggunakan nyamuk kenyang
dan menempatkan kadaver pada 1,5% plate darah dan gula sebagai sampel serta
53
agar. menggunakan kerapatan jamur yang lebih
Aspergilus sp tergolong dalam kelas rendah dari penelitian sebelumnya akan
Ascomycetes yang dapat ditemukan bebas di tetapi pada metode formulasi dan aplikasi
alam, tumbuh sebagai saprofit yaitu jamur zaitun ovitrap menghasilkan kematian
yang tumbuh pada organisme yang telah mati, nyamuk Ae. aegypti 100% yang menunjukkan
pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan bahwa metode formulasi dan aplikasi
terdapat pula pada tanah, debu organik, tersebut benar-benar efektif.
makanan dan merupakan kontaminan yang Penggunaan atau aplikasi jamur
lazim ditemukan di rumah sakit dan entomopatogen di lapangan dapat dilakukan
laboratorium. 54 Aspergilus sp memiliki peran baik oleh masyarakat secara mandiri maupun
sebagai decomposer dengan tumbuh p ro g ram p em er i n t ah m el al u i d i n a s
kemudian menguraikan bahan-bahan organik kesehatan. Penggunaan secara mandiri oleh
55
yang telah mati. Hasil penelitian menyatakan masyarakat juga dapat dilakukan dengan cara
bahwa pertumbuhan jamur saprofit dapat membeli sediaan jamur entomopatogen yang
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dijual telah dalam bentuk kemasan
jamur lainnya karena adanya persaingan khususnya jamur M. anisopliae dan B.
ruang tumbuh dan nutrisi yang ada dalam bassiana. Jamur entomopatogen kemasan
media tumbuh dalam hal ini tubuh nyamuk. cukup mudah ditemukan di Pulau Jawa,
Jamur yang pertumbuhannya lebih cepat meskipun di Kalimantan khususnya di
memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk Kalimantan Selatan masih relatif sulit ditemui
menekan pertumbuhan cendawan patogen di pasaran akan tetapi jamur entomopatogen
lainnya karena adanya persaingan terhadap kemasan ini dapat dengan mudah didapatkan
56
nutrisi dan ruang hidup tersebut. Dalam hal dengan cara membeli secara daring.
43
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
44
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)
45
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
46
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)
47
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48
48