You are on page 1of 16

Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.

al)

Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk) :


Jamur Metarhizium anisopliae pada Nyamuk Aedes aegypti
Aplication of Entomopathogen Fungi Infection to Mosquito :
Metarhizium anisopliae to Aedes aegypti
a,b c c d a
Liestiana Indriyati * , Salamiah , Luthfi Fatah , Eko Suhartono , M. Rasyid Ridha ,
a a a
Abdullah Fadily , Paisal , dan Dicky Andiarsa
a
Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Kawasan Perkantoran Pemda Tanah Bumbu, Kab. Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Indonesia
b
Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Pascasarjana,
Universitas Lambung Mangkurat,
Jl. Brigjen H. Hasan Basri, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123, Indonesia
c
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
d
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K
Article History: Dengue hemorrhagic fever is one of the main problems in Indonesia, its handling on
Received: 10 Dec. 2018 chemical insecticides with insecticide resistance constraints that can inhibit vector control
Revised: 13 March 2019 efforts. Entomopathogenic fungi especially Metarhizium anisopliae is one of
Accepted: 19 March 2019 bioinsecticides that has been widely used in agriculture for controlling insect attacks,
effective in killing mosquitoes, safe for vertebrates, humans and the environment and has a
Kontribusi: small risk of resistance. Appropriate methods of formulation and application for M.
Liestiana Indriyati berperan anisopliae infection to mosquitoes suitable for mosquito bionomic and fungus
sebagai kontributor utama. characteristics are required. Experimental research with complete randomized design
Salamiah, Luthfi Fatah, Eko was conducted to test the efficacy of. M. anisopliae solution mixed olive oil and honey
Suhartono, M. Rasyid Ridha, formula applied to ovitrap, plant trap and black cotton trap in infecting adult female Ae.
Abdullah Fadily, Paisal, dan aegypti. The death of Ae. aegypti and fungal growth on cadaver was observed everyday.
Dicky Andiarsa berperan 100% Ae. aegypti death was obtained in the ovitrap method with mixed formulation of
sebagai kontributor anggota M.anisopliae and olive oil. This method was also capable of infecting Ae. aegypti in various
phases of both adults, eggs and larvae so that in this study ovitrap olive oil method was the
most effective method for infecting M. anisopliae on Ae. aegypti.

Keywords: Demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah utama di Indoneisa.
entomophatogen Penggunaan insektisida kimia sebagai upaya pengendalian DBD saat ini memiliki
Metarhizium anisopliae kendala resistensi insektisida yang dapat menghambat upaya pengendalian vektor.
Aedes aegypti Jamur entomopatogen khususnya Metarhizium anisopliae adalah salah satu
bioinsektisida yang telah digunakan secara luas di bidang pertanian untuk
pengendalian serangan serangga efektif membunuh nyamuk, aman bagi vertebrata,
Kata kunci: manusia dan lingkungan serta memiliki risiko resistensi yang kecil. Diperlukan metode
entomopatogen yang tepat baik dari formulasi maupun cara aplikasi untuk penginfeksian M.anisopliae
Metarhizium anisopliae kepada nyamuk yang sesuai dengan bionomik nyamuk dan karakteristik jamur.
Aedes aegypti Penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dilakukan untuk menguji
efektivitas formula M. anisopliae. Larutan M.anisopliae dicampur minyak zaitun dan
madu yang diaplikasikan pada ovitrap, plant trap dan black cotton trap dalam
menginfeksi Ae. aegypti betina dewasa. Pengamatan dilakukan pada kematian
Ae.aegypti dan pertumbuhan jamur pada kadaver setiap hari. Kematian Ae.aegypti
100% didapatkan pada metode ovitrap dengan formulasi campuran M. anisopliae dan
minyak zaitun. Metode ini juga mampu menginfeksi Ae. aegypti pada berbagai fase baik
dewasa, telur maupun larva sehingga pada penelitian ini metode zaitun ovitrap
dinyatakan metode yang paling efektif untuk penginfeksian M. anisopliae pada Ae.
aegypti.

© 2019 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved

*Alamat Korespondensi : email : lis_alla@yahoo.com

https://doi.org/10.22435/vektorp.v13i1.893 33
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

PENDAHULUAN PL Kemenkes telah menyatakan bahwa


Penyakit demam berdarah dengue (DBD) permasalahan resistensi insektisida terhadap
merupakan salah satu penyakit tular vektor Ae. aegypti telah berkembang di Indonesia
nyamuk yang merupakan salah satu masalah khususnya resistensi insektisida malation dan
kesehatan utama di Indonesia. Sejak 45 tahun sipermetrin . 8 Munculnya permasalahan
terakhir, tepatnya sejak tahun 1968 hingga resistensi insektisida mengindikasikan untuk
saat ini DBD telah menyebar di 34 provinsi, penelusuran alternatif sebagai pengganti
85% kab u pa te n/ kota d enga n an gka insektisida kimia dalam upaya pengendalian
peningkatan kasus dari 58 kasus di tahun vektor DBD.
1968 hingga 126.675 ribu kasus di tahun Beberapa alternatif dalam mengatasi
1
2015. Upaya pengendalian DBD saat ini permasalahan resistensi insektisida sekaligus
dititikberatkan pada pengendalian Aedes upaya pengendalian penyakit tular vektor
aegypti sebagai vektornya dengan melakukan nyamuk antara lain PSN dengan program 4 M
pengasapan thermal fogging di setiap lokasi Plus (menguras, menutup, mengubur,
kejadian kasus DBD dan sekitarnya memantau jentik plus menghindari gigitan
menggunakan insektisida kimia dari golongan nyamuk), teknologi serangga mandul (TSM)
organofosfat (malation, fenitrotion), dan dan penggunaan bioinsektisida.
piretroid sintetik (permetrin, deltametrin dan Bioinsektisida merupakan insektisida hayati
lamdasihalotrin).2,3 Abatisasi yaitu penaburan yang memiliki kelebihan yaitu lebih aman bagi
bubuk abate (formulasi temefos) pada tempat lingkungan dan tidak meninggalkan residu
penampungan air di rumah tangga dengan karena lebih mudah terurai di alam. Ragam
efek residu selama tiga bulan juga dilakukan bioinsektisida yang dapat digunakan untuk
untuk mengendalikan populasi larva Ae. pengendalian nyamuk vektor penyakit antara
aegypti.4 lain predator alami jentik seperti ikan kepala
Setiap bahan kimia yang digunakan timah ( Panchax panchax ), ikan cupang
sebagai insektisida sebenarnya memiliki (Ctenops vittatus), 9 dan berbagai tanaman
potensi bahaya kesehatan yang tidak banyak yang mempunyai efek insektisida baik sebagai
diketahui oleh kalangan masyarakat. biolarvasida, repellent, bahan obat nyamuk
Penggunaan temefos di air yang sering dan bakar, dan lain-lain.
berulang dapat dapat menimbulkan kanker Penggunaan agen hayati bakteri gram
4
jika digunakan untuk konsumsi air minum. positif Bacillus thuringiensis var israelensis
Golongan organoklorin dinyatakan dapat (Bti) saat ini telah dikemas dalam produk
menimbulkan gangguan pada sistem syaraf Bactived dan digunakan oleh program dan
pusat. Golongan karbamat dan organofosfat masyarakat untuk pengendalian larva Ae.
dapat menimbulkan gangguan syaraf pusat aegypti. Agen hayati lainnya yang berpotensi
serta perifer melalui ikatan kolinesterase dll. sebagai produk bioinsektisida lainnya yaitu
Para penderita anemia, hemoglobinuria, jamur entomopatogen Beauveria bassiana dan
wanita dan individu yang secara kongenital Metarhizium anisopliae yang telah digunakan
dalam darahnya tidak memiliki kolinesterase secara luas di bidang pertanian sebagai
merupakan populasi beresiko tinggi bagi pengendali serangga pada tanaman akan
penggunaan insektisida golongan tetapi belum banyak digunakan sebagai
organofosfat dan karbamat.5 pengendali nyamuk vektor penyakit.
Penggunaan insektisida secara luas di di Hasil penelitian menyatakan bahwa M.
rumah tangga dan pertanian telah anisopliae lebih efektif menyebabkan
berlangsung lama meninggalkan residu di kematian Ae. aegypti fase dewasa
alam yang berdampak pada kesehatan dan dibandingkan B. bassiana dengan kerapatan
pencemaran lingkungan. Penggunaan satu spora lebih rendah,10 dan menunjukkan resiko
jenis insektisida yang terlalu lama tanpa resistensi yang lebih rendah daripada B.
11
pergantian juga dapat memicu terjadinya bassiana. M. anisopliae juga dinyatakan aman
resistensi pada nyamuk vektor penyakit digunakan dengan risiko minimal bagi
12
sehingga menghambat upaya pengendalian vertebrata, manusia dan lingkungan karena
vektor dan penyakit tular vektor.2,6,7 Ditjen PP- infeksi M. anisopliae sangat jarang ditemukan

34
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)

13
pada manusia. Berdasarkan beberapa hasil lama, umumnya akan mati dan inaktif karena
19
penelitian tentang efektifitas, keamanan dan radiasi oleh sinar ultraviolet.
risiko resistensi, M. anisopliae dinyatakan Selain minyak zaitun, madu juga dapat
efektif dan aman untuk pengendalian dipertimbangkan sebagai bahan campuran
serangga termasuk Ae. aegypti sebagai vektor dan perekat pada aplikasi jamur
DBD, akan tetapi diperlukan metode dan entomopatogen dengan beberapa
formulasi yang efektif untuk menginfeksikan pertimbangan. Menurut Samad dalam
M. anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti untuk Cahyana dan Rachmadi, karakteristik madu
selanjutnya dapat diterapkan di lapangan, yang kental dapat digunakan sebagai bahan
karena formulasi dan metode aplikasi konidia 20
perekat. Produk madu mudah didapatkan di
yang kurang tepat dapat menyebabkan pasaran dan merupakan nutrisi bagi konidia
konidia tidak melekat sempurna pada nyamuk 21
jamur entomopatogen. Madu diharapkan
sehingga menurunkan tingkat infeksi dan dapat menutrisi pertumbuhan jamur
kematian pada nyamuk. sekaligus sebagai attractant, sumber pakan
22
Formulasi jamur entomopatogen yang dan nutrisi bagi nyamuk. Selain formulasi
digunakan untuk penginfeksian kepada bahan carrier jamur, cara aplikasi yang tepat
serangga cukup beraga m, E ffendy juga diperlukan untuk meningkatkan
menyatakan tepung, abu atau tanah liat dapat efektivitas IJEN.
digunakan sebagai bahan pembawa formulasi Penentuan metode yang efektif dapat
b i o i n s ek t i s i d a u n t u k m e n i n g k a t ka n dilakukan dengan pendekatan bionomik
efektifitasnya. M. anisopliae berbahan carrier nyamuk Ae. aegypti. Nyamuk Ae. aegypti
tepung dedak dan glukosa serta tepung jagung betina memiliki kemampuan lebih tinggi
dan glukosa dinyatakan dapat untuk menularkan infeksi jamur
mempertahankan viabilitas konidia sampai entomopatogen dibanding dengan nyamuk
14
65,1%. Pada beberapa penelitian, konidia jantan, hal ini disebabkan nyamuk Ae. aegypti
diformulasikan dalam minyak untuk dewasa betina memiliki perilaku poliandri
melindungi konidia dari kondisi lingkungan (satu betina dapat dikawini oleh beberapa
yang buruk dan memfasilitasi adhesi pada ekor jantan) sehingga peluang kontak dengan
kutikula serangga. Penelitian yang dilakukan saat proses perkawinan lebih besar10 Nyamuk
oleh Bukhari menemukan bahwa formulasi betina Ae. aegypti bertelur pada wadah-wadah
yang paling efektif adalah formulasi konidium yang menampung air seperti tempurung
dalam minyak sintetik (Shell sol-T). 15 Akan kelapa, kelopak daun, tonggak bambu, lubang
tetapi karena Shell sol-T relatif sulit 3,23
pohon, dll, sehingga perangkap telur atau
didapatkan di Indonesia maka perlu ditelusuri ovitrap berpotensi untuk digunakan sebagai
bahan lain yang dapat digunakan sebagai salah satu metode IJEN.
bahan campuran untuk perekat yang efektif
16 Sifat dan kebiasaan nyamuk Ae. aegypti
dan efisien untuk diterapkan di lapangan.
yang suka beristirahat (resting) pada tanaman
Salah satu minyak nabati yang memiliki rendah, semak-semak dan rerumputan yang
asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi yaitu ada di sekitar lingkungan rumah dan juga pada
minyak zaitun atau olive oil (Olea europaea) benda-benda yang bergantungan di dalam
17
(77%). Minyak zaitun atau olive oil (Olea rumah seperti pakaian, dll, 3 juga
europaea) mudah ditemukan dan telah memungkinkan untuk tanaman semak
diproduksi massal di Indonesia, sering menjadi plant trap dan pakaian atau kain
digunakan sebagai bahan makanan ataupun hitam menjadi cotton trap pada aplikasi IJEN.
kosmetik juga memiliki nilai sun protector Tu j u an peneli ti an in i adalah u n tu k
factor (SPF) 7,549 sehingga baik untuk menentukan formulasi dan metode yang
digunakan sebagai perlindungan kulit. 18 efektif untuk aplikasi IJEN.
Kandungan SPF pada minyak zaitun
diharapkan dapat memberikan perlindungan
efektivitas formulasi jamur terhadap sinar BAHAN DAN METODE
matahari karena konidia yang terpapar oleh Penelitian dilakukan di Laboratorium
sinar matahari dengan periode yang cukup Entomologi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu

35
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

pada bulan Maret 2018. Penelitian yang kaus kaki hitam dan menggantung kaus kaki
dilakukan merupakan penelitian hitam pada kandang nyamuk. Kontrol
eksperimental dengan rancangan acak dilakukan dengan perlakuan yang sama
lengkap sebanyak enam perlakuan dan tiga dengan pengaplikasian pada ovitrap, plant
kali ulangan. Tiga perlakuan terdiri atas trap dan black cotton trap menggunakan
metode ovitrap, plant trap dan black cotton aquadest untuk kontrol negatif dan
trap menggunakan formula bahan campuran insektisida kimia dengan kandungan praletrin
suspensi jamur M. anisopliae dengan minyak 0,2% dan d-aletrin 0,15% untuk kontrol
zaitun dan madu. Populasi dan sampel positif. Pada aplikasi ovitrap dilakukan uji
penelitian yaitu nyamuk betina dewasa Ae. tetas telur dengan cara kertas saring berisi
aegypti yang di-rearing di Laboratorium telur nyamuk dikeringkan dengan cara
Entomologi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu diangin-anginkan, kemudian beberapa hari
berumur lima-tujuh hari. Cara pengambilan kemudian di ujicoba tetaskan.
sampel nyamuk Ae. aegypti betina secara Kandang nyamuk yang digunakan
purposive sampling sebanyak 10 ekor pada berukuran 30x30x30 cm yang berisikan 10
setiap perlakuan. nyamuk Ae. aegypti betina dan dilakukan
Koloni jam ur entomopatogen M. r e a r i n g / k o l o n i s a s i n ya m u k d e n g a n
anisopliae yang didapatkan dari pemberian pakan darah serta air gula.
Laboratorium Proteksi Tanaman Pangan dan Pengamatan dilakukan selama lima hari,
Hortikultura Dinas Pertanian Propinsi dihitung jumlah dan persentase nyamuk yang
Kalimantan Selatan. Jamur entomopatogen M. mati. Nyamuk yang mati dikumpulkan dan
anisopliae yang digunakan merupakan hasil diletakkan pada kertas saring basah di dalam
biakan berumur ± 2 bulan dengan hasil petridish, disegel dengan parafilm, dan
9
perhitungan kerapatan jamur yaitu 1,5 x 10 disimpan pada suhu kamar selama 3-4 hari,
-1 27
ml . Suspensi induk diperoleh dengan setelah itu diperiksa bukti spora jamur.
mencampurkan isolate jamur M. anisopliae Pertumbuhan jamur diamati secara visual
24
dengan 200 ml aquades dan dihitung sejak hari pertama kematian nyamuk hingga
kerapatannya menggunakan Improved dua minggu (15 hari) 28 berikutnya untuk
Haemocytometer Neubauer di bawah menemukan tanda-tanda pertumbuhan
mikroskop binokuler dengan perbesaran 40x jamur M. anisopliae yaitu jamur berwarna
untuk menentukan konsentrasi dari konidia hijau tua/pekat atau hijau zaitun untuk
per ml media cair. Standar kerapatan jamur kemudian diperiksa dibawah mikroskop
yang digunakan pada penelitian ini yaitu disecting.
1x109 ml-1 mengikuti standar kerapatan jamur Analisis menggunakan analisis statistik
pada penelitian sebelumnya. 25 Sebanyak 100 dan deskriptif. Analisis statistik
ml suspensi ditambahkan dan dihomogenkan menggunakan Kruskal Walis yang didahului
dengan 10 ml 2 6 minyak zaitun untuk uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan
mendapatkan formula 1 dan 10 ml madu Saphiro Wilk menggunakan SPSS versi 16
u nt u k men dapat kan for mu la 2 lalu yang kemudian dilanjutkan dengan uji post
diaplikasikan ke ovitrap, plant trap dan black hoc Mann Whitney U sedangkan analisis
cotton trap. deskriptif menggunakan ketetapan dari
Aplikasi pada ovitrap dilakukan dengan komisi pestisida (1995) yang menyatakan
mengoleskan suspensi jamur ke kertas saring bahwa insektisida dinyatakan baik dan efektif
yang ditempatkan pada tepi mangkuk berisi jika hasil pengujian menunjukkan kematian
29
100 ml air, lalu mangkuk diletakkan di dalam 98-100%. Koreksi jumlah persentase
kandang nyamuk. Aplikasi pada plant trap kematian nyamuk uji menggunakan formula
dilakukan dengan mengoleskan suspensi Abbot (Busvine 1971):
jamur pada media tanaman pucuk merah
( Syzygium oleina ) dan meletakkan pot Po - PC
tanaman pada kandang nyamuk. Aplikasi P= ´100%
100 - PC
black cotton trap dilakukan dengan
mengoleskan suspensi jamur pada media

36
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)

Keterangan: Suspensi M.anisopliae menggunakan


P = Persentase banyaknya serangga yang mati mi nyak zai tun m aupu n madu dapat
setelah dikoreksi diaplikasikan dengan cukup baik pada
Po=Persentase banyaknya serangga yang mati berbagai trap yang digunakan yaitu ovitrap,
pada perlakuan insektisida plant trap maupun black cotton trap mampu
Pc =Persentase banyaknya serangga yang mati menarik nyamuk untuk hinggap/ resting
pada kontrol ditampilkan pada Gambar 2.

HASIL
Formulasi bahan campuran
menggunakan minyak zaitun menghasilkan
suspensi yang lebih homogen dibandingkan
(a)
dengan formulasi suspensi menggunakan
bahan campuran madu ditampilkan pada
Gambar 1.

(b) (c)
.

Gambar 2. Aplikasi/trap yang Digunakan :


ovitrap (a), plant trap (b) dan black
cotton trap (c)

Gambar 1. Hasil Suspensi Formula M. anisopliae Kematian nyamuk selama pengamatan


dengan Bahan Campuran Minyak ditampilkan pada Tabel 1.
Zaitun (a) dan madu (b)

Tabel 1. Kematian Nyamuk Selama Pengamatan


Jumlah Kematian/Hari/Ulangan Total (%)
Metode Kematian
No Formulasi N 1 2 3 4 5 (ekor)
& Trap
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 ZO 30 5 7 6 1 2 0 2 1 3 1 0 0 1 0 1 30 100
2 ZP 30 1 0 0 1 0 0 0 6 0 0 0 0 2 0 2 12 40
3 ZBC 30 1 3 0 1 0 0 3 2 2 1 1 0 1 0 1 16 53.33
4 MO 30 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 0 4 1 0 19 63.33
5 MP 30 2 1 2 2 3 4 3 0 2 1 0 0 0 0 0 20 66.67
6 MBC 30 2 1 1 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 1 1 11 36.67
7 OK(+) 10 3 5 0 0 0 8 80
8 PK(+) 10 3 1 1 0 0 5 50
9 BCK(+) 10 1 1 0 0 0 2 20
10 OK(-) 10 1 1 0 0 0 2 20
11 PK(-) 10 0 1 1 0 0 2 20
12 BCK(-) 10 1 1 0 0 0 2 20
Jumlah 240 129 53,75
Keterangan:
ZO : Formulasi Minyak Zaitun Metode Ovitrap OK (+) : Kontrol Positif Ovitrap
ZP : Formulasi Minyak Zaitun Metode Plant Trap PK (+) : Kontrol Positif Plant Trap
ZBC : Formulasi Minyak Zaitun Metode Black Cotton Trap BCK (+): Kontrol Positif Black Cotton Trap
MO : Formulasi Madu Metode Ovitrap OK (-) : Kontrol Negatif Ovitrap
MP : Formulasi Madu Metode Plant Trap PK (-) : Kontrol Negatif Plant Trap
MBC : Formulasi Madu Metode Black Cotton Trap BCK (-) : Kontrol Negatif Black Cotton Trap

37
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

Adanya kematian nyamuk pada uji kontrol kematian nyamuk dan 0,066 untuk metode
negatif (5-20%) maka mengharuskan perlakuan, nilai > 0,05 bermakna bahwa
dilakukannya koreksi jumlah persentase sampel berdistribusi normal. Hasil cross check
kematian nyamuk uji menggunakan formula menggunakan uji normalitas sampel kecil
Abbot. Hasil perhitungan persentase kematian Saphiro Wilk didapatkan nilai probabilitas
nyamuk setelah dikoreksi dengan formula 0,005 dan 0,001, nilai < 0,05 hasil yang
Abbot ditampilkan pada Gambar 3. didapatkan tidak memenuhi syarat untuk
Kematian nyamuk tertinggi ditemukan dilanjutkan dengan uji One Way Annova
pada formulasi minyak zaitun menggunakan sehingga dilakukan uji Kruskal Wallis yang
ovitrap dengan kematian 100% dan kematian menghasilkan nilai p 0.037 < 0.05 yang
terendah terdapat pada formulasi madu bermakna bahwa terdapat perbedaan
menggunakan black cotton trap (20,83%). signifikan secara statistik antara metode
Analisis statisti k didahului dengan uji perlakuan dengan kelompok kontrol
normalitas dengan Kolmogorov Smirnov (H=13.418, 6.d.f, p=0.037). Hasil uji post hoc
menghasilkan nilai probabilitas 0,166 untuk Mann Whitney U disajikan pada Tabel 2.

Gambar 3. Diagram Persentase Kematian Nyamuk (Koreksi Formula Abbot)

Tabel 2. Hasil Uji Post Hoc Mann Whitney U (p Value)


Metode ZO ZP ZBC MO MP MBC K(-)
ZO - 0.037 0.037 0.121 0.034 0.037 0.025
ZP 0.037 - 0.376 0.376 0.178 0.822 0.121
ZBC 0.037 0.376 - 0.822 0.268 0.275 0.037
MO 0.121 0.376 0.822 - 0.825 0.275 0.037
MP 0.034 0.178 0.268 0.825 - 0.178 0.034
MBC 0.037 0.822 0.275 0.275 0.178 - 0.121
K(-) 0.025 0.121 0.037 0.037 0.034 0.121 -

Pada hasil uji silang antara kontrol negatif Hasil uji post hoc antar perlakuan, metode
dengan perlakuan menggunakan Mann madu ovitrap dinyatakan tidak berbeda
Whitney U, didapatkan perbedaan signifikan dengan metode zaitun ovitrap yang memiliki
antara kontrol negatif dengan zaitun ovitrap (p persentase kematian nyamuk tertinggi, dan
value 0.025), zaitun black cotton trap (p value metode lainnya (zaitun plant trap, zaitun black
0.037), madu ovitrap (p value 0.037) dan madu cotton trap, madu plant trap dan madu black
plant trap (p value 0.034), yang menunjukkan cotton trap) tidak berbeda signifikan dengan
bahwa metode-metode tersebut efektif madu ovitrap sehingga secara matematis juga
sebagai metode penginfeksian jamur M. tidak berbeda dengan zaitun ovitrap yang
anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti. mengarahkan pada pernyataan hasil analisis

38
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

statistik bahwa tidak ada perbedaan Ditemukan pertumbuhan jamur M.


efektivitas antar perlakuan atau semua anisopliae pada 33 nyamuk (30,56%) dari 108
metode yang digunakan efektif sebagai nyamuk mati akibat uji formula jamur
metode penginfeksian jamur M. anisopliae entomopatogen. Pada nyamuk uji kontrol
pada nyamuk Ae. aegypti. positif dan negatif tidak ditemukan
Analisis deskriptif mengacu pada jumlah pertumbuhan jamur M.anisopliae.
kematian nyamuk, maka zaitun ovitrap dengan Pertumbuhan jamur M. anisopliae lebih
kematian nyamuk tertinggi 100% merupakan banyak ditemukan pada kaki dan kepala
satu-satunya metode yang efektif untuk kadaver daripada di tubuh kadaver seperti
penginfeksian jamur M. anisopliae pada ditampilkan pada Gambar 5.
nyamuk Ae. aegypti. Pada aplikasi ovitrap,
pertumbuhan dan keberadaan jamur lebih
dapat bertahan pada formulasi M. anisopliae
dengan minyak zaitun daripada formulasi
madu. Nyamuk Ae. aegypti betina ditemukan
bertelur pada kontrol negatif, ovitrap zaitun
dan ovitrap madu.
Hasil pemeriksaan mikroskopis dilakukan
pada telur nyamuk Ae. aegypti yang menempel
di kertas saring pada setiap ovitrap .
Ditemukan kerusakan pada telur nyamuk di Gambar 5. Pertumbuhan M. anisopliae pada
kertas saring yang diolesi jamur kadaver Ae. aegypti
entomopatogen baik dengan formulasi
campuran minyak zaitun maupun madu. Ditemukan adanya kontaminasi jamur
Kerusakan telur nyamuk ditandai dengan lain berwarna putih dan kuning pada nyamuk
adanya kekosongan isi pada bagian dalam yang telah mati baik pada 98 ekor (90,74%)
telur, sedangkan telur nyamuk yang dihasilkan nyamuk uji jamur entomopatogen maupun
pada ovitrap kontrol negatif tidak ditemukan pada nyamuk kontrol positif dan negatif
kerusakan yang ditampilkan pada Gambar 4. dengan jumlah total 106 ekor nyamuk
Hasil evaluasi penetasan telur setelah empat (82,17%) dari jumlah nyamuk uji yang mati.
hari ditetaskan, pada kertas saring uji jamur Berdasarkan konfirmasi dan identifikasi oleh
entomopatogen pada minyak zaitun dan madu tenaga fungsional di laboratorium Proteksi
tidak ditemukan larva yang hidup sedangkan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas
pada kertas saring kontrol negatif ditemukan Pertanian Propinsi Kalimantan Selatan
larva Ae. aegypti dinyatakan bahwa kontaminasi tersebut oleh
jamur Aspergilus sp. Pertumbuhan jamur M.
anisopliae dan Aspergilus sp pada kadaver
nyamuk uji Ae. aegypti ditampilkan pada Tabel
3.
Tabel 3. Jumlah Pertumbuhan Jamur pada
Nyamuk yang Mati
Jamur Metarhizium Aspergilus
Metode anisopliae sp
Zaitun Ovitrap 18 27
Zaitun Plant Trap 2 11
Zaitun Black Cotton Trap 2 14
Madu Ovitrap 8 19
Madu Plant Trap 1 18
Madu Black Cotton Trap 2 9
Kontrol (+) Ovitrap 0 4
Kontrol (+) Plant Trap 0 2
Kontrol (+) Black Cotton Trap 0 0
Gambar 4. Telur Ae. aegypti dari zaitun ovitrap Kontrol (-) Ovitrap 0 1
(a), madu ovitrap (b) dan kontrol Kontrol (-) Plant Trap 0 1
negatif ovitrap (c) Kontrol (-) Black Cotton Trap 0 0
Jumlah 33 106

39
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)

Pertumbuhan jamur Aspergilus sp juga dengan minyak kelapa. Menurut Mercola dan
ditemukan dari hasil pemeriksaan terhadap Luthana dalam Prayogo et al, hal ini
nyamuk mati non uji pada ruangan yang sama disebabkan karena kandungan asam lemak
maupun ruangan yang berbeda dengan tidak jenuh yang terdapat pada minyak kacang
nyamuk uji. Pada individu nyamuk mati tanah (82%) dan kedelai (80%) lebih tinggi
dimana terjadi pertumbuhan jamur ganda M. dibandingkan dengan minyak kelapa (10%).
aniso plia e dan Asp ergilus sp secara Minyak kelapa diketahui memiliki asam lemak
bersamaan, jamur M. anisopliae lebih sedikit jenuh yang lebih tinggi (90%) yang
ditemukan dan lebih sering tumbuh pada menyebabkan minyak sulit terhidrolisis, 35
bagian perifer yaitu pada kaki atau bagian demikian pula halnya dengan minyak kelapa
kepala sedangkan pada bagian tubuh/badan sawit. Minyak zaitun merupakan minyak
nyamuk lebih banyak ditumbuhi oleh nabati yang memiliki kandungan asam lemak
Aspergilus sp terlihat pada Gambar 6. tak jenuh yang cukup tinggi (77%) sehingga
memiliki kemampuan untuk
mempertahankan efikasi jamur M.
anisopliae.17
Kisaran persentase kematian nyamuk uji
yaitu 20%-100%, dalam hal ini masih terdapat
kemungkinan penambahan jumlah kematian
Gambar 6. Pertumbuhan Aspergilus sp pada pada hari-hari berikutnya yang diakibatkan
kadaver Ae. aegypti oleh infeksi jamur M. anisopliae, karena
berdasarkan siklus hidup M. anisopliae
membunuh nyamuk atau host yang diserang
PEMBAHASAN dalam waktu 4-16 hari. 28 Pada penelitian ini
Kerapatan jamur yang digunakan pada pengamatan dan perhitungan kematian
penelitian ini sedikit lebih tinggi daripada nyamuk dibatasi selama lima hari pengamatan
kerapatan jamur penelitian aplikasi jamur M. agar tidak melebihi umur rata-rata nyamuk Ae.
anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti dewasa aegypti yang digunakan pada penelitian yaitu
9 -1 30
sebelumnya yaitu 1x10 mL dan lebih tiga sampai tujuh hari.
rendah dari kerapatan jamur pada penelitian Keberhasilan ovitrap sebagai alat dalam
aplikasi M. anisopliae pada nyamuk An. penginfeksian jamur entomopatogen M.
gambiae yaitu 4,2x10 9 mL-1. 31 Jamur M. anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti
8 -1
anisopliae dengan kerapatan 1,6x10 mL dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
mampu menyebabkan kematian nyamuk Ae. ovitrap menyediakan kondisi lembab yang
aegypti yang terinfeksi virus dengue sebesar diperlukan oleh jamur entomopatogen untuk
78%, 32 sementara jamur M. anisoliae dengan pertumbuhannya, ovitrap merupakan media
9 -1
kerapatan 1x10 mL mampu menurunkan yang sangat dibutuhkan oleh nyamuk untuk
kelangsungan hidup nyamuk Ae. aegypti berkembangbiak serta penggunaan bahan
hingga pada tingkat persentase 24,4%.33 campuran formulasi yang juga mendukung
Formula minyak zaitun menghasilkan pertumbuhan jamur dalam hal ini minyak
suspensi yang lebih merata dibandingkan zaitun. Kelebihan lain dari aplikasi ovitrap
dengan madu, beberapa hasil penelitian untuk penginfeksian jamur entomopatogen
memang menyatakan bahwa j am ur pada nyamuk yaitu dapat menginfeksi nyamuk
entomopatogen lebih efektif diformulasikan pada berbagai fase baik fase dewasa aupun
dengan bahan campuran minyak antara lain aquatic yaitu telur dan larva didukung oleh
15
minyak Shell sol-T, minyak sayur dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa
34 33
isoparafin, minyak neem. Minyak nabati aplikasi jamur entomopatogen pada media
dinyatakan mampu mempertahankan efikasi bertelur nyamuk efektif untuk menginfeksi
jamur Lecanicillium lecanii hingga 40%, dari telur dan larva nyamuk .36,37
tiga jenis minyak nabati yang diuji, minyak O vitrap selama ini telah banyak
kacang tanah dan kacang kedelai lebih mampu digunakan sebagai perangkap nyamuk dan
meningkatkan efikasi jamur dibandingkan telur nyamuk. Ovitrap merupakan salah satu

40
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)

alat s u rveil ans vek tor dan m etode Penggunaan plant trap juga dapat diterapkan
pengendalian nyamuk vektor penyakit meskipun hasil penelitian menunjukkan
khususnya Ae. aegypti. Ovitrap dan mosquito penggunaan plant trap tidak sebaik
trap dinyatakan lebih efektif dan tepat dalam penggunaan ovitrap. Penelitian
memprediksi kejadian dengue dibandingkan menggunakan tanaman untuk aplikasi
survei larva. Ovitrap juga dinyatakan penginfeksian jamur entomopatogen yaitu
memiliki durasi efektivitas yang lebih lama pada Castor oil plant atau tanaman jarak
daripada mosquito trap.38 kepyar (Ricinus communis) dinyatakan dapat
Insecticide-threated lethal ovitrap selama dijadikan sebagai media penginfeksian jamur
43
ini telah digunakan di North Queensland, entomopatogen. Penggunaan tanaman
Australia guna pengendalian vektor demam sebagai medi a penginfeksian jamur
berdarah dimana hasil penelitian entomopatogen tampaknya lebih tepat untuk
menyatakan bahwa empat trap adalah jumlah nyamuk jantan sebagai target karena nyamuk
optimum untuk penyebaran ovitrap.39 Upaya jantan menggunakan tanaman tidak hanya
untuk mengembangkan ovitrap yang sebagai tempat resting akan tetapi juga
sederhana dan hemat biaya serta bebas menghisap gula pada berbagai tumbuhan
pestisida juga telah dilakukan antara lain khususnya pada tanaman yang memiliki
43
dengan Autocidal Gravid Ovitrap (AOG) yang kandungan gula. Pengendalian nyamuk
dinyatakan efektif dan efisien dan mampu vektor dengan nyamuk jantan sebagai target
bertahan selama delapan minggu sebagai juga dapat dilakukan karena penyebaran
perangkap telur dan nyamuk. Beberapa hal jamur entomopatogen dapat terjadi melalui
yang mempengaruhi efektifitas ovitrap transmisi horizontal, 16 perkawinan maupun
antara lain luas permukaan dan warna kontak sentuhan dengan nyamuk yang
komponen ovitrap. 40 Sebuah penelitian juga terinfeksi.
25

menyatakan bahwa penggunaan ovitrap Penggunaan black cotton trap pada


sebagai metode pengendalian vektor demam penelitian ini menunjukkan hasil yang kurang
berdarah dapat diterima oleh masyarakat dan memuaskan, yaitu tingkat kematian nyamuk
dinilai efektif sebagai perangkap telur dan h anya 41, 67% u n tu k for mu l a yan g
nyamuk betina Ae. aegypti .41 menggunakan minyak zaitun dan 20,83%
Komponen ovitrap terdiri atas kertas untuk formula yang menggunakan madu
saring yang bagian bawahnya selalu setelah dikoreksi menggunakan formula
bersentuhan dengan air sehingga membuat Abbot. Sebuah penelitian menyatakan bahwa
kertas saring selalu dalam kondisi agak basah frekuensi Ae. aegypti kenyang darah hinggap
dan lembab merupakan kondisi yang suportif di kain hitam lebih rendah daripada Ae.
baik bagi perkembangan telur nyamuk aegypti kenyang gula selama 24 jam pertama
37
maupun untuk perkembangan jamur. feeding . 30 Hal inilah yang menyebabkan
Menurut Prayogo dalam Situmorang, konidia rendahnya frekuensi kematian pada aplikasi
akan membentuk kecambah pada black cotton trap karena nyamuk yang
kelembapan di atas 90%, patogenisitasnya digunakan pada penelitian ini adalah Ae.
meningkat bila kelembaban udara sangat aegypti kenyang darah, sebaliknya ovitrap
tinggi yaitu hingga 100% dan justru dibutuhkan oleh nyamuk betina yang
patogenisitasnya akan menurun apabila kenyang darah untuk bertelur. Hal ini
kelembaban udara di bawah 86%.14 Menurut mungkin disebabkan oleh black cotton yang
Burges dan Hussey dalam Rosmayuningsih digunakan sebagai trap tidak memberikan
dkk, batasan suhu untuk pertumbuhan jamur dukungan pertu mbuh an bagi jam ur
berada pada kisaran 5-35 oC, sedangkan entomopatogen. Hasil penelitian ini
pertumbuhan jamur optimal pada kisaran bertentangan dengan hasil penelitian
suhu 23-25 o C. Konidia akan tumbuh sebelumnya yang menyatakan bahwa konidia
maksimum pada kelembaban 80-92% 42 efektif jika diaplikasikan pada kain hitam.27
sedangkan M. anisopliae membutuhkan suhu Salah satu hal yang perlu diperhatikan
optimum yaitu 27-28oC dan kelembaban untuk aplikasi jamur entomopatogen di
28
optimum 92% . lapangan baik ovitrap, plant trap maupun

41
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

black cotton trap yaitu jamur entomopatogen karena justru akan dihindari oleh nyamuk.
yang rentan inefektif pada paparan sinar Hal ini juga perlu diperhatikan dalam aplikasi
matahari sehingga peletakan trap harus pada jamur entomopatogen menggunakan plant
lokasi atau tempat yang terlindung dari sinar trap pada nyamuk agar tidak menggunakan
matahari. Meskipun jamur memiliki aktivitas tanaman yang tidak disukai nyamuk sebagai
residu dan waktu hidup yang relatif singkat (± plant trap. Beberapa tanaman yang tidak
3–4 minggu), akan tetapi efektivitas jamur disukai nyamuk antara lain zodia, tembakau,
entomopatogen dalam mengendalikan serai wangi, cengkeh, 45 kemangi, 46 lavender
nyamuk vektor penyakit sebanding dengan dan jeruk,47 dan lain-lain.
keberhasilan bioinsektisida lainnya yaitu B. Pertumbuhan jamur M.anisopliae hanya
thuringiensis .44 ditemukan 30,56% pada kadaver, hal ini
Hal yang perlu diperhatikan dalam sesuai dengan literature yang menyebutkan
aplikasi suspensi jamur entomopatogen pada bahwa tidak semua infeksi jamur M.
plant trap yaitu coverage aplikasi. Aplikasi anisopliae dapat tumbuh keluarc dari tubuh
suspensi jamur entomopatogen sebaiknya serangga yang terinfeksi. Pada kondisi yang
tidak hanya dilakukan pada bagian tidak mendukung, jamur tidak keluar dari
permukaan daun saja akan tetapi pada bagian tubuh serangga, tetapi akan tetap berada di
bawah daun atau dibalik daun dan juga pada dalam tubuh serangga tanpa keluar
pot tanaman yang digunakan. Berdasarkan menembus integument. 48 Hasil penelitian
hasil pengamatan pada penelitian ini sebelumnya, pertumbuhan jamur M.
ditemukan bahwa nyamuk Ae. aegypti juga anisopliae ditemukan pada 78,17% kadaver
sering hinggap/resting pada bagian bawah An. gambiae yang telah terinfeksi jamur M.
44
atau dibalik daun dengan posisi menukik anisopliae.
keatas serta hinggap pada pot tanaman. Pertumbuhan jamur M. anisopliae yang
Kematian pada kontrol positif tergolong lebih banyak ditemukan pada kaki dan kepala
rendah disebabkan oleh ketidakcocokan kadaver sesuai dengan hasil penelitian
insektisida kimia yang digunakan dengan sebelumnya yang menyatakan bahwa konidia
trap yang digunakan. Insektisida kimia yang M. anisopliae ditemukan pada tarsal dan tibia
digunakan yaitu insektisida kimia aerosol serta probosis, kemungkinan hal ini
yang disemprotkan pada ruangan target. disebabkan oleh rendahnya proporsi konidia
Insektisida aerosol dengan ukuran tertentu yang menyerang nyamuk.49 Hal itu pula yang
mampu bertahan lama di udara dan kemungkinan besar merupakan salah satu
diharapkan mengenai nyamuk target. Pada faktor yang membuat jamur M. anisopliae
penelitian ini insektisida kimia disemprotkan tetap berada di dalam tubuh serangga tanpa
dan menempel pada trap yang digunakan keluar menembus keluar tubuh nyamuk.
sebagai uji yaitu ovitrap, plant trap dan black Rendahnya proporsi konidia yang menyerang
cotton trap dan diharapkan nyamuk terinfeksi nyamuk dapat berkaitan dengan waktu panen
saat hinggap pada trap. konidia yang digunakan. Hasil penelitian
Penyemprotan insektisida kimia pada menyatakan konidia paling baik dipanen dan
trap dilakukan di luar kandang nyamuk dan di digunakan 14–21 hari setelah proses
luar ruang uji untuk menghindari kematian 50
inokulasi, sedangkan pada penelitian ini M.
nyamuk uji akibat insektisida dan hanya anisopliae yang digunakan berumur ± 2 bulan.
mengandalkan penempelan/perlengketan Strain M. anisopliae yang digunakan juga
insektisida dan nyamuk pada trap yang turut mempengaruhi hasil uji. Hasil penelitian
digunakan. Insektisida kimia dengan cara oles infeksi jamur M. anisopliae terhadap nyamuk,
mungkin dapat digunakan sebagai kontrol sporulasi kadaver sebesar 22% dan 37% pada
positif akan tetapi mengingat insektisida strain M. anisopliae least virulent (Ma-CBG-1)
kimia oles yang ada di pasaran juga dan 85% pada M. anisopliae high virulent (Ma-
mengandung bahan tanaman yang wanginya CBG-2) 5 1 , akan tetapi hasil penelitian
tidak disukai nyamuk seperti lavender dan menyatakan bahwa M. anisopliae mampu
lain-lain maka kemungkinan besar juga tidak mempengaruhi kapasitas vektorial Ae.
akan efektif digunakan sebagai kontrol positif aegypti di lapangan dan mencapai target

42
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)

tanpa harus menggunakan high virulen ini laju pertumbuhan jamur Aspergilus sp
strain. 32 Kondisi hangat dan lembab juga lebih cepat dibandingkan dengan jamur
diperlukan konidia jamur M. anisopliae lainnya termasuk M. anisopliae sehingga
tumbuh menembus kutikula dan menyelimuti menghambat pertumbuhan M. anisopliae
tubuh nyamuk dalam hal ini yaitu kondisi pada nyamuk seperti hasil penelitian lain
optimum untuk pertumbuhan jamur M. yang menemukan bahwa pertumbuhan jamur
anisopliae. Aspergilus sp menghasilkan lebih banyak
Adanya kontaminasi Aspergilus sp pada b a n ya k s p o r a d i b a n d i n g k a n j a m u r
kadaver dapat disebabkan oleh beberapa hal, Trichorderma, 57 dan Aspergilus sp memiliki
kemungkinan kontaminasi Aspergilus sp pada daya hambat sebesar 48 a terhadap
58
ruangan laboratorium entomologi Balai pertumbuhan jamur Phytium sp .
Litbang P2B2 Tanah Bumbu ataupun kertas Kekuatan penelitian ini salah satunya
saring dan peralatan yang digunakan pada adalah menggunakan nyamuk betina kenyang
isolasi kadaver untuk mengamati darah (blood feeding) dan diberikan nutrisi
pertumbuhan jamur M. anisopliae meskipun gula sehingga bahan campuran dan trap yang
petridish yang digunakan untuk proses isolasi digunakan benar-benar teruji efektivitasnya.
telah disterilisasi menggunakan alkohol 90% Tingkat infeksi jamur entomopatogen
sebelum digunakan. Beberapa penelitian dipengaruhi oleh status nutrisi nyamuk
melakukan proses isolasi kadaver untuk kenyang darah dan gula, nyamuk yang
pengamatan pertumbuhan jamur kenyang darah dan gula akan menurunkan
entomopatogen dengan cara berbeda-beda. tingkat kerentanan infeksi nyamuk terhadap
Sebuah penelitian melakukan isolasi kadaver jamur entomopatogen. 59,60 Penelitian lainnya
nyamuk dilakukan pada kertas saring kering yang menggunakan nyamuk An. arabiensis
untuk menghindari tumbuhnya jamur tidak kenyang darah menghasilkan kematian
oportunistik lainnya. 5 2 Penelitian lain >95% pada infeksi jamur entomopatogen M.
melakukan dengan cara mencuci kadaver anisopliae dengan kerapatan konidia lebih
10 52
dengan 1% sodium hypoclorite selama 20 tinggi yaitu 3,9 x 10 . Pada penelitian ini,
detik dan air destilasi steril selama 40 detik meskipun menggunakan nyamuk kenyang
dan menempatkan kadaver pada 1,5% plate darah dan gula sebagai sampel serta
53
agar. menggunakan kerapatan jamur yang lebih
Aspergilus sp tergolong dalam kelas rendah dari penelitian sebelumnya akan
Ascomycetes yang dapat ditemukan bebas di tetapi pada metode formulasi dan aplikasi
alam, tumbuh sebagai saprofit yaitu jamur zaitun ovitrap menghasilkan kematian
yang tumbuh pada organisme yang telah mati, nyamuk Ae. aegypti 100% yang menunjukkan
pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan bahwa metode formulasi dan aplikasi
terdapat pula pada tanah, debu organik, tersebut benar-benar efektif.
makanan dan merupakan kontaminan yang Penggunaan atau aplikasi jamur
lazim ditemukan di rumah sakit dan entomopatogen di lapangan dapat dilakukan
laboratorium. 54 Aspergilus sp memiliki peran baik oleh masyarakat secara mandiri maupun
sebagai decomposer dengan tumbuh p ro g ram p em er i n t ah m el al u i d i n a s
kemudian menguraikan bahan-bahan organik kesehatan. Penggunaan secara mandiri oleh
55
yang telah mati. Hasil penelitian menyatakan masyarakat juga dapat dilakukan dengan cara
bahwa pertumbuhan jamur saprofit dapat membeli sediaan jamur entomopatogen yang
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dijual telah dalam bentuk kemasan
jamur lainnya karena adanya persaingan khususnya jamur M. anisopliae dan B.
ruang tumbuh dan nutrisi yang ada dalam bassiana. Jamur entomopatogen kemasan
media tumbuh dalam hal ini tubuh nyamuk. cukup mudah ditemukan di Pulau Jawa,
Jamur yang pertumbuhannya lebih cepat meskipun di Kalimantan khususnya di
memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk Kalimantan Selatan masih relatif sulit ditemui
menekan pertumbuhan cendawan patogen di pasaran akan tetapi jamur entomopatogen
lainnya karena adanya persaingan terhadap kemasan ini dapat dengan mudah didapatkan
56
nutrisi dan ruang hidup tersebut. Dalam hal dengan cara membeli secara daring.

43
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

Aplikasi oleh program surveilans vektor SARAN


untuk mengurangi penggunaan insektisida Pengelola program dapat melakukan
kimia dengan menggunakan jamur program pengendalian nyamuk vektor DBD
entomopatogen ini dapat dilakukan oleh menggunakan bioinsektisida khususnya
Dinas Kesehatan selaku pemegang program jamur entomopatogen dan mulai
pengendalian tular vektor dengan cara mensosialisasikan penggunaan jamur
menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian entomopatogen untuk pengendalian nyamuk
dalam hal pengadaan atau pembiakan isolate vektor DBD kepada masyarakat agar
jamur entomopatogen baik jamur M. masyarakat dapat menggunakan aplikasi IJEN
anisopliae maupun B. bassiana untuk secara mandiri.
kemudian dibagikan kepada masyarakat
dibarengi dengan promosi tentang cara UCAPAN TERIMA KASIH
aplikasi jamur entomopatogen kepada Ucapan terima kasih penulis sampaikan
masyarakat khususnya menggunakan ovitrap. kepada Bapak Agung Nugroho, S.TP, M.Sc,
Produksi jamur entomopatogen dalam Ph.D dan Ibu Dr. Ir. Fatmawati, M,Si yang telah
jumlah besar dan berlanjut untuk keperluan memberikan masukan yang bermanfaat.
program pemerintah dapat dilakukan dengan Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
beras sebagai media yang cocok pembiakan teman-teman di Laboratorium Balai
jamur M. anisopliae secara massal karena Perl i n du n gan Ta n am an Pa ng an d an
menyedi akan n ut ris i dan lu as area Hortikultura Dinas Pertanian Kalimantan
pertumbuhan jamur yang besar .50 Selatan khususnya Bapak Kasidal, SP dan Ibu
Penggunaan jamur entompatogen oleh Norhasanah, SP yang telah menjadi tempat
pihak dinas kesehatan juga dapat digunakan belajar, berkonsultasi dan konfirmasi.
dengan cara dikombinasikan dengan
insektisida kimia dengan mengurangi dosis DAFTAR PUSTAKA
insektisida kimia yang digunakan sehingga 1. Infodatin KKRI. Situasi DBD di Indonesia.
dapat mengurangi efek samping yang 2016:1-12.
merugikan dari penggunaan insektisida kimia 2. Ahmad I, Astari S, Rahayu R, Hariani N. Status
dosis tinggi. Hasil penelitian kombinasi kerentanan Aedes aegypti (diptera: Culicidae)
penggunaan jamur M. anisopliae dengan pada tahun 2006-2007 terhadap malation di
insektisida Imidacloprid dosis rendah mampu Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang dan
menghasilkan kematian Ae. aegypti yang Palu. Biosfera. 2009;26(2):85-89.
tinggi dengan waktu paparan yang relative 3. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S.
singkat.25 Kelebihan lainnya dari penggunaan Parasitologi Kedokteran. Keempat. (Sutanto I,
jamur entompatogen khususnya M. anisopliae Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S, eds.).
sebagai bioinsektisida, berdasarkan hasil Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.
penelitian ditemukan bahwa infeksi M. 4. Mulyatno KC, Yamanaka A, Ngadino, Konishi E.
anisopliae pada nyamuk Anopheles sp mampu Resistance of Aedes aegypti (L) larvae to
membunuh dan mereduksi jumlah parasit temephos in Surabaya, Indonesia. Southeast
Asian J Trop Med Public Health. 2012;43(1):29-
malaria yang menyerang manusia di dalam
61 33.
tubuh nyamuk hingga 98% dan bukan tidak
mungkin juga mampu mereduksi virus 5. Achmadi UF. Manajemen Penyakit Berbasis
dengue di dalam tubuh nyamuk. Wilayah. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI Press); 2008.
KESIMPULAN 6. Andiarsa D, Sembiring WSR. Perilaku
Metode aplikasi yang paling efektif untuk penggunaan insektisida pada rumah tangga di
tiga kabupaten/kota Provinsi Sulawesi
media penginfeksian jamur entomopatogen
Selatan. J Buski. 2015;5(3):149-154.
M. anisopliae pada nyamuk Ae. aegypti yaitu
formulasi bahan campuran minyak zaitun 7. Perwitasari D, Musaddad DA, Manalu HSP,
Munif A. Pengaruh beberapa dosis Bacillus
pada aplikasi ovitrap.
thuringiensis Var Israelensis serotype H14

44
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)

terhadap larva Aedes aegypti di Kalimantan bioaktivitas dan persistensi cendawan


Barat. J Ekol Kesehat. 2015;14(3):229-237. Metarhizium anisopliae terhadap
8. Nusa R, Ariati Y. Laporan Penelitian Pemetaan Crocidolomia pavonana fabricius. J Hama
Status Kerentanan Aedes aegypti Terhadap Penyakit Tanam. 2016;16(2):196-202.
Insektisida Di Indonesia Tahun 2015. Jakarta; 20. Cahyana BT, Rachmadi AT. Pemanfaatan kulit
2015. kayu gemor (Alseodaphne sp.) dan cangkang
9. Taviv Y, Saikhu A, Sito. Pengendalian DBD kemiri (Aleurites molucca) untuk obat nyamuk
melalui pemanfaatan pemantau jentik dan alami. J Ris Has Hutan. 2011;3(2):13-19.
ikan cupang di Kota Palembang. Bul Penelit 21. Lubis MF. Pengaruh penambahan nutrisi
Kesehat. 2010;38(4):198-207. terhadap patogenitas cendawan Beauveria
10. Kasmara H, Aliana ZD, Herawan M, Putri O. bassiana pada Hypothenenus hampei di
Potensi jamur entomopatogen Metarhizium perkebunan kopi rakyat (Skripsi). 2016.
anisopliae dan Beauveria bassiana dalam 22. Herawan M, Putri O, Kasmara H. Jamur
pengendalian populasi Aedes aegypti entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo,
(Linnaeus, 1762) fase imago. In: Seminar 1912) sebagai agen pengendali hayati nyamuk
Nasional Pendidikan Dan Saintek 2016 (Isu-Isu Aedes aegypti (Linnaeus, 1762). In: Prosiding
Kontemporer Sains, Lingkungan, Dan Inovasi Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Pembelajarannya. ; 2016:211-216. Indonesia . Vo l 1. ; 2015:1472-1477.
11. Dubovskiy IM, Whitten MMA, Yaroslavtseva doi:10.13057/psnmbi/m010636.
ON, et al. Can insects develop resistance to 23. Pusarawati S, Ideham B, Kusmartisnawati,
inse ct pathogenic fungi ? PLoS One . Tantular IS, Basuki S. Atlas Parasitologi
2 0 1 3 ; 8 ( 4 ) : 1 - 9 . Kedokteran. (Santoso SHB, Dachlan YP,
doi:10.1371/journal.pone.0060248. Yotopranoto S, eds.). Jakarta: EGC; 2013.
12. Zimmermann G. Review on safety of the 24. Widiyanti NLPM, Muyadihardja S. Uji
entomopathogenic fungus Metarhizium toksisitas jamur Metarhizium anisopl iae
a n i s o p l i a e . B i o c o n t r o l S c i Te c h n o l . terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Media
2007;17(9):879-920. Litbang Kesehat. 2004;XIV(3):25-30.
13. Nourrisson C, Dupont D, Lavergne R, et al. 25. Paula AR, Carolino AT, Paula CO, Samuels RI.
Species of Metarhizium anisopliae complex The combination of the entomopathogenic
implicated in human infections: retrospective fungus Metarhizium anisopliae with the
sequencing study. Clin Microbiol Infect . insecticide imidacloprid increases virulence
2017;23(12):994-999. against the dengue vector Aedes aegypti
14. Situmorang YA. Dampak beberapa fungisida (diptera: Culicidae). Parasit Vectors .
terhadap pertumbuhan koloni jamur 2011;4(1):8. doi:10.1186/1756-3305-4-8.
Metarhizium anisopliae (Metch) Sorokin di 26. Nunilahwati H, Herlinda S, Irsan C, Pujiastuti Y,
laboratorium (Thesis). 2015. K h o d i j a h , M e i d e l i m a D. U j i e f i k a s i
15. Bukhari T, Takken W, Koenraadt CJM. bioins ek tisida jamur entomopatogen
Development of Metarhizium anisopliae and berformulasi cair terhadap Plutella xylostella
Beauveria bassiana formulations for control of (L.) di laboratorium. J Hama Penyakit Tanam.
malaria mosquito larvae. Parasit Vectors . 2013;13(1):52-60.
2011;4(1):23. doi:10.1186/1756-3305-4-23. 27. Mnyone LL, Kirby MJ, Lwetoijera DW, et al.
16. Pradani FY, Widawati M. Mortalitas Aedes Tools for delivering entomopathogenic fungi
albopictus akibat infeksi horizontal Beauveria to malaria mosquitoes: effects of delivery
bassiana dan aktivitas enzim kitinase B. surfaces on fungal efficacy and persistence.
bassiana. ASPIRATOR. 2015;7(2):66-73. Malar J. 2010;9(246):1-7. doi:10.1186/1475-
2875-9-246.
17. Sartika RAD. Pengaruh asam lemak jenuh,
tidak jenuh dan asam lemak trans terhadap 28. Narladkar BW, Shivpuje PR, Harke PC. Fungal
kesehatan. Gizi Kesmas. 2008;2(4):154-160. biological control agents for integrated
management of Culicoides spp. (diptera:
18. Kaur CD, Saraf S. In vitro sun protector factor Ceratopogonidae) of livestock. Vet World.
determination herbals oils used in cosmetics. 2015;8(February):156-163.
Pharmacognosy Res. 2010;2(1):22-25. doi:10.14202/vetworld.2015.156-163.
doi:doi.org/10.4103/0974-8490.60586.
29. Boesri H, Boewono T. Perbandingan kematian
19. Nuraida, Lubis A. Pengaruh formulasi dan nyamuk Aedes aegypti pada penyemprotan
l a m a p e ny i m p a n a n p a d a v i a b i l i t a s ,

45
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

aerosystem menggunakan bifenthrin dengan larval survey, ovitrap and mosquitotrap: A


sistem thermal fogging menggunakan space-time clusters analysis. PLoS One.
malathion. Yars Med J. 2008;16(2):130-140. 2 0 1 2 ; 7 ( 7 ) : 1 - 1 4 .
30. Paula AR, Carolino AT, Silva CP, Pereira CR, doi:10.1371/journal.pone.0042125.
Samuels RI. Testing fungus impregnated 39. Williams CR, Long SA, Russell RC, Ritchie SA.
cloths for the control of adult Aedes aegypti Optimizing ovitrap use for Aedes aegypti in
under natural conditions. Parasit Vectors. Cairns, Queensland, Australia: Effects of some
2013;6(256):1-6. doi:10.1186/1756-3305-6- abiotic factors on fields efficay. J Am Mosq
256. Control Assoc. 2006;22(4):635-640.
31. Farenhorst M, Knols BGJ, Thomas MB, Howard 40. Mackay AJ, Amador M, Barrera R. An improved
AF V, Takken W, Guessan RN. Synergy in autocidal gravid ovitrap for the control and
efficacy of fungal entomopathogens and surveillance of Aedes aegypti. Parasit Vectors.
permethrin against West African insecticide- 2013;6(225):1-13. doi:doi:10.1186/1756-
resistant Anopheles gambiae mosquitoes. 3305-6-225.
PLoS One. 2010;5(8):1-10. 41. Ritchie SA, Rapley LP, Williams C, et al. A lethal
doi:10.1371/journal.pone.0012081. ovitrap-based mass trapping scheme for
32. Rodrı MA, Salazar MI, Russell TL, et al. Vectorial dengue control in Australia: I. Public
capacity of Aedes aegypti for dengue virus acceptability and performance of lethal
type 2 is reduced with co-infection of ovitraps. Med Vet Entomol. 2009;23:295-302.
Metarhizium anisopliae. Neglected Trop Dis. 42. Rosmayuningsih A, Rahardjo BT, Rachmawati
2 0 1 3 ; 7 ( 3 ) : 1 - 5 . R. Patogenitas jamur Metarhizium anisopliae
doi:10.1371/journal.pntd.0002013. terhadap hama kepinding tanah (Stibaropus
33. Gomes SA, Paula AR, Ribeiro A, et al. Neem oil molginus) (hemiptera: Cydnidae) dari
increases the efficiency of the beberapa formulasi. J Hama dan Penyakit
entomopathogenic fungus Metarhizium Tumbuh. 2014;2(2):28-37.
anisopliae for the control of Aedes aegypti 43. Ondiaka SN, Masinde EW, Koenraadt CJM,
(diptera: Culicidae) larvae. Parasit Vectors. Takken W, Mukabana WR. Effects of fungal
2015;8(669):1-8. doi:10.1186/s13071-015- infection on feeding and survival of Anopheles
1280-9. gambiae (diptera: Culicidae) on plant sugars.
34. Carolino AT, Paula AR, Silva CP, Butt TM, P a r a s i t Ve c t o r s . 2 0 1 5 ; 8 ( 3 5 ) : 1 - 1 1 .
Samuels RI. Monitoring persistence of the doi:10.1186/s13071-015-0654-3.
entomopathogenic fungus Metarhizium 44. Mnyone LL, Kirby MJ, Lwetoijera DW, et al.
anisopliae under simulated field conditions Infection of the malaria mosquito, Anopheles
with the aim of controlling adult Aedes aegypti gambiae, with two species of
(diptera: Culicidae). Parasit Ve ctors. e n t o m o p a t h o g e n i c f u n g i : e f fe c t s o f
2014;7(1):1-7. doi:10.1186/1756-3305-7- concentration, co-formulation, exposure time
198. and persistence. Malar J. 2009;8(1):1-12.
35. Prayogo Y, Santoso T, Kartosuwondo U, doi:10.1186/1475-2875-8-309.
Sudirman LI. Peningkatan efikasi cendawan 45. Boesri H, Heriyanto B, Susanti L, Handayani SW.
Lecanicillium lecanii untuk mengendalikan Beberapa ekstrak tumbuhan terhadap gigitan
telur hama kepik coklat pada kedelai. Penelit nyamuk Aedes aegypti vektor demam
Pertan Tanam Pangan. 2011;30(1):58-70. berdarah Dengue. Vektora. 2015;7(2):79-84.
36. Sousa NA, Lobo LS, Rodrigues J, Luz C. New 46. Aini R, Widiastuti R, Nadhifa NA. Uji efektifitas
insights on the effectiveness of Metarhizium formula spray dari minyak atsiri herba
anisopliae formulation and application kemangi ( Ocimum sanctum L) sebagai
against Aedes aegypti eggs. Soc Appl Microbiol. repelent nyamuk Aedes aegypti . J Ilm
2013;57:193-199. doi:10.1111/lam.12097. Manuntung. 2016;2(2):189-197.
37. Luz C, Tai MHH, Santos AH, Silva HHG. Impact of 47. Putro P, Supriyatna N. Perbandingan daya
moisture on survival of Aedes aegypti eggs and proteksi losion anti nyamuk dari beberapa
ovicidal activity of Metarhizium anisopliae jenis minyak atsiri tanaman pengusir nyamuk.
under laboratory conditions. Mem Inst Biopropal Ind. 2014;5(2):79-84.
Oswaldo Cruz, Rio Janeiro. 2008;103(2):214-
215. 48. Faishol A. Keefektifan cendawan Metarhizium
brunneum Petch terhadap hama ubi jalar Cylas
38. Melo DPO De, Scherrer LR, Eiras EA. Dengue formicarius fabricus (coleoptera: Brentidae)
fever occurrence and vector detection by

46
Aplikasi IJEN (Infeksi Jamur Entomopatogen pada Nyamuk).......... (Liestiana Indriyati, et.al)

(Skripsi). 2011. monoksida (CO) dalam ruangan. In: The 3rd


49. Ansari MA, Pope EC, Carpenter S, Scholte E, Universty Research Colloquium 2016 ISSN
Butt TM. Entomopathogenic fungus as a 2407-9189. ; 2016:395-405.
biological control for an important vector of 56. Hutabalian M, Pinem MI, Oemry S. Uji
livestock disease: the Culicoides biting Midge. antagonisme beberapa jamur saprofit dan
PLoS One. 2011;6(1):1-8. endofit dari tanaman pisang terhadap
doi:10.1371/journal.pone.0016108. Fusarium oxysporum f.sp. cub ens di
50. Barra-bucarei L, Vergara P, Cortes A. Conditions laboratorium. J Online Agroekoteknologi.
to optimize mass production of Metarhizium 2015;3(2):687-695.
anisopliae (Metschn.) Sorokin 1883 in 57. Irianti ATP, Suyanto A. Pemanfaatan jamur
different substrates. Chil J Agric Res . Trichoderma sp dan Aspergilus sp sebagai
2016;76(4):448-454. doi:10.4067/S0718- dekomposer pada pengomposan jerami padi. J
58392016000400008. Agrosains. 2011;13(2):1-9.
51. Reyes-villanueva F, Garza-hernandez JA, 58. Octriana L. Potensi agen hayati dalam
Garcia-munguia AM, Tamez-guerra P, Howard menghambat pertumbuhan Phytium sp.
AF V, Rodriguez-perez MA. Dissemination of se cara in vitro. Bul Plasma Nutfah .
Metarhizium anisopliae of low and high 2011;17(2):138-142.
virulence by mating behavior in Aedes aegypti. 59. Mnyone LL, Kirby MJ, Mpingwa MW, et al.
P a r a s i t Ve c t o r s . 2 0 1 1 ; 4 ( 1 ) : 1 7 1 . Infection of Anopheles gambiae mosquitoes
doi:10.1186/1756-3305-4-171.
with entomopathogenic fungi: effect of host
52. Lwetoijera DW, Sumaye RD, Madumla EP, et al. age and blood-feeding status. Parasitol Res.
An extra-domiciliary method of delivering 2011;108:317-322. doi:10.1007/s00436-
entomopathogenic fungus, Metharizium 010-2064-y.
anisopliae IP 46 for controlling adult
60. Paula AR, Carolino AT, Silva CP, Samuels RI.
populations of the malaria vector, Anopheles Susceptibility of adult female Aedes aegypti
arabiensis. Parasit Vectors. 2010;3(18):5-10. (diptera: Culicidae) to the entomopathogenic
doi:doi:10.1186/1756-3305-3-18.
fungus Metarhizium anisopliae is modified
53. Bilgo E, Lovett B, Fang W, Bende N, King GF, following blood feeding. Parasit Vectors .
Leger RJS. Improved efficacy of an arthropod 2011;4(91):1-7. doi:doi:10.1186/1756-3305-
toxin expressing fungus against mosquitoes. 4-91.
Sci Rep. 2017;7(3433):3-10. 61. Fang W, Rodriguez JV, Ghosh AK, Lorena MJ,
doi:10.1038/s41598-017-03399-0.
Kang A, Leger RJS. Development of transgenic
54. Hasanah U. Mengenal Aspergillosis, infeksi fungi that kill human malaria parasites in
jamur genus Aspergilus. J Kel Sehat Sejah. mosquitoes. Science (80- ).
2017;15(30):76-86. 2011;331(6020):1074-1077.
55. Nurullita U. Peran jamur Aspergilus flavus dan doi:10.1126/science.1199115.Development.
Penicillium sp dalam mengurangi gas karbon

47
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 13 No. 1, 2019 : 33 - 48

48

You might also like