You are on page 1of 10

Bioeksperimen

Volume 3 No.2, (September 2017)


10 ISSN 2460-1365

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN TANAMAN


SEBAGAI INSEKTISIDA ELEKTRIK UNTUK
MENGENDALIKAN NYAMUK PENULAR
PENYAKIT DBD
Aseptianova1, Tutik Fitri Wijayanti2, Nita Nuraini3
Universitas Muhammadiyah Palembang
E-mail: nasepti@yahoo.co.id

Abstract: The use of anti-mosquito with chemical materials widely used along with increasing mosquito population
to dengue fever (DBD). Prevention of mosquito by utilizing natural ingredients into one alternative that is not
only beneficial for humans but also the surrounding environment. The research objective was to determine the
effectiveness of mint leaves, galangal, Sambiloto, babadotan, avocado leaves, bay leaves, shoots red, and leaves
zodia as anti mosquito electrically against Aedes ae-gypti, research procedures conducted using a completely
randomized design (RAL) with 8 independent variables (8 plants) and one dependent variable (Aedes aegypti).
Number of treatment as much as 9 with three replications. Based on this research can be seen that within 5
minutes, the extract is most effective for her mortality-muk is the avocado leaf extract and leaf Salam as much as
100%, ginger extract as much as 82.22%, Mint leaf extract as much as 51.11%, and babadotan leaf extract as
much as 8.89%. Based on the results of over 60 minutes, the result that the mosquitoes were diu-jicobakan death
with a mortality rate that is different for each extract. Bay leaf extract and avocado leaves are able to kill mosquitoes
within 5 minutes, ginger and mint leaves are able to kill mosquitoes within 10 minutes by a percentage greater
galangal. Babadotan leaf extract capable of killing mosquitoes within 20 minutes, while extracts Zodia able to kill
mosquitoes within 30 minutes (the 25th minute and the 30th minute). Mosquitoes faster die are male mosquitoes.
The analysis showed a significance of (0,00) < 0.05, which means that the plant extract air-significant effect on
mortality of Aedes aegypti L.

Keywords: Botanical Insecticides, Insecticide Electric, Dengue, Aedes aegypti L.

Abstrak: Penggunaan obat anti nyamuk berbahan dasar kimia marak dilakukan seiring meningkatnya populasi
nyamuk demam berdarah (DBD). Pencegahan nyamuk dengan memanfaatkan bahan alami menjadi salah satu
alternatif yang tidak hanya menguntungkan bagi manusia tapi juga lingkungan sekitar. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui efektifitas daun mint, lengkuas, Sambiloto, babadotan, daun alpukat, daun
salam, pucuk merah, dan daun zodia sebagai obat anti nyamuk elektrik terhadap nyamuk Aedes aegypti.
Prosedur penelitian dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 8 variabel
bebas (8 tanaman) dan 1 variabel terikat (nyamuk Aedes aegypti). Jumlah perlakuan sebanyak 9 dengan
3 kali ulangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa dalam waktu 5 menit,
ekstrak yang paling efektif untuk mortalitas nyamuk adalah pada ekstrak daun Alpukat dan daun
Salam sebanyak 100%, ekstrak lengkuas sebanyak 82,22%, esktrak daun Mint sebanyak 51,11%, dan
ekstrak daun Babadotan sebanyak 8,89%. Ekstrak daun salam dan daun alpukat mampu membunuh
nyamuk dalam waktu 5 menit, lengkuas dan daun mint mampu membunuh nyamuk dalam waktu
10 menit dengan persentase lengkuas yang lebih besar. Ekstrak daun Babadotan mampu membunuh
nyamuk dalam waktu 20 menit, sedangkan ekstrak Zodia mampu membunuh nyamuk dalam waktu
30 menit (perhitungan menit ke-25 dan menit ke-30). Hasil analisis menunjukkan signifikansi sebesar
(0,00) < 0,05 yang berarti ekstrak tanaman berpengaruh nyata terhadap mortalitas nyamuk Aedes aegypti
L.

Kata kunci: Insektisida Botani, Insektisida Elektrik, DBD, Aedes aegypti L.


tahunnya. Penyakit ini disebabkan oleh
PENDAHULUAN gigitan nyamuk Aedes aegypti L. dengan
Penyakit Demam Berdarah Dengue membawa virus dengue pada tiap gigitan.
(DBD) merupakan penyakit endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
yang banyak ditemui di Indonesia setiap salah satu masalah kesehatan bagi
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 11

masyarakat yang cenderung meningkat dapat diatasi dengan memanfaatkan


jumlah penderitanya dan semakin luas bahan-bahan alami yang ada di sekitar
daerah penyebarannya, sejalan dengan kita, seperti tanaman.
meningkatnya mobilitas dan kepadatan Pemanfaatan tanaman untuk
penduduk (Depkes RI, 1995). Upaya mengusir nyamuk ini lebih dikenal dengan
pencegahan sangat diperlukan untuk istilah insektisida nabati. Insektisida
mencegah penyebaran nyamuk Aedes nabati atau alami menggunakan bahan
aegypti L. yang merupakan faktor utama dasar tumbuhan sehingga bersifat mudah
penyebab DBD. terurai (bio-degradable) di alam, tidak
Budiasih (2011) menyatakan bahwa mencemari lingkungan dan relatif aman
nyamuk umumnya banyak bersarang bagi manusia dan ternak peliharaan,
di lingkungan yang lembab, dingin dan karena residu (sisa-sisa zat) mudah hilang.
gelap, untuk itu perlu adanya pencegahan Admadi H (2009) juga menambahkan
secara dini mulai dari diri sendiri hingga bahwa beberapa tanaman dan bagian-
lingkungan sekitar seperti pengaturan bagian tertentunya seperti daun, bunga,
sirkulasi udara dan pencahayaan yang biji, batang, rimpang atau umbi memiliki
baik, mengurangi potensi tempat- kandungan insektisida alami. Semua
tempat gelap sebagai sarang nyamuk, bahan yang digunakan berasal dari
menghilangkan genangan air yang tumbuhan maka dapat dipastikan bahwa
bisa jadi tempat berkembang biak dan senyawa insektisidanya tidak akan
pemanfaatan tanaman-tanaman yang ada memberikan efek samping yang negatif
di sekitar kita sebagai larvasida alami bagi penggunanya bila digunakan secara
yang mampu mengusir nyamuk demam benar.
berdarah. Permasalahan yang demikian dapat
Masyarakat di Indonesia cenderung diatasi dengan memanfaatkan beberapa
terbiasa menggunakan obat anti nyamuk tanaman teridentifikasi memiliki
berbahan kimia yang beredar di pasaran kandungan yang mampu membantu
sebagai salah satu cara untuk mengusir mengusir dan mencegah penyebaran
dan mencegah berkembangnya nyamuk nyamuk demam berdarah. Tanaman-
Aedes aegypti. Obat anti nyamuk berbahan tanaman tersebut antara lain: daun mint,
kimia umumnya mengandung zat umbi lengkuas, sambiloto, babadotan,
fumigan, DEET, Piretroid, propoksur, daun alpukat, daun salam, pucuk merah,
dan lain-lain. Kandungan tersebut sangat dan daun zodia. Jenis tanaman insektisida
berbahaya karena dapat menimbulkan tersebut dapat dibuat ekstraknya yang
efek toksik baik lokal maupun sistemik akan digunakan sebagai pengganti bahan
terhadap manusia. Efek lokal pada zat kimia untuk obat anti nyamuk elektrik.
umumnya melalui pajanan dermal, Tanaman-tanaman tersebut dikenal
sedangkan efek sistemik melalui mengandung senyawa aktif seperti
pajanan oral dan inhalasi (Raini, 2009). flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan
Penggunaan obat nyamuk dengan terpenoid. Berdasarkan penelitian yang
bahan kima tidak hanya merugikan bagi sudah dilakukan oleh Aseptianova (2015),
kesehatan manusia, akan tetapi juga Fitriah (2015), Harahap (2014) dan Nofyan,
dapat menyebabkan resistensi terhadap Marisa, & Kamal (2012) yang menyatakan
nyamuk itu sendiri (Rahman & Sofiana, bahwa tanaman-tanaman tersebut dapat
2016). Pengurangan dampak negatif digunakan sebagai insektisida alami
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti.
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
12 ISSN 2460-1365

Berdasarkan uraian di atas, penelitian Berdasarkan data dari Gambar


ini dilakukan untuk membuktikan 1.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah
efektifitas beberapa tanaman tersebut mortalitas nyamuk yang tinggi berada
sebagai insektisida elektrik dalam pada perlakuan menggunakan ekstrak
mengendalikan nyamuk DBD (Aedes daun Mint, Lengkuas, daun Babadotan,
aegypti L.). daun Alpukat, daun Salam, dan daun
Zodia.
METODE PENELITIAN Data mortalitas nyamuk per 5 menit
Penelitian ini menggunakan dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut.
rancangan acak lengkap (RAL) dengan
variabel bebas terdiri atas: ekstrak
daun mint, umbi lengkuas, sambiloto,
babadotan, daun alpukat, daun salam,
pucuk merah, dan daun zodia, sedangkan
variabel terikat yaitu mortalitas nyamuk
Aedes aegypti (fase nyamuk dewasa).
Terdiri dari 9 perlakuan dan 3 kali ulangan.
Jumlah seluruh nyamuk adalah 405 ekor.
Penelitian dilakukan di Laboratorium
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Gambar 1.2 Grafik Persentase Mortalitas
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Nyamuk per 5 Menit.
Palembang
Hasil di atas menunjukkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam waktu 5 menit, ekstrak yang paling
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian efektif untuk mortalitas nyamuk adalah
Penelitian ini menggunakan 9 ekstrak daun Alpukat dan daun Salam
perlakuan dengan rincian: P0 (ethanol), P1 dengan persentase sebesar 100%, ekstrak
(ekstrak daun mint), P2 (ekstrak lengkuas), lengkuas sebesar 82,22%, esktrak daun
P3 (ekstrak sambiloto), P4 (ekstrak daun Mint sebesar 51,11%, dan ekstrak daun
Babadotan), P5 (ekstrak daun Alpukat), Babadotan sebesar 8,89%.
P6 (45 ml ekstrak daun Salam), P7 (ekstrak Pada pengamatan dengan kurun
daun pucuk merah) dan P8 (ekstrak daun waktu 1 jam diperoleh data bahwa
Zodia). kematian nyamuk lebih banyak terjadi
pada jenis kelamin betina, karena jumlah
nyamuk yang digunakan lebih banyak
nyamuk betina. Jumlah total nyamuk
yang digunakan untuk penelitian adalah
405 ekor, dengan jumlah jantan 191 ekor
sedangkan betina berjumlah 214 ekor.
Untuk nyamuk yang mati selama satu jam
berjumlah 303 ekor, dengan jumlah jantan
yang mati 147 ekor dan betina 156 ekor.
Beriku ini data perbandingan mortalitas
Gambar 1.1. Grafik Persentase Mortalitas antara nyamuk jantan dan betina.
Nyamuk Aedes aegypti L. terhadap Berbagai
Ekstrak per 60 Menit.
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 13

adalah: pada P3.1 jumlah jantan yang


mati 5 ekor sedangkan betinanya 3 ekor,
pada P3.2 jumlah jantan yang mati 7 ekor
sedangkan betinanya 2 ekor 7, pada P3.3
jumlah jantan yang mati 4 ekor sedangkan
betinanya 4 ekor, pada P7.1 jumlah jantan
yang mati 3 ekor sedangkan betinanya 1
ekor, pada P7.2 jumlah jantan yang mati
1 ekor sedangkan betinanya 1 ekor, dan
Gambar 1.3 Perbandingan Jumlah Mortalitas pada P7.3 jumlah jantan yang mati 2 ekor
antara Nyamuk Jantan dan Betina. sedangkan betinanya 0 ekor.
Selama penelitian berlangsung, 2. Pengujian Hipotesis Penelitian Pe-
nyamuk yang lebih cepat mati adalah manfaatan Berbagai Ekstrak Tana-
nyamuk jantan. Untuk perwakilan dapat man sebagai Insektisida Alami
dilihat pada ekstrak P3 (sambiloto) dan Melalui uji perbedaan One-Way
P7 (pucuk merah) yang dalam satu jam ANOVA, ada perbedaan nilai akhir yang
tidak mati semuanya, data yang diperoleh signifikan antara setiap ekstrak yang

diujikan.

Tabel 1.1 Hasil Analisis Pemanfaatan Berbagai Ekstrak Tanaman sebagai Insektisida Alami
signifikansi Kriteria Keputusan Uji

Berbagai Ekstrak signifikansi < H0 Ditolak,


0,000
Tanaman 0,05 Berpengaruh Sangat Nyata
alpukat, daun salam, daun pucuk merah,
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat dan daun zodia) berpengaruh terhadap
bahwa hasil analisis menunjukkan mortalitas nyamuk Aedes aegypti L.
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 Menggunakan uji post hoc test Tukey
diterima, artinya berbagai ekstrak tanaman HSD didapat hasil bahwa ada perbedaan
yang digunakan (daun mint, lengkuas, dengan signifikansi 0,000 < 0,005. Masing-
daun sambiloto, daun babadotan, daun masing ekstrak dapat dirangkum pada

Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Rangkuman Hasil Post Hoc Test Tukey HSD pada Berbagai Ekstrak Tanaman.
Ekstrak Ekstrak Mean
Signifikansi Keterangan
Tumbuhan (I) Tumbuhan (J) Diffference
Mint lebih baik dari
Sambiloto 6,667 0,000
sambiloto
Mint
Mint lebih baik dari pucuk
Pucuk Merah 12,333 0,000
merah
Lengkuas lebih baik dari
Sambiloto 6,667 0,000
sambiloto
Lengkuas
Lengkuas lebih baik dari
Pucuk Merah 12,333 0,000
pucuk merah
Sambiloto lebih baik dari
Sambiloto Pucuk Merah 5,667 0,000
pucuk merah
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
14 ISSN 2460-1365

Ekstrak Ekstrak Mean


Signifikansi Keterangan
Tumbuhan (I) Tumbuhan (J) Diffference
Babadotan lebih baik dari
Sambiloto 6,667 0,000
sambiloto
Babadotan
Babadotan lebih baik dari
Pucuk Merah 12,333 0,000
pucuk merah
Alpukat lebih baik dari
Sambiloto 6,667 0,000
sambiloto
Alpukat
Alpukat lebih baik dari
Pucuk Merah 12,333 0,000
pucuk merah
Salam lebih baik dari
Sambiloto 6,667 0,000
sambiloto
Salam
Salam lebih baik dari
Pucuk Merah 12,333 0,000
pucuk merah
Zodia lebih baik dari
Sambiloto 6,667 0,000
sambiloto
Zodia
Zodia lebih baik dari
Pucuk Merah 12,333 0,000
pucuk merah

Ekstrak Mint, Lengkuas, Babadotan, daun babadotan, daun alpukat, daun


Alpukat, Salam, dan Zodia dinyatakan salam, daun pucuk merah, dan daun
memiliki nilai akhir yang lebih baik (M= zodia terbukti memiliki senyawa aktif
15, SD= 0,00) jika dibandingkan dengan yang mampu membunuh nyamuk
ekstrak sambiloto (M=8,33; SD=0,577) dan sebagai insektisida alami.
pucuk merah (M=2,67; SD=1,155). Untuk Sastrohamidjojo (2004) menjelaskan
ekstrak sambiloto dinyatakan lebih baik bahwasannya daun mint memiliki
jika dibandingkan dengan ekstrak pucuk kandungan senyawa menthol dan
merah. menthone yang dapat berfungsi untuk
Etanol yang digunakan sebagai membunuh serangga dengan cara
kontrol diperoleh hasil bahwa tidak menghambat proses sintesis protein.
ada pengaruh bagi nyamuk dan ada Lengkuas mengandung senyawa
perbedaan dengan ekstrak tanaman yang terpenoid, alkaloid, tanin, saponin,
diuji cobakan (0,000 < 0,05). Angka Mean flavonoid, dan fenol yang dapat bersifat
Difference juga menunjukkan nilai negatif bakterisidal dan fungsidal sehingga
terhadap ekstrak yang diujikan, artinya dapat dinyatakan sebagai bioinsektisida
ekstrak tanaman yang diujicobakan lebih (Riyanti, 1996; Nursal & Siregar, 2005).
baik dibanding etanol. Adekunle & Ayodele (2014) menyatakan
bahwa daun sambiloto mengandung
senyawa flavonoid, terpenoid. Kardinan
3. Pembahasan (2001) menyatakan pula jika di babadotan
Berdasarkan Tabel 1.1 hasil analisis memiliki kandungan senyawa alkaloid,
menyatakan signifikansi (0,00) < 0,05 yang flavonoid, kumarin, saponin, polifenol,
berarti ekstrak tanaman berpengaruh dan minyak atsiri. Charyadie, Adi, dan
nyata terhadap mortalitas nyamuk Aedes Sari (2014) mengungkapkan bahwa
aegypti L. Hal ini terjadi karena pada ekstrak daun alpukat mengandung
ekstrak tanaman yang digunakan yaitu senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid,
daun mint, lengkuas, daun sambiloto, saponin, dan tanin. Murtini & Widodo
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 15

(2006) menyatakan daun salam (Syzygium (komplek I) dari sistem transpor elektron
polyanthum) memiliki kandungan minyak di dalam mitokondria.
atsiri 0.05% (sitral, eugenol), flavonoid, Tanin memiliki sasaran terhadap
tannin, dan metachavicol. Haryati, Saleh, polipeptida dinding sel yang
& Erwin (2015) menyatakan kandungan menyebabkan kerusakan dinding sel,
dalam ekstrak total daun pucuk merah dan mampu pula menggumpalkan
adalah alkaloid, triterpenoid, steroid, protein (Sari, F. P., & Sari, S. M., 2011).
saponin, fenolik, dan flavonoid. Kardinan Yunita, Suprapti, dan Hidayat (2009)
(2004) menjelaskan bahwa daun Zodia menambahkan jika tanin memiliki rasa
mengandung senyawa aktif linalool pahit sehingga menghambat serangga
(46%) dan α-pinen (13,26%). Boesri untuk memakannya. Ini terjadi karena
dkk (2015) menambahkan bahwa daun tanin bereaksi dengan protein membentuk
zodia memiliki bahan aktif dominan kopolimer mantap yang tidak larut dalam
evodiamine, sedangkan lengkuas dengan air sehingga protein lebih sukar dicapai
bahan aktif dominan flavonoid. oleh cairan pencernaan hewan (Harborne,
Berdasarkan uraian di atas dapat 1987). Tanin dapat menurunkan aktivitas
disimpulkan bahwa kandungan pada enzim pencernaan (protease dan amilase)
ekstrak yang digunakan sebagian besar dan mengganggu aktivitas protein usus,
adalah flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, sehingga akan mengalami gangguan
dan linalool. Senyawa flavonoid diyakini nutrisi (Aseptianova, 2015).
mampu merusak sel bakteri dengan Saponin dapat merusak mukosa kulit
cara membentuk senyawa kompleks jika terabsorbsi dan akan mengakibatkan
dengan protein ekstraseluler dan hemolisis sel darah sehingga pernapasan
terlarut sehingga senyawa intraseluler menjadi terhambat dan dapat
akan keluar menuju ekstraseluler mengakibatkan kematian (Hildamamus,
(Nuria, Faizatun, dan Sumantri, 2009). 2004 dalam Liem, 2013). Pengaruh lain
Ketika Flavonoid diabsorbsi, akan yang ditimbulkan oleh saponin terhadap
mengalami peningkatan fungsi biologis, serangga yakni berupa gangguan fisik
diantaranya sintesis protein, diferensiasi bagian luar (kutikula). Lapisan lilin yang
dan proliferasi sel, serta angiogenesis. melindung tubuh serangga dan akan
Apabila flavonoid dikomsumsi secara hilang akibat saponin dan menyebabkan
berlebihan, akan menyebabkan mutagen kematian karena kehilangan banyak
dan menghambat enzim-enzim tertentu cairan tubuh. Saponin juga menyebabkan
dalam kerja metabolisme hormon serta aktivitas enzim pencernaan dan
metabolisme energi (Sabir, 2003; Cushnie, penyerapan menurun serta mengganggu
2005). Tentunya hal ini juga berpengaruh proses metabolisme tubuh (Novizan,
pada serangga, dimana flavonoid akan 2002).
merusak permeabilitas dinding sel dan Alkaloid bersifat racun mampu
menghambat kerja enzim sehingga menghambat kerja pada sistem saraf
mempengaruhi proses metabolisme pada dan merusak membran sel. Golongan
serangga. Hollingworth (dalam Utami, ini umumnya akan menghambat enzim
Syaufina, & Haneda, 2010) menjelaskan asetilkolinesterase, sehingga asetilkolin
dalam golongan flavonoid terdapat akan tertimbun pada sinapsis. Efek
senyawa rotenon yang berfungsi sebagai yang ditimbulkan akan menghambat
toksik pada respirasi sel, dengan cara proses transmisi saraf. Efek lain yang
menghambat transfer elektron dalam ditimbulkan adalah proses inhibitor
NADH-koenzim ubiquinon reduktase sintesis kitin dan kerja hormon yang
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
16 ISSN 2460-1365

terhambat (Soemirat, 2003). Zat toksik membunuh nyamuk dalam waktu 10


relatif lebih mudah untuk menembus menit. Lengkuas mampu membunuh
kutikula dan selanjutnya masuk ke dalam nyamuk lebih banyak dibanding daun
tubuh serangga, karena umumnya tubuh mint dalam waktu 5 menit. Ekstrak daun
serangga berukuran kecil sehingga luas Babadotan mampu membunuh nyamuk
permukaan luar tubuh yang terpapar dalam waktu 20 menit, sedangkan ekstrak
relatif lebih besar (terhadap volume) Zodia mampu membunuh nyamuk dalam
(Widyantoro, 2011). Kandungan zat- waktu 30 menit (perhitungan menit ke-
zat inilah yang menyebabkan tanaman- 25 dan menit ke-30). Berdasarkan hasil
tanaman secara tidak langsung penelitian, dapat disimpulkan urutan
berpotensi sebagai insektisida alami yang ekstrak tanaman dengan kemampuan
dapat mengganggu bahkan membunuh insektisida paling tinggi sampai dengan
perkembangan nyamuk Aedes aegypti L. rendah adalah: 1) salam, 2) alpukat,
Menurut Nurdjannah (2004), senyawa 3) lengkuas, 4) mint, 5) babadotan, 6)
linalool yang terkandung pada daun zodia, dan 7) pucuk merah. Kematian
Zodia bersifat racun kontak menyebabkan nyamuk diawali dengan kejang-kejang
peningkatan aktifitas saraf sensorik pada dan kelumpuhan, setelah beberapa menit
serangga. Jika kandungannya lebih kemudian, nyamuk dapat dikatakan mati
besar dapat menyebabkan stimulasi karena sudah tidak ada lagi pergerakan.
saraf motor sehingga mengakibatkan Hal ini membuktikan adanya kandungan
kejang dan kelumpuhan pada serangga. senyawa aktif pada ekstrak yang
Linalool merupakan racun kontak digunakan, sehingga menyebabkan
yang dapat meningkatkan aktivitas gangguan metabolisme pada nyamuk.
saraf sensorik pada serangga, tepatnya Gangguan metabolisme ini dapat
menyebabkan stimulasi saraf motor yang disebabkan melalui proses pernapasan
mengakibatkan kejang dan kelumpuhan yang kurang sempurna ataupun hormon
(Kardinan, 2007). yang kurang bekerja dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian selama Gangguan juga terdapat pada sistem saraf
60 menit, diperoleh hasil bahwa nyamuk nyamuk yang menyebabkan nyamuk
yang diuji cobakan mengalami kematian menjadi lemas dan tidak dapat bergerak
dengan tingkat mortalitas yang berbeda secara aktif.
untuk setiap ekstrak. Hal ini tentunya
dipengaruhi oleh kandungan senyawa SIMPULAN, SARAN, DAN REKO-
yang berbeda pada setiap ekstrak. MENDASI
Ekstrak daun Salam yang diketahui 1. Simpulan
mampu membunuh semua nyamuk Simpulan yang diperoleh dari
yang diuji cobakan memiliki tingkat penelitian adalah semua tanaman yang
mortalitas yang tinggi, karena dalam 5 digunakan efektif terhadap mortalitas
menit semua nyamuk telah mati. Setelah nyamuk Aedes aegypti. Secara berurutan
ekstrak daun salam, ada ekstrak daun tanaman yang paling efektif adalah daun
alpukat yang juga demikian. Kandungan salam, daun alpukat, lengkuas, daun
pada ekstrak daun alpukat mampu mint, daun babadotan, daun zodia, daun
membunuh semua nyamuk yang diuji sambiloto, dan daun pucuk merah.
cobakan dalam 5 menit. Ekstrak lengkuas
jika dilihat dari hasil penelitian, lebih 2. Saran
baik dibanding ekstrak mint, meskipun Saran yang diberikan terkait penelitian
lengkuas dan daun mint sama-sama adalah perlunya penelitian lebih lanjut
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 17

mengenai kandungan senyawa aktif yang Terhadap Pertumbuhan Enterococcus


berperan dalam insektisida pada tanaman faecalis. Denta Jurnal Kedokteran Gigi.
yang digunakan. 8 (1).
Cushnie T, Lamb AJ. (2005). Antimicrobial
DAFTAR PUSTAKA activity of flafonoids. International
Adekunle, O. A., & Ayodele, F. T. (2014). Journal of Antimicrobial Agents. 26:
Insecticidal Activity of the Aqueous 343-56.
Leaves Extract of Andrographis
paniculata as Protectant of Cowpea Departemen Kesehatan RI. (1995).
Seeds from Callosobruchus Petunjuk Teknis Pemberantasan
maculatus Infestation. Central Penyakit Demam Berdarah. Jakarta:
European Journal of Experimental Direktorat Jenderal, PPM & PLP,
Biology. 3 (1):29-33. Buku Paket B.

Admadi H, Bambang. (2009). Mempelajari Fitriah, S. (2015). Pengaruh Ekstrak


Bagian Tanaman dan Konsentrasi Batang Brotowali (Tinospora crispa)
Ekstrak Kunci Pepet (Kaempferia terhadap Kematian Larva Nyamuk
rotunda L.) yang mempunyai Sifat Aedes aegypti dan Sumbangsihnya
Repelan Nyamuk Aedes aegypti. pada Mata Pelajaran Biologi di
Jurnal Agrotekno 15 (2): 43-48. SMA/MA. Skripsi. Palembang:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Aseptianova. (2015). Pemanfaatan Tanaman Universitas Islam Negeri Raden
Sebagai larvasida Alami terhadap Fatah Palembang.
Nyamuk Penyebab Demam Berdarah
(Aedes aegypti, L.). Palembang; Harahap, P. S. (20014). Evektivitas Ekstrak
Universitas Muhammadiyah Umbi Gadung (Dioscorea hipsida
Palembang. Dents) dalam Pengendalian Larva
Nyamuk. Jurnal IPTEKS Terapan. 8
Aseptianova. (2015). Pemanfaatan Berbagai (1).
Ekstrak Tanaman sebagai Larvasida
Alami. Laporan Penelitian tidak Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia:
diterbitkan. Palembang: LPPM Penuntun Cara Modern Menganalisis
Universitas Muhammadiyah Tumbuhan. Bandung: Institut
Palembang. Teknologi Bandung.

Boesri, H., Heriyanto, B., Handayani, Haryati, N. A., Saleh, C., & Erwin.
S. W., & Suwaryono, T. (2015). (2015). Uji Toksisitas dan Aktivitas
Uji Toksisitas Beberapa Ekstrak Antibakteri Ekstrak Daun Merah
Tanaman terhadap Larva Aedes Tanaman Pucuk Merah (Syzygium
Aegypti Vektor Demam Berdarah myrtifolium walp.) terhadap bakteri
Dengue. Vektora. 7 (1): 29-38. Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli. Jurnal Kimia Mulawarman. 13 (1).
Budiasih, Kun Sri. (2011). Pemanfaatan
Beberapa Tanaman yang Berpotensi Kardinan, Agus. (2001). Pestisida Nabati
Sebagai Bahan Anti Nyamuk. Ramuan dan Aplikasi Cetakan ke-3.
Artikel. Yogyakarta: Pendidikan Jakarta: Penebar Swadaya.
Kimia Fakultas MIPA UNY. Kardinan, Agus. (2004). Tanaman
Charyadie, F. L., Adi, S., & Sari, R. P. Pengusir Nyamuk. Tabloid Sinar
(2014). Daya Hambat Ekstrak Daun Tani. www.litbang.deptan.go.id.
Alpukat (Persea americana, Mill.) Diakses tanggal 24 Juli 2016, Pukul
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
18 ISSN 2460-1365

20.00 WIB. Pengembangan Kesehatan XIX.


Kardinan, A. (2007). Tanaman Pengusir Rahman, M. S. & Sofiana, L. (2016).
dan Pembasmi Nyamuk Edisi Ketiga. Perbedaan Kerentanan Status
Jakarta: Agro Media Pustaka. Nyamuk Aedes aegypti terhadap
Liem, A.F., Holle, E., Gemnafle, I.Y., & Malathion di Kabupaten Bantuk
Wakum, S. (2013). Isolasi Senyawa Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Saponin dari Mangrove Tanjang Masyarakat. 11 (2).
(Bruguiera gymnorrhiza) dan Riyanti. (1996). The effect of lengkuas
Pemanfaatannya sebagai Pestisida (Languas galanga (L.) Stuntz)
Nabati pada Larva Nyamuk. Jurnal extract to growth of fungi caused
Biologi Papua. 5 (1): 29-36. skin disease Trichophyton
Nofyan, E., Marisa H., dan Kamal M. mentgrophytes (Robin) Blancard
(2013). Eksplorasi Biolarvasida dari and Microsporum gypseum (Bodin)
Tumbuhan untuk Pengendalian Guiart Grigorakis in vitro. Thesis.
Larva Nyamuk Aedes aegypti di Bandung: Bandung Institute of
Sumatera Selatan. Prosiding Semirata Technology.
FMIPA Universitas Lampung 2013. Sabir A. (2003). Pemanfaatan flavonoid
Novizan. (2002). Membuat dan di bidang kedokteran gigi. Majalah
Memanfaatkan Pestisida Ramah Kedokteran Gigi (Dental Journal) Edisi
Lingkungan. Jakarta: Agro Media Khusus Temu Ilmiah Nasional. III: 81–
Pustaka. 7.
Nurdjannah, N., (2004). Diversifikasi Sari, F.P., & Sari, S. M. (2011). Ekstraksi
Penggunaan Cengkeh. Perspektif, Zat Aktif Antimikroba dari
Vol. 3(2), 61-70. Tanaman Yodium (Jatropha multifida
Linn) sebagai Bahan Baku Alternatif
Nuria, M.C., Faizatun. A., dan Sumantri. Antibiotik Alami. Technical Report.
(2009). Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Semarang: Universitas Diponegoro.
Daun Jarak Pagar (Jatropha cuircas
L) terhadap Bakteri Staphylococcus Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak
aureus ATCC 25923, Escherichia Atsiri. Yogyakarta: Universitas
coli ATCC 25922, dan Salmonella Gadjah Mada.
typhi ATCC 1408. Jurnal Ilmu – ilmu Soemirat, J. (2003). Toksikologi Lingkungan.
Pertanian 5: 26 – 37. Yogyakarta: UGM Press.
Nursal. (2005). Kandungan Senyawa Kimia Utami, S., Syaufina, L., & Haneda, N. F.
EkstrakLengkuas (Alpiniagalanga L.) (2010). Daya Racun Ekstrak Kasar
Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya Daun Bintaro (Cerbera odollam
terhadap Mortalitas Larva NyamukAedes gaertn.) Terhadap larva Spodoptera
aegypti. (Online). http://repository. litura Fabricius. Jurnal Ilmu Pertanian
usu.ac.id/bitstream/123456789/ Indonesia 15 (2): 96-100.
836/3/06000449.pdf.txt. Diakses Widyantoro, W. (2011). Pengaruh Formulasi
tanggal 22 Juli 2016, Pukul 20.00 The Daun Jambu Biji (Psidium guajava)
WIB. sebagai Campuran The Terhadap Zona
Raini, M. (2009). Toksikologi Insektisida Daya Hambat Mikrobia Anti Diare
Rumah Tangga dan Pencegahan (Shigella dysenteriae). Yogyakarta:
Keracunan. Media Peneliti dan Politeknik Kesehatan.
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 19

Yunita, E.A., N.H. Suprapti, J.S. Hidayat. Mortalitas dan Perkembangan Larva
(2009). Ekstrak Daun Teklan Aedes aegypti. Bioma 11 (1): 11-17.
(Eupatorium riparium) terhadap

You might also like