You are on page 1of 6

JHECDs, 5 (2), 2019 hal.

49-53
1 Penelitian
2
3Efektivitas ekstrak tanaman Gadung (Dioscorea hispida Dennts) dalam
4mengendalikan jentik nyamuk
5
6The effectiveness of Gadung (Dioscorea hispida Dennts) extracts in
7controlling mosquito larvae
8
9Kasman *, Yeni Riza, Mia Rosana
10
11Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
12Jl. Adhyaksa No 2 Kayutangi
13* Korespondensi: kasman.ph@gmail.com
14DOI : https://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.626
15
16Tanggal diterima 18 Oktober 2018, Revisi pertama 02 April 2019, Revisi terakhir 6 Desember 2019, Disetujui 11
17Desember 2019, Terbit daring 3 Januari 2020
18
19Abstract. There are several ways to control larvae including the use of insecticides. To get environmentally friendly
20chemicals is to exploit the natural potential of plants that contain bioinsecticides. One of the plants with huge potential to
21be developed as bioinsektisida is Dioscorea hispida Dennst or known gadung. Tujuan penelitian ini adalah untuk
22mengetahui efektivitas ekstrak tanaman gadung dalam mengendalikan jentik nyamuk. Jenis penelitian yang digunakan
23yaitu true eksperimental dengan desain posttest only control group design. The sample in this study is the instar III
24larvae available at the Tanah Bumbu P2B2 Research and Development Laboratory. The number of repetitions for each
25group was 9 times and each experiment pot filled 15 instar III larvae. Each post contained 100 ml of water with a
26concentration of tubers and gadung leaves 0.20%. To see the difference in mean larvae between intervention groups an
27Kruskal Wallis test analysis was performed. Larvae occur in all intervention groups. The effective intervention group is
280.2% gadung tuber extract because it can kill an average of 45% larvae for 24 hours of treatment time. There was a
29significant difference from gadung plant extract against larvae death, p value = 0.000  (0.05). Further research is
30expected to compare different plant extracts that have the potential as natural insecticides, to see which is greater and
31has better effects in controlling larvae.
32Keywords: DHF, mosquito larvae dioscorea hispida Dennts

33Abstrak. Ada beberapa cara untuk mengendalikan jentik diantaranya dengan penggunaan insektisida. Untuk
34mendapatkan bahan kimia yang ramah lingkungan adalah memanfaatkan potensi alam yaitu tanaman yang mengandung
35bioinsektisida. Salah satu tanaman yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida adalah Dioscorea
36hispida Dennst atau dikenal dengan nama gadung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak
37tanaman gadung dalam mengendalikan jentik nyamuk. Jenis penelitian yang digunakan yaitu true eksperimental dengan
38desain posttest only control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah jentik instar III yang tersedia di
39Laboratorium Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Jumlah pengulangan untuk setiap kelompok sebanyak 9 kali dan setiap pot
40percobaan diisi 15 jentik instar III. Setiap pos berisikan air 100 ml dengan konsentrasi ekstrak umbi dan daun gadung
410,20%. Untuk melihat perbedaan rerata kematian jentik antara kelompok intervensi dilakukan analisis Uji Kruskal Wallis.
42Kematian jentik terjadi pada seluruh kelompok intervensi. Kelompok intervensi yang efektif adalah ekstrak umbi gadung
430,2% karena dapat mematikan rata-rata 45% jentik selama 24 jam waktu perlakuan. Ada perbedaan yang bermakna dari
44ekstrak tanaman gadung terhadap kematian jentik, p value= 0,000  (0,05). Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
45membandingkan ekstrak tanaman yang berbeda dan berpotensi sebagai insektisida alami dalam mengendalikan jentik.
DOI : https://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v5i2.626
Cara sitasi : Kasman, Riza Y, Rosana M. Efektivitas ekstrak tanaman Gadung (Dioscorea hispida
(How to Dennts) dalam mengendalikan jentik nyamuk . J.Health.Epidemiol.Commun.Dis.
cite) 2019;5(2): 49-53.
46Kata kunci : DBD, Jentik nyamuk, dioscorea hispida Dennts
47
48
49
50
51
52
53Pendahuluan

49
Margarethy I, Yahya, Salim M. Kearifan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan...

54Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau 108


109
55Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah
56penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. 110
57Penyebaran virus DBD ditularkan melalui gigitan 111Metode
58nyamuk. Vektor utama yang paling berperan 112Penelitian yang dilakukan menggunakan metode
59dalam penularan penyakit ini adalah Aedes 113True Experimental dengan menggunakan
60aegypti.1,2 114rancangan acak lengkap. Sampel dalam penelitian
115ini adalah jentik nyamuk Ae. aegypti instar III
61Pada beberapa daerah, Ae. aegypti yang 116yang tersedia di Laboratorium Entomologi Balai
62merupakan vektor DBD saat ini diindikasikan 117Litbangkes Tanah Bumbu, dengan pertimbangan
63resisten dengan insektisida.6 Penggunaan 118dalam instar tersebut larva nyamuk sudah lengkap
64insektisida sintetik sangat efektif untuk 119terbentuk alat-alat organ tubuh dan relatif stabil
65membunuh larva nyamuk. Namun, 120terhadap pengaruh lingkungan. Jumlah
66penggunaannya secara terus menerus dapat 121pengulangan untuk setiap kelompok sebanyak 9
67menyebabkan dampak negatif seperti polusi 122kali dan setiap pot percobaan diisi 15 jentik instar
68lingkungan, serangga menjadi resisten, resurgen 123III. Setiap pos berisikan air 100 ml dengan
69maupun toleran terhadap pestisida.7 124konsentrasi ekstrak umbi dan daun gadung 0,2%.
125Kontrol negatif hanya berisikan air tanpa
70Mengendalikan vektor utama penyakit DBD 126penambahan apapun, sedangkan kontrol positif
71secara garis besar dilakukan empat cara 127menggunakan (Temephos 100 mg/L). Ekstrak
72pengendalian yaitu dengan cara kimiawi, biologis, 128umbi dan daun gadung dibuat di Laboratorium
73radiasi dan mekanik/pengelolaan lingkungan 129Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat,
130sedangkan tempat penelitian dilakukan di
74sebagai upaya pemutusan siklus nyamuk.3-6
131Laboratorium Entomologi Balai Litbangkes
75Pemberantasan nyamuk Ae. aegypti sulit 132Tanah Bumbu. Untuk mengetahui perbedaan
76dilakukan karena mereka memiliki kemampuan 133rerata kematian jentik antara kelompok intervensi
77adaptasi akibat fenomena alam ataupun 134(umbi dan daun) dan kelompok kontrol dilakukan
78lingkungan yang membuat sangat tangguh, meski 135analisis uji One Way Anova.
79ada gangguan intervensi manusia.6 Selain 136
80menggunakan pengendalian secara kimiawi 137Hasil
81menggunakan abate, perkembangan teknologi
82menuntut industri dan peneliti mendalami riset 138Hasil pengamatan dari efektivitas ekstrak tanaman
83insektisida yang lebih memanfaatkan bahan alam, 139gadung (D. hispida Dennts) dalam mengendalikan
84di antaranya gadung (Dioscorea hispida), zodia 140jentik nyamuk yang dilakukan selama 24 jam
85(Euodia suaveolens), bunga kecombrang 141dengan suhu ruangan 28,5ºC dan kelembaban
86(Etlingera elatior), beluntas (Pluchea indica 14278%. Pengamatan dilakukan dengan interval
87Less), kulit jeruk purut, kulit jeruk kalamondin, 143waktu 1 jam pertama setelah intervensi
88sirsak (Annona muricata Linn), kulit batang 144(pemberian) kemudian 24 jam berikutnya. Tujuan
89trengguli (Cassia fistula).2-4,6,8-13 145dari pengamatan selama 1 jam setelah intervensi
146ekstrak tanaman gadung (umbi + daun) sampai 24
90Salah satu tanaman yang sangat potensial untuk 147jam adalah untuk melihat waktu yang diperlukan
91dikembangkan sebagai bioinsektisida adalah D. 148ekstrak tanaman gadung dalam mematikan jentik
92hispida Dennst atau dikenal dengan nama gadung. 149nyamuk. Pengaplikasian ekstrak tanaman gadung
93Umbi gadung mengandung racun berupa suatu 150dilakukan dengan cara diteteskan menggunakan
94alkoloid yakni Dioscorin (C13H1902N) yang 151alat klinipette 200µl dengan konsentrasi masing-
95mempunyai sifat-sifat pembangkit kejang apabila
152masing 0,2%. Ekstrak yang digunakan dibuat satu
96termakan manusia dan hewan.3 Tanaman gadung
97telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama
153kali saja kemudian dibagi dengan konsentrasi
98dan serangga.14 Beberapa hasil penelitian telah 154yang sudah ditentukan ke dalam tiap gelas
99dilakukan untuk mengetahui manfaat umbi 155eksperimen.
100gadung dalam membunuh jentik. Hasil penelitian
156Jentik nyamuk yang digunakan sebagai bahan uji
101menunjukkan ekstrak umbi gadung berpotensi
102sebagai insektisida nabati.9 Akan tetapi, belum
157yaitu instar III masing-masing berjumlah 15 jentik
103ada yang melakukan pengujian terhadap ekstrak 158dalam tiap gelas eksperimen dengan jumlah
104daun umbi gadung. Berdasarkan paparan dan data 159pengulangan pada kelompok intervensi ekstrak
105di atas, maka dilakukan penelitian untuk menguji 160umbi gadung dan kelompok intervensi ekstrak
106efektivitas ekstrak tanaman gadung dalam 161daun gadung sebanyak 9 kali. Pada kelompok
107mengendalikan jentik nyamuk. 162kontrol hanya ada 2 pengulangan yaitu kontrol

50
JHECDs Vol. 5, No. 2, Juni 2019

163positif dan kontrol negatif, dikarenakan 208


164keterbatasan jentik yang tersedia pada saat 209Tabel 2. Perbandingan Beda Rerata Kematian Jentik
165penelitian. Pengambilan data yang dilakukan 210Instar III antar Kelompok perlakuan
166selama 24 jam setelah intervensi menghasilkan Mi
167perbedaan jumlah kematian jentik pada tiap Kelompok Perlakuan Maks Rerata  s.b
n
168kelompok perlakuan dan pengulangan, karena Ekstrak Umbi 4 10
6,78 
(2,048)
169adanya respon yang berbeda dari tiap jentik. 4,78 
Ekstrak Daun 2 7
(1,481)
170Tabel 1. Persentase Kematian Jentik Instar III dengan Kontrol Positif
171Intervensi selama 24 jam 10 10 10
(Temephos)
Kontrol Negatif (Air) 0 0 0
Kematian Jentik
Kelompok Perlakuan 211
(%)
212Tabel 3. Uji Kruskal Wallis
Ekstrak Umbi Gadung (0,2%) 45
Ekstrak Daun Gadung (0,2%) 32
Kontrol Positif (temephos) 100
Kontrol Negatif (Air) 0
172
173Hasil pengamatan pada intervensi ekstrak umbi
174gadung 0,2% selama 24 jam menunjukkan adanya
175perbedaan jumlah kematian jentik uji pada tiap
176kelompok (Tabel 1). Rata-rata jumlah kematian
177jentik uji pada intervensi ekstrak umbi gadung
178yaitu sebesar 45%. Rata-rata jumlah kematian
179jentik uji pada intervensi ekstrak daun gadung
180yaitu sebesar 32%. Pada kelompok kontrol positif
181dengan temephos terjadi kematian jentik 100%.
182Tidak ada jentik yang mati pada kelompok
183kontrol negatif (air).
184Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan
185Uji Kruskal Wallis sebagai alternative uji One
186Way Anova karena sebaran data dan varians data
187tidak sama. Uji ini dilakukan untuk melihat
188perbedaan rerata lama konversi (kematian jentik)
189antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
190Tabel 2 menunjukkan rerata kematian jentik lebih
191tinggi pada kelompok ekstrak umbi yakni 6,78
192dengan jumlah maksimal jentik yang terbunuh
193sebanyak 10. Rerata kematian jentik pada
194kelompok ekstrak daun adalah 4,78 dengan
195jumlah maksimal jentik yang terbunuh sebanyak
1967.
197Hasil analisis didapatkan nilai signifikan 0,000
198(p0,05), artinya paling tidak terdapat perbedaan
199yang bermakna rerata kematian jentik antara
200kelompok intervensi dan kelompok kontrol
201setelah dilakukan intervensi. Untuk mengetahui
202perbedaan rerata kematian jentik instar III pada
203tiap kelompok, maka dilakukan uji mann-whitney
204yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Terdapat
205perbedaan yang signifikan kematian jentik antar
206kelompok perlakuan dengan nilai signifikan
207<0,000.

51
Margarethy I, Yahya, Salim M. Kearifan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan...

Kelompok
Mean Rank Sig.
Perlakuan
Ekstrak Umbi 16,22
Jentik Ekstrak Daun 11,00 0,00
nyamuk temephos 24,00 0
Air 2,50
213
214 Tabel 4. Uji Mann-Whitney Perbedaan Rerata Kematian Jentik Instar III Antar Kelompok Perlakuan

Kelompok Kelompok Mann-Whitney U Z Asymp. Sig. (2-tailed)


Ekstrak Umbi 0,2% Ekstrak Daun 18,000 -2,063 0,039*
Temephos 2,000 -2,551 0,011*
Air 0,000 -2,828 0,005*
Ekstrak Daun 0,2% Umbi 18,000 -2,063 0,039*
Temephos 0,000 -2,904 0,004*
Air 0,000 -2,904 0,004*
Temephos Umbi 2,000 -2,551 0,011*
Daun 0,000 -2,904 0,004*
Air 0,000 -2,646 0,008*
Air Umbi 0,000 -2,828 0,005*
Daun 0,000 -2,904 0,004*
Temephos 0,000 -2,646 0,008*
*signifikan pada α = 0,05
215
216
217Pembahasan 250intervensi ekstrak umbi gadung, hal ini bisa
251terjadi karena perbedaan umbi gadung yang
218Hasil dari penelitian bahwa kelompok ekstrak 252digunakan berbeda jenisnya, tempat asal
219umbi gadung menunjukkan hasil yang lebih tinggi 253pengambilan dan kandungan yang terdapat dalam
220efektivitasnya dalam mengendalikan jentik 254tanah tempat tumbuhnya umbi gadung yang
221nyamuk yaitu sebesar 45%, kelompok daun 255menyebabkan adanya perbedaan jumlah
222gadung memiliki efektivitas yang lebih rendah 256senyawa/zat aktif dalam umbi gadung sehingga
223yaitu 32%. Sementara kelompok kontrol 257hasil yang diperoleh dalam mematikan jentik
224menunjukkan 100% kematian untuk kontrol 258nyamuk akan berbeda dengan penelitian
225positif dan 0% untuk kontrol negatif. Hasil uji 259sebelumnya. Senyawa aktif yang terkandung
226statistik menggunakan uji Kruskal Wallis 260dalam ekstrak tanaman gadung antara lain
227didapatkan nilai signifikan 0,000 (p0,05), artinya 261alkaloid padat yakni Dioscorin yang mempunyai
228setidaknya terdapat perbedaan rerata kematian 262sifat pembangkit kejang apabila termakan oleh
229jentik antara kelompok perlakuan setelah 263manusia atau hewan. Terdapat pula asam sianida
230dilakukan intervensi. Hasil uji Mann-Whitney 264atau HCN yang bersifat racun mematikan.
231menunjukkan terdapat perbedaan rerata kematian
232jentik instar III pada semua kelompok perlakuan. 265Berdasarkan penelitian Agustina (2013), hasil
266pengamatan pada jentik yang telah diberikan
233Sejalan dengan teori yang menyatakan gadung 267perlakuan granula ekstrak umbi gadung dari
234adalah tanaman merambat yang umbinya 268konsentrasi 0,01% - 0,09% mengalami perubahan
235mengandung alkaloid yaitu Dioscorin. Kandungan 269tingkah laku dimana gerakannya yang
236alkaloid ini membuat gadung berpotensi tinggi 270sebelumnya aktif akan menjadi lamban dan
237sebagai insektisida nabati dalam mengendalikan 271akhirnya tidak bergerak lagi dan mati. Kematian
238jentik nyamuk. Untuk menarik alkaloid dari 272pada jentik diawali dengan perubahan tingkah
239ekstrak gadung dilakukan ekstraksi metode 273laku jentik yang semula sangat aktif menjadi
240maserasi dengan pelarut etanol. Pemilihan etanol 274lamban serta lemas, mengejangnya tubuh dan
241sebagai pelarut karena etanol tidak beracun dan 275akhirnya mati. Jentik nyamuk dikatakan sudah
242mampu menarik rendaman yang tinggi dari proses 276mati apabila sudah tidak bergerak lagi bila
243maserasi tersebut.9 277disentuh dengan tangan, tidak reaktif lagi dengan
244Kemampuan ekstrak umbi gadung terhadap 278cahaya yang diarahkan ke jentik dan berada di
245kematian larva nyamuk Ae. aegypti dan Ae. 279dasar permukaan air serta tidak muncul lagi ke
246albopictus pada konsentrasi 0,20% dapat 280permukaan setelah waktu 24 jam.3
247mematikan 57% larva uji.4 Jika dilihat dari hasil 281Hasil penelitian Santi (2010) menunjukkan
248penelitian yang berbeda dari sebelumnya yaitu 282ekstrak umbi gadung terhadap Epilachna sparsa
249sebesar 45% dalam mematikan jentik pada 283(kumbang helm/kepik), memperlihatkan aktivitas

52
JHECDs Vol. 5, No. 2, Juni 2019

284anti makan 100% pada konsentrasi 5% dan 10% 337


285b/v.14 Sejalan dengan teori Purba (2010) yang 338Daftar Pustaka
286menyatakan umbi gadung juga mengandung zat
287yang bersifat toksik atau anti makan pada 3391. Lutfiana M, Winarni T, Zulmiati, Novarizqi
288serangga, yakni glikosida Sianogenik, alkaloid 340 L. Survei Jentik Sebagai Deteksi Dini
289Dioscorin, dan senyawa pahit yang terdiri dari 341 Penyebaran Demam Berdarah Dengue
290Saponin dan Sapogenin. Alkaloid Dioscorin dan 342 (DBD) Berbasis Masyarakat Dan
291HCN merupakan racun perut atau stomach 343 Berkelanjutan. J Ilm Mhs. 2012;2(1):56-63.
292poison. Selain itu juga flavonoid mempunyai 344 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jim/arti
293sistem kerja masuk melalui sistem pernafasan 345 cle/download/10746/8523.
294jentik kemudian akan bereaksi merusak sistem
295pernafasan yang akan menyebabkan jentik tidak 3462. Gurning DMR, MS IM, Hasan W.
296bisa bernafas dan mati, juga akan merusak sel 347 Efektivitas Ekstrak Bunga Kecombrang
297saraf sehingga tidak bisa meneruskan impuls yang 348 (Etlingera elatior) Sebagai Repellent
298akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian 349 Nyamuk Aedes aegypti. J Lingkung dan
299pada jentik. Senyawa atau unsur kimia bersifat 350 Keselam Kerja. 2015;Vol 4(1):1-11.
300toksik walaupun dalam konsentrasi rendah apabila
301masuk ke dalam tubuh.15
351 https://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/
302 352 download/8136/5737.

303Kesimpulan dan Saran 3533. Sa’adah AZ, Sayono, Mifbakhuddin. UJI


354 Efikasi Insektisida Herbal Granula Ekstrak
304Terdapat perbedaan tingkat efektivitas antara 355 Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennts)
305kelompok intervensi ekstrak umbi dan kelompok 356 Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti. J
306ekstrak daun dalam mengendalikan jentik instar 357 Kesehat Masy Indones. 2013;8(2):1-11.
307III, tingkat efektifitas ekstrak umbi gadung dalam 358 http://p2t.unimus.ac.id/index.php/jkmi/articl
308penelitian ini yaitu 45% dan lebih efektif 359 e/download/2024/2056.
309dibandingkan efektivitas ekstrak daun gadung
31032%. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya 3604. Harahap PS. Efektivitas Ekstrak Umbi
311menggunakan konsentrasi yang bertingkat untuk 361 Gadung (Dioscorea hispida Dents) Dalam
312ekstrak daun gadung sehingga didapat konsentrasi 362 Pengendalian Larva Nyamuk. J IPTEKS
313yang paling efektif dalam mengendalikan jentik 363 Terap. 2016;8(i1):10-16.
314instar III. 364 http://dx.doi.org/10.22216/jit.2014.v8i1.181.
315
3655. Widagdo L, Husodo BT, Bhinuri. Kepadatan
316Ucapan Terima Kasih 366 Jentik Aedes aegypti Sebagai Indikator
317Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada 367 Keberhasilan Pemberantasan Sarang
318Laboratorium Entomologi Balai Litbang 368 Nyamuk (3M Plus): Di Kelurahan Srondol
319Kesehatan Tanah Bumbu yang telah menyediakan 369 Wetan, Semarang. MAKARA, Kesehat.
320sampel dan tempat pengujian sampel penelitian. 370 2008;12(1):13-19.
321Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada 371 http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/e
322Laboratorium Fakultas MIPA Universitas 372 ad246ab2a3f2206ed8e1deb7dff8ad289b605
323Lambung Mangkurat sebagai tempat pembuatan 373 9a.pdf.
324ekstrak umbi dan daun gadung, serta semua pihak 3746. Rochmat A, Bahiyah Z, Adiati MF.
325yang telah terlibat dalam penelitian ini. 375 Pengembangan Biolarvasida Jentik Nyamuk
326
376 Aedes aegypti Berbahan Aktif Ekstrak
327Kontribusi Penulis 377 Beluntas (Pluchea indica Less.). Reaktor.
328KM sebagai penulis utama berkontribusi terhadap 378 2016;16(3):1-6.
329penentuan ide penulisan, perancangan desain 379 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/reaktor/
330penelitian, dan pembuatan artikel. YR 380 article/view/9371/10199.
331berkontribusi pada menyiapkan referensi/daftar 3817. Kardinan A. Penggunaan Pestisida Nabati
332pustaka, kerangka pembahasan, penarikan 382 Sebagai Kearifan Lokal Dalam Pengendalian
333kesimpulan dan perbaikan Bahasa dalam artikel. 383 Hama Tanaman Menuju Sistem Pertanian
334MR berkontribusi dalam pembuatan pendahuluan, 384 Organik. Pengemb Inov Pertan.
335penyiapan bahan dan sampel penelitian, 385 2011;4(4):262-278.
336pengolahan dan analisis data, dan pembahasan.

53
Margarethy I, Yahya, Salim M. Kearifan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan...

386 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/ 436 https://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/articl


387 view/710/4195. 437 e/view/2762.

3888. Lauwrens FIJ, Wahongan GJ, Bernadus JB. 43815. Purba Z. Mempelajari Pengaruh
389 Pengaruh Dosis Abate Terhadap Jumlah 439 Konsentrasi Ragi Instan Dan Waktu
390 Populasi Jentik Nyamuk Aedes spp di 440 Fermentasi Terhadap Pembuatan Alkohol
391 Kecamatan Malalayang Kota Manado. J E- 441 Dari Pati Gadung (Dioscorea Hispida
392 BIOMEDIK. 2014;2(1):1-5. 442 Dennst). Medan: Universitas Sumatera
393 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiom 443 Utara; 2018.
394 edik/article/download/4391/3920. 444 https://www.researchgate.net/publication/46
445 247088_Mempelajari_Pengaruh_Konsentras
3959. Handayani SW, Boesri H, Priyanto H. 446 i_Ragi_Instan_Dan_Waktu_Fermentasi_Ter
396 Potensi Umbi Gadung (Dioscorea hispida) 447 hadap_Pembuatan_Alkohol_Dari_Pati_Gad
397 dan Daun Zodia (Euodia suaveolens) 448 ung_Dioscorea_hispida_dennst.
398 sebagai Insektisida Nabati. Media
399 Litbangkes. 2017;27(1):49-56.
400 http://dx.doi.org/10.22435/mpk.v27i1.4278.
401 49-56.

40210. Ardiansyah, Nuraida L, Andarwulan N.


403 Antimicrobial Activity of Beluntas (Plucea
404 indica l.) Leaves Extract and stability of the
405 Activityat Different salt Concentrations and
406 PHS. J Teknol DAN Ind PANGAN.
407 2003;XIV(2):90-97.
408 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/
409 view/710/4195.

41011. Andriana A, Hamidah, Moehammadi N. Uji


411 Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Jeruk Purut
412 (Citrus Hystrix D.C.) dan Jeruk Kalamondin
413 (Citrus mitis Blanco) sebagai Biolarvasida
414 nyamuk Aedes aegypti L. Surabaya; 2012.
415 http://journal.unair.ac.id/download-
416 fullpapers-jurnal Agustin.pdf.

41712. Komansilan A, Abadi AL, Yanuwiadi B,


418 Kaligis D a. Isolation and Identification of
419 Biolarvicide from Soursop (Annona
420 muricata Linn) Seeds to Mosquito (Aedes
421 aegypti) Larvae. Int J Eng Technol.
422 2012;12(3):28-32.
423 https://pdfs.semanticscholar.org/6171/f51f37
424 cd1e5ceb61275a0035975d65958ebc.pdf.

42513. Noorhajati DPRH, Aminah NS. Potensi


426 Ekstrak Kulit Batang Trengguli (Cassia
427 fistula) sebagai Biolarvasida Nyamuk Aedes
428 aegypty yang Ramah Lingkungan. In:
429 PROSIDING ISSN 1411-4216, Seminar
430 Nasional SRKP-2013 UNDIP. Semarang:
431 Jurusan Teknik Kimia Universitas
432 Diponegoro Semarang; 2013:A.02.

43314. Santi SR. Senyawa Aktif Antimakandari


434 Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst).
435 J Kim. 2010;4(1):71-78.

54

You might also like